m e w a r t a k a n i m a n d a n k a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada tuhan...

12
M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h NOPEMBER 2016/NO.293 WWW.UKI.CA UKITORONTO

Upload: others

Post on 29-Aug-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O

Page 2: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,

(647) 532.1318 [email protected]

Deacon Deacon Val Danukarjanto,

(416) 497.2274 [email protected]

DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707

[email protected]

Sekretaris Christianita Kuswoyo,

(647) 774.3801 [email protected]

Bendahara

Evy Patuwo, (647) 323.3525 [email protected]

WILAYAH TIMUR

Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246

[email protected] Seksi Liturgi

Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected]

Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338

[email protected] Seksi Sosial

Lusia Lie [email protected], (416) 903.9718

Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282

[email protected] Usher

Janto Dinoto, (416) 402.7106 [email protected]

WILAYAH BARAT

Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888

[email protected] Seksi Liturgi

Stephanus Limpi, (416)827.2800 [email protected]

Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901

[email protected] Seksi Sosial

Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 [email protected]

Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789

[email protected] Usher

Diana Lucas, (416) 824.4069 [email protected]

BIDANG KHUSUS

Mudika, Felicia Wirahardja [email protected]

PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor

Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected]

Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536

[email protected] Ketua Altar Server

Budiman Widjaja, (416) 250.1655 [email protected]

Page 3: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3 H A L A M A N 3

Bersambung ke halaman 4,

abda Bahagia..

Mengawali bulan November,

kita selalu akan merayakan

Semua Orang Kudus (All

Saints) dalam perjalanan Sejarah

Gereja. Mereka semua telah

memberikan hidup mereka kepada

Tuhan secara total, hingga

menumpahkan darah mereka bagi

Tuhan dan Gereja. Para Kudus

menjadi orang-orang terdepan dalam

Gereja yang telah menunjukkan

kepada kita semua hidup setia kepada

Tuhan walaupun harus menyerahkan

nyawa mereka. Jelas sekali ajaran

Yesus, bahwa yang mengikuti Yesus

harus siap memikul salib dan

menyangkal diri serta siap

memberikan nyawa bagi sahabatnya.

Setiap orang yang mengikuti Yesus,

siap juga untuk memberikan dirinya

seperti Yesus. Semuanya ini

menunjukkan kepada dunia dan

semua orang, bahwa mengikuti Yesus

adalah di atas segalanya.

Sabda Bahagia (Matius 5:1-

12) yang disampaikan Yesus dari atas

bukit, menjadi bacaan dalam

Perayaan Para Kudus ini. Dalam

Sabda bahagia ini menjadi jelas

bahwa tujuan hidup kita semua di

dunia ini adalah kebahagiaan abadi

dalam Kerajaan Surga. Kebahagiaan

akan dialami selamanya dan menjadi

milik kita secara abadi. Maka dari itu

bahagia tidak sama dengan senang,

karena senang hanyalah sebatas

duniawi dan manusiawi. Sedangkan

bahagia menyangkut seluruh

kehidupan kita, juga rohani kita.

Mungkin kita mengalami berbagai

tantangan sebagai seorang katolik,

namun kita bahagia dan menyatukan

semuanya itu dalam iman kepada

Tuhan.

Kebahagiaan yang Yesus

sampaikan selalu didahului dengan

perjuangan yang terkadang tidak

selalu mudah. Bahkan harus juga siap

untuk memberikan hidup dan nyawa

bagi Kerajaan Allah. Menjadi nyata

bahwa mengikuti Yesus, bertujuan

untuk mencapai keselamatan kekal

dan bukan keselamatan di dunia ini.

Oleh sebab itu jangan heran dan

terkejut bahwa di dunia ini ada

kemungkinan kita mengalami

berbagai tantangan dan perjuangan

yang tidak mudah. Semuanya itu

sudah dikatakan Yesus sejak awal

dalam Sabda Bahagia perjalanan

untuk mengikutiNya. Oleh sebab itu

kita tidak perlu takut akan kenyataan

yang sekarang ini sedang kita hadapi,

karena kita berjalan bersama Tuhan.

Kita harus berani menghadapi

berbagai tawaran dunia yang

seringkali menyesatkan walau

tampaknya bagus dan menyenangkan.

Setelah Perayaan Para Kudus,

menyusul Peringatan semua arwah

orang beriman, yakni tanggal 2

November. Pada kesempatan ini kita

menghadirkan kembali semua saudara

kita dan keluarga kita yang telah

meninggal dunia. Mereka semua

masih tetap menjadi satu keluarga

dengan kita dalam persatuan seluruh

Gereja, Umat Allah. Mereka semua

kita hadirkan kembali untuk kita

doakan dan kita mohonkan

belaskasihan Allah bagi keselamatan

mereka semua. Kita percaya bahwa

Tuhan akan memberikan yang terbaik

bagi semua orang yang telah

meninggal. Doa orang beriman selalu

akan didengarkan oleh Tuhan, itulah

doa kita semua yang beriman.

Hidup yang indah...

Semua perayaan yang

mengawali bulan November ini mau

menunjukkan kepada kita semua

bahwa hidup yang berasal dari Tuhan

itu akan kembali kepada Tuhan.

Dalam hal inilah kita melihat bahwa

hidup itu sungguh indah, karena

berasal dari Tuhan dan akan kembali

kepadaNya dan bukan ke tempat lain.

Kita perlu menyadari bahwa Hidup

itu adalah Anugerah, yakni pemberian

dari Tuhan dan berarti pula milik

Fajar Kehidupan Baru yang Abadi

...mengintip Kehidupan

Kekal...

S

Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim SCJ

Page 4: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

H A L A M A N 4 N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3 Sambungan dari halaman 3,

Tuhan. Dalam perjalanan hidup kita

di dunia ini, selama sekarang kita

masih hidup di dunia, maka kita

selalu perlu ingat arti kehidupan ini.

Hidup yang indah ini perlu selalu kita

jaga agar tidak dirusak oleh pengaruh

dunia yang selalu ingin

menghancurkannya agar tersesat.

Tuhan telah memberikannya secara

gratis kepada kita, maka harus dijaga

dan dipertahankan sampai perjalanan

di dunia selesai.

Sekarang sudah banyak

pengaruh dan tawaran yang datang

kepada kita untuk merusak keindahan

hidup kita ini. Kita sudah

sering mendengar berita

pembunuhan, bunuh diri,

aborsi dan sekarang

euthanasia, yang juga adalah

pembunuhan. Hidup yang

indah dan penuh berkat ini

sedang dirusak dan

dihancurkan oleh manusia

sendiri yang sudah dikuasai

oleh si jahat, yang datang

dari pengaruh setan. Ketika

kita lemah dan iman tidak

kuat, maka mudah sekali

pengaruh jahat itu masuk sehingga

kita berpikir itu baik, walaupun

menghancurkan diri kita sendiri.

Maka tidak cukup hanya berpikir dan

menggunakan pengetahuan, iman

juga harus dilibatkan. Maka baiklah

kita selalu waspada terhadap semua

tawaran dunia yang tampak sangat

bagus itu.

Fajar kehidupan baru...

Kita harus sadar dan tidak

hanya tahu, bahwa pada waktunya

kita semua akan mengakhiri

perjalanan kita di dunia ini. Kita akan

sampai ke tujuan akhir perjalanan

kita, yakni Kerajaan Surga. Oleh

sebab itulah lembaran baru akan

dibuka dan kehidupan kita akan

dilanjutkan bersama Sang Pencipta

kita yang senantiasa mencintai kita.

Inilah Fajar Kehidupan Baru, seperti

ketika kita menyambut hari baru

dengan matahari yang terbit, yang

kita sebut fajar yang baru. Jelas

Tuhan Yesus telah menantikan kita

dan tempat kita pun telah

disediakanNya.

Kehidupan yang akan datang

itu sungguh indah dan

membahagiakan, tidak ada yang perlu

dikawatirkan dan ditakutkan. Kita

tidak tidak perlu membawa

perlengkapan duniawi, semua akan

ditinggalkan. Yang kita bawa adalah

harta kekayaan rohani yang selama

ini sudah kita persiapkan. Harta ini

tidak kelihatan mata, namun sudah

dilihat Tuhan. Oleh sebab itulah,

jangan pernah lalai untuk mengisi diri

dengan bekal rohani atau spiritual.

Perpaduan antara jasmani dan rohani

ini akan menjadi sungguh indah dan

membuat hidup semakin

membahagiakan sejak dari sekarang.

Semua telah tersedia bagi kita

dalam Kerajaan Surga, di Rumah

Bapa kita. Maka kita siap untuk

memasuki kehidupan baru yang lebih

indah. Sekarang yang diperlukan

adalah keterbukaan hati kita dan

kesiapan kita semua untuk tetap setia

pada panggilan kita sebagai anak-

anak Allah. Tetaplah waspada akan

segala tawaran yang bisa

menyesatkan sehingga jalan kita bisa

tersesat. Selama masih ada di dunia

ini, kekuatan Tuhan haruslah menjadi

bagian dalam hidup kita. Karena jika

kita mengikuti jalan lain, kita tidak

akan sampai ke tujuan dan kita tidak

akan menemukan Fajar baru itu

melainkan malam kelam yang tidak

ada harapannya. Sebelum terlambat,

marilah kembali ke jalan Tuhan, jika

kita merasa mulai menyimpang.

Selalu ada kesempatan untuk kembali

selama masih di dunia ini.

Terus hidup dalam

pengharapan..

Perjalanan kita menuju ke

Kehidupan Abadi merupakan

perjalanan yang penuh harapan. Jelas

harapan ini bukannya harapan

palsu, melainkan harapan

nyata dan sudah tersedia bagi

kita. Ingatlah Para Kudus yang

telah mendahului kita semua,

mereka telah menunjukkan

kepada kita bahwa

kebahagiaan abadi itu sungguh

ada. Bahkan mereka pula yang

telah menguatkan dan

mendampingi perjalanan kita

sekarang ini. Dasar harapan

kita saat ini adalah iman kita

kepada Tuhan yang dengan

jelas telah memelihara kita sampai

hari ini. Iman kita ada karena

pengalaman akan kasih Tuhan yang

selalu mengalir di dalam diri kita

masing-masing. Santo Paulus pernah

mengatakan bahwa tidak ada yang

dapat memisahkan kita dari Cinta

Kristus, bahkan kematian pun tidak.

Oleh sebab itulah, jangan

pernah takut akan si jahat yang

kadang juga memakai manusia yang

hanya bisa menghancurkan badan

kita, namun tidak akan bisa

menghancurkan jiwa kita. Kuncinya

hanya satu, terus berharap dan

bersatu dengan Tuhan dalam hidup

harian kita, dalam doa dan sikap

hidup kita. Ingatlah, sekarang ini juga

kita sedang berjalan menuju

Kebahagiaan Abadi dalam memasuki

Hidup Abadi bersama Bapa di Surga.

Page 5: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

H A L A M A N 5 N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3

Melihat Para Senior UKI berkumpul… saling

bercerita,.. ketawa-ketiwi…menyanyi dan

menari bersama di Basement St Anselm

pada acara Senior Day 23 Oktober 2016 yang

lalu, merupakan kebahagiaan tersendiri bagiku.

Batinku berbisik,” Karena upaya mereka… UKI tetap

ada sampai hari ini. Selagi mereka muda, ..tentunya

mereka membawa anak, cucu mereka, juga

teman-teman memperkenalkan UKI

Toronto kepada para pendatang baru, juga

berdoa bagi UKI. Syukur kepada Tuhan atas

penyertaanNya kepada para Senior UKI di-

sepanjang kehidupan dengan warna warni

kenangan...

“Terimakasih Oma-Opa, Oom dan Tante,

kehadiran anda semua menyemangati pelayanan kami.

Bergembiralah selalu.… Serahkan seluruh hidup dan

persoalan kita kepada Bapa ..DIA SANGGUP

memberikan kelegaan. Hati Yang Gembira adalah Obat ,

.. sehat terus,… sampai berjumpa lagi di Senior day

tahun mendatang.□ |Christine Tanuwijaya|

adalahadalah ObatObat Hati yang GembiraHati yang Gembira

M

Team Panitia Senior Day UKI 2016

Page 6: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman
Page 7: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman
Page 8: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

H A L A M A N 8 N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3

Rekan-rekan peminat Injil! Pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam tahun ini untuk penghabisan kalinya Injil Minggu diambil dari “Injil menurut Lukas”. Oleh Gus saya diminta membicarakannya langsung di sini. Ringkasnya, Luk 23:35-43 mengisahkan bagaimana Yesus yang bergantung di salib diolok-olok tiga macam orang, yakni para pemimpin (ayat 35), para serdadu (ayat 36), dan bahkan oleh salah seorang penjahat yang ikut disalibkan bersama dia (ayat 39). Cemoohan mereka intinya begini: kalau memang benar dipilih Allah jadi “Mesias”, “Raja”, dan “Kristus”, coba selamatkan diri sendiri dulu! Orang sekarang akan bilang, apa dasar bagi klaim sebesar itu. CEMOOH DAN GODAAN Kalian masih ingat kan, peristiwa itu juga pernah disampaikan oleh Mark (Mrk 15:29-32) yang jadi sumber Matt (Mat 27:39-44). Tapi dua rekan kita itu hanya menyebut hujatan dari dua kelompok orang, yakni mereka yang lewat di situ dan para imam kepala bersama ahli Taurat. Sumber khusus saya memuat cercaan yang diucapkan seorang dari dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Juga saya temukan catatan berharga mengenai penjahat lain yang menegur kawannya yang menghina Yesus tadi. Katanya, apa tak takut kepada Yang Mahakuasa, kita ini memang pantas dihukum, tapi orang ini – maksudnya Yesus – tak bersalah (ayat 40-41). Kemudian ia malah minta Yesus mengingatnya apabila nanti datang sebagai Raja (ayat 42). Dan Yesus pun berjanji, hari itu juga orang itu akan ada bersama dia di dalam Firdaus (ayat 43). Ketiga macam orang tadi sesungguhnya tidak mau percaya bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan, melepaskan manusia dari marabahaya sehingga bisa terus hidup sampai akhir perjalanan. Dengan begitu mereka menyangkal semua upaya penyelamatan yang dilakukan Yesus sepanjang hidupnya: menyembuhkan, memberitakan Kerajaan Allah, mengusir setan, mengajar tentang Bapanya, memilih murid-murid untuk meneruskan kegiatannya. Tetapi Yesus tidak menuruti godaan untuk turun dari salib menyelamatkan diri. Sama seperti di padang gurun dulu, ia tidak membiarkan godaan menyeretnya ke tempat lain (Luk 4:1-13). Dari mana dia punya kekuatan bertahan ini? Saya kira karena ia sadar bahwa tujuan perjalanannya ialah mencarikan keselamatan bagi orang lain, bukan bagi diri sendiri. Juga sudah terlalu banyak orang yang mengikutinya, kan tidak fair bila tinggal gelanggang. Dan siapa yang akan menanggung orang yang disalibkan di sampingnya yang sedemikian mempercayakan diri kepadanya itu? Ah, tak satu domba pun akan ditinggalkan di jalan kehancuran, tak satu mata uang yang terselip pun akan dilupakan, setakpantas apapun anak yang kembali akan menggembirakan (Luk 15:1-32). Tapi siapa yang akan mengurus mereka kalau ia berhenti? Para pemangsa yang tak kelihatan sudah siap di sekitar, dan mereka semakin menjadi-jadi. Yesus itu lifeline dari atas sana bagi manusia yang terancam. Kalau putus bagaimana? NOBLESSE OBLIGE Harapan, kecemasan, dan penderitaan manusia, itulah yang

membuat Yesus maju terus. Penderitaan tidak hanya menyakitkan tapi bisa menebalkan integritas siapa saja yang menaruh diri menjadi sesama bagi yang menderita (bdk. Luk 10:25-37 tentang orang Samaria yang jadi sesama bagi orang yang malang). Jalan terus sampai akhir, itulah mahkota menjadi sesama bagi manusia. Ia itu Raja yang tak membiarkan orang sendirian di tengah bahaya. Tindakan Yesus itu pernyataan teologis yang amat berani: Tuhan dimuliakan karena peduli dan berhasil jadi sesama bagi manusia! Inkarnasi bukanlah Yang Ilahi “nitis” dalam diri manusia pilihan, melainkan menjadi orang yang mengerti kelemahan manusia, yang peduli akan keadaan manusia. Di antara orang-orang yang melihat kejadian di Golgota itu tentunya ada juga yang ikut mengelu-elukannya sebagai raja ketika datang memasuki Yerusalem (Luk 19:28-38 Mat 21:1-11 Mrk 11:1-10 Yoh 12:12). Matt bicara mengenai orang-orang bijak tahu bahwa seorang raja baru lahir dan mau menyatakan hormat kepadanya (Mat 2:2 dan 11). Itu kebahagiaan orang yang bijak. Namun kehadirannya langsung menjadi ancaman bagi orang yang lalim - Herodes. Kini di Golgota ia dikitari kelaliman yang sampai tiga kali menguaknya. Dan orang banyak melihat semua itu. Tetapi mereka belum siap mengambil sikap. Satu-satunya tokoh yang berbicara, baik dengan pencemooh maupun dengan Yesus, ialah penjahat yang sadar tadi. Begitulah ia bisa menjadi tuntunan suara hati orang. Tidak ikut-ikutan. Bahkan ia menegur kawannya. Ia mengakui patut dihukum. Kemudian ia minta kepada Yesus, agar mengingatnya nanti bila datang sebagai Raja. Orang itu sudah bisa berdamai dengan diri sendiri. Karena itu ia juga bisa melihat dan mengakui siapa sebenarnya Yesus itu. Para pemimpin tak bisa, juga para serdadu tak mampu. Mereka belum dapat berekonsiliasi dengan diri sendiri. Apalagi penjahat yang ikut-ikutan mengumpat tadi. Ia tak bisa menerima dirinya sendiri, maka tidak melihat siapa yang ada di sampingnya itu. Omong-omong, menurut Oom Hans, Pilatus mendengar dari Yesus sendiri penjelasan mengenai kedudukannya sebagai Raja, tetapi ia tidak menangkap (Yoh 18:33-38a). Mungkin itu cara Oom Hans menyampaikan bahwa untuk memahami Yesus sang Raja orang perlu bimbingan dari kebenaran sendiri. Tapi ah, Oom kita itu orang mistik. Saya menempuh jalan lain. Saya mau bilang, sejahat-jahatnya orang, kalau sudah bisa berdamai dengan diri sendiri, akan menemukan kebenaran. Karena itulah saya anggap penting memasukkan perkara itu dalam tulisan saya. Jawaban Yesus (ayat 43) itu saya dapati dalam himpunan perkataannya yang beredar pada waktu saya mulai menulis. Dag-dig-dug hati saya, rasanya ia sedang berbicara kepada saya juga meskipun saya belum sepasrah orang yang disalibkan di samping Yesus itu. Kata pembimbing rohani, masih ada beban yang perlu dibenahi dulu. Tetapi kata-kata Yesus itu menyapa terus dan serasa ada daya luarbiasa yang mendorong menuliskan semuanya sampai plong. Berada kembali di Firdaus! Byaar! Seperti ketika manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Pencipta sendiri (Kej 1:26-27). Pernah dengar cerita orang bijak mengenai Yang Mahakuasa ketika

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam 20 November 2016 (Luk 23:35-43) RAJA MACAM APA DIA ITU? RAJA MACAM APA DIA ITU? |Oleh Prof. A Gianto SJ|

Berssambung ke halaman 9,

Page 9: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3 H A L A M A N 9

mengusir manusia dari Firdaus karena melanggar perintahnya (Kej 3:23)? Sebelum mengeluarkan mereka, ia membuatkan mereka pakaian dan mengenakannya sendiri pada mereka (Kej 3:21). Kiranya ini cara-Nya mengatakan bahwa Ia tidak membenci manusia walau mereka dikenai-Nya hukuman. Ia menunggu mereka selesai menjalani hukuman dan kembali ke Firdaus. Diam-diam Ia tetap menyertai manusia dalam ujud suara hati yang bisa didengarkan dan yang menuntun di jalan setapak kembali ke Firdaus lewat jalan lain yang tidak dihadang penjaga berpedang api. Ini bukan hasil angan-angan. Lihat yang terjadi di Golgota! Apa yang dilakukan suara hati si terhukum yang berdamai dengan diri sendiri itu? Si terhukum itu menemukan jalan kembali ke Firdaus, dan bukan sendirian, melainkan bersama dengan Yang Punya Kuasa – dengan Raja itu! Yang Mahakuasa itu punya seribu satu cara menggapai manusia yang kehilangan arah. Dan taruh kata manusia putus asa, mblungker dan Tuhan sendiri sudah mau mutung kehabisan akal, masih ada “pengurus kebun” yang tak takut memintakan kelonggaran. Perumpamaan ini pernah saya sampaikan dalam Luk 13:1-9. Kalian yang mendampingi orang percaya akan mendapat kekuatan luar biasa bila belajar dari ketekunan serta keberanian pengurus kebun itu. INRI Mungkin ada yang ingin tahu tentang tulisan di kayu salib yang disuruh pasang oleh Pilatus. Memang dari kami berempat hanya Oom Hans sajalah yang pernah melihatnya sendiri. Tapi karena bukunya baru terbit lama sesudah kami bertiga selesai menulis, kesaksiannya tidak sempat kami kutip. Ia mencatat begini (Yoh 19:19) “Yesus orang Nazaret, raja orang Yahudi” yang katanya “...ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani” (ayat 20). Latinnya sering kalian lihat: “Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum”, disingkat jadi INRI. Sumber Mark hanya memuat “Raja orang Yahudi” (Mrk 15:26). Tapi Mark juga menegaskan, Yesus disalibkan karena ia Raja orang Yahudi. Matt mengikuti Mark dan membuat kalimatnya lebih terang dengan menyebut nama Yesus: “Inilah Yesus, raja orang Yahudi” (Mat 27:37). Semaksud dengan mereka, saya menyampaikannya sebagai “Inilah raja orang Yahudi” (Luk 23:38). Catatan kami bertiga pada dasarnya cocok dengan yang dilihat dan diingat oleh Oom Hans. Jadi kami berempat melaporkan bahwa tulisan yang disuruh pasang oleh Pilatus itu menandai siapa yang disalib di situ, yakni raja orang Yahudi, dan itulah alasannya ia disalibkan. Tulisan itu bukan dimaksud untuk menghina orang Yahudi, bukan pula untuk melecehkan Yesus seperti disangka beberapa penafsir. Pilatus tak butuh mengolok-olok. Ia mau menandaskan bahwa ia punya wewenang mensahkan hukuman bagi raja orang Yahudi, bukan orang yang diaku-akukan demikian. Pilatus tetap pada putusannya itu ketika imam-imam kepala Yahudi, seperti diingat Oom Hans, sia-sia mendesak agar rumusan tulisan itu diubah menjadi “Ia mengatakan: Akulah Raja orang Yahudi” (Yoh 19:21). Pilatus tegas, “Yang sudah kutulis tetap tertulis!” PAMITAN Rekan-rekan yang baik, dengan ini saya juga mau minta diri pamitan. Setahun genap saya bertamu di ruang Alkitab. Tahun ini menyenangkan, antara lain karena sering diundang ke Roma makan minum di Biblicum. Terkenang kembali tahun-tahun menunggui Paul keluar masuk bui kena perkara politik, juga sampai saat-saat terakhir hidupnya. Apartemen saya dahulu bagian rumah Linus yang pernah dipakai Simon Petrus bersama asistennya, Mark, yang

pindah ke Roma dari Yerusalem. Sepeninggal Simon Petrus, Mark membuat diktat ringkas yang beredar awal tahun 70-an di kalangan mereka yang penasaran ingin kenal siapa Yesus. Dalam jangka 10 tahun setelah itu bermunculan beberapa bahan lain. Atas permintaan Sir Theophilus, bangsawan yang gandrung ilmu ketuhanan itu, saya teliti kembali siapa Yesus itu dari dokumen-dokumen dan kesaksian orang-orang tua. Semuanya saya olah kembali menjadi sebuah narasi supaya gampang ditangkap, sambil tetap memanfaatkan pokok-pokok yang kalian kenal dari tulisan Mark yang cekak aos itu. Garis besarnya sudah saya singgung dalam surat perkenalan beberapa waktu yang lalu. Beberapa tahun sebelum saya, hal serupa dikerjakan pula oleh Matt. Tapi ia lebih banyak menyusun kembali catatan Mark serta meluaskannya, biasanya dengan menyertakan bahan-bahan baru sambil menunjukkan hubungannya dengan Kitab Suci orang Yahudi. Gus akan menjelaskan selebihnya nanti. Hari-hari ini ia pergi rapat di Bologna, lalu katanya akan ikut pertemuan di Venezia sambil tengok Mark di sana dan pulangnya mau mampir Padua menziarahi ke relikui saya! Kata orang, ada juga saya di Praha. Malah tanpa mengajak bicara saya sendiri, satu tim ahli kedokteran, sejarah, dan teolog (!) memutuskan berdasarkan penelitian dari th. 1998 hingga awal th. 2004, bahwa kepala yang ada di Praha itu cocok bila dipasangkan di badan yang ada di Padua dan diperkirakan berasal individu yang sama, namanya “Loukas” seperti tertera di petinya, usia sekitar 84 tahun, jarang sakit kecuali encok tulang punggung di usia tua. Siapa itu ya? Jangan-jangan memang saya! Tapi mengapa mereka samasekali tidak bicara mengenai Luculius, kawan setia yang selalu digambar bersama saya? Luculius itu lembu yang bertahun-tahun menarik gerobak saya. Dia pensiun ketika tidak kuat lagi naik tanjakan dan mesti didorong beramai-ramai bersama anak-anak di jalanan. Sehabis ngos-ngosan begitu, kami istirahat dan anak-anak itu minta upah diceritain tentang zaman dulu. Sebagian dari cerita-cerita itu kemudian jadi Kisah Para Rasul. Anak-anak itu senang dengar Paulus menang sihir-sihiran melawan Elimas (Kis 13:6-12), mereka menikmati cerita mengenai tujuh dukun yang dihajar kapok dan ditelanjangi orang kerasukan setan (19:13-20), dan terharu oleh kisah tentang Eutikhus, remaja yang jatuh dari lantai ketiga karena tertidur sewaktu Paulus berkhotbah tapi syukur Paulus menghidupkannya kembali (20:7-12). Luculius tua ini kemudian lebih suka duduk seharian memamah biak dan menemani saya menulis. Ada yang tanya apa Luculius membisiki tentang orok yang terbungkus kain lampin dan dibaringkan di palungan (Luk 2:7) milik turun temurun keluarganya! Agak berlebihan juga fantasi beberapa pelukis bahwa Luculius punya sayap dan dulu suka menerbangkan saya pulang pergi Roma-Yerusalem riset buat jilid satu saya. Ah, Luculius, lembu tuaku itu! Selama saya bepergian, ia tinggal bersama anak cucunya di ranch milik benefaktor kami, Sir Theophilus, yang mengira di Roma sini naikan saya bebek Jepang atau kodok Jerman sampai Luculius terpingkal-pingkal. Rekan saya Matt sudah berjanji menyertai kalian mulai Adven nanti. Ia itu lagaknya kayak guru bila menjelaskan, serba teratur, terencana jauh-jauh, dakik-dakik, ngutip PL sana sini seperti kaum sarjana. Pasti ia akan tuntas mengutarakan hal-hal yang belum sempat saya jelaskan. Mudah-mudahan pula Gus masih bisa membantu. Dan kalian akan tetap saya ingat dalam pembicaraan

Sambungan dari halaman 8,

Berssambung ke halaman 11,

Page 10: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

N O P E M B E R 2 0 1 6 / N O . 2 9 3 H A L A M A N 1 0

hen we are the recipients of another’s sharing, it is very important to be explicitly grateful. We have just received an important and valua-ble gift: part of another human being and anoth-er human life.

Consequently, we should practice the habit of thanking others for their self-disclosure and for their trust in us. When self-disclosure is an obvious risk (the confiding of a deep and dark secret), gratitude comes most easily. It is likewise pleasant and easy to acknowledge a self-disclosure that affirms us and our worth. It gets a bit more difficult when the sharer offer to take us into the valleys of his or her sadness or depression. It is also difficult to feel grateful when others share with us their problems, personal labyrinths that seem to have no exit. The situation is which it is the most difficult to be openly grateful, I would think, is one created by a self-disclosure that is directly or indirectly critical of us. Yet most of us know how hard it is to express our negative reactions. When someone does bring up an issue that implies some fail-ure on our part or some negative reaction to our persons, we can be sure that this person has probably had to work up extra courage to share these negative-type feelings. It is therefore especially important for us to be explicitly grateful for such a sharing. If I do think of you as a gift to be given and if I do think of your sharing with me as the giving of that gift, I will certainly want to thank you. In addition to the contents of your sharing, you also give me your trust. I could react badly, looking hurt and angry or expressing dis-appointment in me. I might even refuse to listen to your sharing. Yet in sharing yourself you hold out your offering in uncer-tain, trembling hands. Thank-you, thank-you, thank-you. From: Will The Real Me Please Stand Up? by Fr. John Powell

W

Habit The

of Thanking

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,

aku telah mencapai garis akhir dan aku telah

memelihara iman.” (2 Tim 4:7)

Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:

Bp. Karel Liem (82 tahun) Tutup usia di Mississauga, 31 Oktober 2016

Istri: Annie Liem

Anak: Alm. Eka Liem

Bp. Andre So Poo Giap (88 tahun) Tutup usia di Mississauga, 8 November 2016

Istri: Patricia Oei Giok Yong

Anak & Menantu: Christopher So & Stephanie Hebb

Cucu-cucu:

Rebecca and Jessica

Bp. Yohanes Tasrim Herman (79 tahun) Tutup usia di Jakarta, 8 November 2016

Istri: Katarina Guntirta Gunawan

Anak / Menantu: Regine / Richard Winkler

Hera / Jason Landry — Kitchener Murniyati / Luigi Wiranda

Subianto Herman

Cucu-cucu: Aurelia Herman, Ryo Herman, Bryan Wiranda,

Lynn Wiranda,Dinda Winkler, Nadia Winkler, Nathalie Landry

Ibu Veronica Sulastini (64 tahun)

Tutup usia di Jakarta, 15 November 2016

Anak / Menantu: Monica D M Sari / Aloysius K. Danarto (Canada) Melania D T Hatmani / Rio N Surnyaman (Bali)

Maria D Anggraini / Agustinus A Sudiarto (Bekasi)

Beserta para cucu dan keluarga besar

Pengurus dan Keluarga besar UKI - Toronto menyatakan rasa duka yang mendalam. Semoga Tuhan memberikan pengampunan dan kedamaian abadi bagi Almarhumah, serta kekuatan dan penghiburan bagi seluruh

keluarga yang ditinggalkan.

Page 11: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman

dengan Oom Hans, Oma Miryam, dan Mbak-mbak Martha dan Maria serta kawan-kawan lain. Mudah-mudahan bagi kalian kami juga bukan hanya serangkaian huruf yang tercetak dalam Alkitab.

Selamat tinggal, Luc

Sambungan dari halaman 9,

Senior Day UKI, 23 Oktober 2016

Page 12: M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h - uki.ca · kita saat ini adalah iman kita kepada Tuhan yang dengan jelas telah memelihara kita sampai hari ini. Iman kita ada karena pengalaman