local vs general anesthesia in bronchoscopy, wich one is...
TRANSCRIPT
Local vs general anesthesia in
bronchoscopy, Wich one is the
Superman ?
Dr. Ngakan Putu Parsama Putra, SpP(K), FISR,FAPSR,
Dept Pulmonology and Respiratory Medicine
FKUB/Saiful Anwar General Hospital Malang
Bronkoskopi Serat Optik
• Sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1965 oleh Ikeda, Bronkoskopi Serat Optik (BSO) telah merevolusi bidang kedokteran respirasi.
• Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan BSO telah meningkat baik pada setting perawatan intensif maupun anestesi.
B S O
Beberapa penelitian menunjukkan BSO
merupakan prosedur yang aman, tingkat
mortalitas rendah yaitu dari 0%-0,1%
Prosedur yang invasif , bermanfaat dan
aman untuk menegakkan diagnosis dan
terapi kondisi patologis pada paru.
Membantu pemeriksaan bakteriologis
dan histologis sehingga membantu
penegakan diagnosis secara.
• Penilaian pre-operatif harus mencakup status kardiovaskuler, status dan fungsi ventilatorik dan lokasi serta derajat obstruksi kardiovaskuler, status koagulasi, anamnesa, pemeriksaan fisik dan analisa gas darah.
• Pemeriksaan rontgen dada, CT scan dan uji fungsi pulmonal juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait intervensi dan anestesia
(Lorx dan Valko, 2010; Jose et al., 2013; Chadha et al., 2015).
Penilaian Pre-Operatif
Premedikasi (1)
• Beberapa obat yang sering digunakan dalam proses pre medikasi BSO adalah anti kolinergik, benzodiazepine, bronkodilator.
• Obat anti kolinergik seperti atropin dan glikopirolat telah terbukti bermanfaat karena memiliki efek simpatis.
Premedikasi(2)
Dapat mencegah reaksi vasovagal (bradikardi) dan mengurangi batuk serta sekresi jalan napas sehingga dapat memperbaiki toleransi pasien akan prosedur bronkoskopi dan memperbaiki visualisasi jalan napas
Sedasi pada Bronkoskopi(1)
• Pasien yang menjalani prosedur bronkoskopi dapat
mengalami pengalaman yang cukup bermakna
dalam hal tingkat ansietas, asfiksia atau intensitas
batuk.
• Agen sedasi dan analgesia umumnya diberikan
pada pasien untuk mengurangi sensasi ansietas.
• Pedoman American College of Chest Physicians
(ACCP) merekomendasikan penggunaan lidokain
sebagai anestesi topikal dan kombinasi
benzodiazepin dan opiat sebagai sedasi serta
propofol sebagai agen alternatif.
(Wahidi et al. 2011).
Sedasi pada Bronkoskopi(2)
• Pada sebagian besar kasus, sedasi pada
prosedur bronkoskopi tidak diberikan oleh
spesialis anestesi tetapi oleh bronkoskopis.
• Dosis sedasi harus diturunkan pada pasien
lanjut usia.
• Karena terdapat resiko bradikardia, hipotensi
dan depresi pernapasan maka harus
dilakukan monitoring secara ketat.
(Lorx dan Valko, 2010; Morris et al., 2012; Chadna et al., 2016).
Sedasi minimal (ansiolitis): kondisi
dipengaruhi obat dengan respon normal
terhadap stimulus verbal tanpa
mempengaruhi fungsi saluran napas,
ventilasi spontan dan fungsi
kardiovaskuler
Sedasi sedang/ analgesia : kondisi
dipengaruhi obat dengan respon
terhadap stimulasi verbal dan taktil,
tidak diperlukan intervensi saluran
napas, ventilasi spontan dan fungsi
kardiovaskuler dpat dipertahankan
Sesuai dengan
American Society
of
Anesthesiologists
(ASA) terdapat
beberapa derajat
sedasi dan
analgesia
Sedasi dalam/ analgesia : kondisi
dipengaruhi obat dengan respon terhadap
stimulus nyeri, diperlukan intervensi
saluran napas, ventilasi spontan tidak
adekuat dan fungsi kardiovaskuler dapat
dipertahankan
Anestesia umum : kondisi dipengaruhi
obat, pasiaen tidak memberikan respon
terhadap stimulus nyeri, diperlukan
intervensi saluran napas, ventilasi
spontan tidak adekuat dan fungsi
kardiovaskuler dapat terganggu
Sesuai dengan
American Society
of
Anesthesiologists
(ASA) terdapat
beberapa derajat
sedasi dan
analgesia
Tingkat sedasi yang diperlukan untuk
prosedur bronkoskopi umumnya
sedasi minimal atau moderat,
bergantung pada tipe prosedur yang
direncanakan.
Apabila sedasi moderat yang
diinginkan, pasien dengan cadangan
fungsi kardiovaskular dan respirasi
yang terbatas, atau durasi prosedur
diprediksi memakan waktu yang
lama,
Direkomendasi kan memperoleh
penilaian anestesiologis
terlebih dahulu
Sedasi pada Bronkoskopi(3)
• Obat sedasi yang diberikan harus dalam dosis titrasi
dengan peningkatan dosis sedasi
berlebihan.
• Target sedasi yang diharapkan yaitu berupa
conscious sedation merespons komunikasi
secara verbal
• Agen sedasi dan anagletik yang dipilih yang
memiliki onset cepat, pemulihan cepat dengan efek
instabilitas hemodinamik minimal dan tanpa atau
sedikit mendepresi respirasi.
Obat-obat sedasi
Obat ini banyak digunakan untuk sedasi.
Benzodiazepin meningkatkan efek ɣ aminobutyric-
acid (GABA) dan memiliki efek sedatif, hipnotik,
ansiolitik, anti konvulsan serta pelemas otot.
GABA merupakan sebuah penghantar neuroinhibitor
utama di otak.
Benzodiazepin
• Obat yang banyak dipakai yaitu diazepam,
midazolam, lorazepam, dan temazepam.
• Midazolam merupakan obat pilihan golongan ini
karena waktu paruh eliminasi yang cepat dan
memiliki onset aksi yang cepat.
• Selain itu midazolam memiliki karakteristik larut air
dan dapat diberikan secara intravena.
Benzodiazepin
Opioid digunakan karena memiliki efek analgesik,
antitusif dan sedatif.
Pada dosis tinggi, opioid dapat menyebabkan
bradikardia dan hipotensi.
Fentanil 100 kali lebih poten dibandingkan morfin
serta memiliki onset aksi yang cepat.
Dosis yang direkomendaikan adalah 50-200 μg
Opioid
Propofol Propofol merupakan agen anestetik kerja singkat
yang digunakan dalam bronkoskopi karena
memberikan efek sedasi sedang.
Agen ini memiliki onset aksi yang cepat dan
pemulihan yang cepat pula.
Propofol memiliki efek hipnotik, antiemetik dan
antipruruitik.
Propofol
Untuk induksi sedasi,
menggunakan dosis 0,5-1
mg/kg dalam 1 menit
Dibandingkan midazolam, propofol
memiliki efikasi dan keamanan yang
hampir serupa tetapi onset kerja dan
waktu pemulihan lebih cepat.
Karena indeks terapetik yang sempit
antara sedasi sedang dan anestesia
maka propofol dianjurkan diberikan
oleh ahli anestesi
(Lorx dan Valko, 2010; Morris et al., 2012; Chadna et al., 2016).
Anestesi Lokal
• Topikal anestesia diberikan bersama dengan
sedasi dapat memberikan kenyamanan
pada pasien dan tolerabilitas yang tidak
dapat diberikan hanya melalui sedasi saja.
• Anestesia lokal pada nares, orofaring dan
hipofaring membuat bronkoskopi dapat
dimasukkan dengan nyaman menuju
saluran napas atas.
Anestesi Lokal
• Anestesi topikal pada saluran napas
sebelum mencapai glotis dapat :
menurunkan refleks
batuk
membantu bronkoskopis
untuk memvisualisasi
saluran napas dengan
baik
memudahkan prosedur
bronkoskopi
Anestesi Lokal
• Teknik pemberian anestesi topikal berbeda
pada tiap pusat kesehatan.
• Teknik dasar pemberian anestesi topikal
adalah aplikasi lignocain 2% pada mukosa
nasal dan spray pada cavitas oral
menggunakan lignocain 4% atau 10% untuk
menganestesi lidah dan nasofaring.
• Nebulisasi menggunakan lignocain 4% juga
dapat dilakukan.
• Lignocain merupakan obat yang paling sering digunakan
sebagai agen anestesi topikal.
• Agen lainnya yang juga dapat digunakan untuk anestesi
topikal adalah tetracain (2%), benzocaine (10-20%) dan
cocaine (4-10%).
lignocaine lebih dipilih
karena lebih tidak
toksik, mudah didapat
dan memiliki durasi
aksi yang singkat.
lignocain
Anestesia Umum • Pada prosedur bronkoskopi yang lebih rumit,
atau pada pasien yang tidak kooperatif (anak), resah atau agitasi maka diperlukan general anestesia.
• Pada kasus demikian, tatalaksana jalan napas dan ventilasi sangatlah penting.
• Pasien harus dianestesi dan disedasi hanya jika jalan napas serta ventilasi dapat diamankan.
• Pemberian anestesi baik melalui inhalasi maupun intravena dapat dilakukan
Anestesi Inhalasi
Agen inhalasi digunakan utamanya saat sirkuit
ventilasi tertutup atau sebagian besar tertutup,
utamanya digunakan pada prosedur FOB,
menggunakan masker atau laryngeal mask airway
(LMA).
Anestesi Inhalasi
• Untuk induksi dan terapi pemeliharaan, sevofluran
merupakan pilihan terbaik karena bersifat non iritatif
dan bahkan dalam konsnetrasi tinggi dapat
ditoleransi dengan baik oleh tubuh; oleh sebab itu,
induksi cepat dapat dicapai.
• Karena sevofluran memiliki dampak ringan
terhadap pusat respirasi maka, ventilasi spontan
dapat dipertahankan apabila diperlukan.
Anestesi Intravena
• Tiopental merupakan barbiturat kerja sangat singkat
yang biasanya diberikan pada fase induksi general
anestesia.
• Tiopental tidak digunakan untuk mempertahankan
anestesia pada prosedur operasi.
Anestesi Intravena
• Propofol merupakan pilihan yang lebih baik
untuk induksi serta pemeliharaan general
anestesi, karena cenderung menumpulkan
refleks jalan napas sehingga menyebabkan
berkurangnya tonus otot saluran napas.
• Propofol biasanya dapat ditoleransi dengan
baik dan dikontrol dengan mudah.
Anestesi Intravena
• Ketamin adalah obat yang terutama digunakan
untuk memulai dan mempertahankan anestesi .
Kombinasi agen inhalasi dan intravena juga dapat
efektif.
• Fungsi jantung, pernapasan, dan refleks jalan napas
umumnya tetap berfungsi.
• Efek biasanya dimulai dalam lima menit ketika
diberikan dengan injeksi, dan bertahan hingga
sekitar 25 menit
• Ketamin memiliki efek samping meningkatkan
sekresi, hipertensi, efek samping psikologis yang
harus diwaspadai.
(Morgan et al., 2001).
Perawatan Paska Bronkoskopi
• Setelah FOB selesai dilakukan, maka blokade
neuromuskuler harus dihentikan.
• Jalan napas harus diamankan hingga pasien dapat
bernapas secara spontan.
• Pasien tidak boleh dipindakan pada ruang
perawatan paska operasi hingga mampu bernapas
secara spontan, terdapat patensi jalan napas,
refleks, sirkulasi yang stabil dan kesadaran yang
baik
Perawatan Paska Bronkoskopi
• Semua pasien harus diobservasi selama 30-60 menit paska FOB.
• Observasi dapat dilakukan di ruang operasi atau ruang pemulihan.
• Monitoring ventilasi seperti SaO2, laju respirasi, pola respirasi (tanda obstruksi, kerja napas dan paradoksia) serta uji gas darah (bila diperlukan) seta monitoring sirkulasi (tekanan darah, laju jantung, EKG)
Take Home Massage
• Penilaian pre-operatif harus mencakup status kardiovaskuler, status dan fungsi ventilatorik dan lokasi serta derajat obstruksi kardiovaskuler, status koagulasi, analisa gas darah.
• Tingkat sedasi dan jenis anestesi yang diperlukan untuk prosedur bronkoskopi umumnya lokal anestesi dan sedasi minimal atau moderat, bergantung pada tipe prosedur yang direncanakan.
Take Home Massage
• Apabila sedasi moderat yang diinginkan, pasien dengan cadangan fungsi kardiovaskular dan respirasi yang terbatas, atau durasi prosedur diprediksi memakan waktu yang lama direkomendasikan memperoleh penilaian anestesiologist terlebih dahulu
•