makalah biosintesi flavonoid

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatik. Senyawa-senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis, bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat alizarin. Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatik yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari biogenetiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam aromatic ini sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang senyawa Flavonoid, biosintesis senyawa flavonoid. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu: 1. Apa itu senyawa flavonoid? 2. Bagaimana biosintesis flavonoid? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui senyawa flavonoid 2. Untuk mengetahui biosintesis flavonoid.

Upload: nengathabbibah

Post on 10-Oct-2015

1.753 views

Category:

Documents


366 download

DESCRIPTION

biosintesis

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatik. Senyawa-senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis, bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat alizarin.Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatik yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari biogenetiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam aromatic ini sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas.Dalam makalah ini akan diuraikan tentang senyawa Flavonoid, biosintesis senyawa flavonoid.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu:1. Apa itu senyawa flavonoid?2. Bagaimana biosintesis flavonoid?

C. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui senyawa flavonoid2. Untuk mengetahui biosintesis flavonoid.

D. Manfaat PenulisanMakalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan dan sebagai bahan pelajaran untuk dapat menngetahui biosintesis senyawa flavonoid.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Flavonoid

Gambar Struktur 2.2 FlavonoidSenyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan dialam tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Senyawa flavonoid juga terbukti mempunyai efek biologis yang sangat kuat, yaitu sebagai antioksidan yang dapat menghambat penggumpalan keping-keping sel darah. Flavonoid merupakan senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) sehingga bersifat polar dan dapat larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air. Dilaporkan sebagai antioksidan , flavonoid berpotensi lebih kuat dibandingkan dengan vitamin C dan E (Fitri, 2013).

2.2 BiosintesisBiosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme) dari molekul yang sederhana hingga menjadi molekul yang lebih kompleks yang terjadi pada organisme hidup (Neumann et al. 1985). Metabolisme pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi metabolisme primer dan sekunder. Metabolisme primer menghasilkan metabolit primer sedangkan metabolisme sekunder menghasilkan metabolit sekunder.Metabolisme primer pada tumbuhan, seperti respirasi dan fotosintesis, merupakan proses yang esensial bagi kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya metabolisme primer, suatu organisme akan terganggu pertumbuhan, perkembangan, serta reproduksinya, dan akhirnya mati. Berbeda dengan metabolisme primer, metabolisme sekunder merupakan proses yang tidak esensial bagi kehidupan organisme. Tidak ada atau hilangnya metabolit sekunder tidak menyebabkan kematian secara langsung bagi tumbuhan, tapi dapat menyebabkan berkurangnya ketahanan hidup tumbuhan secara tidak langsung (misalnya dari serangan herbivore dan hama), ketahanan terhadap penyakit, estetika, atau bahkan tidak memberikan efek sama sekali bagi tumbuhan tersebut.Pada fase pertumbuhan, tumbuhan utamanya memproduksi metabolit primer, sedangkan metabolit sekunder belum atau hanya sedikit di metabolisme. Sedangkan metabolism sekunder terjadi pada saat sel dalam tahap diferensiasi menjadi sel yang lebih terspesialisasi (fasestasioner) (Schripsema & Verpoorte 1994, Mohr & Schopfer 1995).Hasil metabolism dalam organism hidup dapat dibagi menjadi dua kelompok besar: metabolit primer dan sekunder. Yang tergolong dalam metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang diproduksi dan terlibat pada jalur metabolisme primer (contohnya glikolisis, siklus asam sitrat/siklus Krebs, dan fotosintesis). Contoh metabolit primer adalah protein, karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida, danasetil CoA (Siegler 1998).2.3 Biosintesis FlavonoidBiosintesis flavonoid sudah mulai diteliti sejak tahun 1936. Pada awalnya para peniliti mengkaitkan C6-C3-C6 dari flavonoid merupakan hasil dari fenil propanoid. Tetapi selama bertahun-tahun diperoleh teori sintesis flavonoid dan telah dibuktikan di laboratorim.Secara umumsintesis flavonoid terdiri dari dua jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. Jalur poliketida ini merupakan serangkaian reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat. Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimatA. Jalur poliketidaReaksi yang terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi antara asetilCoA dengan CO yang akan menghasilan malonat CoA. Setelah itu malonatCoA akanbereaksi dengan asetilCoA menjadi asetoasetilCoA. AsetoaseilCoA yang terbentukakan bereaksi dengan malonatCoA dan reaksi ini akan berlanjut sehingga membentuk poliasetil. Poliasetil yang terbentuk akan berkondensasi dan berekasi dengan hasil dari jalur fenilpropanoid akan membentuk suatu flavonoid. Jenis flavonoid yang terbentuk dipengaruhi dari bahan fenilpropanoidB. Jalur Fenilpropanoid.Jalur ini merupakan bagian dari glikolisis tetapi tidak memperoleh suatu asam piruvat melainkan memperoleh asam shikimat. Reaksi ini melibatkan eritrosa dan fosfo enol piruvat. Asam shikimat yang terbentuk akan ditransformasikan menjadi suatu asam amino yaitu fenilalanin dan tirosin. Fenilalanin akan melepas NH3 dan membentuk asam sinamat sedangkan tirosin akan membentuk senyawa turunan asam sinamat karena adanya subtitusi pada gugus benzennya

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Struktur FlavonoidBiosintesis flavonoid secara alami diturunkan dari asam shikimat dan asam pirufat yaitu senyawa yang diturunkan dari karbohidrat (hasil fotosintesis tanaman) melalui glikolisis. Kerangka dasar senyawa flavonoid sangat spesifik sehingga mudah dikenal. Struktur molekul senyawa ini tergolong sederhana sehingga identifikasi strukturnya mudah ditentukan. Kerangka dasar senyawa ini mempunyai atom karbon sebanyak lima belas (C15), terdiri dari dua inti fenol (C6) yang dihubungkan oleh satu unit tiga karbon (C3). Ke lima belas atom karbon pada kerangka dasar tersebut secara umum ditulis C6-C3-C6 dan dibagi menjadi empat tipe yaitu khalkon, flavan, isoflavan, dan auron. Antara satu tipe dengan tipe yang lain hanya dibedakan oleh unit C3, seperti terlihat pada gambar

Sebagian besar flavonoid alami pada tumbuhan mengikat gula dan disebut flavonoid glikosida dan yang lainnya (sebagian kecil) tidak mengikat gula disebut flavonoid aglikon. Flavonoid glikosida larut di dalam pelarut polar (air dan alkohol) dan mudah terhidrolisis menjadi aglikon yang tidak larut di dalam pelarut polar. Flavonoid dibagi menjadi sebelas golongan didasarkan pada perbedaan struktur C3 dan posisi cincin B pada unit C3 yaitu flavon, glavonol, isoflavon, flavanon, flavanonol, isoflavanon, khalkon, dihidrokhalkon, auron, antosianidin dan flavan (Sabirin, 2004).3.2 Biosintesis Senyawa Flavonoid Flavonoid merupakan kelompok metabolit sekunder yang banyak tersebar di alam, tersebar banyak di tumbuhan dan senyawa tertentu menunjukkan aktivitas farmakolgis estrogenik, antioksidan, antiviral, antibakteri, antiobesitas, dan anticancer. Biasanya, flavonoid dibagi menjadi 3 kategori yaitu:A. Flavon, turunannya adalah flavonol, isoflavon.B. FlavanC. AntosianIkatan rangkap, hidroksilasi, dan posisi cincin adalah pembeda dari kategori tersebut. Kemampuan farmakolois flavonoid sangat luas dan sekarang mendapat perhatian yang lebih. Pengembangan tidak hanya ke arah suplemen, namun juga ke arah treatment untuk penyakit kronis termasuk kanker dan diabetes (Popiolkiewicz et al. 2005). Sebagai contoh pada percobaan in vivo menggunakan tikus sebagai model untuk diabetes, pemberian glucosylated flavanone hesperidin dan flavanone naringenin memberikan hasil yang sangat efektif pada perbaikan metabolisme lemak, dengan cara mengubah aktivitas enzim dan pada saat yang sama menurunkan level gula dengan cara down-regulasi hepatic GLUT2 dan glucose-6-phosphotase dan secara simultan up-regulasi hepatic glucokinase dan adipocyte GLUT4 (Ae Park et al., 2006).

3.2.1 Biosintesis FlavanonFlavanon, merupakan prekursor langsung pada kebanyakan flavonoid, disintesis dari asam amino fenilalanin atau tirosin (Gambar 1). Proses dimulai dengan enzyme phenylalanine/tyrosine ammonia lyase (PAL/TAL), mengubah buillding block asam amino menjadi phenyl-propanoic acid. Jalur biosintetik flavanon jga melibatkan enzim cytochrome-P450, cinnamate 4-hydroxylase (C4H), dengan cara menambahkan gugus 4-hydroxyl cincin aromatik phenylalanine. Esters CoA selanjutnya disintesis dari phenylpropanoic acids dengan bantuan enzim phenylpropanoyl-CoA ligases, seperti 4- coumaryl: CoA ligase (4CL). Type III polyketide synthase chalcone synthase (CHS) kemudian mengkatalisis kondensasi berurutan 3 malonyl-CoA demgam 1 CoA-ester membentuk chalcones. Ini adalah langkah biosintesis yang menghasilkan flavonoid pertama, ada juga jalur alternatif yaitu enzim type III polyketide synthases yang memiliki homologi yang tinggi dengan CHS (>70%) menggunakan prekursor yang sama membentuk stilbenes (menggunakan 3 unit malonyl-CoA), benzylacetolactone (hanya menggunakan 1 unit malonyl-CoA), dan molekul aromatik yang lain.Struktur akhir flavanon terbentuk hanya jika chalcones diisomerisasi menjadi (2S)-flavanone oleh chalcone isomerase (CHI), reaksi ini terjadi secara spontan pada suasana basa. Setelah terbentuk flavanon, banyak sekali senyawa enzim yang bisa mengubah ggus fungsi atau mengubah konformasi dari inti 3-cincin fenilpropan ini menghasilkan hingga 8000 struktur senyawa berbeda. Fungsionalisasi bisa berupa hidroksilasi, reduksi, alkilasi, oksidasi, dan glukosilasi, sendirian masing-masing atau kombinasi. Secara alami, enzim-enzim tersebut ada di tumbuhan, namun menurut laporan Ueda et al. (1995) bahwa terdapat type III polyketide synthases yang berasal dari mikroorganisme. Informasi ini sangat berarti dalam produksi senyawa flavanon dalam skala bioreaktor (Fowler et al., 2009).

Gambar Tahapan mendetail biosintesis flavanon dan diversifikasi flavonoid.Penambahan secara berturut-turut atom karbon dari malonyl-CoA oleh CHS ditunjukkan dengan warna hijau, merah, dan biru. Gugus R menunjukkan pola hydroxylation pada natural flavonoid walaupun substitusi unnatural dapat terjadi pada posisi ini. Singkatan: DFR dihydroflavanone reductase, LAR leucoanthocynanidin reductase, ANS anthocyanidin synthase, 3GT uridine, flavanone 3-glucoside transferase, FSI flanone synthase, CHR chalcone reductase, IFS isoflavanone synthase, FHT flavanone hydroxytransferase, FLS flavonol synthase

3.2.2 DihidrokhalkonMeskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu senyawa yang penting yaitu phlorizin merupakan konstituen umum famili Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-buahan seperti apel dan pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang farmasi, ia memiliki kesanggupan menghasilkan kondisi seperti diabetes.Phlorizin merupakan -D-glukosida phloretin. Phloretin mudah terurai oleh alkali kuat menjadi phloroglusinol dan asam p-hidroksihirosinamat (asam phloretrat). Jika glukosida phlorizin, dipecah dengan alkali dengan cara yang sama, maka ternyata sisa glukosa tidak dapat terlepas dan dihasilkan phloroglusinol -O-glukosida. Akhirnya, kedudukan sisa glukosa yang dibentuk oleh reaksi ditunjukkan dalam persamaan 1 ; interaksi gugus asetoksil dengan satuan CHCH2CH2Ar menunjukkan bahwa satuan glukosa harus terikat pada kedudukan 2 dalam phlorizin. Glikolisasi gugus hidroksil orto terhadap gugus karbonil di dalam adalah tidak umum, hal ini terutama karena ikatan yang efektif antara OH dan O=C. Adanya gugus-gugus hidroksil pada kedudukan -2,6 relatif terhadap gugus karbonil mengakibatkan satu daripadanya reaktif dan dapat terjadi glikosilasi.

Senyawa ini dipisahkan secara kromatografi kertas memakai pengembang yang biasa. Mereka dideteksi dengan menyemprot kertas dengan -nitroanilina yang terdiazotasi dan dengan AlCl3 dalam alcohol. Floridzin menghasilkan warna merah jingga dengan pereaksi pertama dan fluoresensi kehijauan yang kuat dengan pereaksi kedua.

3.2.3 Kalkhon Senyawa kalkon merupakan salah satu senyawa flavonoid, yaitu senyawa yang kerangka karbonnya terdiri atas gugus C6-C3-C6.Strukturnya dapat dibedakan dari senyawa flavonoid lain dari cincin C3 yang terbuka. Kalkon adalah aglikon flavonoid yang pertama kali terbentuk dalam biosintesis semua varian flavonoid melalui jalur prazat dari alur siklimat dan alur asetat malonat.Kalkon umumnya terdapat dalam tanaman yang termasuk keluarga Heliantheaetribe, Coreopsidinae, dan Compositae

Pada struktur senyawa kalkon, subtituen pada 2 cincin aromatis yang mengapit enon akan memberikan pengaruh terhadap elektrofilisitas struktur enon melalui peningkatan ataupun penurunan kerapatan elektron pada cincin aromatis. Adanya gugus pemberi elektron akan menurunkan elektrofilisitas dari cincin enon. Demikian pula sebaliknya, adanya gugus penarik elektron pada cincin c aromatis akan meningkatkan aktivitasnya sebagai agen pengalkil nukleofil biologis dalam biosintesis IL-1 sebagai antiinflamasi. Senyawa kalkon memiliki aktivitas inhibisi angiogenesis melalui adisi nukleofilik pada gugus enon. Jembatan enon pada senyawa 2-kalkon tersubtitusi memegang peranan penting dalam mekanisme aksi inhibitor biosintesis IL-1 karena dapat berperan sebagai agen elektrofilik pengalkilasi. Para agen pengalkilasi memberikan efek sitotoksik melalui transfer alkyl group untuk berbagai konstituen seluler. Alkilasi DNA dalam inti atom mungkin mewakili interaksi utama yang menyebabkan kematian sel. Senyawa pengalkilasi dapat membentuk senyawa kationik antara yang tidak stabil, diikuti pemecahan cincin membentuk ion karbonium reaktif. Ion ini bereaksi, melalui reaksi alkilasi,membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus donor elektron, seperti gugus-gugus karboksilat, amin, fosfat, dan tiol, yang terdapat pada struktur asam amino, asam nukleat dan protein, yang sangat dibutuhkan untuk proses biosintesis sel. Reaksi ini membentuk hubungan melintang (cross-lingking) antara dua rangkaian DNA dan mencegah mitosis. Akibatnya proses pembentukan selter ganggu dan terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker.

3.2.4 KartaminCarfhanus tinctorius L. (fam. Compositae), mengandung pigmen bunga kuning yang berubah menjadi merah bila umur bunga bertambah. Ekstrak bunga juga berwarna merah, dengan pembentukkan bunga merah. Pigmen merah pertama kali disebut kartamin, merupakan glikosida dan bila dihidrolisis dengan asam fosfat berair memberikan dua senyawa isomer yaitu kartamidin dan isokartamidin. Sekarang pigmen merah dinyatakan sebagai Kartamon. Kartamidin dan isokartamidin merupakan isomer flavanon seperti ditunjukkan dalam persamaan (3a) dibawah ini oleh sintesis senyawa termetilasi sepenuhnya dan demitilasi menjadi tetrahidroksi flavanon.

Pembentukan dua flavanon dari precursor tunggal segera terbentuk dengan terjadinya transformasi. Zat antara khalkon dapat melakukan siklisasi baik dengan adisi gugus hidroksil -2 atau -6 terhadap ikatan rangkap. Kartamon berwarna merah, dan polihidroksi khalkon merupakan senyawa yang berwarna kuning hingga jingga kuning ; sebagai contoh koreopsin. Prekursor berwarna kuning ini sekarang dipandang sebagai khalkon glukosida yang mengalami oksidasi menjadi quinonoid glikosida yang berwarna merah (kartamon). Pembentukkan flavanon pada hidrolisis kartamon harus melibatkan reduksi terhadap quinon, kemungkinan pada hidrolisis melepaskan glukosa.

Berdasarkan percobaa yang terakhir menunjukkan bahwa kartamon (pigmen merah) diubah menjadi khalkon kuning oleh reduksi dengan belerang dioksida, dan senyawa yang diperoleh ini dapat direoksidasi menjadi kartamon. Hingga pembentukkan flavanon dengan cara hidrolisis precursor merah, yaitu struktur enol khalkon tidak dapat diterima.

3.2.5 FlavanFlavan tidak lazim sebagai konstituen tanaman. Sejauh ini hanya ada satu contoh dalam kelompok ini yang merupakan senyawa yang terdapayb di alam.Senyawa fenolat kompleks yang merupakan konstituen resin dari tanaman genus Xanthorrhoea mengandung berbagai senyawa flavanoid yan ternyata pemisahan dan pemurniannya sukar dilakukan. Metilasi (dengan metal sulfat dan kalium karbonat dalam aseton) terdapat resin kotor dari X, preissii menghasilkan sejumlah senyawa flavanoid. Salah satu dari padanya adalah 4 , 5 , 7 -trimetoksi flavan (penomoran system sesuai dengan gambit tipe umum senyawa flavanoid). Reduksi flavan dengan natrium dan etanol dalam cairan ammonia dan metilasi fenol yang diperoleh menghasilkan senyawa yang dikenal 1-p-metoksifenil-3-(2,4,6-trimetoksifenil) propana.

4.2.6 FlavonApigenin dan luteolin terdistribusi secara luas dai alan dan merupakan contoh dasar bentuk subtitusi yang diturunkan dari kombinasi yang diturunkan dari bagian C6-C3 dengan satuan asetat :(B) C6-C3+3C2 (B) C6-C3-C6 (A)Hampir setiap bentuk yang mungkin dikenal di alam, dari flavon sendiri hingga nobiletin 5,6,,7.8,3, 4-heksametoksiflavon. Gambar dibawah ini memuat beberapa flavon alami. Kebanyakan hidroksiflavon terdapat sebagai glukosida

Gambar : Flavon AlamFlavon mudah dipecah oleh alkali, menghasilkan diasilmetan atau tergantung pada kondisi reaksi asam benzoate yang diturunkan dari cincin - B dan 0-hidroksiasetonfenon pada cincin A. Reaksi diberikan pada persamaan 9. Diasilmetan yang diturunkan dari flavon seperti dalam persamaan 9, mudah dikenal sebagai hasil degradasi. Warna hijau terangnya menunjukkan bahwa senyawa dalam bentuk enol. Diasilmetan mudah disntesis dari asetofenon yang sesuai dan ester asam benzoate tersubtitusi (persamaan 10a) atau dari 0-asiloksiasetofenon, seperti digambarkan dalam persamaan 10b. Karena 0-hidroksidiasilmetan mudah diubah menjadi flavon dengan pembentukan cincin oleh pengaruh katalisator asam, prosedur ini berguna sebagai metoda sintesis flavon

Flavon stabil terhadap asam kuat dan esternya mudah didealkilasi dengan penambahan HI atau Hbr, atau dengan aluminium klorida dalam pelarut inert. Namun demikian, selama dimetilasi tata ulang sering teramati ; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8- dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6-dihidroksiflavon (persamaan 11a). Dalam keadaa khusus, pembukaan lanjut dapat terjadi (persamaan 11b)

Demetilasi gugus 5-metoksi dalam polimetoksiflavon segera terjadi pada kondisi yang cocok, sehingga 5-hidroksi-polimetoksiflavon mudah dibuat.Meskipun flavon mudah dibuat berdasarkan oksidasi flavanon (dengan natrium asetat-iodida) rute kebalikan-reduksi flavon menjadi flavanon tetapi cara tersebut tidak bermanfaat.

4.2.7 FLAVANOL (3 HIDROKSIFLAVON)Flavanol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi, dan terdapat dalam berbagai bentuk terhidroksilasi. Flavanol alami yang paling sederhana adalah galangin, 3,5,7-tri-hidroksiflavon ; sedangkan yang paling rumit, hibissetin adalah 3,5,7,8,3,4,5-heptahidroksiflavon.

Gambar : Flavanol alamBentuk khusus hidroksilasi (C6(A) C3-C6(B), dalam mana C6 (A) adalah turunan phloroglusinol, dan cincin B adalah 4-atau 3,4 dihidroksi, diperoleh dalam dua flavanol yang paling lazim, yaitu kaempferol dan quersetin. Hidroksilflavanol, seperti halnya hidroksi flavon, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai 3 glikosida. Meskipun flavon, flavonol, flavanon pada umumnya terdistribusi melalui famili tanaman tinggi tetapi tidak terdapat hubungan khemotaksom yang jelas.Genus Melicope mengandung melisimpleksin dan ternatin, dan genus Citrus mengandung nobiletin, tangeretin dan 3,4,5,6,7 pentametoksiflavon (persamaan9).

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanSenyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan dialam tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.Biosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme) dari molekul yang sederhana hingga menjadi molekul yang lebih kompleks yang terjadi pada organisme hidup (Neumann et al. 1985).Secara umumsintesis flavonoid terdiri dari dua jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. Jalur poliketida ini merupakan serangkaian reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat. Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimat.

4.2 Saran Pembaca yang membaca makalah ini disarankan dapat memahami biosintesis senyawa flavonoid, karena mengingat begitu pentingnya seorang farmasis mengetahui proses biosintesis yang terjadi pada senyawa flavonoid.

DAFTAR PUSTAKA

Hernawati. 2010. Perbaikan Kinerja Reproduksi Akibat Pemberian Isoflavon dari Tanaman Kedelai. .Yogyakarta : Gadjah Mada University.Kristanti, AN., Aminah, NS., Tanjung, M., Kurniadi, B., Fitokimia, 55-56, 2008. Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

20