makalah agroindustri

45
 B A BI PENDAHULUAN I.1. Latar B el ak an g I nd on es i am er u p akan negar ayan g m em i l i ki keka yaan al am yang s angat  b e r l i m p a h d a n m e m e r l uka n p e n g e l o l a a n y an g c e rmat se r ta p r o f e s ional. Su m b e r d aya al am I n d onesi a bel u m banyak m em ber i kan kon tri bu si bagi kes ej aht er aan r ak ya t I n d o n esia. B ah an b ak u per t an i an b ai k ya ng b er u p a h asi l p er t an i an se n d i r i , has i l p er i kanan d an per kebu nan mer u p akan m od al bes ar u ntu k m engem bang kan negar a i nim enj adin ega r a yang m em i l i kikekuat an u nt u k ber kom p et i sidi p er d agang an gl ob al .Ber d asar kan d ata yang ad a, ter nyat a p r od u k p ertani an m em ber i kan kon t ri bu si bagiper kem bang an p er ekonomi an negara,s ehi ng ga sangat l ah te p at j i ka d i l akuk an pengem bangan agr oi nd ustr i m od ern d an p rofesi o nal d i I n d o n esi a saa t i n i . A groi n d u s tri adalah s u at u kegi atan yan g m eng ol ah bah an yan g d i hasil kan d ar iusaha p er tanian d al am ar t il u as , bai k d aripert ani ant anam an p angan, m aup un no n p angan , p et er nakan at aup un p er i kanan . A gr oi nd u s t ri m er u p akan i n d u st r iali s as i d i bi dan g p ert an i an dal am r an g ka p en i n g kat an nilai t am bah dan d aya s ai n g p r od u k p er t ani an.  A gr oi n d u str im er u p akansol u s ipent i n g u n t u k m enj em bat anike i n gi n an kon s u m en d an kar akt er i s ti k pr od u k per t ani an yan g vari at i f d an t i d ak bi s a d is i m p an . A g r oin d u str i m emp u ny ai ren t an gp en ger t i an yang s angatl ebar. D ar i yang s angatpal i ng m u d ah ber u p a p engol ahan p as ca pane n s e per t i pem buat an i ka n a s i n ya ng hany a me m e r lukan t e knol ogi “P e nge m ban gan Sekt or A gr oi ndu str i G una Me ndu kun g Tum buh nya I ndu stri yan g K uat 1

Upload: putricinthya

Post on 08-Oct-2015

815 views

Category:

Documents


87 download

DESCRIPTION

industri

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan memerlukan pengelolaan yang cermat serta profesional. Sumber daya alam Indonesia belum banyak memberikan kontribusi bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Bahan baku pertanian baik yang berupa hasil pertanian sendiri, hasil perikanan dan perkebunan merupakan modal besar untuk mengembangkan negara ini menjadi negara yang memiliki kekuatan untuk berkompetisi di perdagangan global. Berdasarkan data yang ada, ternyata produk pertanian memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian negara, sehingga sangatlah tepat jika dilakukan pengembangan agroindustri modern dan profesional di Indonesia saat ini.Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian tanaman pangan, maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan industrialisasi di bidang pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Agroindustri merupakan solusi penting untuk menjembatani keinginan konsumen dan karakteristik produk pertanian yang variatif dan tidak bisa disimpan. Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang sangat lebar. Dari yang sangat paling mudah berupa pengolahan pasca panen seperti pembuatan ikan asin yang hanya memerlukan teknologi pengawetan sampai mempunyai nilai jual yang tinggi di mana produk pertanian diekstrak dan dikombinasikan dengan produk lain.Nilai tambah produk pertanian bisa meningkat melalui industri pengolahan. Hanya saja industri dalam konteks masa kini tidak perlu memaksakan makna produksi barang yang sama secara massal. Ketika konsumen sudah semakin demanding, industri harus bisa didesain dan menyesuaikan tuntutan customization konsumen. Industri zaman sekarang harus sanggup menyediakan beragam produk sesuai permintaan sekelompok kecil bahkan masing - masing konsumen. Pengembangan agroindustri dengan memanfaatkan bioteknologi diperhitungkan akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya pemulihan krisis ekonomi sekaligus peningkatan daya saing produk agroindustri di era globalisasi yang sangat kompetitif ini.Kebutuhan dunia akan produk hasil agroindustri cenderung semakin mengandalkan pasokan dari negara berkembang. Agroindustri merupakan suatu kegiatan yang pada saat ini seharusnya mampu mengangkat pendapatan nasional Indonesia. Potensi sumber daya Indonesia dinilai sangat melimpah sehingga pemanfaatannya harus mendapat prioritas tersendiri dalam kegiatan pembangunan. Penerapan hasil riset dan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya pertanian ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan. Akan tetapi semuanya dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek sosial agar di satu pihak dapat menghasilkan manfaat yang sebesar - besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan di lain pihak menjaga keberlanjutan bagi generasi mendatang.Dalam makalah ini berisi pengertian, karakteristik, teknis pengolahan, dan pengembangan agroindustri serta strategi - strategi yang digunakan untuk memasarkan produk agroindustri guna menciptakan sektor industri yang kuat di Indonesia.I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan agroindustri?

2. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh agroindustri?3. Bagaimana teknis pengolahan dalam agroindustri?

4. Bagaimana cara penerapan dan pengembangan agroindustri yang benar?5. Prinsip - prinsip apa yang harus ditanamkan dalam membuka suatu usaha agroindustri?6. Aspek - aspek apa saja yang perlu diperhatikan yang ada dalam manajemen pemasaran produk agroindustri?I.3. Tujuan Penulisan1. Supaya kita dapat mengerti apa yang dimaksud dengan agroindustri secara lebih dalam.

2. Supaya kita semua mengerti karakteristik dari agroindustri dan teknis pengolahan dalam agroindustri.

3. Supaya kita dapat mengetahui tujuan dari pengembangan sektor agroindustri.

4. Untuk mengetahui cara - cara pengembangan sektor agroindustri.

5. Untuk mengetahui strategi - strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam pengembangan sektor agroindustri guna membentuk industri yang kuat.

6. Untuk memahami prinsip - prinsip dasar dalam pemasaran produk hasil agroindustri.I.4. Manfaat Penulisan1. Kita dapat mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan agroindustri dan karakteristiknya.2. Kita dapat memiliki pengetahuan guna membuka suatu usaha di bidang agroindustri nantinya.

3. Kita dapat mengerti cara - cara pengembangan dari agroindustri dan penerapannya dalam kehidupan.

4. Kita dapat mengerti aspek - aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen pemasaran usaha agroindustri.

5. Kita dapat mengetahui strategi - strategi yang digunakan dalam bidang manajemen pemasaran.6. Kita dapat mengerti prinsip - prinsip dalam membuka suatu usaha.BAB II

PEMBAHASAN

Krisis ekonomi yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini telah banyak menyebabkan kemiskinan makin kuat dan juga mencengkeram hidup masyarakat kecil di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa jumlah masyarakat miskin tahun 2010 ini makin menurun ada pula yang mengatakan bahwa jumlah masyarakat miskin makin meningkat. Terlepas dari itu semua, kita harus sadar bahwa salah satu penyebab utama timbulnya kemiskinan di Indonesia ini adalah banyaknya angka pengangguran baik yang lulusan sekolah biasa atau sarjana pun adalah akibat kurangnya atau tidak adanya lapangan kerja untuk mereka semua. Untuk itu agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif yang sangat menguntungkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran serta membangun sektor industri yang kuat di Indonesia. Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi barang yang mempunyai nilai tambah dan pada akhirnya dapat di konsumsi oleh masyarakat atau konsumen. Berbeda dengan industri lain, agroindustri tidak harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari luar negeri melainkan telah tersedia banyak di dalam negeri kita sendiri yaitu Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki sumber daya alam yang baik sehingga dapat dikelolah dan dapat bermanfaat bagi penggunanya. Dengan mengembangkan agroindustri dengan baik maka secara tidak langsung kita telah membantu meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk industri. Ingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa agraris dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, untuk itu industri yang paling potensial dikembangkan adalah industri pertanian karena mencakup hidup masyarakat Indonesia itu sendiri bukan industri lain yang sebagian besar bahan bakunya diimpor dari luar negeri.

Pada tahun 2004 ada sekitar 3 juta unit Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang mampu menyerap lebih dari 12 juta tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan industri besar hanya 7.000 unit usaha. Kendati demikian dari kontribusi ekspor non migas nasional, Industri Kecil dan Menengah (IKM) baru menyumbang devisa sekitar 10 persen dari total non migas per tahun. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa apabila agroindustri dapat dikembangkan terus - menerus maka jumlah pengangguran akan terus menurun dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia.

Dari sektor pemerintah, Departemen Perindustrian (Deprind) akan memfokuskan pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor agro atau industri yang berbasis hasil pertanian, karena memiliki potensi yang paling besar dan mudah untuk dikembangkan di seluruh Indonesia. Sektor agroindustri memiliki wahana yang bagus karena produksi pertanian tersebar di seluruh wilayah Indonesia, selain itu Industri Kecil dan Menengah (IKM) agro juga labour intensive (padat karya) dan sudah familiar karena Indonesia merupakan negara agraris.

Sumer daya alam yang dimiliki oleh bangsa kita belum cukup untuk mengembangkan agroindustri tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu kita sebagai generasi muda harus optimis dengan kompetensi yang kita miliki dan bekerja keras untuk mengintegrasikan ilmu yang kita dapatkan sehingga memiliki rancangan inovasi yang lebih kreatif sebagaimana merancang agroindustri ke depan sebagai basis peningkatan taraf hidup masyarakat kecil danpeningkatan perekonomian negara. Bidang ekonomi meruapakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa seperti halnya pada sektor agroindustri. Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor - faktor lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita - cita masyarakat yang lazimnya disebut ideologi, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan negara yang akan memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa manakala kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa. (Parmono, 1995)

Ketahanan ekonomi merupakan suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung menjamin kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara republik Indonesia yang telah diatur berdasarakan Undang Undang Dasar 1945. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi melalui suatu iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global. Di Indonesia perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang berupa kegiatan badan - badan usaha milik negara, namun juga masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk usaha - usaha swasta dalam berbagai bidang seperti usaha agroindustri. Dengan mengembangkan sektor agroindustri maka dapat menciptakan sektor industri yang kuat dan dapat meningkatkan perekonomian negara. Berikut adalah pengertian agroindustri secara lebih dalam, karakteristik hasil pertanian, teknis pengolahan dan pengembang agroindustri serta strategi - strategi untuk mengembangkan sektor agroindustri.II.1. AGROINDUSTRI DAN HASIL PERTANIAN

II.1.1. Pengertian AgroindustriAgroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi oleh masyarakat ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agri bisnis yang disepakati, yaitu :

1. Subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan.2. Subsistem usaha tani.3. Subsistem pengolahan hasil.4. Subsistem pemasaran.5. Subsistem sarana dan pembinaan.Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP), dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni sebagai berikut:

1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.

2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain - lain.

3. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.

4. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.

5. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya.

Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan, yakni sebagai berikut:

1. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).

2. IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya.Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan, yakni sebagai berikut:

1. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian.

2. IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.

3. IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.

Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan langsung kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antara industri hulu sektor pertanian dan sektor industri pada kegiatan hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat - alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil pertanian. Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional sehinggaperanan agroindustri akan semakin besar. Dengan begitu, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang melalu pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien.

Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri adalah :

1. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan berukuran besar serta memerlukan tempat banyak (bulky). Sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut.

2. Sebagian besar produk pertanian bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Sehingga aspek kontinuitas produksi agroindustri menjadi tidak terjamin.

3. Kualitas produk pertanian dan agroindustri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan pasar, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.

4. Sebagian besar industri berskala kecil dengan teknologi yang rendah.

Efek multiplier yang ditimbulkan dari pengembangan agroindustri meliputi semua industri dari hulu sampai pada industri hilir. Hal ini disebabkan karena karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan industri lainnya, antara lain :1. Memiliki keterkaitan yang kuat baik dengan industri hulunya maupun ke industri hilir.

2. Menggunakan sumber daya alam yang ada dan dapat diperbaharui.

3. Mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar internasional maupun di pasar domestik.

4. Dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.

5. Produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berdampak pada semakin luasnya pasar, khususnya pasar domestik.

Jadi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi empat bagian yang meliputi :1. Agroindustri pengolahan hasil pertanian.

2. Agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian.

3. Agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain - lain). 4. Agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services).

Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri.II.1.2. Argoindustri Hasil Pertanian

Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang dan ikan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya.

Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah kemudian diubah bentuknya atau komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan hasil pertanian berada di antara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna dari hasil agroindustri. Dengan demikian dari uraian di atas menunjukan bahwa agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan nilai tambah.

2. Dapat menghasilkan produk yang dapat di pasarkan atau digunakan atau dimakan.3. Dapat meningkatkan daya saing.4. Dapat menambah pendapatan dan keuntungan produsen.Menurut Austin (1992), agroindustri hasil pertanian mampu memberikan sumbangan yang sangat nyata bagi pembangunan di kebanyakan negara berkembang sehingga dapat memperkuat sektor industri di negara berkembang tersebut dikarenakan empat alasan, yaitu:

Pertama, agroindustri hasil pertanian adalah pintu untuk sektor pertanian. Agroindustri melakukan transformasi bahan mentah dari pertanian termasuk transformasi produk subsisten menjadi produk akhir untuk konsumen. Ini berarti bahwa suatu negara tidak dapat sepenuhnya menggunakan sumber daya agronomis tanpa pengembangan agroindustri. Disatu sisi, permintaan terhadap jasa pengolahan akan meningkat sejalan dengan adanya peningkatan produksi pertanian. Di sisi lain, agroindustri tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan permintaan ke belakang, yaitu peningkatan permintaan jumlah dan ragam produksi pertanian. Akibat dari permintaan ke belakang ini adalah :

1. Petani terdorong untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas dapat meningkat.

2. Produksi pertanian dan pendapatan petani dapat meningkat.

3. Dapat memperluas pengembangan prasarana (jalan, listrik, dan lain-lain).

Kedua, agroindustri hasil pertanian sebagai dasar sektor manufaktur. Transformasi penting lainnya dalam agroindustri kemudian terjadi karena permintaan terhadap makanan olahan semakin beragam seiring dengan pendapatan masyarakat dan urbanisasi yang meningkat. Indikator penting lainnya tentang pentingnya agroindustri dalam sektor manufaktur adalah kemampuan menciptakan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat misalnya, usaha tani hanya melibatkan 2 persen dari angkatan kerja, agroindustri melibatkan 27 persen dari angkatan kerja.

Ketiga, agroindustri pengolahan hasil pertanian menghasilkan komoditas ekspor penting. Produk agroindustri, termasuk produk dari proses sederhana seperti pengeringan, mendomonasi ekspor kebanyakan negara berkembang sehingga menambah perolehan devisa. Nilai tambah produk agroindustri cenderung lebih tinggi dari nilai tambah produk manufaktur lainnya yang diekspor karena produk manufaktur lainnya sering tergantung pada komponen impor.

Keempat, agroindustri pangan merupakan sumber penting nutrisi. Agroindustri dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehilangan produksi pascapanen dan menjadikan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat memberikan keuntungan nutrisi dan kesehatan dari makanan yang dipasok kalau pengolahan tersebut dirancang dengan baik.

II.2. KARAKTERISTIK DAN TEKNIS PENGOLAHAN AGROINDUSTRI

II.2.1. Karakteristik Argoindustri

Sebelum mengembangkan agroindustri pemilihan jenis agroindustri merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjutan agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran. Pemasaran biasanya merupakan titik awal dalam analisis proyek agroindustri.

Analisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau respon terhadap produk agroindustri yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik konsumen, pengaruh kebijaksanaan dari pemerintah dan pasar internasional. Kelangsungan agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam pengadaan bahan baku. Tetapi pengadaan bahan baku jangan sampai merupakan isu yang dominan sementara pemasaran dipandang sebagai isu kedua, karena baik pemasaran maupun pengadaan bahan baku secara bersama menentukan keberhasilan dari suatu agroindustri. Tetapi karena pengkajian agronomi memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup banyak maka identifikasi kebutuhan pasar sering dilakukan terlebih dahulu. Alasan lain adalah karena lahan dapat digunakan untuk berbagai tanaman atau ternak, sementara pengkajian pemasaran dapat memilih berbagai alternatif tanaman atau ternak.

Karakteristik agroindustri yang menonjol sebenarnya adalah adanya ketergantungan antara elemen - elemen agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran produk. Agroindustri harus dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat keterkaitan sebagai berikut :

1. Keterkaitan mata rantai produksi, adalah keterkaitan antara tahapan - tahapan operasional mulai dari arus bahan baku pertanian sampai ke proses pengolahan dan kemudian ke konsumen.

2. Keterkaitan kebijaksanaan makro - mikro, adalah keterkaitan berupa pengaruh kebijakan makro pemerintah terhadap kinerja agroindustri.

3. Keterkaitan kelembagaan, adalah hubungan antara berbagai jenis organisasi yang beroperasi dan berinteraksi dengan mata rantai produksi agroindustri.

4. Keterkaitan internasional, adalah saling ketergantungan antara pasar nasional dan pasar internasional dimana agroindustri berfungsi.

Pengelolaan agroindustri dapat dikatakan unik, karena bahan bakunya yang berasal dari pertanian (tanaman, hewan, ikan) mempunyai tiga karakteristik, yaitu musiman (seasonality), mudah rusak (perishabelity), dan beragam (variability). Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah :

Pertama, karena adanya komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam agroindustri maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan ketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan pendanaan dan pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk - produk agroindustri merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas penting bagi perekonomian suatu negara, maka perhatian dan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga, karena suatu produk agroindustri mungkin diproduksi oleh beberapa negara, maka agroindustri lokal terkait ke pasar internasional sebagai pasar alternatif untuk bahan baku impor bersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga komoditas yang tinggi di pasar internasional memperbesar ketidakpastian finansial di sisi input dan output.Salah satu permasalahan yang timbul akibat sifat karakteristik bahan baku agroindustri dari pertanian adalah tidak berlanjutnya pasokan bahan baku, sehingga seringkali terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku dengan produksi dalam kegiatan agroindustri (idle investment). Sebagai salah satu contoh pada tahun 1986 dari 6 jenis kegiatan agroindustri terjadi idle investment sekitar 20 - 60 persen dengan urutan agroindustri adalah margarine, minyak kelapa, makanan ternak, dan pengolahan ikan (Soekartawi, 1991).

II.2.2. Teknis Pengolahan Agroindustri

Pemahaman tentang komponen komponen pengolahan memerlukan pemahaman pada fungsi - fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri adalah merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima konsumen, dan tahan lama. Fungsi pengolahan harus dapat dipahami sebagai kegiatan strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran - sasaran ini bisa dicapai dengan merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk. Fungsi teknis pengolahan seharusnya dipandang dari perspektif strategis tersebut. Dengan demikian manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang mudah rusak (perishable) menjadi tahan lebih lama dan dapat disimpan, serta meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri, sehingga akan meningkatkan harga dan nilai tambah.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi (1991), bahwa agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen, dan meningkatkan pendapatan. Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin dari meningkatnya nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu, diperlukan kebijaksanaan yang dapat mendistribusikan manfaat dari terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.

Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas yang merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda sama sekali. Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Pada umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau pabrik yang terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk pertanian mentah hingga bentuk siap konsumsi berupa barang yang telah dikemas. Klasifikasi tahapan perubahan bentuk pada proses pengolahan dan bentuk produk dalam agroindustri hasil pertanian adalah sebagai berikut :Tabel 1. Aktivitas Pengolahan, Bentuk Produk, dan Tingkatan Proses Perubahan Bentuk dalam Kegiatan Agroindustri Hasil Pertanian

LEVEL DARI PROSES PERUBAHAN BENTUK

IIIIIIIV

Aktivitas pengolahan

Cleaning

GradingGinning

Milling

Cutting

MixingCooking ateurizationCanning

ehydration

Weaving

Extraction assemblyChemical

Altertion

Texturization

Aktivitas Pengolahan

Frest fruits

Frest vegetables

EggsCereal grains

Meats

Animal Feeds

Jute

Cotton

Lumber

RubberDairy Products

Fruits & VegetableMeats

Sauces

Taxtiles and

Garments Oils

Furniture

Sugar

BeveragesInstant foots

Textured veg

products

Tires

Sumber : Austin, 1981

II.3. PENERAPAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

Pengembangan agroindustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 - 1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Dalam penerapan dan pengembangan agroindustri hasil pertanian masih ada alternatif teknologi yang tersedia untuk pengolahan hasil hasil pertanian, bervariasi mulai dari teknologi tradisional yang digunakan oleh industri kecil (cottage industry) sampai kepada teknologi canggih yang biasanya digunakan oleh industri besar. Dengan demikian alternatif teknologi tersebut bervariasi dari teknologi yang padat karya sampai ke teknologi yang padat modal.

Teknologi maju dan mesin mesin berkapasitas besar dapat mengurangi biaya pengubah (variable cost) seperti biaya tenaga kerja per unit output serta dapat memperkuat kedudukan perusahaan di pasar produk bersangkutan, karena kualitas outputnya yang tinggi, standar kualitasnya yang konsisten, dan volume produksinya yang besar sehingga dapat menarik pembeli dengan jumlah pembelian besar. Tetapi tingkat produksi dan teknologi yang tinggi menuntut pengembangan prasarana, pengelolaan, dan tenaga kerja terampil. Disamping itu, karena biaya tetap (fixed cost) yang tinggi maka perusahaan seperti itu harus memiliki kepastian penyediaan bahan baku serta kepastian pasar untuk produk yang dihasilkan dan beroperasi mendekati kapasitas efektifnya agar perusahaan yang mejalankan agroindustri tersebut dapat berjalan sehat (viable).

Perlu diingat bahwa pilihan teknologi pada kebanyakan operasi pengolahan dapat di kelompokan ke dalam dua kategori. Pertama, pilihan diantara berbagai jenis peralatan dan mesin mesin untuk menyelesaikan proses yang sama. Kedua, pilihan diantara proses proses yang menghasilkan produk akhir yang sama. Proses agroindustri tidak hanya terdiri dari operasi tunggal tetapi terdiri dari beberapa tahap dengan sistem sistem penunjang. Masing masing sistem mempunyai kendala dan alternatif teknis. Jenis teknologi yang digunakan untuk masing - masing sistem harus ditetapkan secara terpisah, tetapi kemudian dirangkaikan dalam konteks perusahaan secara keseluruhan

Pada tahap - tahap produksi, setiap perusahaan agroindustri terdiri dari komponen komponen fisik sebagai berikut :

1. Penerimaan dan penyimpanan bahan mentah.

2. Pengkondisian bahan mentah

3. Pengolahan utama (pemisahan, pemusatan pencampuran, dan stabilitas)

4. Pengemasan

5. Penyimpanan produk - produk yang dihasilkan

6. Pengiriman produk - produk yang dihasilkan.

Disamping komponen - komponen fisik tersebut diatas, perusahaan agroindustri memerlukan sistem sistem penunjang seperti sumber energi, air, bahan-bahan, perlakuan dan pembuangan limbah, pemeliharaan dan perbaikkan. Kebanyakan agroindustri juga mempunyai sistem penerimaan, penyimpanan, dan penyiapan bahan bahan yang diperlukan dalam pengolahan secara terpisah, dan paling sedikit mempunyai sistem produk sampingan yang dilengkapi dengan tahap tahap pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi. Sistem administrasi dan pengolahan serta perumahan staf juga diperlukan untuk menjamin operasi pabrik secara efisien.

Untuk menemukan teknologi atau paket barang modal yang tepat untuk suatu perusahaan agroindustri, perusahaan tersebut harus memahami pasar yang dilayani dan memahami ketersediaan bahan baku. Setelah menetapkan produk yang diinginkan serta semua semua parameter dalam sistem penyediaan bahan baku, faktor - faktor yang berkaitan dengan teknologi pengolahan atau faktor - faktor yang berkaitan dengan persyaratan produk dan proses perlu diidentifikasi. Dalam menyelidiki pilihan teknologi, beberapa pertanyaan berikut ini perlu mendapat jawaban :1. Sampai tingkat mana penggunaan kapasitas yang mungkin dan bagaimana pengaruhnya terhadap biaya produksi?

2. Secara relatif, bagaimana pentingnya tenaga kerja, modal, dan faktor - faktor produksi lainnya dalam biaya setiap alternatif teknologi di lokasi yang direncanakan?

3. Bagaimana setiap alternatif teknologi mempengaruhi produksi dan fleksibilitas pemasaran?

4. Infrastruktur apa dan pelayanan pendukung apa yang diperlukan oleh masing- masing alternatif teknologi?

5. Apa implikasi pengelolaan dari masing-masing teknologi dan faktor faktor sosial ekonomi apa yang mempengaruhi penyediaan bahan baku, pekerja dan pelanggan?Pemilihan teknologi adalah satu keputusan yang sangat penting dalam pelaksanaan agroindustri, dengan pemilihan teknologi yang tepat guna dalam usaha agroindustri akan berdampak baik bagi pengembangan sektor agroindustri dan dapat memperkuat industri di Indonesia serta memunculkan kemungkinan yang cukup besar guna bersaing dengan usaha agroindustri lain di tingkat internasional. Austin (1981) menunjukkan bahwa kriteria utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi guna mendukung pengembangan agroindustri diantaranya adalah :

1. Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar terutama yang menyangkut kualitas. Karena preferensi konsumen sangat beragam, maka teknologi yang dipilih pun harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Kebutuhan pengolahan (process requirements). Sudah barang tentu bahwa setiap jenis alat pengolahan memiliki kemampuan tertentu untuk mengolah suatu bahan baku menjadi berbagai bentuk produk. Semakin tinggi kemampuan suatu alat untuk menghasilkan berbagai jenis produk, maka akan semakin kompleks jenis teknologinya dan akan semakin mahal investasinya. Oleh karena itu, pemilihan teknologi harus memadukan pertimbangan antara kompleksitas teknologi dan biaya yang dibutuhkan.

3. Penggunaan kapasitas (capacity utilization). Pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan kapasitas yang akan digunakan, sedangkan kapasitas yang akan digunakan sangat tergantung dari ketersediaan dan kontinuitas bahan baku (raw material).

4. Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Biasanya suatu pengelolaan akan berjalan baik pada tahap awal karena besarnya kegiatan masih berada dalam cakupan pengelolaan yang optimal (optimum management size). Setelah besar, masalah biasanya mulai muncul dan hal itu menandakan bahwa skala usaha sudah melebihi kapasitas pengelolaan.

Dalam penerapan dan pengembangan sektor agroindustri guna mendukung tumbuhnya industri yang kuat, seorang pengusaha agroindustri harus memiliki prinsip prinsip dasar dalam suatu usaha agroindustri sebagai strategi untuk pemasaran. Ada dua belas prinsip dasar yang perlu ditekankan dalam diri seorang pengusaha agroindustri, yaitu:

Prinsip Pertama : Hormati Pelanggan

Bila pelanggan anda tidak membeli produk atau jasa anda, tidak ada lagi yang penting.

Prinsip Kedua : Mengatur Inteligensi

Kenali pasar anda dan kenali diri anda sendiri.

Prinsip Ketiga : Mempertahankan Tujuan

Kehendak yang jelas dan tujuan yang teguh.

Prinsip Keempat : Posisi yang Aman

Kuasai posisi yang tidak dengan mudah dapat direbut oleh pesaing anda.

Prinsip Kelima : Tindakan Menyerang

Tetap menyerang untuk mengamankan kebebasan tindakan.

Prinsip Keenam : Kejutan

Kejutan adalah cara yang terbaik untuk memperoleh dominasi psikologis dan mementahkan inisiatif lawan anda. Prinsip Ketujuh : Manuver

Rute paling mudah sering meruapakan jalan paling berat untuk dipertahankan, jalan memutar yang paling panjang mungkin jalan paling pendek untuk pulang. Prinsip Kedelapan : Konsentrasi Sumber daya

Memiliki kekuatan massal superior yang memadai di tempat dan waktu yang paling menentukan. Prinsip Kesembilan : Ekonomi Kekuatan

Nilai secara akurat di mana anda menyebarkan sumber daya anda.

Prinsip Kesepuluh : Struktur Komando

Proses manajemen yang baik melepaskan ikatan kekuatan sumber daya manusia.

Prinsip Kesebelas : Kepemimpinan Pribadi

Diperlukan kepercayaan pemimpin pada bawahannya dan kepercayaan mereka pada kemampuan pemimpin untuk menang.

Prinsip Kedua belas : Kesederhanaan

Bahkan rencana yang paling sederhana pun sulit dilaksanakan.

Selain itu, dalam pengembangan agroindustri juga perlu memperhatikan aspek aspek yang ada dalam manajemen pemasaran agroindustri. Aspek aspek tersebutlah yang dapat membantu kita semua dalam membuka suatu usaha agroindustri kemudian proses penjualannya. Apabila suatu perusahaan memperhatikan aspek aspek dalam manajemen pemasaran dengan baik dan benar, maka perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik, memiliki kekuatan yang cukup besar dalam pasar, dan akan menghasilkan produk yang berkualitas. Berikut adalah aspek aspek dalam manajemen pemasaran:1. Aspek Perencanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Pada berbagai buku literatur pemasaran, definisi tentang perencanaan juga berbeda beda walaupun prinsipnya sama. Shuchman (1978), lebih menekankan pengertian tujuan daripada definisi perencanaan pemasaran itu sendiri. Menurut Shuchman, tujuan perencanaan pemasaran adalah:

..is integrate and coordinate marketing resources and efforts to accommodate the needs of the market place subject to the constraints of the firms external environment.

Sedangkan Sofyan Assauri (1987), memberikan pengertian bahwa:

..perencanaan pemasaran adalah perumusan usaha yang akan dilakukan dalam bidang pemasaran dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam suatu perusahaan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu di bidang pemasaran pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang.

Dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan ini penting karena merupakan alat yang mampu dipakai untuk:

a. Mendorong tercapainya target tertentu yang telah digariskan oleh perusahaan agroindustri.

b. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran hasil agroindustri.

Karena itu, maka di dalam kegiatan pemasaran, aplikasi perencanaan pemasaran ini dibedakan menjadi tiga tahapan berdasarkan dimensi waktu, yaitu:

a. Perencanaan pemasaran jangka pendek atau yang biasa disebut emergency plan. Perencanaan ini biasanya dimaksudkan untuk mengatasi krisis perusahaan agroindustri khususnya dalam jangka pendek.

b. Perencanaan pemasaran jangka menengah atau yang biasa disebut short-middle-range-plan. Biasanya dibuat dalam waktu 2 s/d 3 tahun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

c. Perencanaan pemasaran jangka panjang atau yang biasa disebut long-range-plan. Perencanaan seperti ini dibuat dalam jangka waktu 5 tahun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Apakah perencanaan pemasaran tersebut dibuat untuk keperluan jangka pendek, menengah atau jangka panjang, diperlukan tahapan tahapan tertentu dalam merancang perencanaannya. Bell (1972), memberikan garis garis besar tahapan dalam melaksanakan proses perencanaan yaitu:

a. Identifikasi gejala ekonomi yang relevan dengan pengembangan pokok.

b. Identifikasi kesempatan pasar.

c. Identifikasi dan penetapan tujuan pemasaran.

d. Evaluasi dari berbagai alternatif perencanaan pemasaran.

e. Menetapkan perencanaan yang optimal.

Berikut adalah macam - macam perencanaan dalam pemasaran :

1.1. Perencanaan Strategis

Perencanaan startegis merupakan salah satu dari macam perencanaan pemasaran. Dengan perencanaan strategis akan mengarahkan kita sebagai pengusaha agroindustri untuk mencapai tujuan pemasaran. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan strategis ini, yaitu:a. Konsumen yang akan dilayani. Di sini aspek kepentingan konsumen berikut tingkah laku konsumen perlu diperhatikan.

b. Persaingan yang akan dihadapi. Di sini identifikasi pesaing (dari berbagai aspek) perlu diketahui dengan jelas. Misalnya, macam dan kualitas produk, omset produksi dan penjualan, lokasi dan distribusi pemasaran produk dan sebagainya.c. Ciri pasar yang ada, berikut ciri segmen pasar yang bersangkutan.

d. Perubahan lingkungan yang mempengaruhi pasar.

Keempat aspek tersebut tidak terlepas dari kemampuan sumber daya yang dimiliki perusahaan agroindustri, misalnya besarnya asset, Profesionalisasi tenaga yang ada dan aspek sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan agroindustri. Di dalam berbagai literatur pemasaran atau manajemen pemasaran yang ada, seringkali aspek perencanaan ini diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Perencanaan pemasaran perusahaan (corporate marketing plan)

b. Perencanaan pemasaran produk (product marketing plan)

Perbedaan tersebut timbul karena pentingnya masing masing perencanaan dalam kaitannya dengan strategi perusahaan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Pembahasan tentang hal ini disajikan dengan oleh Assael (1985) dan Panglaykim (1987). Pada prinsipnya perencanaan perusahaan ini mencakup kegiatan:a. Penetapan maksud dan tujuan perusahaan.

b. Penetapan pedoman tentang macam produk.

c. Penetapan alokasi sumber daya pada masing masing unit usaha.

Di lain fihak pada perencanaan pemasaran produk, dicakup kegiatan yang meliputi:

a. Maksud dan tujuan.

b. Pengembangan produk atau mix-product.

c. Strategi pemasaran.

Dua macam klasifikasi perencanaan tersebut berbeda satu sama lain karena berbagai hal, antara lain seperti pada tabel 1.1. Dari dua konsep di atas, dapat dikatakan bahwa baik perencanaan pemasaran sama sama mempunyai proporsi yang penting dalam upaya untuk memajukan perusahaan. Gabungan dari dua macam perencanaan tersebut dalam praktiknya sering disebut dengan perencanaan pemasaran yang strategis (strategic marketing plan), yaitu bagaimana mencapai tujuan perusahaan agroindustri dengan melakukan pemasaran yang terpadu dan berhasil.

Tabel 1.1. Perbedaan Perencanaan Perusahaan dan Perencanaan PemasaranNo.Perencanaan

PerusahaanPemasaran Produk

12

3

4

5

6

Menetapkan tujuan perusahaan

Menetapkan mix-product pemasaran yang dimiliki

Menetapkan integrasi sumber sumber perusahaan

Menetapkan alokasi sumber daya

Tanggung jawab berada pada

manajemen puncak

Jangka waktu sekitar 5 10 tahunMenetapkan tujuan pemasaran

Menetapkan mix-marketing dari produk yang dihasilkan

Menetapkan integrasi sumber sumber pemasaran

Menetapkan strategi pemasaran

Tanggung jawab berada pada

manajemen madya

Jangka waktu sekitar 1 3tahun

1.2. Perencanaan Pemasaran Strategis

Perencanaan pemasaran strategis biasanya merupakan konsep yang terpadu antara empat kegiatan, yaitu:

a. Strategi produk

b. Strategi hargac. Strategi distribusi

d. Strategi promosiDengan keterpaduan antara empat strategi tersebut, maka sasaran pasar dapat ditetapkan. Sebagai contohnya, penentuan sasaran pasar meliputi konsumen perorangan (yang berpendapatan tinggi, sedang, dan rendah); konsumen institusi (skala besar, skala menengah, dan skala kecil); dan konsumen kantor kantor pemerintah. Dengan sasaran seperti itu akan diketahui berapa persen masing masing sasaran konsumen tersebut harus dicapai. Untuk itu, diperlukan strategi strategi seperti yang dijelaskan di atas, yaitu :

a. Strategi produkb. Strategi hargac. Strategi distribusid. Strategi promosi2. Aspek Pelaksanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Suatu perusahaan agroindustri tentu tidak akan terlepas dari pengaruh lingkungan karena keduanya saling berkaitan. Sehingga dikenal istilah informasi dalam perusahaan dan informasi yang masuk ke dalam perusahaan. Variabel lingkungan, seperti variabel ekonomi, teknologi, sosial-budaya-politik, dan hukum (peraturan) adalah variabel variabel yang sering mempengaruhi penampilan suatu perusahaan.

Untuk itu manajer dan peneliti pemasaran perlu memahami hal tersebut. Pemahaman seperti ini biasa disebut dengan diagnosa. Untuk itu manajer atau peneliti pemasaran dalam perusahaan agroindustri harus senantiasa memantau variabel variabel lingkungan tersebut, kemudian suatu diagnosa. Suatu diagnosa memerlukan kriteria kriteria tertentu untuk dapat dipakai apakah suatu gelagat ekonomi atau lainnya dikatakan mengganggu atau tidak terhadap penampilan perusahaan atau kalau mengganggu, seberapa besar pengaruhnya. Bila gangguan tersebut ada dan sekiranya akan mempengaruhi perusahaan maka pemegang saham, pekerja, konsumen, suppliers, kreditor, masyarakat, atau fihak fihak yang berkaitan dengan posisi perusahaan perlu diberitahu dan diminta partisipasinya untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan ini penting untuk mengambil sikap dalam penentuan sasaran pasar.

Di dalam strategi pasar ini, salah satu variabel penting adalah strategi segmentasi, yaitu segmentasi produk dan segmentasi konsumen. Kemudian kalau strategi pasar ini sudah diidentifikasi dengan baik, baru kemudian ditetapkan strategi penjualan atau strategi peramalan penjualan. Berbagai cara dapat dipakai dalam melakukan strategi penjualan ini, antara lain adalah:

a. Analisa diskriminan berganda, mengelompokkan produk apa yang paling disenangi dan yang kurang disenangi pada tiap segmen konsumen.

b. Analisa faktor, mengelompokkan barang berdasarkan kaitan faktor yang relatif sama.

c. Analisa ranting keputusan, analisa yang mendasarkan pada teori peluang.d. Analisa regresi, untuk melakukan identifikasi faktor faktor yang mempengaruhi omset penjualan.

3. Aspek Organisasi Dalam Manajemen Pemasaran AgroindustriOrganisasi pemasaran adalah salah satu aspek dari manajemen pemasaran. Jadi setelah produk dihasilkan, dilakukan pemasaran. Kemudian agar pelaksanaan pemasaran dapat bekerja sesuai dengan apa yag diharapkan, maka perlu pengorganisasian. Agar setiap tugas dan wewenang efektif, maka perlu didesain suatu organisasi pemasaran dengan tujuan, antara lain:

a. Untuk pembagian tugas hak dan wewenang agar masing masing pegawai dan pimpinan dapat melaksanakan tugas tugasnya dengan baik dan efesien.

b. Untuk memudahkan tugas tugas koordinasi dan pengawasan. Dengan mengklasifikasi sumberdaya manusia menurut struktur organisasi maka pengorganisasian dan pengawasan menjadi lebih muda.

c. Untuk memudahkan mengatur atau mengelola perusahaan agar efesien.

Pada kebanyakan perusahaan agroindustri sering pula ditambahkan atau dibentuk secara tersendiri tentang organisasi yang dikhususkan pada kepetingan konsumen. Hal ini sangat penting karena :

a. Penjual (perusahaan) harus dapat sebsesar mungkin memuaskan pembeli.

b. Keragaman konsumen sedapat mungkin harus disederhanakan, sehingga semua konsumen dapat dilayani dengan baik.

c. Penyampaian produk harus cepat dan tepat waktu manakala produk tersebut diperlukan.

Sehingga dengan demikian, manajer perusahaan agroindustri dapat dengan mudah mengidentifikasi:

a. Siapa yang melakukan produk barang dengan kualitas tertentu. Golongan konsumen yang mana.

b. Kapan konsumen tersebut biasanya melakukan pembelian.

c. Macam barang apa yang kebanyakan diinginkan oleh konsumen.

d. Mengapa mereka membeli produk tersebut.

e. Bagaimana konsumen membeli produk tersebut. Apakah dilakukan secara kontan atau kredit.

Tentu saja membagi klasifikasi seperti dijelaskan di atas perlu didasarkan pada pemikiran yang rasional, pertimbangan situasi dan kondisi, proses difusi dan sebagainya. Organisasi pemasaran itu dapat bersifat formal atau tidak formal tergantung situasi dan kondisi. Begitu pula aplikasi pengorganisasian suatu perusahaan juga beragam menurut kebutuhan. Oleh karena itu, organisasi dalam komponen manajemen adalah lebih merupakan satu proses. Oleh karena itu, seperti yang dijelaskan oleh Peter Drucker (1954), bahwa proses organisasi ini merupakan pembentukan dari analisa aktivitas atau kegiatan, nalisa membuat keputusan, dan analisa hubungan satu sama lain. Dalam proses pengorganisasian suatu perusahaan seperti yang dijelaskan oleh Koontz dan ODonnell (1964), terdiri dari:

1. Penetapan tujuan perusahaan.

2. Formulasi tujuan, kebijaksanaan, dan pelaksanaan.

3. Penentuan kegiatan untuk melaksanakan.

4. Klasifikasi pembagian pekerjaan.

5. Pembagian pekerjaan menurut sumberdaya yang ada.

6. Penugasan pada setip pelaksana.

7. Koordinasi pelaksana seefisien mungkin baik secara vertikal atau horizontal.

Gambar 3. Contoh organisasi suatu perusahaan.

4. Aspek pengawasan dan Pengendalian Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Dalam sistem pengawasan dan pengendalian pada perusahaan agroindustri terdapat berbagai macam jenis bergantung dari macam kegiatan. Dilihat dari segi tanggung jawab seorang manajer, maka pengawasan dan pengendalian dapat dibedakan pada:

a. Tenaga pemasaran (jumlah, profesional, gaji, hasil kerja)

b. Organisasi pemasaran (efektif atau tidak efektif)

c. Sasaran dan prasarana ( memadai/mendukung atau tidak)

Maka sistem pengawasan dan pengendalian ini dapat dibedakan menjadi empat aspek, yaitu:

a. Mengawasi dan menyelidiki perencanaan. Apakah sudah efektif, sesuai dengan yang ditetapkan atau belum.

b. Mengawasi dan mengendalikan strategi pemasaran yang sedang berjalan.

c. Mengawasi dan mengendalikan penampilan perusahaan, apakah dalam posisi untung atau defisit.

d. Mengawasi dan mengendalikan efektivitas semua aspek yang ada.

Dengan melakukan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik, maka suatu perusahaan agroindustri dapat berkembang dengan baik dan produknya dapat disukai oleh semua konsumen.Dari berbagai penjelasan yang telah diberikan di atas tentang pengertian, karakteristik, teknis pengolahan dan pengembangan agroindustri serta strategi strategi pengembangan pemasaran hasil agroindustri, kita dapat membuka suatu usaha agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia dan berbagai macam hasil pertanian yang ada di Indonesia. Dalam mendirikannya pun kita tidak perlu membuat perusahaan yang sangat besar, dengan membuka usaha home industri kecil dan menengah. Dengan memahami kemampuan dan memahami strategi pemasaran yang ada, secara perlahan usaha tersebut dapat meningkat dan berkembang dengan pesat sehingga menghasilkan suatu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri dan mampu mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, meningkatkan perekonomian bangsa, dan menciptakan sektor industri yang kuat di Indonesia serta berbagai hal lainnya. Telah kita ketahui bahwa, target pencapaian pengurangan angka kemiskinan global di bawah program PBB yang disebut tujuan pembangunan milenium pada 2015 tersisa lima tahun. Namun, komitmen pemerintah untuk mencapai target yang ditetapkan dalam tujuan pembangunan milenium (millennium development goals/MDGs) makin menurun seiring dengan lambatnya penurunan jumlah orang miskin di Indonesia, terutama di perdesaan. Kunci sukses untuk mengurangi setengah dari total jumlah orang miskin dan kelaparan pada 2015 adalah mengembalikan arah pembangunan ke sektor primer seperti pertanian dan perkebunan. Pasalnya, hingga kini sekitar 60 persen rakyat Indonesia menggantungkan hidup mereka dengan mencari nafkah dalam sektor primer ini dan para petani itu masih tergolong kaum miskin. Dalam konteks itu, dibutuhkan iklim yang kondusif agar proses pembangunan pertanian yang masih digarap secara konvensional bisa diarahkan ke pengembangan agroindustri modern yang dapat memberi nilai tambah yang lebih besar bagi petani. Hingga kini kendala pengembangan agroindustri belum teratasi dengan baik. Kecenderungan para pelaku agroindustri yang lebih suka mengekspor komoditi pertanian dalam bentuk bahan baku menyebabkan pengembangan ilmu dan teknologi pertanian di Indonesia mengalami perlambatan sehingga kita belum berhasil menciptakan produk olahan pertanian yang berdaya saing tinggi. Sebagai contoh, komoditas yang pemanfaatannya belum optimal adalah produk olahan kelapa sawit seperti CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah). Produk olahan kelapa sawit Indonesia sebagian besar masih diekspor dalam bentuk CPO, belum berupa produk turunan yang bernilai tambah tinggi. Sementara itu, Malaysia, hampir 95 persen ekspornya sudah dalam bentuk turunan CPO dan produk oleochemical telah menjadi hasil lanjutan CPO yang mampu menambah penerimaan devisa Malaysia (Sibuea, 2007). Pemerintah patut memberi perhatian serius untuk mengembangkan agroindustri sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi kerakyatan yang pro poor, pro job, dan pro growth. Kita harus belajar dari keberhasilan Thailand dalam pembangunan agroindustri. Berbagai hasil pertanian seperti buah dan sayuran baik dalam bentuk segar maupun olahan telah lama diekspor oleh Thailand untuk menambah pundi - pundi devisa negaranya. Komoditas pertanian kita seperti jeruk berastagi, mangga samosir, salak bali dan sidempuan, rambutan binjai, dan durian sidikalang, kini kalah bersaing dengan jeruk, mangga, salak, rambutan, dan durian thailand. Bahkan beras pun harus kita datangkan dari negara itu sekalipun lahan pertanian kita amat luas dan subur. Dapat diperkirakan jika pemerintah mau serius mengembangkan agroindustri, seperti halnya Malaysia yang menguasai agroindustri kelapa sawit dari hulu hingga hilir, harapan agar Indonesia dapat mencapai target MDGs 2015 dapat terwujud. Pengembangan agroindustri tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan kegiatan di sektor itu sendiri, tetapi sekaligus menjadi mesin penggerak lokomotif perekonomian kerakyatan guna mengurangi angka kemiskinan lewat peningkatan kesempatan kerja.BAB IIIPENUTUPIII.1. Kesimpulan Dengan apa yang telah dijelaskan dalam Bab II tentang pembahasan agroindustri, dapat disimpulankan bahwa : Pengembangan agroindustri dengan memanfaatkan bioteknologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya pemulihan krisis ekonomi di Indonesia sekaligus peningkatan daya saing produk agroindustri di era globalisasi yang sangat kompetitif ini. Dengan mengembangkan sektor agroindustri dengan baik maka secara tidak langsung kita telah membantu meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk industri dan perekonomian negara.

Apabila agroindustri dapat dikembangkan terus - menerus maka jumlah pengangguran akan terus menurun dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia.

Generasi muda zaman sekarang harus optimis dengan kompetensi yang mereka miliki dan bekerja keras untuk mengintegrasikan ilmu yang meraka dapatkan sehingga memiliki rancangan inovasi yang lebih kreatif sebagaimana merancang agroindustri ke depan sebagai basis peningkatan taraf hidup masyarakat kecil danpeningkatan perekonomian negara.

Ada dua belas prinsip dasar yang perlu ditekankan dalam diri seorang pengusaha agroindustri, yaitu:1. Prinsip Hormati Pelanggan

2. Prinsip Mengatur Inteligensi

3. Prinsip Mempertahankan Tujuan

4. Prinsip Posisi yang Aman

5. Prinsip Tindakan Menyerang

6. Prinsip Kejutan

7. Prinsip Manuver

8. Prinsip Konsentrasi Sumber daya

9. Prinsip Ekonomi Kekuatan

10. Prinsip Struktur Komando

11. Prinsip Kepemimpinan Pribadi

12. Prinsip Kesederhanaan

Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan sektor agroindustri guna menciptakan industri yang kuat, yaitu:1. Aspek perencanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

2. Aspek pelaksanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

3. Aspek organisasi dalam manajemen pemasaran agroindustri

4. Aspek pengawasan dan pengendalian dalam manajemen pemasaran agroindustriIII.2. SaranPada zaman yang modern ini, berbagai hal perlu kita kembangkan agar kita semua dapat bersaing dengan negara negara lain di era globalisasi ini. Sektor agroindustri merupakan bidang yang dapat kita kembangkan dengan mudah apabila kita telah mengetahui bagaimana cara mengembangkannya. Pengembangan sektor agroindustri dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara Indonesia, dengan pemerintah memberikan peluang terhadap masyarakat untuk mengembangkannya seperti memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha agroindustri. Selama ini pemerintah tidak melakukan hal tersebut dengan benar. Seharusnya pemerintah juga memperhatikan masyarakat yang ada di pelosok pelosok negeri ini, dengan begitu pengembangan sektor industri dapat berjalan dengan maksimal.

Selain itu pemerintah juga perlu membantu masyarakat masyarakat kecil agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam mendirikan suatu usaha dan bagaimana cara utntuk mengembangkannya, telah kita ketahui bahwa sumber daya manusia yang ada saat ini kurang memenuhi kualitas yang ada. Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil pertanian yang sangat baik, dengan mengolah hasil pertanian tersebut kita juga dapat meningkatkan perekonomian para petani. Dengan pengembangan sektor agroindustri dengan baik dan benar maka kita semua dapat menumbuhkan industri yang kuat dan dapat meningkatkan perekonomian negara dan dapat mengurangi tingkat kemiskinan pada masyarakat saat ini. Generasi muda pun perlu untuk mengembangkan sektor agroindustri ini. Generasi muda zaman sekarang sangat pandai dalam teknologi dan ilmu ilmu pengetahuan yang ada, sehingga dengan begitu generasi muda dapat menciptakan produk produk agroindustri dengan menggunakan kreatifitas yang mereka miliki. Generasi muda juga dapat menjadi pelopor dalam bidang ini dan dapat membantu masyarakat yang belum memiliki pekerjaan untuk mengembangkan usaha tersebut. Telah kita ketahui bahwa generasi muda zaman sekarang telah terpengaruh oleh hal hal negatif dari dunia internasional seperti seks bebas, narkoba, dan berbagai hal lainnya yang dapat merusak hidup mereka. Dengan ikut berpartisipasi dalam pengembangan sektor agroindustri maka generasi muda yang ada dapat dicegah agar tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif dunia internasional yang ada.DAFTAR PUSTAKAAustin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic Development. Washington, D.C. USA.

Kaelan, Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta.

Michaelson, Gerald A., dan Steven W Michaelson. 2004. SUN TZU Strategi Untuk Pemasaran. Karisma. Batam.

Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil Hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali. Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

www.wikipedia.com/agroindustri.

conandole.wordpress.com/agroindustri-masa-depan-kita-semua.

www.stoppemiskinan2015.org/Kemiskinan,MDGs,Agroindustri.www.research.mercubuana.ac.id/PENERAPAN_DAN_PENGEMBANGAN_ AGROINDUSTRIAL.pdfDirektur Utama

Direktur Pemasaran

Direktur Produksi

Direktur Lainnya

Manajer Penjualan

Manajer Promosi

Manajer Lainnya

Supervisi Penjualan

Supervisi Penjualan

Supervisi Penjualan Lainnya

Salesman Daerah I

Salesman Daerah II

Salesman Daerah Lainnya

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat40