makala h

23
LATAR BELAKANG MASALAH Bangsa Indonesia terkenal dengan keanekargaman budaya dan keseniannya. Ini tidak mengherankan, karena suku-suku bangsa Indonesia itu jumlahnya banyak sekali. Ada sekitar 360 lebih suku yang menyebar dari pulau sabang di Sumatera sampai Merauke di Papua. Mereka tinggal di seluruh kepulauan nusantara dengan cirri budaya,bahasa,seni dan adat-istiadat yang berbeda-beda. Banyak dan beragamnya suku di Indonesia layak dijadikan kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan yang bangsa kita miliki. Keragaman yang ada akan lebih indah jika bisa hidup selaras dan berdampingan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari hari ke hari. Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang rawan konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis bahkan tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Semboyan yang terdapat di kaki kuat sang Burung Garuda “Bhineka Tunggal Ika” nampaknya belum menjiwai seluruh warga bangsa ini. Rasa satu kesatuan sebagai warga negara bukanlah hal yang utama, melainkan arti kata semboyan bangsa ini hanya sekedar wacana belaka. Dengan demikian fungsi pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara juga belum terealisasi. Di dalam pancasila jelas terpapar pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Upload: ika-widiawati

Post on 10-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pancasila sebagai pemersatu berbagai etnik di indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

LATAR BELAKANG MASALAH

Bangsa Indonesia terkenal dengan keanekargaman budaya dan keseniannya. Ini tidak

mengherankan, karena suku-suku bangsa Indonesia itu jumlahnya banyak sekali. Ada sekitar 360

lebih suku yang menyebar dari pulau sabang di Sumatera sampai Merauke di Papua. Mereka

tinggal di seluruh kepulauan nusantara dengan cirri budaya,bahasa,seni dan adat-istiadat yang

berbeda-beda.

Banyak dan beragamnya suku di Indonesia layak dijadikan kebanggaan karena

merupakan salah satu kekayaan yang bangsa kita miliki. Keragaman yang ada akan lebih indah

jika bisa hidup selaras dan berdampingan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari hari

ke hari.

Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang

rawan konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis

bahkan tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Semboyan yang terdapat di kaki kuat sang Burung

Garuda “Bhineka Tunggal Ika” nampaknya belum menjiwai seluruh warga bangsa ini. Rasa satu

kesatuan sebagai warga negara bukanlah hal yang utama, melainkan arti kata semboyan bangsa

ini hanya sekedar wacana belaka. Dengan demikian fungsi pancasila sebagai falsafah kehidupan

berbangsa dan bernegara juga belum terealisasi. Di dalam pancasila jelas terpapar pada sila

kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Etnosentrisme merupakan suatu kecenderungan untuk memandang norma-norma dan

nilai-nilai dalam kelompok budayanya sebagai yang mutlak dan digunakan sebagai standar untuk

mengukur dan bertindak terhadap semua kebudayaan lain. Etnosentrisme menyebabkan adanya

prasangka dalam setiap etnis yang dapat memandang orang dari kelompok etnis lain sebagai

barbar, kafir dan tidak mempunyai peradaban. Etnosentrisme dapat membangkitkan sikap

“kami” dan “mereka”, lebih khusus dapat membentuk subkultural–subkultural yang bersumber

dari suatu kebudayaan yang besar Etnosentrisme sangat berpengaruh dalam komunikasi

antarbudaya, misalnya meningkatkan kecenderungan untuk memilih dengan siapa anda

berkomunikasi (Liliweri, 2004 : 138).

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman

budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis (suku bangsa) dan

Page 2: Makala h

keyakinan agama. Pada satu sisi, kemajemukan budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang

sangat bernilai, namun pada sisi yang lain, pluralitas kultural tersebut memiliki potensi terjadinya

disintegrasi atau perpecahan bangsa. Pluralitas kultural seringkali dijadikan alat untuk memicu

munculnya konflik suku, agama, ras dan antara golongan (SARA), meskipun sebenaranya

faktor–faktor penyebab dari pertikaian tersebut lebih pada persoalan–persoalan ketimpangan

ekonomi, ketidakadilan sosial dan politik (Rahardjo, 2005 : 1).

Page 3: Makala h

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana peran Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai

pemersatu rakyat Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya?

Apa penyebab terjadinya konflik antar suku,ras,agama dan golongan?

Bagaimana cara mempersatukan rakyat Indonesia walaupun mempunyai perbedaan

suku,ras,agama dan golongan?

Page 4: Makala h

TINJAUAN PUSTAKA

Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, terdiri atas berbagai agama, suku bangsa, adat

istiadat, bahasa daerah,   menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas, maka  tidak

mungkin berhasil disatukan tanpa alat pengikat.  Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan

hidup yang dianggap ideal yang dipahami, dipercaya dan bahkian  diyakini sebagai sesuatu yang

mulia dan luhur.

Memang setiap  agama  pasti memiliki ajaran tentang  gambaran kehidupan ideal,   yang

masing-masing berbeda-beda.  Perbedaan itu tidak akan mungkin  dapat dipersamakan. Apalagi,

perbedaan  itu sudah melewati  dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi,  masing-masing

pemeluk agama lewat para tokoh atau pemukanya,  sudah berjanji dan berekrar akan membangun

negara kesatuan berdasarkan Pancasila itu.

Memang  ada sementara pendapat,  bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa.

Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan, kebersamaan

dan  tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak

sedikit konflik  yang terjadi antara penganut agama yang berbeda.  Tidak sedikit orang

merasakan  bahwa perbedaan selalu menjadi halangan untuk bersatu. Maka Pancasila, dengan

sila pertama adalah  Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus menyatukan 

pemeluk agama yang berbeda itu.  Mereka yang berbeda-beda dari berbagai aspeknya itu

dipersatukan  oleh cita-cita dan kesamaan idiologi bangsa ialah Pancasila.    

Itulah sebabnya, maka  melupakan Pancasila sama  artinya dengan mengingkari  ikrar,

kesepakatan,  atau janji bersama sebagai bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Selain  itu, juga dem

ikian,  manakala muncul kelompok atau sempalan yang akan mengubah   kesepakatan itu, maka

sama artinya dengan  melakukan pengingkaran sejarah dan  janji  yang telah disepakati bersama.

Maka,  Pancasila adalah sebagai tali pengikat bangsa yang harus selalu diperkukuh  dan

digelorakan pada setiap saat. Bagi bangsa Indonesia melupakan Pancasila, maka sama artinya

dengan melupakan kesepakatan dan bahkan janji bersama itu.

Oleh sebab itu, Pancasila, sejarah  dan  filsafatnya harus tetap diperkenalkan dan diajarkan

kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non formal. Pancasila

memang hanya dikenal di Indonesia, dan tidak dikenal di negara lain. Namun hal itu tidak

Page 5: Makala h

berarti, bahwa bangsa  ini tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki

sejarah, kultur, dan sejarah politik yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keaneka-ragaman

bangsa Indonesia memerlukan  alat pemersatu, ialah Pancasila.

Nilai-nilai luhur yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang diharapkan

mampu mewarnai perbuatan manusia Indonesia baik dalam melaksanakan secara objektif dalam

penyelenggaraan negara maupun dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu.

Ada faktor kesinambungan yang sangat mendasar yang kita anggap luhur dan

menyatukan kita sebagai bangsa. Faktor kesinambungan yang mendasar itu ialah Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Intisari dari faktor kesinambungan yang sangat mendasar inilah

yang tidak boleh berubah. Yang kita lakukan adalah melaksanakan dan mengamalkannya secara

kreatif dalam menjawab tantangan-tantangan baru yang terus menerus muncul dalam

perkembangan masyarakat kita dan masyarakat dunia yang sangat dinamis.

Page 6: Makala h

PEMBAHASAN

Di balik konflik antaretnis di Indonesia yang memecahkan satu kesatuan bangsa jika

ditelisik lebih mendalam terdapat sumbu yang membuat satu etnis dengan etnis lainnya hanya

memperlihatkan rasa keaku-akuannya, rasa “kami”, dan “mereka”, mereka melihat etnis lain

adalah kelompok luar darinya, dan etnis luar melihat etnis lain sebagai musuh baginya. Setiap

konflik yang berujung SARA bermula dari konflik individu yang kemudian mengarah ke konflik

kolektif yang mengatasnamakan etnis. Kasus konflik Tarakan, Kalimantan Timur, berawal dari

salah seorang pemuda Suku Tidung yang melintas di kerumunan Suku Bugis, lantas di keroyok

oleh lima orang hingga tewas karena sabetan senjata tajam. Konflik Tarakan menjadi memanas

nyatanya tersimpan dendam ke Suku Bugis yang lebih maju menguasai sektor ekonomi.   Faktor

ekonomi juga menjadi penyebab utama konflik di bangsa ini, dalam kasus sebuah klub kafe di

Bilangan Jakarta Selatan “Dari Blowfish Ke Ampera” antara Suku Ambon dan Suku Flores yang

berawal dari perebutan jasa penjaga preman hingga konflik tersebut mengarah ke konflik etnis.

Sampai pada Sidang Pengadilan masing-masing pihak yang bertikai masih menunjukan

etnosentrisnya.

Penguasaan sektor ekonomi memicu besarnya sentimen etnis dan adanya prejudice membuat

konflik meranah ke agama. Konflik agama yang terjadi di Poso jika ditelusi secara mendalam

bermula dari pertikaian pemuda yang berbeda agama yang sedang mabuk hingga karena

sentimen kepercayaan hingga merambah ke konflik etnis dan agama. Konflik Poso kian

memanas ketika provokasi akan adanya masjid yang dibakar oleh umat kristiani, agama memang

sangat rentan. Aparat Pemerintah bukanya sebagai penengah namun ikut andil dalam konflik ini.

Nampaknya kesenjangan sosial ekonomi dari pendatang yang sebagai mayoritas menguasai

sektor ekonomi membuat konflik menjadi lebih memanas. Ketidakmerataan penyebaran

penduduk juga dapat menimbulkan masalah. Kepadatan penduduk yang mendororong etnis

Madura melakukan migrasi ke Pulau Kalimantan. Di mana masih membutuhkan kebutuhan akan

Sumber Daya Manusia untuk mengolah kekayaan alam dan membangun infrastruktur

perekonomian. Pencapaian atas kerja keras, hidup hemat bahkan penderitaan yang dirasakan

etnis Madura terbayarkan sudah ketika keberhasilan sudah ditangan. Dengan menguasai sektor-

sektor perdagangan sehingga orang-orang non Madura yang lebih awal bergerak di bidang itu

terpaksa terlempar keluar.

Page 7: Makala h

Persaingan hidup antar etnis ini pun terjadi. Timbullah kecemburuan sosial antara etnis

pendatang (Suku Madura) dengan etnis asli (Suku Dayak) yang mendiami Pulau Kalimantan ini.

Keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh misionaris untuk mencapai tujuan dengan memprovokasi

keduanya. Isu yang diangkat yaitu sentimen agama karena hal-hal yang menyangkut prinsip bagi

manusia yang mudah untuk digiring ke daratan. Meletuslah konflik Sampit di Kalimantan antara

Etnis Dayak dan Etnis Madura. Sampai saat ini untuk menentukan pihak yang benar sangat sulit.

Dikarenakan semua pihak yang bertikai bisa dikatakan benar dan bahkan keduanya bisa

dikatakan salah. Keberagaman yang ada di Indonesia sangat rentan terjadinya konflik ras.

Melangkah kaki ke Indonesia bagian timur yaitu Kupang yang merupakan ibu kota Nusa

Tenggara Timur. Masyarakat yang beragam dari berbagai etnik, agama dan golongan rentan

terjadi konflik. Tepat tanggal 30 November 1998 terjadi kerusuhan besar-besaran. Adanya

pengkelasan antara penduduk pendatang dengan penduduk asli sebagai kelas kedua. Lagi-lagi

konflik timbul diakibatkan kesenjangan antara penduduk asli dan pendatang. Hal yang paling

mencolok adalah dari segi ekonomi.

Pemicu konflik adalah peristiwa,kejadian atau tindakan yang dapat menyulut sumber

potensi konflik menjadi konflik yang nyata. Tanpa adanya sumber potensi konflik, pada

umumnya peristiwa yang terjadi di suatu lokasi mudah diselesaikan dengan cepat dan tanpa

menimbulkan dampak yang meluas. Sebaliknya di lokasi yang memang sudah ada endapan

potensi konflik, peristiwa kecil dapat dengan mudah meluas dan melibatkan konflik massal yang

sangat sulit untuk diatasi. Dengan demikian pemicu konflik pada dasarnya dapat berupa

peristiwa gangguan keamanan yang biasa atau bahkan sangat sederhana namun akibat dari

adanya kaitan dengan potensi mengendap tersebut,maka peristiwa kecil sering dimanfaatkan oleh

provokator untuk menyulut konflik yang besar

Akhir-akhir ini  muncul kesadaran baru tentang betapa pentingnya Pancasila digelorakan

lagi, yang sudah beberapa lama seperti dilupakan. Sejak memasuki masa  reformasi, maka apa

saja yang  berbau orde baru  boleh  dibuang  dan atau  dijauhi. Reformasi seolah-olah

mengharuskan semua tatanan  kehidupan termasuk ideologinya  agar supaya diubah, menjadi

idiologi reformasi.  Siapapun kalau masih berpegang pandangan  lama, semisal Pancasila, maka

dianggap tidak mengikuti zaman.

Page 8: Makala h

Pancasila pada orde baru dijadikan  sebagai tema sentral dalam menggerakkan seluruh

komponen bangsa ini. Maka dirumuskanlah ketika itu  Pedoman Penghayatan dan Pengamalan

Pancasila atau disinghkat dengan P4. Pedoman itu  berupa butir-butir pedoman berbangsa dan

bernegara.  Nilai-nilai yang ada pada butir-butir P4  tersebut sebenarnya tidak ada sedikitpun

yang buruk atau ganjil, oleh karena itu,  menjadi mudah diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.

Hanya saja tatkala memasuki  era reformasi, oleh karena pencetus P4  tersebut adalah

orang yang tidak disukai, maka buah pikirannya pun dipandang harus dibuang, sekalipun baik.

P4 dianggap tidak ada gunanya. Rumusan P4 dianggap sebagai alat untuk memperteguh

kekuasaan. Oleh karena itu, ketika penguasa yang bersangkutan jatuh, maka semua pemikiran

dan pandangannya  dianggap tidak ada gunanya lagi, kemudian ditinggalkan.

Sementara  itu,  era reformasi  belum berhasil  melahirkan  idiologi pemersatu bangsa

yang baru.  Pada saat itu semangatnya adalah memperbaiki pemerintahan yang dianggap korup,

menyimpang,  dan otoriter, dan  kemudian haraus  diganti dengan semangat demokratis.

Pemerintah harus berubah dan bahkan undang-undang dasar 1945 harus diamandemen. Beberapa

hal yang masih didanggap  sebagai identitas bangsa, dan harus dipertahankan  adalah bendera

merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, dan  lambang Buirung Garuda. Lima prinsip dasar

yang mengandung nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara,  yang selanjutnya

disebut Pancasila, tidak terdengar lagi, dan apalagi P4.       

Namun setelah melewati sekian lama  masa reformasi, dengan munculnya idiologi baru,

semisal NII dan juga lainnya, maka  memunculkan kesadaran baru, bahwa ternyata Pancasila,

UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dianggap penting untuk digelorakan kembali. Pilar

kebangsaan itu dianggap sebagai alat pemersatu bangsa yang tidak boleh dianggap sederhana

hingga dilupakan. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu, karena berisi cita-cita dan

gambaran tentang nilai-nilai ideal  yang akan diwujudkan oleh bangsa ini.

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima

asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan

Pancasila. Sila kedua dan ketiga merupakan asas yang paling tepat untuk mengatasi konflik antar

etnis ini.

Page 9: Makala h

SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

manusia.

2. Saling mencintai sesama manusia.

3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu

dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

SILA PERSATUAN INDONESIA

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di

atas kepentingan pribadi atau golongan.

2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.

4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal

Ika.

Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia wajib mengamalkan

butir-butir Pancasila tersebut. Sikap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Page 10: Makala h

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa

membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan

sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

11. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa

dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

12. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

13. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

14. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

15. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

16. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

17. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Alternatif dalam menyatukan etnis di Indonesia dengan mengadakan akomodasi

merupakan solusi yang tepat untuk menyatukan bangsa yang besar ini. KH. Abdurahman Wahid

mengungkapkan “Sebuah bangsa yang mampu bertenggang rasa terhadap perbedaaan-

Page 11: Makala h

perbedaaan budaya, agama, dan ideologi adalah bangsa yang besar” untuk mewujudkan integrasi

antaretnis di Indonesia dengan mutual of understanding, sehingga semboyan yang mencengkram

dalam kaki kuat Burung Garuda bukanlah wacana lagi.

PENUTUP

Pancasila adalah Ideologi pemersatu Bangsa yang menjadi modal bagi Bangsa Indonesia

untuk bersatu sebagai sebuah bangsa yang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai anak bangsa kita wajib bersyukur karena telah memiliki ideologi yang bisa

mempersatukan anak bangsa yang tersebar diberbagai kepulauan dan pulau-pulau kecil di

seluruh polosok nusantara. Selain mempersatukan berbagai etnis yang ada, Pancasila juga dapat

mempersatukan berbagai budaya yang ada. Termasuk lahirnya bahasa nasional, yakni bahasa

Indonesia yang  serumpun dengan bahasa Melayu. Jika dibandingkan dengan bahasa melayu,

maka bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu yang sudah dipergunakan oleh dua ratus juta lebih

penduduknya.

Pancasila akan tetap menjadi satu-satunya ideologi bagi Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Tidak ada ideologi lain yang cocok dan mampu menjadi pemersatu bangsa selain

Pancasila. Untuk itu, setiap warga negara hendaknya selalu mengamalkan nilai-nilai yang

terkandung di dalam Pancasila.

Page 12: Makala h

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BERBAGAI ETNIK DI INDONESIA

Page 13: Makala h

Nama : Ika WidiawatiNIM : 11613098Kelas : Farmasi B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2011/2012

LampiranLampiran:

http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/13/menyelami-konflik-etnis-di-indonesia/Nurul Hidayat

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Menyelami Konflik Etnis di IndonesiaOPINI | 13 April 2011 | 21:46 575 0 Nihil

Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang rawan

konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis bahkan

tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Semboyan yang terdapat di kaki kuat sang Burung Garuda

“Bhineka Tunggal Ika” nampaknya belum menjiwai seluruh warga bangsa ini. Rasa satu

kesatuan sebagai warga negara bukanlah hal yang utama, melainkan arti kata semboyan bangsa

ini hanya sekedar wacana belaka.

Page 14: Makala h

Di balik konflik antaretnis di Indonesia yang memecahkan satu kesatuan bangsa jika ditelisik

lebih mendalam terdapat sumbu yang membuat satu etnis dengan etnis lainnya hanya

memperlihatkan rasa keaku-akuannya, rasa “kami”, dan “mereka”, mereka melihat etnis lain

adalah kelompok luar darinya, dan etnis luar melihat etnis lain sebagai musuh baginya. Setiap

konflik yang berujung SARA bermula dari konflik individu yang kemudian mengarah ke konflik

kolektif yang mengatasnamakan etnis. Kasus konflik Tarakan, Kalimantan Timur, berawal dari

salah seorang pemuda Suku Tidung yang melintas di kerumunan Suku Bugis, lantas di keroyok

oleh lima orang hingga tewas karena sabetan senjata tajam. Konflik Tarakan menjadi memanas

nyatanya tersimpan dendam ke Suku Bugis yang lebih maju menguasai sektor ekonomi.   Faktor

ekonomi juga menjadi penyebab utama konflik di bangsa ini, dalam kasus sebuah klub kafe di

Bilangan Jakarta Selatan “Dari Blowfish Ke Ampera” antara Suku Ambon dan Suku Flores yang

berawal dari perebutan jasa penjaga preman hingga konflik tersebut mengarah ke konflik etnis.

Sampai pada Sidang Pengadilan masing-masing pihak yang bertikai masih menunjukan

etnosentrisnya.

Penguasaan sektor ekonomi memicu besarnya sentimen etnis dan adanya prejudice membuat

konflik meranah ke agama. Konflik agama yang terjadi di Poso jika ditelusi secara mendalam

bermula dari pertikaian pemuda yang berbeda agama yang sedang mabuk hingga karena

sentimen kepercayaan hingga merambah ke konflik etnis dan agama. Konflik Poso kian

memanas ketika provokasi akan adanya masjid yang dibakar oleh umat kristiani, agama memang

sangat rentan. Aparat Pemerintah bukanya sebagai penengah namun ikut andil dalam konflik ini.

Nampaknya kesenjangan sosial ekonomi dari pendatang yang sebagai mayoritas menguasai

sektor ekonomi membuat konflik menjadi lebih memanas. Ketidakmerataan penyebaran

penduduk juga dapat menimbulkan masalah. Kepadatan penduduk yang mendororong etnis

Madura melakukan migrasi ke Pulau Kalimantan. Di mana masih membutuhkan kebutuhan akan

Sumber Daya Manusia untuk mengolah kekayaan alam dan membangun infrastruktur

perekonomian. Pencapaian atas kerja keras, hidup hemat bahkan penderitaan yang dirasakan

etnis Madura terbayarkan sudah ketika keberhasilan sudah ditangan. Dengan menguasai sektor-

sektor perdagangan sehingga orang-orang non Madura yang lebih awal bergerak di bidang itu

terpaksa terlempar keluar.

Page 15: Makala h

Persaingan hidup antar etnis ini pun terjadi. Timbullah kecemburuan sosial antara etnis

pendatang (Suku Madura) dengan etnis asli (Suku Dayak) yang mendiami Pulau Kalimantan ini.

Keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh misionaris untuk mencapai tujuan dengan memprovokasi

keduanya. Isu yang diangkat yaitu sentimen agama karena hal-hal yang menyangkut prinsip bagi

manusia yang mudah untuk digiring ke daratan. Meletuslah konflik Sampit di Kalimantan antara

Etnis Dayak dan Etnis Madura. Sampai saat ini untuk menentukan pihak yang benar sangat sulit.

Dikarenakan semua pihak yang bertikai bisa dikatakan benar dan bahkan keduanya bisa

dikatakan salah. Keberagaman yang ada di Indonesia sangat rentan terjadinya konflik ras.

Menggunakan konsep asimilasi dalam suatu hubungan antar etnik dan ras merupakan upaya

mengurangi perbedaan-perbedaan diantara mereka. Asimilasi terjadi pada golongan minoritas,

dimana mencapai satu kesatuan, integrasi dalam organisasi kehidupan bermasyarakat. Hal ini

diyakini oleh komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Walaupun

mempunyai kemiripan nama dengan Suku Dayak Kalimantan. Namun, pemahaman dalam

penamaan sangatlah berbeda dengan suku yang mendiami Pulau Borneo itu.

Ritual kepercayaan “Sejarah Alam Ngaji Rasa” dengan mengkultuskan alam dan matahari

menjadi penyembahannya. Maka kegiatan ritual ini dianggap sesat oleh MUI, POLRES

Indramayu, Kejaksaan Negeri Indramayu serta Komando Distrik Militer (KODIM). Karena

dalam sederet rangkain ritual yang mereka lakukan berada di luar nilai-nilai keagamaan setiap

agama di Indonesia. Hal ini terjadi di tahun 2007, MUI mendatangi Takmad Diningrat selaku

Ketua Pemimpin Komunitas Suku Dayak Bumi Segandhu.

Melangkah kaki ke Indonesia bagian timur yaitu Kupang yang merupakan ibu kota Nusa

Tenggara Timur. Masyarakat yang beragam dari berbagai etnik, agama dan golongan rentan

terjadi konflik. Tepat tanggal 30 November 1998 terjadi kerusuhan besar-besaran. Adanya

pengkelasan antara penduduk pendatang dengan penduduk asli sebagai kelas kedua. Lagi-lagi

konflik timbul diakibatkan kesenjangan antara penduduk asli dan pendatang. Hal yang paling

mencolok adalah dari segi ekonomi.

Kerusuhanyang terjadi di perkotaan berbeda dengan kerusuhan di Kupang. Hal yang paling

menarik untuk dibahas adalah club sepak bola Persija (The Jak) dan Persib (Viking). Kedua club

Page 16: Makala h

ini selalu dipertemukan diajang Liga Indonesia. Membicarakan popularitas, tentu saja Persib

yang digaungi oleh supporter Viking ini menoreh masa kejayaan. Tentu saja hal ini membuat

Persija merasa iri, jelas-jelas club sepak bola berasal dari ibukota negara yang seharusnya lebih

unggul.

Alternatif dalam menyatukan etnis di Indonesia dengan mengadakan akomodasi merupakan

solusi yang tepat untuk menyatukan bangsa yang besar ini. KH. Abdurahman Wahid

mengungkapkan “Sebuah bangsa yang mampu bertenggang rasa terhadap perbedaaan-

perbedaaan budaya, agama, dan ideologi adalah bangsa yang besar” untuk mewujudkan integrasi

antaretnis di Indonesia dengan mutual of understanding, sehingga semboyan yang mencengkram

dalam kaki kuat Burung Garuda bukanlah wacana lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

http://ldiimagetan.org/pancasila-sebagai-ideologi-dan-pemersatu-bangsa/

http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/13/menyelami-konflik-etnis-di-indonesia/

http://rektor.uin-malang.ac.id/index.php/artikel/1823-pancasila-sebagai-pemersatu-

bangsa.html

http://www.anneahira.com/kerukunan-umat-beragama.htm