makalah gerontik

35
MAKALAH GERONTIK “TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN LANSIA” DISUSUN OLEH : DESY INDAH RATNAWATI P272200011 169 DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

Upload: desy-indah-ratnawati

Post on 29-Nov-2015

102 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH GERONTIK

MAKALAH GERONTIK

“TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN LANSIA”

DISUSUN OLEH :

DESY INDAH RATNAWATI

P272200011 169

DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

2013

Page 2: MAKALAH GERONTIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Tugas Perkembangan

Keluarga dengan Lansia” .

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam menyusun makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas

yang diberikan oleh Ibu Asrining S,SST, SPd, selaku salah satu dosen pengampu mata

kuliah Keperawatan Gerontik.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tugas perkembangan

keluarga terhadap lansia.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak

kekurangan, jadi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon

saran & kritik guna menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa

yang tidak luput dari kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH

SWT, kekurangan hanya milik kita (manusia). Terima kasih.

Surakarta, September 2013

Penulis

Page 3: MAKALAH GERONTIK

DAFTAR ISI

Page 4: MAKALAH GERONTIK

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKeluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota

keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang

saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969).

Keluarga memiliki peran penting dalam perawatan lansia yang ada dalam

keluarganya.

Saat ini populasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun ± 10 juta jiwa/5,5 % dari total populasi

penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3 kali lipat menjadi ± 29 juta

jiwa/11,4 % dari total populasi penduduk (Lembaga Demografi FE-UI-1993).

Dengan jumlah populasi tersebut terdapat 62,3% lansia di Indonesia masih

berpenghasilan dai pekerjaannya sendiri, 59,4% dari lansia masih berperan sebagai

kepala keluarga, 53 % lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga dan

hanya 27,5 % lansia mendapat penghasilan dari anak/menantu.

Dari survey di atas tampak masih ada lansia yang cukup produktif dan

lansia yang bergantung sepenuhnya pada keluarganya. Proses menua adalah keadaan

yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya semua makhluk hidup didunia

ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian.

Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-

kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam

bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi

oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua. Untuk

meningkatkan kualitas hidup lansia dimasa-masa tuanya maka sangat diperlukan

dukungan dari keluargnya.

Dalam hal mempermudah penyembuhan perlu dilibatkan keluarga, karena

keluargalah yang banyak menghabiskan waktu dengan pasien. Pada makalah ini

akan dibahas secara singkat asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia. Dan

Page 5: MAKALAH GERONTIK

diharpkan mampu dijadikan referensi untuk memahami asuha keperawatan keluarga

dengan lanjut usia.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan lansia?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga dengan lansia

Tujuan Khusus

1. Menjelaskan dasar teori asuhan keperawatan keluarga

2. Menjelaskan dasar teori proses menua

3. Menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga dengan lansia

1.4 Manfaat

Mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan lansia.

Page 6: MAKALAH GERONTIK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Definisi lansia

Menurut WHO yaitu lansia (elderly) antara usia 60-74 tahun, usia tua (old) :75-

90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun. Sedangkan meurut

Depkes RI Ada 3 yaitu lansia presenilis : antara usia 45-59 tahun, lansia yaitu usia 60

tahun ke atas, dan lansia beresiko yaitu usia ˃ 70 tahun atau ˃ usia 60 th dg masalah

kesehatan.

2.1.2 Proses Menua

Proses menua adalah :

• Proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri dan mempertahankan anatomis dan fungsi normal.

• Tidak ada kemampuan untuk bertahan terhadap jejas, antigenik dan tidak

mampu memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)

• Terjadi pemendekan telomer

Penyebab proses penuaan adalah sebagai berikut :

1. Penuaan Primer

Perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti DNA/RNA

pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi

mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang

mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah

terjadi infeksi.

1. Penuaan Skunder

Proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial. Stress

fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua. Contoh

diet: suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired. Gairah hidup

yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian

seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang

diperolehnya.

Page 7: MAKALAH GERONTIK

Faktor-faktor penyebab proses penuaan:

Faktor-faktor proses penuaan ; faktor genetik, faktor endogenik dan faktor

eksogenik (faktor lingkungan dan gaya hidup) yang akan mempengaruhi kesepatan

proses penuaan.

1. Faktor genetik ;

Penuaan diri

Resiko penyakit

Intelegensia

Pharmakogenetik

Warna kulit

Tipe atau kepribadian seseorang

2. Faktor endogenik;

Perubahan struktural dan penurunan fungsional

Kemampuan/skill

Daya adaptasi

Kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D

3. Faktor lingkungan;

Diet/asupan zat gizi

Merokok

Tingkat polusi

Pendidikan

Obat

Penyinaran sinar ultraviolet

Gejala yang timbul pada proses penuaan adalah sebagai berikut:

Peningkatan usia > 60 th

Hilangnya kemampuan mendengar. Harus dg frekwensi tinggi

Penurunan indera rasa

Berkurangnya kelenjar thimus 5-10%

Hilangnya keseluruhan gigi

Timbul penyakit artritis

Gangguan toleransi glukosa

Peningkatan body fat

Page 8: MAKALAH GERONTIK

Penurunan BB, krn menjadi kurus, hilangnya air dan massa tulang sampai

36%

Penurunan kekuatan otot (30-40% from age 30 to age 80).

Gangguan tidur

Presbyopia (terjadi 42% lansia dengan usia 52-64, 73% dalam usia 65-74

dan 92% dalam usia lebih 75)

2.1.3 Teori Aging Process

1. Biological Theory

a. Genetic aging theory

Genome maintenance defect theory

Perjalanan waktu terjadi mutasi sehingga mengakibatkan

ketidakaktifan kontrol replikasi gene (DNA repair)

Cell death theory

Mitokondria DNA mutasi dan disfungsi, yg disebabkan oleh gangg

konsentrasi Ca++, ROS dan pro-apoptotic protein

Genetic clock theory

Adanya program waktu (jam) dalam inti sel. Jam ini akan habis

putarannya akan terjadi pemberhentian proses mitosis

DNA repair

DNA sel selalu mengalami kerusakan oleh Oxigen radikal, sinar

ultraviolet dan bahan toxic lain, sedangkan kemampuan utk perbaikan

menurun.

Genome instability theory

Perubahan genome dg hilangnya sebagian serentetan DNA

menimbulkan gangguan pengaturan mitosis.

2.Biochemical aging theory

Somatic mutation theory

Mutasi sel terjadi akibat oleh exposure radiasi dosis rendah sepanjang

hidupnya.

Wear and tear theory

Page 9: MAKALAH GERONTIK

Manusia ibarat mesin kesalahan bagian organ menimbulkan

kerusakan dimana-mana dan mengabaikan kesalahan dpt meningkatkan

hasil. (ex. Latihan fisik)

Deprivation theories

Ketidak adequatan penyaluran bahan nutrien dan Oxigen ke sel akan

menimbulkan kerusakan sel (ex. Stroke)

Cross linkage theory

Hubungan silang molekul DNA inti menimbulkan reaksi kimia dan

hasilnya suatu protein jaringan ikat spt kolagen (fibrosis paru)

Accumulation theory

Lipofusin dan lipids terakumulasi di vaskuler shg timbul sklerosis

Oxidative stress theory

Oxigen bebas hasil metabolisme merpk kondisi yg tdk stabil dpt

merusak protein, membran sel dan asam nukleat

Free radical theory

Gugus hidroksil, peroksida hidrogen sangat reaktif dan merusak

protein, DNA dan asam lemak jenuh.

HSPs

HSPs dapat membantu kerusakan sel dan memperbaiki rusaknya

protein, bila komposisi yg tepat.

Hormones

Glucose cross linking

2. Physiological aging theory

Error catastrophe theory

Penuaan terjadi akibat kesalahan sepanjang kehidupan manusia.

Kesalahan metabolisme dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel

secara perlahan.

Adaptation theory

Calorie restriction

Behavioral factors

Replicative senescence theory

Waste product theory

Page 10: MAKALAH GERONTIK

Collagen theory

Disposable soma theory

Membrane hypothesis of aging

Asam lemak polyunsaturated bagian membran rusak akibat radikal

bebas.

3. Sociopsychological Theory

Activity theory

Penurunan aktivitas, menimbulkan pe¯ blood flow dan atrophy shg

penuaan lebih cepat

Personal meaning and purpose theory

Ketidakbahagiaan, depresi, dan kehilangan menimbulkan respon

emosional yg dpt mempercepat penuaan.

Social exchange theory

Perubahan sosial dpt menimbulkan stress bagi lansia shg

mempercepat proses menjadi tua

4. Enviromental Theory

Exposure theory

Orang yg terpapar sinar matahari terlalu lama akan cepat terjadi penuaan

Radiation theory

Radiasi sinar γ, sinar X dan ultraviolet akan memudahkan mengalami

denaturasi protein dan mutasi DNA

5. Polution theory

Udara, Air dan Tanah yg telah kena polusi dan menimpa seseorang maka

akan mempengaruhi kondisi epigenetik dan dapat menimbulkan penuaan

lebih cepat

Stress theory

2.1.4 Perubahan-Perubahan Pada Lansia

Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:

1. Perubahan Mikro, terjadi dalam sel seperti:

a. Berkurangnya cairan dalam sel

b. Berkurangnya besarnya sel

Page 11: MAKALAH GERONTIK

c. Berkurangnya jumlah sel

2. Perubahan Makro, yang jelas terlihat seperti:

a. Mengecilnya mandibula

b. Menipisnya discus intervertebralis

c. Erosi permukaan sendi-sendi

d. Osteoporosis

e. Atropi otot

f. Emphysema Pulmonum

g. Presbyopi

h. Arterosklerosis

i. Manopause pada wanita

j. Demintia senilis

k. Kulit tidak elastisl

l. Rambut memutih

Perubahan per sistem yang dialami oleh lansia:

a. Perubahan Sistem Pernapasan

•Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, shg volume paru berkurang

•Penurunan aktivitas silia

•Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang

•Penurunan tekanan parsial oksigen (75 mmHg)

•Darah yg tereduksi bertambah

•Kemampuan batuk efektif berkurang

•Mudah terkena pneumonia

b. Perubahan Sistem Persyarafan

Lambat dalam merespon

Perubahan pancaindera

Penglihatan

Pendengaran

Pengecapan

perabaan

Mengecilnya syaraf indera

Sering terjadi neuritis dan hilangnya sensasi

Page 12: MAKALAH GERONTIK

c. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Katub jantung menebal dan kaku

Kemampuan pompa menurun 1% stlh umur 20 th

Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer

d. Perubahan Sistem Genitourinari

Ginjal mengecil dan nefron atrofi

Blood flow ke ginjal menurun sampai 50%

Vesika urinaria, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

Frekwensi BAK meningkat

Pembesaran prostat + 75% pd usia 65th

Atrovi vulva

Vagina, selaput menjadi kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi menjadi

berkurang

Keasaman vagina lebih alkalis basa

Permukaan menjadi halus

e. Perubahan Sistem endokrin

Produksi hampir semua hormon menurun

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

Menurunnya aktivitas tiroid, shg BMR menurun

Defisiensi hormonal sering terjadi pada lansia

Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi rendah dan hanya ada di pembuluh

darah dan produk : ACTH, TSH, FSH dan LH menurun.

Menurunnya Produksi aldosteron

f. Perubahan Sistem Pencernaan

Kehilangan gigi

Indera pengecapan menurun sampai 80%

Esofagus melebar

Rasa lapar menurun

Asam lambung menurun dan sering terjadi korosif

Page 13: MAKALAH GERONTIK

Peristaltik melemah, biasanya timbul konstipasi

Fungsi absorbsi melemah (terganggu)

Liver (hati), makin mengecil & menurunnya kemampuan metabolisme karena

blood flow menurun

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas, shg rapuh

Resiko terjadi fraktur

Kyphosis

Persendian besar dan menjadi kaku

Lansia wanita > resiko fraktur

Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas

Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek, shg :

Gerakan volunter menurun

Gerakan reflektonik sbg reaksi thdp rangsangan lobus

Gerakan involunter perangsangan terhadap lobus

h. Perubahan Integumen

Kulit menjadi keriput dan kehilangan jaringan lemak

Kulit kering dan elastisitas menurun

Kelenjar keringat mulai tidak bekerja

Pigmentasi kulit berkurang, dan sering timbul bercak hitam akibat

menurunnya aliran darah

Penyembuhan luka berkurang

Kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh

Pertumbuhan rambut berkurang, rambut mjd kelabu dan menipis

Pada wanita >60th rambut wajah kadang meningkat

Temperatur tubuh menurun

i. Perubahan Sistem reproduksi

Selaput lendir vagina menurun/ kering

Ovarium dan uterus menciut

Payudara atrofi

Testis masih dapat berproduksi walaupun ada penurunan

Dorongan sex tetap sampai >70th asal sehat

Page 14: MAKALAH GERONTIK

Frekwensi sexual intercouse cenderung menurun, ttp kapasitas utk

melakukan dan menikmati berjalan terus.

Impotensi tersering kulit hitam > kulit putih > kulit berwarna ( 35% :

30% : 15% )

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga

2.2.1 Definsi Keluarga

Duvall (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional

serta sosial dari setiap anggota keluarga.

Bailon dan Maglaya (1978) juga menyebutkan keluarga adalah dua atau lebih

individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,

perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai

peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Sedangkan menurut Johnson’s (1992), keluarga adalah kumpulan dua orang atau

lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam

kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan

emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

Spradley dan Allender (1996) menyebutkan satu atau lebih individu yang tinggal

bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi

sosial, peran dan tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik

keluarga adalah:

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan

atau adopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain.

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran

sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.

4. mempunyai tujuan;

a. menciptakan dan mempertahankan budaya

Page 15: MAKALAH GERONTIK

b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

2.2.2 Tipe Keluarga

Tipe keluarga tradisional :

1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan

anak (kandung atau angkat).

2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,

sedangkan anak sudah memisahkan diri.

4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena

mengejar karir atau pendidikan.

5. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain,

seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung

atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari

minggu atau libur saja.

8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersama dalam satu rumah.

9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan

dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan

anak dari perkawinan sebelumnya.

11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

dewasa.

Tipe keluarga non tradisional :

1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa

terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup

serumah.

Page 16: MAKALAH GERONTIK

4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama,

berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu

rumah sebagaimana pasangan suami istri.

6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena alasan tertentu.

7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah,

berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan,

hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab

membesarkan anak.

9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk

waktu sementara.

10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen

karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

2.2.3 Fungsi Keluarga

Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis

kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm

elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal

tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.

Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga

dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh

keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar

anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari

anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan

Page 17: MAKALAH GERONTIK

meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.

Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan

dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang

positif maka fungsi afektif akan tercapai

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.

Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian

pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan

proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif

tersebut

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan

keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena

fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,

yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial

(Friedman, 1986).

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui

hubungan dan interaksi dengan keluarga.

3. Fungsi reproduks

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia.

4. Fungsi ekonomi

Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua

anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu

mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang

Page 18: MAKALAH GERONTIK

sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat

dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan

tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998):

a. Mengenal masalah

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

2.2.4 Pendekatan Dalam Keperawatan Keluarga (stanhope & lancaster, 2004

Keluarga sebagai kontek (Family as Context):

a. Karakteristik pendekatan

1. Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua

2. Fokus pelayanan keperawatan: individu

3. Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi

4. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan

Keluarga sebagai klien (Family as Client):

b. Karakteristik pendekatan

1. Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua

2. Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga

3. Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada

keluarga secara keseluruhan

Keluarga sebagai sistem (Family as System)

c. Karakteristik pendekatan

1. Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi

2. Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara

bersamaan

3. Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti:

hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua)

Keluarga sebagai komponen sosial (Family as Component of Society

Page 19: MAKALAH GERONTIK

d. Karakteristik pendekatan

1. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi,

dan kesehatan.

2. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang

lebih besar yaitu masyarakat

3. Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling

memberi layanan.

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Lansia

2.3.1 Peran Kelurga Dalam Perawatan Lansia

Keluarga berperan penting dalam mengendalikan proses penuaan lansia dalam

keluarganya. Keluarga dapat menggantikan peran perawat untuk meningkatkan kualitas

hidup lansia dalam keluarganya. Salah satunya dengan mengendalikan penuaan diri,

yaitu dengan cara:

1. Meningkatkan kualitas hidup lansia, mencegah apa yang dapat dicegah,

mengontrol, menunda dan memperbaiki apa yang tidak dapat dicegah.

2. Memperbaiki gaya hidup dengan mengkombinasikan diet, aktifitas fisik, terapi

medis dan farmakologis.

Keperawatan lanjut usia berfokus pada :

1. Peningkatan kesehatan (helth promotion)

2. Pencegahan penyakit (preventif)

3. Mengoptimalkan fungsi mental

4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.\

Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia menurut Depkes, dimaksudkan

untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan

kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan

keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan

keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial

yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan

Page 20: MAKALAH GERONTIK

langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau

panti.

Asuhan keperawatan bagi lansia penting karena jumlah lansia setiap tahunnya

meningkat. Berikut data dari LD-FEUI:

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada

kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:

1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan

tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi

palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga:

kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai,

misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran

jasmani.

2. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal

yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia

pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh

oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah

agar tidak terjadi dekubitus (lecet).

3. Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan

kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:

Berkurangnya jaringan lemak subkutan

Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas

Page 21: MAKALAH GERONTIK

Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi

lebih tipis dan rapuh

Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya

dekubitus.

2.3.2 Pendekatan Kelurga Dalam Perawatan Lanjut Usia

1. Pendekatan fisik

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-

kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ

tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit

yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara

umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu:

Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari

masih mampu melakukan sendiri.

Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya

mengalami kelumpuhan atau sakit.

2.Pendekatan psikis

Disini keluarga mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan

edukatif pada klien lanjut usia, keluarga dapat berperan sebagai supporter,

interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang

pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Keluarga hendaknya memiliki kesabaran

dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk

menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.

Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih

sayang dari lingkungan, termasuk anggota keluarga yang memberikan perawatan.

Untuk itu keluarga harus selalu menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh,

membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang

dimilikinya.

Keluarga harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam

memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan sebagai

akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.Hal itu perlu

Page 22: MAKALAH GERONTIK

dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin

lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya

daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau

keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu

kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.

3. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu

upaya keluarga dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul

bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi

pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi keluarga bahwa orang yang

dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

5.Pendekatan spiritual

Keluarga harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam

hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau

mendeteksi kematian.

2.3.3 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Lanjut Usia

Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari –hari secara mandiri dengan:

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah

lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.

2. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat

hidup klien lanjut usia (life support)

3. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan

baik kronis maupun akut.

4. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan

diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu

5. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita

suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa

perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).

2.4 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia :

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun

Page 23: MAKALAH GERONTIK

c. Mempertahankan hubungan perkawinan

d. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan

e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi

f. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri,

keluarga dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan

perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut

memiliki semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap

produktif dan berbahagia meskipun usianya telah lanjut.

BAB III

PENUTUP

Page 24: MAKALAH GERONTIK

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes

R.I.

Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year

Incorporation.

Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC

Page 25: MAKALAH GERONTIK

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 1. Jakarta: EGC.