makalah him.docx

23
DAFTAR ISI Daftar Isi.....................................1 Kata Pengantar.................................2 Pendahuluan....................................3 Pembahasan.....................................4 Tinjauan pustaka ..............................7 Kesimpulan.....................................16 Daftarpustaka .................................17 1

Upload: rosaikayayunani7

Post on 11-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah HIM.docx

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................1

Kata Pengantar......................................................................................2

Pendahuluan..........................................................................................3

Pembahasan...........................................................................................4

Tinjauan pustaka ..................................................................................7

Kesimpulan............................................................................................16

Daftarpustaka .......................................................................................17

1

Page 2: makalah HIM.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi hasil

studi kasus.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam pembelajaran. Semoga makalah

ini dapat memberi manfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Akhir kata, Saya selaku manusia biasa hanya bisa meminta maaf, jika dalam

penulisan laporan ini terdapat kesalahan – kesalahan. Sebab, tak ada gading yang tak retak,

begitu pula makalah ini.

2

Page 3: makalah HIM.docx

PENDAHULUAN

Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum

pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya

menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.

Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki paling

sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak

terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2:

1). 25% pasien menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi

(lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.

Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat

diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat

diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.

3

Page 4: makalah HIM.docx

PEMBAHASAN

Data Pasien

Nama : Tarmiji

Umur : 74 thn

Alamat : Plosoklaten

Pekerjaan : purnawirawan

Agama : Islam

MRS : 12 des 2011

Pemeriksaan : 13 des 2011

Subyektif

• KU: benjolan di suprapubik kanan bawah

• RPS : benjolan didaerah suprapubik kanan bawah, keluar sejak kemarin sore, tidak

nyeri, tidak keluar masuk, BAB terakhir kemarin sore, flatus (+), BAK lancar

• RPD: tidak pernah sakit seperti ini, pernah laparotomy 4x thn 1996-1997 karena

serpihan mortir

• RPK : tidak ada keluarga pasien yang terkena penyakit seperti ini.

Obyektif

Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum : tampak lemah

• Kesadaran : komposmentis

• Vital sign

Nadi : 84x/menit

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Suhu : 36,7 C

4

Page 5: makalah HIM.docx

RR : 18x/ menit

• Kepala : Simetris, rambut putih dan tidak mudah rontok

• Dahi : turgor normal

• Mata : tidak anemis

• Hidung : simetris, tidak ada sekret

• Telinga : simetris, pendengaran normal, tidak ada sekret

• Mulut : dalam batas normal

• Leher : simetris, tidak ada pembesaran KGB, JVP tidak meningkat

Thorak

• Paru

– Inspeksi : Gerak nafas simetris, tidak ada retraksi

– Palpasi : fremitus raba normal

– Perkusi : Sonor

– Auskultasi : Rh (-/-), W (-/-), vesikuler (+/+)

• Jantung

– Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

– Palpasi : ictus cordis teraba

– Perkusi : batas jantug dalam batas normal

– Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler

• Abdomen

– Inspeksi : bekas operasi di inguinal dekstra

– Palpasi : supel, hepar/lien tidak teraba

– Perkusi : tympani

5

Page 6: makalah HIM.docx

– Auskultasi : BU normal

• Ekstremitas

– Akral : hangat

– Pergerakan : baik

– Oedem : ektremitas atas (-), ektremitas bawah (-)

• Status lokalis

Benjolan di suprapubik dekstra bawah, diameter 3x3cm, konsistensi kenyal,

permukaan rata, nyeri tekan (-), finger test teraba benjolan di samping jari telunjuk.

• Pemeriksaan penunjang

Ka : 5,88 mmol/ l

Na : 152 mmol/ l

Cl : 117,9 mmol/ l

Hb :14, 3 g/dl

Leukosit : 9,6x10 3 /ml

LED : 6 mm/ 1 jam

Hitung jenis

o Eo : 0 %

o Ba : 0 %

o Stab : 2 %

o Seg : 86 %

o Lim : 15 %

o Mo : 3 %

Assasment

Diagnosa kerja : hernia inguinalis medial

Planning

Operasi (Herniotomy, hernioplasty,hernioraphy)

6

Page 7: makalah HIM.docx

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

defek atau bagian lemah lapisan muskulo-apponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas

cincin, kantong dan isi hernia.

Gambar 1. Bagian-bagian Hernia2

ANATOMI dan FISIOLOGI

Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus

obliqus abdominis eksternus, musculus obliqus abdominis internus, musculus transversus

abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak

menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut ke depan. Saluran ini

berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4

cm. (Brunner & Suddarth, 2000)

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag

merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus

abdominis di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus

eksternus. Atap ialah aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat

ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis,

skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial (Martini, H 2001).

7

Page 8: makalah HIM.docx

Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus

turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis

berjalan lebih vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis

berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya

usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat

mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya

struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika

berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang

umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat

menyebabkan terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001)

KLASIFIKASI

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan

atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal,

femoral. 

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk.

Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk

ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat

direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya

disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan

rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia

strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak

dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.

Secara klinis, hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan

pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Pada keadaan

sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai

tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.

Berdasarkan arah hernia:

• Hernia Eksterna

Penonjolannya dapat dilihat dari luar :

a.  Hernia Inguinalis Medialis dan Lateralis

b. Hernia Femoralis

c. Hernia Umbilicus

8

Page 9: makalah HIM.docx

d. Hernia Epigastrica

e. Hernia Lumbalis

f.  Hernia Obturatoria

g. Hernia Semilunaris

h. Hernia Perinealis

i. Hernia Ischiadica

• Hernia Interna

Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum thorax, cavum abdomen :

a. Hernia Epiploici Winslowi : Herniasi viscera abdomen melalui foramen omentale

b. Hernia Bursa Omentalis

c. Hernia Mesenterica

d. Hernia Retroperitonealis

e. Hernia Diafragmatica

Gambar 2. Beberapa Contoh Hernia Eksterna4

Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :

1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia

yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis

inguinalis (Lewis,SM, 2003).

2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang

menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami kelemahan otot

melalui trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia

(Ignatavicus,dkk 2004).

9

Page 10: makalah HIM.docx

ETIOLOGI

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :

1. Kelemahan otot dinding abdomen.

• Kelemahan jaringan

• Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

• Trauma

2. Peningkatan tekanan intra abdominal.

• Obesitas

• Mengangkat benda berat

• Mengejan à Konstipasi

• Kehamilan

• Batuk kronik

• Hipertropi prostate

3. Faktor resiko: kelainan congenital

PATOFISIOLOGI

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti

tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang

kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang

berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan

mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah

tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,

pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil

pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja

melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga

terjadilah  penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya

menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika

suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat.

Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang

meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam

10

Page 11: makalah HIM.docx

keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur.

Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih

vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan

anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis

inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan

daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan

tekanan intra abdomen (Nettina, 2001)

PATHWAY HERNIA

11

Page 12: makalah HIM.docx

MANIFESTASI KLINIK

1. Penonjolan di daerah inguinal

2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.

3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan

distensi abdomen.

4. Terdengar bising usus pada benjolan

5. Kembung

6. Perubahan pola eliminasi BAB

7. Gelisah

8. Dehidrasi

9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau

mendorong.

Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Tampak

sakit

Toksik

Reponibel/bebas + - - - -

Ireponibel/

akreta

- - - - -

Inkaserata - + + + -

Strangulata - ++ + ++ ++

 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.

2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi

(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–

18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

KOMPLIKASI

1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak

dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini

belum ada gangguan penyaluran isi usus.

2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin

hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus.

Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.

12

Page 13: makalah HIM.docx

3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh

darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.

4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan

kemudian timbul nekrosis.

5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan

obstipasi.

6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.

7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah.

8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

DIFFERENTIAL DIAGNOSA

Tabel 1. Diagnosis Banding Pembesaran Skrotum yang Lazim Dijumpai8

 

Diagnosis

Umur Lazim

(Tahun)

 

Transiluminasi

Eritema

Skrotum

 

Nyeri

Epididimitis Semua umur Tidak Ya Berat

Torsio testis < 35 Tidak Ya Berat

Tumor testis < 35 Tidak Tidak Minimal

Hidrokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada

Spermatokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada

Hernia Semua umur Tidak Tidak Tidak ada sampai

sedang*

Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada

* Kecuali kalau mengalami inkarserasi, di mana nyerinya mungkin berat

MANAJEMEN BEDAH

1. Perawatan pre operasi

Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum

hari pembedahan.

2. Perawatan post operasi

• Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas

dalam.

• Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan

dan nyeri.

13

Page 14: makalah HIM.docx

• Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan

menurunkan resiko komplikasi post operasi.

• Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.

• Monitoring intake dan output.

• Palpasi abdomen dengan hati-hati.

• Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah

dehidrasi dan mempertahankan fungsi perkemihan.

• Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih

yang distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.

• Pemakaian celana suppensoar.

3. Discharge Planning :

• Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.

• Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari

dan kalau perlu.

• Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi

serat dan masukan cairan adekuat.

PENATALAKSANAAN

1. Konservatif

• Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara

perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.

• Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan

setelah 5 menit di evaluasi kembali.

• Celana penyangga

• Istirahat baring

• Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,

antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah

sembelit.

• Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan

dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan

mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol

yang dapat memperburuk gejala-gejala.

2. Pembedahan (Operatif) :

14

Page 15: makalah HIM.docx

• Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding

belakang.

• Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka

dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia

dijahit ikat setinggi lalu dipotong.

• Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan

menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan

muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

15

Page 16: makalah HIM.docx

KESIMPULAN

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus

obliqus abdominis eksternus, musculus obliqus abdominis internus, musculus transversus

abdominis.

Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis

yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus

abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia

transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak

berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia

inguinalis.

Klasifikasi hernia bermacam macam, yaitu berdasarkan terjadinya, letak, sifat dan arah

hernia.

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat.

Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang

meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.

Pemeriksaan penunjang hernia adalah foto Sinar X abdomen, hitung darah lengkap dan

serum elektrolit.

Differential diagnosa hernia diantaranya adalah epididimitis, torsio testis, tumor testis,

hidrokel, spermatokel, varikokel.

Penatalaksanaan hernia adalah konservatif dan operasi (herniatomy, herniaplasty dan

herniaraphy)

16

Page 17: makalah HIM.docx

DAFTAR PUSTAKA

Wim de Jong. 2004. Buku ajar ilmu bedah Edisi 2. Jakarta: EGC

http://dokterkecil.wordpress.com/2008/11/03/hernia/

http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=79:hernia-

inguinalis&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66

17