makalah aas.doc

29
1 KIMIA ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM Spektrofotometer serapan atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas KELOMPOK 1 10/19/2010

Upload: mahadir-muhammad

Post on 25-Dec-2015

337 views

Category:

Documents


90 download

TRANSCRIPT

1

KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Spektrofotometer serapan atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas

KELOMPOK 110/19/2010

Tugas Kelompok

KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

“ SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM”

Disusun Oleh :

Kelompok I

Muhammad Risal 081314004Nirmalasari 081314009Purwatiningsih 081314014Ekajayanti Kining 081314017Rahman 081314019Wirmalianti yunus 081314028Niken muliati ningsih 081310432Mahadir muhammad AK 081314036

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2010

2

Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas ini penulis sajikan dalam bentuk

berdasarkan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini.baku yang

sederhana, adapun judul penulisan makalah, yang penulis sajikan adalah sebagai

berikut :

SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM

Tujuan penulisan makalah ini sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata

kuliah Kimia Analisis Instrument . Sebagai bahan penulisan ini di ambil berdasarkan

beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini.

Serta semua pihak yang terlalu banyak unuk disebut satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis mohon saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Makassar, Oktober 2010

Kelompok 1

3

Daftar isi

Halaman

Lembar judul makalah

Kata pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

4

BAB I

PENDAHULUAN

Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah

garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip

serapan atom pada bidang analisis adalah seoarang Australia bernama Alam Walsh di

tahun 1955. Sebelumnya ahli kimia banyak tergantung pada cara-cara

spektrofotometrik atau metode analisis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan

memakan waktu, kemudian segera digantikan dengan spektroskopi serapan atom atau

atomic absorption spectroscopy (AAS). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat

pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

metode spektroskopi emisi konvensional. Pada metode konvensional, emisi

tergantung pada sumber eksitasi. Bila eksitasi dilakukan secara termal, maka ia

bergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi termal tidak selalu spesifik,

dan eksitasi secara serentak pada berbagai spesies dalam suatu campuran dapat saja

terjadi. Sedangkan dengan nyala, eksitasi unsur-unsur dengan tingkat energi eksitasi

yang rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja perbandingan banyaknya atom yang

tereksitasi terhadap atom yang berbeda pada tingkat dasar harus cukup besar, karena

metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantung

pada temperatur. Metodeserapan sangat spesifik. Logam-logam yang membentuk

campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber

energi yang besar.

Memang selain dengan metode serapan atom, unsur-unsur dengan energi

eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tatapi untuk unsur-unsur

dengan energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala. Untuk

analisis dengan garis spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat

berguna, sedangkan antara 200-300 nm metode AAS lebih baik dari fotometri nyala.

5

Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS

memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan dalam AAS

merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses

eksitasi, sehingga analisis dalam fotometri nyala dapat bervariasi hasilnya. Dari segi

biaya operasi, AAS lebih mahal dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa

metode fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya.

6

BAB II

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

A. Latar Belakang

Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802

Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian

diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan

pandangan bahwa garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser

matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen untuk

melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam alkali dan alkali

tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi dan emisi

suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang

gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan

melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada

tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz

muncul. Dalam publikasi ini SSA direkomendasikan sebagai metode analisis yang

dapat diaplikasikan secara umum (Weltz, 1976).

Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel

yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya

tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan

banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi

dengan konsentrasi diturunkan dari:

1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium

transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan

bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.

2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial

dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.

7

Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

It = Io.e-(εbc), atau A = - Log It/Io = εbc

Dimana : Io = Intensitas sumber sinar

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Absortivitas molar

b = Panjang medium

c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar

A = Absorbans.

B. Pengertian

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada

metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan

pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

C. Prinsip Dasar

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif

dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena

prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi

(ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu

analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk

analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan

double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer

nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama

unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda

cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja. Metode AAS

berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut

pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan

atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur.

8

Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi,

sistem pengukur fotometerik.

Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena

sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan

karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat

dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan

untuk mengukur logam sebanyak 61 logam. Sumber cahaya pada AAS adalah sumber

cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian

dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudia

radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan

untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal

dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan

hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu

unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap

energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang

lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan

mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat

energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari

sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan

energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

D. Cara Kerja AAS :

Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel

diubah menjadi uap atom sehingga nyala rnengandung atom unsur-unsur yang

dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh ayala, tetapi

kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground

state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh

9

sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang

yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang

diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer.

yakni absorbansi berbanding lurus dengan panjang uyala yang dilalui sinar dan

konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi

panjang nyala dapat dibuat konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung

dengan konsentrasi analit dalam larutan sampel. Teknik-teknik analisisnya sama

seperti pada spektrofotometri UV -Vis yaitu standar tunggal, kurva kalibrasi dan

kurva adisi standar.

Berikut adalah langkah-langkah dalam penggunaan AAS:

1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting,

main unit, dan komputer secara berurutan.

2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul

perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik

Yes dan jika tidak No.

3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor

lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup,

kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya

lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.

4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.

5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.

Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol

unsur yang diinginkan

6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings.

Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ;

measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm;

number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.

7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.

10

8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu

menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.

9. Pada menu measurements pilih measure sample.

10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian

dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.

11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang

sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.

12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan

pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.

13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan

pengukuran.

14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.

15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print

atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.

16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas

burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada

komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu

ducting dan terakhir gas.

E. Bagian-Bagian pada AAS

Pada alat SSA terdapat dua bagian utama yaitu suatu sel atom yang

menghasilkan atom-atom gas bebas dalam keadaaan dasarnya dan suatu sistem optik

untuk pengukuran sinyal. Suatu skema umum dari alat SSA adalah sebagai berikut:

11

Dalam metode SSA, sebagaimana dalam metode spektrometri atomik yang lain,

contoh harus diubah ke dalam bentuk uap atom. Proses pengubahan ini dikenal

dengan istilah atomisasi, pada proses ini contoh diuapkan dan didekomposisi untuk

membentuk atom dalam bentuk uap.

Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui tahapan-

tahapan sebagai

berikut :

a. Pengisatan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan meninggalkan

residu padat.

12

b. Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom

penyusunnya yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.

Beberapa atom akan mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi

dan akan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut mampu memancarkan energi.

Berikut adalah bagian-bagian dari AAS:

1. Lampu Katoda

Sumber cahaya yang digunakan dalam alat AAS ialah lampu katoda berongga

(hollow cathode lamp). Lampu ini terdiri dari suatu katoda dan anoda yang

terletak dalam suatu silinder gelas berongga yang terbuat dari kwarsa. Katoda

terbuat dari logam yang akan dianalisis. Silinder gelas berisi suatu gas

lembam pada tekanan rendah. Ketika diberikan potensial listrik maka muatan

positif ion gas akan menumbuk katoda sehingga tejadi pemancaran spektrum

garis logam yang bersangkutan.

Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam.

Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung

13

unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk

pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :

Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur

Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam

sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.

Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan

untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan

ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang

paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai

sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan

diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang

kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam,

karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan

pada lingkungan sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah

selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan

lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus

penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan,

lamanya waktu pemakaian dicatat.

2. Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas

asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada

juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,

dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi

untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada

di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan

pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian

bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke

dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar

14

suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas

yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan

sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung

udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor.

Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena

minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung

dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung

berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga

memiliki tekanan.

3. Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa

pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap

bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak

berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran

pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang

dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan

menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup

rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat

masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang

masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.

Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring,

karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting

berfungsi untuk menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan

mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting

4. Kompresor

Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat

iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh

AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur

15

tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF,

spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan

dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang

kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara

yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor

digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS.

Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke

kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi

tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat

mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada

saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar

lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap.

5. Burner

Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner

berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar

tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan

merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api,

dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.

Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator

dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini

merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai

pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot

larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada

bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan

selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam

yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan

terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang

berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi

16

tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda.

Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi

logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu

banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling

baik, dan paling panas, dengan konsentrasi.

6. Buangan pada AAS

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada

AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar

sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas,

karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api

pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat

buruk.

Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga

dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala,

menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala,

dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu,

papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak

17

tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat

kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.

7. Detektor dan Sistem Elektronik

Energi yang diteruskan dari sel atom harus diubah ke dalam bentuk sinyal

listrik untuk kemudian diperkuat dan diukur oleh suatu sistem pemproses

data. Proses pengubahan ini dalam alat SSA dilakukan oleh detektor. Detektor

yang biasa digunakan ialah tabung pengganda foton (photomultiplier tube),

terdiri dari katoda yang dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu

anoda yang mampu mengumpulkan elektron. Ketika foton menumbuk katoda

maka elektron akan dipancarkan, dan bergerak menuju anoda. Antara katoda

dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang mampu menggandakan elektron.

Sehingga intensitas elektron yang sampai menuju anoda besar dan akhirnya

dapat dibaca sebagai sinyal listrik. Untuk menambah kinerja alat maka

digunakan suatu mikroprosesor, baik pada instrumen utama maupun pada alat

bantu lain seperti autosampler.

F. Keuntungan metode AAS

Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu

spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur

yang berlainan, pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat langsung

18

dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis unsur, batas kadar

penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia

dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat

terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi)

sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh

matriks misalnya pelarut.

G. Kekurangan AAS

1. Dibutuhkan suatu lampu katoda berongga sebagai sumber nyala untuk setiap

unsur.

2. Ditemukan adanya beberapa gangguan yaitu: gangguan spektral, kimia dan

fisika.

19

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada

metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan

pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena

sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan

karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat

dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia.

B. SARAN

Sebaiknya sebelum pengukuran, dilakukan preparasi sample yang baik. Serta

mengikuti langkah-langkah dalam penggunaan AAS dengan benar.

20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Spektrofotometer Serapan Atom. Online (www.//ilmu-

kedokteran.blogspot.com/2007/11/spektroskopi-serapan-atom-

spekroskopi.com) tanggal diakses 12 Oktober 2010.

Khopkar, S.M. 1983. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Haryanto, Bayu. 2009. Spektrofotometer Serapan Atom. Online

(www.google_spektrofotometer-serapan-atom-aas.com) tanggal diakses 12

Oktober 2010.

Yusuf, Habibi. 2009. Spektrofotometer Serapan Atom. Online

(http://tinangkung.blogspot.com/2010/04/spektroskopi-serapan-atom-ssa.html)

tanggal diakses 12 Oktober 2010.

21