makalah eksfis
DESCRIPTION
FisikaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalammya yaitu
energi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi kinetik yang
dikandung elektron-bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang
tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi
perubahan energi pada atom-atom dan elektron-bebas menentukan sifat-sifat thermal
padatan.
Laju perambatan panas pada padatan ditentukan oleh kondktivitas panas, σT, dan gradien
temperatur, dt/dT. Jika didefinisikan q sebagai jumlah kalori yang melewati satu satuan luas
(A) per satuan waktu.
Daya hantar panas atau konduktivitas adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa
cepat bahan dapat menghantarkan panas konduksi. Atau k adalah jumlah panas yang
mengalir tiap satuan waktu satuan luas apabila diberi suhu tetentu.
B. Batasan Masalah
1. Teori mengenai konduktivitas termal
2. Prosedur percobaan mengenai pengukuran konduktivitas termal
3. Data yang diperoleh dari hasil percobaan
4. Pengolahan data
5. kesimpulan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan tentang prosedur percobaan konduktivitas termal
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah eksperimen fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaaan ini adalah :
1. Mengukur konduktivitas termal beberapa material yang berbeda.
2. Menentukan tipe material sampel yang digunakan apakah konduktor atau isolator
B. TEORI DASAR
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari benda
yang sama pada temperatur yang lebih rendah. (Tim Eksperimen fisika, 2014).
Panas yang ditransfer dari suatu titik ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda
yaitu:
1. Konduksi adalah Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa dari
benda. Konduksi diakibatkan oleh tumbukan antar molekul penyusun zat. Ujung benda
yang panas mengandung molekul yang bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang
bergetar cepat tadi menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi
transfer energi ke molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula lambat
menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk molekul lambat di sebelahnya
dengan disertai transfer energi. Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya energi
sampai pada ujung benda yang lainnya.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke tempat lain.
Konveksi terjadi perpindahan molekul dalam jarak yang jauh.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium. (Mikrajuddin Abdullah.
2005; 56-59)
Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari konduksi
termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui material persatuan
waktu dilukiskan oleh persamaan:
ΔQΔt
= kAΔTΔ x
Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat kecil di mana
Δx 0, maka berlaku:
dTdx =
(T 2−T 1)x
Bila garis dari aliran panas adalah parallel , maka gradien temperature (kuantitas fisik yang
menggambarkan kea rah mana dan berapa tingkat suhu perubahan yang palig cepat di seluruh
lokasi tertentu) pada setiap penampang adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang
dikonduksikan persatuan waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
ΔQΔt = kA
(T 2−T 1)h
Dalam penampang∆ Q = energi panas total yang dikonduksikan , A= luas dimana konduksi
mengambil tempat, ∆ T = perbedaan temperatur dua sisi dari material, ∆ t = waktu selama
konduksi terjadi , h= ketebalan dari material dan k= konduktivitas termal dari material.(Tim
Eksperimen fisika, 2013).
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda
dengan suatu gradien temperatur. Dengan kata lain konduktivitas termal menyatakan
kemampuan bahan menghantarkan kalor.(Hasra, Amran:2008). Nilai konduktivitas termal
penting untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good
conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang besar dan penghantar panas yang
tidak baik(good insulator) untuk nilai koefisien panas yang kecil. (Tim Eksperimen fisika, 2014)
Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0℃:
Energi
termal dihantarkan
dalam zat padat
menurut salah satu
dari dua modus
berikut : melalui
getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui elektron bebas. Dalam konduktor
listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang bergerak di dalam stuktur kisi bahan –
bahan , maka elektron di samping dapat mengangkut muatan muatan listrik, dapat pula
membawa energy termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah, sebagaimana
halnya dalam gas. Bahkan elektron ini sering di sebut gas elektron (electron gas). Energi dapat
pula berpindah sebagai energi getaran dalam stuktur kisi bahan. Namun , pada umumnya
perpindahan energi melalui gataran ini tidaklah sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena
itu, penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar kalor yang baik pula, seperti
BAHAN Konduktivitas termal(k)
W/M ℃
Logam
Perak(murni) 410
Tembaga(murni) 385
Alumunium (murni) 202
Nikel(murni) 93
Besi(murni) 73
Baja karbon,1%∁ 43
Timbal (murni) 35
Baja krom - nikel(18%Cr,8%Ni) 16.3
Bukan logam
Kuarsa(sejajar sumbu) 41.6
Magnesit 4.15
Marmar 2.08-2.94
Batu pasir 1.83
Kaca, jendela 0.78
Kayu, maple atau ek 0.17
Serbuk gergaji 0.059
Wol kaca 0.038
Sumber (j.P.Holman,1993:6-10)
halnay tembaga, alumunium dan perak. Sebaliknya isolator listrik yang baik merupakan isolator
kalor pula. Konduktivitas termal beberapa zat padat tertentu.
Konduktivitas termal berbagai bahan isolator juga diberikan dalam table.Sebagai
contoh, nilai untuk wol kaca(glass wol) ialah 0.038W/m ℃ dan untuk kaca jendela 0.78 W/m℃
. Pada suhu tinggi , perpindahan energy pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa
cara:konduksi melalui bahan berongga atau padat, konduksi melalui udara yang terkurung dalam
rongga –rongga dan jika suhu cukup tinggi melalui radiasi.(j.P. Holman,1993:6-10). Karena itu
nilai dari konduktivitas termal menjadi penting untuk dibahas.
Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran tak
langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap beberapa besaran lain, maka
nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan melalui persamaan:
K= ∆ Q h
A ∆ T ∆t
Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang akan diuji di
jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan mempertahankan temperatur konstan
sekitar 100℃ dan satu blok es yang di pertahankan pada temperatur
Konstan 0℃. Berarti perbedaan temperatur di antara dua permukaan dari material adalah
100℃ . Panas yang di transfer diukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari es yang
melebur . Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk
peleburan es). Karena itu konduktivitas termal dari suatu material dapat ditentukan menggunakan
persamaan:
K=M esK 1h
AΔT Δt
Dalam system CGS kalor lebur es adalah 80 kal/gram(Tim eksperimen fisika,2014).
C. ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar
berikut.
NO NAMA PERALATAN KETERANGAN JUMLAH
Gambar 1. Generator Uap Gambar 2. Stand with insulating pad
Gambar 3. Nerasa Ohaus
Gambar 4. Jangka Sorong
Gambar 5. Tabung
Gambar 6 (a) . Material sampel Masionate
Gambar 6 (b). Material sampel Lexan
Gambar 6 ( c ). Material sampel Wood
Gambar 6 (d). Material sampel Sheet Rock
1 Stand with insulating pad Tempat material es 1
2 Generator uap Penghasil uap 1
3 Tabung 1 Mengumpulkan es yang melebur 1
4 Tabung 2 Mengumpulkan uap yang
terkondensasi
1
5 Material berbeda Masonite,wood,lexan,sheetrock 1 set
6 Termometer Pengukuran suhu 1
7 Jangka sorong Mengukur diameter es 1
8 Stopwatch Pencatat waktu 1
Keterangan dari material yang digunakan:
1. Masonite
Gambar 7. Masionate
Masonite adalah jenis hardboard ditemukan oleh William H. Mason. Produksi massal
dimulai pada tahun 1929. Hal ini dibentuk dengan menggunakan metode Mason,
menggunakan kayu chip, peledakan mereka ke dalam serat panjang dengan uap dan
kemudian terbentuk papan. Papan tersebut kemudian ditekan dan dipanaskan untuk
membentuk papan selesai. Tidak ada lem lain materi atau ditambahkan. Serat lama
memberikan Masonite tinggi lentur kekuatan, kekuatan tarik , kepadatan dan stabilitas.
Tidak seperti panel kayu komposit yang diproduksi menggunakan formalin berbasis
resin-untuk serat mengikat, Masonite dibuat dengan menggunakan bahan alami saja, yang
membuat produk ramah lingkungan. Masonite membengkak dan membusuk dari waktu
ke waktu bila terkena elemen. Koefisien Konduktivitas termal 0,2 W / m ° K.
(http://en.wikipedia.org/wiki)
2. Lexan
Gambar 8. Lexan
Lexan adalah nama merek untuk lembar polikarbonat resin termoplastik. Bahan
polikarbonat utama dihasilkan oleh reaksi bisphenol A dan fosgen (COCl 2). Polycarbonate
adalah bahan yang sangat tahan lama. Meskipun memiliki ketahanan yang berdampak
tinggi, memiliki ketahanan yang rendah gores. polimer ini sangat transparan untuk cahaya
tampak dan memiliki karakteristik transmisi cahaya lebih baik daripada berbagai jenis
kaca. Tidak seperti kebanyakan termoplastik, polikarbonat dapat mengalami deformasi
plastik besar tanpa retak atau pecah. Sebagai hasilnya, dapat diolah dan dibentuk pada
suhu kamar. Lexan mempunyai sifat yang tahan terhadap suhu. Koefisien Konduktivitas
termal: 0,19-0,22 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)
3. Wood
Gambar 9. Wood
Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu (perbandingan berat dan volume
kayu dalam keadaan udara kering dengan kadar air sekitar 15%) dan kekuatan kayu.
Koefisien Konduktivitas termal : 0,04-0,4 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)
4. Sheet Rock
Gambar 10. Sheet Rock
Sheetrock atau drywall dikenal juga sebagai eternit atau papan gypsum, adalah sebuah
panel terbuat dari gypsum plaster ditekan antara dua lembar kertas tebal. Sebuah panel
papan dinding terbuat dari kertas liner membungkus suatu inti dibuat terutama dari
gypsum plaster, semi- hydrous bentuk kalsium sulfat (CaSO 4 · ½ H 2 O). gipsum baku,
CaSO 4 · 2 H 2 O, (ditambang atau diperoleh dari desulfurisasi gas buang ( FGD )) harus
dikalsinasi sebelum digunakan. plester ini dicampur dengan serat (biasanya kertas dan /
atau fiberglass ), plasticizer , berbusa agen , digiling halus kristal gipsum sebagai
akselerator, pati atau chelate sebagai retarder, berbagai aditif yang dapat meningkatkan
jamur dan / atau tahan api ( fiberglass atau vermikulit ), lilin emulsi atau silane untuk
penyerapan air rendah dan air. Ini kemudian dibentuk oleh mengapit inti dari gips yang
basah antara dua lembar kertas tebal atau tikar fiberglass. Ketika inti set dan dikeringkan
di ruang pengeringan besar, sehingga menjadi cukup kaku dan kuat. SheetRock memiliki
sifat elastic termo yang sangat baik. Hal ini memungkinkan SheetRock untuk berhasil
menahan berbagai variasi suhu.
Koefisien Konduktivitas termal : 0,17 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)
D. PROSEDUR KERJA
1. Mengisi benjana es dengan air lalu bekukan dalam freezer . Pekerjaan ini dilakukan
sebelum pelaksanaan kegiatan pratikum.
2. Mengukur ketebalan dari setiap material sampel yang digunakan dalam pratikum(h).
3. Memasang material sampel pada tabung ruang uap seperti yang ditunjukan pada
gambar 2
Gambar 2. Susunan peralatan untuk konduktivitas termal
4. Mengukur diameter dari bloke s dan nilai ini dilambangkan dengan d1. Tempatkan es
tersebut di atas sampel.
5. Membiarkan es berada di atas sampel selama beberapa menit sehingga es mulai
melebur dan terjadi kontak penuh antara es dengan permukaan material sampel.
6. Mentukan massa dari tabung kecil yang digunakan untuk menampung es yang
melebur(Mt).
7. Mengumpulkan es yang melebur dalam tabung untuk suatu waktu pengukuran ta
Misalnya sekitar 3 menit, lakukan untuk 3 kali pengukuran.
8. Menentukan massa dari tabung yang berisi es yang melebur tadi(Mta)
9. Menentukan massa es yang melebur (Ma) dengan cara mengurangi Mta dengan Mt
10. Mengalirkan uap ke dalam ruang uap .biarkan uap mengalir untuk beberapa menit
sampai temperature mencapai stabil sehingga aliran panas dalam keadaan mantap
(steady), artinya temperature pada beberapa titik tidak berubah terhadap waktu.
11. Mengosongkan tabung yang digunakan untuk mengmpulkan es yang melebur. Ulangi
langkah 6 sampai 9 tetapi pada waktu ini dengan uap dialirkan ke dalam ruang uap
dalam suatu waktu tertentu tau(missal sekitar 3 menit). Ukurlah massa es yang
melebur (Mau). Lakukan lah untuk 3 kali pengukuran.
12. Melakukanlah pengukuran ulang diameter bloke s yang dinyatakan dengan d2.
13. Melakukanlah kegiatan yang sama untuk sampel material yang lainnya.
E. DATA PENGAMATAN
Jenis sampel : masionate h=0,5425 cm Mt=63,2 gr
NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan
1. 9,4 9,315 3
menit
9,8 Sebelum dialiri uap
2. 9,315 9,24 11,6
3. 9,24 9,1 10,8
4. 7,8175 7,815 3
menit
12,7 Setelah dialiri uap
5. 7,815 7,745 15,5
6. 7,745 7,6175 13,6
Jenis sampel : wood h=0,625 cm Mt=63,2 gr
NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan
1 9,03 8,92 3
menit
12,3 Sebelum dialiri uap
2 8,92 8,9 11,3
3 8,9 8,83 11,5
4 7,325 7,105 3
menit
14,5 Setelah dialiri uap
5 7,105 7,035 13,5
6 7,035 6,921 13,5
Jenis sampel : lexan h=0,5425 cm Mt=63,2 gr
NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan
1. 8,605 8,42 3
menit
11,4 Sebelum dialiri uap
2. 8,42 8,3 10
3. 8,3 8,225 11
4. 6,8 6,535 3
menit
12,2 Setelah dialiri uap
5. 6,535 6,4 12
6. 6,345 6,115 13
Jenis sampel : sheet rock h=0,925 cm Mt=63,2 gr
NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan
1 8,13 8,11 3
menit
6,8 Sebelum dialiri uap
2 8,11 8,015 6,8
3 8,015 8 6,3
4 6.63 6.54 3
menit
8,6 Setelah dialiri uap
5 6.54 6.515 8,8
6 6.515 6.5 8,4
F. PENGOLAHAN DATA1. Menentukan diameter rata-rata dari es selama eksperimen (dave) dari d1 dan d2.
o jenis sample : masionate
d1 = 55,61
6 = 9,2683 cm
d2 = 46,555
6 = 7,759 cm
dave = 9,2683+7,759
2 = 8,51365 cm
dave= d1+d2
2
o jenis sample : wood
d1 = 53,5
6 = 8,9167 cm
d2 = 45,526
6 = 7,0877 cm
dave = 8,9167+7,0877
2=8,0022 cm
o jenis sample : lexan
d1 = 50,27
6 = 8,3783 cm
d2 = 38,73
6 = 6,455 cm
dave = 8,3783+6,455
2=7,41665 cm
o Jenis sample : sheet rock
d1 = 48,38
6 = 8,063 cm
d2 = 39,24
6 = 6,54 cm
dave = 8,063+6,54
2=7,3015 cm
2. Menentukan luas permukaan es yang berkontak dengan sampel
A= πr2
Jenis sampel Luas permukaan (cm2)Masionate 3,14 x 18,1212 = 56,9Wood 3,14 x 16,008 = 50,26Lexan 3,14 x 13,75 = 43,180Sheet rock 3,14 x 13,328 = 41,85
3. Menentukan laju es melebur sebelum dialiri uap dan sesudah dialiri uap
Sebelum Sesudah
Ra=MaTa
R=MauTau
Jenis Sampel : masionate
Sebelum Sesudah
Ma = 9,8+11,6+10,8
3=10,73
gr
Mau= 12,7+15,5+13,6
3=13,933 gr
gr
Ra = 10,73180
=0,0596 gr/s R= 13,933
180=0,0774 gr/s
Jenis Sampel : wood
Sebelum Sesudah
Ma =12,3+11,3+11,5
3=11,7 gr Mau=
14,5+13,5+13,53
=12,833 gr
Ra =11,7180
=0,065 gr/s R = 12,833
180=0,0768 gr/s
Jenis Sampel : lexan
Sebelum Sesudah
Ma =11,4+10+11
3=¿10,8 gr Mau ¿
12,2+12+133
= 12,4 gr
Ra ¿10,8180
= 0,06 gr/s R ¿12,4180
=0,0688 gr/s
Jenis Sampel : Sheet Rock
Sebelum Sesudah
Ma = 6,8+6,8+6,3
3=¿ 6,633 gr Mau =
8,6+8,8+8,43
=¿ 8,6 gr
Ra = 6,633180
=0,0368 gr/s Rau = 8,6180
=0,0477 gr/s
4. Menentukan laju es melebur yang sesuai dengan temperatur differensial
Jenis sample Laju es melebur
Masonite 0,0774 – 0,0596 = 0,0178
Wood 0,0768 – 0,065 = 0,0118
Lexan 0,0688 – 0,06 = 0,0088
Sheet rock 0,0477 – 0,0368 = 0,0108
5. Tabel3. Data hasil perhitugan diameter rata-rata, luas dan laju peleburan
No Sampel dave (cm) A(cm2) Ra (gr/s) R(gr/s) Ro(gr/s)
1 Masonite 8,51365 56,9 0,0596 0,0774 0,0178
2 Wood 8,0022 50,26 0,065 0,0768 0,0118
3 Lexan 7,41665 43,180 0,06 0,0688 0,0088
4 Sheet Rock 7,3015 41,85 0,0368 0,0477 0,0108
6. Menghitung nilai konduktivitas termal utuk setiap material sampel
k ¿Ro x 80
kalgr
xh
A x ∆ T
o Masonite
Ro = R - Ra
k = 0,0178 x80 x 0,5425
56,9 x100 = 1,357 x 10−2 kal/m s ℃ = 3,22 x 10−2 W/m ℃
o Wood
k = 0,0118 x 80 x 0,625
50,26 x100 = 1,174 x 10−2kal /m s℃ = 2,7 x 10−2 W/m ℃
o Lexan
k = 0,0088 x80 x 0,625
7,41665 x100 = 5,94 x 10−2 kal/m s ℃ = 1,4 x 10−2 W/m ℃
o Sheet rock
k = 0,0108 x80 x 0,925
7,3015 x100 = 0,109 x 10−2 kal/m s ℃ = 0,26 x 10−2 W/m ℃
7. Menentukan jenis material sampel berdasarkan nilai konduktivitas termal
Suatu materi digolongkan kedalam konduktor jika memiliki nilai k > 4,15 W/m 0C,
Isolator jika < 4,15 W/m 0C
Dari percobaan di dapat :
Masonite = isolator Wood = isolator
Sheet rock = isolator Lexan = isolator
8. Nilai konduktivitas untuk setiap material sampel berdasarkan praktikum yang didapat:
Masonite : 3,22 x 10−2 W/m oK Wood : 1,4 x 10−2 W/m oK
lexan : 2,7 x 10−2 W/m oK sheet rock : 0,26 x 10−2 W/m oK
masonite>lexan>wood>sheet rock
9. Kesalahan relatif dari pengukuran masing masing sampel:
KR= HT−HP
HTX 100 %
Masonite = 0.2−0,0322
0,2X 100 %=84 %
wood = 0,32−0,014
0,32X 100 %=95 %
Lexan = 0,19−0,027
0,19X 100 %=85 %
Sheet rock = 0,17−0,0026
0,17X 100 %=98 %
G. PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan teori yang telah di jelaskan diatas
dapat di jelaskankan bahwa yang di maksud dengan konduktivitas termal adalah suatu
fenomena transport di mana perbedaan temperature menyebabkan transfer energy termal dari
satu daerah ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperature yang lebih rendah.
Suatu jenis penghantar dapat di katakana penghantar panas yang baik atau tidak di dasarkan
pada nilai konduktivitas termalnya.Benda yang memiliki konduktivitas termalnya yang besar,
merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik).Sebaliknya, benda yang
memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang
buruk (konduktor termal yang buruk).
Untuk mengukur konduktivitas termal dari suatu benda/material adalah dengan cara
material yang akan di uji di jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan
temperature konstan 1000C dan satu blok es yang di pertahankan pada temperature konstan
00C. berarti selisih temperatur di antara dua permukaan dari material adalah 1000C. panas
yang di transfer di ukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari es yang melebur. Es
melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk peleburan
es:
Sampel yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Wood (kayu) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,04-0,4 W/(moK)
2. Masonite (papan) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,2 W/(moK)
3. Lexan (termoplastik) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,19-0,22 W/(moK)
4. Sheet rock (gabus) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,17 W/(moK).
Namun dari data pengukuran di dapatkan Nilai konduktivitas untuk setiap material
sampel berdasarkan praktikum yang didapat:
1. Wood = 1,4 x 10−2 W/m oK
2. Masonite = 3,22 x 10−2 W/m oK
3. Lexan = 2,7 x 10−2 W/m oK
4. Sheet rock = 0,26 x 10−2 W/m oK
Dari hasil yang di dapatkan ini kami menyimpulkan bahwa semua material sampel
yang di gunakan dalam percobaan ini adalah isolator (penghantar panas yang buruk) karena
nilai konduktivitas termalnya kecil. Hasil konduktivitas yang kami dapatkan sangat berbeda
jauh dengan konduktivitas teorinya. Persentase kesalahan yang kami dapatkan hampir
mendekati seratus persen, dapat dikatakan bahwa percobaan yang kami lakukan banyak
mengalami kesalahan.
Kesalahan yang terjadi dalam pengukuran berpengaruh pada persentase kesalahan.
Kesalahan yang terjadi selama proses pengukuran di antaranya adalah karna ketidak telitian
dalam pengambilan data, kemundian kurangnya ketelitian pengamat dalam menimbang
massa pada tabung dan es menggunakan neraca ohauss. Kesalahan lainnya adalah
ketidaktelitian dalam membaca hasil pengukuran diameter es yang dilakukan dengan jangka
sorong , pada saat mengukur diameter es jangka sorongnya telalu kuat menekan es.Hal ini
menyebabkan bagian es yang tersentuh jangka sorong agak terhujam ke dalam (mencekung).
Ini juga menyebabkan data yang di peroleh jauh dari kebenaran dan juga, pada saat
pengukuran terjadi kesalahan waktu, karna es mencair tergantung waktu seberapa banyak es
mencair persatuan waktu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum ini dapat kami simpulkan bahwa:
1. Cara mengukur konduktivitas termal suatu benda/material adalah suatu potong material
yang akan di uji di jepitkan di anatara satu ruang uap (stem chamber) dengan
mempertahankan temperature konstan 1000C dan satu blok es yang di pertahankan pada
temperature konstan 00C. berarti perbedaan temeratur di antara dua permukaan dari
material adalah 1000C. panas yang di transfer di ukur dengan mengumpulkan air yang
berasal dari es yang melebur. Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran
panas (panas laten untuk peleburan es).
2. Suatu jenis penghantar dapat di katakan penghantar panas yang baik atau tidak di
dasarkan pada nilai konduktivitas termalnya. Benda yang memiliki konduktivitas termal
(k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik).
Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan penghantar
kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
Kesimpulannya semua material yang dijadikan percobaan merupakan penghantar panas
yang buruk ( isolator ) karena nilai kondukvitas termalnya kecil
3. Dari hasil percobaan di peroleh bahwa nilai konduktivitas sampel yang di gunakan dalam
praktikum ini adalah
- Wood = 1,4 x 10−2 W/m oK
- Masonite = 3,22 x 10−2 W/m oK
- Lexan = 2,7 x 10−2 W/m oK
- Sheet rock = 0,26 x 10−2 W/m oK
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki
Mikrajuddin Abdullah.2005.Fisika SMA Kelas X Semester 2.Jakarta;Erlangga
Tim Eksperimen Fisika.2014.Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika.Padang;Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahusan Alam,Universitas Negeri Padang.