m. bawam raharjo - journal portal

16
••• .cjrsH METODOLOGI EKONOMI ISLAM M. bawam Raharjo Abstract . Studies and research labout Islamic economics have been growing quiet fast recently. The problem is that there are not enough literature, data and fund to support the studies. Therefore, it seems to be positive that we found an Association of Islamic economics observer to support communication between observers in developing Islamic economics and local economy. The nextstep could be taken is doing research, both theoretically as well as practically. Participation action research could be applied forthis context. Some institutions and economic instrument thatare already existed could be picked upas an object ofthe research. Ilmu pengetahuan, termasuk ilmu ekonomi, ada- lah sebuah pengetahuan sistematis yang diperoleh dengan cara-cara teftentu yang telah disepakati dieh umat ilmuwan (al ummah a! lim). Cara-cara tertentu untuk memperoleh pengetahuan si^ematis itu disebut metodologi. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui investigasi atau penyelidikan. Namun tidak setiap penyelidikan dapat disebut cafa yang syah dan diakui untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan mempunyal cara- cara atau proses tertentu yang disebut penelitian CresearchJ. Dengan demikian maka metodologi sebenamya cara-cara atau 'teknik penelitian ilmiah' (scientiric researh technique). Yang dimaksud teknik disini adaiah cara-cara menjalankan investigasi dan menllai temuan- temuan atau bukti-bukti (evidences), yakni menilai apakah yang ditemukan tersebut benar (true) atau salah (false). Hal-hal yang ingin diketahui tidak saja gam- baran mengenai keadaan (description of existing reality), tetapi juga hubungan antara suatu hal dengan yang lain, khususnya hubungan sebab akibat Penilaian mengenai hubungan antara be- berapa hal (relationship between variables) itu akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan umum (generalization) atau kecenderungan umum (genera/ tendencies). Apabila kesimpulan itu menggambarkan keajegan yang terus-menerus JEP Vol.3 No. 1. 1998 yang mendekati kepastian, maka orang bisa menetapkan suatu hukum (law). Kesimpulan itu bersifat tetap, kecuali jika dibuktikan sebaliknya atau berbeda. Dengan adanya hukum Itu, ilmuan bisa membuat prediksi atau bisa menjelaskan ke- jadian-kejadian di masa iampau dalam bentuk analisis. ilmli ekonomi juga mempunyal cara-cara tertentu untuk mencapai pengetahuan Itu. Me- nurut suatu definisi, ilmu ekonomi itu mempeiajari gejala-gejala seperti harga barang-barang umum, inflasi, harga faktor-faktor produksi seperti sewa tanah, upah tenaga kerja, bunga modal atau pengurangan nilai mesin, juga tentang kesem- patan kerja. pengangguran, pendapatan masyarakat atau ekspor dan impor. Gejala-gejala tersebut sebenamya dapat ditangkap dalam rangka mempeiajari gejala yang lebih umum, yakni kegiatan manusia yang me- menuhl kebutuhan hidupnya, melalui produksi, pertukarangan dan konsumsi. Di sini ekonomi mempersoalkan bagaimana ofang memilih fak tor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, alat-alatdan modal dalam kegiatan produksinya. Hal itu menjadi persoaian mengingat sumber daya itu sifatnya terbatas, sementara itu kebu tuhan masyarakat, seperti pangan, sandang, pa- pan, kendaraan atau alat-alat yang dibutuhkan dalam hidup itu tidak terbatas, karena teats

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M. bawam Raharjo - Journal Portal

••• .cjrsH

METODOLOGI EKONOMI ISLAM •

M. bawam Raharjo

Abstract

. Studies andresearch labout Islamic economics have been growing quiet fastrecently. The problem is that there are not enough literature, data and fund tosupport thestudies. Therefore, itseems to be positive that we found an Associationof Islamic economics observer to support communication between observers indeveloping Islamic economics and local economy. The nextstep could be taken isdoing research, both theoretically as well as practically. Participation action researchcould be applied forthiscontext. Someinstitutions and economic instrument thatarealready existed could be picked upas an object ofthe research.

Ilmu pengetahuan, termasuk ilmu ekonomi, ada-lah sebuah pengetahuan sistematis yang diperolehdengan cara-cara teftentu yang telah disepakatidieh umat ilmuwan (alummah a! lim). Cara-caratertentu untuk memperoleh pengetahuan si^ematisitu disebut metodologi. Ilmu pengetahuan diperolehmelalui investigasi atau penyelidikan. Namuntidak setiap penyelidikan dapatdisebut cafayangsyah dan diakui untuk memperoleh pengetahuantersebut. Ilmu pengetahuan mempunyal cara-cara atau proses tertentu yang disebut penelitianCresearchJ. Dengan demikian maka metodologisebenamya cara-cara atau 'teknik penelitianilmiah' (scientiric researh technique). Yangdimaksud teknik disini adaiah cara-caramenjalankan investigasi dan menllai temuan-temuan atau bukti-bukti (evidences), yaknimenilai apakah yang ditemukan tersebut benar(true) atau salah (false).

Hal-hal yang ingin diketahui tidak saja gam-baran mengenai keadaan (description of existingreality), tetapi juga hubungan antara suatu haldengan yang lain, khususnya hubungan sebabakibat Penilaian mengenai hubungan antara be-berapa hal (relationship between variables) ituakan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan umum(generalization) atau kecenderungan umum(genera/ tendencies). Apabila kesimpulan itumenggambarkan keajegan yang terus-menerus

JEP Vol.3 No. 1. 1998

yang mendekati kepastian, maka orang bisamenetapkan suatu hukum (law). Kesimpulan itubersifat tetap, kecuali jika dibuktikan sebaliknyaatau berbeda. Dengan adanya hukum Itu, ilmuanbisa membuat prediksi atau bisa menjelaskan ke-jadian-kejadian di masa iampau dalam bentukanalisis.

ilmli ekonomi juga mempunyal cara-caratertentu untuk mencapai pengetahuan Itu. Me-nurut suatu definisi, ilmu ekonomi itu mempeiajarigejala-gejala seperti harga barang-barang umum,inflasi, harga faktor-faktor produksi seperti sewatanah, upah tenaga kerja, bunga modal ataupengurangan nilai mesin, juga tentang kesem-patan kerja. pengangguran, pendapatan masyarakatatau ekspor dan impor.

Gejala-gejala tersebut sebenamya dapatditangkap dalam rangka mempeiajari gejala yanglebih umum, yakni kegiatan manusia yang me-menuhl kebutuhan hidupnya, melalui produksi,pertukarangan dan konsumsi. Di sini ekonomimempersoalkan bagaimana ofang memilih faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja,alat-alatdan modal dalam kegiatan produksinya.Hal itu menjadi persoaian mengingat sumberdaya itu sifatnya terbatas, sementara itu kebutuhan masyarakat, seperti pangan, sandang, pa-pan, kendaraan atau alat-alat yang dibutuhkandalam hidup itu tidak terbatas, karena teats

Page 2: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Dswam Rahaijo. Metodofogi Ekonomi Islam

berfcembang dan benibah. Karena itu,- setelahproduksi dilakukan, b'mbul persoalan distiibusiatau pertukaran. Bahkan masyarakat sebagaipengguna atau konsumen, juga menghadapipersoalan memilih, karena kemampuanya untuk.membeli barang yang mencerminkan kebu-tuhanya itu terbatas. DIslnl konsumen memper-timbangkan faktor harga yang dikaitkan denganmutu danjumlah yang akandlbeii.

Oleh sebab itulah maka Lord Robin (iahir1898), atiii ekonomi inggris berallran Neo-Kiasik,menyimpuikan bahwa persoalan pokok dalamkehldupan ekonomi itu adalah memilih diantarasumber daya yang t^atas untuk memenuhi ke-butuhan yang tak terbatas. Dengah perkataanlain, ilmu ekonomi itu adalah persoalan alokasisumber daya seoara efislen. Ilmu ekonomi. dite-gaskah oleh Mancuar Olson, Jr., umpamanya,sebaga science of relation choise, ilmu memilihyang berdasarkan nalar.

Di Indonesia, gejala ekonomi sudah men-jadi pengetahuan masyarakat luas dan menjadibahan' pembicaraan masyarakat sehari-hari. Persmempunyai peranah pentlng dalam mempopul^kanpengetahuan ^onomi ini. Kini, pada umumnyaorang rnengetahui apayang disebut harga, tingkatbunga, inflasi bahkan, akhir-akhir in! mulai jugamemahami gejala nilai mata uang komparatif,setelah timbulnya krisls mata uahg negara-negaraASEAN.

Topik ekonomi sudah sering menjadi bahan debat publik. Beberapa waktu lalu ramaidiperblncangkan soal antara hubungan inflasidan tingkat bunga. Persoalan yang.dilontarkanoleh B.J. Habibie Itu menjadi hangat dalam debatpublik karena ia melontarkan pendapat, yangkarena dirumuskan pers seoara slmplistis, menjadi pendapat yang tidak lazim di kalanganekonom, yakni bahwa tingkat bunga itu mem-pengaruhi tingkat inflasi. Lebih tepat lagi, penu-runan tingkat bunga seoara bertahap dan denganoara zig-zag, dalam jangka panjang akan menu-runkan tingkat inflasi.

Sementara itu pendapat konvensionai•mengatakan bahwa tingkat bunga bank pertama-

ISSN: 1410-2641

tama tergantung pada tingkat inflasi. Persoalanitu adalah perso^an sebab-aklbat fcouse andeffect), yakni variabe! apa yang mempengaruhisuatu kondisi. Habibie mengatakan bahwa turunnyasuku bunga bank akan bisa menggairahkan pasarmodal. Sebenamya, pendapat pokok Habibieadalah bahwa suku bungadi Indonesia sekarangini dinilai terlalu tinggi, sehingga menghambatkegiatan produksi. Oleh karena Itu untukmenggairahkan produksi, suku bunga perludituninkan. Tetapi, banyak ekonom berpendapatlain. Misalnya, suku bunga bukan merupakanpersoalan p^ok, karena bunga bukan merupakanbagian b^ar dari ongkos prpduksi. MenurutSuniitro Djojohadikusumo bagian blaya yang lebihberat adalah berbagai pungutan. Selama pungutanliar tak ditertibkan, maka industri tidak akaneflsien.

Gejala mata uang jugarhendapat perhatianmasyarakat banyak, bukan saja karena dampaknegatifhya sangat dirasakan masyarakat, tetapijuga karena dipopulerkan oleh P.M. MalaysiaMahathir Mohammad, la menuduh George Soros, pemilik Quantum Fund Management, sebagai t)iang keladinya. Ulahnya dalam melakukanspekulasi telah menjatuhkan'nilai mata uangBaht, yang menjalar ke mata uang negara-ne-gara ASEAN lainnya. Melihat gejala itu timbul,penilaian Mahathir, bahwa perdagangan matauang adalah kegiatan yang tidak perlu(unnecessary), tidak produktif (unproductive) danlebih dari itu semua juga adalah tidak bermoral(immoral).

Dalam penilaian Mahathir itu timbul persoalan moral dan etika bisnis. Bagi Soros,spekulan tidak dapat dipersalahkan, karenamereka melihat kesempatan memperolehkeuntungan dari lemahnya mata uang Baht yangsenyatanya, (karena dalam sistem kurs tetap telah dinilai terlalu tinggi). Ini adalah sebuah kasusyang mengkait dengan persoalan moral danetika. Atas dasar pertimbangan itu maka, Mahathir menganjurkan agar perdagangan uang ituditiadakan saja, walaupun pandangan itu tidakdijalankan oleh Pemerintah Malaysia.

JEP Vol. 3 NC..1,1998

Page 3: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN; 1410 - 2641

Ajuran Mahathir itu mengingatkan padapersoalan hukum riba. Dalam fiqih Islam, praktekpembungaan uang dllarang dan spekulasi dalamperdagangan uang bisa dinllal sebagal aktlvltasjudi, dan karena Itu dllarang. Kasus krisis matauang dan dampaknya merupakan kasus yangmenarik untuk dipelajari dan ditelltl secara ilmlah,dalam Ekonomi Islam.

EKONOMI ISLAM

Dengan lahlmya 'Ekonomi Islam' timbulberbagai pertanyaan dlantaranya adalah: (1)Apakah Ekonomi Islam itu berbeda denganekonomi pada umumnya ? (2) Apakah EkonomiIslam hanya bersifat normatif saja atau ekonomipositif (3) Apakah Ekonomi Islam Itu hanyamempelajaii gejala-gejala ekonomi dalammasyarakat Muslim ?. (4) Apakah Ekonomi Islammemlllkl metodologi penelltlan khusus yang berbeda dengan metodologi penelltlan ekonomipada umumnya?. Karena Ekonomi Islam me-mang mengandung predlkat yang memb'̂ akan,yaknl 'Islam', dimana sebenamya letak perbe-daannya dengan llmu ekonomi konvenslonal ?.

Sekallpun dalam bahasa Arab ada Istllahyang ekulvalen dengan pengertlan 'ekonomi'yaknl 'iqtishadiyah', tetapl pengertlan yangterkandung dalam Istllah Itu adalah sama. Dengandemlklan pengertlan tentang apa yang disebut'ekonomi' Itu padadasamya samaantara EkonomiIslam dan ekonomi konvenslonal. Perlu dlsadari

bahwa ekonomi Itu adalah gejala universal yangterdapat dalam masyarakat dari segala-bangsa.Hanya saja bentuk dan caranya bIsa berbedadan berkembang dari waktu ke waktu. Selaln itu,pengertlan tentang apa yang dimaksud dengan'ekonomi' atau 'llmu ekonomi' Itu, seperti apayang dikatakan Samoelson, bisa bertieda dariorang ke orang, tergantung dari sudut managejala Itu dipandang.

Dislnl dapat dikutip salah satu definisimengenai ekonomi Islam oleh.seorang banklrdari Pakistan, S.M. Hasanuzzaman (1984)-yangm'engatakan bahwa:

JEP Vol. 3 No. 1.1998

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

'llmu ekonomi Islam adalah pengetahuan danpenerapan pen'ntah-perintah dan tatacara yang di-terapkan oleh syari'at, dengan tujuan mencegah keh-dak-adilan, dalam penggalian dan penggunaan sum-ber daya material, guna memenuhi kebutuhanmanusia, yang memungkinkan merekamelaksanakankewajiban kepada Allah danmasyarakaf.

Dari deflnlsl tersebutdapat ditahk dua unsurp^gertlan. Pertama pengertian tentang ekonomiItu sendiri yaknl 'pengertlan tentang penggaliandan penggunaan sumber daya material, gunamemenuhi kebutuhan manusia*. Kedua, mengenai'penerapan perintah-perintah dan tata cara yangditetapkan olehsyari^af dengan kegiatan ekonomi,dalam rangka 'melaksanakan kewajiban kepadaAllah dan masyarakat'. Yang k^ua adalahmengenai predlkat'Islam' dalam llmu ekonomi.

Berdasarkan definisi tersebut, maka . yangpertama-tama kita lakukan terlebih dahulu dalamrangka penelitian Ekonomi Islam adalah meng-gallajaran Islam atau pengetahuan syari'ah padaumumnya dan'dl bidang yang berkaitan dengankegiatan ekonomi, yaknl bidang^ mu'amalahkhususnya. Buku Ibnu Rusjd 'BidayatuI Mudjta-h/d'jllid VIII, Bagian Mu'amalat kesatu, yang te-lah dl allh bahasakan oleh A.'Hanafi (1969), dapat dijadlkan rujukan.' '' Dalam makaiahnya' yang berjudul'Methodology of Islamic £conom/cs' (1992), Mohammad Anas Zarka menyebut'tlga jenis ahllyang bIsamelakukan penelltlan tentang Ekonomi]slam:'(a) Speslal llmu syari'ah yang memahamillmu ekonomi, (b) speslal llmu ekonomi yangmengenai syari'ah dan (c) mereka yang memilikikeahllan dalam syari'ah maupun llmu ekonomi.TIpe (a) diharapkan memberikan konstribusi ter-hadap aspek normatif dalam. area SistemEkonomi Islam, dengan menemukan prinsip-prinsip Islam.di bidang ekonomi, serta menjawabpersoalan-persoalan .modem dalam sistemekonomi. Sedangkan tipe (b) lebih diharapkanbisa rhelakukan analisis ekonomi positif tertiadapoperasionalisasl Sistem Ekonpmllstam.

Page 4: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

Dengandemikian. maka Ekonomi Islam itumencakup segl ilmu normatif (normative science)maupun Ilmu posltif (positive science). Sebe-namya, dalam Al-Qur'an dan Sunnah, terdapatpemyataan-pemyataan normatif maupun positifmengenal gejaia alam maupun sosia). termasukekonomi. Ayat Al-Qur'an yang mengatakan bahwamanusla Itu mempunyai kecendemngan serakahdan berlebih-leblhan dalam kebutuhan hidup,adalah suatu pemyataan posltif. Sedangkanpenliaian negatif perbuatan bores atau laranganuntuk melakukan konsumsl secara berlebih-

leblhan umpamanya, adalah pemyataan normatif.Selain mempelajari pemyataan-pemyataan

dan presumsl-presumsl posltif dalam Al-Qur'andan Sunnah, Zarka juga menganjurkan dllakukankeglatan penellb'an yang mengungkapkan per-nyataan-pemyataan ekonomi yang dllakukanoleh para pemlkir Muslim dl sepanjang masa.Anjuran In! mengandung pandangan bahwa dlmasa lalu, para pemlkir Muslim telah menghasB-kan pemikiran-pemlklran yang berslfat normatifmaupun posltif.

Suatu hal yang luput dari perhatian Zarka^aknya adalah praktek-praktek keglatan ekonomiyang dilakukan oleh umat Islam, masa lalumaupun kini. Dari sini bisa timbul pertanyaan,sampaiseberapajauhajaranIslam diterapkan olehumat Islam dalam kehidupan ekonomi, khususnyadlllngkungan umat Islam sendlrl. MurasaSarkaniputra, menyatakan bahwa qirath ataiplnjam uang b^l untung telah dipraktekkan dlkalangan masyarakat Sunda. Tetapl bagaimanaprinslp-prinsip qirath Itu dliaksanakan secaranyata memerlukan penelitian, misalnya nisbahbagi hasllnya, bagaiman jika yang terjadl adalahkeruglan, apakah ada perjanjlan tertulis sepertidianjurkan dalam surat Al-Baqarah 182umpamanya, atau bagaimana umat Islam dalammemegang amanah dalam perjanjlan utangpiutang. hal terakhir Itu merupakan wilayahpenelitian posltif, sekalipun tentang keglatanekonomi yang sifatnya normatif.

Bani-baru Inl FT. Bank Mu'amalat Indone

sia (BMi) menerbitkan sebuah buku hasll kajlan

6-

ISSN: 1410-2641

International Institute of Islamic Economics, International Islamic University, Islamabad, Pakistan yang berjudul 'Ajaran NabI Muhammadsaw. tentang ekonomi: Kumpulan Hadlts-hadltsPillhan tentang Ekonomi" (Economics Teachingsof Prophet Muhammad), karya MuhammadAkram Khan. Dalam kata pengantamya, Dr.Munawar Iqbal, DIrektur Instltut dl atas mengatakan:

'Ekonomi l^am adalah sebuah disiplin ilmuyang mempunyai akar dalam syan'at Islam. I^ammemandang wahyu sebagaisumberilmu pengetahuanyang paling utama. Prinsip-piinsip dasar yang dican-tumkan dalamal-Qur'an dan Hadist adalah batu-ujianunhik menilai teoii-teori bam berdasarkan doklrin-dok-

trin ekonomi Islam. Dalam hal in! sebuah himpunanhadist mempakan sebuah bukusumber yang sangatberguna'.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa buku terse-but memang dimaksudkan para peneliti EkonomiIslam untuk mengakses sumber hadist yangmemang sangat luas itu, dengan sistem klaslfi-kasl yang memudahkan peneliti. Buku AkramKhan Itu memang tidak bisa diharapkan lahir dariulama, kecuall orang semacam Yusuf Qardhawiatau Taba'tabai, yang memang telah mengarangbuku mengenal Ekonomi Islam dari pendekatannormatif. Meskipun klasifikasl tersebut telah dl-buat oleh seorang ekonom, naskahnya telahmendapatkan veriflkasi dari seorang ulama ahllhadist, Maulana Malik KandhatwI.

Buku tersebut dibagi menjadl 12 tema,yaknl: (1)Kepemllikan; (2) Kekayaan; (3)Mencarirezkl; (4) Tanah; (5) Perburuhan; (6) Modal; (7)Sikap konsumen (8) Mekanisme pasar; (9) Uangdan Kredlt; (10) Keuangan negara; (11) Pem-bangunan ekonomi; (12) Nllal-nllal ekonomi.

Ke 12 tema tersebut sebenamya dapatdikelompokkan ke dalam kategoii: (1) faktor-fak-tof produksl, seperti tanah, tenaga kerja, modal,(2) perdagangan dan konsumsl. Selain Itu jugatema-tema yang berkaitan dengan masalah-masalah sistem ekonomi, seperi soal kepemHlkan.kekayaan, hal mencari rezkl, keuangan negara,

JEP Vol. 3 .No. 1,1998

Page 5: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN: 1410-2641

mekanisme pasar, penibangunan ekonomi dannialai-nilai ekonomi.

Tentu saja tidak mudah mengaitkan hadist-hadlst di atas dengan analisis ekonomi. Karenadengan mempeiajari hadist-hadist itu pikiranpertama yang timbul adalah bagaimanamenerapkannya dalam kehidupan • sehari-hari.Namun, seringkaii pemyataan-pernyatan normatifyang terkandung dalam suatu hadist itu memer-lukan penjeiasan, bahkan diskursus dan perde-batan. Hal iniiah yang menlmbulkan ilmu pemba-hasan hadist (af mustholah al hadist). Dari pem-bahasan itu dapat disimpulkan suatu konstmkpemikiran, teon atau konseptindakan.

' Dalam penelltian dikenal pendekatan de-duksi yang berawal dari pemikiran yang logisyang membentuk premis-premis atau dasarpemikiran, dan kemudian melalui pembahasanatau penelltian menghasilkan kesimpulan. Se^buah proses deduksi dalam peneiitian empirisdimulai dengan uraian teoritis, kemudian diru-muskan pokok-pokoknya menjadi kesimpulan-kesimpulan sementara yang disebut hipotesis.Selanjutnya, dilakukan observasi berdasarkanpertanyaan-pertanyaan yang timbul dari hipotesis. Basil observasi itu diolah untuk mengujihipotesis. Kemudian, dilakukan analisis gunamendapatkari kesimpulan final, balk yang sejalanatau bertolak belakang dari hipotesis yang se-benamya baru merupakan kesimpulan sementara itu. Kesimpulan final Itu kemudian dapatdirumuskan menjadi sebuah teon baru atau penjeiasanterhadap teori lama.

Basil pembahasan hadist atau ayat-ayat alQur'an seringkaii tidak dikembangkan menjaditeori terlebih dahuiu untuk ditellti kebenarannya,meiainkan atas dasar iman langsung dllak-sanakan atau diterapkan. Sebagai contoh, dalambuku Akram Khan tersebut ditemukan sebuah

hadist yang mengatakan bahwa tangan di atasitu lebih balkdari tangan dl bawah*. Kata-kata inimerupakan sebuah pemyataan moral yangmembedakan dan menllai antara kedudukan

memberj dan menerima. Memberi itu lebih baik

JEP Vol. 3 No. 1, 1998

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi /s/am

dari pada menenma atau diberi. Ajaran itu tidakbisa langsung diterapkan.

Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan agar seseorang bisa mencapai posisi pem-beri. Tindakan Itu ringkasnya adalah bekeija untukmemperoleh untung dan selanjutnya kekayaan.Mungkin keuntungan itupun masih harusdikumpulkan agar benar-benar bisa mencapai posisi pemben, sebab posisi itu hanya di-miliki oleh orang yang berlebih. Dengan demikianhadist di atas mendorong kaum Muslim untukbekerja agartidak berada padaposisi diberi ataumenerima. Bahkan, hadist itu bisa mendorongseseorang untuk menjadi kaya, karena keperluanmemberinya berkembang. Orang tidak sekedaringin memberi satu dua ribu rupiah untuk bisadikonsumsi oleh orang yang diberi, tetapi inginmampu memberi berjuta-juta rupih agar bisa di-pakai untuk membangun masjid atausekolah.

Munawar Iqbal, dalam artikelnya 'Organization of Production and Theory of FirmBehaviour from Islamic Perspective' (1987) telahmembuat suatu model matematis yang seder-hana mengenai ^ngsi dan tujuan perusahaanyang berdasarkan Islam, yakni:

Y =Y(F,6) (1)Y =Pendapatan

dimana:

F = Tingkat labaG = Pembelanjaan untuk 'sadaqah' dan

'amal sosiai*

Dalam persamaan itu pendapatan yangingin dicapai oleh perusahaan tidak Idenfa'k dengan laba saja, tetapi juga baglan pendapatanyang harus dicapai untuk didistribusikan sebagaisadaqah atau zakat, serta pembelanjaan untuktanggung jawab perusahaan' (corporate socialresponsibility). Konsep tersebut mengandungmasalah, misalnya apakah hal itu tidak akanmemberatkan konsumen? Namun, pemikiran inisebenamya telah tertampung dalam konsep

Page 6: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Rahatjo, Metodofogi Ekonomi Islam

p@?ibagian SHU (Sisa Has!! Usaha)' dalamkoperasi, yang sebagian perlu disisihkan untukmemenuhi fungsi sosialkoperasi.

Tetapi ajaran untuk mampu^menjadi pern-ben atau pada penerima itu menglmplikasikankonsep tentang hak milik. Hanya dengan pe-ngakuan hak milik sebagai ganjaran terhadaporang yang telah bekerja. seseorang atau suatuperusahaan bisa memberi. Karena itu, makakepastian hukum mengenai hak milik bisa men-jadi sumber motivasi kewiraswataan.

Seorang ahii manajemen dan kewiraswas-taan Jerman, Jochen Ropke membuat sebuahmodel yang menjeiaskan sumber-sumber timbui-nya aktivitas kewiraswastaan. Model itu sebe-namya diambiinya dari teori psikoiogl-sosiai, na-mun bisa menjeiaskan gejala ekonomi sebagaibenkut:

EA = f(PR.C.E) (2)

EA= Kegiatan kewirausahaan (EntrepreneurialActivities)

f =fungsi persamaan (Function)PR= Hak milik (Property Right)C = Kemampuan/keahiian (Competency)E = Ungkungan/ikllm usaha(Environment)

Dalam persamaan matematis tersebut,Ropke menjeiaskan bahwa 'penekanan utama*nya terletak pada faktor hak milik (PR), karenacadangan hak milik yang tepat dapat dianggapsebagai piiihan paling efektif untuk mempe-ngaruhi kewirausahaan*. Pedanyaannya adalah,bagaimana konsep kepemilikan dalam islam ?

Hadist di atas secara impiisit mengandungpengakuan terhadap hak milik. Suatu pemberianpadahakekatnya adalah pemindahan atau transfer hak milik. Tanpa hak milik, pemberian tidakada artinya. Seianjutnya dalam buku di atas ter-dapat suatu hadist yang dapat disimpuikanbahwa darah dan hak milik itu suci; 'Barangsiapa yang mati dalam mempertahankan har-tanya (hak miliknya) maka ia mat! syahid', seba-gaimana telah dikatakan oleh Rasuluiiah saw.

ISSN: 1410 - 2641

Hak milik saja diakui, tetapi juga'dihargai dandijunjung tinggi, iebih-lebih hak milik yangdiperoleh dengan kerja. Justru, penghargaan danpensudan hak milik itu timbul karena pengertianbahwa hak milik itu timbul dari hasil kerja. Dalamhadits lainnya juga dikatakan: 'Bila kalian me-ninggalkan mereka dalam keadaan miskin yangmenjadi bebanmasyarakar.' Persoalannya tentunya adalah apakah

ajaran mengenai hak milik itu cukup dipahamidanmenjadi sumber motivasi kaum Muslim ? HalInl tentu membutuhkan penelltlan, karena mung-kin saja penelitian itu terdapat dalam masyarakat,namun tidak ada kepastian hukumnya. Oleh se-bab itu, langkah pertama kaum Muslim setelahmendengar pemyataan normatif itu dari alQuran dan Hadits, (setelah ada penjelasansehlngga jelas konsepnya) adalah mereaiisasi-kannya dalam kehidupan nyata.

- Persoalan timbul lagi, ketlka dalam upayamenjelasan dan merumuskan konsep dijumpaipula pemyataan normatif, seperti disebut dalambeberapa hadits dalam buku Akram di atasbahwa Islam tidak hanya mengajarkan hak milikperorangan, tetapi juga hak milik kolektif terhadap berbagai benda tertentu. Hal Itu lebihmenambah urgensi perlu pengaturan hukum.Tetapi, persoalan hukum, seperti nampak dalamperkembangan fiqih, baru nampak setelah dijumpai kasus-kasus kongkret dalam masyarakat.Dalam sejarah terungkap bahwa ilmu fiqihdikembangkan karena kebutuhan masyarakat,khususnya pemerintah pada waktu Itu, setelahwafatnya nabl saw. untuk mengatur masyarakatdisegala bldang. JadI, selain timbulnya prosesdeduktif dalam upaya menerapkan ajaran Islam,melalui pemahaman yang benar, timbul pulaproses Induktif, yaknl proses yang dimulai daripengalaman.

Buku kumpulan hadits ekonomi dl atas se-benamya timbul dari proses Induktif. Penga-rangnya mempunyai idemenyusun buku dengansistematika dan klasifikasi lain dari kumpulanhadits:yang Iain, karena teriebih dahulu mengeta-hul ilmu ekonomi dan pengalaman berekonomi.

JEP Vol.3 N0..I, 1998

Page 7: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN 11410-2641

sehingga telah memahami konsep-konsep se-perti modal, perburuhan, hak milik dan setems-nya. Maksud dari pengarangnya adalah bahwadarl membaca buku Itu, maka para sarjanaekonomi bisa membuat pernyataan-pernyataannormatlf yang bisa dijadikan pedoman perilakuekonomi. Ada dua arah yang timbul dari hasiiinterprestasl terbadap ajaran-ajaran. Pertamamenyusun konsep-konsep sebagai dasar peneli-tian, jika peneiiti ingin menjadlkan hadist-haditsitu 'batu ujian untuk menilai teori-teori ekonomimodem dan untuk mengembangkan teon-teoribaru berdasarkan doktrin ekonomi Islam'. Kedua,penyusunan konsep-konsep tangsung sebagaipedoman bertindak atau mengatur perilakuekonomi. Kombinasi dari keduanya akanmenghasiikan penelitian empiris yang akanmenjadi bahan bagi 'the bodyofknowledge' iimuEkonomi islam.

Di Indonesia setidaknya telah terdapatdua karya tentang konsep Ekonomi islam, yaitubuku Prof. "Abdullah Siddiq Aihajj, LLD, 'intiDasar Hukum Dagang'islam' dan buku Drs.H.Churmain Pasaribu, 'Hukum Perjanjian Da-gang Islam'. Dua buku tersebut merupakan hasiikajian dari hukum-hukum fiqih yang dirumuskanke daiam bentuk hukum Barat. Dari inggris telahterbit buku' Mohammad Nejatuilah berjudul'Partnership And Profit Sharing in Islamic Law'(1987). Buku ini sudah mentransfbrmasikan'hukum fiqih menjadi konsep perbankan dan usahaberdasarkan syari'ah. Sampai seberapa' jauhaturan-aturan dagang -islam tersebut sudahmasuk menjadi hukum dagang positif dan telahdiiaksanakan atau diterapkan daiam kehidupanperdagangan, adalah sebuah obyek penelitian.

Di antara berbagaiajaran dan hukum islamyang paling mendapat perhatian adalah tentangriba. Ajaran riba adalah ajaran tentang iaranganpembungaan uang. Padahai praktek riba ini ter-nyata telah ada sejak duiu di berbagaimasyarakat yang telah mengenal penggunaanalat tukar uang. Larangan Ini sudah tentu me-nimbuikan-masalah, sebab hanya-meninggalkan

JEP Vol. 3 No. 1. 1998

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonbml Islam

praktek riba saja bisa terjadi kemacetan atau ke-sulitan daiam perkembangan ekonomi.

Oleh karena itu, para sarjana Muslim be-rusaha menyusun konsep perbankan altematif,dengan menawarkan konsep-konsep baru sepertiqirad, mudarabah, murabahah, musyarakah,bayk bi thaman ajil dan seterusnya. Jadi, tlmbui-nya konsep 'financial instrvment' berdasarkanajaran islam.

-Pada bulan April-Mel 1986 di Malaysia telah diselenggarakan sebuah seminar tentang'Developing A System of Islamic Financial Instruments' yang diselenggarakan oleh Departe-men Keuangan Pemerintah Malaysia beker-jasama dengan Islamic Research and TrainingInstitute (IRTl), Islamic Development Bank (IDB).Asumsi seminar tersebut adalah bahwa padawaktu itu telah dikembangkan konsep, teori danpraktek sistem keuangan islam.

Daiam makaiahnya, Dr. D.M. Qureshi,Managing Director Bankers Equity Ltd. Pakistan,menyebut beberapa konsep instrumen terpentingyang telah banyak dipraktekkan di dunia' islam,yaitu Bai-Muajjal (perjanjian dagang' dlmanapenjual menyetujui pembeli untuk membayarharga suatu komoditi pada suatu tanggaidi masadatang dengan cara mencicil), Mudaraba (suatukontrak, dimana investor- rab al maal -, mema-sok seorang pelaku' bisnis- mudarib-denganmodal untuk dipergunakan) Musharaka (suatukemitraan bisnis daiam mana bank mengeluar-kandana yang digabung dengan modal mitranyagunamenghasiikan suatu barang dan jasa daiambentuk penyertaan modal), Murabaha (penjualankembali suatu kontrak dengan ketentuan labatertentu), Bai-Salam (bank setuju untuk membayar duiu di muka suatu pembeiian denganharga tertentu dan akan dikembalikan pada bankpada waktu tertentu yang akan datang), IJara(Bank membayar teriebih dahulu untuk suatukontrak jangka panjang atau menengah, secaraiangsung atau tak langsung dalam.suatu perjanjian beli sewa) dan Qard Hasan (pemberian pln-jaman tanpa ketentuanpemberian laba bagi bank

Page 8: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Rahafjp, Metodologi Bconomi Islam

atau yang meminjamkan atas dasr sosial dan ke-manusiaan). Proses dan ketentuan administratifdari berbagai instrumen tersebut di atas dijelas-kan pula secara detail berdasarkan pengalamanatau praktek.

Pelaksanaan instrumen-instrumen finansial

tersebut temyata banyak memanfaatkan ataumengikuti dan dengan penyesuaian-penyesuaianmodus-modus operand! yang berlaku dalamlem-baga-iembaga keuangan Barat. Seminar itu jugamengajukan stud! kasus tentang pasar uang danpasar modal yang telah dipraktekan di Mesir, Sudan, Malaysia, Bangladesh dan Pakistan. Dalamberbagai studi kasus itu diungkapkan, umpama-nya, bagalmana perkembangan berbagai jenis de-posito dan simpanan, bentuk-bentuk penggunaan-menurut kegiatan, misalnya pada perdaganganekspornmpor atau perdagangan dalam negeri,juga di sektor apasaja(industri, pertanian, trans-pordanjasa, kerajinan dan konstruksi).

Dalam pengalaman Sudan umpamanya,pinjaman Murabaha 1982/1983 lebih banyakdlpergunakan untuk perdagangan dalam negeri(44%) daripada impor (26%). Tap! kredit temyata70% dlpergunakan untuk kegiatan perdagangan,sementara untuk transpor dan jasa 14%, Industri5%. pertanian 4%, dan kerajinan 14%. MakalahAbdin Ahmed Salama, dariFaisal Islamic BankofSudan tersebut adalah contoh dari suatu hasll

peneiitlan emplris yang merupakan baglan dariilmu ekonomi posltif. Dari hasll peneiitlan empiristersebut konsep-kcnsep Instrumen dalam bisniskeuangan dapatdikembangkan dandiperkaya.

Dari komentar QureshI diperoieh ketera-ngan bahwa lembaga-lembaga keuangan Islamtemyata banyak juga memlnjam model-modelBarat yang sekuler. Secara Impiisit diperoieh in-formasi bahwa studI ekonomi posltif daiamrangka pengembangan perbankan Islam dilaku-kan juga terhadap perekonomlan wiiayah non-Muslim. in! berarti bahwa tidak semua prakteksekuler bertentangan dengan Islam. Beberapadlantaranya memberikan contoh atau model-praktek bIsnIs keuangan yang tidak melanggarketentuan iarangan riba, misalnya bell sewa

10

ISSN : 1410 - 2641

[leasing), penyertaan modal [equityparticipation),penerbitan saham untuk dijual dl pasar niodalkemltraan usaha [partnership) dan yang lainyang maslh banyak bisa digall. Model-model Itutidak bertoiak dari ajaran moral Islam, tetapl ter-nyata tidak bertentangan dengan ajaran Islam.D^an dliakukannya peneiitian terhadap kegiatanekonomi non-Islam, tetapl dalam kerangka niial-nilai moral Islam, maka wiiayah peneiitlan EkonomiIslam tidak dibatasi di kaiangan masyarakatMuslimsaja.

Metode peneiitlan Ekonomi Islam sudahbarang tentu menuntut persyaratan Iain. Saiahsatu persyaratannya adalah menyatakan ataumengekspliitkan asumsi-asumsl normatifnya dalam melihat realitas. Dari buku Siddiq dapatdislmpulkan bahwa masalah-masalah ekonomidan bIsnIs praktis itu pemah dan banyak dibl-carakan dalam fiqih. Tak kurang dari tokoh-tokohahii hadits yang disebut imam yang Empat, yaknlMaliki, Hanafi, Syafi*! dan Hamball sudah berbi-cara mengenai hal itu. Dalam buku Imam Malikyang masyhur a! Muwatta, terdapat baglan yangdisebut KItab a! Qirad, yang memblcarakankhusus soal pinjam memlnjam daiam bentuk a/Qirad. Murid-murid atau penglkut Imam Itu, se-pertl Ail al-Khafif, Shamsuddin al-Sarakhsi, Ahmadal-Dardirdan Ibnu Qudamaal-MaqdisI, telahmembahas secara analltis masalah-masalahperdagangan dan keuangan. Sekalipun, pemba-hasanya memakai metode khas fiqIh yang ra-slonal-doktriner, namun pembahasan itu takmungkin terjadl tanpa pengalaman praktis. Pembahasan seperti Itu maslh sangat jarang diiaku-kan.

Namun, M. Syafi'i Antonio, ahll perbankansyari'ah Indonesia sudah banyak menganallsisberbagai persoaian bisnis dengan metode fiqIhyang cukup profesional dari segl ekonomi. Ahllsyari'ah seperti Syafi'i adalah contoh kongkretsarjana atau ulama yang dibutuhkan (TIpe a dalam kategori Zarka). Usaha membahas kasus-kasus pembiayaan atau lembaga keuangan berdasarkan syari'ah sebenamya telah dllakukandalam Dewan Syarl'ah yang dibentuk oleh BMI

JEP Vol;'3 No. t; 1998

Page 9: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN: 1410 - 2641

yang secara formal juga terdapat pada setiapBPR-Syari*ah dan BMT (a/ Bait al Maa! wa a!Tamwiij. Untuk mengatasi kelangkaan sarjana-ulama model Syafi'i Antonio, bisa diiakukanpembahasan yang mempertemukan sarjanaTipea dan Tipe b, yang agaknya telah.terwadahi da-lam Dewan Syari'ah itu. Namun, mungkln karenatidak direkam daiam dokumen tertulis, maka-kitadalam dewasa in! belum memiliki jurisprudensiEkonomi Islam yang seharusnya dimilikl. Inladaiah salah satu obyek penelitian penting yangdisarankan untuk segera diiakukan dengan targetoutput jurisprudensi Ekonomi Islam.

Upaya penjeiajahan Ekonomi Islam yanglebiti bersifat normatif, -waiaupun sudah ber-dasarkan pengetatiuan empiris dan pengalamanpraktis- sudah banyak diiakukan dengan mun-culnya art'kel-artikel di berbagal jumal EkonomiIslam. Tulisan-tulisan itu juga telah lahir dariseminar-seminar. Diantara yang penting adaiahseminar yang diselenggarakan oleh IRTI-IDB danIlU-lslamabad bertema 'Teaching Economics forUniversity Teachers' Agustus-September 1987yang telah dibukukan dengan judu! 'Lecfums onIslamic Economics'. Ruang lingkup Ekonomi Islam dalam perkembangannya saat Itu dapat di-bagi menjadi 6 bidang;1. Pemikiran dan Perkembangan Pemikiran,

Konsep dan Metodologi Ekonomi Islam.2. Jurisprudensi Ekonomi Islam atau Fiqih

Mu'amalah.

3. Sistem Ekonomi Islam, yang menyangkutpersoalan kelembagaan Ekonomi Islam.

4. Mikro-ekonomi atau ekonomi perusahaan.5. Makro-ekonomi: pendapatan, tabungan, inyestasi

dan kesempatan keija.6. Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal.

Masaiah yang belum dibahas barangkalimanajemen, etika bisnis dan pertumbuhanekonomi, padahal sebenamyaberbagal buku danartikel telah banyak ditulis. Namun dalam berba-gai tulisan tersebut di atas, - yang dapat dijadi-kan pedoman dalam perkuliahan dipergumantinggi Itu telah dikembangkan teori-teori dan

JEP Vol. 3 No. 1.1998

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

model-model matematis yang dapatdijadikan titiktolak berbagalpenelitian empiris.

PROGRAM PENELITIAN D| INDONESIAMinat terhadap penelitian di Indonesia

pada umumnya cukup besar, tetapi kendalanyaadaiah soal pembiayaan. Pemblayaan penelitianpada pokoknya be^antung pada.dua sumber.Pertama adaiah donaturdi iuar negeii, balk yangdisalurkan pemerintah atau LSM. Kedua, daripemerintah Indonesia. Penelitian order pemerintah inl pada umumnya diiakukan oleh perguruantinggi negeri dan lembaga-lembaga pemerintah.Pembiayaan dari perusahaan swasta belumnampak, kecuali yang bersifat studi kelayakan.Yang mungkin bisa diharapkan adaiah dari uni-versitas,terutama unlversitas swasta besar,meskipun sangat terbatas. Beberapa kalanganswasta atau birokrat akhir-akhir Ini nampak men-sponsori kegiatan penelitian yang diiakukan olehlembaga studi independen, yang sebaglan jugamelakukan penelitian atas dasar pesanan.

Faktor sumber itu sangat mempengaruhijenis-jenis penelitian yang bisa diiakukan dansiapa yang melakukannya. Kebanyakan penelitian dari sumber Iuar negeri dan pemerintah ituadaiah penelitian kebijaksanaan {policy study}yang berkaitan dengan progam-program pem-bangunan. Pemikiran mumi yang idenya berasaldari pemikiran llmiah, masih sangatterbatas.

Penelitian mengenai Ekonomi islam, - dalam konstelasi pembiayaan penelitian tersebut -agaknya masih sangat sulit diiakukan, kecualijlka bisa merumuskan usiilan proyek tentangmasaiah yang berkaitan dengan pembangunan.Sebenamya; dana yang terbatas bisa diperolehdari IDS. Namun, masih dijumpai kesulitan untukbisa mengajukan usulan yang dapat disetujuloleh lembaga tersebut, khususnya karena terba-tasnya jumlah pakar yang tertarik dan mengeta-hui persoalan Ekonomi Islam. Lagi pula usulanitu hams bersaing dengan usulan dari n^ara-negara lain yang lebih maju dalam pembangunanEkonomi Islam itu.

11

Page 10: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam ISSN: 1410 - 2641

Gambarl

JalurMenuju Penjelasan (Eksplanasi)

Hipotheis Models

Problems Expianabon

Observasl

DesioipsiClasmcatiORS

Terbatasnya jumlah pakar dan tiadanyajumal yang bersedia dan berminat memuat tulis-an-tulisan mengenai seal ini menyebabkandiskursus mengenai Ekohomi Islam juga masihsangat terbatas. Hal Ini tentu saja tidak me-lupakah sejumlah buku yang pemah terbit me^ngenai Ekonomi Islam, umumnya berupa kum-pulan karangan. Oieli sebab itu, dalam rangkamengembangkan jumlah pakar' dan body ofknowfedgd mengenai Ekonomi islam, dipedukanupaya peningkatan kegiatan diskursus dalamberbagai bentuknya, misalnya seminar, penga-jaran, penerbitan (buku dan artike! di majalah)dan penelitian.

Kegiatan dalam rangka penelitian pedu di-lakukan secara komprehensif. Penelitian perluditunjang dengan kegiatan-kegiatan lain, sepertidokumentasi, publikasi, seminar atau pengajaranyang sebenamya mengandung unsur penelitian.Jika seseorang harus mengajar umpamanya,maka la harus mengumpulkan bahan, antara laindengan membaca dan menuliskan band-out.kegiatan Ini akan menambah bobot kepakaranseseorang yang lebih memungkinkanya melaku-kan penelitian.

Secara komprehensif, kegiatan penelitiantercermin dari gambar 1 'Path of Explanation'yang disusun oleh Abler, Adams &could (SpatialOrganization: The Geographer's View of theWorld, 1971,1972) Gambar diatas mengandung24 garis hubungan antara konsep-konsep yangmenggambarkan jalan menuju eksplanasi. De

12

ngan perkataan lain, garis-garis itu adaiahproses-proses penelitian yang menghasiikanpenjelasan ilmlah. Suatu proses penelitian tidakselalu bertolak dari hipotesis dan observasl ten-tang fakta-fakta, melainkan bisa berangkat dariteori ataumodel menuju keeksplanasi.

Sebuah penelitian memang bertolak darisuatu pertanyaan, keingintahuan atau masalahyang ldta jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Pertanyaan itu perlu dijawab, keingintahuan periudipenuhi dengan pengetahuan dan masalah yangkita jumpai perlu dipecahkan. Melalui penelitianhams bisa dijawab pertanyaan dengan jawabanyang benar. Kita hams mendapatkan keteranganmengenai hal yang kita ketahui dan kita jugaingin memecahkan secara tepat dan berhasil.

Gambar 'Jalan menuju Penjelasan' diatas,pertama-tama menawarkan dua jalan. Pertama,sebuah pertanyaan mungkin dapat dijawab ataudiduga jawabannya, dengan memmuskan dugaan-dugaan atau jawaban-jawaban semehtara. Hal inibisa dilakukan jika teiah memliiki sejumlah pe-ngalaman atau setelah membaca berbagai buku,atau informasi iainnya. Untuk itu diperiukan observasl. Dari observasl, balk terhadap data primer,atau data sekunder dapat dimmuskan unsur-un-sur yang membentuk suatu persoalan, sehinggalebih mudah dipahami. Dari pemahaman terhadapmasalah itulah dapat dimmuskan jawaban semen-tara, - mungkin tidak satu melainkan beberapa -yang disebut hipotesis.

JEP Vol.3 No.-1.1998

Page 11: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN : 1410-2641

Dengan mengkonfrontasikan pertanyaanatau masalah dengan hasil observasi lapangan,mungkin sudah bisa ditemukan jawaban semen-tara. Tetapi mungkin belum mampu dirumuskandugaan-dugaan sementara itu. Untuk itu diperiu-kan proses lagi, yakni dengan melakukan klasifi-kasi terhadap data yang telah kita mlliki dari observasi. Kiasifikasi dilakukan dengan melakukangeneraiisasi atau kesimpulan umum untukmemllahkan hal-hal yang berbeda, berdasarkanukuran atau pedoman tertentu. Misalnya sajadengan membagi tingkat pendapatan menjadibeberapa kelas. Atau dengan merumuskan ge-jala-gejaia berdasarkan teori atau konsep se-hingga kita memperoieh kategori-kategori gejaiaseperti peiapisan masyarakat (stratification), kelasmasyarakat (social class) dan keiompokmasyarakat (social group).

Dengan kiasifikasi di atas kita bisamemperoieh penjeiasantambahan. Hal itu berartimenambah penguasaan kita tentang suatumasalah. Pada tahap ini peneGti bisa merumuskanhipotesis, b'ahkan teori dan hukum-hukum iimiah(scientific lam). Teori atau penangkapan ataupenggambaran dunia nyata (real world) denganmenghubungkan bertiagai kesan sehinggamenghasllkan penjelasan-penjeiasan yang kebe-narannyabersifat sementara. Sedangkanhukum-hukum iimiah adalah penjeiasan tentang hu-bungan antara gejala^ejaia atau kejadianM^e-jadian yang bersifat past! atau'tetap, walaiipunbisa beA kemungkinan {probabillsticy'

Tentu'saja kiasifikasi bisa dilakukan dengan menggunakan logika atau akal sehat saja.Tetapikitaiebih mampu lagijikamengetahui ataumenguasai teori yang sudah ada dan -dapatdipelajari dari buku dan tulisan yarig teiah' ada.Dengan teori itu bisa dirumuskan berbagai kesimpulan sementara. Konfrontasi antara hipotesisdengan fakta-fakta dapat menghasiiakan kesimpulan yang berujud teori-teori baru; Mungkin jugateori itu menjeiaskan secara lebih balkteori iama,tetapi bisajugamenambah teori lama. Dalam halyang terakhir itu peneliti bisa merumuskan t^ribaru.

JEP Vol. 3 No. 1.1998

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

Teori dapat menghasllkan model, balk yangsifatnya deskriptif, gambar-gambar maupunmatemab's. Sebuah model bisa tersusun jikapeneliti berhasil meramu teori-teori daiam bentukhubungan-hubungan yang iebih sederhana.Dengan demikian, model adalah simplifikasi teoriyang sifatnya kompieks. Model ini bisa diopera-sionaikan dengan data-data empiris atau historis,tetapi juga bisa juga iangsung dipakai untuk pedoman aksi. Balk teori maupun modei'bisa dipakai untuk menjeiaskan suatu gejaia atau'ke-jadian secara sistematis dan dapat diandalkankebenarannya.

' Dalam rangka peneiitlan Ekonomi islam,pertama-tama kita harus mampu merumuskanmasalah atau pertanyaan-pertanyaan yang ingindijawab. Di sini terdapat tiga kecenderunganutama di Dunia Islam. Pertama adalah kecenderungan untuk mengembangkan ilmu yangdisebut Ekonomi Islam tersebut. Kecenderungantersebut timbul karena memiliki persepsi tentangadanya krisis dalam teori-teori ekonomi Baratdan berkembangnya pemikiran untuk membuatteori-teori altematif. islam mempunyai konsepsendiri mengenai ekonomi, setidak-tidaknya umatislam merasa tidak puas terhadap poia perkem-bangan ekonomi yang sekarang ini terjadi.Kedua, keinginan untuk menerapkan ajaran-ajaran islam, daiam kehidupan ekonomi, misal-nya menghapuskan sistem riba, mengembangkan rnakanan dan barang-barang haial ataumenerapkan sistem zakat sebagai konsepkeadiian sosiai. Kef/ga,-cita-cita untuk memben-tuk kekuatan ekonomi yang dikuasai oleh umatIslam, sehingga umat islam memiliki kemampuanuntuk ikut bermain dalam percaturan politik, ber-peran dalam persaingan ekonomi dan mem-bangunduniayang lebih sejahtera.

Ketiga kecenderungan itu terjadl di duniaIslam, tetapi yang paling menonjol adalah kecenderungan kedua. Daiam mengikuti kecenderungan itu yang paling menonjol adalahupaya untuk menggantikan sistem bunga menjadi sistim non-bunga dalam pembiayaan usahadan pembangunan. Dewasa ini apa yang disebut

13

Page 12: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

Sistem^Ekonomi Islam hampir Identik dengansistem moneter tanpa bunga tersebut. Dl sini, idelangsung ditransformasikan menjadi programaksl, berdasarkan konsep-konsep yang tidakteiialu dan tidak terlalu sempuma. Sungguhpunbegitu. kecenderungan kedua tersebut diikutipula kecenderungan pertama. Salah satu hasil-nyaadalati buku yangditulis oleh M. Umer ChapraTowards a Just Monetary Sy^em'(1985).

Kecenderungan Itu sangat menonjol danmewamai perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia. Studi-studI ilmiah praktis belum pemahdilakukan, setidak-tidaknya hanya dilaksanakansecara terbatas dan tidak mengandung sopisti-l^si yang tinggj. Mengingat keterbatasan dana.maka studi ilmiah yang mengikuti kecenderunganpertama kiranya terlalu mewah {luxury) untuk kitadi'ln.donesia. Studi yang praktis adalah mengikutikecenderungan k^ua, dengan melakukan evaluasi-tertiadap'kinerja sistem ekonomi syari'ah yangtelah dipraktekan di Indonesia. Tetapl hal Inl tidakcukup. Pemikiran ketlga, yakni untuk membangunkekuatari ekonomi umat Islam perlu diplklrkan.Untuk itu-jenis penelitian yang barangkali palingtepat adalahrisetakslatau risetaksl partlsipatoris{participatory actionresearch).

Riset Aksi PartisipatorisRiset aksi partisipatoris (RAP) terdiri dari

tiga komponen-atau unsur. Pertamaadalah risetitu sendiri. Kedua adalah aksi yang berkaitan

.dengan riset tersebut Dan ketiga edukasi yangmengandung riset Tiga unsur dapat digambardalam bagansebagaiberikut

Gambar 2

Unsur dalam RAP

Edukas Riset

14

ISSN : 1410-2641

Di Indonesia, terdapat tiga keglatan dlatasyang berkaitan dengan Ekonomi Islam. Pertama,dalam kategori aksi terdapat proyek pem-bangunan dan bisnis, yakni Bank Mu'amalat,sebagai pelopor, yang diikuti dengan proyekBPR-Syari'ah, Asuransi Takaful dan BMT. Disamping itu terdapat pula proyek kcmoditi halal,khususnya makanan, minuman dan kosmetika.Di sektor riil, ada proyek industri mie instan,antara lain Mie Barokah. Beberapa pesantren,sperti Gontor, Hidayatullah, Darun Najah atauAssyfi'iyah juga mempunyai beberapa proyekbisnis. Proyek-proyek ini paling tidak perlu dimonitor..

Kedua adalah -keglatan pendidikan. Adadua rriacarri pendidikan di sini. Pertama yangbersifat profesionai dalam rangka mengembang-kan sumber daya mariuslaj(SDM). Pendidikanyang selama- ini dilakukan adalah melatihmencetak tenaga-tenaga pengelola lembagakeuangan Syari'ah dan tenaga-tenaga motivatoruntuk mengembangkan BPR-S dan BMT. Keduaadalah pendidikan yang menghasilkan sarjana,walaupun lulusannya akhimya menjadi tenaga-tenaga profesionai. Sekarang telah pula dibukapendidikan sarjan S-2 dalam program studiEkonomi Islam. Guna meningkatkan mutu pen-didikannya, lembaga-lembaga tersebut membu-tuhkan hasil-hasil kajian dan penelitian. Selan-jutnya mutu dosen juga perlu ditingkatkan. Lembaga pendidikan periu bekerjasama dengan lern-baga-lemaga penelitian. Kegiatan pendidikanperiu dikaitkan dengan lembaga-lembaga penelitian. Karens sudah menjadi misi perguruan tinggiuntuk melakukan penelitian. Dalam kaitannyadengan Ekonomi Islam diperlukan penelitian dibtdang Ini. Penelitian yang lebih diminati olehperguruan tinggi.saat ini adalah penelitian me-ngenai praktek-praktek sistem Ekonomi Islamyang diwujudkan dalam proyek-proyek bisnis danpembangunan.

Kegiatan riset bisa dilakukan oleh perguruan tinggi, LSM atau perorangan. Untuk me-ngaktifkan indivldu diperiukan suatui AsosiasiPeminat Ekonomi Islam (APEI) yang menghlm-

JEP Vol. 3 No. 1.1998

Page 13: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN: 1410 - 2641

pun para peminat. pemerhati, pelaku bisnis(profesional) dan tenaga pengajar yang berbasisuniversitas, birokrasi pemerintah, LSM, konsul-tan, lembaga penelitian, lembaga pengembanganekonomi. dan badan-badan usaha. Peminat dan

pemerhati itu terdiri dari spesialisTypea, b dan cmenurut Zarka di atas. Penelitian ini menghasil-kan data dan informasi, modei bertindak, teori-teori baru, analisis keadaan, modul-modui pen-didikan dan peiatihan, buku teks, konsep kebijak-sanaan rencana dan program pemtiangunan.

Riset aksi-partisipatoris tersebut di atasbisa diintegrasikan kedaiam suatu proyek peneli

Dawam Raharjo, Metodologi Ekonomi Islam

tian dengan fokus suatu masaiah tertentu(problem formu/af/onj.'Proses penelitian itu dapatdiiihat dengan siklus pada gambar 3.

Kegiatan penelitian dalam-pengembanganEkonomi islam ini bisa difokuskan pada (A)usaha untuk memberdayakan pelaku ekonomiumat. Upaya memberdayakan (empowerment) inipedu dikombinasikan dengan (B) upaya 'islamisasi'kegiatan ekonomi di satu pihak dan (C) upayapengembangan ilmu (body ofknowledge) EkonomiIslam. Dengan demikian, kita rtienempuh jalanpragmatis agar bisasegera memuiai kegiatan ini.

Gambar 3

Proses Penelitian dalam RAP

Analisa •

Sosial.

Poiitik

Observasi

Deskripsi

Pemantauan.

DokumentasI

JEP Vol.3 No. 1. 1998

Onentasi

Nilai

* • Aksl/Implementasi

Analisis

Efisiensi

Mobiiisasi i

( Surhberdaya '

15

Page 14: M. bawam Raharjo - Journal Portal

Dssam Rahaijo, Metodologi Ekonomi Islam

Kegiatan penelitian bisa dimulai denganmemfbkuskan diri pada beberapa topik penelitian, seperti: (1) lembaga keuangan syari^ah(BMI, BPRS, BMT, Takaful), (2) dana pem-bangunan umat [zakat, sadaq^, infaq danwakaf), (3) pelaku bisnis (nasabah lembagakeuangan, potensi usaha kedl/menengah, pe-rusahaan-pemsahaan dengan kuallfikasi ter-tentu). Tiga penelitian diatas perlu diiakukan se-rentak melalui jaringan yangdibentuk oleh APEI.

Dengan melihat bagan proses di atas,kegiatan-kegiatan yang perlu diiakukan oleh jaringan pertama adalah pengumpulan datasekundermelalui prosesdokumentasi. Termasukdi dalamnya pendokumentasian makalah-maka-iah dan hasll-hasi! penelitian dari dalam dan luarnegeri. Proses dokumentasi itu bisa dipusatkandi suatu tempat dengan dukungan jaringan internet Sebuah evaiuasi tertiadap state of the artEkonomi Islam perlu diiakukan dengan sebuahseminar (Pertemuan I) dimana diiakukan reviewkepustakaan dan dokumen yang ada.

Kedua, melakukan penelitian kancah, mi-salnya (1) studi khusus tentang kineija BMi danTakaful sebagai lembaga keuangan syari'ah (2)survei tentang BPRS seiuruh Indonesia dan studikasus BPRS tertentu yang sukses, misalnyaBPRS Muhammadyah Tuiungagung (3) survei

ISSN : 1410-2641

BMT secara komparatif regional dan studi kasusBMT sukses terdapat dibeberapa daerah.

Kjnerja BAZiS (Badan Amil Zakat, infaqdan Sadaqah) di seiuruh Indonesia bisa di-evaluasi atas order Departemen Agama dan De-partemen Dalam Negeri. Demikian pufa BadanAmil Zakat(BAZ) yang telahdibentuk diberbagaidepartemendan perusahaan-perusahaanswastadan BUMN. Aspek lain yang perlu diteliti adalahperiiaku muzakki (pembayar zakat, balk individumaupun lembaga).

Obyek penelitian yang takkalah pentingnyaadaiah para pelaku ekonomi. Ada tiga pelakuekonomi yang perlu diteliti. Pertama adalah nasabah lembaga-lembaga keuangan yang bisadibagi'menjadi tiga kategori, yaitu nasabah BMI,BPRSdan BMT. Kedua, pengusaha Muslim padaumumnya yang terdiri dari pengusaha kedl danmenengah. Dan ketiga pemsahaan besar danmenengah tertentu yang telah memasuki arenabIsnIs modem.

Hal yang penting untuk segera dikerjakanadalah menyusun usulan proyek. Sebuah lo-kakarya khusus (Pertemuan II) perlu diiakukanuntuk menilai usulan-usulan proyek tersebutsambil mendiskusikan masalah pendanaan danorganisasi peneiitiannya.

Gambar4

Strategi Pengembangan Ekonomi Islam

16

Erisiensi

(Economic Efndeny)

KesinambunganKelestarian/Keberianjutan

(Sustainability)

SyariahMu'amaiah

Sistem Etika

IPemberdayaan

Masyarakat(People Empowerment)

JEP Vol.3 No. 1,1998

Page 15: M. bawam Raharjo - Journal Portal

ISSN: 1410 - 2641

Kegiatari ^alisis dari segi sosial danekonomi-politik {political economy) sangat pen-ting' untuk dilakukan sebagai salah satu ciri darimetode penelitlan Ekpnomi Islam. Hal in!nyangkut masalah alokasi dan mobilisasl sumberdaya yang memertukan analisls sosial danekonomi-politik, misalnya menyangkut perananpemerintah, kekuatan kcnglomerat dan kekuataniuar negeri. Anallsis ini bisa dilakukan pada ting-kat proyek, tetapi cukup penting untuk dibi-carakan dalam suatu lokakarya (Pertemuan III).

Proses selanjutnya adalah orientasi nllai.Tujuan dari orientasi nilai Ini adalah menghadap-kan hasil observasidi lapangandan has!! anallsissosial-politik dengan sistem nilal ke-lslam-an.Sudah tentu hal ini menyangkut penggallan nllai-nilai ke-lslam-an dari al Qurian, Hadite dan Ijtihadpara ulama. Tetapi penggalian ini diletakkan dalam konteks tertentu. Dalam hal Ini dllibatkan ti-

dak saja ahli syari'ah, tetapi juga ahii teologiType a untuk berhadapan dengan Type b danType c. Pembahasan ini mungkin bisa digabung-kan dalam Pertemuan ill. Tetapi mengingat pe-sertanya yang berbeda dan missinya yang ber-beda pulamakatidakaada salahnyajikadilakukan lokakarya atau seminar khusus (PertemuanIV).

Tahap selanjutnya, setelah dilakukan inter-vensi sosial-politik (ekonomi-politik) dan orientasinilai, perlu dilakukan penilaian dari sudut ra-sional-ekonoml. Misalnya saja dengan membuatperbandingan antara efisiensl BMI dengan bankkonvensional yang sekelas (dengan nllai asetantara Rp. 500 milyar s/d Rp. 1,-trilyun). Jugamembandingkan antara BPR konvensional danBPRS. Sangat menarik juga untuk membandingkan model BMT dengan model PHBK (ProyekHubungan Bank dan Kelompok SwadayaMasyarakat), KUM (Karya Usaha Mandlri), Pok-mas (Kelompok Masyarakat) IDT atau Prokesra(Program Keluarga Sejahtera) BKKBN. Dari situdapat dikembangkan konsep-konsep untukmenlngkatkan efisiensi lembaga-lembaga ke-uangan syari'ah. Bisa pula dilakukan penelitlan

JEP Vol.3 No. 1, 1998

Dawam Raharjo. Metodofogi '̂onomi Islam

efisiensi tertiadap unit-unit usaha dan perusa-haan nasabah lembaga keuanpri i§yari'̂ yangtelah diteliti. Penilaian ini agalmya'juga membu-tuhkan lokakarya khusus (Pertemuan V).

Tahap selanjutnya adalah' penyusiinanrenoana, baik mikro maupun makro, mobllisasisumber daya (modal, tenaga keija, sumberdayaalam, teknologi, informasi) dan program aksi yangm^pakan implementasi rencana. Penyusunan renoana ini t^ m^ambO corporate plaii yang terdiridari visi, misi, tujuan, target, strategi, programdan alokasi sumberdaya. Rencana ini bisa padatingkat perusahaan (mikro) bisa pula padatingkatprogram atau proyek (makro). Implementasi inibisa berupa keianjutan kegiatan yang sudah adadalam memperbaiki kinerja, misalnya kinerjaBMI, Takaful, BPRS, BMT atau nasabah-nasa-bah lembaga keuangan, bisa pula implentasiproyek-proyek baru, dengan model baru pula.

Akhlmya, peiaksanaan proyek dari program itu perlu didukung dengan pemantauan.Sistem MONEV {monitoring and evaluation) yangdapat digambarkan dalam bagan berikut: KinerjaSistem Ekonomi Islam perlu dlnilai dalam empatkriteria diatas. Setiap kriteria berinteraksi dengankriteria lainnya. Misalnya kriteria efisiensiekonomi tidak hanya diharapkan dengan norma-normadan hukum syari'ah dan sistem tika Islam,tetapi juga dengan kriteria apakah sistem ter-sebut mampu memberdayakan masyarakat.Demikian pulaefisiensi itu perlu dikonfirmasikandengan kelestarian sistem jangka panjang ataukeberlanjutan suatu usaha atau proyek.

Hubungan antar nllai atau kriteria seringbertentangan atau bersifat trade off. Pengu-tamaan efisiensi sering harus mengorbankannilai-nilai etika atau pemberdayaan masyarakat.Efisiensi sering juga berslf^ jangka pendek, se-hingga kesinambungan dan kelestariannya kurangterjamln. namun bagaimana, kriteria proyek ekonomiadalah efiaensi. Masalahnya adalah bagaimanaefisiensi tidak mengorbankan kepentingan-kepen-tingan lainnya, demi kelestariannya sendiri.

17

Page 16: M. bawam Raharjo - Journal Portal

[fewam Rahaijo, Metodofogi Ekonomi Islam

^PULANSebagai simpulan langkah yang pertama

dilakukan sekarang ini adalah membentuk asosi-asi peminat dan pemerhati Ekonomi Islam (APEl)yang mencakup tidak saja peneliti, tetapi jugapengajar, praktisi, birokrat dan profesional.

Pada dasamya APEl adalah sebuah ja-ringan yang bertujuan memajukan perekonomlanmasyarakat, pemngembangan ilmu dan proses'Islamisasi' (penerapan nilai-nilai Islam) dalamIlmu dan ama) ekonomi.

ISSN; 1410 - 2641

Langkah selanjutnya adalah melaksanakanproyek rlset aksl partlsipatoris (RAP) denganmengambil obyek penelltian proyek-proyekekonomi syari'ah. Tujuannya tidak semata-matapenelltian mumi atau pengembangan Ilmu, tetapijuga untuk mengembangkan bisnis dan pendi-dlkan, balk pendldikan praktis dan profesional,maupun pendldikan akademls. Proyek semacamInl membutuhkan slnergi berbagal sumberdayadengan membuat jaringat keglatan penelltian,pendldikan dan prograni aksl.

DAFTARPUSTAKA

Abler, Etal, (1971), SpatialOrganization: The Geographer's Viewof the Worfd.

Ahmad, Ausaf, (1992), Lectureson Islamic Economics, Jeddah, IRTI.

Hasanuzzaman, (1984) 'Definition of Islamic Economics' Journal ofResearch inIslamic Economics,Vol.1 No. 2.

Iqbal, Munawar, (1987), 'Organization of Production and Theory of Firm Behaviour from IslamicProspective'.

Khan, Akram, (1997), Economic Teaching of Prophet Muhammad, Islamabad, Pakistan, InternationalIslamic University.

Lapra, Umar. M, (1986), Toward a Just Monetary System, London, Islamic Foundation.

Nejatuliah, Muhammad, (1987), Partnership and Profit Sharing in Islamic Law,

Rusy, Ibnu, (1969), BidayatuI Mudjtahid, Terjemahan oleh A. Hanafi, Jakarta, Bulan Bintang.

Zarka, Anas, (1992), 'Methodology ofIslamic Economics', London, Islamic Foundation.

18 JEP Vol.3 No. 1,1998