makalah bbm
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bbmTRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keampuhan kebijakan moneter dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi
merupakan salah satu isu yang paling diperdebatkan dalam ekonomi moneter.
Dapatkah uang mempengaruhi output riil atau akankah dia meningkatkan inflasi?
Prosedur dan instrumen kebijakan moneter merupakan isu penting lainnya bagi bank
sentral dalm merumuskan kebijakan moneter.
Setelah bank sentral memutuskan beberapa target inflasi yang wajar dan
beberapa pertumbuhan ekonomi yang menyertainya, pertanyaannya kemudian adalah
bagaimana kebjikan moneter tersebut kan dijalankan untuk mencapai tujuan dalam
arti bahwa:
1) target operasional apa yang akan digunakan yaitu uang primer atau suku
bunga jangka pendek
2) Target antara atau variabel informasi kebijakan apa yang harus dimonitor
3) Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter tersebut dalam
memepengaruhi output riil dan harga. Pemahaman tentang isu-isu ini akan
memepunyai implikasi pada perilaku bank sentral dalam merancang kebijakan
moneternya.
Pemahaman tentang analisis kebijakan moneter akan menjadi lebih penting bagi
Indonesia terlebih karena terjadinya beberapa perubahan dibidang moneter seperti:
1. adanya indenpendensi bank sentral yang memunculkan isu single target dalam
tujuan akhir kebijakan moneter
2. kondisi krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan 1997

3. Indonesia merupakan small open economy yang kondisi perekonomiannya
sangat terimbas oleh perekonomian dunia
Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai “ Analisis Dampak Kebijakan Moneter melalui Kenaikan Harga BBM
terhadap Output”.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Analisis
dampak kebijakan moneter melalui kenaikan harga bbm terhadap output. Masalah ini
diambil karena kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi berbagi macam hal antara
lain:
1. Perubahan perekonomian secara drastic
2. Berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply)
3. Kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi dsb
C. Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk menganalisa mengenai dampak dari kenaikan harga BBM. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun dampak
negatifnya.
2. Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi
yang akan terjadi.
3. Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.

BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM
ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat.
Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia
mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh
terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan
yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang
bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu
tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa
yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan
berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan
jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa.
Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan,
“Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan
sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah”
(Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah
kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak
kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami

kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli
masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk
dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain yang
dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa
kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal,
sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian
masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM
ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.
a. Dampak Positif
1) Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai
bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas
adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harga juga lebih murah
dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar
yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk
menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah
Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul

juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM,
misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan
kendaraan lainnya.
2) Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang
awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM
naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam
pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.
3) Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang
dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi
4) Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi
pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar
tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat
kebersihan udara
b. Dampak negatif
1) Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh
naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.

2) Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
3) Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga
bahan, beban transportasi dll.
4) Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian
akan terputus.
5) Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan
akan terjadi PHK.
6) Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang
terjadi karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan
Perekonomian
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi
ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan
kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer.
Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan
naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah

tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa
akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi
dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya
kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya.
Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic
Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim
berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi,
naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi
lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya
perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah
adalah semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan
produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak?
Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara
kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM
kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah
kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong
naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit

mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO
tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi
minyak.
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari
terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di
masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup
mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan
ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan
masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam
bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat yang diuntungkan
adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas
ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan
perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga
konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli
masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya
produksi dari suatu barang dan jasa.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi
Beberapa kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi terjadinya
inflasi adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan Moneter
1. Politik Diskonto
Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara bank sentral akan menaikan tingkat
suku bunga pinjaman kepada bank umum. Kebijakan ini juga disebut dengan
Rediscount Policy atau kebijakan suku bunga.
Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)

2. Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika terjadi
inflasi) atau membeli (jika terjadi deflasi) surat-surat berharga kepada
masyarakat, sehingga ada arus uang yang masuk dari masyarakat ke bank
sentral.
3. Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)
Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank dengan
kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral
akan menaikan cadangan kas bank-bank umum sehingga jumlah uang
yang bisa diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan berkurang.
4. Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)
Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka diambil kebijakan memperketat kredit atau pinjaman
bagi masyarakat.
5. Margin Requirements
Kebijakan ini digunakan untuk membatasi penggunaan untuk tujuan-
tujuan pembelian surat berharga.
b. Kebijakan Fiskal
Dalam kebijakan fiskal, untuk mengatasi inflasi pemerintah harus mengatur
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah. Dalam hal
penerimaan, pemerintah bisa menaikan tarif pajak, sehingga jumlah
penerimaan pemerintah meningkat. Kebijakan yang kedua adalah

Expenditure Reducing, yakni mengurangi pengeluaran yang konsumtif,
sehingga akan mempengaruhi terhadap permintaan (Demand Full Inflation).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan
simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau
menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara
umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat.
Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan
terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak
kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat
persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan akan
berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian
akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim investasi akan
menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan
moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan
mengatasi inflasi.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan
kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan
suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12. Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak TerhadapKondisi Ekonomi Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-accumulation/dampak-kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-indo.html. [21 Oktober 2012]