makalah blog 1 modul 2-contoh

42
Makalah Blog 1 modul 2 : Komunikasi dan Empati Komunikasi dan Empati BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal yang penting, yaitu suatu interaksi antara satu individu dengan individu yang lain dalam hubungan sosial serta pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat dipahami. Komunikasi ada dua bentuk yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Dengan adanya komunikasi seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan oleh lawan bicara dan dengan mendengarkan seseorang dapat lebih mengerti informasi yang disampaikan. Komunikasi dan mendengarkan juga harus berisi empati di dalamnya, yaitu mengerti perasaan lawan bicara tanpa larut di dalamnya. Sedangkan pengertian komunikasi dokter pasien adalah komunikasi dua arah yang dilakukan oleh seorang dokter dan pasiennya. Komunikasi antara dokter dan pasien merupakan komponen penting dan harus dilakukan oleh seorang dokter. Komunikasi dokter pasien tidak boleh disepelekan karena walaupun kelihatan sederhana, tetapi komunikasi dokter pasien memegang peranan besar dalam suatu kelangsungan diagnosis dan prognosis pasien. Dalam praktek kedokteran, komunikasi efektif sangat penting untuk di bangun antar dokter dan pasien agar tidak terjadi misrepresentasi antara dokter dan pasien. Jika dokter

Upload: petrik-aqrasvawinata-fs

Post on 12-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blog 1

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Makalah Blog 1 modul 2 : Komunikasi dan Empati

Komunikasi dan Empati

BAB I PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan hal yang penting, yaitu suatu interaksi antara satu individu

dengan individu yang lain dalam hubungan sosial serta pengiriman dan penerimaan pesan

atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat

dipahami. Komunikasi ada dua bentuk yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.

Dengan adanya komunikasi seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan

oleh lawan bicara dan dengan mendengarkan seseorang dapat lebih mengerti informasi yang

disampaikan. Komunikasi dan mendengarkan juga harus berisi empati di dalamnya, yaitu

mengerti perasaan lawan bicara tanpa larut di dalamnya.

Sedangkan pengertian komunikasi dokter pasien adalah komunikasi dua arah yang

dilakukan oleh seorang dokter dan pasiennya. Komunikasi antara dokter dan pasien

merupakan komponen penting dan harus dilakukan oleh seorang dokter. Komunikasi dokter

pasien tidak boleh disepelekan karena walaupun kelihatan sederhana, tetapi komunikasi

dokter pasien memegang peranan besar dalam suatu kelangsungan diagnosis dan prognosis

pasien.

Dalam praktek kedokteran, komunikasi efektif sangat penting untuk di bangun antar

dokter dan pasien agar tidak terjadi misrepresentasi antara dokter dan pasien. Jika dokter

tidak membangun komunikasi yang efektif dengan pasiennya, maka akan membawa

pengaruh yang buruk dalam hubungan antara dokter dan pasien. Komunikasi tersebut

dilakukan agar pasien dapat menerapkan perilaku sehat. Kepribadian seseorang pun berperan

dalam hal ini.

Dewasa ini, banyak orang yang kurang terampil dalam berkomunikasi dan

mendengarkan dan terlebih tidak ada empati di dalamnya. Melihat pentingnya komunikasi,

maka penulis merasa tertarik  untuk membahas mengenai komunikasi, perilaku sehat dan

kepribadian.

1.1  Skenario

Seorang dokter umum merasa kesal dengan pasiennya karena sulit mengikuti petunjuk

yang diberikan oleh dokter tersebut. Pasien adalah seorang penderita diabetes melitus selama

3 tahun. Pasien seorang laki-laki usia 54 tahun yang bekerja sehari-hari sebagai pegawai

Page 2: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

swasta. Dia malas mengikuti pola hidup sehat yang disarankan oleh dokter. Dia tidak mau

rutin minum obat antidiabetes oral, malas berolahraga dan makan sembarangan di luar rumah.

Dokter sudah kebingungan apa lagi yang ingin dilakukan dengan kondisi ini karena gula

darah pasien ini tidak terkontrol.

1.2  Istilah yang Tidak Diketahui

         Diabetes melitus:

yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah

golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai

akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak

mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh

         Antidiabetes oral:

Obat untuk mengatasi penyakit diabetes dengan menurunkan kadar gula dalam darah.1.3  Rumusan Masalah

Pasien sulit mengikuti petunjuk dokter sehingga dokter kesal dan bingung.

1.4  Analisis Masalah

1.5  Hipotesis

Komunikasi dokter-pasien tidak berjalan dengan baik sehingga pasien tidak

menjalankan pola hidup sehat.

Page 3: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

1.6  Sasaran Pembelajaran

         Untuk mengetahui dan memahami komunikasi dokter-pasien

         Untuk mengetahui dan memahami perilaku sehat

         Untuk mengetahui dan memahami kepribadian

Page 4: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

BAB II ISI

2.1 Komunikasi Dokter-Pasien

2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih dengan cara yang tepat, baik verbal maupun non verbal sehingga pesan

tersebut dapat dipahami.

Cara atau teknik berkomunikasi adalah pengetahuan dan keterampilan mengenai

komunikasi yang mengikuti langkah-langkah komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka

dialog, mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah, dan menyimpulkan hasilnya.1

Beberapa definisi komunikasi :2

         Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu

dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi  (Astrid).

         Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi

tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).

         Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang

lain (Davis, 1981).

         Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram.W).

         Komunikasi  adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,

komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),  komunikasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga

pesan tersebut dapat dipahami.3

Komunikasi adalah suatu ilmu dan seni penyampaian suatu pesan dari komunikator

kepada komunikan, sehingga tercapai suatu pengertian bersama.4 Komunikasi mengandung

makna bersama – sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari

bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata

sifatnya, communis yang bermakna umum atau bersama – sama.5

Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik

sebagai berikut:6

         Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

Page 5: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

         Mempengaruhi perilaku seseorang

         Mengungkapkan perasaan

         Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

         Berhubungan dengan orang lain

         Menyelesaian sebuah masalah

         Mencapai sebuah tujuan

         Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

         Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

2.1.2 Bentuk-bentuk Komunikasi

         Menurut tujuannya:

o   Komunikasi satu arah:

komunikasi antara dua pihak, pengirim pesan dan penerima pesan yang perannya bisa saling

bergantian.

o   Komunikasi dua arah:

Sedangkan komunikasi satu arah adalah komunikasi yang tidak berganti peran atau monolog.

         Menurut jenisnya:

o   Komunikasi verbal:

Komunikasi yang menggunakan kata-kata, dapat disuarakan maupun ditulis dengan

memperhatikan pemilihan kata-kata, kualitas suara (keras/tidak), pace (kecepatan) dan

intonasi (tinggi rendahnya suara). Dengan komunikasi verbal pasien dapat di undang untuk

berbicara lebih banyak sehingga ia merasa diterima, dihargai sebagai pribadi.

o   Komunikasi non verbal:

Komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, sehingga hanya berupa gerakan/isyarat

tubuh (gerakan tubuh, cara menatap/kontak mata, ekspresi wajah), posisi (jarak terlalu

dekat/jauh, berhadapan, menyamping, siku), sikap (santai, wibawa) dan paralinguistik

(hembusan nafas, perubahan tinggi nada, perubahan keras suara, senyum yang dipaksakan).7

Makna dari komunikasi non verbal sering sukar dipastikan terhadap pasien karena pesan non

verbal bersifat kabur atau susah diprediksi dan kontradiksi sering terjadi antara pesan non

verbal dengan pesan verbal

         Berdasarkan langsung tidaknya komunikasi:6

o   Komunikasi Langsung:

Page 6: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

komunikasi yang tanpa menggunakan alat. Komunikasi langsung berbentuk kata-kata,

gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat, misalnya kita berbicara

langsung kepada seseorang dihadapan kita.

o   Komunikasi Tidak Langsung

Komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat-

gandakan jumlah penerima-penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan

geografis dan waktu,  misalnya menggunakan radio, buku, dan lain sebagainya.

         Berdasarkan besarnya sasaran, komunikasi dibedakan menjadi :6

o   Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasaran berupa kelompok orang dalam jumlah

yang besar dan umumnya tidak dikenal. Dalam menerapkan komunikasi massa yang baik,

kita harus menyusun pesan dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele. Bahasa yang

digunakan juga harus mudah dimengerti dan dipahami.

o   Komunikasi kelompok, yaitu komunikasi yang sasarannya berupa sekelompok orang yang

umumnya dapat dihitung atau dikenal dan merupakan komunikasi langsung yang sifatnya

timbal balik.

o   Komunikasi perorangan, yaitu komunikasi dengan tatap muka ataupun bisa juga melalui

telepon.

Hubungan komunikasi verbal dan non verbal, yaitu:

         Pengulangan: pesan non verbal memperkuat pesan verbal (menunjuk materi yang sedang di

bahas), contoh: ketika dokter mendiskripsikan berapa panjang sayatan yang akan dilakukan

dengan menunjukkan ukurannya.

         Pertentangan: pesan verbal dan non verbal saling bertentangan, contoh: Dokter

menyatakan/verbal “tidak ada yang serius”, tetapi non verbal ia mengerutkan kening.

         Melengkapi: pesan verbal dan pesan non verbal saling melengkapi, contoh: Pasien

menyatakan sakit di daerah perut/ abdomen yang sedang di palpasi oleh dokter dan

meunjukkan ekspresi wajah kesakitan.

         Mengganti: non verbal sebagai satu-satunya sarana mengirimkan atau menyampaikan pesan

(ekspresi muka pada persaan tertentu), contoh: sedih, murung, mengantuk

         Menekankan: non verbal menekankan interpretasi pesan verbal (sentuhan dalam gerakan

tubuh).

Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang

digunakan:

         Disease centered communication style atau doctor centered communication style :

Page 7: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis termasuk

penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan gejala-gejala.

         Illness centered communication style atau patient centered communication style:

Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara individu

merupakan pengalaman unik. Di sini termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya,

harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.

            Komunikasi memiliki beberapa komponen utama yang harus ada agar suatu

komunikasi dapat berjalan dengan baik. Beberapa komponen tersebut adalah :8

         Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak

lain.

         Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada

pihak lain.

         Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam

komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran

nada/suara.

         Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

         Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang

disampaikannya.

         Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan

dijalankan (Protokol)

Gaya berkomunikasi setiap orang berbeda-beda, dapat dikatakan tidak ada orang yang

memiliki gaya berkomunikasi yang sama persis. Karena ada beberapa faktor yang

memengaruhi komunikasi setiap individu, seperti:9

         Latar belakang budaya

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,

sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka

komunikasi semakin efektif.

         Ikatan kelompok atau grup

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

         Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan

yang diharapkan.

         Pendidikan

Page 8: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan

yang disampaikan.

         Situasi

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

2.1.3 Komunikasi Dokter-Pasien

Dalam ilmu kedokteran, sebagai cabang dari humaniora dan berkaitan dengan

manusia, komunikasi dokter dengan pasien sangat diperlukan untuk memperoleh informasi

tentang data, keluhan, riwayat penyakit, riwayat kehidupan pribadi, riwayat keluarga,

pemeriksaan fisik, mental dan sosial pasien sehingga diagnosis dan prognosis dapat

ditegakkan dan umtuk melakukan terapi dan rehabilitasi pasien. Komunikasi dilakukan sejak

pertemuan pertama dengan pasien sampai dengan pasien di terapi.

Komunikasi dokter-pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter atau

dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi

di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu

menyelesaikan masalah kesehatan pasien.1

Komunikasi memang merupakan faktor yang sangat penting dalam hubungan dokter –

pasien. Dokter dan pasien akan sama – sama merasa puas bila mereka dapat membangun

komunikasi yang baik. Sedemikian faktor ini sehingga tidak sedikit pasien yang merasa

mengalami kesembuhan sesaat setelah melakukan komunikasi yang dengan dokternya.10

Hubungan antar dokter dan pasien, yaitu:

         Membina rapport (hubungan saling menghargai)

         Berupaya mendapatkan informasi tentang keluhan, perjalanan penyakit, riwayat kehidupan

pribadi, riwayat keluarga, kehidupan sosial pasien

         Melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan pemeriksaan tambahan lain yang diperlukan

         Menegakkan diagnosis

         Membuat prognosis

         Merencanakan dan memberikan terapi

         Merehabilitasi pasien

Kewajiban Pasien, yaitu:

         Memberikan informasi yang jujur

         Memberikan kesempatan kepada dokter untuk memeriksa fisik dan mental

         Mematuhi nasihat dokter

         Mematuhi cara-cara pengobatan

         Mematuhi syarat-syarat pengobatan

Page 9: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Kewajiban dokter, yaitu:

         Menghormati hak pasien

         Menjaga rahasia medik

         Memberikan informasi yang berkaitan dengan tindakan medis tertentu yang akan dilakukan

         Meminta persetujuan terhadap tindakan medis tertentu yang akan dilakukan

         Membuat dan memelihara rekam medis

Dalam komunikasi dokter-pasien, juga diperlukan komunikasi terapeutis, dimana

pasien merasa tertolong dan lebih baik, terdorong untuk berbicara, mengekspresikan

perasaan-perasaan, memiliki harga diri, mengurangi rasa takut/terancam, sehingga

merangsang pertumbuhan dan perubahan yang membangun.

Menjalin relasi dengan orang lain sangatlah penting dengan adanya empati. Empati

adalah kemampuan (seolah-olah) untuk menjadi orang diri orang lain. Empati berarti kita

mampu membaca pikiran dari sudut pandang  orang lain. Kita mampu menyelaraskan diri

dengan orang lain. Empati adalah akselerasi dari sikap pro aktif kita terhadap orang  yang kita

tuju.11

Empati adalah semacam “kartu trup” kita dalam mendekatkan diri kepada orang lain.

Berempati berarti kita berusaha beradaptasi dengan orang lain. Empati berarti munculnya

kerelaan diri untuk menjelajah dunia orang lain.  Kita seolah-olah meninggalkan diri untuk

menjadi orang lain. Kita berusaha menarik simpati orang lain dengan harapan meluluhkan

hatinya. Empati bukan sifat “menjilat” tetapi kepiawaian seseorang untuk membaca dan

menyesuaikan diri dengan orang lain. Empati berarti munculnya kesadaran untuk menghargai

orang lain.11

   Dengan adanya empati orang lain akan merasa lebih dihargai. Ketika seseorang

merasa lebih dihargai disitulah terjalin relasi intrapersonal yang baik. Memberikan empati

kepada orang lain juga berdampak positif kepada diri kita. Empati mengasah kepekaan kita

terhadap orang lain, secara tidak langsung hal ini mengasah kepribadian kita untuk

berkembang lebih luas lagi.

2.1.4 Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang

berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian

penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerjasama antara dokter dengan

pasien. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana

dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima

pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.1

Page 10: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Seorang dokter harus mampu berkomunikasi efektif, bersikap manusiawi, ada

kepedulian, kesabaran dan motivasi, pengetahuan yang cukup tentang penyakit, etiologi,

diagnosis banding/kerja/pasti, terapi, prognosis, rehabilitasinya dan keterampilan melakukan

pemeriksaan fisik dan mental.

Dalam komunikasi efektif, harus terjadi komunikasi dua arah, yaitu menjadi

pembicara dan pendengar, dengan bahasa penerimaan yang mudah dipahami dan menerima

apa adanya. Dalam hal ini, dokter juga harus dapat menjadi pendengar yang aktif, yaitu:

         Mendengarkan masalah pasien

         Memberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan untuk dapat

menerima masalah yang tidak bisa diubah

         Membantu pasien mengungkapkan perasaan-perasaannya

         Memahami perasaan pasien

         Membuka telinga dan menjaga pembicaraan

Komunikasi berlangsung oknum dewasa dengan dewasa sehingga wawancara menjadi

efektif dan mudah untuk mendapatkan informasi dan data, juga untuk menyampaikan

informasi dan terapi kepada pasien.Komunikasi efektif yang dilakukan secara verbal dan non-

verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan

kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi

permasalahannya.1

Dengan memahami perasaan pasien, secara tidak langsung dokter sudah melakukan

empati di dalamnya. Dokter yang empati dapat menolong, mengerti pasien, sehingga peranan

positif dari empati dalam hubungan dokter-pasien akan menghasilkan perawatan yang sangat

jelas dan efektif bagi pasien. Manfaat dari komunikasi dokter-pasien yang baik, yaitu:

         Meningkatkan kesehatan, fungsi dan status emosional: mengurangi distress emosional

pasien, hasil perbaikan fisik dan mental yang lebih baik, perbaikan gejala yang lebih baik,

mengurangi ketidaknyamanan dan kekhawatiran pasien, meningkatkan status kesehatan jiwa

pasien.

         Pasien lebih patuh pada pengobatan.

         Meningkatkan kepuasan pasien: dokter menjelaskan tentang penyebab penyakit.

         Meningkatkan kepuasan dokter: pasien meningkat kepercayaannya.

         Mengurangi risiko malpraktik: komunikasi yang baik mengurangi ketidakpuasan pasien

Pendengar yang aktif tidak menanggapi dengan “bimbingan”, membeo atau dominan

berbicara, empati, berbicara di saat yang tidak tepat. Peranan komunikasi efektif, yaitu:

         Lebih sukses dalam pergaulan.

Page 11: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

         Lebih baik dalam menyelesaikan masalah atau pertikaian.

         Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi.

         Lebih populer dan mudah bergaul.

         Lebih menaruh perhatian dan tenggang rasa.

         Lebih memikirkan kepentingan kelompok.

         Lebih suka berbagi rasa, bekerja sama, dan suka menolong.

         Lebih demokratis dalam pergaulan.

         Lebih bijaksana.

         Lebih pandai memimpin atau berorganisasi.

Komunikasi yang efektif mencangkup REACH :2

         Respect : saling menghargai (ada rapport)

         Empathy : adanya empati

         Audible : dapat di dengar dengan baik dan jelas

         Clarity : jelas mudah di mengerti.

         Humble : rendah hati, manusiawi.

Dalam berkomunikasi dengan pasien, dokter memiliki beberapa titik acuan agar

komunikasi dapat berjalan dengan baik, seperti :12

         Greet (memberi salam)

Memberi salam dengan pasien di awal pertemuan akan menciptakan hubungan baik. Berilah

salam dengan ramah kepada setiap pasien yang datang. Katakan kepada pasien hal-hal yang

diharapkan selama pertemuan tersebut dan yakinkan bahwa setiap pasien memiliki privacy

dan kerahasiaannya akan dijaga.

         Ask (bertanya)

Dokter perlu bertanya dan mendengarkan aktif karena melalui pertanyaan dokter dapat

membantu pasien untuk menyatakan keinginan dan kebutuhannya serta mengekspresikan

pertanyaannya.

         Tell (memberi informasi)

Setelah pasien selesai menyatrakan keluhan dan kebutuhannya, berikan informasi secara jelas

sehingga dapat dimengerti oleh pasien sehingga dapat membantu pasien dalam mengambil

suatu keputusan.

         Help (member bantuan)

Bantuan diberikan ketika pasien mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan atau

dalam menentukan sikap. Dalam hal ini dokter membantu pasien agar dapat memecahkan

permasalahannya dengan mudah.

Page 12: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

         Explain (memberi penjelasan)

Dokter membeir penjelasan pasien tentang keputusan yang telah dipilihnya. Misalnya, bila

pasien memilih salah satu metode KB berikan penjelasan mengenai efek sampingnya.

         Return (kontrol kembali)

Bila dirasa perlu, berikan pasien kesempatan untuk datang kembali.

2.1.5        Hambatan dalam Komunikasi:

Dalam komunikasi sering terjadi salah tafsir karena pesan yang didengar lebih sedikit

daripada yang diterima dan yang diterima belum tentu sama dengan yang disampaikan.

Hambatan dalam komunikasi dapat terjadi, karena pasien tidak mendengar, tidak mengerti,

dan tidak setuju. Hambatan dari proses  komunikasi 6

        Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi

dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

        Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti

lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau

bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. hambatan tersebut terjadi pada penafsiran sandi oleh

si penerima.

        Hambatan media, yaitu hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,

misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

        Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat

menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari

informasi lebih lanjut.

        Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan tidak

menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau

tidak jelas dan sebagainya.

        Hambatan Fisik: hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya:

gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

        Hambatan Semantik: kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang

mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan

dan penerima pesan.

        Hambatan Psikologis: hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu

komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim pesan

dan penerima pesan.

Page 13: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam komunikasi sehingga menyebabkan

kekeliruan dan kegagalan persepsi:13

         Kesalahan Atribusi

Atribusi adalah proses internal diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain.

Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan beberapa sumber informasi.

Misalnya, kita mengamati penampilan fisik mereka. Faktor-faktor seperti usia, gaya pakaian,

dan daya tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka. Sering juga kita

menjadikan perilaku orang sebagai sumber informasi, padahal perilaku di pengaruhi oleh

faktor eksternal dan internal.

         Efek Halo

Kesalahan persepsi yang disebut efek halo merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk

kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung memberikan

efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat-sifatnya yang spesifik. Kita cenderung

menganggap seseorang yang baik dalam satu bidang, seolah-olah ia pun baik terhadap hal

yang lain.

         Stereotip

Kesulitan komunikasi akan uncul dari penstereotipan, yakni menggeneralisasikan orang-

orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan

keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.

         Prasangka

Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang

sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah sikap yang sangat tidak adil terhadap

seseorang atau sekelompok. Penilaian tersebut berdasarkan keuputusan atau pengalaman

terdahulu.

         Gegar Budaya

Menurut Kalvero Oberg, gegar budaya (cultural shock) ditimbulkan oleh kecemasan-

kecemasan karena hilangnya tanda-tanda yang sudah dikenal dan simbol-simbol hubungan

sosial. Menurut Lundstedt gegar budaya adalah suatu ketidakmampuan menyesuaikan diri

yang merupakan reaksi dari upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan orang-orang baru.

Ada beberapa hambatan lain yang cukup serius dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan

dokter bersikap proaktif.

         Bahasa

Page 14: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Jika seorang konselor atau konseli berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda, kemungkinan

akan terjadi banyak kesalah pahaman bahkan terjadinya hubungan yang tidak jelas. Jika pada

proses komunikasi konselor merasa bahasa yang digunakannya tidak dipahami, maka

konselor harus sering meluangkan waktu untuk menjelaskan tentang beberapa hal yang ingin

di bicarakan kepada konseli.

         Budaya

Hambatan budaya ini menjadi hal yang sangat penting. Satu pantangan bagi sang konselor

untuk beranggapan, bahwa konseli tumbuh dengan filosofi, gaya hidup, adat istiadat yang

sama. Maka kita tidak boleh "menyamaratakan" penggunaan teknik berkomunikasi kepada

setiap konseli. Hindari anggapan bahwa konseli mempunyai pemikiran yang sama ketika

menghadapi suatu permasalahan.

Jika konselor menemukan miskomunikasi dalam suatu hubungan, atau bahkan konseli merasa

tersinggung, maka cepatlah lakukan analisis mengapa konseli punya anggapan lain terhadap

pesan yang disampaikan. Hal ini bisa saja terjadi karena budaya yang berbeda yang dimiliki

oleh sang konseli. jika hal ini terjadi maka hormati persepsi konseli dan cobalah temukan

beberapa persamaan persepsi maka disanalah peluang konselor untuk kembali membangun

komunikasi yang "nyambung".

         Tujuan yang tidak jelas

Jika si konseli berkonseling dengan konselor dengan suatu permasalahan yang sudah jelas,

tetapi konselor mengajukan pertanyaan yang tidak bersangkutan dengan masalah konseli atau

memberikan pertanyaan yang jauh melebar dari permsalahan, maka permasalahan tersebut

tidak akan terselesaikan dan akan semakin meluas.

         Salah paham

Hambatan komunikasi yang paling utama pada awalnya bersumber dari dari satu hal, yaitu

kesalahpahaman. Interpretasi, respon, asumsi seseorang dalam menghadapi suatu

permasalahan berbeda-beda, konseli akan memahami yang konselor katakan. Jika konselor

menelisik lebih jauh jika ada pertentangan dalam suatu proses komunikasi. Dalam hambatan

ini konselor harus menjauhi sikap menyimpan permasalahan atau kesalahpahaman yang

terjadi.

2.2 Kepribadian

2.2.1 Definisi Kepribadian

Berikut ini beberapa definisi tentang kepribadian yaitu:2

Page 15: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

         Hillgard & Marquis: nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara

mengesankan.

         Stern: kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan,

kemampuannya bertahan dan membuka diri, memperoleh pengalaman.

         Allport: organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang yang menentukan model

penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya.

         Guilford: pola trait-trait yang unik dari seseorang.

         Pervin: seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan

pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.

         Maddy atau Burt: seperangkat karakteristik dan kecendrungan yang stabil, yang menentukan

keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berfikir, merasa, dan gerakan) dari

seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai

hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat itu.

         Murray: suatu lembaga yang mengatur organ tubuh, yang sejak lahir sampai mati tidak

pernah berhenti terlibat dalam pengubahan kegiatan fungsional.

         Phares: pola khas dari pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan orang satu

dengan yang lain dan tidak berubah lintas waktu dan situasi.

        Koswara: bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.

        Maramis: keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh

seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap hidupnya.14

        Freud: suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego dan superego.14

        Kusumanto Setyonegoro: segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya,

yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan terhadap segala rangsang, baik yang

datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya sehingga corak dan  cara kebiasaan itu

merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.14

        Soeharto Heerdjan: himpunan segala fungsi kejiwaan seseorang sebagai suatu kesatuan

dinamis dengan mengusahakan penyesuaian diri orang tadi terhadap tuntutan hidup sambil

menjaga keseimbangan diri baik secara fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).13

        Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (2000) – Kepribadian adalah “Sesuatu yang memberi

tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang

dilakukan si individu”.14

Maka dari beberapa definisi di atas kepribadian dapat di definisikan sebagai seluruh

pola emosi perilaku yang menetap dan bersifat khas pada seseorang dalam caranya

mengadakan hubungan, caranya berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri.

Page 16: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam

istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.15

Kepribadian meliputi segala corak laku individu yang terhimpun dalam dirinya, yang

digunakan untuk beraksi dan menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik yang

datang dari luar dirinya atau lingkungannya (eksternal) maupun dari dalam dirinya sendiri

(internal) sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas

bagi individu itu. Dengan kata lain segala tingkah laku individu adalah manifestasi dari

kepribadian yang dimilikinya sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan

lingkungannya. 14

2.2.2 Aspek-aspek Kepribadian

            Beberapa aspek yang sangat terkait dengan kepribadian, yaitu:

1.      Temperamen (tabiat)

Merupakan salah satu aspek yang  berhubungan erat dengan konstitusi jasmani. Setiap

manusia memiliki temperamen (tabiat) sejak lahir, sehingga temperamen lebih sukar diubah

oleh pengaruh lingkungan luar. Temperamen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologik

tubuh, dan dapat dikatakan menetap seumur hidup.

2.      Watak (Karakter)

Merupakan keseluruhan keadaan dan cara bertindak terhadap suatu rangsangan.

Watak/karakter seseorang berkembang terus menerus dalam masa kehidupan seseorang.

Berkaitan erat dengan fungsi saraf pusat dan dipengaruhi oleh faktor eksogen, seperti

lingkungan, pengalaman dan pendidikan.

2.2.3   Struktur Kepribadian

Menurut Sigmund Freud, sturktur kepribadian terdiri dari:

1.      Id

Lapisan paling dasar yang merupakan keinginan-keinginan tersimpan dalam psikis seseorang,

seperti pada seorang bayi yang baru lahir. Bahan dasar dari pembentukan psikis lainnya,

dikuasai oleh prinsip kesenangan dan tidak mengenal waktu dan logika.

2.      Ego

Lapisan psikis yang mengadakan hubungan langsung dengan dunia luar. Terbentuk dengan

diferensiasi dari Id karena kontaknya dengan dunia luar. Dikuasai prinsip realitas, seperti

tampak dalam pemikiran yang objektif dengan tuntutan sosial dan rasional. Ego bertugas

mempertahankan kepribadian dirinya dan juga menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.

Page 17: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Ego akan menyelesaikan pertentangan antara realitas lingkungan dengan keinginan-keinginan

dalam psikis seseorang, juga berfungsi untuk menyatukan integritas kepribadian seseorang.

Ego disebut eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan,

memilih segi-segi lingkungan ke mana ia akan memberikan respon dan memutuskan insting-

insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Dalam melaksanakan fungsi-

fungsi eksektif yang sangat penting ini, ego harus mengintegrasi tuntuan id, superego, dan

dunia luar yang sering tertentangan.16

3.      Superego

Lapisan psikis yang terbentuk dari internalisasi (memasukkan ke dalam psikis) larangan-

larangan, perintah-perintah, dan aturan-aturan ke dalam psikis seseorang. Superego

merupakan dasar hati nurani dan juga beberapa manifesta yang merupakan aktivitas

superego, misalnya rasa menyesal, rasa bersalah dan rasa berdosa.

2.2.4   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Faktor-faktor yang menentukan kepribadian bisa diklasifikasikan antara lain:

         Faktor-faktor genetika, yaitu faktor-faktor yang muncul dari pribadi individu sendiri.

         Faktor-faktor lingkungan, yaitu faktor-faktor yang muncul dari lingkungan eksternal (social

dan budaya).

         Faktor rohani/spiritual.

Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian :17

        Faktor keturunan

Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian

seseorang. Warisan biologis atau faktor keturunan adalah semua hal yang di terima seseorang

sebagai manusia melalui gen kedua orang tuanya atau sifat turunan dari kedua orang tuanya.

        Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan kepribadian adalah

lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan

kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor

lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh,

budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang

secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur

yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,

kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka

melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung

Page 18: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang

menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga

daripada pekerjaan dan karier.

2.2.5   Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah gabungan dari semua kemampuan emosional dan

kemampuan sosial untuk menghadapi seluruh aspek kehidupannya. Kecerdasan emosional

mempunyai beberapa komponen, yaitu:

         Kesadaran diri

o   Kemampuan memahami kelebihan dan kekurangan diri secara objektif.

o   Kemampuan mengenali diri sendriri secara menyeluruh dan objektif.

o   Kemampuan memantau perasaan diri dari waktu ke waktu.

         Mengelola emosi: kemampuan menangani perasaan diri sendiri agar terungkap secara tepat,

dan mampu mengatasi perasaan hati yang tidak wajar.

         Motivasi diri: suatu energi dari dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu kegiatan, karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat

keputusan atau perbuatan tersebut.

         Empati: kemampuan akan perasaan seseorang untuk mampu merasakan perasaan orang lain

menurut sudut pandang orang tersebut.

         Hubungan sosial: kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain secara lancar dan kedua

belah pihak merasa nyaman/puas.

2.2.6 Bentuk-bentuk Kepribadian

Kepribadian dibagi dalam 4 golongan yaitu: 18

         Sanguin

Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang

tertawa, dan bisa memberi semangat kepada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia

cenderung impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.

         Plegmatik

Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak beremosi,

tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu tidak tampak

dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia

introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-

masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia cenderung mau

Page 19: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

mengambil kemudahannya saja, tidak mau mengambil yang susah, sehingga suka mengambil

jalan pintas yang paling mudah dan gampang.

         Melankolik

Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling

sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini.

Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak

seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali

dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari

adalah perasaan murung.

         Kolerik

Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada pekerjaan dan

tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya

adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas

yang diembannya. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan

untuk bisa merasakan perasaan orang lain, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain

juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.

C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian tipe

kepribadian manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhatian manusia tertuju

pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan kedalam dirinya yang disebut

introvert. Jadi, menurut Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar,  yaitu : 18

         Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, yaitu

kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.

         Tipe introvert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah kepada dirinya sendiri,

bukan orang lain.

Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat yang berhati terbuka, lancar

dalam pergaulan, ramah, gembira, dan kontaknya dengan lingkungan besar sekali. Mereka

mudah memengaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya.

Adapun orang-orang yang tergolong introvert memiliki sifat yang kurang pandai

bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka mnyendiri, bahkan sering takut kepada orang

lain.19

2.3    Perilaku Sehat

Page 20: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

2.3.1 Definisi Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan

elemen kognitif lainnya. Karakter pribadi termasuk tingkat dan sifat afeksi emosional serta

pola perilaku yang jelas, tindakan dan kebiasaan yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan,

pemulihan kesehatan, peningkatan kesehatan.

Menurut Sarafino, mengatakan bahwa perilaku sehat merupakan segala aktifitas yang

dilakukan seseorang untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya, tidak

tergantung status kesehatannya saat itu dan atau apakah perilaku yang dilakukannya

mencapai hal tersebut.

Perilaku Hidup Sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.20

Perilaku terhadap kesehatan adalah tangapan seseorang terhadap rangsangan yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, dan ligkungan.

Respon atau reaksi oraganisme dapat berbantuk pasif (respon yang masih tertutup) dan aktif

(respon terbuka, tindakan yang nyata). Menurut Notoatmojo (1997), rangsangan yang terkait

dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsure, yaitu: sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatan, makanan, dan linkungan. 14

Perilaku sehat merupakan suatu kondisi ketika individu dengan kondisi kesehatan

yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang sehat dan

atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.21

2.3.2 Bentuk-bentuk Perilaku Sehat

Ada lima perilaku sehat, yaitu:

         Pencegahan: segala tindakan yang secara medis direkomendasikan, dilakukan secara sukarela

oleh seseorang yang sehat dan ingin mecegah penyakit untuk asimptomatik (mendektesi

penyakit yang tidak tampak nyata).

         Perlindungan: tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi, meningkatkan dan

menjaga kesehatan, dapat tindakan medis atau bukan tindakan medis.

         Perilaku sebelum sakit: tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak yakin akan kondisi

kesehatannya.

         Perilaku saat sakit: tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit, baik yang dilakukan oleh

orang lain atau dirinya sendiri.

         Kondisi sosial: tindakan yang dilakukan oleh lingkungan sosial agar kesehatan tetap

terjamin.

Perilaku sehat meliputi, yaitu:

Page 21: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

         Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Seimbang yang dimaksud di sini

mencakup kualitas (nilai gizi) dan kuantitas (jumlah yang cukup).

         Olahraga secara teratur, mencakup intensitas yang memadai dan keteraturan, dengan kata

lain teratur dan terukur.

         Tidak merokok. Merokok merupakan faktor risiko bagi beberapa penyakit tidak menular,

yang termasuk dalam penyakit jantung dan peredaran darah, serta kanker paru.

         Tidak minum minuman keras maupun narkoba. Kebiasaan ini juga dapat meningkatkan

potensi penyakit tidak menular.

         Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan dan persaingan hidup akibat tuntutan

untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang bekerja keras sehingga

kurang waktu untuk beristirahat. Hal ini dapat me-nurunkan daya tahan tubuh dan cenderung

menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

         Mengendalikan stres. Stres emosional mudah terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang

penuh dengan persaingan dan tuntutan hidup. Stres sangat potensial mengakibatkan berbagai

penyakit tidak menular.

         Perilaku dan gaya hidup positif. Misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan

seks, penyesuaian diri dengan lingkungan, dan sebagainya.

Perilaku terdiri atas tiga domain (pengetahuan, sikap, tindakan). Secara konsep teori,

perilaku tersebut terjadi secara berurutan, artinya dari pengetahuan berubah menjadi sikap

dan sikap menjadi tindakan.22 Dalam kenyataannya, timbulnya perilaku sesuai dengan

kebutuhannya.

2.3.3 Faktor yang Mendorong Terjadinya Perilaku Sehat

Hal – hal yang menentukan perilaku sehat individu:

         Pembelajaran:

Perilaku sehat itu dipelajari, perilaku berubah karena ada konsekuensi. Tiga

konsekuensi yang berperan dalam pembelajaran:

o   Reinforcement: berarti peningkatan, di mana individu melakukan sesuatu karena mendapat

kepuasan, dan ingin mengulangi lagi agar mendapat kepuasan.

o   Extinction: berarti peniadaan, dimana bila konsekuensi yang mempertahankan perilaku sehat

dihilangkan maka akan melemahkan respon.

o   Punishment: berarti hukuman,jika perilaku yang dilakukan membawa konsekuensi yang tidak

menyenangkan.

         Faktor sosial, kepribadian, dan emosional:

Page 22: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

o   Dukungan sosial (keluarga, teman) dapat mendorong perilaku sehat.

o   Faktor kepribadian yang berhubungan adalah rasa kehati – hatian.

o   Faktor emosi berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat

seperti merokok.

         Persepsi dan Kognitif:

Persepsi tentang sakit, jika berat kebanyakan akan mencari pertolongan.

Pengetahuan tentang kesehatan mempengaruhi perilaku sehat. Pengetahuan yang salah

(miskonsepsi) membahayakan karena tidak didasari bukti ilmiah.

2.3.4 Perubahan Perilaku Sehat

Tingkatan perubahan perilaku, yaitu:

         Perkontemplasi: belum ada niat perubahan perilaku

         Kontemplasi

o   Individu sadar adanya masalah dan secara serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih

sehat.

o   Belum siap berkomitmen untuk bertindak.

         Persiapan

o   Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.

o   Sudah pernah melakukan, tetapi mungkin masih gagal.

         Tindakan: individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai

usaha memberlakukan perilaku sehat.

         Pemeliharaan

o   Individu berusaha untuk mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan.

o   Mungkin akan berlangsung lama.

o   6 bulan dilihat kembali.

2.4    Pembahasan Kasus

Menurut skenario, dengan rumusan permasalahan yaitu pasien sulit untuk mengikuti

petunjuk dokter untuk melakukan pola hidup sehat, sehingga dokter kesal dan bingung,

sangat erat terkait dengan komunikasi dokter-pasien, kepribadian dan perilaku kesehatan.

2.4.1 Komunikasi Dokter-Pasien

Page 23: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Dalam skenario, komunikasi dokter-pasien mengalami hambatan atau gangguan.

Hambatan dalam komunikasi dari segi dokter, yaitu:

         Dokter belum berhasil menerapkan komunikasi yang efektif, dimana ia harus dapat mengerti

dan memahami kebutuhan pasien (pasien tidak hanya ingin sembuh melainkan ingin dimerti

perasaannya) sehingga mendorong pasien untuk mengeluarkan keluhan dan perasaannya.

         Belum menjadi pendengar yang aktif yang seharusnya dapat memastikan apakah informasi

yang disampaikan dapat dipahami benar oleh pasien. Maka terjadinya kesenjangan informasi

antara dokter dan pasien.

         Dokter belum mempunyai empati. Dokter hanya memperhatikan penyakit pasien untuk

kepentingan diagnosis yang seharusnya dokter memperhatikan sakit pasien yaitu keluhanya,

kekhawatirannya.

Hambatan dalam komunikasi dari segi pasien adalah pasien tidak melaksanakan

kewajiban pasien, yaitu tidak mengikuti petunjuk yang diberikan dokter untuk mengikuti pola

hidup sehat dan dalam komunikasi pasien kurang terbuka apakah ia mengerti atau tidak,

setuju atau tidak dengan keputusan dan pesan yang disampaikan dokter.

Pasien tidak dapat mempercayai dokter, ia ragu akan mengikuti petunjuk dokter,

karena komunikasi yang efektif tidak berjalan dengan lancar, dokter juga tidak dapat

menguasai diri dalam menghadapi pasien secara profesional (menerima dan mampu

menghadapi berbagai macam pasien dan dapat menyelesaikan tugasnya untuk menyelesaikan

masalah pasien).

Pasien tersebut kurang memberikan perhatian terhadap pesan yang telah disampaikan

oleh dokter kepadanya. Ia tidak mencari informasi lebih lanjut sehingga mengabaikan

petunjuk yang telah diberikan oleh dokter kepadanya.

2.4.2 Kepribadian

Dari segi kepribadian, dokter mempunyai watak yang marah atau kesal, karena dipicu

atau di rangsang oleh perbuatan pasien yang malas mengikuti petunjuk dokter. Lalu dokter

tidak dapat mengelola emosi, motivasi diri, empati dan hubungan sosial.

Dalam mengelola emosi, dokter tidak dapat mengungkapkan perasaan hati sesuai

dengan tempatnya, menunjukkan kepada pasien bahwa ia kesal dan ia tidak sabar kepada

pasiennya, ia belum bisa memotivasi diri, dimana di dalam teori, motivasi diri adalah

memberi dorongan kepada orang lain agar melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang

dikehendakinya, faktanya pasien masih malas untuk mengatur pola hidup yang sehat. Dokter

kurang menunjukkan empatinya, ia tidak merasakan persaan dari sudut pandang pasien,

mengapa pasien sampai malas mengikuti pentunjuk dokter, padahal untuk kepentingan pasien

Page 24: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

sendiri. Dari hubungan sosial, dokter dan pasien tidak menjalani komunikasi yang lancar dan

nyaman.

Sementara disisi lain, pasien yang terdapat dalam skenario tersebut mempunyai

kepribadian yang susah diatur. Hal ini terlihat ketika pasien sulit untuk mengikuti petunjuk

yang telah disampaikan oleh sang dokter.

Hambatan kepribadian pasien dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti tidak

adanya dukungan keluarga untuk mengatur pola hidup yang sehat, kurangnya pengetahuan

tentang penyakit yang dideritanya sehingga membentuk pribadi yang sulit di atur dan

menganggap penyakitnya bukan penyakit yang serius (minimnya pengetahuan).

Pasien tersebut mempunyai kepribadian sehari -hari yang malas berolahraga dan suka

makan sembarangan. Jadi sulit baginya untuk mengubah kebiasaannya itu. Pasien juga belum

mempunyai komponen – komponen kecerdasan sosial, dimana ia tidak mempunyai kesadaran

diri, ia tidak mampu menyadari bahwa dirinya sakit dan perlu pola hidup yang sehat.

2.4.3 Perilaku Sehat

Dari segi perilaku sehat, menurut tingkat perubahan perilaku, pasien termasuk dalam

perkontemplasi, karena pasien terlihat tidak menunjukkan ingin adanya perubahan untuk

sembuh. Ia malas untuk berolahraga, tidak mau rutin makan obat antidiabetes oral dan makan

sembarang di luar.

Pasien belum mempunyai persepsi yang baik tentang kesehatannya. Dokter perlu

menjelaskan lebih lagi kepada pasien agar pasien mengerti dan mau melakukan perilaku

sehat. Pasien juga kurang memiliki motivasi diri yang dapat membantunya menjalankan dan

mempertahankan perilaku sehat.

Page 25: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Hipotesis yang telah dikemukakan di bagian pendahuluan adalah sebagai

berikut komunikasi dokter-pasien tidak berjalan dengan baik karena pasien tidak menerapkan

perilaku kesehatan.

Hipotesis tersebut diterima, karena dalam komunikasi antara dokter dengan pasien

mengalami hambatan, yaitu pasien tidak menuruti petunjuk dokter untuk pola hidup yang

sehat, sehingga dokter menjadi kesal dan bingung.

3.2 Penutup

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan dokter kepada

pasiennya. Komunikasi yang baik akan mengurangi risiko misrepresntasi. Komunikasi yang

baik pula dapat membuat pasien lebih patuh dengan nasihat dokter. Sebagai seorang dokter

harus mengerti bagaimana berkomunikasi yang baik dan mampu memberikan penjelasan

yang baik, yang penuh dengan rasa empati agar pasien dapat mengerti maksud kebaikan

dokter.

Komunikasi dokter pasien juga harus dijalankan secara benar dan tepat, sehingga

bermanfaat bagi kedua belah pihak dan menjadi efektif dan pasien, yang diikuti dengan

kepribadian yang baik sehingga menimbulkan pola hidup yang sehat dengan perilaku hidup

yang sehat.

Untuk melayani pasien dengan optimal diperlukan komunikasi yang efektif dan

optimal. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, dokter perlu memahami bahwa yang

dimaksud dengan komunikasi tidaklah hanya komunikasi verbal saja melalui percakapan

melainkan juga mencakup komunikasi secara menyeluruh. Dokter harus memiliki

kemampuan untuk menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan

pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. Kalau tidak

berhati-hati dalam melakukan komunikasi, dokter bisa mendapat sanksi atau ancaman hukum

karena dianggap melakukan pelanggaran. 

Dalam komunikasi dokter-pasien diperlukan kemampuan berempati, yaitu upaya

menolong pasien dengan pengertian terhadap apa yang pasien butuhkan. Menghormati dan

menghargai pasien adalah sikap yang diharapkan dari dokter dalam berkomunikasi dengan

pasien, siapa pun dia, berapa pun umurnya, tanpa memerhatikan status sosial ekonominya. 

Bersikap adil dalam memberikan pelayanan medis adalah dasar pengembangan komunikasi

efektif dan menghindarkan diri dari perlakuan diskriminatif  terhadap pasien. 

Page 26: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

Efektif atau tidaknya komunikasi yang berlangsung akan menentukan sikap pasien

dalam menerima saran yang ditetapkan dokter, menjalani pengobatan, melakukan perawatan

diri dan memerhatikan atau mematuhi nasehat dokter. Komunikasi tersebut juga

mempengaruhi kelangsungan terapi, apakah akan berlanjut atau terjadi pemutusan hubungan

secara sepihak. Reaksi pasien ketika masih berada dalam ruang praktik, sikap pasien pada

kunjungan ulang, cara pasien melaksanakan pengobatan adalah umpan balik bagi dokter,

untuk mengetahui hasil komunikasinya. 

Page 27: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ali MM. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Dalam: Siregar A, Murniah D, editor.

Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Edisi 1. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.

2.      Andri, Dan Hidayat, Elly Ingkiriwang, Evalina Asnawi, Hubertus Kasan H. Komunikasi dan

Empati. Bahan kuliah 2011.

3.      Mulyohadi Ali Muhammad, Ieda Poernomo Sigit Sidi & Huzna Zahir. Komunikasi Efektif

Dokter-Pasien. Ed 1. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.

4.      Nugroho H. Wahjudi. Komunikasi dalam Keperawatan gerontik. 1st ed. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2006,  hlm. 11.

5.      Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo, 2004, hlm. 5.

6.      Roger. B. Ellis Robert., J. Gates., & Neil Kenwarthy. Interpersonal communication in

Nursing Theory and Practice. 2nd ed. Churcill Livingstone, 1995.

7.      Norvatinah. Komunikasi dan Empati Dokter-Pasien. Diunduh pada 14 Oktober 2011 dari:

http://www.scribd.com/doc/6521423/Makalah-Individu . 13 Oktober 2008.

8.       Mulyana D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007,

hlm. 20.

9.      Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid 1. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2004.

10.  Mochtar Iqbal. Dokter Juga Manusia. 1st ed. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009,

hlm. 49.

11.  Sumartono. Komunikasi kasih sayang. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2004.

12.  Soetjiningsih. Modul Komunikasi Pasien Dokter. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2008, hlm. 6-18.

13.  Mulyana Deddy. Komunikasi Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 3-7, 159.

14.  Sunaryo. Psikologi unutuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004, hlm. 3, 6, 102 dan 103.

15.  Wikipedia. Kepribadian. Diunduh pada 15 Oktober 2011 dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

16.  Hall CS, Lindzey G. Psikologi Kepribadian 1: Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Dalam:

Supratiknya, editor. Edisi 18. Jakarta: Kanisius, 2009.

17.  Kumpulan Istilah. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian. Diunduh pada 11 Oktober 2011

dari : http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943467-faktor-faktor-pembentuk-

kepribadian/ . 6 November 2009.

Page 28: Makalah Blog 1 Modul 2-Contoh

18.  Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBBK). Kepribadian.  Diunduh pada 11 Oktober 2011 dari

: http://www.telaga.org/ringkasan.php?kepribadian.htm . 2002.

19.  Sobur Alex. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2003.

20.  Anies. Perilaku Hidup Sehat. Diunduh pada 14 Oktober 2011 dari:

www.jurnalkedokteranindonesia.wordpress.com . 19 Desember 2010.

21.  Juall Carpenito, Lynda. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Ed 9. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009.

22.  Maulana HDJ. Promosi Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: EGC, 2009, hlm. 239.