lldpe
DESCRIPTION
RANCANG PABRIKTRANSCRIPT
MANFAAT LLDPE
Polietilena atau yang lebih dikenal plastik adalah produk yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Polietilen merupakan hasil polimerisasi dari etena (C2H4),
sehingga rumus molekulnya (C2H4)n. Polietilen tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu
kamar. Polimer ini juga tahan terhadap asam dan basa tetapi tidak dapat dirusak oleh asam
nitrat pekat. Salah satu produk polietilen adalah Linear Low Density Polyethylene (LLDPE).
Linear Low Density Polyethylene merupakan termoplastik yang terbuat dari monomer etilen.
Liniear Low Density Polyethylene memiliki rantai polimer yang lurus dengan rantai-rantai
cabang yang pendek. Linear Low Density Polyethylene memiliki densitas pada kisaran 0.910
g/cm3 hingga 0.925 g/cm3.
Dari tahun ke tahun kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di dunia
khususnya Indonesia semakin meningkat. Diperkirakan kebutuhan tersebut akan
meningkat pada tahun-tahun mendatang dengan makin berkembangnya industri Linear Low
Density Polyethylene. Dengan berkembangnya pasar dan peningkatan jumlah penduduk
dunia, berakibat semakin meningkatnya penggunaan plastik yang berbahan baku Linear Low
Density Polyethylene. Untuk itu industri Linear Low Density Polyethylene mempunyai
prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Disamping untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang tiap tahunnya cenderung meningkat, juga untuk meningkatkan
sumber daya manusia. Hal ini dapat menjadi peluang yang bagus untuk perkembangan
Linear Low Density Polyethylene di Indonesia.
Linear Low Density Polyethylene memiliki fungsi atau kegunaan yang beragam. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kegunaan LLDPE di Dunia (The Essential Chemical Industry, 2014)
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Linear Low Density
Polyethylene paling banyak untuk memproduksi film, dimana total konsumsi Linear Low
Density Polyethylene menjadi film mencapai nilai 76% dari total konsumsi Linear Low
Density Polyethylene di dunia. Kebutuhan Linear Low Density Polyethylene akan semakin
meningkat karena kegunaannya yang beragam. Dengan meningkatnya kebutuhan Linear Low
Density Polyethylene pada berbagai bidang industri, maka produksi Linear Low Density
Polyethylene secara industri akan memberikan keuntungan secara ekonomi.
PANGSA PASAR
Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) merupakan salah satu bahan baku yang
digunakan dalam beberapa industri, seperti industri kemasan, industri pelastik, dan industri
kabel. Adapun perusahaan-perusahaan yang mengimpor LLDPE sebagai bahan baku adalah
sebagai berikut:
PT.DIC GRAPHICS PT.SUPREME CABLE MANUFACTURING CORPORAT PT. LOUISZ INTERNATIONAL PT. METRICPACK MANDIRI PT. KORYO INDONESIA PT. GUNA ERA MANUFAKTURA PT. PANVERTA CAKRAKENCANA PT. TOPLA ABADI JAYA PT. SUMI RUBBER INDONESIA PT. NATIONAL STARCH CHEMICAL
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009)
Hingga tahun 2009 perusahaan-perusahaan di atas masih memenuhi kebutuhan LLDPE dari hasil impor, hal ini menjadi peluang untuk industri yang memproduksi LLDPE.
KETERSEDIAAN DI PASARKetersediaan LLDPE
Hingga saat ini, sebagian besar kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di
Indonesia dipenuhi oleh 2 pabrik yang memproduksi Linear Low Density Polyethylene dari
bahan baku etilen, yaitu PT Chandra Asri Petrochemical (PT CAP) Tbk Cilegon yang
berkapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun dan PT. TITAN Petrokimia Nusantara
Cilegon 225.000 ton/tahun. Konsumsi LLDPE di dunia, ditunjukkan pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Konsumsi LLDPE di Dunia (IHS, 2014)
Berdasarkan Gambar 1.2, dapat dilihat bahwa China merupakan negara konsumsi
Linear Low Density Polyethylene yang terbesar di dunia. Melihat banyaknya kebutuhan
Linear Low Density Polyethylene di dunia, maka produksi Linear Low Density Polyethylene
secara industri akan memberikan keuntungan secara ekonomi.
Bahan bakuBahan baku utama berupa Etilen diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical
Center, Cilegon dengan kapasitas penjualan etilen 201.000 ton per tahun. Sedangkan bahan
baku nitrogen, hidrogen, comonomer diperoleh dari PT. Bayer Material Science Indonesia,
Cilegon.
KAPASITAS
Dalam menentukan kapasitas pra-rancangan pabrik, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan seperti kebutuhan produk, ketersediaan bahan baku, dan kapasitas
rancangan minimum.
1.4.1 Kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di Indonesia
Kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di Indonesia mengalami peningakatan
setiap tahun, namun kebutuhan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi dari produksi Linear
Low Density Polyethylene dalam negeri. Berikut data kebutuhan Linear Low Density
Polyethylene dari tahun 2010 hingga 2014 yang diperoleh dari Indonesian Olefin & Plastic
Industry Association (INAplas) ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Kebutuhan LLDPE di Indonesia
Tahun
Tahun Ke- Kebutuhan LLDPE di Indonesia (kiloton)
2010 1 3002011 2 3302012 3 3502013 4 3752014 5 3902015 6 420
(Sumber : INAplas,2006)
0 1 2 3 4 5 6 70
50
100
150
200
250
300
350
400
450
f(x) = 23 x + 280.333333333333R² = 0.993205185516317
Tahun Ke-
Kebu
tuha
n LL
DPE
di In
done
sia (k
iloto
n)
Gambar 1.3 Grafik Kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di Indonesia
Berdasarkan Gambar 1.3, dapat diperkirakan kebutuhan Linear Low Density
Polyethylene di Indonesia pada tahun 2017 dengan persamaan garis lurus adalah sebagai
berikut:
y = 23x + 280.33
Jika y = kebutuhan Linear Low Density Polyethylene dan x = tahun ke-, maka:
y = (23*8)+280.33
y = 464.33
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kebutuhan Linear Low Density Polyethylene
di Indonesia pada tahun 2017 diprediksi sebesar 464.330 ton/tahun.
1.4.1 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting untuk kelangsungan produksi pada
suatu pabrik. Bahan baku yang digunakan adalah ethylene, diperoleh dari PT. Chandra Asri
Petrochemical Center, Cilegon. Sedangkan nitrogen, hidrogen dan comonomer diperoleh dari
PT. Bayer Material Science Indonesia, Cilegon, dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun.
Bahan pembantu berupa katalis Katalis M-1 diperoleh dari Beyond Industries Co., Ltd, Cina
dengan kapasitas produksi 20.000 ton/tahun.
1.4.2 Kapasitas Minimum Pabrik sejenis
Kapasitas rancangan minimum pabrik pembuatan LLDPE dari etilen dapat diketahui
dari data kapasitas pabrik sejenis dalam skala komersial yang telah ada. Adapun kapasitas
minimum pabrik LLDPE yang pernah dibangun adalah Produksi Linear Low Density
Polyethylene nasional saat ini dilakukan PT Chandra Asri Petrochemical dengan kapasitas
200.000 ton/tahun dan PT. TITAN Petrokimia Nusantara dengan kapasitas 225.000
ton/tahun, namun masih belum mencukupi kebutuhan LLDPE dalam negeri.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka ditetapkan kapasitas pabrik LLDPE yang
akan didirikan pada tahun 2019 adalah sebesar 90.000 ton/tahun, sehingga memenuhi
kebutuhan impor sebanyak xx%..
CALON LOKASI
Secara geografis, penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan serta
kelangsungan dari suatu industri kini dan pada masa yang akan datang karena berpengaruh
terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan. Pemilihan lokasi pabrik
harus tepat berdasarkan perhitungan biaya produksi dan distribusi yang minimal serta
pertimbangan sosiologi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi pabrik (Peters, 2004).
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi pemilihan lokasi pembuatan pabrik.
1. Bahan baku
Bahan baku utama berupa etilen diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical
Center, Cilegon. Sedangkan bahan baku nitrogen, hidrogen, comonomer diperoleh dari
PT. Bayer Material Science Indonesia, Cilegon. Bahan pembantu berupa katalis dan co-
catalyst diperoleh dari Beyond Industries Co., Ltd, Cina.
2. Pemasaran
Kebutuhan akan bijih plastik Linear Low Density Polyethylene terus menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan plastik
khususnya kebutuhan dalam negeri. Lokasi pabrik mendekati pasar bertujuan agar produk
cepat sampai ke konsumen, menghindari kerusakan selama pengiriman dan agar dapat
menekan biaya transportasi. Dalam hal ini, Lokasi pendirian pabrik dekat dengan
pelabuhan Ciwandan sehingga produk dapat dipasarkan baik dalam maupun luar negeri
seperti ke Singapura dan Malaysia. Selain itu, bijih plastik LLDPE ini dapat dijual ke
perusahaan domestik yang membutuhkannya seperti PT. Tripolyta Indonesia, PT.
Asahimas Subentra dan PT. Karya Persada (Kawasan Industri Cilegon, Banten) dan
kepada pabrik yang membutuhkan di Kawasan Industri lainnya.
3. Transportasi
Daerah Cilegon mempunyai sarana transportasi darat dan laut yang cukup memadai,
yaitu jalan tol yang menghubungkan Merak-Jakarta-Cikampek dan pelabuhan laut yang
mampu untuk berlabuhnya kapal–kapal besar dapat dilaksanakan melalui Pelabuhan
Merak, Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bojonegara sehingga memudahkan
pengiriman produk Linear Low Density Polyethylene.
4. Tenaga Kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari
kerja.Cilegon terletak berdekatan dengan Jawa Barat dan Jabodetabek dimana daerah ini
mudah untuk memperoleh tenaga kerja ahli.
5. Utilitas
Fasilitas pendukung berupa air, listrik dan bahan bakar tersedia cukup memadai
karena merupakan kawasan industri. Penyediaan air untuk kebutuhan minum dan sanitasi
diperoleh dari PT Krakatau Tirta Industri, sedangkan untuk kebutuhan proses dapat
diperoleh dari air laut yang sebelumnya melalui proses treatment. Sedangkan penyediaan
listrik diperoleh dari PT Krakatau Daya Listrik.
6. Lahan
Sebagai kawasan industri, Cilegon masih memiliki lahan yang dapat digunakan untuk
mendirikan dan mengembangkan suatu pabrik. Ekspansi pabrik dimungkinkan karena
tanah yang tersedia cukup luas dan di sekeliling lahan tersebut belum banyak berdiri
pabrik serta tidak mengganggu pemukiman penduduk.
7. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan LLDPE
karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka. Selain itu pendirian
pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat
di sekitarnya.
8. Sarana dan Prasarana
Cilegon merupakan kawasan industri yang sudah maju dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang lengkap dan memadai seperti bank-bank maupun jaringan telekomunikasi
yang baik dan lengkap.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Pembuatan Linear Low Density
Polyethylene ini direncanakan berlokasi di daerah Kawasan Krakatau Industrial Estate
Cilegon, Banten.
SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
II.4 Tinjauam Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produces LLDPE plant terdiri dari dua
macam, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan baku utama yaitu
ethylene dan yang termasuk bahan baku penunjang adalah nitrogen, hidrogen, comonomer,
catalyst, co-catalyst, dan additive. Bahan-bahan tersebut sebelumnya mengalami perlakuan
seperti pemurnian dikarenakan proses dalam reaktor membutuhkan kemurnian yang tinggi,
kecuali hidrogen karena disuplai dengan kemurnian yang sangat tinggi.
II.4.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku ethylene pada LLDPE plant PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Terdiri
dari 99,9% gas ethylene dengan 0,1& merupakan gas pengotor. Gas ethylenr diproduksi
sendiri dari ethylene plant PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. yang masih mengandung
pengotor dengan jumlahnya dalam ppm. Komposisi ethylene yang disupply le LLDPE plant
dapat dilihat pada tabel II.2
Tabel II.2 Komposisi bahan baku ethylene
Komponen Volume (%)
C2H4 99,9
C2H2 0,0001
CO 0,00002
CO2 0,00002
O2 0,09966
H2O 0,0001
S 0,0001
Di dalam LLDPE plant, gas ethylene ini berfungsi sebagai monomer (main block
building), dimana ethylene tersebut diperoleh dari hasil cracking naphta pada ethylene plant.
Gas ethylene masuk ke reaktor setelah mengalami purifikasi.
Tabel IV.2 Sifat fisik ethylene
Rumus molekul CH2=CH2
Berat molekul 28,05 g/mol
Wujud Gas
Kenampakan Tidak berwarna
Densitas 7,579 kg/m3 at 282,34 K
Titik leleh -169,2oC
Titik didih -103,7oC
Suhu kritis 9,15oC
Tekanan kritis 50,4 bar
Volume kritis 131 cm3/mol
Kemurnian 99,9%
Kelarutan dalam air 3,5 mg / 100 mL (17oC)
II.4.2 Bahan penunjang
Bahan penunjang yang digunakan pada LLDPW plant adalah comonomer
(butene-1/hexene-1), hidrogen, nitrogen, catalyst, co-catalyst, dan additive.
II.4.2.1 Comonomer (butene-1/hexene-1)
Comonomer yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu butane-1 dan hexene-1
yang diperoleh dari ethylene plant. Comonomer berfungsi untuk mengendalikan densitas
polyethylene. Comonomer merupakan rantai cabang pada rantai utama polyethylene.
Semakin kecil konsentrasi comonomer yang digunakan dalam reaktor maka semakin besar
densitas yang akan dihasilkan, karena jarak antar molekul polyethylene semakin dekat dan
pendek percabangan yang dihasilkan mengakibatkan densitas polyethylene yang dihasilkan
meningkat. Semakin besar konsentrasi comonomer maka mengakibatkan percabangan yang
dihasilkan semakin banyak, sehingga struktur ruang dari polimer akan melebar, volume
menjadi bertambah.
Selain itu, bertambahnya comonomer akan meningkatkan massa dari polimer, akan
tetapi perubahan volume akan memberikan pengaruh yang lebih besar, sehingga kenaikkan
jumlah comonomer akan menurunkan densitas polimer yang terbentuk. Densitas yang
digunakan masuk ke reaktor setelah mengalami purifikasi. Butene-1 digunakan untuk tipe
katalis M-1, sedangkan hexee-1 digunakan untuk tipe katalis S-2. Sifat fisik butene-1 dana
hexene-1 dapat dilihat pada tabel II.3 dan tabel II.4 sedangkan komponen butene-1 dan
hexene-1 dapat dilihat pada tabel II.5 dan tabel II.6.
Tabel II.3 Sifat fisik butene-1
Rumus molekul CH2=CHCH2CH3
Berat molekul 56,10 g/mol
Wujud Gas
Kenampakan Tidak berwarna
Densitas 4,142 kg/m3 at 419,95 K
Titik leleh -185,2oC
Titik didih -6,1oC
Suhu kritis 146,85oC
Tekanan kritis 40,43 bar
Volume kritis 239,3 cm3/mol
Kemurnian 99,9%
Tabel II.4 Sifat fisik hexene-1
Rumus molekul CH2=CHCH2CH2CH2CH3
Berat molekul 84 g/mol
Wujud Cair
Kenampakan Tidak berwarna
Densitas 2,826 kg/m3 at 504.03 K
Titik leleh -95,16oC
Titik didih 68,88oC
Suhu kritis 230,85oC
Tekanan kritis 31,4 bar
Volume kritis 354 cm3/mol
Kemurnian 99,9%
Tabel II.5 kandungan butene-1
Komponen Volume (%)
Butene 99,9
H2O 0,0975
CO 0,0005
CO2 0,001
O2 0,002
Karbonil 0,0005
Methanol 0,0002
Sulfur 0,0001
Tabel II.6 Kandungan hexene-1
Komponen Volume (%)
Hexene 99,9
H2O 0,975
Peroxide 0,0025
II.4.2.2 Hidrogen (H2)
Hidrogen yang digunakan pada LLDPE plant diperoleh dari ethylene plant. Hidrogen
tersebut digunakan untuk mengontrol Melt Index (MI) dari polyethylene, dan berfungsi
sebagai indikator besarnya berat molekul polyethylene, berdasarkan pada perbandingan
jumlah hodrogen terhadap ethylen yang terdapat pada reaktor. Semakin besar konsentrasi
hidrogen maka semakin besar MI yang dihasilkan dan BM semakin rendah. Hidrogen dapat
menyebabkan pemutusan rantai karbon pada reaksi polimerisasi sehingga rantai karbon yang
dihasilkan relatif pendek, akibatnya BM yang dihasikan rendah dan kekuatannya berkurang
seiring dengan penurunan viskositasnya. Hidrogen yang digunakan disupply dari ethylene
plant dan masuk reaktpr tanpa mengalami purifikasi karena telah memenuhi spesifikasi yang
diutuhkan. Sifat fisik hidrogen dapat dilihat pada tabel II.7
Tabel II.7 Sifat fisik hidrogen
Komponen H2
Berat molekul 2,02 g/mol
Wujud Gas
Kenampakan Tidak berwarna
Densitas 15,516 kg/m3 at 33,19 K
Titik leleh -259,1oC
Titik didih -252,7oC
Suhu kritis -239,96oC
Tekanan kritis 13,13 bar (abs)
Volume kritis 64,1 cm3/mol
Kemurnian 99%
Kelarutan dalam air 6647,8 g/m3
Kapasitas panas 14,270 kJ/kg K
Cp/Cv 1,41
II.4.2.3 Nitrogen
Nitrogen merupakan gas inert pada LLDPE plant terdiri dari bagian, yaitu :
1. High Pressure Purified Nitrogen (HPPN), berfungsi untuk membantu mengatur
tekanan di dalam reaktor, sealing system (sebagai penyekat) di compressor, dan
berfungsi sebagai pembawa katalis di catalyst feeder.
2. Low Pressure Purified Nitrogen (LPPN), berfungsi untuk purging (membersihkan)
reaktor, menaikkan tekanan, conveying resin, dan regenerasi alat purifikasi.
Nitrogen yang merupakan bahan penunjang pada LLDPE plant disuplai dari PT. Air
Liquid Indonesia (ALINDO) dan mengalami purifikasi sebelum digunakan
sebagaimana fungsinya. Proses purifikasi tersebut bertujuan untuk mengurangi
kandungan uap air dan oksigen. Kandungan nitrogen dapat dilihat pada tabel 3.8 dan
sifat fisik nitrogen dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel II.8 Kandungan Nitrogen
Komponen Volume (%)
Nitrogen 99,99
O2 0,09965
H2O 0,0001
Tabel II.9 Sifat fisik nitrogen
Rumus molekul N2
Berat molekul 28,02 g/mol
Wujud Gas
Kenampakan Tak berwarna
Densitas 11,217 kg/m3 at 126,2 K
Titik leleh -209,86 0C
Titik didih -195,8 0C
Suhu kritis 34 bar (abs)
Tekanan kritis volume kritis 89,2 cm3/mol
Kemurnian 99,95 %
Kapasitas panas 1,038 kJ/kg K
Cp/Cv 1,40
II.4.2.4 Katalis
Terdapat tiga jenis katalis yang digunakan dalam LDPE plant, yaitu M1, S2, dan F3.
Ketiga jenis katalis tersebut diimpor dari China dan Amerika Serikat dalam bentuk powder
(serbuk). Khusus untuk katalis M1 membutuhkan co-catalyst TEAL untuk membantu
kinerjanya. Pasangan katalis dan co-catalyst akan membentuk radikal bebas yang dapat
mempercepat terjadinya proses polimerisasi. Berikut ini adalah sifat-sifat dari katalis yang
digunakan pada LLDPE plant :
1. Katalis M1
Jenis : Metal active titanium yang di-suport oleh silika (SiO2) dan alumunium (Al).
Sifat : - Melt index tinggi dan densitas rendah
- Distribusi berat molekul (MWD) terbatas
- Aktivasi baik (2-4 ppm Ti)
- Digunakan dalam produces LLDPE untuk sekali pakai
- Produktivitas katalis mencapai 3000-5000 kg resin/kg katalis
2. Katalis S-2
Jenis : metal active chrome yang didukung oleh silika (SiO2) dan alumunium (Al).
Sifat : - Melt index tinggi dan densitas tinggi
- Distribusi berat molekul (MWD) sangat luas
- Aktivasi baik (>1 ppm Ti)
- Digunakan dalam produces HDPE
- Produktivitas katalis mencapai 15000 kg resin/kg katalis
II.4.2.5 Co-catalyst
Co-catalyst digunakan untuk membantu kerja catalyst dan sebagai activator dari
catalyst. Co-catalyst yang digunakan adalah TEAL (Three ethyl Alumunium). TEAL
mempunyai sifat pyrophoric, yaitu terbakar apabila terkena kontak dengan O2 dan meledak
apabila terkena kontak dengan H2O. Penggunaannya hanya dilakukan apabila proses
produces menggunakan catalyst M1. Co-catalyst masuk ke reaktor melalui pipa pada bagian
samping reaktor atau dari pipa bagian bawah reaktor. Sebelum co-catalyst masuk, maka pada
reaktor dilakukan oxygen free terlebih dahulu dengan menginjeksikan LPPN. Penggunaan
co-catalyst tidak diperlukan pada catalyst S2 karena memiliki sifat sangat reaktif.
II.4.2.6 Additive
Additive berfungsi untuk mempertahankan sifat-sifat dasar pellet polyethylene dari
kemungkinan terjadinya degradasi kualitas pellet sebagai akibat dari pengaruh suhu, sinar
matahari, bahan kimia dan lain-lain.
Macam-macam additive yang ditambahkan pada LLDPE plant yaitu :
1. Sebagai Chemical Property Control (untuk mempertahankan sifat-sifat kimia)
- Antioxidant, berfungsi mengatasi degradasi polyrthylene dalam berbagai tingkat
proses. Contohnya: Prymary Antioxidant (Irganox 1076) dan Secondary Antioxidant
(weston 301).
- UV Stabilizer, berfungsi melindungi polyethylene dari radiasi UV dalam jagka waktu
yang panjang dengan cara melindungi absorpsi cahaya UV.
2. Sebagai Physically Property Control (untuk mempertahankan sifat-sifat fisika)
- Lubricants atau Processing Aids, berfungsi mengurangi gaya gesek internal antar
lapisan polimer sehingga polimer memiliki kemampuan untuk mudah dibentuk atau
diproses.
- Antiblock, berfungsi mengurangi kecenderungan lapisan film saling melekat dengan
cara menciptakan permukaan kasar yang mengurangi luas permukaan kontak antar
lapisan.
II.5 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Produk
Sifat kimia produk LLDPE yaitu sebagai berikut :
1. Asam sulfat pekat bersifat merusak.
2. Pada suhu kamar tidak larut dalam pelarut apa saja (mengendap oleh hidrokarbon /
karbon tetraklorida) dan tahan terhadap asam dan basa.
3. Pada temperatur sangat tinggi dapat membentuk crosslink (sambung silang) yang diikuti
dengan pembelahan ikatan.
4. Kekristalan polyethyelene dapat dihancurkan dengan pemasukkan atom Cl secara acak ke
dalam rantai.
5. Polyethylene thermoplastic berubah menjadi elastomer tervulkanisir dengan kandungan ±
30 % Cl dan 15 % S dengan pengklorosulfonan.
Sedangkan sifat fisik produk LLDPE dapat dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II.10 Sifat fisik LLDPE
Rumus molekul (-CH2-CH2-)n
BM 10.000 – 1.000.000 g/mol
Warna Putih
Kristalisasi 20-60 oC
Densitas 0,91–0,94 g/cm3
Titik lebur Kristal 220–260 oC
BASIS DESAIN: RONA LINGKUNGAN, SUHU, TEKANAN, ANGIN, KETERSEDIAAN , CODE, STANDAR
Hari Ini Normal Rekor 05/03/2014
Tinggi 28° 30° N/A 31°
Rendah 22° 23° N/A 24°
Kelembapan: 93% Tekanan: 1013.00 mb ↑ Indeks UV: 0 Tutupan Awan: 40% Titik Embun: 25° C Jarak Pandang: 6 km
http://www.accuweather.com/id/id/cilegon/202266/current-weather/202266
Prakiraan Cuaca Propinsi Banten
05 March 2015 07.00 WIB hingga 06 March 2015 07.00 WIB
Ibukota Kabupaten
CuacaSuh
u(°C)
Kelembaban(%)
Kec.Angin
(km/jam)
ArahAngi
n
Pandeglang Hujan Ringan
23 - 31 63 - 95 14 Barat
Rangkas Bitung Hujan Ringan
23 - 32 60 - 93 15 Barat
Tigaraksa Hujan Ringan
24 - 32 60 - 92 14 Barat
Serang Hujan Ringan
23 - 32 62 - 94 15 Barat
Tangerang Hujan Ringan
24 - 33 60 - 92 14 Barat
Cilegon Hujan Ringan
23 - 33 62 - 94 16 Barat
Ciruas Hujan Ringan
23 - 32 60 - 93 14 Barat
Lebak Hujan Ringan
23 - 32 62 - 95 16 Barat
Malimping Hujan Ringan
23 - 33 62 - 94 16 Barat
Gunung Kencana Hujan Ringan
23 - 32 62 - 94 14 Barat
Labuhan Hujan Ringan
23 - 33 60 - 93 16 Barat
Ujung Kulon Hujan Ringan
23 - 32 62 - 94 18 Barat
Carita Hujan Ringan
23 - 33 60 - 94 15 Barat
Ibukota Kabupaten
CuacaSuh
u(°C)
Kelembaban(%)
Kec.Angin
(km/jam)
ArahAngi
n
Anyer Hujan Ringan
23 - 32 60 - 94 16 Barat
Bojonegara Hujan Ringan
24 - 33 60 - 94 16 Barat
Merak Hujan Ringan
24 - 32 60 - 94 16 Barat
http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/propinsi/11
GROSS PROFIT MARGIN1.1 Gross Profit Margin (GPM)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan besarnya keuntungan yang
diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai
seberapa efisien keuntungan yang diperoleh dalam mendirikan suatu pabrik. Rasio
profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan yang didirikian dalam
menghasilkan keuntungan. Salah satu metode perhitungan rasio profitabilitas adalah Gross
Profit Margin (GPM).
Gross Profit Margin (GPM) merupakan perbandingan laba kotor (penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan) terhadap penjualan bersih (Ang, 1997). Gross Profit
Margin (GPM) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
GPM = HargaProduk−Harga Bahan Baku
Harga Pr oduk x 100%
Etilen sebanyak 19516,2 kg menghasilkan produk Linear Low Density Polyethylene
sebanyak 20833,33 kg. Selain itu, bahan baku penunjang seperti 1-Butene sebanyak 1631,67
kg, Hidrogen sebanyak 1,83 kg, katalis TiCl4 sebanyak 4,46 kg, co- catalyst TEAL sebanyak
6,92 kg. Dari data tersebut diketahui perbandingan bahan baku dan produk sebagai berikut::
LLDPE : Etilen : 1-Butene : Hidrogen : TiCl4 : TEAL
1 : 0,9 : 0,07 : 8,8.10-5 : 2,1.104 : 3,32. .104
Perhitungan Gross Profit Margin (GPM) untuk pembuatan Linear Low Density
Polyethylene dari Etilen adalah sebagai berikut.
Harga LLDPE = US$ 2,6/kg (ICIS Pricing, 2014)
= Rp. 33.905,44 /kg
Harga Etilen = US$ 1,7/kg (ICIS Pricing, 2014)
= Rp. 22.168,94/kg
Harga 1-Butene = US$ 1,06/kg (ICIS Pricing, 2005)
= Rp. 13.822,99/kg
Harga Hidrogen = US$ 2.21/kg ()
= Rp. 28.819,62/kg
Harga TiCl4 = US$ 1.1/kg (Alibaba, 2014)
= Rp. 14.344,61/kg
Harga TEAL = US$ 1/kg ()
= Rp. 13.040,55/kg
Gross Profit Margin (GPM) = (Total Harga Produk )−(1,11 xHarga Bahan Baku)
(Total Harga Produk) x 100%
= 42,5%