makalah al islam
DESCRIPTION
Agama IslamTRANSCRIPT
-
M A K A L A H AL ISLAM III
A Q I D A H
Oleh :
Arta Nurkhalida (20131334028)
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2014
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
AQIDAH.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Al- Islam III Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Penulis,
Desember 2014
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh setan. Oleh
karena itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam
hidupnya. Jawabannya ialah aqidah. Aqidah baik sangatlah diperlukan dalam
kehidupan agar kehidupan tidak berjalan seperti layaknya kehidupan dijaman
jahiliyah.
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar
terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran
dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya
pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah dan
melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Aqidah seseorang akan benar
dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan hakikat aqidah?
2. Bagaimana pembagian aqidah menurut islam?
3. Apa saja bahaya penyimpangan aqidah?
4. Bagaimana kiat-kiat dalam memelihara aqidah?
5. Bagaimana implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian dan hakikat aqidah.
2. Menjelaskan pembagian aqidah menurut islam.
3. Menjelaskan bahaya penyimpangan aqidah.
4. Menjelaskan kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan dalam memelihara aqidah.
5. Menjabarkan implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari.
-
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aqidah merupakan sumber persepsi dan pemikiran. Aqidah juga merupakan
asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syariat, dan merupakan sumber
keutamaan dan akhlaq. Aqidahlah yang telah mencetak para pahlawan (pejuang) di
medan jihad dan untuk mencari syahid.
2.1 Pengertian dan Hakikat Aqidah
A. Pengertian aqidah
Menurut bahasa (etimology), aqidah berasal dari perkataan bahasa
Arab yaitu -kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al
Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts(menjadi kokoh,
kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat
(penetapan). Sedangkan menurut istilah (terminologi), aqidah berarti
perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang
tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan, atau dapat juga diartikan
sebagai iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun
bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh pengaruh mana
pun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang. Jadi, aqidah artinya
ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Pengertian aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan
bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada
Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan
keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang
Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada
sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT
disebut jugaTauhid, dari kata Wahhada-Yuwahidu, yang artinya
mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati
seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah.
-
3
Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang
tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut
Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.
B. Hakikat aqidah dan iman
Dalam menjelaskan definisi aqidah ada disebut perkataan
kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama
kepada aqidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang
merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis
yang artinya:
Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan
beramal dengan anggota.(al-Hadis)
Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui
oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat
diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah
berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya,
iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang
sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.
-
4
2.2 Pembagian Aqidah
Walaupun masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di
kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang
beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jaian
kebenaran dafam pemaharnan dan pendapat. Menurut mereka qadha dan qadar
adaiah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke
dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
Pertama: Tauhid AI-Ufuhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni
beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rneng esakan Allah dalam perbuatanNya,
yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan
mengatur alam semesta ini.
Ketiga: Tauhid Al-Asma was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan
sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah
Subhanahu wa Taa(a. dafam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adaiah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam
Ahmad berkata: Qadar adafah kekuasaan Allah. Karena, tak syak lagi, qadar
(takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu,
qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat
mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun
yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan
untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecua!i setelah terjadi atau berdasarkan
nash yang benar
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istitah
Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karera istilah ini adalah istilah yang
baru. Apabiia yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza
wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah.
Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka
bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu
milik Allah Subhanahu wa Taata dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya
-
5
kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz
Yazid Bin Abdu! Qadir Jawas]
2.3 Bahaya Penyimpangan Aqidah
Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal
dafam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai
kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kefak. Dia akan berjafan tanpa
arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit
personatiti. Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor
diantaranya :
1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya
pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi
bahkan menentang aqidah yang benar.
2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. lCarena itu dia menolak
aqidah yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang
keberatan menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalar~ Surat AI-
Baqarah 170 yang artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka, lkutlah
apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami
hanya mengikuti apa yang tetah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami. (Apabila mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk
3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui
seleksi yang tepat sesuai dengan argumen A!-Quran dan Sunnah. Sehingga
apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang
shofeh yang sudah meningga! dunia, sehingga menempatkan mereka setara
dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Ha! itu karena
menganggap mereka sebagai penengahlarbiter antara dia dengan Allah.
Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat meminta, bernadzar dan berbagai
ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah
-
6
dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka mengagungkan
kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : Dan jangan pula
sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) toUadd, dan jangan pula Suwa
; Yaghuts, Yauq dan IVasr.
5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau
terhadap peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan
para pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya
sekaligus menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.
6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam,
sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Padahal Nabi
Muhammad SAW telah memperingatkan yang artinya : Setiap anak
terlahirkan berdasarkan hthrahnya, maka kedua orang tuanya yang
meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya (HR: Bukhari).
Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi
oleh acara l program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain
sebagainya.
7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam
pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2
jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering.
Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak
mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran.
Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh
negatif dari ha!-ha! yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan
mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat
berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan clunia dan akherat kita,
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa 69 yang artinya : Dan barangsiapa
yang mentaati Allah dan Rasu!-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nimat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya.
-
7
Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : Barangsiapa yang
mengerjakan amal shaleh baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan karrri beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
2.4 Kiat- Kiat Pemeliharaan Aqidah
Menambah atau memperdalam ilmu
Ialah ilmu tauhid itu sendiri secara keseluruhan. Bila anda telah menguasai
ilmu aqidah islam secara benar, maka akan menjadikan anda orang
jujur,disiplin dan sopan. Secara umum akan menjadikan anda kepribadian
yang baik.
Membiasakan Amal Shahih
Ilmu aqidah yang telah anda kuasai itu wujudkan lah dalam bentuk tindakan
nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dalam kacamata islam disebut amal
saleh ,baik amal saleh dalam bentuk ibadah mahdah maupun amal saleh
dalam bentuk gharum mahdhah.
Membiasakan Berjihad
Firman Allah dalam Q.S 37: 10-11 yang terjemahanya sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, suka kah kamu Aku tunjukan suatu
perniaagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang
pedih?(yaitu)kamu beriman kepada Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itu lah yang lebih bail dari kamu jika
kamau mengetahuinya
Berserah diri kepada Allah
Meskipun anda telah berjihad sepanjang hari dalam kehidupan ini, ada lagi
langkah yang harus anda tempuh, yaitu jangan lupa berserah diri kepada
Allah, sebab tidak akan terjadi segala sesuatu diatas bumi ini kecuali atas
izin Allah.
-
8
Selalu mencari keridaan Allah
Bila anda ingin meraih rida Allah dalam hidup ini maka lakukan semua
aktifitas yang sesuai dengan koridor yang ditetapkan Allah, yang dijelaskan
dan di contohkan RasulNya. Tidak ada artinya kekayaan kalau diraih
dengan cara yang tidak diridhoi Allah.
Memakmurkan Masjid
Akhlak mulia, kepribadiaan yang baik itu perlu tapi dimana diajarkan atau
diaman lembaga pendidikanya .Dalam pandangan Islam salah satu
peminaaan watak mulia adalah mesjid.Mesjid adalah lembaga pendidikan
pertama di zaman Rasullulah. Diharapakan Anda meramaikan mesjid untuk
mendidik jiwa anda dismaping utuk menunaikan ibadah .Dari jiwa yang
suci akan lahir kepribadiaan yang baik.
Membiasakan berzikir dan menbaca serta memdegarkan Al-quran
Berzikir dapat menumbuh kembangkan potensi hati yang anda miliki, zikir
meliputi seluruh potensi yang dimiliki manusia, sehingga disebut zikir
lidah, zikir hati, zikir otak dan zikir anggota tubuh. Materi zikir yang paling
utama adalah Al-quran sering lah anda membaca alquran dan fahami
maknanya lalu amalkan agar anda menjadi pribadi yang baik dalam segala
hal.
2.5 Implementasi Aqidah dalam Kehidupan
Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena:
Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan
berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan
menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan.
Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat
ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan.
-
9
Oleh karena itu, aqidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari
beberapa sisi, antara lain:
a. Aqidah dalam individu
Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman
dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya,
merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan
kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran,
menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi
kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah
pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia
lain menjadi lebih baik.
b. Aqidah dalam keluarga
Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan
saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Contoh implementasi aqidah
dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan
berdoa sebelum melakukan sesuatu.
c. Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga
hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai
cara, antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta
suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.
Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong
menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat
manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai
ketakwaannya.
d. Aqidah dalam kehidupan bernegara
Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan
bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu
sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena
-
10
rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang
benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan
memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup
layak dan sejahtera.
e. Aqidah dalam pemerintahan
Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap
pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan
negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan.
Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada
ketetapan Al-quran dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak
memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-quran dan hadist, maka akan
dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut.
Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar
dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu
kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi
Allah SWT.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek
kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri,
keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.
-
11
BAB III
KESIMPULAN
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat
diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di
atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah
seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Adapun kiat- kiat pemeliharaan aqidah antara lain:
Menambah atau memperdalam ilmu
Membiasakan Amal Shahih
Membiasakan Berjihad
Berserah diri kepada Allah
Selalu mencari keridaan Allah
Memakmurkan Masjid
Membiasakan berzikir dan menbaca serta memdegarkan Al-quran
Implementasi Aqidah dalam kehidupan antara lain:
a. Aqidah dalam individu
b. Aqidah dalam keluarga
c. Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
d. Aqidah dalam kehidupan bernegara
e. Aqidah dalam pemerintahan
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek
kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri,
keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.
-
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah Kitab Tauhid Jakarta : Darul Haq, 1998
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shaleh,Syarhul Aqidatil Wasithiyah Darul Tsiriya A415 Hasan Basri, Abu Ahsan Sirojuddin Lc, Syarah Hadits Arba`in (dalam bahasa Indonesia), Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta : 2012
cover.pdf (p.1)kata pengantar.pdf (p.2)ISI.pdf (p.3-14)