macam macam toraja
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
1/10
KONSEP TUHAN
Mitologi Toraja, menceritakan pada mulanya langit dan bumi masih bersatu. Ketika
langit dan bumi berpisah, lahirlah tiga dewa yaitu: Pong Tulak Padang (berdiam di bawah bumi),
Pong Bangga-irante (berdiam di permukaan bumi), dan Gaun Tikembong (berdiam di langit).Ketiga dewa ini dikenal sebagai Puang Titanan Tallu, Tirindu Batu Lalikan (tri dewa). Mereka
yang menciptakan matahari, bulan dan bintang.
Gaun Tikembong kemudian mengambil sebuah rusuknya dab menjadikan dewa yang
disebut: Usuk Sambaban, yang kemudian kawin dengan Simbolok Manik yang keluar dari batu
kemudian melahirkan Puang Matua. Puang Matua kawin dengan Arrang di Batu, dan dari
perkawinan inilah Puang Matua melanjutkan proses penciptaan dengan kelahiran delapan orang
anak kembar saunasibarrung (pupulan kembar) yaitu: Datu Laukku sebagai nenek moyang
manusia; Allo Tiranda sebagai nenek moyang racun; Laungku sebagai nenek moyang kapas;
Pong Pirik-Pirik sebagai nenek moyang hujan; Menturiri sebagai nenek moyang ayam;
Menturino sebagai nenek moyang kerbau, Riakko sebagai nenek moyang besi, Takkebuku
sebagai nenek moyang padi. Ciptaan yang lainnya lahir dari abu bekas ciptaan pupulan kembar,
yang disebarkan kemudian oleh Puang Matua.
Puang Matua kemudian menurunkan manusia pertama ke bumi yaitu Puang Bura Langi.
Ia kawin dengan wanita yang berasal dari dalam air bernama Kembong Bura. Dari perkawinan
ini lahir keturunan manusia pertama di bumi (PongmulaTau). Kedatangan Puang Bura langi ke
bumi juga dikawal oleh hambanya, Pong Pakulandi dengan memikul Aluk serba lengkap, yang
disebut Aluk 7777777 atau Aluk Sanda Pitunna (serba tujuh). Keturunan Puang Londong di Rura
diceritakan sebagai manusia pertama di dunia yang melanggar Aluk yang dibawa oleh nenek
moyangnya. Ia sangat kaya mempunyai empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan.
Karena takut hartanya lari pada orang lain, ia mengawinkan anak-anaknya menjadi pasangan
suami-istri. Akibat pelanggaran terhadap Aluk yang merupakan tata aturan sosio religius, maka
ia ditenggelamkan oleh Puang Matua. Eran di Langi (eran: tangga, langi: langit) yang
menghubungkan dunia dan langit diruntuhkan. Ini bermakna simbolik bahwa hubungan manusia
dengan dewa-dewa menjadi terputus sama sekali.
TEMPAT UPACARA
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
2/10
Simbol-simbol UpacaraRambu Solo
Yang dimaksud dengan simbol-simbol Rambu Solo di sini adalah pemaknaan terhadap
semua atribut yang digunakan dalam upacara tersebut. Karena atribut yang digunakan dalam
atribut Rambu Solo banyak sekali dan tidak sama untuk semua wilayah adat di Toraja, maka
hanya di angkat beberapa di antaranya yang di anggap penting. Hal-hal yang dimaksud adalah:
Tongkonan
Tongkonan adalah rumah adat dari satu rumpun keluarga (marga) dimana persekutuan
darah daging dipelihara . Tongkonan adalah tempat pembinaan dan pemeliharaan aluk.
Disamping itu Tongkonan juga berfungsi sebagai sumber wibawa kepemimpinan. Ia bermakna
simbolik sebagai lembaga kekuasaan, kebesaran dan kemuliaan sang pendiri juga keturunan yang
dibangun di atas keunggulan, prestise dan privilise tertentu. Setiap orang harus mengetahui dari
tongkonan mana ia berasal, baik dari pihak ibunya maupun dari pihak ayahnya. Oleh karena
tongkonan mengikat seluruh keluarga, maka bila ada upacara yang dilaksanakan, baik Rambu
Solo maupunRambu Tuka, maka upacara tersebut harus dilaksanakan di rumah tongkonan itu
dan semua keluarga diharapkan hadir.
Pakaian
Dalam upacara rambu solo pakaian yang digunakan adalah pakaian yang berwarna hitam.
Warna hitam adalah simbol kekelaman atau kedukaan. Oleh karena itu dalam suatu upacara
Rambu Solokeluarga dan semua orang yang datang ke tempat itu umumnya menggunakan kain
berwarna hitam. Di samping itu digunakan juga pulapoteyaitu tali dari benang berkepang yang
ujungnya berumbai dan pada rumbai itu tercocok manik-manik. Pote ini dipakai pada keluarga
yang sedang maro. Selain pakaian warna hitam, digunakan juga pakaian warna merah (lambang
kemuliaan) untuk menghias pondok-pondok atau peti jenasah, khususnya pada upacara rambu
kaum bangsawan menengah ke atas.
Ukiran dan Hiasan-hiasan
Pada upacaraRambu Solotingkat rapasan, rumah, halaman dan pondok serta peti jenasah diberi
ukiran dan hiasan-hiasan yang semuanya bermakna melambangkan kebesaran yang meninggal
dunia. Hiasan-hiasan dan ukiran-ukiran yang digunakan dalam Rambu Solo dimaksudkan
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
3/10
sebagai pengantar arwah untuk memasuki dunia seberang yaitu puya. Oleh karenea itu,
kesemarakan suasana dalam pelaksanaan upacara Rambu Solo diyakini oleh penganut Aluk
Todolosebagai kesempurnaan si mati memasuki puya. Jadi jelas segala ukiran dan macam hiasan
yang digunakan dalam upacara Rambu Solo mempunyai simbol proyeksi mesuknya sang
arwah ke dunia seberang sana. Ukiran dan hiasan yang biasa digunakan pada upacara Rambu
Solo pada bermacam-macam, namun di sini hanya akan dipaparkan beberapa di antaranya,
yaitu:
- Saringan(palaidura) yaitu usungan mayat yang dibuat dari kayu.
- Langi-langi berbentuk rumah mini Toraja yang dipasangkan pada saringan (pelengkap
saringan) dan bermakna sebagai simbol kebesaran.
- Duba-duba (lamba-lamba) yaitu kain merah yang direntangkan panjang-panjang di atas
kepala wanita ketika mayat sedang dalam arak-arakan dari rumah duka ke tempat pelaksanaan
upacara (mapasonglo/mapalao)
- Lakkean yaitu pondok yang dibuat ditengah-tengah tempat pelaksanaan upacara sebagai
tempat mayat disemayamkan selama upacara berlansung. Pondok ini dibuat dengan ketinggian
kurang lebih 10 meter dan dilengkapi dengan segala macam hiasan-hiasan/ ukiran yang
melambangkann kebesaran.
- Tombi yaitu kain berukir yang menyerupai panji-panji yang dipasang pada sekitar tempat
pelaksanaan upacara.
- Balakayanyaitu menara yang dibuat dekat dengan lakkean yang berfungsi sebagai tempat
melaksanakan pembagian daging dalam upacaraRambu Solo
- Simbuangyaitu batu yang berbentuk lonjong yang diarak dari tempat jauh, dan didirikan di
sekitar tempat pelaksanaan upacara yang selain berfungsi sebagai batu peringatan bagi si mati
sekaligus berfungsi sebagai tempat menambat kerbau yang akan dikorbankan pada upacara itu.
- Kandaure yaitu perhiasan dari manik-manik yang dicocok pada benang dan berbentuk
corong, digunakan sebagai pelengkap kebesaran upacaraRambu Solo(juga dipergunakan dalam
upacaraRambu Tuka= pesta kesukaan).
- Damanyaitu sejenis kertas emas yang dipakai menghias peti jenasah sebagai pengganti emas,
khusus bagi bangsawan menengah ke atas.
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
4/10
- Lantang(barung) yaitu pondok-pondok yang khusus dibuat untuk keperluan upacaraRambu
Solo. Apabila pondok itu jumlahnya banyak, maka tempat pelaksanaan upacara akan
menyerupai perkampungan baru.
Kesenian
Dalam upacara Rambu Solo, kesenian dan tari-tarian mempunyai arti yang dalam. Jenis
kesenian dan tari-tarian yang mempunyai arti yang dalam, jenis kesenian dan tari-tarian yang
dipentaskan dalam upacaraRambu Solo, antara lain:
- Baddongyaitu nyanyian yang dilagukan dalam keadaan berdiri, yang disertai dengan gerakan
tangan dan hentakkan kaki sambil berputar dalam kelompok yang membentuk lingkaran.
- Rettengyaitu nyanyian kedukaan yang dilagukan secara berbalas-balasan oleh dua orang atau
lebih
- Dondiyaitu nyanyian yang dinyanyikan sekelompok orang secara berbalas-balasan.
- Marrakayaitu nyanyian kedukaan yang diiringi oleh seruling bambu
- Randingyaitu sejenis tarian perang yang disertai dengan hentakkan kaki dan pekikan suara
oleh para penari pria. Randing hanya dilakukan pada pemakaman seorang lelaki yang dianggap
pahlawan
Semua bentuk kesenian dan tari-tarian tersebut di atas dilakukan untuk mengekspresikan
kedukaan yang mendalam karena kematian. Khususnya dalam badong, syairnya mengungkapkan
sejarah perjalanan hidup bahkan pernghormatan terakhir pada yang meninggal dunia
Menurut kepercayaan aluk todolo semua nyanyian dan tarian yang digelar dalam upacara
Rambu Solo, merupakan proyeksi kemuliaan dari yang meninggal dunia dlam memasuki dunia
seberang sana. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tarian dan nyanyian dalam upacara
Rambu Solo, selain merupkan ungkapan kedukaan dan penghormatan, juga merupakan Simbol
Kemuliaan arwah seseorang memasuki dunia arwah.
Tau-Tau(patung)
Tau-tau (tau = orang) ialah patung atau arca yang berfungsi sebagai personifikasi dan
seseorang yang meninggal dunia dan hanya diadakan dalam tingkat upacara Rambu Solobagi
golongan bangsawan menengah ke atas. Ada dua macam tau-tau atau arca yang dikenal yaitu
tau-tau kayudan tau-tau karurung
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
5/10
Untuk membuat tau-tau dibutuhkan pemahat khusus yang dikenal dnegan istilah Topande.
Selama proses pembuatan topande harus tidur dekat atau di bawah kolong rumah jenasah
disemayamkan. Setelah selesai tau-tau tersebut didirikan di dekat peti jenasah. Ia diperlakukan
seperti orang hidup (diberi nasi, pakaian dan perhiasan). Pakaian dan perhiasan yang dikenakan
itu menunjukkan status sosial si mati. Oleh karerna itu, dikatakan Tau-tau adalah The Living
Deadyang karenanya harus dihormati, disembah dan diratapi. Ia lebih dari sekedar arca biasa
hasil karya seorang pemahat. Ia adalah penjelmaan dari si mati yang selama upacara berfungsi
sebagai penghubung antara ornag yang masih hidup dan kaum keluarga kerabat yan telah
meninggal dunia, dnegan kata lain ia berfungsi sebagai pembawa titipan dari orang yang masih
hidup kepada mereka yang telah meninggal dunia. Jadi dalamAluk Todolo, Tau-taumempunyai
nilai religius dan sosial.
Rante
Rante (lapangan) adalah tempat penyelenggaraan upacara Rambu Solo, khusus bagi
kalangan menengah dan ke atas pada tingkatan dirapai. Di tempat ini dibangun sejumlah
pondok berantai yang berfungsi sebagai tempat penginapan selama upacara berlangsung.
Erong
Pada zaman dahulu dalam masyarakat Toraja setiap golongan bangsawan menengah ke atas
yang meninggal dunia dibuat peti jenasah yang disebut erong. Bentuknya menyerupai perahu
yang diukir. Sedangkan untuk orang-orang merdeka/biasa hanya dibungkus dengan kain yang
berlapis-lapis dan berbentuk bulat lonjong. Dari sini jelas terlihat bahwa jenis peti jenasah
menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakat Toraja.
Hewan yang dikorbankan
Pemotongan hewan pada setiap upacara Rambu Soloharus didasarkan pada stratifikasi sosial.
Tentang hewan yang dikorbankan dapat dilihat dalam tiga hal:
a. Jenis hewan
Untuk golongan bangsawan, khususnya untuk tingkat upacara (rapasan sundun ke atas) jenis
hewan yang dipotong harus lengkap, yaitu kerbau, babi, anjing, kuda atau manusia (hambanya).
Jadi, dari semua jenis hewan peliharaan, kecuali ayam dan kucing
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
6/10
b. Jumlah
Tentang banyaknya hewan yang dikorbankan kiranya sudah jelas dalam uraian sebelumnya
(dalam tingkatanRambu Solo)
c. Tanda-tanda
Dalam setiap upacara Rambu Solo, hewan yang dikorbankan khususnya kerbau harus
didasarkan apda tanda-tanda. Secara umum kerbau dalam masyarakat Toraja diklasifikasikan
dalam empat kelompok (kelas) sesuia dnegan stratifikasi sosial, yaitu:
- Pudu/Balian.Puduadalah jenis kerbau yang warnanya hitam pekat. Sedangkan balianadalah
jenis kerbau jantan yang dikebiri.
- Saleko. Salekoadalah jenis kerbau yang berwarna belang. Kedua kelompok kelas tersebut di
atas adalah untuk jebis kerbau yang dikorbankan untuk kasta bangsawan menengah ke atas.
- Todi. Kerbau Todi adalah kerbau berkepala timah. Kerbau ini dikorbankan untuk kasta
orang-orang merdeka.
- Sambaoyaitu kerbau yang berwarna abu-abu dengan bintik-bintik putih di badannya (warna
antara hitam dan putih). Kelas kerbau ini hanya dikorbankan untuk kasta hamba sahaya, karena
menurut masyarakat Toraja kerbausambaoadalah hamba kerbau.
Selain dari kelas kerbau-kerbau di atas, khusus tingkat upacara dirapai yaitu rapasan sundun ke
atas, kerbau yang dikorbankan harus pula dipilih dari jenis kerbau yang memiliki tanda-tanda
khusus seperti:
- Sokko(kerbau yang tanduknya kedua-duanya terarah ke bawah)
- Pangloli(kerbau berwarna hitam yang hanya ujung ekornya yang berwarna putih)
- Pudu Bara(kerbau berwarna hitam pekat yang matanya juling)
- Sambok Ratuk(kerbau yang ada bintik-bintik putih menyebar diseluruh tubuhnya.
- Lotong Boko(kerbau yang hanya punggungnya berwarna hita
Latar Belakang
Masalah Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa yang mendiaminya dari bagianbarat hingga timur. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki pola kehidupan tersendiri. Pola
kehidupan itu membuat Indonesia menjadi kaya akan keberagaman. Keberagaman itu termasuk
identitas suku (aspek kesejarahan), sistem sosial, sistem kekerabatan, struktur kelembagaan,
adat-istiadat dan kebudayaan serta sistem kepercayaan yang dianut suku tersebut. Di Indonesiabagian barat, kita mengenal suku Melayu, suku Kubu, Batak, Mentawai yang memiliki kekhasan
budaya. Menyeberangi bagian barat, kita menemukan suku Badui, Jawa, Dayak, dengan
keanekaragaman kearifan lokal.Di bagian Indonesia timur, kita memiliki suku Bima, Bugis,Papua, Tana Toraja yang masih memiliki keaslian budayanya. Bangsa yang bijak adalah bangsa
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
7/10
yang menghargai hasil cipta, karya, dan karsa suku bangsa yang mendiaminya. Dari sekian
banyak suku bangsa yang ada di Indonesia, ada suku bangsa yang memiliki pola kehidupan yang
unik. Yaitu pola kehidupan yang terdapat pada masyarakat suku Tana Toraja. Suku Tana Torajaadalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya
diperkirakan sekitar 650.000 jiwa, dengan 450.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten
Tana Toraja. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganutIslam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk Todolo. Pemerintah Indonesia telahmengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Seperti daerah-daerah
yang lainnya di Indonesia, daerah Tana Toraja memiliki sejarah yang panjang dan tentu saja
tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Termasuk pola kehidupan yang tidakkalah menarik dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Tidak hanya peninggalan sejarah,
namun juga peninggalan budaya suku Tana Toraja sebagai suku bangsa yang tinggal di
Kabupaten Tana Toraja yang masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. OlehkarenaitukamiakanmembahassalahsatubudayayangadadiIndonesiayaknibudayayangadapadasuku
Toraja.Denganmemahamibanyakbudayamakakitaakanlebihmemahamibetapabanyak budaya di negeri kita serta meningkatkan rasa toleransi antar sukudan budaya diIndonesiadanmeningkatkankesadaranuntukmelestarikannya
NAMA KEPERCAYA
Aluk Todolo
Aluk Todolo adalah agama leluhur nenek moyang suku Toraja yang hingga saat ini masih
dipraktekkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Bahkan pada tahun 1970, Aluk Todolo
sudah dilindungi oleh negara dan resmi diterima ke dalam sekte Hindu-Bali. Aluk Todolo adalah
kepercayaan animisme tua, dalam perkembangannyaAluk Todolo
banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup Konfusius dan agama Hindu. Oleh karena itu,Aluk Todolomerupakan suatu kepercayaan yang bersifat politeisme yang dinamistik. Kepercayaan Aluk
Todolo ini bersumber dari dua ajaran utama yaitu aluk 7777 (aluk sanda pitunna) dan aluk serba
seratus (sanda saratu'). Aluk Sanda Pitunna (aluk 7777) disebarkan oleh Tangdilino' danmerupakan sistem religi yang diyakini oleh orang Toraja sebagai aluk yang diturunkan dari
langit bersama-sama dengan umat manusia. Oleh karena itu, Aluk Sanda Pitunna adalah aluk
tertua dan menyebar secara luas di Toraja. Sementara itu, Aluk Sanda Saratu' datang kemudian
dan disebarkan oleh Puang Tamborolangi', namun Aluk Sanda Saratu' hanya berkembangdidaerah Tallu Lembangna (Makale, Sangalla dan Mengkendek). Aluk Sanda Pitunna bersumber
dari ajaran agama (sukaran aluk) yang meliputi upacara (aluk), larangan (pemali), kebenaran
umum (sangka') dan kejadian sesuai dengan alurnya (salunna). Aluk sendiri meliputi upacarayang terdiri atas tiga pucuk dan empat tumbuni (aluk tallu lolona, a'pa' pentaunina). Disebut tigaaIuk karena ia meliputi upacara yang menyangkut manusia (aluk tau), upacara yang menyangkut
tanam-tanaman (aluk tananan) dan upacara yang menyangkut binatang (aluk patuan) dan
dikatakan empat oleh karena di samping ketiga hal di atas ada lagi satu upacara yang disebutupacara suru' berfungsi untuk menembus kesalahan (pengkalossoran)
http://www.torajaindonesia.com/http://www.torajaindonesia.com/http://www.torajaindonesia.com/http://www.torajaindonesia.com/ -
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
8/10
ISI AJARAN
alam Aluk Todolo terdapat beberapa hukuman/peraturan yang harus dipatuhioleh penganutnya .Hukum aluk todolo yang disebut
Pemali
. Beberapa contoh pemali antara lain :
1.Pemali mapangngan buni,tidak boleh berzinah
2.Pemali unromok tatanan pasak,tidak boleh mengacau di pasar
3.Pemali unteka palanduan,golongan budak dilarang menikah dengan golonganTomakaka
dan
Tokapua
(Bangsawan
). 4.Pemali boko,tidak boleh mencuri.5.Pemali umboko sungana padanta tolino, jangan membunuh sesama manusia
6.Pemali makada penduan, tidak boleh berdusta
7.Pemali unkasirisan deata misanta, jangan menghianati orang tua 8.Pemali ungkattai bubun,jangan berak disumur
9.Pemali umbalabala tomanglaa, jangan menyiksa anak gembala
10.Pemali meloko, dilarang mengambil barang di pekuburan
11.Pemali umbalabala patuoan, jangan menyiksa binatang ternak
12.Pemali mantunu tedong sisola anakna, dilarang menyembelih kebau dengan anaknya.13.Pemali unnokoi alllonan bundanganki, dilarang menduduki bantal karena
bantal jika diduduki akan kempes, bantal untuk kepala tidak ditempai bantal 14.Pemali kumande
malillin na siduangki bombo, dilarang makan ditempat gelap nanti setan akan makan makanan
kita juga 15.Pemali kande tallo manuk ke bullungngi pare malayu pare, dilarang makan telurayam jika jikalau padi sudah ditanam atau sementaratumbuh nanti padi layu. Selain itu masih ada
100 pantangan lainnya (
aluk sanda saratu
) sangsi yang dikenakan pada pelanggaran pemali adalah berbeda menurut berat ringannya
pelanggaran seperti :a.
sangsi membunuh dimana semua keluarga dari yang dibunuh bersumpah turun temurun tidakboleh berhubungan dalam bentuk apapun dengan keluarga pembunuh (sisallang).
b.
Seorang hamba yang kawin dengan golongan bangsawan diusir seumur hidup dari masyarakatToraja. Sangsinya sama dengan orang yang mencuri milik orang mati dari kubur.
c.
-
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
9/10
Hubungan sex secara incest antara orang bersaudara atau antara anak dan orang tua di
suruh mangrambu langi. Kerbau dan babi dibakar hangus bersama pakaian
meraka sebagai pengganti dirinya yang seharusnya dirinyalah yang harus dibuang kedalam apibersama.
d.
Orang berpisah dari satu rumah pada hari yang sama dengan arah Orang berpisah dari saturumah pada hari yang sama dengan arah ang berlawanan tidak ada sangsi hukumnya tetapibiasanya salah seorang anggota keluarga ada yang dapat celaka.
TEMPAT UPACARA
D.Tongkonan
Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah
rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitamdan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada juga yang
mengatakan bentuknya seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip bangunan rumah gadang di
Minangatau
Batak
. Semua rumah tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara. Arah tongkonan yang
menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yangberasal dari utara. Ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di
utara
Tongkonan
berasal dari kata
tongkon
yang bermaknamenduduki
atau
tempat duduk. Dikatakan sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya bangsawan
Toraja yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial
dan budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat. Awalnya merupakan pusat pemerintahan,kekuasaan adat, sekaligus perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Masyarakat Toraja menganggap rumah
tongkonan
sebagaiibu
, sedangkan
alang sura
(lumbung padi) sebagaibapak
. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina
kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah, dan selatan.Ruangan di bagian utara disebut
http://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padanghttp://www.indonesia.travel/id/destination/467/padang -
7/22/2019 MACAM MACAM TORAJA
10/10
tangalok
yang berfungsi sebagai ruang tamu, tempat anak-anak tidur, serta tempat meletakkan sesaji.
Ruangan sebelah selatan disebutsumbung
, merupakan ruangan untuk kepala keluarga tetapi juga dianggap sebagai sumber penyakit.
Ruangan bagian tengah disebutSaliyang berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur, serta tempat meletakkan
orang mati. Bangunan tongkonan juga terdiri dari bagian-bagian yang dinamakan:
SullukAdalah kolong rumah;
Inan
adalah ruangan yang terletak diatas kolong rumah yang dikelilingi dinding sebagai badan rumah,
inan ini sendiri terbagi kedalam: tangdo yang berfungsi sebagai kamar depan sebagai tempatsesembahan kepada leluhur; Sali adalah bilik tengah yang fungsinya terbagi dua, pada bagian
timur tangdo difungsikan sebagai padukkuang Api (dapur) dan tangdo bagian barat sebagai
tempat inan Pa Bulan (orang meninggal)Sumbung
adalah ruang bagian belakang yang berfungsi sebagai kamar tidur orang yang menempati
tongkonan tersebut.
Rattian
adalah loteng rumah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka dan benda-benda
berharga lainnya.Papa
adalah adalah pelindung berupa atap yang terbuat dari bambu yang mempunya bentuk khas
perahu. Tongkonan dibagi ke dalam tiga macam berdasarkan kelas sosial, yaitu:
1. Tongkonan Layuk. Tongkonan ini dibangun untuk orang berkuasa dan sebagai pusatpemerintahan. Ciri-ciri tongkonan ini adalah ukiran seperti hewan dan tumbuhan di dinding
rumah. Selain itu ada pula hiasan kepala kerbau dan deretan tanduk kerbau. Kepala dan tanduk
kerbau adalah penanda kemakmuran serta hidup berkelimpahan.2. Tongkonan Pekamberan. Ini tongkonan bagi keluarga yang dipandang hebat dalam adat. Ciri
tongkonan ini sama dengan tongkonan layuk.
3. Tongkonan Batu. Jenis ketiga ini adalah rumah bagi keluarga biasa. Tongkonan ini disebutbanua oleh masyarakat setempat. Selain minim ukiran, banua juga tidak punya hiasan sehingga
lebih mirip pondok bambu