lo agro
DESCRIPTION
LO AgroTRANSCRIPT
1
Flu babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae (influenza Tipe A) yang terjadi pada
populasi babi. Penyakit ini sebenarnya menyerang babi, namun kini telah
mengalami perubahan yang drastis dan mampu untuk menginfeksi manusia. Flu
babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang
yang bersentuhan dengan babi, virus menyebar antar babi secara aerosol dan
kontak, baik langsung maupun tidak langsung dengan babi yang sakit atau
karier.
Penyakit ini pertama kali dikenal pada tahun 1918, saat itu didunia
sedang terdapat wabah penyakit influensa pada manusia yang menelan korban
sekitar 21 juta orang meninggal dunia. Pada tahun yang sama dilaporkan terjadi
wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian utara yang
mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa pada manusia.
Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian penyakit
epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi. Kemudian pada
tahun 1930 di Amerika Serikat, flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi
yang terinfeksi.
Lama tidak terdengar lagi kabarnya ternyata virus ini mengalami
serangkaian mutasi sehingga muncul varian baru yang pertama kali menyerang
manusia di Meksiko pada awal tahun 2009. Virus ini mengandung materi genetik
yang mirip dengan virus influenza unggas, babi, serta manusia, termasuk elemen
dari virus flu babi Eropa serta Asia. Hipotesis yang diajukan sekarang ini
menyatakan bahwa babi berperan sebagai tempat percampuran materi genetik
virus influenza unggas, babi, serta manusia dengan menghasilkan virus dengan
karakter baru. Virus tersebut kemudian tertular ke manusia yang berada di
sekitar babi, mengalami adaptasi di dalam sel-sel saluran pernapasan manusia
sampai akhirnya dapat menular antar manusia. Varian baru ini dikenal dengan
2
nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1. Virus ini akan mati pada suhu
pemanasan 70o C.
Cara Penularan dan Masa Inkubasi
Flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza tipe
A yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan penularan
dimungkinkan antar manusia. Adapun cara penularan flu babi menginfeksi
manusia tiap tahun biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan
dengan babi, virus menyebar antar babi secara aerosol (udara) dan kontak
(kontak tangan dengan selaput lendir), baik langsung maupun tidak langsung
dengan babi yang sakit atau karier dan dapat juga melalui kontak langsung
dengan penderita flu babi. Masa inkubasinya tiga sampai lima hari. Flu babi dapat
menyebar dengan cepat sekali. Virusnya dapat ditularkan dari babi ke manusia,
tetapi juga sebaliknya. Maka dari itu, sebagian besar reservoir-nya adalah
manusia dan babi.
Orang yang menderita flu babi menurut para ahli akan tetap menularkan
penyakitnya sampai hari ketujuh. Jika sampai hari ketujuh ternyata penyakitnya
belum membaik maka dianggap orang tersebut masih dapat menularkan
penyakitnya sampai gejala flu benar benar hilang. Anak anak khususnya balita
memiliki potensi waktu penularan yang lebih panjang. Akan tetapi, periode
penularan penyakit flu babi masih terggantung lagi pada jenis virus H1N1. Jika
pasien di rawat di rumah maka dianjurkan untuk tidak keluar rumah dahulu
sampai penyakit yang diderita benar benar sembuh kecuali yang bersangkutan
segera ke dokter atau ke rumah sakit.
Gejala Klinis Serta Organ Tubuh yang Terserang Virus Flu Babi
Pada umumnya, gejala infeksi flu babi pada manusia mirip dengan flu
biasa pada manusia. Yakni, menyerang organ pernapasan yang mengakibatkan
batuk, nafas cepat/sesak, pilek. Tak hanya organ pernapasan, flu babi juga
3
menyerang organ anggota gerak yakni menyebabkan nyeri otot, sendi dan
tulang, juga menyerang organ pencernaan yang menyebabkan penderita sakit
tenggorokan, mual dan muntah-muntah. Namun selain itu, flu babi juga dapat
menyebabkan demam yang muncul tiba-tiba, kelelahan yang berlebihan dan
berkurangnya nafsu makan.
Penyakit ini dapat jatuh ke arah yang lebih buruk sehingga pasien
mengalami kesulitan untuk bernafas dan memerlukan alat bantu nafas. Bila ada
bakteri yang ikut ikutan menginfeksi paru paru maka pasien dapat mengalami
radang paru paru atau pneumonia, dan akhirnya menyebabkan kematian karena
mengalami kegagalan pernapasan akibat pembuluh darah paru yang pecah.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan serta Pengobatan bagi
Pasien yang Terjangkit Penyakit Flu Babi.
Di dalam upaya pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan bagi
pasien yang terjangkit penyakit flu babi, tak lepas dari 3 tahap pencegahan di
dalam antropologi kesehatan. Berikut tahapan pencegahan pada penyakit flu
babi.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah suatu usaha yang dilakukan agar masyarakat
tidak akan terjangkit penyakit suatu penyakit dan dalam hal ini penyakit
tersebut penyakit flu babi. Pencegahan primer dilakukan pada fase
suseptibel. Pada penyakit ini pencegahan primer bisa dilakukan dengan
cara :
1. Melakukan promosi kesehatan melalui pengadaan penyuluhan mengenai
bahaya penyakit flu babi dan pencegahan berserta penanganan penderita
kepada peternak babi dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar
peternakan babi
2. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti dinas peternakan
melalui penyemprotan disinfektan pada setiap babi dan kandang babi.
3. Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan
4
Sehat), seperti mencuci tangan terutama setelah melakukan kontak pada
babi atau penderita flu babi.
4. Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada
pekerja peternakan dan juga masyarakat umum.
5. Pemberian alat pendeteksi panas tubuh ditempat-tempat seperti bandara
serta tempat yang kemungkinan penularan flu babi dari luar negeri guna
mencegah datangnya wisatawan asing yang membawa virus flu babi.
Pada prinsipnya, cara paling ampuh untuk mencegah penularan virus
flu babi sama dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain
yaitu vaksinasi. Sayangnya, vaksin untuk flu babi sampai saat ini belum
ditemukan. Akan tetapi, dengan melakukan pencegahan primer diatas,
diharapkan mampu untuk meminimalisir masyarakat maupun babi agar tidak
terjangkit virus flu babi