lp-tumbang.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak memegang peranan penting bagi
sumber daya manusia di masa mendatang, khususnya dalam era globalisasi
yang membutuhkan manusia-manusia Indonesia yang dapat bersaing dengan
bangsa lain untuk memajukan Bangsa dan Negara. Salah satu sasaran
terpenting sumber daya manusia adalah anak yang merupakan tumpuan masa
depan bangsa dan Negara. Pembangunan manusia di masa depan adalah
pembangunan bagi anak sekarang, untuk mampu berfungsi sebagai generasi
penerus di masa depan, anak harus disiapkan sebaik baiknya baik gizi
maupun pertumbuhan dan perkembangannya (Ibrahim, 2005).
Pertumbuhan & perkembangan manusia tidak terjadi serta merta dalam
satu waktu, namun melalui tahapan yang telah ditentukan ukurannya yang
membuatnya berjalan dalam proses yang berangsur-angsur atau gradual.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa
yang dialaminya yaitu masa percepatan dan masa perlambatan. Masa tersebut
akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut
merupakan suatu kejadian berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi
masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan
pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran di dalam
tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan pada
anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai
dari aspek sosial, emosional dan intelektual (Hidayat, 2005).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang bersifat
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang
biasa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa
itu, terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara
bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan
kemampuan anak (Nursalam, 2005).
2
B. Faktor-Faktor Yang Mmepengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu
akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut
dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan.
Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya:
1. Faktor herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai
dasar dalam mencapai tumbuh kembang di samping faktor lain. Faktor ini
dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel
telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. (Hidayat, 2008)
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan akan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan ini secara garis besar adalah:
a) Faktor prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir
yang meliputi gizi ibu pada waktu hamil dimana gizi ibu yang jelek
sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu hamil, lebih sering
menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat
bawaan. Di samping itu, stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan ,
kelainan kejiwaan dan lain-lain. Olehnya manusia dengan segala
keterbatasan diharapkan manusia untuk optimis dan menganggap baik
dalam menempuh kehidupan, sebab setiap kesulitan pasti ada
kemudahan.
b) Faktor postnatal
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang secara
umum dalam hal ini adalah masyarakat yang dapat mempengaruhi
3
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau
mempersepsikan pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila
kehidupan atau berprilaku mengikuti yang ada kemungkinan besar dapat
menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai
contoh anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan
yang bergizi karena terdapat adat atau budaya terdapat makanan yang
dilarang. Pada masa tertentu padahal makanan tersebut dibutuhkan
untuk perbaikan gizi, maka tentu akan mengganggu atau menghambat
pada masa tumbuh kembang.
3. Jenis kelamin
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin
laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat atau tinggi pertumbuhan
tinggi badan dan berat badan dibandingkan dengan anak perempuan dan
akan bertahan sampai usia tertentu mengingat anak perempuan akan
mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas
dan begitu juga sebaliknya di saat anak laki-laki mencapai pubertas maka
laki-laki akan cenderung lebih besar.
4. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu pada
masa anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Di samping itu,
masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak sehingga
diperlukan perhatian khusus.
5. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan,
terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada
masa-masa tersebut, apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi
maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
4
6. Faktor fisik
Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, dimana musim
kemarau yang panjang/ adanya bencana alam lainnya dapat berdampak
pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai gagalnya panen, segingga
banyaknya anak kurang gizi. Selain itu, sanitasi lingkungan memiliki peran
yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung
kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan
perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting
dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kuarang maka anak
akan sering sakit, misalnya diare, cacingan, tifus abdominalis, demam
berdarah, malaria dan sebagainya (Hidayat, 2008).
7. Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat stimulasi
(Hidayat, 2008).
8. Faktor keluarga
Faktor keluarga berupa pekerjaan/pendapatan keluarga, pendapatan
keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena
orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun
sekunder. Selain itu, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor
yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan
yang baik, maka orang tua dapat menerima informasi dari luar terutama
tentang cara pengasuhan anak yang baik dan bagaiman menjaga kesehatan
anaknya. (Hidayat, 2008)
C. Kebutuhan Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara garis besar
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok (Tanuwijaya, 2002 dalam Ariyanti
2012) :
5
1. Kebutuhan fisis-biomedis (Asih)
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang. Merupakan kebutuhan asuh yang
terpenting. Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada
tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan pada otak.
Keberhasilan pertumbuhan anak ditentukan oleh keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi, dapat dikatakan bahwa
nutrisi selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi
perkembangan otak.
b. Perawatan kesehatan dasar terdiri dari imunisasi dan pencegahan dini
dan tepat untuk menghindari kecacatan sebagaidampak dari penyakit
yang menyerang anak, juga termasuk perawatan setelah sakit.
c. Pakaian, perumahan, hygiene dan sanitasi lingkungan serta rekreasi juga
merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan pakaian yang layak,
bersih dan aman (Tanuwijaya,2002 dalam Ariyanti 2012).
2. Kasih sayang orang tua (Asuh)
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin. Selanjutnya yang perlu dikembangkan
adalah perasaan aman, peningkatan harga diri, kebutuhan akan sukses,
dorongan dan motivasi. Hal tersebut sangat penting akan menentukan
perilaku anak di kemudian hari merangsang perkembangan otak anak,
merangsang perhatian anak kepada dunia luar. Pemenuhan kebutuhan
emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini dan seawal mungkin
(Tanuwijaya,2002 dalam Ariyanti 2012).
6
3. Kebutuhan akan stimulasi (Asah)
Stimulasi adalah perangsanag yang dari lingkunagan luar anak antara
lain berupa pelatihan, pendidikan, atau bermain. Stimulasi merupakan hal
yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak
mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan anak (Tanuwijaya,2002 dalam Ariyanti 2012).
D. Apek Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah
Beberapa aspek perkembangan yang dialami pada masa prasekolah pada
umunya merupakan lanjutan dari perkembangan yang telah ada sejak bayi.
Adapun aspek perkembangan sebagai berikut :
1. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan gerak motorik anak sendiri, sebagaimana dibedahkan
Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog perkembangan dan pemerhati
masalah anak merupakan perkembangan pergerakan jasmaniah melalui
kegiatan saraf, urat, dan oto yang terkoordinasi. Aspek atau gerak motorik
kasar, merupakan gerak anggota badan secara kasar, atau setidaknya
dilakukan dengan gerakan-gerakan yang agak keras. Misalnya berjalan,
naik turun tangga, melempar, dan menangkap bola yang disodorkan
kepadanya.
Saat berusia 3 tahun, anak menikmati gerakan sederhana, seperti
loncat-loncatan, melompat, dan lari kesana-kemari hanya demi kesenangan
murni melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas berlari-melompat ini tidak
akan mendapat medali, tetapi bagi anak berusia 3 tahun, aktivitas tersebut
merupakan sumber kebanggaan.
Saat berusia 4 tahun, anak masih menikmati aktivitas yang sama,
tetapi mereka menjadi lebih suka berpetualang. Mereka memanjat dengan
tangkas dan menunjukkan kemampuan atletis mereka yang luar biasa.
Meskipun mereka sudah lama mampu memanjat tangga dengan satu kaki
7
disetiap anak tangga, mereka baru mampu menuruni tangga dengan cara
yang sama.
Di usia 5 tahun, anak semakin menyukai petualangan dibandingkan
ketika mereka berusia 4 tahun. Bukanlah hal yang luar biasa bagi anak
umur 5 tahun yang percaya diri untuk melakukan adegan yang menakutkan,
mereka berlari cepat dan menyenangi balapan satu sama lain dan dengan
orang tua.
2. Perkembangan Motorik halus
Adapun perkembangan gerak motorik halus sendiri adalah
meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan kelompok
otot dan saraf yang lebih kecil. Keterampilan motorik halus melibatkan
gerakan yang diatur secara halus. Kelompok otot dan saraf inilah yang
nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti merobek,
menggambar, dan menulis.
Pada usia 3 tahun, anak telah memiliki kemampuan untuk mengambil
objek terkecil diantara ibu jari dan telunjuk untuk beberapa waktu. Di usia
ini anak dapat membangun menara balok yang tinggi, selain itu mereka
mulai dapat bermain dengan gambar bongkar pasang sederhana dan
memasangkannya ditempat yang kososng dengan menekannya dengan
kuat.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak lebih tepat. Kadang
anak berumur 4 tahun bermasalah dalam membangun menara tinggi dengan
balok karena, dengan keinginan mereka untuk meletakkan setiap balok
dengan sempurna, mereka membongkar lagi balok yang sudah tersusun.
Saat berusia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin
meningkat. Tangan, lengan, dan jari semua bergerak bersama dibawah
perintah mata. Menara sederhana tidak lagi menarik minat anak, yang
sekarang ingin membangun sebuah rumah atau gereja, lengkap dengan
menaranya.
8
3. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia bahasa ditandai oleh daya
cipta yang tidak pernah habis dan adanya suatu sistem aturan. Bahasa
terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan
untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. (Santrock,
2007).
Bahasa ditata dan diorganisasikan dengan sangat baik (Berko
Gleason, 2005). Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik.
Perubahan-perubahan dalam paragmatik juga mencirikan
perkembangan bahasa anak-anak yang belia ini (Brayant, 2005).
Perkembangan-perkembangan paragmatik yang terjadi selama tahun-tahun
prasekolah sebagai berikut :
Pada usia 3 tahun, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk
berbicara tentang hal-hal yang secara fisik tidak ada, mereka
mengembangkan penguasaan mereka atas aspek bahasa, yang dikenal
sebagai pemindahan (displacement), dan menghidupkan imajinasi mereka.
Anak-anak usia 4-5 tahun mengembangkan kepekaan besar terhadap
kebutuhan orang lain dalam percakapan dengan mengubah pola percakapan
mereka sesuai situasi. Mereka mebedakan cara berbicara antara dengan
teman sebaya dan dengan orang yang lebih dewasa, dengan menggunakan
bahasa formal dan lebih sopan.
Suatu ringkasan tentang tonggak sejarah perkembangan dalam bahasa
diklasifikasikan oleh Roger Browm (1973) sebagai berikut :
Tahap usia 35-40 bulan atau sekitar 3-4 tahun memiliki karakteristik
yang mana anak mampu untuk meletakkan kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain, seperti “Ini mobil yang ibu beli untukku”.
Tahap usia 41-46 bulan atau sekitar 4-5 tahun, jumlah rata-rata per
kalimat adalah 3,75-4,50 dan sudah mampu mengoordinasikan antara
9
kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proporsional, seperti
“Jerry dan Cindy itu saudara”.
4. Sosial dan Moral
Perkembangan dalam aspek moral adalah perubahan-perubahan yang
dialami seseorang menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung yang
menyangkut pertambahan pengetahuan seorang anak mengenai baik dan
buruk. Perkembangan moral seseorang berkaitan erat dengan
perkembangan sosial anak.
Robert J. Havighurst telah membagi tahap perkembangan moral
seseorang kedalam empat tahap, tahap perkembangan moral yang terjadi
pada usia pra sekolah yaitu anak belum dapat menafsirkan hal-hal yang
tersirat dari sebuah perbuatan, antara perbuatan disengaja atau tidak, anak
belum mengetahui, yang ia nilai hanyalah kenyataannya.
Namun demikian, sebagian ahli berpendapat bahwa masalah moral
akan muncul manakalaterjadi suatu pertentangan ataupun konflik mengenai
persoalan tujuan, rencana, hasrat, keinginan, serta harapan manusia.
Ketika anak-anak berhadapan dengan pertentangan yang
dikemukakan diatas, proses yang mereka lakukan dalam menyelesaikan
masalah permasalahan moral dapay untuk memotivasi agar
memeperhatikan kepentingan orang lain dan kecendrungan untuk merasa
tidak senang manakala mereka tidak memperhatikan kepentingan orang
lain.
5. Emosional
Emosi merupakan perasaan yang merupakan perpaduan gejolak
fisiologis dan perilaku yang terlibat didalamnya. Kemarahan, kesedihan,
dan kegembiraan adalah diantara jenis bagian yang melingkupi emosi ini.
Oleh karena itu, semua hal yang bersumber pada emosi harus diperhatikan
karena jika tidak bisa melahirkan masalah besar.
Pada awal pertumbuhannya, seorang anak belum memiliki reaksi
emosional terhadap objek yang bersifat abstrak, seperti mencintai
10
keindahan, kejujuran, kebenaran, etika, dan estetika sebagaimana yang
dimiliki oleh orang dewasa.
Anak usia pra sekolah pun akan memiliki bahasa tubuh yang khas
dalam merefleksikan emosinya bila sedang marah, sedih, atau bahagia.
Meski demikian kondisi tiap-tiap anak berbeda satu sama lain.
Menurut Dadang Hawari perbedaan emosi antar anak satu dengan
yang lain dipengaruhi sikap, cara, dan kepribadian orang tua dalam
memelihara, mengasuh, dan mendidik anaknya. Dalam paradigma yang
lain ada factor lain diluar anak yang mempengaruhi perbedaan tersebut,
salah satu yang mendasar adalah lingkungan dimana anak itu tinggal.
E. Fase Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
1. Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa
oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena
mulut merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut
merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak
akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja,
kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua
ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui
latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau
dorongan-dorongn yang datang dari dalam dirinya (umpamanya buang air
kecil dan air besar)
2. Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan.
Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak
yang terutama adalah fungsi panca
inderanya. Pada masa ini, panca indera masih peka karena itu Montessori
11
menciptakan bermacam – macam alat permainan untuk melatih panca
inderanya.
F. Tugas Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah
Menurut Elizabeth Hurlock, tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5
tahun adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung
6. Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi
Suherman, menjelaskan secara ringkas tugas-tugas perkembangan anak
usia 4-5 tahun sebagai berikut:
1. Berdiri dengan satu kaki (gerakan kasar)
2. Dapat mengancingkan baju (gerakan halus)
3. Dapat bercerita sederhana(bahasa bicara dan kecerdasan)
4. Dapat mencuci tangan sendiri (bergaul dan mandiri)
G. Stimulasi Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah
1. Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan
permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan.
12
2. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar
menggambar.
3. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti
satu separuh dengan cara membagikan kue.
4. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain ke tetangga.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti. 2012. Penerapan Maternal Role Attainment untuk Tumbuh Kembang
Bayi. Yogyakarta: Pustaka Timur
Hidayat,A. Aziz Alimul 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Ibrahim, Nurlindah. 2009. Studi Komperatif Perkembangan Anak Usia Pra
Sekolah (4-5 Tahun) yang mendapat stimulasi sejak usia 2-3 tahun di
Playgroup TK Al-Ashar Kecematan Belopa Kabupaten Luwu. UIN
Alauddin Makassar
Suparyanto, 2010. Konsep Aspek Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah.
http://Supranto.wordpress.com. Di akses tanggal 9 Maret 2015, pukul 22: 15
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Boston, Mc. Graw Hill
14