long case bedah anak word
DESCRIPTION
longcaseTRANSCRIPT
LONG CASE BEDAH ANAK
PERIODE 18 – 24 DESEMBER 2011
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M. Haikal
Umur : 4 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 524791
Tanggal MRS : 17 Desember 2011
Ruangan : PICU
Diagnosis : Hernia inguinalis lateral inkarserata sinistra
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS 17 DESEMBER 2011)
KU: Benjolan pada lipatan paha kiri
AT: Benjolan dialami sejak 3 bulan yang lalu, hilang timbul. Benjolan semakin membesar
ketika pasien menangis dan menghilang ketika OS tidur. Sehari sebelum MRS, OS menangis
dan tiba-tiba benjolan menjadi lebih besar dari sebelumnya sampai di buah zakar kiri dan
tidak dapat dikembalikan pada posisi sebelumnya. Riwayat muntah (+) sejak tadi malam.
Riwayat demam (-). BAK dalam batas normal, BAB dalam batas normal.
Riwayat Kehamilan : G1P1A0, ANC >3x, riw. konsumsi obat-obatan selama hamil (-)
Riw. Persalinan : cukup bulan, bayi lahir spontan, ditolong oleh dokter, BBL: 3000 gr
Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada.
Riwayat kelainan kongenital lainnya dalam keluarga tidak ada.
Riwayat keganasan dalam keluarga tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis:
Sakit sedang/gizi cukup/composmentis
Status vitalis:
P: 32x/menit HR: 92x/menit, kuat angkat, reguler
S: 36,8 C
BB: 5000 gram
Status Lokalis :
Regio Abdomen:
I : Cembung, ikut gerak nafas, warna kulit sama dengan sekitarnya, kontur usus
(-), gerakan usus (-)
A : Peristaltik (+), kesan normal
P : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
P : Timpani
Regio Inguinal Sinistra :
I : Tampak benjolan berbentuk oval sebesar telur ayam dari arah kraniolateral
ke kaudomedial, warna kulit sama dengan sekitarnya
P : Teraba benjolan di inguinal kiri ukuran 7x5 cm, konsistensi lunak, nyeri
tekan (+)
A :Peristaltik (+)
Rectal Touche
- Sfingter mencekik
- Mukosa licin
- Ampula kolaps
- Handschoen: darah (-), feses (-), mukus (-)
ANJURAN PEMERIKSAAN
FOTO THORAX AP
LAB 17/12/2011
WBC 7,25 x 103 / μL
RBC 5,05 x 106 / μL
Hb 13,2 g/dL
Hct 39,9 %
Plt 313 x103/ μL
CT/BT 8‘00” / 3’00”
PT/APTT 14,9/ 33,1
GDS 81 mg/dl
Ureum 12 mg/dl
Kreatinin 0,3 mg/dl
GOT/GPT 35/ 11 μ/L
RESUME :
Seorang anak laki-laki, usia 4 bulan, datang dengan keluhan benjolan di daerah inguinal kiri.
Benjolan dialami sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan semakin membesar ketika pasien
menangis dan mengecil ketika pasien tidur. Sehari sebelum MRS, OS menangis dan tiba-tiba
benjolan menjadi lebih besar dari sebelumnya dan tidak dapat dikembalikan pada posisi
sebelumnya. Riwayat muntah (+) sejak tadi malam. BAK dalam batas normal, BAB dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan berbentuk oval sebesar telur ayam
dengan ukuran 7x5 cm di daerah inguinal kiri, konsistensi lunak dengan nyeri tekan. Pada
rectal touché didapatkan ampula kolaps.
TERAPI
• Pasang NGT
• Pasang kateter
• IVFD
• Medikamentosa : Antibiotik
RENCANA TINDAKAN
Operatif: Herniotomi
HERNIA INGUINALIS
Pendahuluan
Canalis Ingunalis merupakan saluran oblik yang melewati bagian caudal
dinding anterior abdomen yang dilewati struktur-struktur menuju ke dan dari
testis ke cavum abdomen pada pria. Pada wanita saluran ini dilewati oleh
ligamentum rotundum uteri, dari uterus ke labium majus.
Canalis Inguinalis panjangnya sekitar 1,5 Inch (4 Cm) pada orang
dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus, suatu lubang pada
fascia transversa abdominis berjalan turun sampai anulus inguinalis
superficialis, suatu lubang pada aponeurosis m. obliquus externus abdominis.
Canalis Inguinalis terletak sejajar dan tepat dicraniall ligamentum inguinale.
Pembentukan Canalis inguinalis
Sebelum desensus testis dan ovarium dari tempat asalnya yang terletak
tinggi didinding posterior abdomen (L1), terbentuk diverticulum peritonealis
yang dinamakan processus vaginalis. Processus vaginalis berjalan melalui
lapisan-lapisan bagian caudal dinding anterior abdomen, melalui fascia
transversalis pada anulus inguinalis profundus membentuk fascia spermatica
interna. Waktu berjalan melalui bagian caudal m. obliquus internus abdominis,
ia membawa segian serabut bagian caudal yang membentuk m. cremaster.
Serabut-serabut tertanam dalam fascia, dan selubung tubular yang keduanya
dikenal sebagai fascia cremasterica.
Processus vaginalis melewati dicaudal serabut-serabut m. tranversus
abdominis yang melengkung, oleh karena itu tidak mendapat selubung dari
lapisan-lapisan abdomen. Waktu mencapai aponeurosis m. obliquus externus
abdominis, ia melakukan evaginasi pada aponeurosis ini dan membentuk anulus
inguinalis superficialis dan mendapat selubung fascia fascia tubular ketiga,
fascia spermatica externa. Dengan cara ini terbentuk kanalis inguinalis.
Pada pria testis mengalami desensus melalui pelvis dan canalis inguinalis
selama bulan ke tujuh dan ke delapan kehidupan fetal. Rangsang normal untuk
desensus testis adalah testosteron yang disekresi oleh testis fetus. Testis
mengikuti gubernaculum dan mengalami desensus di belakang peritoneum pada
dinding posterior abdomen. Testis kemudian berjalan dibelakang prosessus
vaginalis dan menarik saluran, pembuluh darah dan saraf dan pembuluh limfe
kecaudal. Akhirnya testis terletak pada scrotum yang sedang berkembang
menjelang akhir bulan kedelapan.
Karena testis dan pembuluh-pembuluh, saluran dan sebagainya yang
menyertainya mengikuti jalan yang sebelumnya diambil oleh prosessus
vaginalis, mereka mendapat tiga selubung yang sama waktu mereka berjalan
melalui canalis inguinalis. Jadi fuiniculus spermaticus diliputi oleh tiga lapisan
fascia konsentrik, fascia spermatica interna, berasal dari fascia transversalis,
fascia cremasterica, berasal dari m. obliquus internus abdominis, fascia
spermatica externa, berasal dari aponeurosis m. obliquus externus abdominis.
`Batas Canalis Inguinalis
Batas kanalis inguinalis :
• Kraniolateral : anulus inguinalis internus
• Kaudomedial : anulus inguinalis eksternus
• Atapnya : aponeurosis m.oblikus eksternus
• Dasarnya : ligamentum inguinalis
Trigonum Hasselbach
• Inferior : ligamentum inguinalis
• Lateral : vasa efigastrika inferior
• Medial : tepi lateral m.rektus abdominis
• Dasar : fasia transversal, m.transversus
Anulus inguinalis superficialis merupakan celah berbentuk segitiga pada
aponeurosis m. obliquus externus abdominis dan dasarnya dibentuk oleh crista
pubica. Anulus inguinalis superficialis dibatasi oleh berkas serabut aponeurosis
yang padat, crus medial, crus lateral dan serabut-serabut intercruralis. Anulus
inguinalis profundus suatu lubang berbentuk oval pada fascia tranversalis,
terletak sekitar ½ inch (1,3 cm) dicranial lig.inguinale, pertengahan antara SIAS
dan symphisis pubis. Disebelah medial anulus inguinalis profundus terdapat a.v
epigastrica inferior yang berjalan kecranial. Pinggir anulus merupakan origo
fascia spermatica interna. Anulus inguinalis profunda berasal dari evaginasi
fascia transversa yang melanjutkan diri sebagai fascia spermatica interna,
selubung paling profunda dari funiculus spermaticus. Medial terhadap anulus
inguinalis profundus, fascia diperkuat oleh ligamentum interfeveolare.
Seluruh panjang dinding anterior canalis inguinalis dibentuk oleh
aponeurosis m. obliquus externus abdominis. Dinding anterior ini diperkuat di
1/3 lateral oleh serabut-serabut origo m. obliquus internus abdominis. Oleh
karena itu dinding ini paling kuat, di mana ia terletak berhadapan dengan
dinding posterior yang paling lemah yaitu anulus inguinalis profundus. Setelah
aponeurosis m. obliquus externus abdominis dipotong, m. obliquus internus
abdomins dapat dilihat. Sebagian serabut-serabutnya melanjutkan diri mengikuti
funiculus spermaticus sebagai m. cremaster. Serabut serabut lainnya m.
cremaster berasal dari ligamentum inguinale.
Seluruh panjang dinding posterior canalis inguinalis dibentuk oleh fascia
tranversalis. Dinding posterior ini diperkuat di 1/3 medial oleh conjoint tendon,
gabungan tendo insertio m. obliquus internus abdominis dan m. tranversus
abdominis yang melekat pada crista pubica dan linea pectenia.
Dinding inferior atau dasar canalis inguinalis dibentuk oleh aponeurosis
m. obliqus externus abdominis yang ujung inferiornya melipat, yaitu
ligamentum inguinale dan pada ujung medialnya ligamentum lacunare.
Dinding superior atau atap canalis inguinalis dibentuk oleh serabut
serabut tercaudal m. obliquus internus abdominis yang melengkung dan m.
tranversus abdominis.
Struktur yang melewati canalis inguinalis
Funiculus spermaticus.
Funiculus spermaticus mulai pada anulus inguinalis profundus yang terletak
lateral terhadap a. epigastrica inferior dan berakhir pada testis.
Vas Deferens
Vas deferens merupakan saluran dengan dinding otot yang tebal, yang
mengangkut spermatozoa dari epididymis ke urethra.
Arteri Testicularis
Cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis II, dan mendarahari
testis dan epididymis.
Vena Testicularis
Suatu pleksus vena yang luas, pleksus pampiniformis, meninggalkan pinggir
posterior tentis. Waktu pleksus berjalan naik, ukurannya berkurang sehingga
sekitar anulus inguinalis profundus dibentuk satu vena testicularis. Vena ini
berjalan kecraniall pada dinding posterior abdomen dan mengalirkan
darahnya ke v. renalis kiri pada sisi kiri dan v. cava inferior pada sisi kanan.
Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe testis berjalan ke atas melalui canalis inguinalis dan berjalan
ke atas melalui dinding posterior abdomen untuk mencapai nodi lymphatici
lumbales yang terletak setinggi vertebra lumbalis dan disamping aorta
Processus Vaginalis
Sisa-sisa processus vaginalis terdapat diprofunda funiculus spermaticus
Saraf yang berhubungan dengan Canalis Inguinalis
N. ilioinguinalis, N. iliohipogastricus dan N. genitofemoralis. N.
ilioinguinalis menembus m. obliquus internus abdominis dan memasuki
canalis inguinalis sebagai saraf sensorik murni, lalu meninggalkan canalis
inguinalis melalui cincin inguinal luar dan saraf ini turut mempersarafi kulit
daerah dermatom L1. cabang-cabang akhirnya pada pria mempersarafi kulit
sisi depan scotum dan saraf inilah yang dibius pada irisan di bagian depan
scrotum waktu vasektomi. Cabang-cabang terakhir n. ilioinguinalis pada
wanita mempersarafi kulit sisi depan labium majus. Saraf iliohipogastrikus
juga berasal sari saraf spinal L1, merupakan saraf sensoris sewaktu
menembus aponeurosis m. obliquus externus abdominis dicraniall anulus
inguinalis superficialis. Cabanga genital n. genitofemoralis adalah saraf
motorik bagi otot cremaster di profunda canalis inguinalis.
ETIOLOGI
Kongenital
Prosesus vaginalis peritoneum persisten
Terutama bayi dan anak
Didapat
Faktor kausal :
Prosesus vaginalis yang tetap terbuka
Peninggian tekanan intraabdomen
Kelemahan otot dinding perut
KLASIFIKASI JENIS
Berdasarkan Terjadinya
1. H. Congenital
2. H. Akuisita
H.diafragmatika, H.inguinalis lateralis, dll.
H.femoralis, H.inguinalis medialis, H.insisional,
dll.
letaknyaInguinalis, Diafragma, Femoral,
Umbilikalis, Lumbalis, dll
sifatnya
H.Reponibilis
H.Irreponibilis
H. Inkarserata
H. Strangulata
Isi kantong dapat keluar masuk
Isi kantong tidak dapat keluar masuk Gangguan
pasase isi usus +/-
Isi kantong tidak dapat keluar masuk
Disertai gangguan pasase isi usus
dan gangguan vaskularisasi
Arah Herniasi /
Penonjolan
Hernia eksterna
Hernia interna`
Jenis
H. inguinalis lateralis
Hernia inguinalis medialis
Letak di lateral vasa epigastrika inferior
Hernia inguinalis indirect è karena
menonjol melalui anulus dan kanalis
inguinalis
Berada dalam m. kremaster dan
letaknya anteromedial terhadap vas deferens
Letak di medial dari vasa epigastrika inferior
Hernia inguinalis direct è menonjol
langsung melalui trigonum Hesselbach
Cincin lebar, longgar è jarang
strangulasi
DIAGNOSIS
AnamnesisBenjolan di lipat paha yang timbul hilang, Muncul bila tekanan
Intra abdomen , Menghilang saat berbaring / reposisi manual, Nyeri,
muntah, gejala sistemik bila sudah inkarserata atau strangulasi.
Inspeksi Hernia Inguinalis Lateralis è benjolan lonjong di inguinal yang
berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial. Hernia Inguinalis Medialis è
benjolan oval/bulat
Palpasi Teraba usus, omentum, ovarium , Sensasi gesekan sutera (silk sign),
Untuk membedakan HIL dan HIM, èTes visibel , Tes Oklusi, Tes taktil
Colok dubur Untuk mengetahui adanya faktor predisposisi, Kemungkinan
telah ada strangulasi
PENATALAKSANAAN
Pembedahan Indikasi operasi ada begitu diagnosis ditegakkan
herniotomy
Konservatif
Sedatif, kompres es, posisi Trendelenberg ® hernia anak yang
inkarserasi
Tereposisi : operasi elektif Gagal tereposisi : operasi emergensi
DAFTAR PUSTAKA
1. Arensman, R.M. Inguinal Hernia and Hydrocele. In: Pediatric Surgery. Texas: Landes Bioscience; 2000. p: 50-3.
2. Sjamsuhidajat, R., Jong, W. Hernia Inguinalis. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Kedua. 2004. Jakarta : EGC. Halaman 619-29
3. Bethesda, MD. Inguinal Hernia. 2004. USA: National Digestive Diseases Information Clearinghouse
4.