makalah eksfis

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalammya yaitu energi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi kinetik yang dikandung elektron-bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi pada atom-atom dan elektron-bebas menentukan sifat- sifat thermal padatan. Laju perambatan panas pada padatan ditentukan oleh kondktivitas panas, σT, dan gradien temperatur, dt/dT. Jika didefinisikan q sebagai jumlah kalori yang melewati satu satuan luas (A) per satuan waktu. Daya hantar panas atau konduktivitas adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa cepat bahan dapat menghantarkan panas konduksi. Atau k adalah jumlah panas yang mengalir tiap satuan waktu satuan luas apabila diberi suhu tetentu. B. Batasan Masalah 1. Teori mengenai konduktivitas termal 2. Prosedur percobaan mengenai pengukuran konduktivitas termal 3. Data yang diperoleh dari hasil percobaan 4. Pengolahan data 5. kesimpulan

Upload: nufadieny

Post on 18-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fisika

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Eksfis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalammya yaitu

energi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi kinetik yang

dikandung elektron-bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang

tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi

perubahan energi pada atom-atom dan elektron-bebas menentukan sifat-sifat thermal

padatan.

Laju perambatan panas pada padatan ditentukan oleh kondktivitas panas, σT, dan gradien

temperatur, dt/dT. Jika didefinisikan q sebagai jumlah kalori yang melewati satu satuan luas

(A) per satuan waktu.

Daya hantar panas atau konduktivitas adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa

cepat bahan dapat menghantarkan panas konduksi. Atau k adalah jumlah panas yang

mengalir tiap satuan waktu satuan luas apabila diberi suhu tetentu.

B. Batasan Masalah

1. Teori mengenai konduktivitas termal

2. Prosedur percobaan mengenai pengukuran konduktivitas termal

3. Data yang diperoleh dari hasil percobaan

4. Pengolahan data

5. kesimpulan

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan tentang prosedur percobaan konduktivitas termal

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah eksperimen fisika.

Page 2: Makalah Eksfis

BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaaan ini adalah :

1. Mengukur konduktivitas termal beberapa material yang berbeda.

2. Menentukan tipe material sampel yang digunakan apakah konduktor atau isolator

B. TEORI DASAR

Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur

menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari benda

yang sama pada temperatur yang lebih rendah. (Tim Eksperimen fisika, 2014).

Panas yang ditransfer dari suatu titik ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda

yaitu:

1. Konduksi adalah Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa dari

benda. Konduksi diakibatkan oleh tumbukan antar molekul penyusun zat. Ujung benda

yang panas mengandung molekul yang bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang

bergetar cepat tadi menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi

transfer energi ke molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula lambat

menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk molekul lambat di sebelahnya

dengan disertai transfer energi. Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya energi

sampai pada ujung benda yang lainnya.

2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke tempat lain.

Konveksi terjadi perpindahan molekul dalam jarak yang jauh.

3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium. (Mikrajuddin Abdullah.

2005; 56-59)

Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari konduksi

termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui material persatuan

waktu dilukiskan oleh persamaan:

Page 3: Makalah Eksfis

ΔQΔt

= kAΔTΔ x

Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat kecil di mana

Δx 0, maka berlaku:

dTdx =

(T 2−T 1)x

Bila garis dari aliran panas adalah parallel , maka gradien temperature (kuantitas fisik yang

menggambarkan kea rah mana dan berapa tingkat suhu perubahan yang palig cepat di seluruh

lokasi tertentu) pada setiap penampang adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang

dikonduksikan persatuan waktu dapat dituliskan dalam bentuk :

ΔQΔt = kA

(T 2−T 1)h

Dalam penampang∆ Q = energi panas total yang dikonduksikan , A= luas dimana konduksi

mengambil tempat, ∆ T = perbedaan temperatur dua sisi dari material, ∆ t = waktu selama

konduksi terjadi , h= ketebalan dari material dan k= konduktivitas termal dari material.(Tim

Eksperimen fisika, 2013).

Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda

dengan suatu gradien temperatur. Dengan kata lain konduktivitas termal menyatakan

kemampuan bahan menghantarkan kalor.(Hasra, Amran:2008). Nilai konduktivitas termal

penting untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good

conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang besar dan penghantar panas yang

tidak baik(good insulator) untuk nilai koefisien panas yang kecil. (Tim Eksperimen fisika, 2014)

Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0℃:

Page 4: Makalah Eksfis

Energi

termal dihantarkan

dalam zat padat

menurut salah satu

dari dua modus

berikut : melalui

getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui elektron bebas. Dalam konduktor

listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang bergerak di dalam stuktur kisi bahan –

bahan , maka elektron di samping dapat mengangkut muatan muatan listrik, dapat pula

membawa energy termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah, sebagaimana

halnya dalam gas. Bahkan elektron ini sering di sebut gas elektron (electron gas). Energi dapat

pula berpindah sebagai energi getaran dalam stuktur kisi bahan. Namun , pada umumnya

perpindahan energi melalui gataran ini tidaklah sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena

itu, penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar kalor yang baik pula, seperti

BAHAN Konduktivitas termal(k)

W/M ℃

Logam

Perak(murni) 410

Tembaga(murni) 385

Alumunium (murni) 202

Nikel(murni) 93

Besi(murni) 73

Baja karbon,1%∁ 43

Timbal (murni) 35

Baja krom - nikel(18%Cr,8%Ni) 16.3

Bukan logam

Kuarsa(sejajar sumbu) 41.6

Magnesit 4.15

Marmar 2.08-2.94

Batu pasir 1.83

Kaca, jendela 0.78

Kayu, maple atau ek 0.17

Serbuk gergaji 0.059

Wol kaca 0.038

Sumber (j.P.Holman,1993:6-10)

Page 5: Makalah Eksfis

halnay tembaga, alumunium dan perak. Sebaliknya isolator listrik yang baik merupakan isolator

kalor pula. Konduktivitas termal beberapa zat padat tertentu.

Konduktivitas termal berbagai bahan isolator juga diberikan dalam table.Sebagai

contoh, nilai untuk wol kaca(glass wol) ialah 0.038W/m ℃ dan untuk kaca jendela 0.78 W/m℃

. Pada suhu tinggi , perpindahan energy pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa

cara:konduksi melalui bahan berongga atau padat, konduksi melalui udara yang terkurung dalam

rongga –rongga dan jika suhu cukup tinggi melalui radiasi.(j.P. Holman,1993:6-10). Karena itu

nilai dari konduktivitas termal menjadi penting untuk dibahas.

Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran tak

langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap beberapa besaran lain, maka

nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan melalui persamaan:

K= ∆ Q h

A ∆ T ∆t

Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang akan diuji di

jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan mempertahankan temperatur konstan

sekitar 100℃ dan satu blok es yang di pertahankan pada temperatur

Konstan 0℃. Berarti perbedaan temperatur di antara dua permukaan dari material adalah

100℃ . Panas yang di transfer diukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari es yang

melebur . Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk

peleburan es). Karena itu konduktivitas termal dari suatu material dapat ditentukan menggunakan

persamaan:

K=M esK 1h

AΔT Δt

Dalam system CGS kalor lebur es adalah 80 kal/gram(Tim eksperimen fisika,2014).

C. ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar

berikut.

Page 6: Makalah Eksfis

NO NAMA PERALATAN KETERANGAN JUMLAH

Gambar 1. Generator Uap Gambar 2. Stand with insulating pad

Gambar 3. Nerasa Ohaus

Gambar 4. Jangka Sorong

Gambar 5. Tabung

Gambar 6 (a) . Material sampel Masionate

Gambar 6 (b). Material sampel Lexan

Gambar 6 ( c ). Material sampel Wood

Gambar 6 (d). Material sampel Sheet Rock

Page 7: Makalah Eksfis

1 Stand with insulating pad Tempat material es 1

2 Generator uap Penghasil uap 1

3 Tabung 1 Mengumpulkan es yang melebur 1

4 Tabung 2 Mengumpulkan uap yang

terkondensasi

1

5 Material berbeda Masonite,wood,lexan,sheetrock 1 set

6 Termometer Pengukuran suhu 1

7 Jangka sorong Mengukur diameter es 1

8 Stopwatch Pencatat waktu 1

Keterangan dari material yang digunakan:

1. Masonite

Gambar 7. Masionate

Masonite adalah jenis hardboard ditemukan oleh William H. Mason. Produksi massal

dimulai pada tahun 1929. Hal ini dibentuk dengan menggunakan metode Mason,

menggunakan kayu chip, peledakan mereka ke dalam serat panjang dengan uap dan

kemudian terbentuk papan. Papan tersebut kemudian ditekan dan dipanaskan untuk

membentuk papan selesai. Tidak ada lem lain materi atau ditambahkan. Serat lama

memberikan Masonite tinggi lentur kekuatan, kekuatan tarik , kepadatan dan stabilitas.

Tidak seperti panel kayu komposit yang diproduksi menggunakan formalin berbasis

resin-untuk serat mengikat, Masonite dibuat dengan menggunakan bahan alami saja, yang

membuat produk ramah lingkungan. Masonite membengkak dan membusuk dari waktu

ke waktu bila terkena elemen. Koefisien Konduktivitas termal 0,2 W / m ° K.

(http://en.wikipedia.org/wiki)

Page 8: Makalah Eksfis

2. Lexan

Gambar 8. Lexan

Lexan adalah nama merek untuk lembar polikarbonat resin termoplastik. Bahan

polikarbonat utama dihasilkan oleh reaksi bisphenol A dan fosgen (COCl 2). Polycarbonate

adalah bahan yang sangat tahan lama. Meskipun memiliki ketahanan yang berdampak

tinggi, memiliki ketahanan yang rendah gores. polimer ini sangat transparan untuk cahaya

tampak dan memiliki karakteristik transmisi cahaya lebih baik daripada berbagai jenis

kaca. Tidak seperti kebanyakan termoplastik, polikarbonat dapat mengalami deformasi

plastik besar tanpa retak atau pecah. Sebagai hasilnya, dapat diolah dan dibentuk pada

suhu kamar. Lexan mempunyai sifat yang tahan terhadap suhu. Koefisien Konduktivitas

termal: 0,19-0,22 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)

3. Wood

Page 9: Makalah Eksfis

Gambar 9. Wood

Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu (perbandingan berat dan volume

kayu dalam keadaan udara kering dengan kadar air sekitar 15%) dan kekuatan kayu.

Koefisien Konduktivitas termal : 0,04-0,4 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)

4. Sheet Rock

Gambar 10. Sheet Rock

Sheetrock atau drywall dikenal juga sebagai eternit atau papan gypsum, adalah sebuah

panel terbuat dari gypsum plaster ditekan antara dua lembar kertas tebal. Sebuah panel

papan dinding terbuat dari kertas liner membungkus suatu inti dibuat terutama dari

gypsum plaster, semi- hydrous bentuk kalsium sulfat (CaSO 4 · ½ H 2 O). gipsum baku,

CaSO 4 · 2 H 2 O, (ditambang atau diperoleh dari desulfurisasi gas buang ( FGD )) harus

dikalsinasi sebelum digunakan. plester ini dicampur dengan serat (biasanya kertas dan /

atau fiberglass ), plasticizer , berbusa agen , digiling halus kristal gipsum sebagai

akselerator, pati atau chelate sebagai retarder, berbagai aditif yang dapat meningkatkan

jamur dan / atau tahan api ( fiberglass atau vermikulit ), lilin emulsi atau silane untuk

Page 10: Makalah Eksfis

penyerapan air rendah dan air. Ini kemudian dibentuk oleh mengapit inti dari gips yang

basah antara dua lembar kertas tebal atau tikar fiberglass. Ketika inti set dan dikeringkan

di ruang pengeringan besar, sehingga menjadi cukup kaku dan kuat. SheetRock memiliki

sifat elastic termo yang sangat baik. Hal ini memungkinkan SheetRock untuk berhasil

menahan berbagai variasi suhu.

Koefisien Konduktivitas termal : 0,17 W / (m ° K).( http://en.wikipedia.org/wiki)

D. PROSEDUR KERJA

1. Mengisi benjana es dengan air lalu bekukan dalam freezer . Pekerjaan ini dilakukan

sebelum pelaksanaan kegiatan pratikum.

2. Mengukur ketebalan dari setiap material sampel yang digunakan dalam pratikum(h).

3. Memasang material sampel pada tabung ruang uap seperti yang ditunjukan pada

gambar 2

Gambar 2. Susunan peralatan untuk konduktivitas termal

4. Mengukur diameter dari bloke s dan nilai ini dilambangkan dengan d1. Tempatkan es

tersebut di atas sampel.

5. Membiarkan es berada di atas sampel selama beberapa menit sehingga es mulai

melebur dan terjadi kontak penuh antara es dengan permukaan material sampel.

Page 11: Makalah Eksfis

6. Mentukan massa dari tabung kecil yang digunakan untuk menampung es yang

melebur(Mt).

7. Mengumpulkan es yang melebur dalam tabung untuk suatu waktu pengukuran ta

Misalnya sekitar 3 menit, lakukan untuk 3 kali pengukuran.

8. Menentukan massa dari tabung yang berisi es yang melebur tadi(Mta)

9. Menentukan massa es yang melebur (Ma) dengan cara mengurangi Mta dengan Mt

10. Mengalirkan uap ke dalam ruang uap .biarkan uap mengalir untuk beberapa menit

sampai temperature mencapai stabil sehingga aliran panas dalam keadaan mantap

(steady), artinya temperature pada beberapa titik tidak berubah terhadap waktu.

11. Mengosongkan tabung yang digunakan untuk mengmpulkan es yang melebur. Ulangi

langkah 6 sampai 9 tetapi pada waktu ini dengan uap dialirkan ke dalam ruang uap

dalam suatu waktu tertentu tau(missal sekitar 3 menit). Ukurlah massa es yang

melebur (Mau). Lakukan lah untuk 3 kali pengukuran.

12. Melakukanlah pengukuran ulang diameter bloke s yang dinyatakan dengan d2.

13. Melakukanlah kegiatan yang sama untuk sampel material yang lainnya.

E. DATA PENGAMATAN

Jenis sampel : masionate h=0,5425 cm Mt=63,2 gr

NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan

1. 9,4 9,315 3

menit

9,8 Sebelum dialiri uap

2. 9,315 9,24 11,6

3. 9,24 9,1 10,8

4. 7,8175 7,815 3

menit

12,7 Setelah dialiri uap

5. 7,815 7,745 15,5

6. 7,745 7,6175 13,6

Page 12: Makalah Eksfis

Jenis sampel : wood h=0,625 cm Mt=63,2 gr

NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan

1 9,03 8,92 3

menit

12,3 Sebelum dialiri uap

2 8,92 8,9 11,3

3 8,9 8,83 11,5

4 7,325 7,105 3

menit

14,5 Setelah dialiri uap

5 7,105 7,035 13,5

6 7,035 6,921 13,5

Jenis sampel : lexan h=0,5425 cm Mt=63,2 gr

NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan

1. 8,605 8,42 3

menit

11,4 Sebelum dialiri uap

2. 8,42 8,3 10

3. 8,3 8,225 11

4. 6,8 6,535 3

menit

12,2 Setelah dialiri uap

5. 6,535 6,4 12

6. 6,345 6,115 13

Page 13: Makalah Eksfis

Jenis sampel : sheet rock h=0,925 cm Mt=63,2 gr

NO d1 (cm) d2 (cm) ta/tau Ma/Mau (gr) keterangan

1 8,13 8,11 3

menit

6,8 Sebelum dialiri uap

2 8,11 8,015 6,8

3 8,015 8 6,3

4 6.63 6.54 3

menit

8,6 Setelah dialiri uap

5 6.54 6.515 8,8

6 6.515 6.5 8,4

F. PENGOLAHAN DATA1. Menentukan diameter rata-rata dari es selama eksperimen (dave) dari d1 dan d2.

o jenis sample : masionate

d1 = 55,61

6 = 9,2683 cm

d2 = 46,555

6 = 7,759 cm

dave = 9,2683+7,759

2 = 8,51365 cm

dave= d1+d2

2

Page 14: Makalah Eksfis

o jenis sample : wood

d1 = 53,5

6 = 8,9167 cm

d2 = 45,526

6 = 7,0877 cm

dave = 8,9167+7,0877

2=8,0022 cm

o jenis sample : lexan

d1 = 50,27

6 = 8,3783 cm

d2 = 38,73

6 = 6,455 cm

dave = 8,3783+6,455

2=7,41665 cm

o Jenis sample : sheet rock

d1 = 48,38

6 = 8,063 cm

d2 = 39,24

6 = 6,54 cm

dave = 8,063+6,54

2=7,3015 cm

2. Menentukan luas permukaan es yang berkontak dengan sampel

A= πr2

Jenis sampel Luas permukaan (cm2)Masionate 3,14 x 18,1212 = 56,9Wood 3,14 x 16,008 = 50,26Lexan 3,14 x 13,75 = 43,180Sheet rock 3,14 x 13,328 = 41,85

Page 15: Makalah Eksfis

3. Menentukan laju es melebur sebelum dialiri uap dan sesudah dialiri uap

Sebelum Sesudah

Ra=MaTa

R=MauTau

Jenis Sampel : masionate

Sebelum Sesudah

Ma = 9,8+11,6+10,8

3=10,73

gr

Mau= 12,7+15,5+13,6

3=13,933 gr

gr

Ra = 10,73180

=0,0596 gr/s R= 13,933

180=0,0774 gr/s

Jenis Sampel : wood

Sebelum Sesudah

Ma =12,3+11,3+11,5

3=11,7 gr Mau=

14,5+13,5+13,53

=12,833 gr

Ra =11,7180

=0,065 gr/s R = 12,833

180=0,0768 gr/s

Jenis Sampel : lexan

Sebelum Sesudah

Ma =11,4+10+11

3=¿10,8 gr Mau ¿

12,2+12+133

= 12,4 gr

Ra ¿10,8180

= 0,06 gr/s R ¿12,4180

=0,0688 gr/s

Jenis Sampel : Sheet Rock

Page 16: Makalah Eksfis

Sebelum Sesudah

Ma = 6,8+6,8+6,3

3=¿ 6,633 gr Mau =

8,6+8,8+8,43

=¿ 8,6 gr

Ra = 6,633180

=0,0368 gr/s Rau = 8,6180

=0,0477 gr/s

4. Menentukan laju es melebur yang sesuai dengan temperatur differensial

Jenis sample Laju es melebur

Masonite 0,0774 – 0,0596 = 0,0178

Wood 0,0768 – 0,065 = 0,0118

Lexan 0,0688 – 0,06 = 0,0088

Sheet rock 0,0477 – 0,0368 = 0,0108

5. Tabel3. Data hasil perhitugan diameter rata-rata, luas dan laju peleburan

No Sampel dave (cm) A(cm2) Ra (gr/s) R(gr/s) Ro(gr/s)

1 Masonite 8,51365 56,9 0,0596 0,0774 0,0178

2 Wood 8,0022 50,26 0,065 0,0768 0,0118

3 Lexan 7,41665 43,180 0,06 0,0688 0,0088

4 Sheet Rock 7,3015 41,85 0,0368 0,0477 0,0108

6. Menghitung nilai konduktivitas termal utuk setiap material sampel

k ¿Ro x 80

kalgr

xh

A x ∆ T

o Masonite

Ro = R - Ra

Page 17: Makalah Eksfis

k = 0,0178 x80 x 0,5425

56,9 x100 = 1,357 x 10−2 kal/m s ℃ = 3,22 x 10−2 W/m ℃

o Wood

k = 0,0118 x 80 x 0,625

50,26 x100 = 1,174 x 10−2kal /m s℃ = 2,7 x 10−2 W/m ℃

o Lexan

k = 0,0088 x80 x 0,625

7,41665 x100 = 5,94 x 10−2 kal/m s ℃ = 1,4 x 10−2 W/m ℃

o Sheet rock

k = 0,0108 x80 x 0,925

7,3015 x100 = 0,109 x 10−2 kal/m s ℃ = 0,26 x 10−2 W/m ℃

7. Menentukan jenis material sampel berdasarkan nilai konduktivitas termal

Suatu materi digolongkan kedalam konduktor jika memiliki nilai k > 4,15 W/m 0C,

Isolator jika < 4,15 W/m 0C

Dari percobaan di dapat :

Masonite = isolator Wood = isolator

Sheet rock = isolator Lexan = isolator

8. Nilai konduktivitas untuk setiap material sampel berdasarkan praktikum yang didapat:

Masonite : 3,22 x 10−2 W/m oK Wood : 1,4 x 10−2 W/m oK

lexan : 2,7 x 10−2 W/m oK sheet rock : 0,26 x 10−2 W/m oK

masonite>lexan>wood>sheet rock

9. Kesalahan relatif dari pengukuran masing masing sampel:

KR= HT−HP

HTX 100 %

Masonite = 0.2−0,0322

0,2X 100 %=84 %

Page 18: Makalah Eksfis

wood = 0,32−0,014

0,32X 100 %=95 %

Lexan = 0,19−0,027

0,19X 100 %=85 %

Sheet rock = 0,17−0,0026

0,17X 100 %=98 %

G. PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan teori yang telah di jelaskan diatas

dapat di jelaskankan bahwa yang di maksud dengan konduktivitas termal adalah suatu

fenomena transport di mana perbedaan temperature menyebabkan transfer energy termal dari

satu daerah ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperature yang lebih rendah.

Suatu jenis penghantar dapat di katakana penghantar panas yang baik atau tidak di dasarkan

pada nilai konduktivitas termalnya.Benda yang memiliki konduktivitas termalnya yang besar,

merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik).Sebaliknya, benda yang

memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang

buruk (konduktor termal yang buruk).

Untuk mengukur konduktivitas termal dari suatu benda/material adalah dengan cara

material yang akan di uji di jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan

temperature konstan 1000C dan satu blok es yang di pertahankan pada temperature konstan

00C. berarti selisih temperatur di antara dua permukaan dari material adalah 1000C. panas

yang di transfer di ukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari es yang melebur. Es

melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk peleburan

es:

Sampel yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Wood (kayu) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,04-0,4 W/(moK)

2. Masonite (papan) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,2 W/(moK)

3. Lexan (termoplastik) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,19-0,22 W/(moK)

4. Sheet rock (gabus) dengan nilai konduktivitas termalnya 0,17 W/(moK).

Page 19: Makalah Eksfis

Namun dari data pengukuran di dapatkan Nilai konduktivitas untuk setiap material

sampel berdasarkan praktikum yang didapat:

1. Wood = 1,4 x 10−2 W/m oK

2. Masonite = 3,22 x 10−2 W/m oK

3. Lexan = 2,7 x 10−2 W/m oK

4. Sheet rock = 0,26 x 10−2 W/m oK

Dari hasil yang di dapatkan ini kami menyimpulkan bahwa semua material sampel

yang di gunakan dalam percobaan ini adalah isolator (penghantar panas yang buruk) karena

nilai konduktivitas termalnya kecil. Hasil konduktivitas yang kami dapatkan sangat berbeda

jauh dengan konduktivitas teorinya. Persentase kesalahan yang kami dapatkan hampir

mendekati seratus persen, dapat dikatakan bahwa percobaan yang kami lakukan banyak

mengalami kesalahan.

Kesalahan yang terjadi dalam pengukuran berpengaruh pada persentase kesalahan.

Kesalahan yang terjadi selama proses pengukuran di antaranya adalah karna ketidak telitian

dalam pengambilan data, kemundian kurangnya ketelitian pengamat dalam menimbang

massa pada tabung dan es menggunakan neraca ohauss. Kesalahan lainnya adalah

ketidaktelitian dalam membaca hasil pengukuran diameter es yang dilakukan dengan jangka

sorong , pada saat mengukur diameter es jangka sorongnya telalu kuat menekan es.Hal ini

menyebabkan bagian es yang tersentuh jangka sorong agak terhujam ke dalam (mencekung).

Ini juga menyebabkan data yang di peroleh jauh dari kebenaran dan juga, pada saat

pengukuran terjadi kesalahan waktu, karna es mencair tergantung waktu seberapa banyak es

mencair persatuan waktu.

Page 20: Makalah Eksfis

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum ini dapat kami simpulkan bahwa:

1. Cara mengukur konduktivitas termal suatu benda/material adalah suatu potong material

yang akan di uji di jepitkan di anatara satu ruang uap (stem chamber) dengan

mempertahankan temperature konstan 1000C dan satu blok es yang di pertahankan pada

temperature konstan 00C. berarti perbedaan temeratur di antara dua permukaan dari

Page 21: Makalah Eksfis

material adalah 1000C. panas yang di transfer di ukur dengan mengumpulkan air yang

berasal dari es yang melebur. Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran

panas (panas laten untuk peleburan es).

2. Suatu jenis penghantar dapat di katakan penghantar panas yang baik atau tidak di

dasarkan pada nilai konduktivitas termalnya. Benda yang memiliki konduktivitas termal

(k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik).

Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan penghantar

kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).

Kesimpulannya semua material yang dijadikan percobaan merupakan penghantar panas

yang buruk ( isolator ) karena nilai kondukvitas termalnya kecil

3. Dari hasil percobaan di peroleh bahwa nilai konduktivitas sampel yang di gunakan dalam

praktikum ini adalah

- Wood = 1,4 x 10−2 W/m oK

- Masonite = 3,22 x 10−2 W/m oK

- Lexan = 2,7 x 10−2 W/m oK

- Sheet rock = 0,26 x 10−2 W/m oK

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki

Mikrajuddin Abdullah.2005.Fisika SMA Kelas X Semester 2.Jakarta;Erlangga

Tim Eksperimen Fisika.2014.Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika.Padang;Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahusan Alam,Universitas Negeri Padang.

Page 22: Makalah Eksfis