makalah aqidah islam

27
AQIDAH ISLAM Makalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Kelompok 3 : 1. Dendi Madisanto 2. Fauzi Abdullah

Upload: madisa45

Post on 07-Feb-2016

126 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

12

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Aqidah Islam

AQIDAH ISLAM

Makalah untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Kelompok 3 :

1. Dendi Madisanto

2. Fauzi Abdullah

Dosen :

Politeknik Negeri Madiun

Th. Ajaran 2014/2015

Page 2: Makalah Aqidah Islam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan karunia dan

rahmat-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah mata kuliah

pendidikan agama islam yang berjudul “ AQIDAH ISLAM “.

Tujuan pembuatan makalah ini tidak serta – merta sebagai tugas mata kuliah

pendidikan agama islam tetapi juga bertujuan agar para pembaca sekalian mendapatkan

pengetahuan tentang aqidah islam dan ruang lingkupnya. Makalah ini juga berfungsi sebagai

bahan referensi yang khususnya pada bidang mata kuliah pendidikan agama islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Madiun, 19 September 2014

Penyusun

i

Page 3: Makalah Aqidah Islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................1

1.3 TUJUAN................................................................................................1

1.4 MANFAAT............................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN AQIDAH..................................................................2

2.2 FUNGSI DAN PERANAN AQIDAH...............................................3

2.3 TINGKATAN AQIDAH...................................................................4

2.4 KEESAAN ALLAH..........................................................................4

2.5 MALAIKAT DAN MAKHLUK GHAIB LAINNYA......................5

2.6 AL- QURAN DAN KITAB SUCI LAINNYA.................................7

2.7 TUGAS RASUL DAN MUHAMMAD............................................9

2.8 HUKUM ALAM DAN HARI KIAMAT..........................................9

2.9 QADHA DAN QADAR....................................................................10

2.10 KETERKAITAN IMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL

DALAM SYAHADAT....................................................................11

BAB III

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN.................................................................................12

3.2 KRITIK DAN SARAN....................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13.

ii

Page 4: Makalah Aqidah Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akidah islam ialah percaya dan yakin kepada allah serta beriman kepada nama –

namanya dan seluruh sifat – sifatnya juga beriman kepada malaikat allah, kitab – kitab, hari

akhir dan beriman kepada qada dan qadar Allah, menerima baik atau buruk termasuk juga

segala apa yang datang dari Allah. Seterusnya patuh dan taat pada segala ajaran dan

petunjuknya.

Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu

bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan

akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah

suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk

sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan

hancur berantakan.

Akidah harus dimiliki setiap manusia supaya Selamat dari pengaruh kepercayaan lain

yang hanya akan membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran.. Akidah juga

dapat Meneguhkan keimanan dan keyakinan kepada sifat-sifat kesempurnaan allah,

Memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, Tidak mudah terpengaruh dengan

kemewahan hidup di dunia dan sebagainya. oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah

yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa itu aqidah ?

b) Apakah dasar dasar aqidah ?

c) Apakah manfaat aqidah ?

1.3 Tujuan

Tujuan pokok :

Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam.

Tujuan Dasar :

1. Untuk menambah pengetahuan tentang aqidah

2. Untuk mengetahui dasar – dasar aqidah.

3. Untuk mengetahui manfaat aqidah.

1.4 Manfaat : Dapat menambah pengetahuan tentang pendidikan agama islam khusunya

dalam hal aqidah islam.

1

Page 5: Makalah Aqidah Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah

Secara bahasa Akidah diartikan dengan simpulan, ikatan dan sangkutan. Secara teknis

diartikan juga dengan: iman, kepercayaan dan keyakinan. Ahli bahasa memberi definisi

tentang Akidah, yaitu; yang dengan dia diikatkan hati dan perasaan halus manusia. Definisi

yang lain, yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikannya pegangan.

Manusia mengikat hati dan perasaan kita sendiri dengan suatu kepercayaan dan tidak hendak

ditukar lagi dengan yang lain. Jiwa raga, pandangan hidup, telah terikat oleh Akidah kita.

Tidak dapat dibebaskan lagi.

Aqa’id (jamak dari Akidah) adalah segala sesuatu yang ditegaskan dan diyakini oleh

hati manusia, segala sesuatu yang mereka terima sebagai suatu kebenaran. A.Hasan

mengatakan, Akidah itu artinya, simpulan, yakni kepercayaan yang tersimpul dihati.

M. Hasbi Ash-Shiddiqi mengatakan, akidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab) ialah,

sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih

dari padanya.

Dinamakan Akidah Islam karena kepercayaan dan keyakinan itu tumbuh atau

dibicarakan atas dasar/menurut ajaran agama Islam. Akidah dalam Islam menunjukkan

masalah-masalah pengenalan yang disampaikan melalui firman-firman dan sabda-sabda

otentik dari Allah dan Rasul-Nya, dan seorang Muslim harus mengimaninya dengan sepenuh

hati, mengimani apa yang Allah firmankan dan apa yang Rasul-Nya sabdakan.

Adapun secara istilah ulama Islam mengatakan, Akidah ialah kepercayaan yang sesuai

dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.

Ilmunya disebut dengan Ilmu Akidah atau ilmu Aqoid. Adapun pengertian ilmu Akidah

menurut Ulama Islam antara lain:

Ibnu Khaldun mengatakan, bahwa ilmu Akidah ialah, ilmu yang membahas

kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-

alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan

salah dan Ahli Sunnah.

Syekh Muhammad Abduh mengatakan, bahwa ilmu Akidah ialah, ilmu yang

membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, juga

membahas tentang Rasul-rasul-Nya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib

2

Page 6: Makalah Aqidah Islam

ada pada mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang

terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.

Syekh Husein mengatakan bahwa ilmu Akidah ialah, ilmu yang membicarakan

bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukti-

bukti yang yakin.

2.2 Fungsi dan peran Aqidah

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir

Manusia sejak lahir memiliki potensi keberagamaan (fitrah) sehingga sepanjang hidupnya

membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam

berperan memnuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun, dan mengarahkan manusia

pada keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira,

melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.

2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa

Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk

terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaniahnya

dapat terpenuhi. Ia memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukannya.

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti

Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab aqidah

menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan

asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan lebih

bermakna.

Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi

kehidupan seorang muslim. Abu A’la Al Maududi menyebutkan pengaruh aqidah tauhid

sebagai berikut:

a. Menjauhi manusia dari pandangan yang sempit dan picik

b. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri

c. Menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat

d. Membentuk manusia menjadi jujur dan adil

3

Page 7: Makalah Aqidah Islam

e. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi

f. Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme

g. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani; tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut

h. Menciptakan sikap hidup damai dan ridha

i. Membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin menjalankan peraturan Illahi.

2.3 Tingkatan Aqidah

Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh orang lain.

Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang itu. Iman pada

dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak terpelihara

akan berkurang, mengecil atau hilng sama sekali. Tingkatan aqidah tersebut adalah:

a) Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya

tanpa dipikirkan.

b) Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum

sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang

diperolehnya. Hal ini, memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau

dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.

c) ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan

mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan

dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-

sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan

kepadanya.

d) Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalil

rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek

keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut

melalui pengalaman agamanya.

2.4 Keesaan Allah

Allah adalah esa; satu dalam dzat, sifat dan karya-nya.Keesaan Allah merupakan

gambaran kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa dan siapapun, sebab selain

Dia adalah ciptaan-Nya belaka. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah, yaitu

4

Page 8: Makalah Aqidah Islam

keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Keyakinan akan keesaan Allah merupakan

ciri utama dari agama Islam yang berbeda dengan agama-agama lainnya di dunia.

Keesaan Allah dalam ajaran Islam berbeda dengan keyakinan monoteistik pada agama

Yahudi dan Nasrani. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah yang meniadakan

segala unsur yang lain. Satu bukanlah terdiri dari unsur-unsur atau bagian dari bilangan,

tetapi satu yang utuh. Keesaan Allah dalam keyakinan muslim bukan hanya berupa

pengetahuan dan pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk perilaku dan sikap tauhid

yang diawali dengan persaksian melalui syahadat. Syahadatain berbunyi:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad

adalah Rasulullah Pengakuan dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah “

mengandung arti bahwa tidak ada bentuk apapun yang dipertuhankan selain Allah. Artinya

hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan bagi seorang muslim.

Tuhan diartikan sebagai segala sesuatu yang mendominasi diri, atau yang membuat

orang tergantung kepadanya. Apabila ada seseorang memiliki sesuatu baik orang maupun

barang atau kedudukan, apabila dominan dan membuat orang itu tergantung kepadanya,

maka orang itu tidaklah bertauhid. Karena itu, persaksian yang dinyatakan dalam syahadat itu

tidak terbatas pada ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain), melainkan dibuktikan dalam

berpikir, bertindak, dan bersikap. Berpikir tauhid adalah berpikir utuh dan intgral, ia akan

memandang alam maupun manusia sebagai sesuatu sistem yang integral. Dengan demikian ia

akan mampu memberikan penilaian dan bertindak secara adil. Sementara dalam hubungannya

dengan sikap, maka tauhid memiliki implikasi dalam bentuk sikap hidup yang tidak

tergantung pada siapapun selain pada Allah, karena itu ia akan hidup berani, merdeka dan

mandiri.

2.5 Malaikat dan Makhluk Ghaib Lainnya.

1.Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api.

Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia

berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

ار� م� م�ن� ان� الج� ل�ق� و�خ� ن�و�ر� م�ن� ئ�ك�ة� الم�ال� ت� ل�ق� خ�

Ini merupakan perbedaan yang mencolok dalam hal asal penciptaan, terlebih lagi ada

perbedaan lain dalam sifat dan perbuatannya.

Artinya :

“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan

5

Page 9: Makalah Aqidah Islam

hitamnya api.”

2. Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan jumlahnya melebihi jumlah jin,

manusia dan hewan

Karena mereka senantiasa mengurusi para makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya.

Diantara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan beristighfar

serta yang lainnya.

3. Para malaikat diciptakan oleh Allah SWT dengan tabiat selalu taat kepada Allah

SWT,  dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak.

Berbeda dengan jin yang selalu membangkang kepada Allah SWT dan manusia yang

sebagian ada yang taat dan ada sebagian yang membangkang.

4. Malaikat Selalu berdzikir dan bertasbih kepada Allah swt

Jika manusia ada yang beriman dan ada yang kafir, dan Jin / Iblis Senantiasa mengajak

manusia berbuat dosa.

5. Para malaikat tidak memiliki syahwat

Oleh karena itu, para malaikat tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Sedangkan jin

dan manusia makan, minum, menikah dan yang lainnya.

6. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah SWT, sedikit pun walaupun

hanya sekejap mata.

Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika

dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa Harut dan Marut

adalah nama 2 malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya adalah jin. Barangsiapa yang

berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat, mereka bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat

yang tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta

tidak ada satu pun hadits shahih tentang hal ini.

7. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah SWT.

Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu

menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Adapun jin tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti.

8. Para malaikat bisa terbang ke langit yang tinggi karena asal penciptaan malaikat

mampu terbang ke atas langit yang tinggi dan kemana saja sesuai dengan kehendak

Allah SWT.

Berbeda dengan jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya

berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah bentuk. Adapun

6

Page 10: Makalah Aqidah Islam

kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan dengan kemampuan terbang para

malaikat.

9. Allah SWT, menciptakan malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para

malaikat) senantiasa melakukan tugas tersebut.

Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan menyimpangkan mereka dari jalan

Allah SWT. Yang berada di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis

sebagaimana yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini.

10. Malaikat mampu melihat jin di setiap waktu.

Adapun jin tidak bisa melihat malaikat kecuali jika malaikat itu berubah bentuk dengan

bentuk yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin melihat malaikat, maka tidak tersisa

sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib diimani oleh mereka.

2.6 Al quran dan Kitab Suci Lainnya

Telah diterangkan sebelumnya bahwa seorang Nabi menerima syariat melalui wahyu yang

berasal dari tuhan untuk dan dirinya dan juga bisa diberikan kepada selainnya, sedangkan

rasul adalah seorang Nabi yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk aatau hal lainnya

kepada sebagian umat yang menjadi tanggungannya, jadi seorang Rasul pastilah dia seorang

Nabi dan dengan demikian seorang Nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul.

Rasul menerima suhuf atau Kitab yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran

yang tertulis, tertulis dalam arti belum tentu yang ditulis oleh si penerima wahyu,  tentang

syariat, perintah atau larangan, diantaranya adalah :

1. Nabi ibrahim AS

2. Nabi Musa AS, disebut Taurat, berisi hukum syariat yang ditujukan kepada Bani

Israil.

3. Nabi Daud AS, disebut Zabur, juga ditujukan kepa Bani Israil.

4. Nabi Isa al-Masih AS, disebut injil yang merupakan penyempurnaan dan penjelas

bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu Zabur dan Taurat dan ditujukan juga untuk Bani

Israil.

5. Nabi Muhammad SAW, disebut Al-Qur'an, merupakan petunjuk berupa syariat dan

hukum bagi seluruh umat manusia dan sebagai penjelas dan penyempurna kitab-kitab

Allah sebelumnya. Jadi Al-Quran merupakan wahyu tertulis terakhir (Final

Revelation) berisi tentang penjelasan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam

menempuh kehidupan di dunia agar mencapai kesejahteraan, keselamatan dengan

tujuan akhir adalah kebahagiaan hidup di akhirat nanti.

7

Page 11: Makalah Aqidah Islam

Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan

Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah

sejalan selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. 

Allah SWT menurunkan kitab kepada umat manusia dengan tujuan memberikan petunjuk

jalan, hukum-hukum dan syariat yang bisa digunakan oleh manusia yang beriman untuk

keselamatan dunia dan akhirat.

Pengertian Kitab dan Suhuf

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan

kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang

disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.

Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf

Persamaan

Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.

Perbedaan

1.    Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf

2.    Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun

sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah SWT:

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan

kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan

sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) 

Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran

yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman

Allah SWT: “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa”

(Al A’la : 19)

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa

yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah

SWT: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang

diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan

anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan

kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara

mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136) 

Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah

1.    Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.

8

Page 12: Makalah Aqidah Islam

2.    Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada kita

3.    Memahami isi kandungannya.

4.    Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari Umat manusia, khususnya umat muslim harus

meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul

sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang

terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW..

2.7 Tugas Rasul dan Muhammad

Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi

arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu

namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang

mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya. Allah

mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari’at dari tiap Rasul

berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa diantara

tugas tersebut adalah:

1. Menyampaikan risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.

2. Dakwah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala kejelekan.

4. Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.

5. Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.

6. Menegakkan hujjah atas manusia.

7. Mengatur umat manusia untuk berkumpul dalam satu aqidah.

2.8 Hukum Alam dan Hari Kiamat

   Hukum alam ialah hukum yang berlaku sesuai dengan kodrat alam. Bentuk

keteraturan benda alam ini semua tunduk pada hukum alam yang ada. Mulai dari matahari

bersinar, bumi berputar mengelilingi matahari, dll itu semua tidak lepas dari kebijakan Allah

yang Maha pencipta dan yang mengatur seluruh alam ini. Adapun fenomena hukum alam

ialah hal hal yang terjadi di alam ini yang dapat diselesaikan dengan panca indra, dan dapat

diterangkan serta dapat dinilai secara ilmiah.

Hari kiamat merupakan akhir perjalanan kehidupan alam raya dan pintu masuk alam

akhirat. Peristiwa kiamat adalah hari kehancuran dunia yang di gambarkan Alquran Surat. Al

Zalzalah (kegoncangan) sebagai saat penghancuran total yang tidak ada satu makhluk pun

yang tertinggal, semua hancur. Hari kiamat memiliki nama – nama lain diantaranya :

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat)

9

Page 13: Makalah Aqidah Islam

2. Yaumul Hasroh (hari penjelasan sebab sudah tidak ada lagi kesempatan bagi umat manusia

untuk beriman dan beramal saleh guna menembus dosa-dosanya)

3. Yaumul Hisab (hari perhitungan segala amal perbuatan baik dan buruk manusia)

4. Yaumul Zilzalah (hari kegemparan, sebab bumi ketika itu mengalami kegoncangan yang

sangat dahsyat)

5. Yaumul Waqi’ah (hari kejatuhan sebab segala makhluk Allah swt benar-benar terhenti)

6. Yaumul Roojifah (hari gempa besar)

7. Yaumul Haaqqoh (hari kebenaran sebab semua janji Allah dalam Al Quran tentang adanya

kehidupan di alam akhirat mulai terbukti)

8. Yaumul Thoommah (hari kesulitan sebab setiap manusia tidak dapat menyelamatkan

diri mereka sendiri)

9. Yaumul Talaaq (hari pertemuan, sebab orangorang yang beriman dan beramal saleh akan

dipertemukan dengan Tuhannya)

10. Yaumul Ghosyiyah (hari pingsan karena kehidupan segala makhluk Allah swt benarbenar

terhenti)

2.9 Qadha dan Qadar

Pengertian Qadha dan Qadar

Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak,

pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau

ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan

makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan

mati, dan seterusnya.

Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah,

qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan

makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga

dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang,

maupun akan terjadi.

Takdir

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi

kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan

demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia. Ada 2 jenis

macam takdir :

a. Takdir mua’llaq

Yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contohnya seorang siswa bercita-

10

Page 14: Makalah Aqidah Islam

cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan

tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.

b. Takdir mubram

Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di

tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau

dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.

Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita

dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah

tersebut antara lain:

a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja

d. Menenangkan jiwa.

2.10 keterkaitan Iman Kepada Allah dan Rasul Dalam Syahadat

Syahadat atau syahadah berasal dari kata syahida, yang berarti "memberi tahu dengan

berita yang pasti" atau "mengakui apa yang diketahui" (Al-Mu'jam Al-Wasith), sedangkan

iman Secara bahasa, kata "iman" berasal dari kata kerja "amina" yang berarti aman, tenang,

dan tidak merasa takut. Dari sini muncul kata "aamana" yang berarti "menjadikan tenang",

"percaya", dan "membenarkan". Kata "aamana" inilah yang kemudian melahirkan istilah

"iman" (Al-Mu'jam Al-Wasith).

Iman dan syahadat tidak dapat dipisahkan oleh orang yang beragama islam, syahadat

merupakan ikrar, sumpah dan janji. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian

syahadat yang betul. Iman secara sebutan oleh mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan

oleh perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan

syahadat dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah, maka beberapa hasil

akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian

Allah Swt memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.

11

Page 15: Makalah Aqidah Islam

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aqidah adalah keimanan yang teguh kepada Allah, bertauhid, taat kepada-NYA, dan

beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan lain-lain.

Atas dasar ini kita mengetahui bahwa aqidah harus dimiliki setiap manusia, karena tanpa

aqidah manusia tidak akan tahu kepada siapa beribadah. Dengan memiliki aqidah manusia

akan terhindar dari perbuatan penghambaan kepada selain Allah, merasa tenang karena yakin

bahwa Allah selalu bersama kita.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai aqidah islam. Kami sebagai penyusun

meminta maaf masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan

dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami

berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi

sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan

berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi kami selaku penyusun pada khususnya juga para pembaca.

12

Page 16: Makalah Aqidah Islam

DAFTAR PUSTAKA

IslamGRid.2012.Akidah.” http://www.islamgrid.gov.my/articles/akidah/akidah”. php.19 September 2014.

Acver_boy.2009.Aqidah Islamiyah.(online) “http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/03/aqidah-islamiyah.html”. Diakses : 19 September 2014.

Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam, (Al-Ikhlas, Surabaya, 2000). Hamka, Studi Islam, (Pustaka Panjimas, Jakarta, 1983). Umar Al-Asyqar, Belajar Tentang Allah, (Sahara Publishers, Jakarta, 2008).

Ardiansyah dan Aryanto .2012. “Aqidah Islam”. Makalah Tugas Pendidikan Agama. Jurusan Elektro Universitas Fajar.    

Fela_a7x. 2013. “Perbedaan Malaikat dan Makhluk Ghaib Lainnya”. (online) http://felathefreak.blogspot.com/2013/04/perbedaan-malaikat-dengan-makhluk.html. Diakses : 19 september 2014                

Setiawan, A. 2013. “Perbandingan Al- Quran Dengan Kitab Lainnya”. (online). http://ilumukehidupan.blogspot.com/2013/05/perbandingan-al-quran-dengan-kitab.html. Diakses : 19 september 2014.

Nura, v. 2013.” Kejadian Luar Biasa Pada Hari Kiamat”. (online) http://vyenan.blogspot.com/2013/05/hukum-alam.html. Diakses : 19 september 2014.

Alfan, A. 2013. “Pengertian Qadha dan Qadar”. (online) http://abalhafiz.blogspot.com/2013/06/pengertian-qadha-dan-qadar.html. Diakses : 19 September 2014.

Blora, P. 2013.” Syahadat dan Iman”. (online) http://jamaah-liqo.blogspot.com/2013/05/materi-tarbiyah-syahadat-dan-iman.html. Diakses: 19 September 2014.

Nurlaeni, E. 2008. “Syahadat”. (Online) http://asepjundullah.blogspot.com/2008/06/syahadat.html. Diakses : 19 September 2014

13