makalah gerontik
TRANSCRIPT
![Page 1: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH GERONTIK
“TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN LANSIA”
DISUSUN OLEH :
DESY INDAH RATNAWATI
P272200011 169
DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2013
![Page 2: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Tugas Perkembangan
Keluarga dengan Lansia” .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Asrining S,SST, SPd, selaku salah satu dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Gerontik.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tugas perkembangan
keluarga terhadap lansia.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan, jadi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon
saran & kritik guna menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH
SWT, kekurangan hanya milik kita (manusia). Terima kasih.
Surakarta, September 2013
Penulis
![Page 3: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
![Page 4: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKeluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969).
Keluarga memiliki peran penting dalam perawatan lansia yang ada dalam
keluarganya.
Saat ini populasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun ± 10 juta jiwa/5,5 % dari total populasi
penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3 kali lipat menjadi ± 29 juta
jiwa/11,4 % dari total populasi penduduk (Lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dengan jumlah populasi tersebut terdapat 62,3% lansia di Indonesia masih
berpenghasilan dai pekerjaannya sendiri, 59,4% dari lansia masih berperan sebagai
kepala keluarga, 53 % lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga dan
hanya 27,5 % lansia mendapat penghasilan dari anak/menantu.
Dari survey di atas tampak masih ada lansia yang cukup produktif dan
lansia yang bergantung sepenuhnya pada keluarganya. Proses menua adalah keadaan
yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya semua makhluk hidup didunia
ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian.
Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-
kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam
bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi
oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua. Untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia dimasa-masa tuanya maka sangat diperlukan
dukungan dari keluargnya.
Dalam hal mempermudah penyembuhan perlu dilibatkan keluarga, karena
keluargalah yang banyak menghabiskan waktu dengan pasien. Pada makalah ini
akan dibahas secara singkat asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia. Dan
![Page 5: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/5.jpg)
diharpkan mampu dijadikan referensi untuk memahami asuha keperawatan keluarga
dengan lanjut usia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan lansia?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga dengan lansia
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan dasar teori asuhan keperawatan keluarga
2. Menjelaskan dasar teori proses menua
3. Menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga dengan lansia
1.4 Manfaat
Mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan lansia.
![Page 6: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lansia
2.1.1 Definisi lansia
Menurut WHO yaitu lansia (elderly) antara usia 60-74 tahun, usia tua (old) :75-
90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun. Sedangkan meurut
Depkes RI Ada 3 yaitu lansia presenilis : antara usia 45-59 tahun, lansia yaitu usia 60
tahun ke atas, dan lansia beresiko yaitu usia ˃ 70 tahun atau ˃ usia 60 th dg masalah
kesehatan.
2.1.2 Proses Menua
Proses menua adalah :
• Proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri dan mempertahankan anatomis dan fungsi normal.
• Tidak ada kemampuan untuk bertahan terhadap jejas, antigenik dan tidak
mampu memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
• Terjadi pemendekan telomer
Penyebab proses penuaan adalah sebagai berikut :
1. Penuaan Primer
Perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti DNA/RNA
pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi
mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang
mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah
terjadi infeksi.
1. Penuaan Skunder
Proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial. Stress
fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua. Contoh
diet: suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired. Gairah hidup
yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian
seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang
diperolehnya.
![Page 7: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/7.jpg)
Faktor-faktor penyebab proses penuaan:
Faktor-faktor proses penuaan ; faktor genetik, faktor endogenik dan faktor
eksogenik (faktor lingkungan dan gaya hidup) yang akan mempengaruhi kesepatan
proses penuaan.
1. Faktor genetik ;
Penuaan diri
Resiko penyakit
Intelegensia
Pharmakogenetik
Warna kulit
Tipe atau kepribadian seseorang
2. Faktor endogenik;
Perubahan struktural dan penurunan fungsional
Kemampuan/skill
Daya adaptasi
Kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D
3. Faktor lingkungan;
Diet/asupan zat gizi
Merokok
Tingkat polusi
Pendidikan
Obat
Penyinaran sinar ultraviolet
Gejala yang timbul pada proses penuaan adalah sebagai berikut:
Peningkatan usia > 60 th
Hilangnya kemampuan mendengar. Harus dg frekwensi tinggi
Penurunan indera rasa
Berkurangnya kelenjar thimus 5-10%
Hilangnya keseluruhan gigi
Timbul penyakit artritis
Gangguan toleransi glukosa
Peningkatan body fat
![Page 8: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/8.jpg)
Penurunan BB, krn menjadi kurus, hilangnya air dan massa tulang sampai
36%
Penurunan kekuatan otot (30-40% from age 30 to age 80).
Gangguan tidur
Presbyopia (terjadi 42% lansia dengan usia 52-64, 73% dalam usia 65-74
dan 92% dalam usia lebih 75)
2.1.3 Teori Aging Process
1. Biological Theory
a. Genetic aging theory
Genome maintenance defect theory
Perjalanan waktu terjadi mutasi sehingga mengakibatkan
ketidakaktifan kontrol replikasi gene (DNA repair)
Cell death theory
Mitokondria DNA mutasi dan disfungsi, yg disebabkan oleh gangg
konsentrasi Ca++, ROS dan pro-apoptotic protein
Genetic clock theory
Adanya program waktu (jam) dalam inti sel. Jam ini akan habis
putarannya akan terjadi pemberhentian proses mitosis
DNA repair
DNA sel selalu mengalami kerusakan oleh Oxigen radikal, sinar
ultraviolet dan bahan toxic lain, sedangkan kemampuan utk perbaikan
menurun.
Genome instability theory
Perubahan genome dg hilangnya sebagian serentetan DNA
menimbulkan gangguan pengaturan mitosis.
2.Biochemical aging theory
Somatic mutation theory
Mutasi sel terjadi akibat oleh exposure radiasi dosis rendah sepanjang
hidupnya.
Wear and tear theory
![Page 9: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/9.jpg)
Manusia ibarat mesin kesalahan bagian organ menimbulkan
kerusakan dimana-mana dan mengabaikan kesalahan dpt meningkatkan
hasil. (ex. Latihan fisik)
Deprivation theories
Ketidak adequatan penyaluran bahan nutrien dan Oxigen ke sel akan
menimbulkan kerusakan sel (ex. Stroke)
Cross linkage theory
Hubungan silang molekul DNA inti menimbulkan reaksi kimia dan
hasilnya suatu protein jaringan ikat spt kolagen (fibrosis paru)
Accumulation theory
Lipofusin dan lipids terakumulasi di vaskuler shg timbul sklerosis
Oxidative stress theory
Oxigen bebas hasil metabolisme merpk kondisi yg tdk stabil dpt
merusak protein, membran sel dan asam nukleat
Free radical theory
Gugus hidroksil, peroksida hidrogen sangat reaktif dan merusak
protein, DNA dan asam lemak jenuh.
HSPs
HSPs dapat membantu kerusakan sel dan memperbaiki rusaknya
protein, bila komposisi yg tepat.
Hormones
Glucose cross linking
2. Physiological aging theory
Error catastrophe theory
Penuaan terjadi akibat kesalahan sepanjang kehidupan manusia.
Kesalahan metabolisme dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel
secara perlahan.
Adaptation theory
Calorie restriction
Behavioral factors
Replicative senescence theory
Waste product theory
![Page 10: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/10.jpg)
Collagen theory
Disposable soma theory
Membrane hypothesis of aging
Asam lemak polyunsaturated bagian membran rusak akibat radikal
bebas.
3. Sociopsychological Theory
Activity theory
Penurunan aktivitas, menimbulkan pe¯ blood flow dan atrophy shg
penuaan lebih cepat
Personal meaning and purpose theory
Ketidakbahagiaan, depresi, dan kehilangan menimbulkan respon
emosional yg dpt mempercepat penuaan.
Social exchange theory
Perubahan sosial dpt menimbulkan stress bagi lansia shg
mempercepat proses menjadi tua
4. Enviromental Theory
Exposure theory
Orang yg terpapar sinar matahari terlalu lama akan cepat terjadi penuaan
Radiation theory
Radiasi sinar γ, sinar X dan ultraviolet akan memudahkan mengalami
denaturasi protein dan mutasi DNA
5. Polution theory
Udara, Air dan Tanah yg telah kena polusi dan menimpa seseorang maka
akan mempengaruhi kondisi epigenetik dan dapat menimbulkan penuaan
lebih cepat
Stress theory
2.1.4 Perubahan-Perubahan Pada Lansia
Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:
1. Perubahan Mikro, terjadi dalam sel seperti:
a. Berkurangnya cairan dalam sel
b. Berkurangnya besarnya sel
![Page 11: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Berkurangnya jumlah sel
2. Perubahan Makro, yang jelas terlihat seperti:
a. Mengecilnya mandibula
b. Menipisnya discus intervertebralis
c. Erosi permukaan sendi-sendi
d. Osteoporosis
e. Atropi otot
f. Emphysema Pulmonum
g. Presbyopi
h. Arterosklerosis
i. Manopause pada wanita
j. Demintia senilis
k. Kulit tidak elastisl
l. Rambut memutih
Perubahan per sistem yang dialami oleh lansia:
a. Perubahan Sistem Pernapasan
•Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, shg volume paru berkurang
•Penurunan aktivitas silia
•Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang
•Penurunan tekanan parsial oksigen (75 mmHg)
•Darah yg tereduksi bertambah
•Kemampuan batuk efektif berkurang
•Mudah terkena pneumonia
b. Perubahan Sistem Persyarafan
Lambat dalam merespon
Perubahan pancaindera
Penglihatan
Pendengaran
Pengecapan
perabaan
Mengecilnya syaraf indera
Sering terjadi neuritis dan hilangnya sensasi
![Page 12: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/12.jpg)
c. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan kaku
Kemampuan pompa menurun 1% stlh umur 20 th
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer
d. Perubahan Sistem Genitourinari
Ginjal mengecil dan nefron atrofi
Blood flow ke ginjal menurun sampai 50%
Vesika urinaria, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
Frekwensi BAK meningkat
Pembesaran prostat + 75% pd usia 65th
Atrovi vulva
Vagina, selaput menjadi kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi menjadi
berkurang
Keasaman vagina lebih alkalis basa
Permukaan menjadi halus
e. Perubahan Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Menurunnya aktivitas tiroid, shg BMR menurun
Defisiensi hormonal sering terjadi pada lansia
Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi rendah dan hanya ada di pembuluh
darah dan produk : ACTH, TSH, FSH dan LH menurun.
Menurunnya Produksi aldosteron
f. Perubahan Sistem Pencernaan
Kehilangan gigi
Indera pengecapan menurun sampai 80%
Esofagus melebar
Rasa lapar menurun
Asam lambung menurun dan sering terjadi korosif
![Page 13: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/13.jpg)
Peristaltik melemah, biasanya timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah (terganggu)
Liver (hati), makin mengecil & menurunnya kemampuan metabolisme karena
blood flow menurun
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan densitas, shg rapuh
Resiko terjadi fraktur
Kyphosis
Persendian besar dan menjadi kaku
Lansia wanita > resiko fraktur
Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas
Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek, shg :
Gerakan volunter menurun
Gerakan reflektonik sbg reaksi thdp rangsangan lobus
Gerakan involunter perangsangan terhadap lobus
h. Perubahan Integumen
Kulit menjadi keriput dan kehilangan jaringan lemak
Kulit kering dan elastisitas menurun
Kelenjar keringat mulai tidak bekerja
Pigmentasi kulit berkurang, dan sering timbul bercak hitam akibat
menurunnya aliran darah
Penyembuhan luka berkurang
Kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh
Pertumbuhan rambut berkurang, rambut mjd kelabu dan menipis
Pada wanita >60th rambut wajah kadang meningkat
Temperatur tubuh menurun
i. Perubahan Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun/ kering
Ovarium dan uterus menciut
Payudara atrofi
Testis masih dapat berproduksi walaupun ada penurunan
Dorongan sex tetap sampai >70th asal sehat
![Page 14: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/14.jpg)
Frekwensi sexual intercouse cenderung menurun, ttp kapasitas utk
melakukan dan menikmati berjalan terus.
Impotensi tersering kulit hitam > kulit putih > kulit berwarna ( 35% :
30% : 15% )
2.2 Konsep Keperawatan Keluarga
2.2.1 Definsi Keluarga
Duvall (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
serta sosial dari setiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya (1978) juga menyebutkan keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai
peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Sedangkan menurut Johnson’s (1992), keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam
kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
Spradley dan Allender (1996) menyebutkan satu atau lebih individu yang tinggal
bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi
sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
![Page 15: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/15.jpg)
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
2.2.2 Tipe Keluarga
Tipe keluarga tradisional :
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan
anak (kandung atau angkat).
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
5. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung
atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau libur saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan
dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
Tipe keluarga non tradisional :
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
![Page 16: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/16.jpg)
4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama,
berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu
rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena alasan tertentu.
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah,
berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan,
hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktu sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen
karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
2.2.3 Fungsi Keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm
elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal
tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga
dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari
anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
![Page 17: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/17.jpg)
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif maka fungsi afektif akan tercapai
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian
pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif
tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena
fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 1986).
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduks
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang
![Page 18: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/18.jpg)
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998):
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
2.2.4 Pendekatan Dalam Keperawatan Keluarga (stanhope & lancaster, 2004
Keluarga sebagai kontek (Family as Context):
a. Karakteristik pendekatan
1. Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
2. Fokus pelayanan keperawatan: individu
3. Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
4. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
Keluarga sebagai klien (Family as Client):
b. Karakteristik pendekatan
1. Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua
2. Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga
3. Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan
Keluarga sebagai sistem (Family as System)
c. Karakteristik pendekatan
1. Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi
2. Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara
bersamaan
3. Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti:
hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua)
Keluarga sebagai komponen sosial (Family as Component of Society
![Page 19: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/19.jpg)
d. Karakteristik pendekatan
1. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi,
dan kesehatan.
2. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang
lebih besar yaitu masyarakat
3. Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling
memberi layanan.
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Lansia
2.3.1 Peran Kelurga Dalam Perawatan Lansia
Keluarga berperan penting dalam mengendalikan proses penuaan lansia dalam
keluarganya. Keluarga dapat menggantikan peran perawat untuk meningkatkan kualitas
hidup lansia dalam keluarganya. Salah satunya dengan mengendalikan penuaan diri,
yaitu dengan cara:
1. Meningkatkan kualitas hidup lansia, mencegah apa yang dapat dicegah,
mengontrol, menunda dan memperbaiki apa yang tidak dapat dicegah.
2. Memperbaiki gaya hidup dengan mengkombinasikan diet, aktifitas fisik, terapi
medis dan farmakologis.
Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
1. Peningkatan kesehatan (helth promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.\
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia menurut Depkes, dimaksudkan
untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan
kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan
keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan
keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial
yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan
![Page 20: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/20.jpg)
langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau
panti.
Asuhan keperawatan bagi lansia penting karena jumlah lansia setiap tahunnya
meningkat. Berikut data dari LD-FEUI:
Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada
kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi
palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga:
kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai,
misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran
jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia
pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh
oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah
agar tidak terjadi dekubitus (lecet).
3. Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan
kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas
![Page 21: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/21.jpg)
Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi
lebih tipis dan rapuh
Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya
dekubitus.
2.3.2 Pendekatan Kelurga Dalam Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-
kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ
tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit
yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara
umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu:
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari
masih mampu melakukan sendiri.
Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit.
2.Pendekatan psikis
Disini keluarga mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, keluarga dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Keluarga hendaknya memiliki kesabaran
dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk
menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
sayang dari lingkungan, termasuk anggota keluarga yang memberikan perawatan.
Untuk itu keluarga harus selalu menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh,
membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang
dimilikinya.
Keluarga harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.Hal itu perlu
![Page 22: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/22.jpg)
dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin
lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya
daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau
keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu
kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu
upaya keluarga dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi
pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi keluarga bahwa orang yang
dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain
5.Pendekatan spiritual
Keluarga harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau
mendeteksi kematian.
2.3.3 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Lanjut Usia
Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari –hari secara mandiri dengan:
1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah
lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
2. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat
hidup klien lanjut usia (life support)
3. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan
baik kronis maupun akut.
4. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu
5. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
2.4 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
![Page 23: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/23.jpg)
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri,
keluarga dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan
perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut
memiliki semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap
produktif dan berbahagia meskipun usianya telah lanjut.
BAB III
PENUTUP
![Page 24: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/24.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes
R.I.
Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year
Incorporation.
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
![Page 25: MAKALAH GERONTIK](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081421/55cf9b95550346d033a69ff6/html5/thumbnails/25.jpg)
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 1. Jakarta: EGC.