makalah biokimia kedua

25

Click here to load reader

Upload: nimas-dwi-ayu-r

Post on 25-Nov-2015

96 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Enzim Protease

TRANSCRIPT

ENZIM PROTEASE (HIDROLISIS PROTEIN)Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah prodi BiokimiaDosen Pengampu : dr. Ngakan Putu DS

Disusun Oleh :Nimas Dwi Ayu R (6411413126)Rombel 05

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Biokimia yang berjudul Biomolekul : Protein ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah prodi Biokimia.Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Enzim dan Protein, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema makalah ini. Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua para pembaca.

Semarang, 25 Maret 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iii1. PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Rumusan Masalah 11.3. Tujuan 12. TINJAUAN PUSTAKA 22.1. Pengertian Enzim 22.2. Nomenklatur Enzim22.3. Sifat Enzim32.4. Fungsi dan Ciri Enzim42.5. Struktur Enzim 52.6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Enzim52.7. Penggolongan Enzim72.8. Koenzim 82.9. Enzim Protease82.9.1. Penggolongan Enzim Protease 92.9.2. Penghasil enzim protease102.9.3. Bakteri Proteolik112.10. Implementasi dalam Kehidupan 123. PENUTUP 133.1. Kesimpulan 13DAFTAR PUSTAKA 14

Nimas Dwi Ayu R Ilmu Kesehatan Masyarakat1415

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGEnzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain. Hal ini seperti yang dikatakan dalam buku Dasar-dasar Kimia, bahwa reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh kita ini dimungkinkan karena adanya katalisis yang disebut enzim. (Poedjiadi, 2006).

1.2. RUMUSAN MASALAH1.2.1. Apakah pengertian Enzim?1.2.2. Bagaimana nomenklatur enzim?1.2.3. Bagaimana penggolongan, sifat, fungsi, dan ciri enzim?1.2.4. Apa saja factor yang memengaruhi kerja enzim?1.2.5. Apakah pengertian tentang enzim yang memecah protein?1.2.6. Bagaimanakah penggolongan dan sumber enzim protease?1.2.7. Bagaimanakah implementasi dari adanya enzim protease?

1.3. TUJUAN MAKALAH1.3.1. Untuk mengetahui pengertian, nomenklatur, sifat, penggolongan, fungsi, dan ciri enzim.1.3.2. Untuk mengetahui pengertian,penggolongan, sumber-sumber, dan implementasi enzim protease.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. 2. 2.1. PENGERTIAN ENZIMEnzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein (Suryana,2013)Enzim adalah polimer biologik yang mengkatalisis reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh. Sebagian besar enzim merupakan protein globuler yang terlarut dalam larutan tubuh seperti sitoplasma atau cairan tubuh lainnya, lain daripada itu, dengan kemajuan ilmu dan teknologi telah banyak diidentifikasi bahwa banyak molekul RNA yang ternyata juga berperan sebagai enzim. Tidak semua protein dalam tubuh adalah enzim. Untuk dapat dikatakan sebagai enzim, protein tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaksi kimia. (Santoso, 2010)

2.2. NOMENKLATUR ENZIMSecara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut: 1) Reaksi dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas, masing-masing mempunyai 4-13 subkelas. 2) Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah dengan ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa isomerase (subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase). 3) Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase (dekarboksilasi). 4) Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri dari 4 nomor yaitu: - Digit pertama : kelas tipe reaksi - Digit kedua : subkelas tipe reaksi - Digit ketiga : subsubkelas tipe reaksi - Digit keempat : untuk enzim spesifik Contoh: 2.7.1.1 diuraikan menjadi: - Kelas 2 : transferase - Subkelas 7 : transfer fosfat - Subsubkelas 1 : alkohol merupakan akseptor fosfat - Enzim spesifik 1 : heksokinase atau ATP:D-heksosa 6- fosfotransferase. Suatu enzim yang mengkatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil atom C ke enam molekul glukosa. (ENZIM 1)2.3. SIFAT ENZIM Enzim dibentuk dalam protoplasma sel Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya (disebut endoenzim) maupun di tempat yang lain diluar tempat sintesisnya (disebut eksoenzim) Sebagian besar enzim bersifat endoenzim Enzim bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein misalnya suhu, pH dll Enzim dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya Enzim merupakan biokatalisator yang dalam jumlah sedikit memacu laju reaksi tanpa merubah keseimbangan reaksi Enzim tidak ikut terlibat dalam reaksi, struktur enzim tetap baik sebelum maupun setelah reaksi berlangsung Enzim bermolekul besar dan Enzim bersifat khas/spesifik Suhu: optimum 300C, minimum 0 0C, maksimum 400C Logam, memacu aktifitas enzim: Mg, Mn, Co, Fe Logam berat, menghambat aktivitas enzim: Pb, Cu, Zn, Cd, Ag pH, tergantung jenis enzimnya (pepsin aktif kondisi masam, amilase kondisi netral, tripsin kondisi basa) Konsentrasi substrat, substrat yang banyak mula-mula memacu aktifitas enzim, tetapi kemudian menghambat karena: penumpukan produk (feed back effect) Konsentrasi enzim, peningkatan konsentrasi enzim memacu aktifitasnya Air memacu aktifitas enzim, vitamin memacu aktifitas enzim

2.4. FUNGSI DAN CARA KERJA ENZIM2.4.1. Fungsi enzim Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Peranan enzim dalam reaksi metabolisme adalah sebagai berikut: 1) Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi. 2) Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya glukosa yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah melebihi keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O. Dengan adanya enzim, glukosa dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa dapat diedarkan ke seluruh jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk amilum. 1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.4.1. 2.4.2. Cara kerja enzim2.4.2.1. Kompleks enzim substrat Enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. 1) Lock and key (gembok dan kunci) Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, maka bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. 2) Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland) Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.4.1. 2.4.2. 2.4.2.1. 2.4.2.2. Persamaaan Michaelis Menten Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun 1913 mengajukan hipotesis bahwa dalam reaksi enzim terjadi dahulu kompleks enzim-substrat yang kemudian menghasilkan hasil reaksi dan enzim kembali. Michaelis dan Menten berkesimpulan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kompleks enzim-substrat [ES], sebab apabila tergantung pada konsentrasi substrat [S], maka penambahan konsentrasi substrat akan menghasilkan pertambahan kecepatan reaksi yang apabila digambarkan akan merupakan garis lurus.

2.5. STRUKTUR ENZIMTidak semua enzim tersusun dari protein. Menurut Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam/ metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim.. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif. (Bencoleen, 2011)2.6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ENZIMa. Inhibitor (penghambat) Senyawa penghambat terikat secara kovalen dengan sisi aktif enzim atau ikatan tersebut sedemikian kuat sehingga enzim menjadi tidak aktif. Penghambatan Kompetitif : inhibitor mirip dengan subtrat sehingga dapat menempati sisi aktif enzim. Contoh inhibitor malonat yang mirip dengan asam suksinat. Dapat diatasi dengan penambahan jumlah substrat. Penghambatan Non-kompetitif : inhibitor tidak mirip dengan substrat tetapi membuat lekukan atau terikat pada sisi enzim yang lain. Reaksi enzimatis dapat terus berlangsung tetapi lebih lambat. Tidak dapat diatas dengan penambahan jumlah substrat. b. Suhu Peningkatan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim sampai pada suhu optimum. Pada mamalia suhu optimum sekitar 37oC. semakin tinggi suhu maka kecepatan reaksi enzimatis juga tinggi. Pada suhu yang lebih tinggi protein akan mengalami denaturasi yang menyebabkan sisi aktif berubah, sehingga secara gradual aktivitas enzim mengalami perubahan. Pada suhu rendah, yaitu pada suhu pembekuan, enzim masih aktif. Misalnya lipase dari Penicillium roqueforti masih memproduksi as. Lemak bebas dari santan pada suhu -29oC. Pada umumnya enzim-enzim bekerja sangat lambat pada suhu di bawah titik beku c. pH Enzim biasanya bekerja secara efesien dengan kisaran pH yang sempit. Pada gambar menunjukkan bahwa enzim bekerja paling baik pada kondisi pH 6.5 7.5. Pada kondisi keasaman atau kebasahan yang lebih tinggi enzim akan mengalami denaturasi d. Produk/hasil reaksi (dapat menghambat enzim). e. Zat penggiat (aktivator), misal logam alkali, logam alkali tanah, Mn, Mg, dan Cl. f. Konsentrasi Enzim Sepanjang suhu dan pH serta jumlah substrat dalam kondisi optimum atau tercukupi, maka peningkatan konsentrasi enzim akan diikuti oleh peningkatan reaksi. g. Konsentrasi Substrat Apabila konsentrasi enzim tetap sama maka pada kondisi maksimum penambahan substrat tidak akan meningkatkan kecepatan reaksi, hal ini disebabkan sisi aktif enzim sudah jenuh dengan substrat.1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.

2.7. PENGGOLONGAN (KLASIFIKASI) ENZIM1. HidrolaseHidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :i. Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat. Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya, misal :a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida)b. Maltase, yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosac. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.d. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.e. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu disakarida)f. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.ii. Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester. Contohnya :a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.iii. Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein. Contoh-contohnya:a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;a. Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.b. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :a. Karboksilase: yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.b. Transaminase: yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. KOENZIMDalam peranannya ,enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein. Ditinjau dari fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen, pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (group transferring) dan koenzim dari isomerasa dan liasa.

2.9. HUBUNGAN PROTEIN DENGAN ENZIM (ENZIM PROTEASE)Enzim protease merupakan biokatalisator untuk reaksi pemecahan protein menjadi oligopeptida atau asam-asam amino. Enzim-enzim ini bekerja mengkatalisis reaksi hidrolisis, yaitu reaksi yang melibatkan air pada ikatan spesifik dengan substrat, sehingga juga dapat digolongkan sebagai enzim hidrolase. Protease dinamakan juga peptidase, karena memecah ikatan peptida pada rantai polipeptida (Fuadi, 2007). Ada dua macam peptidase, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase. Endopeptidase adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan ikatan ptida pada bagian dalam rantai polipeptida. Eksopeptidase adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan ikatan peptida pada ujung rantai polipeptida (Wirahadikusumah, 1989).Protease dapat dihasilkan secara ekstraseluler (protease disekresikan ke luar sel atau ke lingkungannya) dan secara intraseluler (protease berada dalam sel). Pada protease ekstraseluler, enzim bekerja di luar sel mikroorganisme tanpa perlindungan membran dan dinding sel, sehingga harus memiliki kestabilan yang tinggi terhadap berbagai pengaruh kimia dan fisika. Karakteristik ini menyebabkan protease ekstraseluler dapat digunakan dalam berbagai proses industri (Doi and McGloughlin, 1992).2.9.1. Penggolongan ProteaseBerdasarkan jenis residu asam amino dalam sisi aktifnya, protease dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu protease serin, protease tiol, protease logam, dan protease karboksil (Creighton, 1993). Protease serin adalah protease yang memiliki sisi aktif pada residu serin dan umumnya merupakan endopeptidase. Aktivitas optimum enzim berlangsung pada pH 7,8. Protease tiol merupakan kelompok protease yang mempunyai residu sistein pada sisi katalitiknya dan merupakan endopeptidase (Creighton, 1993). Protease logam (metaloenzim) merupakan protease yang memiliki ion logam pada sisi katalitiknya. Protease ini umumnya merupakan eksopeptidase yang bersifat netral (Rao et al., 1998). Protease karboksil disebut juga protease asam, karena mempunyai dua residu aspartat pada sisi katalitiknya. Protease karboksil merupakan endopeptidase dengan umumnya pH optimum 2,0-5,0 (Creighton, 1993).

2.9.2. Penghasil Enzim ProteaseEnzim protease dapat dihasilkan dari berbagai sumber, yaitu bakteri, jamur, virus, tumbuhan, hewan dan manusia. Protease yang dihasilkan dari berbagai bakteri kebanyakan bersifat basa dan netral, sedangkan protease yang dihasilkan oleh berbagai jamur dapat bersifat asam, netral, dan basa. Dari beberapa jenis virus penyebab penyakit, seperti virus penyebab kanker dan AIDS, dihasilkan enzim protease yang terlibat dalam pembentukan protein virus. Jenis-jenis protease yang dihasilkan virus adalah protease serin, tiol dan karboksil (Rao et al., 1998).Enzim protease yang dihasilkan dari tanaman diantaranya adalah papain dan bromelain. Papain merupakan enzim protease yang dihasilkan oleh buah pepaya. Enzim ini aktif pada pH 5,0-9,0 dalam suhu 80-900C. Bromelain merupakan enzim protease yang berasal dari batang, akar, dan buah nanas. Bromelain merupakan jenis protease tiol yang stabil sampai suhu 700C (Rao et al., 1998). Enzim protease yang dihasilkan oleh hewan dan manusia adalah tripsin, pepsin, dan kimotripsin. Tripsin merupakan protease serin yang berperan sebagai enzim pencernaan di usus halus. Pepsin merupakan protease karboksil yang terdapat dalam lambung hampir seluruh vertebrata. Kimotripsin banyak ditemukan dalam ekstrak pankreas hewan (Rao et al., 1998).Salah satu sumber penghasil enzim protease yang banyak diteliti adalah bakteri. Pemilihan bakteri sebagai sumber enzim protease disebabkan beberapa alasan, antara lain bakteri lebih mudah tumbuh dengan kecepatan yang lebih cepat dibandingkan makhluk hidup lainnya, skala produksi enzim mudah ditingkatkan, biaya produksi enzim relatif rendah, kondisi produksi tidak tergantung pada musim dan waktu proses produksi enzim lebih pendek (Poernomo, 2004).Untuk memproduksi enzim protease dari bakteri secara optimum, diperlukan proses pencarian, identifikasi dan isolasi galur unggul, yaitu galur yang menghasilkan enzim protease dalam jumlah dan aktivitas yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi produksi juga perlu dikontrol dengan mengoptimasi berbagai faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan laju produksi enzim, seperti suhu, pH, komposisi medium (penambahan surfaktan dan logam), dan kondisi aerasi (transfer oksigen) (Palmer, 1995). Untuk menguji suatu biakan bakteri menghasilkan enzim protease ekstraseluler, maka bakteri tersebut harus ditumbuhkan pada medium padat yang mengandung kasein. Bakteri penghasil enzim protease ekstraseluler akan membentuk zona penguraian kasein (zona bening) di sekitar koloninya. Besar-kecil diameter zona menunjukkan konsentrasi dan aktivitas enzim yang dihasilkan (Palmer, 1995). Bakteri penghasil enzim protease ekstraseluler disebut juga sebagai bakteri proteolitik.

2.9.3. Bakteri ProteolitikDekomposisi protein oleh bakteri lebih kompleks dibandingkan pemecahan karbohidrat. Produk akhir dari dekomposisi protein pun lebih bervariasi, karena struktur protein bakteri yang kompleks. Bakteri memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana melalui suatu sistem enzim protease yang kompleks. Senyawa-senyawa antara dan produk akhir dari hasil pemecahan sangat bervariasi (Abraham et al., 1993). Semua bakteri menghasilkan enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua bakteri mengekskresikan enzim ini ke luar sel. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel, lalu diekskresikan keluar sel (Abraham et al., 1993). Bakteri proteolitik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu (Abraham et al., 1993):1.Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif yang tidak membentuk spora, misalnya Pseudomonas dan Proteus. 2.Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif yang membentuk spora, misalnya Bacillus. 3.Bakteri anaerobik pembentuk spora, misalnya sebagian spesies Clostridium.

2.10. IMPLEMENTASI DALAM KEHIDUPANProtease merupakan enzim yang memiliki nilai ekonomi tinggi, karena aplikasinya sangat luas. Enzim protease banyak digunakan di dalam industri pangan maupun non pangan (Moon and Parulekar, 1993). Dalam industri pangan, protease digunakan pada pembuatan roti, biskuit, keju, bir dan alkohol. Penambahan protease pada adonan roti dimaksudkan untuk mengubah elastisitas serta tekstur dari gluten, sehingga volume roti dapat ditingkatkan. Selain itu, waktu pembuatan roti dapat direduksi sekitar 30%. Dalam pembuatan biskuit, protease digunakan untuk menghasilkan adonan dengan ekstensibilitas dan kekuatan yang seimbang, sehingga adonan dapat dibentangkan dengan tipis. Dalam industri bir, protease berfungsi sebagai penjernih. Pada industri alkohol, enzim ini digunakan untuk menghidrolisis protein yang menyelubungi pati, sehingga mudah dipecah menjadi alkohol oleh khamir. Dalam industri pangan lainnya, protease digunakan untuk pengempukkan daging, pembuatan kecap dari kedelai, dan menghidrolisis protein pada ikan untuk menghasilkan minyak ikan (Suhartono, 1989).Dalam industri non pangan, protease banyak digunakan pada industri kulit (pembersih bulu), tekstil, bahan tambahan pada deterjen (pembersih protein pada lensa kontak, penghilang noda pakaian) dan pasta gigi. Dalam industri film dan fotografi, protease digunakan untuk memperoleh kembali komponen perak (Suhartono, 1989). Dalam bidang farmasi, protease digunakan untuk membantu penyerapan protein dalam saluran pencernaan, pengobatan luka bakar serta sebagai bahan aktif dalam sediaan kosmetik (Witarto, 2006).

BAB IIIKESIMPULAN

Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai katalis yaitu untuk mempercepat proses dan reaksi kimia yang sedang berlangsung. Enzim bekerja secara spesifik pada satu jenis substrat. Namun, ada satu enzim yang dapat bekerja pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat berguna untuk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaan enzim sangat dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan di alam ini. Enzim mempunyai fungsi sebagai biokatalisor dan modulator. Cirri-ciri enzim yakni bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil , dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion.Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein misalnya suhu, dan suhu, enzim juga dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya, dan lain-lain.Enzim dibagi menjadi beberapa golongan. Salah satunya ialah enzim protease. Enzim protease merupakan biokatalisator untuk reaksi pemecahan protein menjadi oligopeptida atau asam-asam amino. Enzim protease dibagi menjadi empat golongan, yaitu protease serin, protease tiol, protease logam, dan protease karboksil. Enzim protease dapat dihasilkan dari berbagai sumber, yaitu bakteri, jamur, virus, tumbuhan, hewan dan manusia. Enzi mini mempunyai banyak manfaat. Dalam industri pangan, protease digunakan pada pembuatan roti, biskuit, keju, bir dan alkohol. Dalam industri non pangan, protease banyak digunakan pada industri kulit (pembersih bulu), tekstil, bahan tambahan pada deterjen (pembersih protein pada lensa kontak, penghilang noda pakaian) dan pasta gigi.

DAFTAR PUSTAKAPoedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI PressWirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia :Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung : Penerbit ITBMurray. 2009. Biokimia Harper. 2009. Jakarta : UI Press.Yani, Hairi. 2013. Makalah Enzim. http://www.miiyanni.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014.Anymous. http://chingswa01.wordpress.com/uji-protein/Anymous. 2011. Pengantar Bioteknologi. Semarang : Universitas Diponegoro. Diakses pada 24 Maret 2014.MarzuAnymous. 2011. Enzim. http://pustaka.unpad.ac.id/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014Wheny. 2008. Enzim (Sifat-sifat Umum). http://trimanjuniarso.files.wordpress.com. Diaskses pada tanggal 24 Maret 2014.Elisa. 2011. Metabolisme Protein. http://elisa1.ugm.ac.id/. Diakses pada 23 Maret 2014.Bencoleen, raffles. 2011. Enzim dan Koenzim. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014