lp disritmia
TRANSCRIPT
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
URDOTUL IHLAMI
DISRITMIA
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANGPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Raya Cilegon KM 06 Pelamunan Kramatwatu Serang Banten Tlp/Fax.0254.232729
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN GAWAT DARURAT STIKes FALETEHAN
1. Definisi Penyakit
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau
irama atau keduanya. Disritma merupakan gangguan system hantaran jantung
dan bukan stuktur jantung. Disritmia dapat di identifikasikan dengan
menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat asal
dan impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Gangguan mekanisme
hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter,
fibrilasi, denyut premature, dan penyakit jantung. Disritmia jantung adalah
perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh kondisi
elektrikal abnormal atau otomatis. Aritmia timbul akibat perubahan
elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi
sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel
(Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas
denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 1996).
2. Etiologi
Penyebab disritmia secara umum diantaranya adalah :
1. Penyakit degenerasi (infark miokard, CHF).
2. Gangguan metabolisme (asidosis, alkalosis).
3. Intabilitas otot atrium karena kefein, alcohol dan nikotin.
4. Penyakit arteri koroner.
5. Hipertensi, gangguan pulmonal (emboli pulmonal) dan perikarditis.
6. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi).
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
7. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
8. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat
anti aritmia lainnya. 9. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia).
9. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung.
10. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
11. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
12. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
13. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)
3. Manifestasi Klinis
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak teratur, defisit
nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit
pucat, sianosis, berkeringat, edema, dan haluaran urin menurun bila curah
jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, dan
perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, dan gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi
nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
fenomena tromboembolitik pulmonal dan hemoptisis.
e. Demam yaitu kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial),dan kehilangan tonus otot atau kekuatan otot.
4. Deskripsi patofisiologi
Disritmia dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu sifat
dasar jantung. Ketidakseimbangan dapat terjadi oleh aktivitas normal, seperti
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
latihan oleh kondisi patologis seperti infark Miokard. Pada Infark Miokard terjadi
peningkatan respon miokardium terhadap stimulus akibat penurunan oksigen ke
miokardium yang menyebabkan peningkatan eksitabilitas.
5. Klasifikasi disritmia
Tipe – Tipe Disritmia diantaranya yaitu :
1. Disritmia Nodus Sinus
a. Bradikardi Sinus
Bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksitas digitalis peningkatan tekanan
intracranial atau infark miokard (IM). Bradikardi sinus juga dijumpai pada
olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan atau orang yang mendapat
pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa) pada keadaan hipoendokrin
(miksedema, penyakit adison) pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan
setelah kerusakan bedah sinus SA.
Karakteristik disritmia adalah :
- Frekuensi : 40 – 60 denyut permenit.
- Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS : interpal PR normal.
- Kompleks QRS : biasanya normal.
- Irama : regular.
Semua karakteristik bradikardi sinus sama dengan irama sinus normal, kecuali
frekuensinya, bila frekuensi jantung yang lambat mengakibatkan perubahan
hemodinamik yang bermakna, sehingga menimbulkan sinkop ( pingsan ), angina
atau disritmia ektopik, maka penatalaksanaan ditunjukan untuk meningkatkan
frekuensi jantung. Bila penurunanfrekuensi jantung diakibatkan oleh stimulasi
vagal ( stimulasi saraf vagus ) seperti jongkok saat buang air besar atau buang
air kecil, penatalaksanaan harus diusahakan untuk mencegah stimulasi vagal
lebih lanjut. b.
b. Takikardi Sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam,
kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif (CHF =
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
Congestive Heart failure), nyeri, keadaan hipermetabolisme, atau pengobatan
parasimpatolitik.
Pola EKG takikardi sinus diantaranya adalah :
- Frekuensi : 100 – 180 denyut permenit.
- Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS : dapat tenggelam dalam
gelombang T yang mendahulinya, interval PR normal.
- Kompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normal.
- Hantaran : biasanya normal.
- Irama : regular.
2. Disritmia aritmia
a. Kontraksi premature atrium
Kontraksi prematur atrium ( PAC = Prematur Atrium Contraction) dapat
disebabkan oleh iritabilitas otot atrium karena kafein, alcohol, nikotin,
miokardium atrium yang teregang seperti pada gagal jantung kongesif (CHF =
Congestive Heart failure), stress atau kecemasan, hipokalemia (kadar kalium
rendah), cidera, infark, atau keadaan hipermetabolik.
Kontraksi atrium premature atrium mempunyai sifat sebagai brikut :
- Frekuensi : 60 – 100 denyut permenit.
- Gelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan
gelombang P yang berasal dari nodus SA, melepaskan inpuls sebelum
nodus SA melepaskan impuls secara normal. Interval PR impuls yang
berasal dari nodus SA.
- Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak aada. Bila ventrikel
sudah menyelesaikan vase respolarisasi mereka dapat merespon stimulus
atrium ini dari awal. b. Takikardi
b. Atrium Paroksismal
Takikardi atrium proksimal (PAT = paroxysmal atrium tachycardia) adalah
takikardi atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan
pengobatan simpatomimetik, atau alkohol. Takikardi atrium paroksismal
biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung organik. Frekuensi yang
sangat tinggi dapat menyebabkan angina akibat penurunan pengisian arteri
koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.
Takikardia atrium proksismal ditandai oleh :
- Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit.
- Gelombang P : Ektopik dan mengalami distorsi dibanding gelombang P
normal ; dapat ditemukan pada awal gelombang T ; interval PR memendek
(kurang dari 0,12 detik).
- Kompleks QR : Biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila
terjadi penyimpanan hantaran.
- Hantaran : biasanya normal.
- Irama : Reguler.
c. Fluter Atrium
Fluter atrium terjadi bila ada titik fokus di atrium yang menangkap irama
jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per menit. Karakter
penting pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat terapi terhadap nodus AV,
yang mencegah penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls ini melalui
jantung sebenarnya masih normal, sehingga komplikasi QRS tak terpengaruh.
Inilah tanda penting dari disritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium
yang dilepaskan 250 sampai 400 kali permenit akan mengakibatkan fibrilasi
ventrikel, suatu disritmia yang mengancam jiwa.
Fluter atrium ditandai sebagai berikut :
- Frekuensi : Frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut permenit.
- Irama : Reguler atau ireguler, tegantung jenis penyakitnya.
- Gelombang P : Tidak ada, melainkan giganti oleh pola gigi gergaji yang
dihasilkan oleh focus atrium yang melepaskan impuls dengan cepat.
Gelombang ini disebut sebagai gelombang F.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
- Kompleks QRS : Konfigurasinya normal dan waktu hantaranya juga normal.
- Gelombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang fluter. d. Fibrilasi
Atrium Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan
tidak terkoordinasi) biasanya berhubungan dengan penyakit jantung
aterosklerotik, penyakit katub jantung, gagal jantung kongesti,
tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung kongenital.
Fibrilasi atrium ditandai sebagai berikut :
- Frekuensi : Frekuensi atrium 350 sampai 600 denyut permenit ; respons
ventrikuler biasanya 120 sampai 200 per menit.
- Gelombang P : Tidak terdapat gelombang P yang jelas ; tampak undulasi
yang ireguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang f, interval PR
tidak dapat diukur.
- Kompleks QRS : Biasanya normal.
- Hantaran : Biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respons
ventrikel ireguler, kerena nodus AV tidak berespons terhadap frekuensi
atrium yang cepat, maka impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel
berespons ireguler.
3. Disritmia Ventrikel
a. Kontrasi Prematur Ventrikel (PUC = premature ventricular Contraction).
Terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel ataupun ventrikel PVC bisa
disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis,
latihan atau peningkatan sirkulasi katekolamin.
Pada pasien miokard infark (MI) akut, PVC bisa terjadi precursor serius
terjadinya tarkikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel bila :
- Jumlahnya meningkat lebih dari 6/menit.
- Multifokus atau berasal dari berbagai area dijantung.
- Terjadi berpasangan atau triplet.
- Terjadi pada fase hantaran yang peka.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
Kontraksi premature ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut :
- Frekuensi : 60 – 100 denyut/menit.
- Gelombang P : tidak akan muncul karena inpuls berasal dari ventrikel.
- Kompleks QRS : biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik.
- Hantaran : terkadang retrograde melalui jaringan penyambung atrium.
- Irama : ireguler bila terjadi denyut premature.
b. Bigemini Ventrikel
Biasanya terjadi disebabkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner,
Miokard Infark Akut dan CHF istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana
setiap denyut jantung adalah premature.
Bigemini ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut :
- Frekuensi : dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi
biasanya kurang dari 90 denyut/menit.
- Gelombang P : seperti yang diterangkan pada PVC dapat tersembunyi
dalam kompleks QRS.
- Kompleks QRS : setiap denyut adalah PVC dengan kompleks QRS yang lebar
dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
- Hantaran : denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara
normal,mnamun PVC yang mulai berselang seling pada ventrikel akan
mengakibatkan hantaran retrograde kejaringan penyambung dan atrium.
- Irama : irregular.
c. Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan intabilitas miokard, seperti pada PVC.
Irama ventrikel yang dipercepat dan takikardi ventrikel mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
- Frekuensi : 150 – 200 denyut/menit.
- Gelombang P : biasanya tenggelam dalam kompleks QRS.
- Kompleks QRS : mempunyai kompigurasi yang sama dengan konpigurasi
PVC lebar dan aneh, dengan gelombang T terbalik.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
- Hantaran : berasal dari komputer dengan kemungkinan hantaran
retrograde ke jaringan penyambung dan atrium.
- Irama : biasanya regular.
d. Fibrilasi ventrikel
Merupakan denyut ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia ini denyut
jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi dan
mempunyai karakter sebagai berikut :
- Frekuensi : cepat, tidak terkoordinasi, tak efektif.
- Gelombang P : tidak terlihat.
- Kompleks QRS : cepat, undulasi ireguler tanpa pola yang khas.
- Hantaran : banyak focus di ventrikel yang melepaskan impuls.
- Irama : sangat iregules dan tidak terkoordinasi tanpa pola yang khas.
- Penanganan : segera adalah melalui defibrilasi.
4. Abnormalitas Hantaran
a. Penyekat AV Derajat-Satu
Penyekat AV derajat satu biasanya berhubungan dengan penyakit jantung
organik atau mungkin disebabkan oleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat
pada pasien dengan infark miokard dinding inferior jantung.
Penyakit jantung derajat satu mempunyai karakteristik sebagai berikut : •
Frekuensi : Bervariasi, 60-100 denyut permenit.
- Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS.
- Hantaran : Hantaran menjadi lambat.
- Irama : Biasanya regular.
b. Penyekat AV Hantaran-Dua
Disebabkan oleh penyakit jantung organik, infark miokard (MI), intoksikasi
digitalis, dapat menyebabkan penurunan frekuensi dan biasanya penurunan
frekuensu curah jantung.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
Penyekat AV derajat dua mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Frekuensi : 30-55 denyut permenit.
- Gelombang P : Terdapat dua, tiga, atau empat gelombang P untuk setiap
kompleks QRS.
- Kompleks QRS : Normal.
- Hantaran : Satu atau dua impuls tidak dihantarkan keventrikel.
- Irama : biasanya lambat dan regular.
c. Penyekat AV Derajat-Tiga
Frekuensi jantung berkurang drastic, menyebabkan penurunan pervusi ke organ
vital seperti otak, ginjal dan kulit.
- Asal : Impuls berasal dari nodus AV.
- Frekuensi : 60-100 denyut permenit.
- Gelombang P : Berasal dari nodus SA terlihat regular.
- Kompleks QRS : mempunyai konfigurasi supraventrikuler.
- Hantaran : Nodus SA.
- Irama : Lambat tapi regular.
d. Asistole ventrikel
Tidak akan terjadi kompleks QRS tidak ada denyut jantung nadi dan pernapasan.
- Frekuensi : Tidak ada.
- Gelombang P : Mungkin ada tapi tidak dapat dihantarkan ke nodus AV dan
ventrikel.
- Kompleks QRS : Tidak ada.
- Irama : Tidak ada.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan oabt
jantung.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
b. Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif
(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
c. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
d. Skan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stress latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium
dapat menyebabkan disritmia.
b. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Tiroid : Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan /meningkatnya disritmia.
d. laju Sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif,
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia.
e. GDA/Nadi Oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
8. Penatalaksanaan Medis/Operatif
a. KARDIOVERSI
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien
dalam keadaan sadar dan diminta persetujuannya.
b. DEFIBRILASI
Defibrilasi adalah kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat. Biasanya terbatas penatalaksanaan fibrilasi ventrikel apabila tidak
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
ada irama jantung yang terorganisasi. Defibrilasi akan mendepolarisasi secara
lengkap semua sel miokard sekaligus, sehingga memungkinkan nodus sinus
memperoleh kembali fungsinya sebagai pacemaker.
c. DEFIBRILATOR KARDIOVERTER IMPLANTABEL
Adalah suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takiakrdia
ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang mempunyai risiko
tinggi mengalami fibrilasi ventrikel.
d. TERAPI PACEMAKER
Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekwensi jantung. Alat ini
memulai dan memeprtahankan frekwensi jantung kerika pacemaker alamiah
jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya digunakan
bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran
yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
e. PEMBEDAHAN HANTARAN JANTUNG
Takikardian atrium dan ventrikel yang tidak berespons terhadap pengobatan
dan tidak sesuai untuk cetusan anti takikardia dapat ditangani dengan metode
selain obat dan pacemaker. Metode tersebut mencakup isolasi endokardial,
reseksi endokardial, krioablasi, ablasi listrik dan ablasi frekwensi radio.
Isolasi endokardial dilakukan dengan membuat irisan ke dalam endokardium,
memisahkannya dari area endokardium tempat dimana terjadi disritmia.
Batas irisan kemudian dijahit kembali. Irisan dan jaringan parut yang
ditimbulkan akan mencegah disritmia mempengaruhi seluruh jantung.
Pada reseksi endokardial, sumber disritmia diidentifikasi dan daerah
endokardium tersebut dikelupas. Tidak perlu dilakukan rekonstruksi atau
perbaikan.
Krioablasi dilakukan dengan meletakkkan alat khusus, yang didinginkan
sampai suhu -60ºC (-76ºF), pada endokardium di tempat asal disritmia
selama 2 menit. Daerah yang membeku akan menjadi jaringan parut kecil dan
sumber disritmia dapat dihilangkan.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
Pada ablasi listrik sebuah kateter dimasukkan pada atau dekat sumber
disritmia dan satu sampai lima syok sebesar 100 sampai 300 joule diberikan
melalui kateter langsung ke endokardium dan jaringan sekitarnya. Jaringan
jantung menjadi terbakar dan menjadi parut, sehingga menghilangkan
sumber disritmia.
Ablasi frekwensi radio dilakukan dengan memasang kateter khusus pada atau
dekat asal disritmia. Gelombang suara frekwensi tinggi kemudian disalurkan
melalui kateter tersebut, untuk menghancurkan jaringan disritmik. Kerusakan
jaringan yang ditimbulkan lebih spesifik yaitu hanya pada jaringan disritmik
saja disertai trauma kecil pada jaringan sekitarnya dan bukan trauma luas
seperti pada krioablasi atau ablasi listrik.
9. Terapi Farmakologis
Obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang tersedia untuk mengendalikan
aritmia. Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena mereka pun
memiliki efek samping. Beberapa di antaranya justru menyebabkan aritimia
bertambah parah. Evaluasi terhadap efektivitas obat dapat dikerjkan melalui
pemeriksaan EKG (pemeriksaan listrik jantung).
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
10. Pengkajian
Pengkajian primer :
1. Airway
• Apakah ada peningkatan sekret ?
• Adakah suara nafas : krekels ?
2. Breathing
• Adakah distress pernafasan ?
• Adakah hipoksemia berat ?
• Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
• Apakah ada bunyi whezing ?
3. Circulation
• Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
• Apakah ada takikardi ?
• Apakah ada takipnoe ?
• Apakah haluaran urin menurun ?
• Apakah terjadi penurunan TD ?
• Bagaimana kapilery refill ?
• Apakah ada sianosis ?
Pengkajian sekunder
1. Riwayat penyakit
- Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
- Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup
jantung, hipertensi
- Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
- Kondisi psikososial
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
2. Pengkajian fisik
a. Aktivitas /Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan umum karena kerja.
Tanda : Perubahan frekuensi jantung/TD dengan aktivitas atau olahraga.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat IM sebelumnya/akut (90% - 95% mengalami disritmia)
kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, dan hipertensi.
Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode
disritmia. Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus alternant
(denyut kuat teratur/denyut lemah), nadi begiminal (denyut kuat tak
teratur/denyut lemah). Defisit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi
radial). Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, dan denyut menurun.
Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat
(gagal jantung, syok).
Edema : dependen, umum, DVJ, (pada adanya gagal jantung).
Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.
c. Integritas Ego
Gejala : Perasaan gugup (disertai takidisritmia), perasaan terancam. Stresor
sehubungan dengan masalah medik.
Tanda : cemas, takut, menolak, marah gelisah, dan menangis.
d. Makanan/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makanan, anoreksia. Mual/muntah. Tidak toleran
terhadap makanan (karena adanya obat). Perubahan berat badan.
Tanda : Perubahan berat badan, edema. Perubahan pada kelembaban
kulit/turgor. Pernapasan krekels.
e. Neursosensori
Gejala : Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
Tanda : Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung,
kehilangan memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan dan koma.
Perubahan prilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi. Perubahan pupil
(kesamaan reaksi terhadap sinar). Kehilangan reflex tendon dalam dengan
disritmia yang mengancam hidup (takikardia ventrikel, bradikardi berat).
f. Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bisa hilang
oleh obat anti angina.
Tanda : Perilaku distraksi, contoh gelisah.
g. Pernapasan
Gejala : Penyakit paru kronis. Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
Nafas pendek. Batuk (dengan/tanpa produksi sputum).
Tanda : perubahan kecepatan/kedalam pernapasan selama periode disritmia.
Bunyi nafas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema
paru), atau fenomena tromboembolitik pulmonal. Hemoptisis.
h. Keamanan
Tanda : Demam. Kemerahan kulit (reaksi obat). Inflamasi, eritema, edema
(thrombosis superficial). Kehilangan tonus otot/kekuatan.
i. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga, contoh penyakit jantung,stroke.
Penggunaan /tak menggunakan obat yang diresepkan, contoh obat jantung
(digitalis), antikoagulan, Coumadin), atau obat yang dijual bebas, contoh sirup
batuk dan analgesikberisi ASA. Kurang pemahaman tentang proses
penyakit/program terapeutik. Adanya kegagalan untuk memperbaiki, contoh
disritmia berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup.
Pertimbangan : DRG menunjukan reratan lama dirawat : 3,2 hari.
Rencana Pemulangan : perubahan penggunaan obat/terapi.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
11. Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEMDO:- Disritmia, takikardia,
bradikardia- Palpitasi, oedem- Peningkatan/penurunan JVP- Distensi vena jugularis- Kulit dingin dan lembab- Penurunan denyut nadi
perifer- Oliguria, kaplari refill lambat- Perubahan warna kulit- bunyi jantung S3/S4- Kecemasan
DS:- Kelelahan- Nafas pendek/ sesak nafas- Rasa tidak nyaman (nyeri)
Infark miokard
Penurunan kardiak output
Kemampuan kontraksi jantung menurun
PENURUNAN CURAH JANTUNG
Penurunan Curah Jantung
DO:- Tingkah laku distraksi,- Perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil
- Gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah
- Skala nyeri meningkat
DS:- Laporan secara verbal- ketidaknyamanan (nyeri)
Kemampuan kontraksi jantung menurun
Vasodilatasi pembuluh darah
Tekanan darah menurun
Kerusakan otot jantung
Ketidakadekuatan jantung dalam beraktifitas
Beban kerja jantung meningkat
Menekan organ sekitar
Reaksi ketidaknyamanan
NYERI AKUT
Nyeri Akut
DO:- Menggunakan otot
pernafasan tambahan - Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi - Respirasi meningkat- bunyi tambahan (krekels,
ronki, weezing)
Vasodilatasi pembuluh darah
Tekanan darah menurun
Kerusakan otot jantung
Pola NapasTidak efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
DS:- Sesak- Batuk
Ketidakadekuatan jantung dalam beraktifitas
Beban kerja jantung meningkat
Menekan organ sekitar
Penurunan compliance paru
Dispneu (sesak)
POLA NAFAS TIDAK EFEKTIFDO:- Perubahan ECG : aritmia,
disritmia- Takhikardi/bradikardi- RR meningkat
DS:- Melaporkan secara verbal
adanya kelelahan atau kelemahan.
- Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas
Infark miokard
Penurunan kardiak output
Sianosis, kulit dingin, pucat, HR dan RR meningkat
Kelelahan
INTOLERANSI AKTIFITAS
Intoleransi Aktifitas
12. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
elektrikal dan penurunan kontraktilitas miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan
c. Pola napas tidakefektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
karena penekanan kapiler paru.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
kelelahan.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
PATOFLOW
Infark miokard
Penurunan kardiak output
PENURUNAN PERFUSI JARINGAN
Sianosis, kulit dingin, pucat, HR dan RR meningkat
Kemampuan kontraktilitas jantung menurun
PENURUNAN CURAH JANTUNG
Vasodilatasi pembuluh darah
Tekanan darah menurun (bradikardi)
Kelelahan
INTOLERANSI AKTIFITASKerusakan otot jantung
Ketidakadekuatan jantung dalam beraktifitas
Beban kerja jantung meningkat
Menekan organ sekitar (paru-paru)
Reaksi ketidaknyaman
NYERI AKUT
Penurunan compliance paru-paru
Dispneu (sesak)
POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku saku NIC NOC2. Emergency Cardiovascular Care Program, Advanced Cardiac Life Support,
1997-1999, American Heart Association.3. Noer Sjaifoellah, M.H. Dr. Prof, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi
ketiga, 1996, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.4. http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg5. http://www.ce5.com/ekg101.htm6. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/07/112208.htm7. http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg8. Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Studdarth, edisi 8 , EGC, Jakarta.9. Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Cetakan I, EGC, Jakarta.10. http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/3/7/ink1.html11. Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC,
Jakarta.12. Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6, Volume I, EGC, Jakarta.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan PerencanaanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Aktivitas (NOC)
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas miokard, ditandai dengan:DO:- Disritmia, takikardia,
bradikardia- Palpitasi, oedem- Peningkatan/
penurunan JVP- Distensi vena jugularis- Kulit dingin dan lembab- Penurunan denyut nadi
perifer- Oliguria, kaplari refill
lambat- Perubahan warna kulit- bunyi jantung S3/S4- Kecemasan
DS:- Kelelahan- Nafas pendek/ sesak
nafas- Rasa tidak nyaman
(nyeri)
Jangka PanjangPenurunan curah jantung teratasi
Jangka PendekSetelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak menunjukan tanda-tanda penurunan curah jantung, dengan kriteria hasil:1. Tanda Vital dalam rentang normal
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan3. Tidak ada penurunan kesadaran4. AGD dalam batas normal5. Tidak ada distensi vena leher6. Warna kulit normal
a. Circulation Monitoringb. Vital Sign Monitoring
a. Circulation Monitoring1. Evaluasi adanya nyeri dada 2. Catat adanya disritmia jantung3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
cardiac putput4. Monitor status pernafasan yang menandakan
gagal jantung5. Monitor balance cairan6. Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan 7. Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan8. Monitor toleransi aktivitas pasien9. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
dan ortopneu10. Anjurkan untuk menurunkan stress
b. Vital Sign Monitoring1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR2. Monitor vital sign saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri3. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas5. Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung6. Monitor frekuensi dan irama pernapasan7. Monitor pola pernapasan abnormal8. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit9. Monitor sianosis perifer
10. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
11. Identifikasi penyebab dari perubahan vital
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
sign12. Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian
oksigen13. Sediakan informasi untuk mengurangi stress14. Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik,
nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
15. Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
16. Minimalkan stress lingkungan
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan, ditandai dengan:DO:- Tingkah laku distraksi,- Perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil
- Gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah
- Skala nyeri meningkat
DS:- Laporan secara verbal
ketidaknyamanan (nyeri)
Jangka PanjangNyeri klien teratai
Jangka PendekSetelah dilakukan tindakan keperawatan Nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1. Melaporkan nyeri (frekuensi & lama)2. Perubahan vital sign dalam batas normal3. Memposisikan tubuh untuk melindungi
nyeri4. Melaporkan kondisi fisik yang nyeman5. Menunjukan ekspresi puas terhadap
manajemen nyeri6. Mengungkap faktor pencetus nyeri7. Menggunakan tetapi non farmakologi8. Dapat menggunakan berbagai sumber
untuk mengontrol nyeri9. Melaporkan nyeri terkontrol
1. Pain management2. Analgetic
Administration
a. Pain Management1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
b. Analgetic Administration1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
frekuensi3. Cek riwayat alergi4. Pilih analgesic yang diperlukan atau
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
kombinasi dari analgesic ketika pemberian lebih dari Satu
5. Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan anlgesik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru karena penekanan kapiler paru, ditandai dengan:DO:- Menggunakan otot
pernafasan tambahan - Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi - Respirasi meningkat- bunyi tambahan
(krekels, ronki, weezing)
DS:- Sesak- Batuk
Jangka PanjangPola nafas kembali efektif
Jangka PendekSetelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan keefektifan pola nafas, dengan kriteria hasil:1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
a. Oxygen therapyb. Vital sign management
a. Oxygen Therapy1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan3. Monitor respirasi dan status O24. Pertahankan jalan nafas yang paten5. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi7. Monitoring sianosis perifer
b. Vital Sign Management1. Monitoring TD,nadi,suhu, dan RR2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah3. Monitoring vital sign saat klien berbaring,
duduk atau berdiri4. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan
sesudah beraktifitas5. Monitor frekuensi dan irama pernapasan6. Mpnitor suara paru7. Monitor suara pernapasan abnormal8. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit9. Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan metabolisme dan kelelahan, ditandai dengan:DO:- Perubahan ECG :
aritmia, disritmia- Takhikardi/bradikardi- RR meningkat
DS:- Melaporkan secara
verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
- Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas
Jangka PanjangAktifitas klien adekuat
Jangka PendekSetelah dilakukan tindakan keperawatan klien bertoleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil :1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
3. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
a. Self Care : ADLsb. Toleransi aktivitasc. Konservasi eneergi
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
5. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
7. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
9. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
10. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
11. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
12. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
13. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
14. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
15. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
16. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual