makalah ilmu bahan.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“System Kerja dan Bahan/Material”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.Tim penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Desaberu, 04 Februari 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengentar ………………………………….……..…………….…….. 1
Daftar isi …………………………………………………….……………...
2
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………..... 3
Bab II
I. Arrester ……………………………………………...………. 4
II. Busbar ………………….………………….………….……... 10
III. Minyak trafo ………………………………………………… 12
IV. Circuit breaker (cb) ………………………………………….. 17
V. Bahan kabel tegangan tinggi ………………………………… 18
VI. Bahan kabel tegangan menengah ……….………………….… 21
VII. Bahan kabel tegangan rendah ………….………….…………. 21
VIII. Lampu merkuri ………………………….…………………… 24
IX. Lampu neon ………………………………….………………. 28
X. Lampu sodium ………………… ……….…………… …….. 30
XI. Kawat tanah …………………………….…… … ………….. 32
Bab III
Kesimpulan …………………………………………..….…………………... 36
Daftar pustaka ……………………………………………………………….. 37
2
Bab I
PENDAHULUAN
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya
dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik dari pusat
penbangkit ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI). Sedangkan
saluran transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaran petir yang menghasilkan
gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh
karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi
menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit
listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus
tenaga atau circuit breaker (switching).
Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan
yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir.
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi
pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi
lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan
harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada saat petir
yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator
sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah)
sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang.
Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya dengan tegangan
gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus
dipasang sedekat mungkin dengan transformator.
3
Bab II
I. ARRESTER
A. Pengertian
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system
tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi
melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang
datang dan mengalirkannya ke tanah.
4
Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz
untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami
kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang
mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi
pada peralatan.
Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih
external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal
seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu
system tenagan listrik. Bila surja dating ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan
listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu
induk.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge
voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah,
sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga
tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut
juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).
Jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana
I = Arus maksimal (A)
R = Tahanan arrester (Ohm)
2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti
semula. Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih mungkin, disebut
tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
5
B. Macam – macam arrester
Arrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)
2. Arrester katup (valve type)
1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung
Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sele
percik yang berada di luar di udara atau disebut juga sela seri.
Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik,
yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan
penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi
rendah dan melakukan surja arus dan arus daya system bersama – sama. Panas yang timbul
karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang
ditimbulkannya menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati
titik nolnya.
Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih tinggi sekali
tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasanya kurang dari
setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini
mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat
memutuskan arus sususlan.
Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi
kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari
system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan
arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali
untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi
untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir
ini arrester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.
6
2. Arrester jenis katup
Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan
elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.
Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila
sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi
penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh
tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan
besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere.
Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :
1. Arrester katup jenis gardu (station)
2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin
4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)
2.1. Arrester katup jenis gardu
Arrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal.
Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induksi
besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat – alat yang mahal pada rangkaian –
rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih tinggi.
2.2. Arretsr katup jenis saluran
Arrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran
disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis
saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada
system tegangan 15 kV sampai 69 kV.
2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin
Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin – mesin berputar. Pemakaiannya
untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.
7
2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin
Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin – mesin berputar seperti diatas
dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini
dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.
C. Karakteristik Arrester
Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka perlu
diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam
pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam
pemakaiannya yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2. Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui
oleh berbagai macam arus petir.
3. Batas termis
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai
tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi
rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu
menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens
c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan
oleh terminal ketika melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat
baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan
untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa
menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai
65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama
bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.
Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system
perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
8
a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah
(saturated ground fault)
b. Dapat memutuskan arus susulan
c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan
sela dan tegangan pelepasannya rendah.
D. Pemilihan arrester
Dalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor harus
diperhatikan, yaitu :
1. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang
harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
2. Tegangan system : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan
arrester
3. Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.
4. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.
5. Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas
permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.
6. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan
kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya.
Untuk tegangan 69 kV dan lebih tinggi dipakai jenis gardu, sedangkan untuk tegangan 23 kV
sampai 69 kV salah satu jenis di atas dapat dipakai, tergantung pada segi ekonomisnya.
9
II. BUSBAR ATAU REL
Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran
Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya
listrik. Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain:
- Sistem cincin atau ring, semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan
membentuk seperti ring/cicin.
gambar 1. Sistem Cincin atau ring
- Busbar Tunggal atau Single busbar
semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu single busbar pada
umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.
10
Gambar 2. Sistem busbar tunggal atau single busbar
- Busbar Ganda atau double busbar, Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double
busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena
sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.
Gambar 3. Sistem Busbar Ganda atau double Busbar.
- Busbar satu setengah atau one half busbar, gardu induk dengan konfigurasi seperti ini
mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti
ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena
sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal
yang terpasang ,secara seri.
11
Gambar 4. Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar.
III. MINYAK TRAFO
Definisi dan fungsi
Minyak transformator adalah cairan yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak
mentah. Selain itu minyak ini juga berasal dari bahan bahan organik, misalnya minyak
piranol dan silikon, berapa jenis minyak transformator yang sering dijumpai dilapangan
adalah minyak transformator jenis Diala A, diala B dan Mectrans.
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagian bahan isolasi minyak harus memiliki
kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak
transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua
kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari
gangguan.
12
Contoh minyak trafo:
UJI KADAR AIR DALAM MINYAK TRAFO
Trafo merupakan salah satu alat vital dalam sistem kelistrikan, sehingga kondisi nya harus
tetap dijaga agar selalu baik.
Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian trafo adalah minyak
trafo.
Minyak trafo yang digunakan harus memenuhi kriteria berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, meliputi 11 parameter, yaitu : tegangan tembus, kadar air, keasamaan, faktor
kebocoran dielektrik pada 90o, tahanan jenis pada 90o, warna dan penampakan, tegangan
antar muka, ketahanan oksidasi, sedimen, titik nyala dan densitas.
Bertempat di Laboratorium Kimia PLN Puslitbang, secara rutin dilakukan pengujian
terhadap minyak trafo, salah satunya adalah kadar air.
13
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan air yang terdapat
dalam minyak trafo tersebut, yang diukur dengan satuan ppm (part per million).
Hasil uji dikatakan berhasil apabila kadar air dalam minyak trafo tersebut :
- Kurang dari 20 ppm untuk trafo kapasitas di bawah 72,5 kV
- Kurang dari 10 ppm untuk trafo kapasitas 72,5-170 kV dan kapasitas di atas 170 kV
Waktu uji cukup singkat, hanya dalam waktu satu jam hasil pengujian sudah dapat diketahui,
namun persiapannya memerlukan waktu yang cukup lama, karena alat uji harus
dikondisikan/dinetralkan terlebih dahulu.
Struktur
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak transformator ini adalah :
1.senyawa hidrokarbon parafinik.
2.senyawa hidrokarbon naftenik.
3.senyawa hidrokarbon aromatik.
Selain ketiga senyawa diatas minyak transformator masih mengandung senyawa yang
disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil.Kenaikan suhu pada transformator
akan menyebabkan terjadinya proses hidrokarbon pada minyak, nilai tegangan tembus dan
kerapatan arus konduksi merupakan beberapa indikator atau variable yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu minyak transformator memiliki ketahanan listrik yang memahami
persyaratan yang berlaku.
No. . Sela (mm) Teg.Tembus (kv)
1 2.5 23,868
2 5 40,906
14
3 7.5 58,782
4 10 69,466
Secara analisa kimia ketahanan listrik suatu minyak transformator dapat menurun akibat
adanya pengaruh asam dan pengaruh tercampurnya minyak dengan air. Untuk menetralisir
keasaman suatuminyak transformator dapat menggunakan potas hidroksida (KOH).
Sedangkan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam minyak tersebut yaitu
dengan cara memberikan suatu bahan higroskopis yaitu selikagel.
Standart Minyak
Dalam menyalurkan perannya sebagai pendingin, kekentalan minyak
transformator ini tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersikulasi, dengan demikian proses
pendinginan dapat berlangsung dengan baik. Kekentalan relatif minyak transformator tidak
boleh lebih dari 4,2 pada suhu 20oC dan 1,8 dan 1,85 dan maksimum 2 pada suhu 50oC. Hal
ini sesuai dengan sifat minyak transformator yakni semakin lama dan berat operasi suatu
minyak transformator, maka minyak akan akan semakin kental. Bila kekentalan minyak
tinggi maka sulit untuk bersikulasi sehingga akan menyulitkan proses pendinginan
transformator.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh minyak transformator
adalah sebagai berikut.
1. Kejernihan
Kejernihan minyak isolasi tidak boleh mengandung suspensi atau endapan (sedimen).
2. Massa jenis
Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan tidak melayang.
3. Viskositas kinematika
15
Viskositas memegang peranan penting dalam pendinginan, yakni untuk menentukan kelas
minyak.
4. Titik nyala
Titik nyala yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi zat gabar yang mudah terbakar.
5. Titik tuang
Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang akan
menggunakan minyak isolasi.
6. Angka kenetralan.
Angka kenetralan merupakan angka yang menunjukkan penyusutan asam minyak dan dapat
mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukkan kecendrungan perobahan kimia atau indikasi
perobahan kimia dalam bahan tambahan.
7. Korosi belerang
Korosi belerang kemungkinan dihasilkan dari adanya belerang bebas atau senyawa belerang
yang tidak stabil dalam minyak isolasi.
8. Tegangan tembus
Tegangan tembus yang terlalu rendah menunjukkan adanya kontaminasi seperti air, kotoran
atau partikel konduktif dalam minyak.
9. Kandungan air
Adanya air dalam dalam isolasi menyebabkan menurunnya tegangan tembus dan tahanan
jenis minyak isolasi akan mempercepat kerusakan kertas pengisolasi.
IV. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada
kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu
16
menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena
tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media
peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.
Minyak Pada Circuit Breakers (PMT)
Definisi dan fungsi
Pemutus Tegangan dengan Medium Minyak ( PMT Dengan Medium Minyak )
merupakan salah satu peralatan pengaman jaringan listrik pada Gardu- Gardu Induk baik
pada Gardu Induk tegangan ekstra tinggi ( GITET ), Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT),
maupun Gardu Distribusi. Agar komponen-komponen pada jaringan listrik Gardu Induk
dapat bekerja dengan optimal dalam menyalurkan listrik tanpa adanya gangguan, maka
dipasanglah peralatan-peralatan pengaman salah satunya adalah peralatan pemutus tegangan
dengan medium minyak yang digunakan sebagai pengaman apabila terjadi gangguan pada
jarinan listrik. Jenis minyak yang digunakan pada PMT Medium Minyak ini adalah
Dielektrik.
Struktur
PMT dengan Medium Minyak ini dibagi menjadi dua, antara lain : PMT dengan
sedikit minyak yang digunakan pada gardu induk tegangan tinggi (GITT ) yang memiliki
tegangan sebesar 150 KV. Dan PMT dengan menggunakan banyak minyak biasanya
digunakan pada Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi yang memiliki tegangan sebesar 500
KV.
Sakelar PMT minyak dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker), pada
tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan bunga api listrik selama terjadi
pemutusan kontak dan sebagai isolator antara bagian-bagian yang bertegangan dengan
badan, jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat pembatas busur api
listrik.
Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content Circuit
Breaker), pada tipe ini minyak hanya dipergunakn sebagai peredam loncatan bunga
17
api listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-bagian yang bertegangan
digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organik.
V. BAHAN KABEL TEGANGAN TINGGI
SUTT / SUTET
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik
dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga
sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu
bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik.
Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan terdiri:
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit
dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan
mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang
besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang
banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam
pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada
masalah pembiayaan.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila
kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing
phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas
konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.
18
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang
menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.
Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota,
karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga
tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun
tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta
sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa
pertimbangan :
a. ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat
sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit karena padat bangunan dan banyak gedung-
gedung tinggi.
19
c. Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
Untuk saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang
berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan
kawat penghantar ACSR. Kawat penghantar alumunium, terdiri dari berbagai jenis,
dengan lambang
sebagai berikut :
1. AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari alumunium.
2. AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.
3. ACSR (Alumunium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium berinti kawat baja.
4. ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.
VI. KABEL TEGANGAN MENENGAH
Gambar lapisan kabel:
20
VII. KABEL TEGANGAN RENDAH
1. DEFENISI
Kabel adalah rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar itu pejal atau
pintalan, masing-masing dilindungi dengan isolasi, dan keseluruhannya dilengkapi
dengan selubung pelindung bersama.
2. BAGIAN-BAGIAN KABEL
Suatu kabel tegangan rendah terdiri dari :
· penghantar
· isolasi
· lapisan pembungkus inti
· pelindung mekanis
· selubung luar
Kabel yang paling sederhana bentuknya terdiri dari penghantar dan isolasi.
Bahan penghantar yang baik adalah tembaga dan aluminium. Untuk kabel tanah
umumnya digunakan bahan penghantar tembaga, sedangkan aluminium digunakan
untuk penghantar udara.
Dari persamaan : R = r
di mana :
R = tahanan penghantar (W)
21
r = tahanan jenis penghantar (W.m)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
dengan ral = 0,0283 x 10-6Wm dan rcu = 0,0177 x 10-6Wm, maka untuk tahanan
penghantar yang sama :
· luas penampang aluminium = 1,64 x luas penampang tembaga
· diameter aluminium = 1,28 x diameter tembaga
· berat aluminium = 0,5 x berat tembaga
Ø Bentuk penghantar kabel tanah
· Solid (pejal) : A £ 10 mm2
· Stranded (pintalan) : A > 10 mm2
Bulat : A < 50 mm2 Sektor : A ³ 50 mm2
Ø Bahan isolasi yang umumnya digunakan adalah PVC (Polivinil Chlorida) dan
XLPE (Cross Linked Polyethylene)
Ø Pelindung mekanis terdiri dari perisai dan spiral. Bahannya terbuat dari baja
berlapis seng, bentuknya bulat (round) atau pipih (flat)
Ø Untuk kabel tegangan rendah, tegangan nominalnya: 0,6 kV/ 1 kV, di mana:
0,6 kV = tegangan nominal terhadap tanah
1 kV = tegangan nominal antar penghantar
3. NOMENKLATUR KABEL (selengkapnya lihat PUIL 2000, hal 475)
Nomenklatur kabel adalah tata cara pemberian nama suatu kabel dengan kode-kode
tertentu.
22
Beberapa arti huruf-huruf kode yang digunakan adalah :
N = kabel jenis standar dengan penghantar tembaga
NA = kabel jenis standar dengan penghantar aluminium
Y = selubung isolasi dari PVC
2X = selubung isolasi dari XLPE
2Y = selubung isolasi dari Polyethylene
F = perisai kawat baja pipih
R = perisai kawat baja bulat
Gb = Spiral pita baja
Re = penghantar pejal (solid)
Rm = penghantar pintalan (berpilin)
Se = penghantar pejal bentuk sektor
Sm = penghantar pintalan (berpilin) bentuk sektor
Sebagai contoh: NYFGbY 4 x 120 Sm 0,6/1 KV, berarti :
§ kabel jenis standar dengan penghantar tembaga,
§ pintalan bentuk sektor,
§ berisolasi dan berselubung PVC,
§ dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja,
§ jumlah intinya empat,
§ luas penampang nominal masing-masing penghantarnya adalah 120 mm2,
§ tegangan kerja nominal terhadap tanah 0,6 KV dan tegangan kerja nominal antar
penghantar adalah 1 KV.
23
VIII. Lampu Merkuri
A.CARA KERJA LAMPU MERKURI
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya
yang dipancarkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (peluahan muatan) di dalam
tabung.
Sedangkan konstruksinya berbeda dengan lampu fluoresen. Lampu merkuri
terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam dari gelas kuarsa dan bohlam
luar.
Tabung dalam berisi uap merkuri dan sedikit gas argon. Dua elektroda utama
dibelokkan pada kedua ujung tabung, dan sebuah elektroda pangasut dipasang pada posisi
berdekatan dengan salah satu elektroda utama.
Saat sumber listrik disambung, arus listrik yang mengaliri tidak akan cukup
untuk mencapai terjadinya loncatan muatan diantara kedua elektroda utama. Namun, ionisasi
terjadi diantara salah satu elektroda utama (E1) dengan elektroda pengasut (Ep) melalui gas
argon. Ionisasi gas argon ini akan menyebar didalam tabung dalam menuju elektroda utama
yang lain (E2).
Panas akan timbul akibat pelepasan elektron yang terjadi dalam gas argon,
dan cukup untuk menguapkan merkuri. Hal ini menyebabkan tekanan gas
dalam tabung meningkat tinggi. Arus mula bekerja sekitar 1,5 hingga 1,7 arus normal. Lampu
akan menyala dalam waktu 5 sampai 7 menit. Cahaya awal berwarna kemerahan dan setelah
kerja normal berwarna putih. Jika sumber listrik diputuskan, maka lampu tidak dapat
dinyalakan kembali sampai tekanan di dalam tabung berkurang.
Untuk dapat menghidupkan kembali lampu merkuri ini, perlu waktu sekitar 5 menit atau
24
lebih. Bohlam luar dari gelas yang di sisi dalamnya dilapisi dengan bubuk fluoresen berfungsi
sebagai rumah lampu dan untuk menstabilkan suhu disekitar tabung.
Karena lampu merkuri ini adalah bagian dari lampu tabung, maka untuk
mengoperasikannya harus menggunakan balast sebagai pembatas arus. Biasanya balast ini
berupa reaktor atau transformator, bergantung dari karakteristik lampunya.Lampu merkuri
bekerja pada faktor daya yang rendah, sehingga untuk meningkatkannya diperlukan kapasitor
kompensasi yang dipasang secara paralel.
Ada berbagai macam jenis lampu merkuri yang ada dipasaran. Hanya saja
masing-masing produsen lampu merkuri memberikan nama-nama yang berbeda, sehingga
menyulitkan konsumen untuk mengenal setiap jenis lampu merkurin ini.
Rangkaian dasar untuk mengendalikan lampu merkuri tekanan tinggi adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
L : Lampu merkuri
B : Balast
C : kapasitor kompensasi
Lampu Merkuri Beracun
Kita semua prihatin tentang lingkungan, terutama jika itu menyangkut kesehatan kita. Hari ini
kita lebih sadar dari daur ulang program untuk kertas, plastik, kaca, dan logam. Tapi
mengapa khawatir tentang daur ulangLampu neon? Telah ditemukan bahwa lampu neon dan
tabung dianggap limbah berbahaya di California ketika mereka dibuang karena mengandung
merkuri.
25
Pada tahun 1995, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mulai daur ulang yang
aman dan pembuangan dari lampu neon, debit intensitas tinggi (HID) lampu yang
digunakan dalam bisnis komersial dan industri. Pada 8 Februari 2006
semua lampu neon di California harus didaur ulang.
Lampu neon dan intensitas tinggi debit perlu merkuri untuk beroperasi. Efisiensi
energi mereka berasal dari kemampuan merkuri untuk menghasilkan energi
ultraviolet.
Pada tahun 2003, produsen lampu digunakan beberapa 7 ton merkuri, yang berakhir di
lampu.
Universal limbah biasanya barang yang biasa dibuang ke tong sampah oleh rumah
tangga dan usaha besar dan kecil, seperti lampu pijar dan neon.
Emisi berbahaya terjadi ketika lampu pecah, sejumlah kecil merkuri dilepaskan ke
atmosfir dan akhirnya meresap ke air tanah. Merkuri dalam lampu tidak terlihat dan
volatile. Tapi udara merkuri diendapkan di darat dan di air. Suatu bentuk dari logam
beracun dikenal sebagai metil merkuri, yang dapat terakumulasi dalam ikan dan
kerang.
Dengan beberapa merkuri 600-650000000 mengandung lampu yang dijual di AS
setiap tahun, bahkan ini sejumlah kecil uap merkuri dapat menambahkan secara
signifikan. Ancaman merkuri toksisitas telah banyak dilaporkan. Banyak masalah
kesehatan yang terkait dengan merkuri. Oleh karena itu, kebutuhan untuk daur ulang
sebagai cara menjaga merkuri dari memasuki ekosistem sangat mendesak. Sebuah
program daur ulang untuk fasilitas secara signifikan dapat mengurangi ancaman
merkuri.
Bagaimana cara mendaur ulang lampu?
Ketika datang waktu untuk memilih metode daur ulang, fasilitas eksekutif memiliki
beberapa pilihan. Yang paling umum adalah dengan menggunakan pra-bayar wadah
daur ulang. Fasilitas eksekutif membeli kontainer, berkemas lampu menghabiskan dan
kapal mereka ke sebuah pendaur ulang. Dengan cara ini menghilangkan kebutuhan
untuk ruang penyimpanan, sebagai fasilitas kapal lampu dapat digunakan segera.
26
Metode kedua adalah pick-up layanan, yang menawarkan layanan daur ulang dan
lampu lampu menghancurkan sistem. Lampu yang digunakan adalah dikemas ke
dalam kotak atau drum serat, dan pick-up yang dijadwalkan dengan layanan daur
ulang.
Cara ketiga adalah memiliki sebuah truk pengiriman yang membawa lampu baru dan
mengambil kembali yang lama, untuk biaya daur ulang. Karena truk sebaliknya akan
kembali ke situs yang kosong, ini adalah cara yang sangat efisien untuk mendaur
ulang lampu. Dari sudut pandang lingkungan, juga masuk akal. Transportasi
berkurang dan penanganan ekstra dihilangkan.
Waktu untuk memulai merkuri lampu-program daur ulang sekarang. Hal ini
dimungkinkan untuk memulai membalikkan kerusakan lingkungan, dan itu semua
dimulai di kantor manajemen fasilitas di mana manajer fasilitas dapat menerapkan
program daur ulang.
Contoh lampu:
IX. Lampu neon
Lampu TL (Fluorescent)
Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon
bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau
tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk
pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih
hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang
27
baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian,
harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas
buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk
lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah).
Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas dengan
fitting ulir yang biasa dipakai untuk lampu bohlam biasa.
Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk lampu TL
yang panjang.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih
murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL
juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang
28
putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama
pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-
tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
Lampu neon bekerja berdasarkan prinsip ionisasi gas, dimana setelah arus mengalir
pada tabung maka terjadi ionisasi dan supaya sinarnya bisa dilihat mata manusia
didalam tabung diberi zat yang mempunyai sifat flouresensi (berpendar)
* Untuk bisa terjadi ionisasi diperlukan tegangan tinggi atau frekuensi tinggi.
Biasanya tegangan sekitar 380 V dan pada kedua ujung filamennya diberi arus
sehingga berpijar.
* Setelah proses ionisasi terjadi maka kedua ujung tabung ini harus segera diturunkan
tegangannya sekitar 52 V.
* Menaikkan tegangan sejenak sampai 380 V ini dengan jalan memakai tegangan
balik induktor (balast) ditambah tegangan input dari PLN.
* Penurunan tegangan juga dilakukan oleh balast yang berfungsi sebagai resistor seri.
X. LAMPU SODIUM
29
LAMPU SODIUM TEKANAN RENDAH(LOW PRESSURE SODIUM LAMP)
Teori Pendukung
Lampu sodium tekanan rendah merupakan salah satu lampu hemat energi yang
banyakdipakai pada penerangan jalan dan industri. Lampu ini ditemukan pada tahun
1920 dandiproduksi secara komersial oleh Philips di Belanda tahun 1932. Output
lumen lampu ini tidakmenurun seiring usia secara drastis. Sehingga usia lampu ini
lama dan ada yang mencapai 18.000 jam nyala.Kekurangan dari lampu ini ialah
warnanya yang kuning sehingga tidak dapat digunakanuntuk kegiatan bekerja. Tetapi
lampu ini mempunyai daya tembus yang tinggi pada daerahberkabut dan hujan.
Sehingga banyak digunakan pada daerah industri, penerangan jalan danlapangan
parkir. Sodium pada lampu dapat terbakar jika dilepaskan ke udara (jika tabung
lampupecah atau bocor). Lampu ini juga dikenal dengan lampu SOX.Lampu ini
memiliki dua tabung dimana tabung bagian dalam berbentuk U. Tabung U
berisicairan sodium ditambah dengan gas neon dan argon 1% sebagai gas bantu serta
memiliki duaelektroda dilapisi dengan tungsten. Tabung bagian luar berfungsi sebagai
pelindung danmempertahankan suhu kerja tabung U. Tonjolan tabung U berguna
untuk mengumpulkan cairansodium ketika tabung mendingin setelah lampu dimatikan
A.LAMPU SODIUM TEKANAN TINGGI
LAMPU SODIUM TEKANAN TINGGI
Lampu sodium tekanan tinggi ada dua jenis yaitu lampu sodium dengan tabung baur
dengan kode SON dan SON-H dan lampu sodium dengan tabung jernih dengan kode SON-T.
Lampu ini banyak digunakan untuk penerangan jalan. Tempat parkir, dan penerangan
olahraga.
30
Lampu ini mempunyai dua buah tabung yang mana tabung yang satu didalam tabung
yang lain. Tabung bagian dalam berisi cairan sodium ditambah gas neon dan 1 % argon
sebagai gas bantu, serta dua buah elektroda yang masing-masing mempunyai emitter.
Pelepasan electron pada mula-mula star terjadi pada gas bantu neon yang memberikan cahaya
berwarna merah setelah beberapa menit pelepasan electron akan berlangsung pada sodium
cair. Suhu yang semakin meningkat maka sodium cair akan menguap dan sekaligus
memancarkan warna orange sampai pada suhu kerja normal semua tabung memancarkan
cahaya kuning muda.
Suhu kerjasodium tekanan tinggi adalah 780⁰C dengan tekanan uap jenuh ±1/3 atm. Bila
telah mencapai suhu kerja, lampu dimatikan dan kemudian langsung dihidupkan kembali.
Lampu tidak langsung menyala karena masih tingginya tekanan didalam tabung gas.
B. LAMPU SODIUM TEKANAN RENDAH
proses nyala lampu sodium tekanan rendah adalah dengan cara bertahap yaitu setelah
dihidupkan dia tidak langsung hidup dengan cahaya terang (kuning),tetapi dalam setiap detik
tertentu seperti padatable percobaan diatas dapat dilihat setiap interval waktu tertentu
warnanya akan berubah sampai 255 detik baru dia menghasilkan cahaya kuning
terang,dengan kata lain lampu sodium tekanan rendah sudah hidup normal
2. lampu sodium tekanan rendah terbatas penggunaannya pada penerangan jalan dan tempat-
tempat tertentu saja karena fluk cahaya yang tinggi yaitu ± 200 lm/w dan luminansi yang
rendah sehingga tidak menimbulkan kesilauan,namun efek warna yang dihasilkan cahaya
lampu ini memang kurang baik karena menghasilkan warna kuning.Tetapi warna ini
mempunyai daya tembus yang tinggi pada daerah berkabut.lampu ini banyak digunakan pada
daerah industri,lapangan parkir dan penerangan jalan
3. posisi/kedudukan tabung lampu yang diperbolehkan untuk lampu ini adalah posisi
horizontal dimana tabungnya berbentuk U.
4. Pada tabung U terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk mengumpulkan
31
(mengembunkan) cairan sodium apabila tabung menjadi dingin setelah lampu
dimatikan.Tabung bagian luar adalah tabung pelindung yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu kerja pada tabung U.
XI. Kawat Tanah (Earth Wire)
Kawat Tanah atau Earth wire adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil
mungkin, dengan anggapan petir menyambar dari atas kawat. Namun, jika petir menyambar
dari samping maka dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan.
Gambar 29 Kawat Tanah
Kawat tanah terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan
aluminium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, di dalam ground wire
difungsikan fiber optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi maupun telekomunikasi yang
dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.
Jumlah Kawat Tanah pada SUTT maupun SUTET paling tidak ada satu buah di atas kawat
fasa, namun umumnya dipasang dua buah. Pemasangan satu buah kawat tanah untuk dua
penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa mudah
tersambar petir.
Pada tipe penegang, pemasangan kawat tanah dapat menggunakan klem penegang dengan
32
press dan klem penegang dengan mur baut. Sedangkan pada tipe penyangga digunakan
suspension clamp untuk memegang kawat tanah.
2.Jumper Kawat Tanah
Untuk menjaga hubungan kawat tanah dengan tiang, maka pada ujung travers EW dipasang
jumper yang dihubungkan ke kawat tanah. Jumper terbuat dari kawat tanah yang dipotong
dengan panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumper pada tipe penegang dipasang antara tiang dan kawat tanah serta antar klem penegang
kawat tanah. Hal ini dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat mengalir langsung ke tiang
maupun antar kawat tanah. Sedangkan pada tipe penyangga, jumper dipasang pada tiang dan
disambungkan ke kawat tanah dengan klem jembatan ataupun dengan memasangnya pada
suspension clamp kawat tanah.
Gambar 30 Jumper Kawat Tanah
3.Arcing Horn (Sela batang).
Sambaran petir pada SUTT / SUTET merupakan suntikan muatan listrik. Suntikan muatan ini
menimbulkan kenaikan tegangan pada SUTT / SUTET, sehingga pada SUTT / SUTET
timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan merambat ke ujung-ujung SUTT /
SUTET. Tegangan lebih akibat sambaran petir sering disebut surja petir.
33
Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi
peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agar tegangan surja yang tiba di GI
tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GI.
Alat pelindung yang paling sederhana adalah Arcing Horn (Sela batang). Arcing Horn
berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu memadamkan follow
current dengan sendirinya). Arcing Horn terpasang pada SUTT / SUTET terdiri dari 2 (dua)
bagian yaitu :
Arcing Horn Sisi Penghantar
Gambar 32 Kawat Penghubung EW ke Tanah
Ujung bagian atas kawat ini dihubungkan langsung dengan kawat tanah menggunakan klem
jembatan atau dihubungkan dengan batang penangkap petir yang dipasang di atas tiang.
Sedangkan ujung bagian bawahnya dihubungkan dengan pentanahan tiang. Dengan
pemasangan kawat penghubung diharapkan tidak terjadi arus balik yang nilainya lebih besar
daripada arus sambaran petir yang sesungguhnya, sehingga gangguan pada transmisi dapat
berkurang.
34
Pentanahan (Grounding)
Pentanahan tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi yang berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari tiang SUTT maupun SUTET ke tanah. Pentanahan tiang terdiri
dari kawat tembaga atau kawat baja yang diklem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat
pondasi tiang, atau dengan menanam plat aluminium / tembaga disekitar pondasi tiang yang
berfungsi untuk mengalirkan arus dari kawat tanah akibat sambaran petir.
Gambar 33 Pentanahan Tiang
Jenis-jenis pentanahan tiang pada SUTT & SUTET :
1. Electroda bar, yaitu suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini
paling sederhana dan efektif, dimana nilai tahanan tanah adalah rendah.
2. Electroda plat, yaitu plat logam yang ditanam di dalam tanah secara horisontal atau
vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan terhadap petir.
3. Counter poise electrode, yaitu suatu konduktor yang digelar secara horisontal di
dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi
atau untuk memperbaiki nilai tahanan pentanahan.
4. Mesh electrode, yaitu sejumlah konduktor yang digelar secara horisontal di tanah
yang umumnya cocok untuk daerah kemiringan.
Komponen-komponen pentanahan tiang :
35
1. Kawat pentanahan, terbuat dari bahan yang konduktifitasnya besar.
2. Klem pentanahan atau sepatu kabel.
3. Batang pentanahan.
4. Klem sambungan kawat pentanahan
KESIMPULAN
Dalam berbagai penjelasan pada isi makalah, maka dapat dikatakan bahwa Isolasi cair
merupakan Isolasi multifungsi.Selain sebagai Isolasi juga sebagai pendingin,namun harus
melalui perhitungan dan standartisasi bahan isolasi cair yang digunakan tersebut,
36
DAFTAR PUSTAKA
http://www.astudioarchitect.com/2011/11/mengenal-jenis-jenis-lampu-
pijar.html#ixzz2rPxfGdAh
http://www.mysmpledailylife.blogspot.com/.../pendingin-oilminyak-pada-transforma.
http://ipsi.web.id/article.php?title=purifikasi_minyak_trafo_di_tempat
www.google.com/search?
q=lampu+mercury&newwindow...mohjaka27.blogspot.com.http..//www
http://klastika.com/prinsip-kerja-lampu-merkuri.html
37