makalah audit energi

73
AUDIT ENERGI Disusun Oleh: Abellio Nathanael Sitompul (0613 4041 1637) Aryo Juliansyah Pratama (0613 4041 1639) Popp Vamella Putri (0613 4041 1658) Suci Ananda Putri (0613 4041 1660) Kelompok: SIRIUS Dosen Pembimbing : Dr. Neni Rochyani, M.T. JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Upload: chinthia-octadinda

Post on 09-Jul-2016

537 views

Category:

Documents


126 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Audit Energi

AUDIT ENERGI

Disusun Oleh:

Abellio Nathanael Sitompul (0613 4041 1637)

Aryo Juliansyah Pratama (0613 4041 1639)

Popp Vamella Putri (0613 4041 1658)

Suci Ananda Putri (0613 4041 1660)

Kelompok: SIRIUS

Dosen Pembimbing : Dr. Neni Rochyani, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

Page 2: Makalah Audit Energi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena berkat limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyusun makalah

mengenai Audit Energi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas studi

Managemen Energi dan untuk menambah wawasan mengenai Audit Energi.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi saat membuat makalah ini baik itu

secara materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penulis mengucap syukur

dan berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya itu sampai

selesai dengan baik.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ibu/Bapak dosen, teman-teman serta orang tua

penulis serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah dengan sabar memberikan bimbingannya serta dukungan hingga

selesainya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

penulis sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah

selanjutnya.

Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.

Palembang, Maret 2016

Tim Penulis

ii

Page 3: Makalah Audit Energi

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ........................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................. iii

Daftar Gambar......................................................................................... v

Daftar Tabel............................................................................................. vi

1. Pendahuluan........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................... 2

1.3. Tujuan..................................................................................... 2

2. Pembahasan......................................................................................... 4

2.1. Pengertian Audit Energi.......................................................... 4

2.2. Tujuan Audit Energi................................................................ 5

2.3. Pentingnya Audit Energi......................................................... 6

2.4. Jenis-Jenis Audit Energi.......................................................... 7

2.5. Peraturan Mengenai Audit Energi........................................... 9

2.6. Klasifikasi Audit Energi.......................................................... 9

2.6.1. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat

(Preliminary Energy Audit=PEA)...............................

2.6.2. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed

Energi Audit or Full Audit).........................................

2.7. Konsep Audit Energi...............................................................

2.8. Metodologi Pelaksanaan Audit Energi....................................

2.8.1. Goal Seek Method.........................................................

2.8.2. Pareto Chart...................................................................

2.8.3. Metode 5W + 1H...........................................................

2.8.4. Metode Pengamatan dan Pengukuran...........................

2.9. Prosedur Pelaksanaan Audit Energi........................................

2.10. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Audit Energi.............................

iii

Page 4: Makalah Audit Energi

2.10.1. Survei Awal Industri......................................................

2.10.2. Pelatihan (In-House Training).......................................

2.10.3. Melakukan Pengkajian Energi.......................................

2.10.4. Analisis Data dan Peluang Penghematan Energi...........

2.10.5. Studi Kelayakan.............................................................

2.10.6. Diskusi...........................................................................

2.10.7. Menyusun Laporan........................................................

2.11. Pembangunan Baseline............................................................

2.12. Perangkat Pendukung Audit Energi.........................................

2.13. Keuntungan..............................................................................

2.14. Aplikasi Audit Energi..............................................................

3. Penutup................................................................................................

3.1. Kesimpulan.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

iv

Page 5: Makalah Audit Energi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan Audit Energi........................... 15

Gambar 2.2. Tahapan pelaksanaan kegiatan audit energi di sektor industri.... 19

Gambar 2.3. Grafik Pengendalian Intensitas Konsumsi Energi (IMR method)

..........................................................................................................................26

Gambar 2.4. Denah AE 501.............................................................................. 30

Gambar 2.5. Denah AE 502.............................................................................. 31

Gambar 2.6. Denah AE 503.............................................................................. 31

Gambar 2.7. Model Rancang Bangun Penggunaan Sensor PIR........................ 35

Gambar 2.8. Rangkaian Sensor PIR Untuk Simulasi........................................ 35

v

Page 6: Makalah Audit Energi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Illuminasi Untuk Pencahayaan Ruang Sekolah........................... 28

Tabel 2.2. Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-AC..................................... 29

Tabel 2.3. Pemakaian Daya Untuk Kebutuhan Pencahayaan....................... 32

Tabel 2.4. Pemakaian Daya Untuk Kebutuhan Media Pembelajaran........... 34

Tabel 2.5. Penggunaan Energi Listrik Tanpa Sensor.................................... 37

Tabel 2.6. Penggunaan Energi Listrik dengan Sensor.................................. 38

Tabel 2.7. Perbandingan Harga Energi Listrik Dengan Atau Tanpa Sensor 39

vi

Page 7: Makalah Audit Energi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah

industri, perusahaan, maupun instansi lain, karena memiliki tingkat

ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi untuk operasional usahanya.

Sehingga diperlukan upaya konservasi untuk mencapai tujuan efisiensi.

Energi listrik memilki kontribusi besar terhadap biaya operasional yang harus

dikeluarkan. Peranan listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya

kenaikan tarif dasar listrik yang mau tak mau memaksa berbagai pihak

berlomba-lomba untuk melakukan penghematan. Kenaikan harga listrik dunia

rata-rata 7% setahun, sedangkan Indonesia sudah dicanangkan akan ada

kenaikan 6% tiap 4 bulan. Salah satu alasan kenaikan harga ini adalah untuk

membangun pembangkit baru guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi

listrik. Jika setiap konsumen bisa menghemat antara 5 – 10% saja, maka ada

kemungkinan pada tahun ini tidak diperlukan pembangkit baru.

Pemerintah bisa ikut berperan untuk mendukung program penghematan

energi ini dengan memberikan insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya

program hemat energi ini memberikan keuntungan pada semua pihak,

konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening, perusahaan listrik tidak

dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah

rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar masalah

teknis semata, melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan

manajemen, terutama ditinjau dari segi keuangan.

Dalam Audit energi merupakan kegiatan penelitian pemaanfaatan energi

untuk mengetahui keseimbangan dan mengidentifikasi peluang-peluang

penghematan energi. Melalui audit energi, kita dapat mengetahui pola

distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi energi terbesar dapat

Page 8: Makalah Audit Energi

diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya peluang

potensi penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi.

1.2.Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar mendapatkan hasil

yang diinginkan maka dalam makalah ini penyusun mengemukakan beberapa

rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan audit energi?

2. Apa tujuan dari audit energi?

3. Apa pentingnya audit energi?

4. Bagaimana dengan jenis-jenis audit energi?

5. Apa sajakah peraturan yang mengatur tentang audit energi?

6. Apa saja klasifikasi audit energi?

7. Bagaimana konsep audit energi?

8. Apa sajakah metode yang digunakan untuk melakukan audit energi?

9. Bagaimana prosedur melakukan audit energi?

10. Bagaimana dengan teknis pelaksanaan audit energi?

11. Apa saja peralatan yang mendukung audit energi?

12. Apa keuntungan dari audit energi?

1.3.Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini, yaitu:

1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Managemen

Energi.

2. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama

mengenai audit energi.

3. Memahami pengertian audit energi.

4. Memahami tujuan dan pentingnya audit energi.

5. Mengetahui jenis-jenis dan klasifikasi audit energi.

6. Memahami peraturan yang mengenai audit energi.

7. Mengetahui konsep audit energi.2

Page 9: Makalah Audit Energi

8. Memahami metode dan prosedur yang digunakan untuk audit energi.

9. Memahami teknis pelaksanaan audit energi.

10. Mengetahui alat-alat yang mendukung audit energi.

11. Mengetahui keuntungan dari audit energi.

3

Page 10: Makalah Audit Energi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Audit Energi

Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi

peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada

pengguna sumber energi dan pengguna energi dalam rangka konservasi

energi. Audit energi dilaksanakan sekurang-kurangnya pada proses dan

pengguna energi utama secara berkala paling sedikit satu kali dalam tiga

tahun. Proses audit dapat dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal,

namun auditor-auditor tersebut wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Standar kompetensi auditor energi di bidang industri dan gedung sedang

dalam proses penetapan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

(MESDM).

Rekomendasi audit energi yang bersifat no maupun low cost wajib

diterapkan dalam jangka waktu kurang dari tahun, selain itu rekomendasi

yang memerlukan perubahan proses atau yang memerlukan investasi dan

memenuhi kriteria teknis dan ekonomis wajib diterapkan dalam jangka

menengah atau kurang dari 5 tahun. Tetapi, rekomendasi audit energi tidak

dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka pengguna energi dan pengguna

sumber energi harus memberikan penjelasan baik secara teknis maupun

ekonomis.

Audit energi (menurut website Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral) adalah kegiatan penelitian pemanfaatan energi untuk mengetahui

keseimbangan energi dan mengidentifikasi peluang-peluang penghematan

energi.

Audit Energi yang pernah dilakukan antara lain :

Audit energi di seluruh industri pupuk di Indonesia 4

Page 11: Makalah Audit Energi

Audit energi di 20 industri tekstil.

Audit energi di pertambangan umum (batubara, timah, nikel).

Audit energi di pertambangan minyak (lapangan produksi,

kilang).

Audit energi di 50 bangunan komersial (kantor, hotel, mall /

plaza, apartemen, rumah sakit).

Audit penggunaan BBM serta kajian diversifikasi / efektivitas

penggunaan energi di 52 unit pembangkit listrik.

Audit energi di industri plywood, industri kertas, industri

semen, industri baja dan industri keramik, masing-masing 2

unit industri.

2.2. Tujuan Audit Energi

Tujuan audit energi adalah mengetahui penggunaan energi aktual gedung

serta mengetahui pilihan ECO yang paling tepat.

1. Pemeriksaan sistem energi secara berkala untuk memastikan bahwa

energi tersebut digunakan seefisien mungkin.

2. Identifikasi pemborosan energi, potensi dan peluang penghematan serta

menetapkan langkah-langkah penyempurnaan ditindak lanjuti dengan

langkah nyata untuk merealisasikan potensi penghematan energi.

3. Memperkirakan berapa potensi nilai manfaat finansial yang diperoleh dari

penghematan tersebut.

4. Merupakan top-down initiative.

5. Hasil audit energi tersebut bergantung pada resources yang dialokasikan

oleh top management.

6. Dalam banyak cara, audit energi sama halnya dengan laporan keuangan

dan pemeriksaan. Audit energi ini merupakan dokumentasi spesifik atas

berbagai bentuk energi yang digunakan selama rentang waktu tertentu –

biasanya untuk satu tahun.

5

Page 12: Makalah Audit Energi

7. Merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan secara

terbatas hanya pada gedung, situs, atau objek tertentu, yang bertujuan

untuk:

- Mengidentifikasi dan mengukur penggunaan energi.

- Menentukan sumber pemborosan energi.

- Menentukan peluang penghematan energi yang paling tepat (ECO

= Energi Conservation Opportunities).

- Melaporkan temuan yang didapat.

Pelaksanaan audit energi pada dasarnya akan menguntungkan pihak itu

sendiri. Kerena ada aspek pencapaian yang diharapkan dari proses audit

energi, yaitu

a. Saving in Money

Dengan adanya manajemen energi, dapat mengurangi

biaya operasional. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh

perusahaan akan meningkat.

b. Environmental Protection

Dengan adanya penggunaan energi yang efisien maka

akan memberikan kontribusi bagi dunia dalam hal membantu

pelestarian alam dengan menjaga dan mempertahankan

cadangan minyak bumi dunia agar tidak segera habis.

c. Sustaintable Development

Dengan adanya penggunaan energi yang efisien maka

akan memberikan kontribusi bagi perusahaan dibidang

pertumbuhan yang berkelanjutan baik disisi finansial maupun

penggunaan peralatan industri yang memiliki lifetime

maksumum/optimum.

2.3.Pentingnya Audit Energi

6

Page 13: Makalah Audit Energi

Hemat energi tidak berarti harus mengoperasikan sistem tanpa

menggunakan energi atau mengurangi energi yang diperlukan, tetapi

menghemat energi adalah merupakan pengurangan dan menghilangkan

pemborosan energi diseluruh bagian peralatan yang menggunakan energi

listrik sehingga tingkat kenyamanan yang sama dapat tetap dipertahankan

bahkan peningkatan dengan menggunakan jumlah energi yang sedikit atau

dengan menggunakan jumlah energi yang sama untuk menghasilkan

kenyamanan yang lebih tinggi tanpa mengurangi hasil produksi.

2.4.Jenis-Jenis Audit Energi

Meningkatkan efisiensi energi merupakan hal yang sangat penting untuk

dilakukan demi menjaga kelestarian lingkungan. Aksi ini adalah cara yang

paling sederhana untuk mengurangi efek gas rumah kaca serta berbagai

macam polusi udara. Langkah awal untuk mengeksekusi manajemen energi

yang baik adalah dengan melakukan audit energi. Seperti yang diketahui,

tujuan dari audit energi adalah untuk mengidentifikasi pemakaian energi di

suatu bangunan. Hasil dari proses identifikasi tersebut diharapkan dapat

memberikan rekomendasi kepada pemilik bangunan mengenai cara dan

dibagian sebelah mana mereka dapat menghemat energi. Audit energi sendiri

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu walk-through audit, standard audit, dan

computer simulation. Biasanya konsumen bisa memutuskan untuk

menggunakan jenis audit tertentu saat melakukan sesi konsultasi dengan

auditor energi pilihan mereka.

1. Walk-through Audit

Audit energi jenis ini merupakan yang paling sedikit mengeluarkan

biaya dibandingkan jenis yang lainnya. Saat melakukan walk-through

audit, auditor energi akan menginspeksi seluruh bangunan beserta

fasilitas penunjangnya. Peninjauan rekam jejak penggunaan energi yang

dahulu juga akan dilakukan untuk menganalisis pola penggunaan energi 7

Page 14: Makalah Audit Energi

dan membandingkannya dengan sektor industri lain yang memiliki

struktur yang sama. Hasil dari walk-through audit akan memberikan

perhitungan awal tentang seberapa besar energi yang dapat dihemat.

Informasi tersebut tentunya membutuhkan proses audit yang lebih

komprehensif lagi supaya manajemen energi yang akan dilakukan bisa

lebih maksimal.

2. Standard Audit

Ini merupakan audit energi yang jauh lebih komprehensif dan lebih

detail dibandingkan walk-through audit. Setiap fasilitas, peralatan, dan

sistem operasi suatu gedung akan dinilai dengan sangat seksama.

Perhitungan di lapangan dan tes-tes tertentu juga akan dilakukan untuk

mengetahui banyaknya jumlah penggunaan energi, serta jumlah energi

yang terbuang sia-sia. Selain itu, standard audit juga akan menyertakan

analisa dari segi ekonomi mengenai setiap rekomendasi penghematan

energi yang diajukan oleh auditor energi.

3. Computer Simulation

Audit energi jenis ini membutuhkan biaya yang paling besar bila

dibandingkan jenis audit yang lainnya. Hal ini dikarenakan computer

simulation memiliki sistem yang cukup kompleks. Sesuai dengan

namanya, computer simulation menggunakan software simulasi tertentu

untuk memprediksi performa suatu gedung atau sistem tertentu dan juga

untuk memperhitungkan dampak yang terjadi pada penggunaan energi

akibat adanya faktor eksternal, seperti perubahan cuaca dan kondisi

tertentu. Hasil audit dari computer simulation ini jelas jauh lebih lengkap,

mencakup mulai dari perhitungan perkiraan HVAC (Heating, Ventilation,

Air Conditioning) yang disimulasikan setiap jam sampai estimasi biaya

manajemen energi yang sangat detail. Pada dasarnya, audit energi dapat 8

Page 15: Makalah Audit Energi

dilakukan sendiri atau menggunakan jasa penyedia BPO. Itu semua

tergantung pada tingkat kesulitan audit yang ingin dilakukan, serta

ketersediaan tenaga pekerja dan pengetahuan untuk melakukan proses

audit energi. Walk-through audit sejatinya dapat dilakukan sendiri, namun

bila ingin meminta bantuan dari pihak ketiga, cari dan pilihlah auditor

energi yang paling bisa diandalkan dan terpercaya.

2.5. Peraturan Mengenai Audit Energi

Berikut undang-undang yang mengatur audit energi

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang

Konservasi Energi.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang

Kebijakan Energi Nasional.

3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Nomor 14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi.

2.6.Klasifikasi Audit Energi

2.6.1. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energi

Audit = PEA)

Tujuan dari audit energi awal (PEA) adalah untuk mengukur

produktifitas dan efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasikan

kemungkinan penghematan energi. Kegiatan audit energi awal

meliputi:

1) Pengumpulan data-data pemakaian energi yang tersedia.

2) Mengamati kondisi peralatan, penggunaan, penggunaan energi

beserta alat-alat ukur yang berhubungan dengan monitoring energi

seperti:

a. Memeriksa kondisi isolasi yang rusak atau hilang.

b. Meneliti adanya kebocoran.

9

Page 16: Makalah Audit Energi

c. Mengamati alat-alat ukur dan alat kendali yang tidak bekerja.

d. Mengamati gas pembuangan pembakaran.

e. Dan lain-lain.

3) Mengamati prosedur operasi dan perawatan yang biasa dilakukan

dalam industri/pabrik atau gedung tersebut.

4) Survei energi manajemen, yaitu untuk mengetahui kegiatan

manajemen energi dan kriteria pengambilan keputusan dalam

investasi penghematan energi.

Hasil PEA biasanya berupa laporan mengenai sumber-sumber

kebocoran / kehilangan energi seperti adanya isolasi yang tidak

sempurna, kebocoran fluida atau alat ukur pengendali yang tidak

bekerja, rekomendasi perbaikan ringan yang harus dilakukan.

2.6.2. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energi Audit or Full

Audit)

Audit energi rinci (DEA) adalah audit energi yang dilakukan

dengan menggunakan alat-alat ukur yang sengaja dipasang pada

peralatan untuk mengetahui besarnya konsumsi energi. Kegiatan ini

diikuti dengan analisis rinci penggunaan energi beberapa sistem.

Tujuan dari audit energi ini adalah untuk mengevaluasi kemungkinan

penghematan energi.

Audit energi rinci biasanya dilakukan setelah PEA, meskipun

sebenarnya audit energi ini dapat dilakukan sendiri, asalkan kegiatan

yang tercangkup dalam PEA dilakukan pada awal kegiatan audit.

Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran tekanan, temperatur,

laju aliran fluida atau bahan bakar dan konsumsi energi listrik. Data-

data pengukuran tersebut kemudian digunakan untuk menghitung

besarnya konsumsi energi. Hal ini dilakukan dengan menerapkan

balance energi pada komponen atau sistem.

10

Page 17: Makalah Audit Energi

Hasil DEA berupa rekomendasi perubahan-perubahan sistem

atau komponen yang diperlukan dengan didasari oleh bukti-bukti

perhitungan agar diperoleh penghematan energi dan penghematan

biaya energi beserta cara-cara implementasinya.

2.7.Konsep Audit Energi

Sasaran dari audit energi adalah untuk mencari cara mengurangi

konsumsi energi persatuan output dan mengurangi biaya operasi. Untuk

mengukur besarnya efisiensi penghematan digunakan parameter Benefit Cost

Ratio (BCR) yang didefinisikan sebagai : (Abdurarachim, 2002)

BCR=E . a . bC

Keterangan :

E = biaya energi tahunan, satuan uang

a = potensi energi tahunan, satuan uang, % dari harga E

b = realisasi biaya energi yang dapat dihemat,% dari harga a

c = biaya realisasi, satuan uang

2.8.Metodologi Pelaksanaan Audit Energi

Metodologi pelaksanaan adalah pemahaman tujuan pekerjaan, yaitu

untuk melakukan identifikasi potensi penghematan energi pada

sarana/fasilitas produksi dan peralatan pengguna energi, yang bertujuan

untuk mengetahui pola penggunaan energi & potensi penghematan energi.

Sehingga sasaran-sasaran yang akan dicapai, seperti:

Menurunnya intensitas penggunaan energi di industri.

Meningkatnya peran serta industri dalam program konservasi

energi.

Pengurangan ketergantungan terhadap BBM.

11

Page 18: Makalah Audit Energi

Pengurangan pencemaran yang dapat merusak kualitas

lingkungan.

Peningkatan daya saing produk.

Peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam berproduksi.

Agar dapat terwujud secara benar dan terarah, maka perlu dilakukan

pendekatan-pendekatan yang memenuhi kapasitas dan kebutuhan dari hal-hal

yang menjadi output / keluaran aktivitas. Beberapa metode yang dapat

digunakan dalam pelaksanaan asesmen energi antara lain adalah:

2.8.1. Goal Seek Method

Intensitas Konsumsi Energi (IKE), merupakan parameter

utama yang harus dicari dan ditentukan, baik pada sistem proses

produksi maupun pada peralatan utility (boiler, chiller, compressor,

pompa, dll). Dengan besaran / nilai IKE tersebut dapat dikembangkan

menjadi formulasi dan simulasi analisis peluang penghematan energi.

2.8.2. Pareto Chart

Merupakan grafik yang dapat dijadikan alat/tools untuk

menentukan permasalahan utama atau identifikasi masalah inti.

Mekanisme pendekatan masalah menggunakan pareto chart, sebagai

berikut :

Tentukan karakterisitik mutu, misalnya teknologi pengguna

energi terbesar sebagai kunci untuk diasumsikan bahwa persentase

penghematan yang akan diperoleh memiliki nilai energi yang

besar, meskipun untuk sementara belum diketahui berapa persen

potensi hemat energi yang akan didapat. Apabila persentase

potensi yang diperoleh kecil, dikalikan dengan kapasitas yang

besar, maka nilai yang diperoleh cukup signifikan.

Untuk memperoleh bobot pengguna energi terbesar, maka

dilakukan stratifikasi objek peralatan.

12

Page 19: Makalah Audit Energi

Dari hasil stratifikasi diperoleh sebaran objek (peralatan pengguna

energi) mulai pengguna energi terbesar hingga ke peralatan

pengguna energi yang terkecil.

2.8.3. Metode 5W + 1H

Digunakan untuk mencari akar masalah (sumber pemborosan

yang dapat dikonversi menjadi potensi / peluang hemat energi) pada

peralatan pengguna energi yang telah ditentukan dari hasil pareto

chart. Mekanisme pendekatan masalah menggunakan metode 5W +

1H, sebagai berikut :

Where; untuk menemukan dimana sumber yang berpotensi

terjadinya pemborosan energi.

What; untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan hingga

terjadinya pemborosan energi.

Why; untuk mengidentifikasi penyebab hal itu terjadi;

Who; untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi trigger (aktor

utama) terjadinya potensi pemborosan energi pada peralatan yang

sedang diteliti. Analisa berdasarkan 5M (Man / Manpower,

Machine, Material, Metode, Mother Nature / lingkungan kerja).

When; untuk mengidentifikasi waktu terjadinya masalah dapat

didiskusikan dengan operator apakah kejadiannya bersifat siklus,

tidak menentu ataukah ada pengaruh dari proses operasi peralatan

lain.

How; Bagaimana mengatasi akar masalah (sumber pemborosan

yang dapat dikonversi menjadi potensi/peluang hemat energi)

tersebut.

2.8.4. Metode Pengamatan dan Pengukuran;

13

Page 20: Makalah Audit Energi

Untuk melihat efektifitas dan performansi operasi peralatan

yang ada, data-data primer (pengamatan langsung dan hasil

pengukuran) dan data sekunder (log-sheet dan hasil wawancara)

sangat diperlukan untuk membantu di dalam analisa neraca massa dan

energi (Mass & Heat Balance). Hasil pengukuran yang diambil

berdasarkan pertimbangan peningkatan efektifitas dan effisiensi

peralatan (menghindari terjadinya penurunan performa akibat efek

kegiatan effisiensi energi).

2.9. Prosedur Pelaksanaan Audit Energi

Pelaksanaan audit energi merupakan gabungan interaksi antara tim

auditor dan objek audit. Agar interaksi berjalan dengan baik dan efektif,

langkah- langkah yang perlu dilakukan adalah:

Inisiasi kegiatan audit;

Penyiapan/preparasi pelaksanaan audit;

Pelaksanaan audit;

Evaluasi dan Pelaporan

Gambar 2.1 merupakan bagan alir pelaksanaan audit yang

menggambarkan berbagai kegiatan awal calon pelaksanaan sampai ke

kegiatan akhir audit energi.

Tahap 1 dan Tahap 2 merupakan tahapan yang dilakukan oleh calon

auditor sampai pada kesimpulan apakah audit dapat dilakukan secara

keseluruhan atau hanya dilakukan pada beberapa bagian berdasarkan

evaluasi awal yang dilakukan.

14

Page 21: Makalah Audit Energi

Gambar 2.1. Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan Audit Energi

Setelah mendapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan audit akan

dilakukan, maka perlu ditentukan berbagai langkah atau prosedur yang akan

dilakukan. Prosedur yang dipakai akan bervariasi menurut ruang lingkup

audit yang diusulkan serta menurut ukuran dan jenis fasilitas. Prosedur

berikut ini secara umum biasa digunakan untuk pelaksanaan/eksekusi audit

energi.

15

Page 22: Makalah Audit Energi

Langkah 1:

Perencanaan keseluruhan kegiatan audit yang akan dilakukan.

Tindakan ini mencakup penentuan tujuan audit, pembagian fasilitas

pabrik menjadi bagian pelaksanaan atau cost center, pemilihan anggota

tim audit serta pemberian tanggung jawabnya, dan pemilihan instrumen

yang diperlukan.

Langkah 2:

Inisiasi pertemuan dan diskusi teknis dengan tim pendamping industri

objek.

Langkah 3:

Pengamatan singkat lapangan (walk-through survey) yang sekaligus

dapat melakukan in-house training terhadap tim pendamping industri

objek.

Langkah 4:

Pengumpulan data pemakaian energi dan data produksi yang

diambilkan dari bagian atau cost center tertentu (form data sheet, data

historis, dan lain-lain). Jika diperlukan, dapat diadakan uji coba sistem /

peralatan untuk mendapatkan data tambahan mengenai unjuk kerja dari

peralatan khusus serta unit-unit atau cost center tertentu.

Langkah 5:

Pengolahan data dan evaluasi awal untuk mendapatkan neraca energi,

neraca massa, intensitas energi serta mengidentifikasi peluang

penghematan energi (PPE). Hasil identifikasi PPE selanjutnya dianalisis

16

Page 23: Makalah Audit Energi

untuk menghasilkan daftar PPE berdasarkan besaran penghematan yang

mungkin diperoleh.

Langkah 6:

Presentasi dan diskusi dengan tim pendamping industri objek

terhadap berbagai temuan dan hasil daftar PPE awal yang diperoleh.

Langkah ini dilakukan sekaligus untuk melakukan klarifikasi berbagai

data dan informasi sehingga pada saat pelaksanaan analisis rinci

dilakukan dengan basis data dan informasi yang benar dan juga dapat

diterima oleh kedua pihak.

Langkah 7:

Melakukan evaluasi dan analisis rinci terhadap PPE yang diperoleh.

Langkah 8:

Menyusun laporan audit energi mencakup berbagai rekomendasi

PPE dan manajemen energi yang disampaikan kepada industri objek.

2.10.Teknis Pelaksanaan Kegiatan Audit Energi

Audit energi merupakan aktivitas / kegiatan teknis yang sistematis,

bertujuan untuk mencari PPE pada suatu fasilitas pengguna energi (mesin /

peralatan yang terdapat di suatu plant). Output audit energi, berupa laporan

peluang penghematan energi pada suatu cost center (pusat-pusat biaya

energi) yang dapat dicapai setelah dilakukan pengamatan, pengukuran, dan

analisa energi (perhitungan dan pertimbangan energi).

Fokus audit energi mengidentifikasi, mengukur serta menghitung

penyimpangan / anomali dari penggunaan energi, yang umumnya terjadi

apabila energi tersebut berinteraksi dengan mesin (peralatan yang

17

Page 24: Makalah Audit Energi

menggunakan energi), manusia, dan metode yang berada dalam suatu sistem

proses (proses produksi, dll).

Dengan demikian fokus operasi audit energi mencakup;

Mesin, melakukan pengukuran dan penilaian kinerja operasi mesin.

Manusia, melakukan pengamatan dan evaluasi karakteristik manusia

yang sedang berinteraksi dalam suatu proses produksi.

Metode, melakukan pengamatan dan evaluasi optimalisasi metode yang

digunakan dalam suatu sistem produksi.

Material, melakukan pengamatan dan evaluasi material dalam sistem

produksi (produktifitas).

Mother Nature, mengamati kondisi lingkungan kerja (apakah

mendukung performance operator atau tidak).

Didalam pelaksanaannya, tahapan yang dilakukan disesuaikan dengan

technical approach, dimana data dan informasi merupakan input (data

driven) yang akan diproses dengan metode, tools / alat, serta teknik-teknik

pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil audit energi yang akurat.

18

Page 25: Makalah Audit Energi

Gambar 2.2. Tahapan pelaksanaan kegiatan audit energi di sektor

industri

Secara garis besar teknis pelaksanaan kegiatan audit energi di sektor

industri adalah sebagai berikut :

2.10.1. Survei Awal Industri

Kegiatan survei ini bertujuan untuk mendapatkan data awal,

penyampaian technical message dan rencana kerja ke industri yang

akan diaudit. Diharapkan dari kunjungan ini terjalin komunikasi,

kordinasi kerja dan sinergi antara pihak industri dengan auditor.

19

Page 26: Makalah Audit Energi

2.10.2. Pelatihan (In-House Training)

Sebelum melakukan audit energi, sebaiknya pihak auditor

memberikan pelatihan (in-house training) mengenai teknik konservasi

energi kepada staff/personel yang diusulkan oleh pihak industri obyek.

Kegiatan pelatihan (in-house training) ini ditujukan untuk

memberikan bimbingan kepada SDM industri dalam melakukan audit

energi dan teknik-teknik konservasi energi. Kegiatan pelatihan (in-

house training) ini meliputi:

a) Pemberikan materi mengenai pengelolaan energi dan

teknik-teknik konservasi energi.

b) Pemberian evaluasi kepada peserta pelatihan guna

menentukan SDM yang akan turut serta mengikuti audit

energi bersama dengan konsultan.

c) Pembentukkan tim pendamping audit energi (tim industri

objek).

2.10.3. Melakukan Pengkajian Energi

Setelah melaksanakan pelatihan (in-house training), tahap

selanjutnya adalah melakukan pengkajian energi. Tahapan yang

perlu dilakukan di dalam pelaksanaan pengkajian energi ini adalah

sebagai berikut :

a) Identifikasi budaya hemat energi dan upaya- upaya konservasi

energi di dalam pelaksanaan audit energi identifikasi budaya

hemat energi dan upaya-upaya konservasi energi dilakukan

dengan cara wawancara guna mengevaluasi penghematan

energi yang telah dilakukan oleh industri.

b) Pengumpulan data pada pelaksanaan audit energi ditujukan

untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi performa

peralatan pengguna energi dan teknologi yang digunakan serta

kondisi operasi proses pada masing-masing peralatan pengguna 20

Page 27: Makalah Audit Energi

energi. Data yang terkumpul berupa data sekunder dan primer.

Data sekunder ini diperlukan untuk mendapatkan informasi

mengenai spesifikasi design peralatan pengguna energi dan

kondisi operasi pada masing-masing unit, yang akan digunakan

untuk mendukung analisis data primer dan evaluasi selanjutnya.

Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan pada setiap

industri yang dilakukan assesmen energi antara lain

mencakup:

- Informasi umum industri, deskripsi proses, plot plan,

plant layout.

- Data desain peralatan utama.

- Informasi mengenai data-data kegiatan modifikasi

yang pernah dilakukan, baik dalam rangka

peningkatan efisiensi, reliabilitas, kapasitas maupun

konservasi energi.

- Pasokan dan distribusi penggunaan energi (Energi

Reference and Energi Balance) untuk keseluruhan

plant dan masing-masing proses/peralatan utama.

- Profil konsumsi energi. Data histories penggunaan

energi (harian, bulanan dan tahunan) untuk

keseluruhan plant dan masing-masing

proses/peralatan utama.

- Profil konsumsi material, produksi dan limbah. Data

historis penggunaan material proses, produksi dan

produk limbah yang dihasilkan (harian, bulanan dan

tahunan) untuk keseluruhan plant dan masing-masing

proses/peralatan utama.

21

Page 28: Makalah Audit Energi

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei

dan pengukuran lapangan guna untuk mendapatkan

informasi data teknis dan operasi aktual serta spesifikasi

peralatan yang berkaitan dengan operasional peralatan

pengguna energi di industri. Kegiatan pengumpulan data

primer ini diawali dengan walk-trough ke lapangan

mengetahui kondisi operasi peralatan pengguna energi

serta menentukan titik-titik pengukuran yang diperlukan.

Data operasi aktual pada masing-masing unit

antara lain meliputi: input dan output, spesifikasi

peralatan, konsumsi energi, kondisi operasi (temperatur,

tekanan, flow rate) serta faktor/parameter lain yang turut

menentukan operasi yang akan dikumpulkan berdasarkan

data logsheet peralatan pengguna energi.

Dalam pengumpulan data primer ini dilakukan

juga wawancara dengan pihak manajemen, operator dan

atau penanggung jawab bidang energi menyangkut

kegiatan pola pengoperasian pabrik, modifikasi atau

retrofitting / revamping yang pernah dilakukan, baik

dalam rangka peningkatan efisiensi, reliabilitas, kapasitas

maupun konservasi energi. Untuk memudahkan dalam

pengumpulan data primer, dalam survei lapangan ini

dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang mana

pengisiannya akan dipandu oleh konsultan sehingga semua

pertanyaan yang ada pada kuisioner dapat dijawab oleh

responden.

22

Page 29: Makalah Audit Energi

Data dan parameter proses pada kondisi operasi

aktual yang tidak tercatat dari logsheet pabrik ataupun

ruang kendali (control room) tetapi diperlukan dalam

evaluasi, dapat diperoleh dengan cara melakukan

pengukuran langsung (load survey) dan parameter-

parameter pengoperasian seperti: tekanan, suhu, laju alir

(flow rate) yang diukur dengan menggunakan alat ukur

portable.

Pengukuran dilakukan pada kondisi beban operasi

normal dengan memperhatikan prosedur operasi yang

dijalankan, meliputi: pengukuran temperatur, kelembaban,

tekanan, flow rate, kondisi kelistrikan (tegangan, arus,

daya, faktor daya, dan lain-lain), serta parameter-

parameter lainnya yang diperlukan untuk dianalisis.

2.10.4. Analisis Data dan Peluang Penghematan Energi

Dari hasil pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis

data. Analisis tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara rinci

besarnya potensi penghematan energi yang dapat dilakukan dan

menyusun rekomendasi langkah- Iangkah penghematan energi

berdasarkan kriteria; tanpa biaya, biaya rendah, biaya sedang dan

biaya tinggi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak industri.

Kegiatan analisis data meliputi:

i. Analisis sumber energi dan konsumsi energi pada peralatan

pengguna energi;

ii. Mass and Heat Balance; untuk menghitung seberapa besar

utilitas penggunaan energi dan losses energi pada suatu sistem

proses dan masing-masing peralatan pengguna energi; losses

energi ini kemudian dianalisa untuk dipertimbangkan berapa 23

Page 30: Makalah Audit Energi

biaya (khusus yang bersifat medium dan high cost

implementasi) yang harus dikeluarkan untuk mengkonversi

losses tersebut menjadi potensi hemat energi.

iii. Menganalisis / inventarisasi konsumsi energi terhadap produk

yang dihasilkan atau intensitas energi terhadap alur proses

maupun peralatan pengguna energi sebagai parameter untuk

mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan energi;

iv. Menganalisis performance dan efisiensi peralatan pengguna

dan penghasil energi;

v. Menentukan benchmark intensitas energi;

vi. Identifikasi potensi konservasi energi guna mengetahui tingkat

efisiensi peralatan pengguna energi;

vii. Menganalisis secara teknik dan ekonomi untuk mengetahui

kelayakan potensi konservasi energi;

viii. Rekomendasi langkah-langkah implementasi potensi / peluang

konservasi energi disusun berdasarkan skala prioritas biaya

implementasi (no cost / low cost, medium cost, dan high cost).

2.10.5. Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Berbagai peluang penghematan energi yang diperoleh

selanjutnya didiskusikan dengan pihak industri. Dari berbagai

peluang penghematan energi tersebut kemudian dipilih beberapa

peluang untuk dianalisis kelayakannya. Panduan pelaksanaan studi

kelayakan dapat dilihat di Pedoman Teknis Studi Kelayakan,

Kementerian Perindustrian-ICCTF, 2011.

2.10.6. Diskusi

Penyelenggaraan diskusi dilakukan untuk memaparkan dan

membahas hasil-hasil audit energi beserta rekomendasinya dengan 24

Page 31: Makalah Audit Energi

pihak industri dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan

audit energi tersebut.

2.10.7. Menyusun Laporan

Saat laporan disiapkan, semua data yang terkumpul dan

perhitungan yang dibuat dimasukkan ke dalam laporan tersebut.

Temuan-temuan serta saran-saran dibahas dan beberapa saran

dikemukakan untuk segera dijalankan dan beberapa lainnya

diberikan untuk pengkajian lanjutan yang lebih rinci.

2.11.Pembangunan Baseline

Baseline energi merupakan suatu persamaan linier sederhana yang

menggambarkan hubungan tingkat produksi terhadap energi yang

dibutuhkan. Adanya perbaikan / improvement dapat berpengaruh pada nilai

intercept dan slope dari garis baseline energi.

Apabila industri mengganti peralatan dengan yang lebih hemat,

maka garis intercept akan turun;

Apabila industri melakukan pola operasi yang efisien, maka

sudut garis slope akan turun;

Gambar 2.3. Grafik Pengendalian Intensitas Konsumsi Energi (IMR

method)

25

Page 32: Makalah Audit Energi

Sehingga secara agregat garis baseline akan berubah (lebih turun dan

lebih landai), sehingga untuk mendapatkan suatu tingkat produksi energi

yang dibutuhkan, kWh lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Dengan

demikian, disini akan terjadi efisiensi energi.

2.12.Perangkat Pengukuran Energi

Beberapa alat pengukuran konsumsi energi yang sering dipergunakan

dalam pelaksanaan audit energi antara lain adalah:

Power Analyzer

Secara umum, analisis daya digunakan untuk menjelaskan

fluktuasi beban kVA yang terhubung dengan beban yang sebenarnya.

Clamp pada Tester Power

Penjepit pada tester daya adalah pengukur perangkat listrik untuk

menentukan tegangan, arus, tegangan / arus puncak, efektif / reaktif /

daya nyata (satu-fase atau 3-fase), faktor daya, reaktivitas, sudut fasa,

frekuensi, deteksi fase (3-tahap), tegangan / level harmonis arus

(sampai 20).

Lux meter

Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan /

tingkat kuat cahaya iluminasi.

Pengukuran Kelembaban

Kelembaban meter adalah jenis instrumen audit energi yang

digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban.

Anemometer

Anemometer adalah jenis instrumen audit energi yang digunakan

untuk mengukur kecepatan aliran udara.

Manometer

26

Page 33: Makalah Audit Energi

Manometer adalah alat audit energi yang digunakan untuk

mengukur perbedaan tekanan antara dua titik pengukuran. Manometer

biasa digunakan dalam pipa distribusi (udara, air dan gas), peralatan

seperti kompresor dan pompa.

Sound meter

Sound meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat

kebisingan dalam desibel (dB). Sound meter digunakan pada hampir

semua peralatan industri, seperti memutar mesin dan pipa distribusi.

Sound meter dapat membantu memberikan diagnosis dini kebocoran

dan menentukan tingkat kesehatan kerja.

Pengukuran Putaran

Kecepatan pengukuran yang digunakan untuk mengukur

kecepatan rotasi objek dengan rotasi unit per menit (RPM).

Analyzer Gas Buang

Audit energi instrumen yang digunakan untuk mengukur gas

buang untuk mendapatkan efisiensi pembakaran bahan bakar.

Meter Aliran Air

Instrumen audit energi yang digunakan untuk mengukur aliran

air.

Detektor Kebocoran

Instrumen audit energi yang digunakan untuk mendeteksi lokasi

kebocoran dari sistem distribusi gas.

2.13.Keuntungan

Keuntungan dari audit energi:

1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi.

2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan.

3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang.

27

Page 34: Makalah Audit Energi

4.Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk

menyimpan energi.

5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan tenaga.

7. Mengurangi running costs.

2.14. Aplikasi Audit Energi

- Tinjauan:

ekuatan Pencahayaan:

Tabel 2.1 Illuminasi Untuk Pencahayaan Ruang Sekolah[1]

28

Page 35: Makalah Audit Energi

Tabel 2.2 Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-AC[6]

Informasi Bangunan:

Nama Bangunan : Gedung E Kampus A Universitas Trisakti

Jakarta Barat

Denah Ruang Kuliah

Gambar 2.4 memperlihatkan posisi titik lampu dan posisi AC

ruang AE 501 yang dapat mewaliki denah ruang AE 401, AE

601, dan AE 701.

29

Page 36: Makalah Audit Energi

Gambar 2.4 Denah AE 501

Gambar 2.5 memperlihatkan posisi titik lampu dan posisi AC

pada ruang AE 502 yang dapat mewakili denah ruang AE 402,

AE 602, dan AE 702.

30

Page 37: Makalah Audit Energi

Gambar 2.5 Denah AE 502

Gambar 2.6 memperlihatkan posisi titik lampu dan posisi AC

pada ruang AE 503 yang dapat mewakili denah ruang AE 603.

Gambar 2.6 Denah AE 503

Pemakaian Daya31

Page 38: Makalah Audit Energi

- Kebutuhan Pencahayaan

Untuk kebutuhan pencahayaan, digunakan lampu fluoresen 2 x

36 Watt dengan efikasi lampu sebesar 72 Lumen/Watt. Tabel 3.1

memperlihatkan pemakaian daya untuk kebutuhan pencahayaan

pada ruang kuliah.

Tabel 2.3 Pemakaian Daya Untuk Kebutuhan Pencahayaan

- Kebutuhan AC

Berdasarkan pengukuran pada AC, besar arus rata-rata pada AC

adalah 6,9 Ampere dengan tegangan 380 Volt dan cos φ 0,577.

Maka daya pada AC sekarang adalah sebagai berikut:

3 x 380 V x 6,9A x 0,578 = 4545,55 Watt

Maka besarnya daya untuk kebutuhan AC pada masing-

masing ruang kuliah adalah:

4545,55Watt x 2 unit = 9,09 KW

32

Page 39: Makalah Audit Energi

- Kebutuhan Media Pembelajaran

Asumsikan penggunaan OHP hanya 30% dari lama

penggunaan ruangan. Besarnya daya listrik untuk kebutuhan

OHP adalah :

350 watt x 30 % = 0,105 KW

Asumsi penggunaan infokus sekitar 70% dari lama

penggunaan ruangan. Besarnya penggunaan daya listrik untuk

kebutuhan infocus adalah :

440 watt x 70% = 0,308 KW

Tabel 2.4 memperlihatkan pemakaian daya pada ruang kuliah

untuk kebutuhan media pembelajaran.

33

Page 40: Makalah Audit Energi

Tabel 2.4 Pemakaian Daya Untuk Kebutuhan Media Pembelajaran

- Lama Penggunaan Ruang Kuliah

Lama penggunaan tiap ruang berdasarkan jadwal kuliah

pada semester gasal 2011/2012 adalah 5 jam/hari atau

100jam/bulan. Namun pada kenyataannya, penggunaan daya

listrik pada masing-masing ruang kuliah sekitar 8 jam/hari

atau 160 jam/bulan.

- Kuat Pencahayaan Ruang Kuliah

Kuat pencahayan berdasarkan pengukuran yang dilakukan

menggunakan lux meter pada ruang AE 501 adalah 267 lux,

ruang AE 502 adalah 315 lux, dan ruang AE 503 adalah 271

lux, termasuk kategori kuat pencahayaan baik.

34

Page 41: Makalah Audit Energi

Rangkaian Sensor

Sebagai penerapan dalam penelitian ini, maka dibuat model

rancang bangun sensor PIR, seperti pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Model Rancang Bangun Penggunaan Sensor PIR

Sebagai simulasi, maka hanya digunakan sebuah lampu dengan

relay 3 Ampere 5Volt. Bentuk rangkaiannya terlihat pada

gambar Gambar 2.8

Gambar 2.8 Rangkaian Sensor PIR Untuk Simulasi

Apabila ada gerakan di dalam ruang, maka sensor akan bekerja

menyalakan beban baik berupa lampu, OHP, Infokus, maupun

AC (Air Conditioner). Dengan demikian, sensor dapat diletakkan

di tempat yang paling banyak terjadi aktivitas, yaitu pada depan

ruang kuliah.

35

Page 42: Makalah Audit Energi

Penggunaan Energi Listrik

Total penggunaan energi listrik pada ruang kuliah gedung E

Kampus A Universitas Trisakti Jakarta Barat pada lama

penggunaan daya 160 jam/bulan (tanpa menggunakan sensor)

terlihat pada Tabel 2.5 Penggunaan energi listrik dalam

KWH/m2/bulan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.5 Penggunaan Energi Listrik Tanpa Sensor

Pada lama penggunaan 160 jam/bulan, penggunaan energi

listrik pada ruang AE 402, AE 502, AE 602, dan AE 702

36

Page 43: Makalah Audit Energi

termasuk dalam kriteria agak boros berdasarkan IKE. Namun

penggunaan energi listrik pada ruang AE 401, AE 501, AE 503,

AE 601, AE 603, dan AE 701 termasuk dalam kriteria boros.

Jika menggunakan sensor, maka lamanya penggunaan listrik

pada ruang kuliah menjadi 100 jam/bulan, maka total

penggunaan energi listrik pada ruang kuliah terlihat pada Tabel

2.6 Penggunaan energi listrik dalam KWH/m2/bulan adalah

sebagai berikut.

Tabel 2.6 Penggunaan Energi Listrik Dengan Sensor

Pada lama penggunaan 100 jam/bulan, penggunaan energi

listrik pada ruang AE 402, AE 502, AE 602, dan AE 702

termasuk dalam kriteria Efisien berdasarkan IKE (Intensitas

Konsumsi Energi). Sedangkan penggunaan energi listrik pada

37

Page 44: Makalah Audit Energi

ruang AE 401, AE 501, AE 503, AE 601, AE 603, dan AE 701

termasuk dalam Cukup Efisien.

Biaya Penggunaan Daya Listrik

Gedung E kampus A Universitas Trisakti termasuk dalam

golongan tarif pelayanan sosial, sehingga besarnya tarif listrik

adalah sebesar Rp 786,50 per KWH pada luar waktu beban

puncak [9] maka dapat dihitung besarnya pengeluaran pada

ruang kuliah. Tabel 2.7 membandingkan pengeluaran pada

penggunaan ruang kuliah yang tidak menggunakan sensor dan

pada ruang kuliah yang menggunakan sensor.

Tabel 2.7 Perbandingan Harga Energi Listrik Dengan Atau

Tanpa Sensor

38

Page 45: Makalah Audit Energi

Besarnya penghematan energi listrik jika menggunakan sensor

adalah :

16.533 – 10.333= 6200 KWH/bulan

Maka dalam waktu satu bulan, besarnya penghematan biaya

listrik adalah:

Rp 13.003.425,00 – Rp 8.127.140,00 = Rp

4.876.285,00/bulan

Atau sama dengan

Rp 4.876 .285,00Rp 13.003 .425,00

×100 %=37,5 % per bulan

Dalam waktu satu tahun, besarnya kerugian yang dikeluarkan

adalah :

Rp 156.041.100,00 - Rp 97.525.680,00 = Rp

58.515.420,00

Dari audit energi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa :

Empat ruang kuliah yang termasuk ke dalam kriteria agak boros,

yaitu ruang AE 402, AE 502, AE 602, dan AE 702 dan enam

ruang kuliah yang termasuk kedalam kriteria boros, yaitu ruang

AE 401, AE 501, AE 503, AE 601, AE 603, dan AE 701

berdasarkan IKE.

Langkah- langkah penghematan energi :

Penggunaan sensor PIR dapat menghemat penggunaan energi dan

terbukti meningkatkan IKE pada ruang kuliah AE 402, AE 502,

AE 602, dan AE 702 dari kriteria agak boros (14,58 – 19,17

39

Page 46: Makalah Audit Energi

kWh/m2/bulan) menjadi kriteria efisien (7,93 – 12,08

kWh/m2/bulan) sedangkan ruang AE 401, AE 501, AE 503, AE

601, AE 603, dan AE 701 dari kriteria boros (19,17 – 23,75

kWh/m2/bulan) menjadi kriteria cukup efisien (12,08 – 14,58

kWh/m2/bulan).

Penggunaan sensor PIR, dapat menghemat penggunaan energi

sebesar 37,5% per bulan atau 6200 KWH/bulan atau setara

dengan Rp58.515.420,00 per tahun.

40

Page 47: Makalah Audit Energi

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari bahasan yang telah dibahas adalah

1. Audit energi awal (AEA) dibagi menjadi dua bagian, yaitu Survei

Manajemen Energi dan Survey Energi (Teknis).

2. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan

identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi

peningkatan efisiensi pada pengguna sumber energi dan pengguna

energi dalam rangka konservasi energi.

3. Tujuan audit energi adalah mengetahui penggunaan energi aktual

gedung serta mengetahui pilihan ECO yang paling tepat.

4. Hemat energi tidak berarti harus mengoperasikan sistem tanpa

menggunakan energi atau mengurangi energi yang diperlukan,

tetapi menghemat energi adalah merupakan pengurangan dan

menghilangkan pemborosan energi diseluruh bagian peralatan

yang menggunakan energi listrik sehingga tingkat kenyamanan

yang sama dapat tetap dipertahankan bahkan peningkatan dengan

menggunakan jumlah energi yang sedikit atau dengan

menggunakan jumlah energi yang sama untuk menghasilkan

kenyamanan yang lebih tinggi tanpa mengurangi hasil produksi.

5. Jenis-jeni audit energi ada 3, yaitu:

- Walk-through Audit

- Standard Audit

- Computer Simulation

6. Berikut undang-undang yang mengatur audit energi

41

Page 48: Makalah Audit Energi

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun

2009 tentang Konservasi Energi.

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun

2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

- Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2012 tentang

Manajemen Energi.

7. Klasifikasi audit energi terbagi menjadi 2, yaitu:

- Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary

Energi Audit = PEA)

- Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energi

Audit or Full Audit)

8. Untuk mengukur besarnya efisiensi penghematan digunakan

parameter Benefit Cost Ratio (BCR) yang didefinisikan sebagai :

(Abdurarachim, 2002)

BCR=E . a . bC

Keterangan :

E = biaya energi tahunan, satuan uang

a = potensi energi tahunan, satuan uang, % dari harga E

b = realisasi biaya energi yang dapat dihemat,% dari harga a

c = biaya realisasi, satuan uang

9. Untuk melihat efektifitas dan performansi operasi peralatan yang

ada, data-data primer (pengamatan langsung dan hasil

pengukuran) dan data sekunder (log-sheet dan hasil wawancara)

sangat diperlukan untuk membantu di dalam analisa neraca massa

dan energi (Mass & Heat Balance).

10. Metode yang digunakan untuk melakukan audit terbagi menjadi 4,

yaitu:

42

Page 49: Makalah Audit Energi

- Goal Seek Method

- Pareto Chard

- Metode 5W+1H

- Metode pengamatan dan pengukuran

11. Teknis pelaksanaan energi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:

- Survei awal industri

- Pelatihan (in-house training)

- Melakukan pengkajian energi

- Analisis data dan peluang penghematan energi

- Studi kelayakan

- Diskusi

- Membuat laporan

12. Alat yang mendukung dalam audit energi adalah manometer,

power analyzer, lux meter, anemometer dll.

14. Keuntungan dari audit energi:

1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi.

2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan.

3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang.

4. Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk

menyimpan energi.

5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan

tenaga.

7. Mengurangi running costs

43

Page 50: Makalah Audit Energi

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia.(2010). PP No.70, 2009, Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia tentang Konservasi Energi. Jakarta

BSNI. (2000). SNI 03 - 6196 - 2000 tentang Prosedur Audit

Energi pada Bangunan Gedung. Jakarta.

PT KONEBA (Persero). (1995). Manual Audit Energi di Sektor Industri.

Jakarta.

CIPEC.(2002). Energi Efficiency Planning and Management Guide,

Natural Resource Canada, Ottawa.

Bureau of Energi Efficiency (BEE). (2004). General Aspect of Energi

Management and Audit Energi. New Delhi.

PT. EMI (Persero). (2008). Prosedur dan Instruksi kerja audit energi.

Jakarta.

44