makalah anatomi fisiologi ginjal
TRANSCRIPT
Makalah Anatomi Fisiologi
Ginjal dan Peredaran Darah
Disusun Oleh :
1. Afif Marzuqi2. Afrida Chesarani A.3. Ainun Naim D J P.
4. Ana Rizky P.5. Anita Diah S.
6. Annisa Miftakhul H.7. Dyah Eka Kurniawati
8. Emy Nurmaya9. Joshua Andika H.10.Rachmadani N F
Kelas : Semester I Reguler A.
Poltekkes Kemenkes Jurusan Analis KesehatanNgadinegaran, MJ III/62 Yogyakarta.
2013/2014
i
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Ginjal dan Peredaran Darah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu dr. Supartuti, M.Kes. selaku Dosen
mata kuliah Anatomi Fisiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian Ginjal, struktur ginjal,
peredaran darah, persarafan ginjal serta penyakit-penyakit yang menyerang ginjal.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Yogyakarta, 26 November 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
Bab I
Latar Belakang...................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
Tujuan ....................................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
Ginjal .....................................................................................................................................3
Struktur Ginjal....................................................................................................................... 3
Bagian Ginjal .........................................................................................................................5
Persyarafan ............................................................................................................................8
Fungsi dan Fisiologi ..............................................................................................................8
Peredaran Darah pada Ginjal ...............................................................................................12
Tes Fungsi ...........................................................................................................................13
Pembentukan Urin ...............................................................................................................14
Gangguan dan Kelainan Ginjal ...........................................................................................15
BAB III Penutup
Kesimpulan ..........................................................................................................................17
Daftar Pustaka ..............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,warna
coklat kemerahan yang terdapat di ke-2 sisi columna vertebra torakalis- 12
lumbalis ke-3.fungsi ginjal adalah mengatur air,konsentrasi garam dalam darah,
keseimbangan asam basa darah, serta ekresi bahan buangan dan kelebihan
garam.
Ginjal merupakan salah satu bagian penting dalam sistem perkemihan atau
urinari.dalam hal ini penulis mencoba untuk memberikan penjelasan tentang
anatomi dan fisiologi ginjal,agar dapat bermanfaat bagi kita bersama.untuk
memperluas pengetahuan kita tentang anatomi dan fisiologi ginjal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ginjal?
2. Bagaimana sturktur ginjal?
3. Apa saja bagian-bagian ginjal?
4. Bagaimana persarafan ginjal?
5. Apa saja fungsi dan fisiologi ginjal?
6. Bagaimana peredaran darah pada ginjal?
7. Apa saja tes fungsi ginjal?
8. Gangguan apa saja yang menyeran ginjal?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi dari ginjal
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui anatomi ginjal
Untuk mengetahui fisiologi ginjal
Untuk mengetahui fungsi ginjal
Untuk mengetahui tes fungsi ginjal
Untuk mengetahui peredaran darah dan persyarafan ginjal
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah
kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum,
dan karena itu di luar rongga peritoneum.
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra
torakalis terakhir samapi vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan.
Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 7,5 sentimeter, dan tebal 1,5 sentimeter sampai 2,5
sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Bentuk ginjal seperti biji kacang
dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang punggung. Siis luarnya cembung.
Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Di atas setiap ginjal
3
menjulang sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal dari yang
kiri.
B. Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis disebut kapsula renalis. Kapsula renalis
terdiri atas jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdapat lapisan korteks
(substansia kortekalis) dan lapisan sebelah dalam bagian medull (substansi medularis)
membentuk kerucut yang disebut renal pyramid. Puncak kerucut tadi membentuk kaliks yang
terdiri atas lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing pyramid saling
dilapisi oleh kolumna renalis,
jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat
pada pyramid disebut tubulus
nefron. Tubulus nefron
merupakan bagian terkecil
ginjalyang terdiri atas
glomerulus, tubulus proksimal
(tubulus kontorti satu), ansa
henle, tubulus distal (tubulus
kontorti dua) dan tubulus
urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal
diperkirakan ada satu juta nefron,
selama 24 jam dapat menyaring
darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal. Lubang-lubang
yang terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk simpul dan kapiler satu badan
malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
4
C. Bagian-Bagian Ginjal
Nefron adalah massa tubulus mikroskopis ginjal yang merupakan satuan fungsional
ginjal. Nefron berfungsi untuk menyaring darah dan mengontrol komposisi darah. Jumlah
nefron dalam setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron. Setiap nefron berawal dari
berkas kapiler.
Berkas kapiler erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada urinferus atau nefron.
Berkas kapiler tersebut terdiri dari:
1. Glomerulus
Glomerulus merupakan gulungan atau anyaman kepiler yang terletak di dalam
kapsula Bowman (ujung buntu tubulus gunjal yang bentuknya seperti kapsula cekung
menutupi glomerulus yang saling melilitkan diri). Glomerulus menerima darah dari
5
arteriola aferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriola eferen.
Natrium dan kalium secara bebas difiltrasi dalam glomerulus sesuai dengan
konsentrasi dalam plasma. Sebanyak 10-20% kalium plasma diperkirakan terikat oleh
protein dan tidak bebas difiltrasi sehingga kalium dalam keadaan normal.
Berikut penjelasan mengenai glomerulus:
a. Aparatus juksta glomerulus
Arteriol aferen dan ujung akhir ansa Henle asendens tebal, nefron yang sama
bersentuhan untuk jarak yang pendek. Pada titik persentuhan sel tubulus (ansa
Henle) asendens menjadi tinggi dinamakan medula densa, dinding arteriola yang
bersentuhan dengan ansa Henle menjadi tebal karena sel-selnya mengandung
butir-butir sekresi renin yang besar yang disebut sel juksta glomerulus. Makula
densa dan sel juksta gloerulus erat seklali hubungannya dengan pengaturan
volume cairan ekstrasel dan tekanan darah.
b. Elektromikroskopis glomerulus
Glomerulus berdiameter 200 µm. Glomerulus dibentuk oleh invaginasi
anyaman kapiler yang menempati kapsula Bowman. Glomerulus mempunyai dua
lapisan seluler yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat
dalam kapsula Bowman, yaitu lapisan endotel kapiler dan lapisan epitel khusus
yang erletak di atas kapiler glomerulus. Kedua lapisan tersebut dilapisi oleh
lamina basalis, di samping itu terdapat sel-sel stelata yang disebut sel masangial.
Sel mangsial mirip dengan sel-sel parasit yang terdapat pada dinding kapiler
seluruh tubuh. Zat-zat ini bermuatan netral, berdiameter 4 nm, dapat melalui
membran glomurulus dan untuk zat yang lebih dari 8 nm hampir semuanya
terhambat. Di samping diameter bermuatan molekul, diamter juga mempengaruhi
daya tembus glomerulus sehingga tidak dapat melewati glomerulus.
2. Tubulus proksimal konvulta
Merupakan tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman
dengan panjang 15 mm. Bentuk tubulus proksimal konvulta berkelok-kelok menjalar
dari korteks ke bagian medula dan kembali ke korteks.
Sekitar 2/3 natrium yang telfiltrasi di glomerulus diabsorbsi secara isotonik
bersama kloridan dan melibatkan transportasi aktif natrium. Peningkatan reabsorbsi
natrium akan mengurangi pengeluaran air dan natrium. Hal ini dapat mengganggu
pengenceran dan pemekatan urine yang normal. Kalium direasorbsi lebih dari 70%,
6
kemungkinan dengan mekanisme transportasi aktif akan terpisah dari reabsorbsi
natrium.
3. Ansa Henle
Ansa Henle atau yang sering disebut lengkung Henle memiliki bentuk lurus dan
tebal, diteruskan ke segmen tipis selanjutya ke segmen tebal, panjangnya 12 mm, total
panjang ansa Henle 2-14 mm. Klorida secara aktif diserap kembali pada cabang
asendens ansa Henle dan natrium bergerak secara pasif untuk mempertahankan
kenetralan listrik.
Sekitar 25% natrium yag difiltrasi diserap kembali karena nefron bersifat tidak
permeabel terhadap air. Reabsorbsi klorida dan natrium di pars asendens penting
untuk pemekatan urine karena membantu mempertahankan integritas gradiens
konsentrasi medula. Kalium terfiltrasi sekitar 20-25% diabsorbsi pada pars asendens
lengkung Henle, proses pasti terjadi karena gradien elektrokimia yang timbul sebagai
akibat dari reabsorbsi aktif klorida pada segmen nefron ini.
4. Tubulus distal konvulta
Tubulus distal konvulta merupakan bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok
dan jauh letaknya dari kapsula Bowman. Tubulus ini memiliki panjang 5 mm.
Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara ke duktus koligens yang
panjangnya 20 mm. Masing-masing duktus koligens berjalan melalui korteks dan
medula ginjal, bersatu membentuk suatu duktus belini seterusnya menuju kaliks minor
ke kaliks mayor. Akhirnya menggosokkan isinya ke dalam pelvis renalis pada apek
masing-masing piramid medula ginjal.
Panjang nefron keseluruhan ditambah dengan duktus koligens adalah 45-65
mm. Nefron yang berasal dari glomerulus korteks (nefron korteks) mempunyai ansa
Henle yang memanjang ke dalam piramid medula. Dalam keadaan normal, sekitar 5-
10% natrium terfiltrasi mencapai daerah reabsorbsi di bagian distal. Mekanisme pasti
reabsorbsi natrium pada daerah ini ditukar dengan ion hidrogen atau kalium di bawah
pengaruh aldosteron.
Sekresi kalium terjadi secara murni. Suatu proses pasif yang terjadi karena
gradien elektrokimia yang ditimbulkan oleh perbedaan besar potensial pada segmen
nefron ini. Gradien ini dipertahankan oleh pertukaran aktif natrium dan kalium pada
membran basolateral sel tubulus. Mekanisme ini dikendalikan oleh aldosteron yang
mengendalikan tubulus distal terhadap sekresi kalium.
5. Duktus koligen medula
7
Duktus koligen bukan merupakan saluran metabolik tidak aktif tetapi
pengaturan secara halus ekskresi natrium urine terjadi di sini dengan aldosteron yang
paling berperan terhadap reabsorbsi natrium. Peningkatan aldosteron dihubungkan
dengan peningkatan reabsorbsi natrium. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorbsi dan menyekresi kalium. Eksresi aktif kalium diperlihatkan pada duktus
koligen kortikal dan dikendalikan oleh aldosteron. Reabsorbsi aktif kalium murni
terjadi dalam duktus koligen medula.
D.Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
E. Fungsi dan Fisiologi Ginjal
Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis. Lapisan luar
terdapat korteks renalis dan lapisan sebelah dalam disebut medula renalis. Didalam ginjal
terdapat nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal. Nefron terbentuk dari 2
komponen utama yaitu (1). Glomerulus dan kapsula Bowman’s sebagai tempat air dan
larutan difiltrasi dari darah. (2). Tubulus yaitu tubulus proksimal, ansa henle, tubulus distalis
dan tubulus kolagentes yang mereabsorpsi material penting dari filtrat yang memungkinkan
bahan-bahan sampah dan material yang tidak dibutuhkan untuk tetap dalam filtrat dan
mengalir ke pelvis renalis sebagai urin. Ginjal diperkirakan mempunyai 1.000.000 nefron.
Fungsi ginjal sangat berperan dalam tubuh manusia. Organ bentuknya mirip dengan
kacang ini merupakan organ ekskresi pada vertebrata. Fungsinya sebagai penyaring kotoran
yang dibuang melalui urin. Ginjal terletak di daerah perut yang berada di belakang. Jika
dilihat dari tulang belakang maka berada pada sisi kiri dan kanan. Aliran renalis merupakan
aliran darah pada ginjal, bagian-bagian ginjal antara lain bernama korteks yang ada diluar
ginjal dan medulla pada bagian dalam ginjal.
8
Fungsi ginjal sangat banyak dan penting untuk dipelajari.
Ginjal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Pertama fungsi ginjal menjadi tempat penyaringan membersihkan darah.
Nefron yang menjadi bagian pada ginjal yang gunanya menjalankan fungsi
ginjal sebagai penyaring darah. Tujuan dari bagian ini adalah memilah darah
yang baik untuk disalurkan pada seluruh tubuh dan membuang racun yang
dalam organ tubuh. Jika fungsi ini tidak berjalan dengan baik maka penyakit
mudah masuk dan segala virus bahkan bakteri yang ada dalam darah
tersalurkan di dalam tubuh, akibatnya orang tersebut bisa meninggal dalam
waktu yang singkat.
b) Pengatur jumlah volume darah. Keseimbangan volume di dalam darah
dilakukan oleh ginjal, hal ini bertujuan agar darah yang mengalir dapat
dikontrol banyaknya, karena jika kekurangan darah maka mengakibatkan
tubuh menjadi lemah, sedangkan jika jumlah darah terlalu banyak maka tubuh
tidak kuat menampung banyaknya darah yang tidak bisa tersalurkan.
c) Penyaringan glukosa, dan beberapa gizi serta zat di dalam tubuh. Fungsi lain
dari ginjal ini dapat mempertahankan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh
tubuh bersama darah. Dan mengalirkannya lagi ke seluruh peredaran darah.
Pengatur zat yang diseimbangkan ini dapat membantu dalam mengurangi
jumlah zat yang berlebihan.
d) Sebagai pengatur keseimbangan kimia darah. Garam yang berfungsi mengikat
air dan jika kelebihan gula darah maka berakibat sangat fatal karena tumpukan
cairan yang berlebihan dapat membuat anggota tubuh membengkak. Selain itu
kalium darah yang berkurang dapat diserap oleh ginjal sedangkan jika terlalu
banyak kalium maka ginjal akan membuangnya,
9
e) Fungsi ginjal selanjutnya ialah menjaga pH darah supaya tidak begitu asam.
A. Fisiologi Ginjal Normal
1. Filtrasi glomerular
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeable terhadap protein
plasma yang lebih besar dan cukup permeable terhadap air dan larutan yang lebih
kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Kapiler glomerulus
mengalami kenaikan tekanan darah (90 mmHg vs 10-30 mmHg). Kenaikan ini
terjadi karena arteriole aferen yang mengarah ke kapiler glomerulus mempunyai
diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan daripada kapiler yang
lain. Secara proporsional arteriole aferen lebih besar diameternya dari arteriole
eferen. Berliter-liter darah didorong keruang yang lebih kecil , mendorong air dan
partikel kecil terlarut dari plasma masuk kedalam kapsula Bowman’s. Tekanan
darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan
masuk kedalam kapsula Bowman’s disebut filtrasi glomerulus dan materi yang
masuk kedalam kapsula Bowman’s disebut filtrat . Tiga faktor lain yang ikut serta
dalam filtrasi : TH dan tekanan osmotik (TO) dari filtrat dalam kapsula Bowman’s
dan TO plasma. Tekanan osmotik adalah tekanan yang dikeluarkan oleh air
(pelarut lain) pada membran semipermeable sebagai usaha untuk menembus
membran kedalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang tidak dapat
melewati membran semipermeable.
2. Proses pembentukan urin
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada kapsula bowmens
berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal
akan terjadi penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada
glomelurus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal kemudian ke ureter.
3. Terdapat 3 tahap pembentukan urin :
10
a. Proses filtrasi : terjadi diglomerulus, proses ini terjadi karena permukaan
aferent lebih besar dari permukaan aferent lebih besar dari permukaan eferent
maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh
kapsula bowmen’s yang terdiri dari glukosa, air, sodium,klorida, sulfat,
bikarbonat dll kemudian diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Proses reabsorpsi : terjadi penyerpan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat, prosesnya terjadi di
tubulus proximal. Penyerapan terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi
fakultatif.
c. Proses sekresi : sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus diteruskan
ke ginjal kemudian dialirkan keluar
11
F. Peredaran Darah Ginjal
Ginjal
mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis, sebelum
masuk kedalam massa ginjal. Arteri renalis mempunyai cabang yang besar yaitu arteri renalis
anterior dan yang kecil yaitu arteri renalis posterior. Cabang anterior memberikan darah
untuk ginjal anterior ventral. Cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan
bagian dorsal. Diantara kedua cabang ini terdapat suatu garis (Brudels line) yang terdapat di
sepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh darah sehingga
kedua cabang ini akan menyebar sampai ke bagian anterior dan posterior dari kolisis sampai
ke medulla ginjal, terletak diantara pyramid dan disebut arteri interlobularis.
12
Setelah sampai di daerah medulla, membelok 90o melalui basis pyramid yang disebut
arteri arquarta. Pembuluh ini akan bercabang menjadi arteri interlobularis yang berjalan tegak
ke dalam korteks berakhir sebagai :
1. Vasa averen glomerulus untuk 1-2 glomerulus
2. Pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks tanpa berhubungan
dengan glomeralis
3. Pembuluh darah menembus kapsula bowman.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen, selanjutnya terdapat suatu anyaman
yang mengelilingi tubuli kontorti. Disamping itu ada cabang yang lurus menuju ke pelvis
renalis memberikan darah untuk ansa Henle dan duktus koligen yang dinamakan arteri rectal
(A. spuriae). Dari pembuluh rambut ini darah kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler
vena, bentuknya seperti bintang disebut vena stellata berjalan ke vena interlumbalis.
Pembuluh limfe mengikuti perjalanan A. renalis menuju ke nodi limfatikus aorta
lateral yang terdapat di sekitar pangkal A. renalis, dibentuk oleh pleksus yang berasal dari
massa ginjal, kapsula fibrosa dan bermuara di nodus lateral aortika.
G.Tes Fungsi Ginjal
• Tes untuk Protein (albumin)
Bila ada kerusakan pada gromeruli atau tubula, maka protein dapat
membocor masuk ke urine.
• Mengukur Konsentrasi Urea Darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di
atas kadar normal 20-40 miligram per 100 ccm darah. Karena filtrasi
glomelurus harus menurun sampai 50% sebelum kenaikan kadar urez darah
terjadi, maka tes ini bukan tes yang sangat peka.
• Tes Konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihatsampai
berapa tinggi berat jenis naik.
13
H.Pembentukan Urin
1)Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal
melalui pembuluh darah menuju ke glomerulus.
2) Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang
terlarut dalam darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah
zat-zat yang bermolekul kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula,
maka zat-zat tersebut disebut dengan filtranglomerulus.
3) Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian
filtra glomerulus tersebut akan diteruskan ke tubulus proksimal.
4) Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-
zat yang masih diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat
lainnya yang tidak diserap atau tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
5) Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi.
Augmentasi adalah penambahan zat-zat yang tidak diperlukan ke dalam urine
primer sehingga menjadi urine sekunder. Urine sekunder adalah urine
sesungguhnya.
14
6) Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke
uriter dan ditampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari
tubuh melalui uretra.
I. Gangguan dan Kelainan Ginjal
1. Gagal ginjal dan uremia
Kegagalan fungsi ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis, pendarahan
dan fungsi ginjal terhenti secara tiba-tiba. Gejala yang umum adalah tidak
tebentuknya urin yang disebut anuria. Gejala ini berbahaya karena dapat
menimbulakn uremia. Uremia yaitu terbawanya urin ke dalam aliran darah
yang disebabkan adanya kebocoran pada salah satu saluran dalam nefron.
Akibat dari keadaan tersebut, penyerapan air oleh darah akan terganggu,
sehingga terjadi penimbunan air pada kaki dan timbul bengkak (edema),
demikian pula pada organ tubuh yang lain.
2. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron karena bakteri Stretococcus yang
masuk melalui saluran pernapasan. Dari saluran pernapasan, bakteri terbawa
oleh darah ke ginjal. Akibat adanya peradangan, protein yang masuk bersama
urin primer tidak dapat disaring, sehingga akan ikut keluar bersama urin.
Nefritis kronis biasanya terjadi pada orang lanjut usia yang ditandai dengan
tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah dalam ginjal, dan rusaknya
glomelurus atau tubulus.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis
gagal mensekresi hormone antidiuretic (ADH), sehingga ekskresi urin
meningkat. Pada umumnya, urin yang diekskresikan berjulan antara 4-6 liter
hingga 12-15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air minum yang
diminum. Penderita diabetes insipidus cenderung mengalami dehidrasi dan
mengeluarkan terlalu banyak elektrolit dari cairan tubuh. Akan tetapi,
kecenderungan ini diimbangi oleh perasaan ingin minum dan ingin makan
makanan yang lebih banyak mengandung garam. Penyakit ini umumnya
15
ditimbulkan oleh tumor di hipotalamus atau hipofisis yang mengakibatkan
rusaknya bagian hipotalamus yang mengatur sekresi hormone antidiuretic.
4. Diabates mellitus
Diabetes mellitus atau dikenal dengan kencing manis, yaitu terdapat nya
glukosa dalam urin yang disebabkan menurun nya sekresi hormone insuilin
oleh pancreas. Hal ini menyebabkan teganggunya proses perombakan
glikogen menjadi glukosa dan rabsorpsi glukosa dalam glomerulus.
5. Albuminaria
Albuminaria yaitu terdapatnya molekul albumin dalam urin. Albuminaria
disebabkan oleh kerusakan pada alat filtrasi dalam ginjal sehingga protein
dapat lolos pada proses filtasi.
6. Kencing batu
Kencing batu atau batu ginjal, yaitu
terbentukanya butiran-butiran dari
senyawa kalsium dan penimbunan
asam urat, sehingga membentuk
CaCO3 (kalsium karbonat) pada
ginjal atau saluran urin. Kencing
batu dapat terjadi karena faktor hormone (yang dihasilkan kelenjar anak
gondok paratiroid), atau jika seseorang kurang minum atau sering menahan
buang air kecil.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah
kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal terdiri dari dua lapisan, lapisan luar terdapat
lapisan korteks (substansia kortekalis) dan lapisan sebelah dalam bagian medull
(substansi medularis). Bagian ginjal yaitu : Glomerulus, Tubulus proksimal konvulta,
Ansa Henle, Duktus koligen medula. Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus
renalis (vasomotor). Fungsi ginjal yaitu :
1. Pertama fungsi ginjal menjadi tempat penyaringan membersihkan darah.
2. Pengatur jumlah volume darah
3. Penyaringan glukosa, dan beberapa gizi serta zat di dalam tubuh.
4. Sebagai pengatur keseimbangan kimia darah.
Peredaran darah yang melewati ginjal yaitu arteri renalis. Terdapat beberapa
gangguan ginjal yang disebabkan oleh berbagai factor.
17
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
Syaifudin, H. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn.1997.Anatami dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta;Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
18