makalah hidrologi

17
Makalah Hidrologi CURAH HUJAN Disusun oleh Firnanda Milza 1005106010058 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

Upload: firnanda-milza

Post on 06-Aug-2015

320 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hidrologi

Makalah Hidrologi

CURAH HUJAN

Disusun oleh

Firnanda Milza1005106010058

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2012

Page 2: Makalah Hidrologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikasi kuat dikenalnya Indonesia sebagai satu-satunya kawasan

unik di daerah ekuator sebagai Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah adanya

keragaman curah hujan yang cukup besar yang terjadi di beberapa kawasan di

Indonesia, khususnya yang terjadi di P. Sumatera. Selain mendapat pengaruh dari

sirkulasi udara pada skala global maupun regional, pembentukan awan dan hujan di

Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi lokal, seperti topografi dan suhu permukaan

laut di perairan Indonesia.

Pulau Sumatera secara keseluruhan juga memiliki karakteristik iklim yang

khas secara regional maupun lokal. Wilayahnya memiliki barisan pegunungan yang

membujur dari utara sampai selatan, dikelilingi oleh lautan yang terdiri dari

Samudera Hindia, Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, dan dekat dengan Laut

Cina Selatan. Hal ini menyebabkan proses pembentukan awan dan hujan di P.

Sumatera mendapat pengaruh dari kondisi alam tersebut selain pengaruh dari

pergerakan posisi semu matahari terhadap bumi dan sirkulasi global.

Karakteristik iklim, khususnya perilaku curah hujan di P. Sumatera dapat

dianalisis secara akurat berdasarkan data iklim dari stasiun meteorologi. Namun

untuk analisis spasial, hal ini sangat ditentukan oleh kerapatan jaringan penakar

hujan. Untuk daerah-daerah dengan jaringan penakar hujan yang cukup rapat dan

merata seperti di P. Jawa hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun untuk

wilayahwilayah seperti Sumatera, kerapatan jaringan penakar hujan tidak sama untuk

seluruh propinsi dan juga tidak sebanyak jaringan yang ada di P. Jawa.

Page 3: Makalah Hidrologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke permukaan bumi dan tersebar

merata yang dinyatakan dengan ketebalan air (rain fall depth, mm, cm). Daerah

konvergensi adalah daerah pertemuan dua angin dari arah yang berlawanan,

kemudian udaranya bergerak ke atas.

Di daerah tropis bertiup angin pasat timur laut dan pasat tenggara yang

berhembus dari daerah maksimum subtropik menuju ke minimum ekuator dan

kemudian bertumbukan. Daerah tumbukan kedua angin tersebut merupakan daerah

pemanasan, kemudian memuai dan bergerak ke atas angin bergerak menuju ke satu

titik lalu bergerak keatas disebut Konvergensi. Tempat terjadinya konvergensi disebut

Daerah konvergensi antar tropic.

Pada umumnya di suatu tempat suhu tinggi tekanan di atas wilayah itu

rendah,dalam rangka memperoleh keseimbangan, udara yang bertekanan tinggi 

bergerak ke tekanan lebih rendah. Akibatnya  pantai barat Sumatera dan Aceh sampai

Bengkulu memperoleh hujan terbanyak pada bulan  Nopember, sedangkan Lampung

pada bulan Desember.

B. Faktor Curah Hujan

Bentuk medan/topografi.

Relief daratan Indonesia tidak homogen. Adanya medan yang berbukit-bukit

dan bergunung-gunung akan menyebabkan angin yang membawa uap air

naik. Makin ke atas suhunya makin turun sehingga terjadi kondensasi dan

menimbulkan hujan orografis.

Arah lereng medan.

Faktor ini sebenarnya berkaitan dengan faktor bentuk medan. Pada lereng

pegunungan yang menghadap ke arah angin banyak terjadi hujan, sebaliknya

Page 4: Makalah Hidrologi

pada lereng pegunungan yang membelakangi arah angin merupakan daerah

bayang-bayang hujan. Itulah sebabnya kota Bandung dan Palu memiliki curah

hujan yang sedikit, karena kedua kota tersebut terletak di daerah bayang-

bayang hujan.

Arah angin yang sejajar dengan garis pantai.

Faktor ini menyebabkan suhu yang konstan sehingga curah hujan

sedikit/rendah. Contoh: Pantai Utara Pulau Jawa, Pulau Madura, Pantai Barat

Pulau Bali.

Jarak perjalanan angin di atas medan datar.

Angin yang berasal dari daerah perairan menuju ke daratan pada umumnya

dapat menimbulkan hujan. Jika dataran yang dilewati angin itu lebar,

sedangkan sifat permukaannya tidak berubah maka pada kawasan sekitar

pantai kemungkinan akan terjadi hujan, tetapi di daerah pedalama tidak tidak

terjadi hujan. Kemungkinan hujan akan turun lagi apabila medannya mulai

naik. Sebaliknya, jika uap air yang dibawa angin dari daerah perairan belum

cukup menimbulkan hujan di kawasan pantai maka di daerah pedalaman

kemungkinan akan terjadi hujan. Peristiwa demikian sering terjadi pada

kawasan Jakarta, Cibinong, dan Bogor. Pada bulan Januari-Februari hujan

turun di Jakarta dan Bogor, sedangkan di Cibinong udara ceras. Sebaliknya,

pada bulan April-Mei Jakarta dan Bogor cerah, tetapi di Cibinong terjadi

hujan.

Mengapa curah hujan saat ini tidak dapat di prediksikan ?

Curah hujan saat ini tidak dapat di prediksikan karena berbagai hal, diantaranya :

peralatan yang sudah out of date,

pengrusakan alam yang sudah sangat menggila,

ketidak pedulian manusia terhadap alam.

Page 5: Makalah Hidrologi

C. Persebaran Curah Hujan di Indonesia

Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak

geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak

daripada pantai sebelah timur.

2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian

timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang

dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah

Jawa Barat.

3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan

terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600-900 m di atas permukaan

laut.

4. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba.

Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.

5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.

6. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti: 

1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak

pada bulan November. 

2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada

bulan Desember. 

3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari-Februari.

Gambar 1. Curah Hujan di Indonesia

Page 6: Makalah Hidrologi

Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah,

musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang

mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada

kira-kira 1200 Bujur Timur.

Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula

daerah yang mendapat curah hujan tinggi:

1. Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000

mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa

Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).

2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun di

antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan

Aru, dan Tanibar.

3. Daerah yang mendapatcurah hujan antara 2000-3000 mm per tahun,

meliputi sumatera timur, Kalimantan selatan, dan Timur sebagian besar

Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, kepulauan Maluku dan

sebagian besar Sulawesi

4. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun

meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran

tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok,

Sumba.

Perlu kita ketahui pula bahwa hujan terbanyak di Indonesia terdapat di

Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling

sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah

hujan sekitar 547 mm/tahun.

D. Alat Penakar Hujan

1. Tipe Observatorium (penakar hujan manual)

Penakar hujan biasa termasuk tipe kolektor yang mengguankan gelas ukur

untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini terbuat dari lembaran seng BWG 24

Page 7: Makalah Hidrologi

dengan panjan/tinggi ± 60cm, dicat putih atau alumunium untuk mengurangi

pemanasan/penguapan air akibat panas matahari.

Gambar 2. Alat penakar hujan tipe manual

2. Alat Pengukur Curah Hujan Otomatis Hillman

Untuk mengukur seberapa banyak jumlah curah hujan yang terjadi dalam

suatu waktudiperlukan suatu alat pengukuran. Pluviometer ataupun penakar hujan

(rain gauge), merupakanalat yang biasa digunakan dalam hal pengukuran curah

hujan.Cara kerja

Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan ke

pelampung sehinggamembuat pena naik dan membuat grafik pada pias

Ketinggian grafik menunjukkan jumlah curah hujan yang turun

Page 8: Makalah Hidrologi

Jika curah hujan mencapai 10 mm/ lebih maka pena menunjukkan angka 10

mm sebagaiangka maksimal, kemudian air akan tumpah dari pelampung

melalui pipa hevel dan penaakan turun lagi ke angka 0 ( nol) . Jika masih ada

hujan lagi maka pena akan akanmencatat lagi, demikian berlangsung terus

menerus.

Dari alat ini dapat diketahui durasi hujan, intensitas hujan dalam jangka waktu

tertentudan kapan terjadinya hujan.

Kapasitas pengukurannya tidak terbatas.

Jam Hillman menggunakan pegas sehingga harus diputar setiap jangka waktu

tertentu

Pena digunakan jenis pena cartridge.

3. Alat pengukur curah hujan Tipping

BucketTipping bucket raingauge merupakan alat penakar hujan yang

menggunakan prinsipmenimbang berat air hujan yang tertampung menggunakan

bucket atau ember kemudiandisalurkan dengan sebuah skala ukur (pias) yang

telah ditetapkan berdasarkan pengujian dankalibrasi. Berdasarkan catatan sejarah,

pada tahun 1662 untuk pertama kalinya Christoper Wren menciptakan sebuah

perekam curah hujan type tipping bucket rain gauge di Inggrisdengan alat

perekam menggunakan kertas yang dibolongkan berdasarkan jumlah curah

hujanyang terekam. Pada perkembangannya, alat ini kemudian dihubungkan

dengan pena dan kertaspias yang berada pada silinder yang berputar untuk

merekam data curah hujan yang terjadi

4. Penakar Hujan Otomatis Jenis Jardi

Penggunaan penakar hujan jenis Jardi dimaksudkan untuk memperoleh

intensitas curahhujan pada suatu saat, terutama sekali untuk curah hujan yang

besar dan terjadi pada waktu yang singkat. Data yang tercatat pada pias lebih jelas

dibanding dengan penakar hujan jenis lain.Penakar jenis ini sudah tidak lagi

dipakai di Indonesia.

Page 9: Makalah Hidrologi

5. Penakar Hujan Otomatis Jenis Van Doorn

Pada dasarnya sistem mekanisme penakar hujan otomatis jenis Van Doorn

hampir samadengan jenis Hellmann. Perbedaannya terdapat pada bentuk alat, luas

corong, dan beberapabagian instrumennya. Pada saat sekarang pemakaian jenis

penakar ini tidak ada lagi.

Infiltrasi yaitu proses meresap atau masuknya air ke dalam tanah melalui

permukaantanah dan merupakan besarnya tebal air yang dapat meresap ke dalam

tanah dalam satuan waktu.Infiltrasi adalah sumber utama adanya air tanah, tanpa

adanya infiltrasi air hujan ke dalam tanahmaka tidak akan ada air di dalam tanah.

Besarnya infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/hariatau cm/hari

E. Temetri Dengan SMS

Sebagai bagian penting dari system peringatan dini banjir, perangkat sistem

agent telemetri curah hujan memiliki spesifikasi dan kemampuan yang cukup andal

dalam menangani berbagai kemungkinan yang terjadi di lapangan. Termasuk juga di

dalamnya adalah kemampuan kendali jarak jauh, penanganan format data, serta

kemampuan reset sistem, baik secara manual maupun secara otomatis. Bagian-bagian

sistem telemetri curah hujan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Blok Diagram Sistem Keseluruhan

Page 10: Makalah Hidrologi

Bagian pertama adalah agen Telemetri Curah Hujan yang berfungsi

mengirimkan data hasil pencuplikan selama interval waktu tertentu ke bagian kedua

yaitu sebuah pusat penerima (server). Pada Tugas Akhir ini, perancangan dan

pembuatannya yakni pada bagian agen Telemetri Curah Hujan.

Dengan sensor ini, hujan tidak perlu lagi dicatat setiap hari karena alat ini

dilengkapi dengan pencatat jumlah akumulasi hujan yang berupa sensor reed swicth.

Ada tiga jenis alat penakar hujan otomatis: weighing bucket, tipping bucket, dan

float. Gambar alat penakar hujan tipe tipping bucket (bejana goyang) dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 4. Sensor Curah Hujan

Luas penampang pada penakar curah hujan ini adalah 200 cm2, Sedangkan

untuk melakukan satu kali tick/goyangan membutuhkan air sebanyak 10 ml. Jadi

banyaknya curah hujan untuk satu kali tick adalah :

CH = volume air hujan : luas penampang bejana

= 10 ml : 200 cm2

= 0.5 mm

Page 11: Makalah Hidrologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke permukaan bumi dan tersebar

merata yang dinyatakan dengan ketebalan air.

2. Pantai barat Sumatera dan Aceh sampai Bengkulu memperoleh hujan terbanyak

pada bulan  Nopember.

3. Faktor-faktor curah hujan meliputi : Bentuk medan/topografi, Arah lereng medan,

Arah angin yang sejajar dengan garis pantai, Jarak perjalanan angin di atas

medan datar.

4. Hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah

hujan mencapai 7,069 mm/tahun.

5. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling

kering dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.

Page 12: Makalah Hidrologi

DAFTAR PUSTAKA

Agusra, 2011. Curah Hujan. http://artikeldanmakalah-agusra.blogspot.com. Diakses

pada tanggal 27 September 2012.

Anonymous, 2012. BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Malang.

http://www.staklimkarangploso.info. Diakses pada tanggal 27 September

2012.

Ariel, 2011. Analisis Curah Hujan. http://ariellacla.wordpress.com. Diakses pada

tanggal 26 September 2012.

Kadrasah, 2007. Meteorologi dan Sains Atmosfer. http://kadarsah.wordpress.com.

Diakses pada tanggal 25 September 2012.

Soerya, 2009. Iklim dan Curah Hujan. http://soerya.surabaya.go.id. Diakses pada

tanggal 25 September 2012.