makalah ekstraksi melati
DESCRIPTION
ekstraksi melatiTRANSCRIPT
MAKALAH
KIMIA ORGANIK II
“ IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM
PADA TUMBUHAN ( BUNGA ) MELATI “
Oleh :
CITRA OKTASARI (06101281320002)
EZA OKTA NOVIANIS (06101281320018)
INTAN PUSPITA SARI (06101381320019)
TRY PURI ANGGRAINI (06101381320024)
MUMTIKANAH (06101381320029)
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kimia organik 2 dengan
judul “IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM PADA
TUMBUHAN (BUNGA ) MELATI” yang merupakan salah satu tugas kimia
organik 2.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra.Isniyetti dan Bapak Dr.Nazulis
sebagai doseN
serta Bang Riki,Kak Nola dan Kak Dini sebagai asisten dosen yang telah
memberikaNbimbingan, petunjuk, saran, dan arahan serta penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
laporan ini yang tidak dapat disebut namanya satu persatu.
Penulis juga menyadari dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
dengan tangan terbuka penulis mengharapkan sekali saran dan petunjuk
menuju kesempurnaannya sehingga dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri dan kita semua.
Padang, Oktober 2010
Penulis
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................................... iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
MASALAH...............................................................................................................................2
BATASAN MASALAH...............................................................................................................2
TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
MANFAAT PENULISAN...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................4
Sejarah Singkat......................................................................................................................4
Definisi Melati........................................................................................................................4
Ciri-ciri Morfologi...................................................................................................................5
Budidaya Melati.....................................................................................................................6
Hama dan penyakit tanaman.................................................................................................7
Penanganan pasca panen......................................................................................................8
Manfaat Melati......................................................................................................................8
Pemanfaatan secara umum...............................................................................................8
Pemanfaatan sebagai obat tradisional...............................................................................9
Pemanfaatan dalam industri............................................................................................10
Pemakaian dalam seni dekorasi.......................................................................................11
Pemanfaatan sebagai aroma terapi.................................................................................11
Minyak Melati......................................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................13
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................................13
BAB IV......................................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................14
BAB V.......................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari,dimanapun kita berada tidak sedikit kita
temui tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang terlihat. Ada
yang berbunga dan ada yang tidak. Tidak itu saja,tempat tumbuhnya pun berbeda-
beda seperti di air,menempel di pohon ,di tanah yang lembab dan juga ada di
tanah yang kering.
Saat ini sudah banyak diketahui bahwa beberapa dari tumbuh-tumbuhan
merupakan salah satu sumber senyawa kimia baru yang penting dalam pengobatan
berbagai macam penyakit. Senyawa kimia tersebut umumnya terdapat sebagai
metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan saponin.
Melati (jasminum sambac) merupakan tumbuhan yang berasal dari India
khususnya, Asia pada umumnya. Di Italia, melati Casablanca (jasminum
offcinalle) yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1662 untuk dijadikan
parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melatih putih (J. sambac ) yang
diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Di Indonesia nama melati dikenal
oleh masyarakat di seluruh nusantara. Tanaman melati terdapat hampir disetiap
daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, misalnya di daerah Pasuruan,
Pamekasan, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Tegal. Adapun jenis melati
yang banyak terdapat di PulauJawa menurut Rukmana (1997) antara lain
Jasminum sambac (melati putih), Jasminum multiflorum (star jasmine) dan
Jasminum officinale (melati gambir).
Tanaman melati (Jasminum sp) termasuk famili Oleaceae adalah tanaman
penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan jasmine oil. Minyak atsiri yang
berasal dari melati banyak digunakan untuk parfum dan kosmetika. Selain itu
bunga melati juga dimanfaatkan dalam industri teh (sebagai pemberi rasa teh),
bunga tabur, seni dekorasi dan aroma terapi.
1
Berdasarkan dari hal ini maka penulis tertarik dan ingin mengekstrak
bunga melati dengan metoda destilasi sederhana. Destilasi itu sendiri adalah
pemisahan larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Dan Peralatan destilasi yang
digunakan juga sederhana yaitu menggunakan peralatan-peralatan yang ada
dirumah.
Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang
mempunyai perbedaan titik didih. Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai
perbedaan titik didih yang jauh berbeda, dapat digunakan metode isolasi biasa. Zat
yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik
didih tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah
akan masuk ke dalam pipa pada kondensator (terjadi proses pendinginan)
sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam penampung atau
disebut juga destilat (Sanagi, 2001)
MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah apa saja kandungan biologi aktif yang terdapat pada
tumbuhan ( bunga ) melati (Jasminum Sambac) dan apa saja khasiat dan
manfaatnya bagi kehidupan manusia.
BATASAN MASALAH
Untuk mengarahkan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal
berikut:
1. Botani tumbuhan (bunga) melati
2. Metabolit sekunder
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
2
1. Untuk menentukan senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalam
tumbuhan (bunga) melati
2. Untuk mengetahui manfaat dan khasiat dari tumbuhan(daun) melati
3. Untuk memenuhi tugas praktikum kimia organik II
MANFAAT PENULISAN
Percobaan ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Memberikan informasi tentang kandungan kimia yang
terdapat pada tumbuhan ( bunga ) melati
2. Memberikan infornasi tentang khasiat dari tumbuhan (bunga)
melati
3. Sebagai bahan dasar penelitian di bidang ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Singkat
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang
hidup menahun. Di Itali melati Casablanca (jasmine offcinalle), yang diebut
Spansish Jasmine ditanam 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris
dibudidayakan melati putih (J. Sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo
de’Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. Parkeri di kawasan India Barat
Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia nama
melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah
untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru
(Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Manado), Mundu (Bima dan
Sumbawa0 dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
Definisi Melati
Melati adalah tanaman asli Asia banyak dijumpai di Indonesia, Philipina
dan Asia Tenggara. Di Eropa bunga ini dianggap berasal dari Arab dan dikenal
dengan nama Arabian Jasmine. Tanaman melati berbentuk perdu, mempunyai
tinggi 0,3 – 3 m dan hidup secara liar. Di Jawa tanaman ini telah dibudidayakan di
daerah dataran rendah hingga ketinggian lebih dari 600 m diatas permukaan laut.
Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya
merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi.
Bunga melati berukuran kecil (diameter sekitar 1 - 2 cm) berwarna putih, dan
beraroma harum semerbak. Minyak atsiri yang berasal dari bunga melati dapat
digunakan untuk pengharum dan obat-obatan. Potensi dan prospek bunga melati
cukup besar dalam agroindustri dengan penyerapan terbesar saat ini pada indutsri
teh, digunakan untuk pengharum rasa daun teh dan memberi citarasa khas.
4
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa berbatang tegak yang hidup
menahun. Tanaman jenis belukar dan ia juga dikatakan tanaman yang merayap
dan menjalar. tanaman ini mempunyai kira – kira 200 jenis dan boleh didapati di
kawasan tropika dan beriklim panas. tanaman ini hidup membesar dalam keadaan
menjalar pada tanaman-tanaman lain atau pada sesuatu bahan yang ia boleh
berpaut. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum
terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Melati dapat berbunga sepanjang
tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian 600
atau 800 meter di atas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar
matahari. Melati dapat dikembangbiakan dengan cara stek. Tunas-tunas akan
tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.
Ciri-ciri Morfologi
Jenis-jenis melati yang terdapat di Indonesia, yang telah berhasil
diinventarisasi oleh Balai Penelitian Tanaman Hias dapat dikelompokkan dalam
Jasminum sambac, Jasminum multiforum, dan Jasminum officinale yang dapat
dibedakan berdasarkan karakterisasi tanaman, daun dan bunganya. Melati
merupakan sejenis perdu memanjat atau menggantung dengan tinggi rata-rata 0,3
– 3 m, pada kebun-kebun penghasil bunga potong rata-rata tingginya 1 m. Kalau
tidak dipangkas tanaman melati yang sudah besar akan memanjat pada batang
tanaman lain. Tanaman melati banyak ditanam orang di halaman rumah sebagai
tanaman hias. Melati dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur
pada tanah yang gembur pada ketinggian 600 – 800 m di atas permukaan laut
bahkan sampai 1800 m di atas permukaan laut asalkan mendapat cukup sinar
matahari (Soepardi, 1964). Tanaman melati berdaun tunggal, berwarna hijau
sampai hijau kelabu, helaian daun berbentuk jorong sampai bundar telur, panjang
5 – 10 cm, lebar 4 – 6 cm, ujungnya runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang
daun menyirip menonjol pada permukaan bawah, permukaan daun mengkilap,
tangkai daun pendek sekitar 5 mm, tersusun berhadapan (Heyne,1987).
Budidaya Melati
5
Untuk memenuhi permintaan akan bunga melati yang terus meningkat
maka diperlukan lahan yang cukup luas dan disertai dengan teknik budidaya yang
mudah dan murah. Bibit bermutu yang cepat tumbuh merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi baik kualitas maupun kuantitasnya. Tanah yang
baik untuk penanaman melati adalah tanah yang agak kering, dengan sinar
matahari yang cukup dan tidak terlindung, serta fasilitas irigasi yang cukup.
Melati ditanam dengan jarak 10 cm, dengan jarak antar baris sekitar 80 cm.
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan rundukan atau stek (stek ujung, tengah
dan pangkal). Konsentrasi IBA 100, 150 dan 200 ppm dapat meningkatkan jumlah
tunas, panjang tunas dan jumlah daun Jasminum sambac. Sedangkan Jasminum
multiflorum pada konsentrasi IBA 100 ppm, 150 ppm dan rootone mampu
meningkatkan panjang tunas (Wuryaningsing dan Satsiyati, 1995). Stek ujung
dengan perlakuan yang diberikan mempunyai persen hidup yang tinggi, diikuti
oleh stek tengah dan stek pangkal. Perlakuan dengan menggunakan zat pengatur
tumbuh ternyata mampu mendorong hidupnya stek melati. Konsentrasi IBA yang
mempunyai pengaruh efektif berkisar antara 200 – 300 ppm (Soedjono, 1995).
Pemupukan dan pemberian pestisida yang dilaksanakan petani sangat bervariasi.
Untuk meningkatkan produksi bunga pada umumnya petani memberikan pupuk
urea dan pupuk kandang setiap tiga bulan. Untuk pengendalian hama dan penyakit
mudah ditanggulangi tetapi penyakit bercak kuning pada daun masih belum dapat
ditanggulangi. Ulat hijau merupakan hama yang sering menyerang sehingga
menurunkan produksi bunga. Belum adanya teknik pembibitan, konsentrasi dan
frekuensi pemberian serta macam pupuk yang tepat menyebabkan budidaya melati
sangat bervariasi di beberapa sentra produksi. Bahkan ada petani yang tidak
memberikan pupuk sama sekali. Stadia panen bunga melati adalah kuncup penuh
menjelang mekar yang dicirikan dengan derajat warna putih seperti warna bunga
yang telah mekar tetapi kuntum masih keras. Bunga pada stadia tersebut bila
dipanen pagi hari, maka pada waktu malam di hari yang sama akan menjadi
mekar dan menyebarkan aroma harum. Periode setelah panen dan bunga menjadi
mekar sangat pendek dan merupakan kendala pada pengiriman antar kota dan
ekspor. Sebelum pengepakan dan pengangkutan, bunga mendapat perlakuan
pendinginan untuk menurunkan panas yang dihasilkan oleh proses respirasi, yang
6
selanjutnya mencegah pengembunan uap air pada bunga dan menurunkan jumlah
etilen dalam kemasan. Pendinginan dengan hancuran es dilakukan oleh pedagang
pengumpul bunga melati untuk mendinginkan rangkaian bunga dalam jarak jauh.
Pendinginan diharapkan dapat menjaga mutu rangkaian, terutama kesegaran dan
warna putih melati.
Hama dan penyakit tanaman
Berdasarkan hasil inventarisasi pada tahun 1994 terhadap hama melati di
Pekalongan dan Tegal yang merupakan pusat tanaman melati diketahui adanya
beberapa jenis hama yang mampu menimbulkan kerusakan berat. Serangan hama
yang merusak tanaman melati adalah Hendecasis duplifasciali, Pulpita unionalis,
Nausinoe geometralis, Thrips sp, Pseudococcus longispinus, Fusarium sp,
Gloesporum sp, sedangkan penyakit yang banyak dijumpai pestalotion dan rust
(cendawan karat). (Wuryaningsih, S. dan Satsiyati,1995) Tingkat kerusakan oleh
P. unionalis di tempat tempat tertentu bahkan dapat mencapai 80 %. Cara
pengendalian yang hanya mengandalkan pestisida ternyata tidak memberikan
hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian Maryam dan Purbadi (1997)
ekstrak biji sirsak pada tingkat konsentrasi 10.000 ppm yang disemprotkan pada
tanaman melati paling efektif mengendalikan hama Pulpita unionalis, hal ini
terlihat dari rendahnya populasi hama. Cendawan-cendawan yang bersifat
patogenik yang menyerang tanaman melati adalah Fusarium sp, Gloesporium sp,
Pestalotia sp dan cendawan penyebab karat.
Penanganan pasca panen
Stadia panen bunga melati adalah kuncup penuh menjelang mekar yang
dicirikan dengan derajat warna putih seperti warna bunga yang telah mekar tetapi
kuntum masih keras. Bunga pada stadia tersebut bila dipanen pagi hari, maka pada
waktu malam di hari yang sama akan menjadi mekar dan menyebarkan aroma
harum. Periode setelah panen dan bunga menjadi mekar sangat pendek dan
merupakan kendala pada pengiriman antar kota dan ekspor. Untuk pengiriman
jarak dekat bunga dikemas dengan karung jala plastik sedangkan untuk
7
pengiriman jarak jauh pengemasan dilakukan dengan menggunakan karung
polyethylene. Sebelum pengepakan dan pengangkutan, bunga mendapat perlakuan
pendinginan untuk menurunkan panas yang dihasilkan oleh proses respirasi, yang
selanjutnya mencegah pengembunan uap air pada bunga dan menurunkan jumlah
etilen dalam kemasan. Pendinginan dengan hancuran es dilakukan oleh pedagang
pengumpul bunga melati untuk mendinginkan rangkaian bunga dalam jarak jauh.
Pendinginan diharapkan dapat menjaga mutu rangkaian, terutama kesegaran dan
warna putih melati.
Manfaat Melati
Pemanfaatan secara umum
Jasminum mempunyai peran yang tak terpisahkan bagi masyarakat
Indonesia. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah akar, daun dan bunga
(Soepardi, 1964). Bunganya sangat berperan bagi kehidupan modern maupun
tradisional masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat yang memegang
erat adat istiadat, melati banyak digunakan pada berbagai upacara. Di Indonesia
melati terpilih sebagai bunga unggulan bangsa. Di Philipina bunga melati
dinobatkan sebagai identitas negara. Melati menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan rakyat India, Thailand dan Cina. Di Hawai melati dikenal dari
zaman dahulu karena ratu bangsa Hawaii menyenanginya. Selain sebagai bunga
kesayangan dewa juga sebagai tanaman hias, wewangian, juga sebagai campuran
teh di Cina (Sastrapradja dan Rifai, 1997). Dalam kehidupan modern masyarakat
Indonesia banyak digunakan dalam hiasan dekorasi pada upacara resmi dan
jamuan pesta (Sukendar, 1990). Minyak atsiri yang berasal dari melati banyak
digunakan untuk parfum berkualitas tinggi dan industri kosmetika. Kebutuhan
konsumen terus meningkat sejalan dengan pertambahanpenduduk dan
peningkatan penghasilan. Selain itu masyarakat juga lebih menyukai minyak
alami daripada minyak sintetis. Aroma minyak atsiri ternyata dapat
menyembuhkan stress dan akhir-akhir ini banyak digunakan dalam pengobatan
berupa terapi yang dikenal sebagai aroma terapi.
8
Pemanfaatan sebagai obat tradisional
Dalam pengobatan tradisional, bagian tanaman yang biasanya digunakan
adalah akar, daun dan bunga dan bagian batangnya bersifat menyejukan (Zhang et
al., 1995). Hampir seluruh bagian tanaman memiliki khasiat dalam
menyembuhkan berbagai penyakit(Tabel 1) (Thomas, 1993; Heyne, 1987;
Soepardi, 1964).
Tabel 1. Khasiat/manfaat bagian tanaman melati
Pemanfaatan dalam industri
Bunga merupakan bagian tanaman yang paling tinggi nilai ekonomisnya.
Di Indonesia pemakaian bunga melati dalam jumlah yang besar biasanya
digunakan sebagai pewangi teh (Effendi, K. et al., 1995) untuk mengurangi rasa
asli daun teh. Kebutuhan melati dari pabrik industri teh wangi berkisar 2 – 6 ton
per hari (Wuryaningsih S. dan Satsiyati, 1995). Pabrik teh tidak mampu menyerap
seluruh produksi melati pada saat panen raya. Industri lain yang menggunakan
9
melati sebagai bahan baku seperti industi minyak wangi jasmine, sabun, cat, tinta,
karbol, semir sepatu, kain dan pestisida. Industriindustri tersebut diharapkan dapat
menyerap dan meningkatkan harga melati. Jenis melati yang mengeluarkan aroma
harum dan banyak dimanfaatkan sebagai pewangi diantaranya adalah Jasminum
sambac dan Jasminum officinale (Wuryaningsih, 1994). Bunga melati yang
disuling untuk diambil minyak atsirinya banyak digunakan dalam industri parfum,
sabun, kosmetik, farmasi dan penyegar ruangan. Jenis melati yang digunakan
untuk produksi parfum di India adalah Jasminum auriculatum, Jasminum
grandiflorum dan Jasminum sambac (Gupta and Chandra, 1957). Di
Negaranegara Perancis, Mesir dan Monako minyak melati digunakan sebagai
bahan bermutu tinggi (Guenther, 1952).
Pemakaian dalam seni dekorasi
Penggunaan bunga melati dalam seni dekorasi sangat luas, sebagai bagian
dari sebuah rangkaian, melati tidak hanya memberikan keindahan tetapi juga
menciptakan suasana agung dan khidmat yang berasal dari warna putih dan
keharumannya. Wangi bunga melati memberikan rasa senang dan tenang bagi
yang menghirupnya. Bunga Melati yang digunakan untuk rangkaian adalah
Jasminum sambac (Soejono, S. dan Dedeh, 1994). Banyak bentuk rangkaian
melati hasil kreasi para perangkai bunga menghiasi ruangan pesta perkawinan,
upacara keagamaan maupun acara resmi kenegaraan dan upacara peresmian di
Indonesia, karena melati merupakan Puspa Bangsa. Berbagai acara tersebut telah
meningkatkan kebutuhan bunga melati rangkaian (Effendi et al, 1995).
Pemanfaatan sebagai aroma terapi
Permintaan akan bunga melati akhir-akhir ini semakin meningkat dengan
berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan dan berkembangnya spa. Bunga
melati yang awalnya dimanfaatkan hanya sebagai tanaman obat, kini berkembang
jadi salah satu komoditas yang dimanfaatkan dalam aroma terapi. Terapi tersebut
dipercaya dapat menghilangkan stress dan menenangkan pikiran. Penggunaan
melati dalam aroma terapi juga merupakan pengobatan tetapi tidak menggunakan
10
organ tanaman langsung seperti yang dikemukakan sebelumnya. Metode
penyembuhan aroma therapi memanfaatkan minyak atsiri melati. Metode tersebut
sebenarnya sudah dikenal sejak Perang Dunia I. Ketika itu banyak serdadu yang
terluka jadi sehat kembali setelah menjalani aroma terapi menggunakan minyak
lavender (Guenther, 1952). Pengobatan aroma terapi memanfaatkan berbagai
minyak atsiri. Penyembuhan dengan minyak atsiri dalam aroma terapi bisa dengan
cara inhalasi atau dihirup, dimasak atau perendaman tubuh. Aroma melati bisa
digunakan untuk mengatasi pegal linu (Harry, 2000). Aromanya dapat
merangsang pengaturan aliran kelenjar adrenalin dan menenangkan sistem saraf,
sehingga menimbulkan perasan senang, tenang dan dapat menghilangkan shock.
Minyak Melati
Species tanaman melati yang digunakan sebagai sumber minyak melati
adalah Jasminum grandiflorum, J. officinale (di Perancis), J. grandiflorum L (di
Italia) serta J. grandiflorum L, J. auriculatum, J. sambac, J. augustifolium, J.
officinale, dan J. pubescens di India. Peluang industri minyak atsiri berbahan baku
bunga cukup besar. Minyak melati merupakan bahan baku parfum berkualitas
tinggi. Jumlah kebutuhan minyak melati murni dunia ialah 4000 kg/th dengan
harga mencapai US $ 5000/kg (Wuryaningsih, 1995). Harga minyak atsiri melati
dipasar internasional tergolong tinggi yakni sekitar 6.000 US $ per liter atau setara
dengan 54 juta rupiah (Purba, 2000). Mahalnya harga minyak melati ini
disebabkan oleh begitu luasnya pemakaian minyak melati dalam industri
sedangkan usaha pengadaan belum dilaksanakan secara intensif. Pada
penyulingan dalam skala mini menghasilkan minyak atsiri tiap kg-nya 0,33 cc
(Heyne, 1987). Minyak melati diperoleh dari bunga melati dengan cara
“enfleurage”, atau ekstraksi dengan pelarut menguap. Prabawati et al, (2002)
menyatakan bahwa minyak melati yang dihasilkan dari ekstraksi dengan
perbandingan bunga dan pelarut 1 : 2 mengandung komponen minyak atsiri yang
tinggi (Tabel 2). Minyak melati mengandung benzil ester dari asam asetat asam
format dan asam propionat, linalool dan esternya, metil anthranilat, benzil
11
alkohol, geraniol dan paracrenol. Melati kaca piring (cape jasmin) mempunyai
bau wangi seperti minyak melati.
Tabel 2. Komposisi kimia minyak melati
Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi
minyak bunga. Produksi minyak bunga tersebut terhenti bila bunga telah mati dan
membusuk. Masalah yang ditemui dalam ekstraksi minyak bunga tersebut adalah
bagaimana mendapatkan seluruh minyak yang terkandung dalam bunga. Bunga
yang dipetik dari pukul 6–10 pagi menghasilkan minyak bunga dua kali lebih
besar dari sore hari atau 1,5 kali lebih besar jika dipanen pada malam hari.
Ekstraksi minyak melati kasar dengan etanol murni, menghasilkan 45 - 53 persen
biang parfum melati.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
Alat –alat : Panci Dandang, kompor, selang kecil, selang besar, ember,
botol aqua, gabus, batu es.
Bahan : Bunga melati (Jasminum sambac) dan air
B. PROSEDUR KERJA
1. Timbang 100 gram sampel (bunga melati) kemudian dikukus
2. Dikukus selama ± 100 menit
3. Perhatiakan hasil destilat dan pastikan hasil destilat masuk dalam botol
4. Ukur hasil destilat ekstrak bunga melati yang diperoleh
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Hasil destilat yang diperoleh dari ekstraks bunga melati sebanyak 3 mL
B. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini mengenai ekstrak bunga melati dengan sampel yang
digunakan sebanyak 100 gram dan diperoleh hasil destilat dari estrak bunga melati
kurang lebih sebanyak 3 mL. Warna hasil destilat ekstrak bunga melati ini tidak
berwarna. Adapun alat yang kami gunakan ini menggunakan alat sederhana dengan panci
dandang, dan hasil uap dari ekstak bunga melati ini masuk ke dalam selang dan juga
kami menggunakan kondensor sederhana untuk mengubah fasa uap menjadi cair serta
hasil destilat akan masuk dalam botol. Dimana kondensor ini kami buat dengan selang
besar sebagai shell dan selang kecil sebagai tube dan di tambah juga dengan batu es. Batu
es ini befungsi untuk mempercepat proses kondensasi. Dalam percobaan hasil destilat
dari ekstrak bunga melati hanya sedikit dan mungkin juga kemurnian dari hasil destilat
ini kurang murni, dikarenakan mungkin masih terdapat kandungan air. Disebabkan
karena air yang berada dalam dandang yang menguap atau telah mendidih. Selain itu
beberapa faktor diantaranya alat alat yang kami gunakan ini sederhana dan dari
kondensor sendiri kami buat sederhana dan kurang berfungsi secara maksimal juga.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak bunga melati diperoleh dari mengkukus bunga melati yang segar
2. Hasil dari ektraks bunga melati ini kurang lebih 3 mL
3. Kemurnian destilat yang didapatkan kurang murni (masih tedapat kandungan
air)
4. Alat yang kami gunakan dengan alat sederhana
B. SARAN
Dalam melakukan percobaan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan dalam pembuatan paper ini. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan saran dan kritikan untuk masukan dan penyempurnaan paper ini. Penulis
mengharapkan paper ini bermanfaat bagi pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & fessenden. 1982. KIMIA ORGANIK JILID II. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 1990. KIMIA ORGANIK. Jakarta: Erlangga
Suhendar, AG., 1990. Melati. Jakarta : Penebar Swadaya.Tim Kimia Organik. 2010. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II.
Padang: FMIPA UNP
http//google.com. KANDUNGAN MELATI
http//wikipedia.com. MELATI
16