makalah homeostatis usk

51
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan karena adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai sebagai alat pengalir atau distribusi. 1 Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis sel utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel- sel ini beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Darah dibawa oleh suatu sistem pembuluh darah yang terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol, kapiler, venula, dan vena. Sistem ini menyalurkan darah ke sel dan jaringan tubuh dan mengembalikan darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas. 2 Jadi, dengan adanya darah yang terus-menerus mengalir dalam tubuh. Manusia tetap dapat hidup. Oleh sebab itu pada makalah ini kami mencoba menguraikan sebuah pemicu mengenai sistem sirkulasi dan patologi klinik darah. Dan diharapkan makalah ini dapat membantu kita dalam mempelajari ilmu kedokteran dasar.

Upload: sayed-rustia

Post on 27-May-2017

276 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian tubuh secara

terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar

organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah ke seluruh

tubuh dapat berjalan karena adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem

pembuluh darah sebagai sebagai alat pengalir atau distribusi.1

Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis sel

utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel-

sel ini beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Darah dibawa oleh suatu

sistem pembuluh darah yang terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol, kapiler,

venula, dan vena. Sistem ini menyalurkan darah ke sel dan jaringan tubuh dan

mengembalikan darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas.2

Jadi, dengan adanya darah yang terus-menerus mengalir dalam tubuh.

Manusia tetap dapat hidup. Oleh sebab itu pada makalah ini kami mencoba

menguraikan sebuah pemicu mengenai sistem sirkulasi dan patologi klinik darah.

Dan diharapkan makalah ini dapat membantu kita dalam mempelajari ilmu

kedokteran dasar.

1.2. BATASAN TOPIK

I. Darah

Jenis-Jenis

Komponen Penyusun dan Fungsi

Struktur mikroskopis

Mekanisme Pembentukan

Proses Hemostasis dan Fibrinolisis

II. Pembuluh Darah

Jenis-jenis

Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi

20

III. Jantung

Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi

Mekanisme Kerja Jantung

Pembentukan Bunyi Jantung

IV. Tekanan Darah

Cara Pengukuran

Penggolongan Ukuran

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Cara Pengukuran Denyut Nadi

Hukum Hemodinamika

V. Transfusi Darah

Prinsip Transfusi Darah

Penggolongan Darah

Pemeriksaan Laboratorium Darah

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yang ingin kami capai, antara lain:

1. Mampu memahami defenisi dari darah, pembuluh darah,dan jantung

2. Mampu memahami pembagian serta struktur darah, jantung dan pembuluh

darah secara anatomi, histologi, dan fisiologi

3. Mengetahui perbedaan antara hemostasis dan fibrinolisis

4. Mengetahui mekanisme kerja jantung

5. Mampu memahami mekanisme pembentukan bunyi jantung

6. Mengetahui cara pengukuran denyut nadi dan tekanan darah

7. Mengetahui hukum hemodinamika

8. Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

9. Mengetahui prinsip transfusi darah dan penggolongan darah

10. Mengetahui pemeriksaan Lab darah

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

20

Pada sistematika akan dipaparkan tentang bagaimana proses penyusunan

makalah ini yang diantaranya adalah:

1. BAB I berisi tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

2. BAB II berisi tentang pembahasan yang mencakup tentang patologi klinik

darah dan sistem sirkulasi darah.

3. BAB III berisi penutup yang meliputi : kesimpulan, dan daftar pustaka.

20

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Darah1

Darah adalah suatu jaringan tubuh yyang terdapat di dalam permbuluh

darah. Darah berbentuk cairan, dan merupakan medium transpor tubuh. Warna

merah pada darah tergantung banyaknya kadar oksigen dan karbon dioksida yang

terdapat di dalamnya. Darah manusia jumlahnya sekitar 5 liter. Kadar jumlah

darah setiap orang tidak sama, tergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan

jantung atau pembuluh darah.

II.1.1. Jenis-jenis darah2

A. Eritrosit

Berbentuk bikonkaf, bulat dengan lekukan pada sentral dan

berdiameter 7,65 mikro meter.

Terbungkus dalam membran sel dan permeabilitas tinggi.Membran

ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit

menembus kapiler (pembuluh darah terkecil)

Mengandung 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen

pernapasan yang mengikat oksigen.Volume hemoglobin mencapai

sepertiga volume sel.

Jumlah eritrosit pada laki-laki sehat berukuran rata-rata 4,2-5,5

juta sel per mm3 dan pada perempuan 3,2-5,2 juta sel per mm3.

B. Leukosit

Bersifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori

membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah

putih untuk setiap 660 sel darah merah.

Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama

untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan

20

infeksi, termasuk menghasilkan antibodi yaitu neutrofil, limfosit,

monosit, eosinofil dan basofil.

Bersifat fagositosis.

Rentang kehidupan setelah diproduksi di sumsung tulang. Leukosit

bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke

jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari,

beberapa minggu atau beberapa bulan, tergantung jenis

leukositnya.

Jumlah leukosit 7000-9000 sel permm3.

C. Trombosit

Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi

bagian-bagian kecil, bagian kecil tersebut yang disebut platelet atau

trombosit.

Megakariosit berasal dari sel meiloblast yang juga merupakan

induk sel leukosit.

Berjumlah 250.000-400.000 per mm3.

Merupakan fragmen yang berasal dari megakariosit raksasa

multinukleus dalam sumsum tulang.

Ukurannya mencapai setengah ukuran sel eritrosit. Sitoplasmanya

terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis

granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.

II.1.2.Komponen penyusun darah dan fungsinya2

A. Konstituen Darah Plasma

Air berfungsi sebagai medium transpor; membawa panas.

Elektrolit berfungsi sebagai eksitabilitas membran; distribusi

osmotik cairan antara cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler;

menyangga perubahan pH.

Nutrien, zat sisa,gas,dan hormon diangkut dalam darah; gas CO2

darah berperan dalam keseimbangan asam-basa.

20

Rotein plasma secara umum berfungsi menghasilkan efek osmotik

yang penting dalam distribusi cairan ekstraseluler antara

kompartemen vaskular dan intersium; menyangga perubahan pH.

Albumin berfungsi mengangkut banyak bahan; berperan paling

besar dalam menentukan osmotik koloid.

Globulin (alfa dan beta) berfungsi mengangkut banyak bahan tak

terlarut dalam air; faktor pembekuan; molekul prekuser inaktif.

Dan gama berfungsi sebagai antibodi.

Fibrinogen berfungsi sebagai prekursor inaktif untuk jalinan fibrin

pada pembekuan darah.

B. Elemen Seluler

Eritrosit berfungsi mengangkut O2 dan CO2 (terutama CO2¿

Leukosit teridiri :

1. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang menelan bakteri

dan debris.

2. Eosinofil berfungsi menyerang cacing parasitik; penting

dalam reaksi alergik.

3. Basofil berfungsi mengeluarkan histamin yang penting

dalam reaksi alergik dan heparin yang membantu

membersihkan lemak dan darah.

Limfosit terdiri dari :

1. Monosit berfungsi dalam transit menjadi makrofag

jaringan.

2. Limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi.

3. Linfosit T berfungsi sebagai respon imun selular.

Trombosit berfungsi sebagai hemostasis.

II.1.3. Struktur Mikroskopis Darah3

A. Eritrosit ( sel darah merah )

20

Ciri-cirinya :

Bentuk seperti cakram

Ukurannya 7,5 m

Tebal bagian tepi 2,6

Tebal bagia pusat 0,8

Tidak bias bergerak

Berwarnah kemerah-merahan

Konsentrasi eritrosit normal dalam darah kira –kira 3,9 juta sampai

5,5 juta permikroliter pada wanita dan 4,1 juta -6 juta permikro liter

pada pria

B. leokosit ( sel darah putih )

Ciri-cirinya :

bentuk dapat berubah –ubah

dapat bergerak dengan pelantara kaki semu ( pseudodia )

mempunyai bermacam – macam inti sel sehingga dapat dibedakan

menurut intinya

berwarna bening

Menurut granulanya di dalam sitoplama serta bentuk intinya, leukosit di bagi

menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Granulosit

a. neutrofil

sitoplama tampak jernih di bawah mikroskop

inti mengandung beberapa lubus yang menghubungkan oleh

benang kromatin halus

memiliki rentang usia yang pendek di dalam darah atau jaringan

ikat, dari beberapa jam hingga hari

fagosit yang sangat aktif tertarik ke benda asing oleh faktor

kemotaktik

menghancurkan material yang di telan (difagosit) dengan enzim

20

lisosom

membentk sekitar 60 sampai 70% leukosit darah

b. eosinofil

sitoplama terisi granula besar merah muda

inti biasanya berlobus dua

memiliki rentang usia yang pendek, di dalam darah atau jarring

ikat

merupakan fagosit dengan afinitas terhadap kompleks antigen –

antibodi

mengeluarkan zat kimiawi yang mentralkan histamine dan

mediator lain reksi peradangan

membentuk sekitar 2 sampai 4% leukosit darah

c. basofil

sitoplama mengandung granukan biru atau coklat

memiliki rentang usia yang pendek

inti berwarna basofilik pucat, tetapi biasanya terhalang oleh adanya

granula sitoplama yang padat

membentuk kurang 1% leukosit

2. Agranulosit

a. limfosit

inti terpukas gelap di kelilingin oleh cicin sitoplama yang sempit

penting untuk pertahan imunologik terhadap organisme

membentuk sekitar 20% -30% leukosit darah

sel plama mengekuarkan antibodi untuk melawan atau

menghancurkan organisme yang masuk

b. monosit

leukosit agranulaterbesar terutama di tandai oleh inti bentuk tapal

kuda

hidup dalam jaringan ikat selama berbulan –bulan tempat sel ini

menjadi fagosit kuat

20

merupakan bagian system fagosit mononuclear

membentuk sekitar 3 sampai 8 % leukosit darah.

II.1.4. Pembentukan darah3

Hemapoises merupakam proses pembentukan komponen sel darah, dimana

20

terjadi poloferasi , muturasi dan diferensia yang terjadi secara serentak

poliferasi sel : menyebabkan peningkatan atau pelipatan ganda

jumlah sel darah

maturasi : meningkatakan proses pematangan sel darah

deferensiasi : menyebabakan beberapa sel darah terbentuk memiliki

sifat khusu yang berbeda-beda

Hemapoises pada manusia terdiri atas beberapa periode

mesoblastik : dari embrio berumur 2 samapai 10 minggu yang

dihasilkan HbG1 , HbG2 dan Hb –portland

hepatik : dari embrio 6 minggu, terjadi di hati, sedangkan di limpa

terjadi pada umur 12 minggu, dengan produksi lebih sedikit dari

pada hati. Di sini menghasil kan Hb

mieloit : di mulai pada usia kehamilan 20 minggu, terjadsi di

sumsum tulang, kelenjar limfoinodi dan timus, meghasilkan: HbA,

granulosit, trombosit , sel-sel limposit dan limfosit T

Faktor –faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah :

asama amino

vitamin

mineral

hormon

ketersediaan O2

tranfusi darah

faktor perangsang

hematopoitit.

20

II.1.5. Proses Hemostasis dan Fibrinolisis3

A. Hemostasis

Hemostasis adalah proses pembekuan darah pada dinding

pembuluh darah yang rusak, untuk mencegah kehilangan darah, sementara

tetap mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam sistem

pembuluh darah.

Prinsip dari Hemostasis adalah:

Mengurangi aliran darah yang menuju daerah luka

1. Vasokonstriksi

Apabila pembuluh darah robek atau terpotong, maka

pembuluh darah ini secara refleks akan mengalami

Vasokonstriksi pada daerah robekan. Trombosit yang keluar

dari pembuluh darah karena adanya permukaan kasar dari

daerah luka, maka trombosit akan pecah dan mengeluarkan

enzim serotonin. Dengan demikian, pembuluh darah yang

robek tadi akan semakin mengecil atau menyempit,

sehingga alirah darah pada daerah tersebut menjadi kecil

sampai tertutup.

2. Penekanan oleh edema

Jaringan atau pembuluh darah yang robek tadi megalami

edema. Dimana edema tersebut akan menekan pembuluh

darah. Dengan demikian, bisa menambah sempitnya aliran

darah yang menuju daerah luka

Mengadakan sumbatan / menutup lubah perdarahan yang berperan

disini adalah trombus. Trombus adalah bekuan darah yang

terbentuk dari trombosit yang pecah dan mengalami penggumpalan

pada pembuluh darah. Trombus akan menyumbat luka pada

pembuluh darah. Dengan demikian, darah yang mengalir pada

pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai berhenti.

LUKA

Trombosit Pecah Trombokinase dan Vit K

Protrombin

Fibrinogen

Trombin

Fibrin

Luka tertutup

Ca2+

Ca2+

20

B. Fibrinolisis

1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut

keluar juga bersama darah kemudian menyentuh permukaan.

Permukaan kasar akan menyebabkan trombosit pecah dan trombosit

akan mengeluarkan enzim Trombokinase

2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah

protombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan

tersebut dipengaruhi oleh ion Ca2+ di dalam plasma darah. Protrombin

adalah senyawa protein yang larut dalam darah dan mengandung

globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh

hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.

3. Trombin mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin dan menyebabkan

luka tertutup. Fibrinogen adalah jenis protein yang larut dalam darah.

20

II.2. Pembuluh Darah

II.2.1. Jenis-jenis Pembuluh Darah1

a. Arteri

b. Vena

c. Kapiler

d. Sinusoid

II.2.2. Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi1

a. Arteri

Berfungsi Membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh

Memiliki dinding yang tebal

Letaknya lebih Profunda

b. Vena

Berfungsi Membawa darah dari seluruh tubuh menuju

jantung

Diameternya lebih besar

Memiliki dinding yang tipis

Letaknya lebih superficial

c. Kapiler

Tempat terjadinya pertukaran CO2 dan O2

Terdiri dari selapis lapisan endothelium dan membrane

basement

Berfungsi sebagai jembatan di antara arteri dan vena

d. Sinusoid

Berfungsi sebagai pengganti kapiler di sumsum tulang

merah, korteks suprarenal dan kelenjar paratiroid

Memiliki lumen yang luas dan irregular

Memiliki dinding yang sebagian besar terdiri dari sel-sel

fagositik

II.3. Jantung4

20

Jantung adalah organ yang paling penting dalam tubuh kita. Karena

jantung merupakan alat yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh

tubuh. Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot

yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang

berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia

untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem

peredaran darah.

 Fungsi jantung dalam tubuh kita sangat banyak, selain untuk memompa

jantung keseluruh tubuh. jantung terletak dibelakang tulang sternum, tepatnya

diruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan

dengan diafragma.

Ukuran jantung pada tubuh kita berbeda-beda yakni, sebesar kepalan

tangan kita atau dengan ukuran panjang kira-kira 5’’ (12cm) dan lebar sekitar 3,5”

(9cm). Jantung terdiri atas bagian-bagian :

1.      Lapisan pembungkus jantung

2.      Lapisan otot jantung

3.      Katup jantung

4.      Ruang jantung

5.      Dan pembuluh darah jantung

II.3.1. Anatomi, Histologi dan Fisiologi Jantung4

1. Struktur

Organ berongga

Berotot lurik

Berbentuk kerucut

Terletak diantara dua paru dibelakang sternum

Ukuran : panjang 12 cm , lebar 9 cm , tebal 6 cm

Berat 250 – 300 gr

2. Bagian – bagian jantung

20

Atrium

Merupakan ruang jantung bagian atas , ukuran atrium lebih

kecil, berfungsi sebagai ruang penerima dan merupakan tempat

tujuan aliran darah dari vena.

Ventrikel

Merupaka ruang jantung bagian bawah , digunakan sebagai ruang

pemompa (discharging) dan tempat derah di dorong ke arteri.

Septum

Terletak ditengah jantung , memisahkan jantung kiri dan kanan dan

berjenis otot.

Lapisan – lapisan jantung

1. Endokardium : Lapisan jantung ysng paling dalam, terdiri

dari selaput lendir, melapisi permukaan

rongga jantung dan berkesinambungan

dengan katub jantung dan lapisan endotel

pembuluh darah.

2. Miokardium : Lapisan inti jantung, terdiri dari otot-otot

jantung, berperan penting dalam sirkulasi

darah.

3. Perikardium : Lapisan terluar jantung, terdapat cairan yang

dihasilkan membran serosa yang berfungsi

sebagai pelicin.

Katup jantung

Memiliki 4 katup :

1. Katup trikuspidalis : Terletak antara atrium kanan dan ventrikel

kanan.

2. Katup Mitral : Terletak antara ventrikel kiri dan atrium kiri.

3. Katup Aorta : Terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

4. Katup Pulmoner : Terletak anta ventrikel kanan dan arteri

pulmonalis.

20

3. Fisiologi

Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Atrium kanan

berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan darah ke ventrikel kanan

melalui katup trikuspidalis, atrium kiri menerima darah dari empat

vena pulmonalis yang berisi darah yang kaya akan oksigen, ventrikel

kiri menerima darah dari atrium kanan kemudian memompa ke arteria

pulmonalis melalaui katup pulmonal, ventrikel kanan memerim darah

dari atrium kiri (kaya O2) kemudian memompa ke aorta melalui katup

aorta keseluruh tubuh.

4. Permukaan Jantung

Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang

laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan

endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang

dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun

tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel

padadiafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung,

sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari

gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa

konstan jantung.

Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang

meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping.

Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung

menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan

kananserambi (atrium) & bilik (ventrikel).

5.  Struktur Internal Jantung

Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi

dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini

sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang

20

dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung

terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.

Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena

bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas,

khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki

pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di

masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di

antaraserambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup

berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik

kiri disebutkatup bikuspidalis atau katup berdaun dua.

II.3.2. Mekanisme Kerja Jantung4

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah

(disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah

keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan

berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan

berkontraksi secara bersamaan.

20

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak

karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena

berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan

terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.

Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam

arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui

pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di

paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang

selanjutnya dihembuskan.

Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena

pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan

jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang

selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke

dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan

untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

II.3.3. Pembentukan Bunyi Jantung5

Bunyi jantung terdengar melalui stetoskop selama siklus jantung. Katup

aorta akan menutup dan tekanan vascular menurun kembali ke nilai diastolic.

Dengan adanya kontraksi atau relaksasi atrium dan ventrikel, serta adanya

perubahan tekanan dalam rongga jantung selama kerja jantung menyebabkan

terjadinta pembukaan dan penutupan katup-katup jantung. Pada tempat tertentu

akan terdengar bunyi lup-dub sebagai bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2. Bunyi

jantung terjadi karena getaran udara dengan intensitas dan frekuensi tertentu.

Bunyi jantung 1 frekuensinya lebih rendah dari bunyi jantung kedua. Ini

disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Faktor Otot : bila otot berkontraksi akan terjadi bunyi.

2. Faktor Katup : pada saat ventrikel berkontraksi terjadi penutupan

katup atrioventrikular, penutupan daun-daun katup menimbulkan

bunyi.

3. Faktor pembuluh darah : darah dipompakan ke ventrikel kiri ke aorta

20

dan ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arus darah menggetarkan

dinding pembuluh darah sehingga menimbulkan bunyi.

Tahapan Bunyi Jantung :

1. Bunyi I : bunyi “lub” rendah, penutupan katup mitral dan

trikuspidalis lamanya 0,15 detik dan frekuensinya 25-45 Hz.

2. Bunyi II : bunyi “dub” lebih pendek dan nyaring, disebabkan

menutupnya katup aorta dan pulmonal segera setelah sistolik

ventrikel berakhir.

3. Bunyi III : bunyi ini lemah dan rendah, disebabkan oleh getaran

yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.

4. Bunyi IV : terkadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama

bila tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku.

Energi untuk Kontraksi Jantung5

Penggunaan energy kimia untuk menyelenggarakan kontraksi terutama

berasal dari metabolisme asam lemak dalam jumlah yang kecil dari metabolism

zat gizi, terutama asam laktat dan glukosa menghasilkan energy tinggi untuk

efisiensi kontraksi jantung selama kontraksi otot. Sebagian besar energy kimia

diubah menjadi panas dan sebagian kecil menjadi kerja. Konsumsi oksigen

jantung : proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen

jantung 7-10 ml/ 100 gram miokardium/menit. Volume yang berlebihan akan

meningkatkan ketegangan intramiokard.

II.4. Tekanan Darah

II.4.1. Cara Pengukuran Tekanan darah6

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

A. Alat dan Bahan:

1. Tensimeter Digital atau Tensimeter manual (Air Raksa)

2. Mancet besar

20

B. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital:

1. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.

2. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya

menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,

minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-

15 menit sebelum pengukuran.

3. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya

dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.

4. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua

telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas

meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.

5. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya

untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.

Apabila responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan

baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak

menghambat aliran darah di lengan.

20

6. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke

atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.

7. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dihalaman berikut.

8. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil

pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara

otomatis.

9. Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk

mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

C. Prosedur penggunaan manset

1. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.

2. Perhatikan arah masuknya perekat manset.

3. Pakai manset, perhatikan arah selang.

20

4. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.

5. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.

6. Menghasilkan pengukuran yang akurat.

7. Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.

8. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2

menit dengan melepaskan mancet pada lengan.

9. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi

20

pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet

pada lengan.

10. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan

posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.

D. Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter manual:7

1. Duduk dengan tenang dan rileks sekitar 5 (lima) menit

2. Jelaskan manfaat rileks tersebut, yaitu agar nilai tekanan darah yang terukur

adalah nilai yang stabil

3. Pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi

manset paling bawah 2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik

4. Posisikan tangan di atas meja dengan posisi sama tinggi dengan letak jantung.

5. Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun.

6. Pengukuran dilakukan dengan tangan di atas meja dan telapak tangan terbuka

ke atas.

7. Rabalah nadi pada lipatan lengan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba

lalu dipompa lagi hingga tekanaan meningkat sampai 30 mmHg di atas nilai

tekanan nadi ketika denyutan nadi tidak teraba

8. Tempelkan steteskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-

lahan dan dengarkan suara bunyi denyut nadi.

9. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang

pertama terdengar dan tekanan darah diatolik ketika bunyi keteraturan denyut nadi

tidak tersengar

10. Sebaiknya pengukuran dilakukan 2 kali. Pengukuran ke-2 setelah selang

waktu 2 (dua) menit.

11. Jika perbedaan hasil pengukuran ke-1 dan ke-2 adalah 10 mmHg atau lebih

harus dilakukan pengukuran ke-3.

12. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan

posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.

a. Manset tensimeter dipasang (diikatkan) pada lengan atas. Manset

sedikitnya harus dapat melingkari 2/3 lengan atas dan bagian bawahnya

20

sekitar 2 jari di atas daerah lipatan lengan atas untuk mencegah kontak

dengan stetoskop. Stetoskop ditempatkan pada lipatan lengan atas (pada

arteri brakhialis pada permukaan ventral/depan siku agak ke bawah manset

tensimeter).

b. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter dinaikkan

dengan memompa sampai tidak terdengar lagi. Kemudian tekanan di

dalam tensimeter diturunkan pelan-pelan.

c. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang

tercantum dalam tensimeter, tekanan ini adalah tekanan atas (sistolik).

d. Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar

sekeras itu sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama

sekali. Pada saat suara denyutan yang keras itu melemah, baca lagi tekanan

dalam tensimeter, tekanan itu adalah tekanan bawah (diastolik).

e. Tekanan darah orang yang diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang

dilakukan sebanyak 2 kali.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan

darah, yaitu bahwa hasil pengukuran tekanan darah bisa “tidak benar” akibat

minum kopi atau minuman beralkohol akan meningkatkan tekanan darah dari nilai

sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas (tegang), terkejut, dan stress.

Ingin kencing, karena kandung kemih penuh, juga dapat meningkatkan tekanan

darah.

Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, sebaiknya:

a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih).

b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok.

c. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai

selama lebih kurang lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di

lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung. Injakan kaki dan

sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan memberikan hasil

pengukuran tekanan darah yang lebih akurat. Agar pengukuran tekanan

20

darah yang dilakukan hasilnya valid, maka harus diperhatikan validitas alat

pengukuran tekanan darah, terutama alat pengukur tekanan darah di Rumah

(ATDR).

II.4.2. Penggolongan Ukuran Tekanan Darah8

20

II.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah8

Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

tekanan darah, diantaranya adalah:

1. Umur Bayi Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73

mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai

usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan

kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan

tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding

pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan

tekanan darah.

2. Jenis Kelamin Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil

menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita

menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal

ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung

menjadi lebihtinggi (Miller, 2010).

3. Olahraga Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.

4. Obat-obatan Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau

menurunkan tekanan darah.

5. Ras Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan

darah yang lebih tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang

sama.

6. Obesitas Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa

merupakan faktor predisposisi hipertensi.

II.4.4. Cara Pengukuran Denyut Nadi9

A. Persiapan alat dan bahan :

20

Jam atau stopwatch

Alat tulis

Buku catatan nadi

B. Cara pelaksanaan :

Cuci tangan.

Jelaskan/ beritahu prosedur yang akan dilakukan.

Atur posisi tidur telentang pada pasien.

Lakukan pengukuran denyut nadi (frekuensi) di daerah apical pada

anak usia di bawah 3 tahun atau radialis pada anak berusia lebih dari

dua atau 3 tahun dengan menggunakan jari elunjuk, jari tengah, dan

jari manis. Pengukuran dilakukan selama 1 menit, bila tidak teratur

atau selama 15-30 detik, dikalikan 4 atau 2.

Catat hasil.

Cuci tangan.

Table frekuensi nadi

Umur Frekuensi nadi rata-rata

Lahir 140

1 bulan 130

1-6 bulan 130

6-12 bulan 115

1-2 tahun 110

2-4 tahun 105

Table pola nadi

Pola nadi Deskripsi

Badikardia Frekuensi nadi lambat.

Takikardia Frekuensi nadi meningkat, dalam

keadaan tidak ada ketakutan, menangis,

aktifitas meningkat, atau demam yang

menunjukan penyakit jantung.

20

Sinus aritmia Frekuensi nadi meningkat selama

inspirasi, menurun selama ekspirasi.

Pulsus alternans Denyut nadi yang silih berganti kuat-

lemah dan kemungkinan menunjukan

gagal jantung.

Pulsus bigeminus Denyut berpasangan yang berhubungan

dengan denyut premature.

Pulsus parodoksus Kekuatan nadi menurun dengan

inspirasi.

Thready pulse Denyut nadi cepat dan lemah

menunjukan adanya tanda shock, nadi

sukar dipalpasi tampak muncul dan

menghilang.

Pulsus corrigan Denyut nadi kuat dan berdetak-detak

disebabkan oleh variasi ang luas pada

tekanan nadi.

II.4.5.Hukum Hemodinamika9

1. Laju aliran

2. Yaitu laju aliran darah melalui suatu pembuluh ( yaitu volume darah yang

lewat per satuan waktu ) berbanding lurus dengan gradient tekana dan

berbanding terbalik dengan resistensi vascular.

3. Gradient tekanan

Perbedaan tekanan antara awal dan akhir suatu pembuluh darah

mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke tekanan lebih rendah

mengikuti penurunan gradient tekanan. Semakin besar gradient tekanan

yang mendorong darah melalui suatu pembuluh, semakin besar laju

aliran melalui pembuluh tersebut.

4. Resistensi

5. Ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu

20

pembuluh akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan dinding

vascular yang diam. Jika resistensi meningkat maka gradient tekanan harus

meningkat secara proporsional agar laju aliran tetap. Resistensi tergantung

pada 3 faktor yaitu kekentalan (viskositas), panjang pembuluh, dan jari-

jari pembuluh.

II.5. Transfusi Darah9

Tranfusi darah adalah tindakan pemasukan darah lengkap atas komponen-

komponen darah secara langsung ke dalam aliran darah atau sirkulasi.

II.5.1. Prinsip Transfusi Darah:

a. Tranfusi hanyalah salah satu tindakan manajemen dalam menangani

kendali kondisi pasien.

b. Kehilangan darah akut harus ditanggulangi terlebih dahulu oleh

pergantian cairan intravena.

c. Klinisi harus cermat menilai resiko tranmisi penyakit perantaraan

tranfusi .

d. Tranfusi dilakukan jika keuntungan lebih besar daripada kerugian.

e. Klinis harus mencatat alasan tranfusi dan memonitor pasien.

A. Krinteria calon donor

1. Berbadan sehat

2. Umur 17-60 tahun

3. Berat badan minimal 45 kg

4. Kadar hb minimal 12.5

5. Tekanan darah sistolik 100-180 mmHg

6. Tekanan darah diastolik 50-100 mmHg

7. Denyut nadi berkisar 50-100 x/menit

8. Tidak sedang : hamil, haid, dan menyusui.

20

B. Mekanisme tranfusi darah :

1. Saat transfusi darah diberikan , plasma donor diencerkan oleh

plasma resipien, sehingga aglutnin donortida menyebabkan

aglutinin.

2. Walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting untuk

transfusi jika golongan darah berebda dengan pasien maka

aglutinin dalam plasma resipien akan mengaglutinasi sel darah

merah asing donor.

3. Reaksi tranfusi disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor

4. Pencocokan silang pada golongan darah respien dan donor

dilakukan sebelum pemberian tranfusi darah untukmmemastikan

kecocokan sel darah.

II.5.2. Penggolongan Darah10

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu

berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan

membran sel darah merah.

A. Sistem ABO

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan

antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan

antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi

terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam

serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya

dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-

negatif

20

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan

disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-

positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang

dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,

orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari

sesama O-negatif.

B. Sistem Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan

memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari

monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun

1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh

di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-.

Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya

disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini

20

seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah

O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu

golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80%

populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan

golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-)

dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang

mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan

yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat

memengaruhi janin pada saat kehamilan.

II.5.3. Pemeriksaan Laboratorium Darah10

A. Pada hematologi rutin : leukosit saja

Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel

darah putih

Nilai normal

Dewasa : 4.8 – 10.8 (103μl¿

Anak : 6.0 – 17.5(103/μl¿

B. Pada pemeriksaan hitung jenis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

membantu diagnosis dan memantau penyakit infeksi dan keganasan.

a. Neutrofil

Peran : Melindungi tubuh dan melakukan infeksi

Nilai normal : 50-70 %

b. Limfosit

Peran : Produksi antibodi dan melawan infeksi

Nilai normal : 25-40%

c. Monosit

Peran : Sistem imun

Nilai Normal : 2-8 %

20

d. Eusinofil

Peran : reaksi alergi, reaksi obat, dan infeksi parasit

Nilai normal :2-4%

e. Basofil

Peran : proses alergi dan inflamasi

Nilai normal : 0-1.0%

f.Hemoglobin (Hb)

Peran : Bawa O2 ke dalam tubuh

Nilai normal

Laki-laki : 14-18(g/dl)

Perempuan : 12-16(g/dl)

Anak-anak : 11.3-14.1(g/dl)

g. Eritrosit

Peran :Bawa O2 ke seluruh tubuh

Nilai normal

Laki-laki : 4.4-5.9(106/μl¿

h. Hematokrit

Peran : sebagai perbandingan antara eritrosit, leukosit, dan

trombosit

Nilai normal

Laki-laki :42-52 %

Perempuan : 37-47 %

i.Trombosit

Peran : Proses pembekuan darah

Nilai normal : 150-450(103/μl¿

20

BAB III

PENUTUP

III.1.Kesimpulan

o Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)

tertahan dan dibawa dalam matrik cairan ( plasma ).

o Fungsi darah adalah sebagai alat pengangkut, sebagai pertahanan tubuh

terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh, dan menyebarkan

panas keseluruh tubuh.

o Komponen darah terdiri dari plasma darah, eritosit (sel darah merah),

leukosit (sel darah putih), dan trombosit.

o Plasma darah terdiri dari protein plasma (albumin, globulin, dan

fibrinogen).

o Leukosit terbagi dua yaitu granulosit (neutrofil, eusinofil, dan basofil) dan

agranulosit (limfosit dan monosit).

o Mekanisme pembentukan darah terdiri dari tahapan proeritoblas, eritoblas

basofil, eritoblas polikromatofil, normoblas, dan retikulosit.

o Tahapan hemostasis terdiri dari vasokonstriksi, plug trombosit,

pembentukan bekuan darah, dan penguraian bekuan darah (fibrinolisis).

o Pemeriksaan laboratorium pada kasus pendarahan dapat dilakukan dengan

metode sahli dan metode Hb Sianmenth

o Penggolongan darah ada dua metode yaitu klasifikasi golongan darah

ABO dan Sistem Rh.

o Pembuluh darah secara garis besar terdiri dari kapiler, arteri, dan vena.

o Aktivitas pembuluh darah dipengaruhi dan dikendalikan oleh pusat

vasomotorik, hormon, ion kalsium, dan magnesium.

o Tekanan darah dapat secara tidak langsung diukur dengan menggunakan

sfigmomanometer.

o Ukuran normal tekanan darah adal 120/80 mmHg.

20

o Jantung adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa

darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.

o Ruang jantung terdiri dari atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan

ventrikel kiri.

o Katu jantung terdiri dari katup tricuspid, katup bicuspid, katup semilunar

aorta dan pulmonar.

o Dinding jantung terdiri dari lapisan epikardium, miokardium, dan

endokardium.

20

DAFTAR PUSTAKA

1Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta:EGC2Lauralee,Sherwood.2013.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC3Handayani,Wiwik.Haribowo,Andi Sulistyo.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan

pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi.Jakarta:Salemba Medika4John.G.Fisiologi dan anatomi untuk perawat. Jakarta.EGC5Syaifuddin.2011. fisiologi tubuh manusia.Jakarta:EGC6Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 20137PedomanPengukuran.pdf8http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35211/4/Chapter%20II.pdf .

Diakses: 20.37 01/03/20149Musrifatul,uliyah,dkk.2008.Praktikum Keterampilan Dasar Praktik

Klinik.Jakarta:Salemba Medika10James veldman.2004.Anatomi dan fisiologi jantung untuk pemula.jakarta:EGC

hal 277-278