makalah instrumentasijhee

Upload: mardhika-reza

Post on 05-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    1/16

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    2/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anatomi Fungsional GinjalGinjal seseorang seukuran kepalan tinju. Jika dicermati secara melintang, ginjal mudah

    dibagi menjadi dua wilayah yaitu korteks dan medula. Darah, limfatik, dan suplai saraf yang

    masuk ginjal melalui hilus bersama-sama dengan Ureter, yang membawa urin dari ginjal ke

    kandung kemih, dimana disimpan sampai dikosongkan dengan buang air kecil.

    Dalam ginjal manusia, medula berakhir di beberapa struktur kerucut yang disebut papila.

    Pelvis ginjal pada dasarnya adalah perpanjangan ureter. Hal ini dibagi menjadi struktur

    berbentuk cangkir yang disebut calyxes papilla yang mengelilingi masing-masing dan

    membawa kotoran urin ke ureter.

    Sebuah lapisan jaringan ikat disebut kapsult, yang melindungi parenkim lebih lembut,

    meliputi ginjal. Sekitar 1 juta nefron sebagian besar terdapat pada parenkim di masing-

    masing ginjal manusia. Nefron merupakan unit fungsional yang menghasilkan ultrafiltrate

    awal plasma pada titik asalnya dalam glomerulus dan memodifikasi ultrafiltrate oleh proses

    reabsorpsi dan sekresi untuk mengendalikan laju ekskresi zat terlarut dan air.(2 :334)

    Fungsi ginjal adalah sebagai berikut : (3 : 148) 

    (1)  Menyesuaikan garam dan ekskresi air untuk menjaga konstan ekstraselular

    fluida volume dan osmolalitas;

    (2) Membantu untuk mempertahankan homeostasis asam-basa;

    (3) Menghilangkan produk akhir metabolisme dan zat asing;

    (4) Mempertahankan senyawa berguna (misalnya, glukosa) oleh reabsorpsi;

    (5) Memproduksi hormon (misalnya, erythropoietin) dan hormon aktivator (renin), dan(6) Fungsi metabolisme (katabolisme protein dan peptida, glukoneogenesis, dll).

    B. Prinsip Dasar Osmosis dan Tekanan Osmotik 

    Osmosis adalah difusi netto cairan yang menyeberangi membran permeabel selektif dari

    tempat yang konsentrasi airnya tinggi ke tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang

    konsentrasi airnya lebih rendah. Bila suatu zat terlarut ditambahkan pada air murni, zat ini

    akan menurunkan konsentrasi air dalam campuran. Jadi, semakin tinggi konsentrasi zat

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    3/16

    terlarut dalam suatu larutan, semakin rendah konsentrasi airnya. Selanjutnya, cairan berdifusi

    dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi (konsentrasi air yang rendah).

    Osmolalitas dan Osmolaritas. Konsentrasi osmol suatu larutan disebut osmolalitas bila

    konsentrasi dinyatakan sebagai osmol per kilogram air; dan disebut osmolaritas biladinyatakan sebagai osmol per liter larutan. Pada larutan encer seperti cairan tubuh, kedua

    istilah ini dapat digunakan hampir secara sinonim karena perbedaannya kecil.

    Tekanan osmotik. Osmosis molekul air yang melintasi membran permeabel selektif dapat

    dihambat dengan memberi tekanan yang berlawanan arah dengan osmosis. Besar tekanan

    yang dibutuhkan untuk mencegah osmosis disebut tekanan osmotik. Karenanya, tekanan

    osmotik adalah pengukuran tak langsung air dan konsentrasi zat terlarut pada larutan.

    Semakin tinggi tekanan osmotik suatu larutan, semakin rendah konsentrasi air dan

    konsentrasi zat terlarut semakin tinggi.(4 : 296)

    C. Pengaruh Gangguan Fungsi Ginjal

    Ada beberapa kelaianan yang umum terjadi pada beberapa penyakit ginjal. Sering kali

    pada beberapa jenis penyakit ginjal ditemukan adanya protein dalam urine, lekosit, sel darah

    merah dan silinder, yaitu potongan-potongan protein yang mengendap di tubulus dan di

    dorong oleh urine ke dalam vesika urinaria. Akibat penyakit ginjal lainnya yang juga penting

    ialah hilangnya kemampuan pemekatan atau pengenceran urine, uremia, asidosis, dan retensi

    Na+ abnormal.

    1) Proteinuria

    Pada beberapa penyakit ginjal dan pada kelainan ginjal tidak berbahaya, permeabilitas kapiler

    glomerulus meningkat, dan protein dapat ditemukan di urine dalam jumlah yang lebih besar

    daripada normal (proteinuria). Sebagian besar protein ini berupa albumin, dan kelainan ini

    biasanya disebut albuminuria.

    2) Hilangnya kemampuan pemekatan dan pengenceran.

    Pada penyakit ginjal, urine yang terbentuk mungkin kurang pekat dan volumenya sering

    bertambah, yang menimbulkan gejala-gejala poliuria dan nokturia (bangun malam untuk 

    berkemih) kemampuan untuk membentuk urine encer sering kali tetap ada, tetapi pada

    penyakit ginjal yang lanjut, oslmolalitas urine menetap kira-kira sama dengan plasma, yang

    menunjukkan bahwa fungsi pengenceran dan pemekatan ginjal sudah tidak ada lagi.

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    4/16

    Kehilangan ini sebagian disebabkan oleh kerusakan pada mekanisme countercurrent, tetapi

    penyebab yang lebih penting ialah rusaknya nefron-nefron yang berfungsi.

    3) Uremia

    Bila hasil metabolisme protein menumpuk di dalam darah akan menimbulkan gejala yangdisebut uremia. Gejala uremia antara lain letargia, anoreksia, mual dan muntah, deteriorasi

    mental dan kebingungan, kedutan otot, kejang-kejang, dan akhirnya koma.

    4) Asidosis

    Asidosis sering ditemukan pada penyakit ginjal menahun akibat penurunan kemampuan

    ginjal untuk mengeksresikan asam-asam hasil pencernaan dan metabolisme.

    5) Gangguan metabolisme Na+

    Sering kali pada penderita penyakit ginjal ditemukan adanya retensi Na+

      yang berlebihan

    yang disertai edema.(5 : 696)

    D. Berat Jenis Urine dan Tes Fungsi Ginjal

    Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

    akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk 

    membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

    homeostasis cairan tubuh.

    Berat jenis urine tergantung dari jumlah zat yang terlarut di dalam urine atau terbawa di

    dalam urine. Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1010. Bila ginjal mengencerkan urine

    (misalnya sesudah minum air) maka berat jenisnya kurang dari 1010. Bila ginjal memekatkan

    urine (sebagaimana fungsinya) maka berat jenis urine naik di atas 1010. Daya pemekatan

    ginjal diukur menurut berat jenis tertinggi yang dapat dihasilkan, yang seharusnya dapat lebih

    dari 1025.

    Tes fungsi ginjal. Terdapat banyak macam tes, tetapi beberapa yang sederhana ialah :

    1) Tes untuk protein (albumin). Bila ada kerukan pada glomeruli atau tubula, maka protein dapat

    membocor masuk urine.

    2) Mengukur konsentrasi urea darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum

    darah naik di atas kadar normal 20-24 mg per 100 ccm darah. Karena filtrasi glomerulus

    harus menurun sampai sebanyak 50 persen sebelum kenaikan urea darah terjadi, maka tes ini

    bukan tes yang sangat peka.

    3)  Tes konsentrasi. Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa

    tinggi berat jenis naik.(6 : 249)

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    5/16

    F. Mekanisme Pemekatan dan Pengenceran Urine.

    Bila terdapat kelebihan air dalam tubuh, ginjal dapat mengeluarkan urin encer sebanyak 

    20 L/hari, dengan konsentrasi sebesar 50 mOsm/L. Ginjal melakukan tugas yang hebat ini

    dengan mereabsorpsi zat terlarut terus menerus dan pada saat yang sama, tidak mereabsorpsisejumlah besar air di nefron bagian distal, yang meliputi tubulus distal akhir dan duktus

    koligentes.

    Bila terdapat kekurangan air dalam tubuh, ginjal membentuk urin pekat dan pada saat

    yang bersamaan juga meningkatkan reabsorpsi air dan menurunkan volume urin yang

    terbentuk. Ginjal manusia dapat memroduksi urin pekat dengan konsentrasi maksimal sebesar

    1200-1400 mOsm/L, yaitu 4-5 kali osmolaritas plasma.

    Hormon yang memengaruhi fungsi sistem urinarius yaitu :

    1. Norepinefrin & Epinefrin

    Hormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi sedikit pengaruh pada

    hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon

    ini memberikan efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga menurunkan GFR

    dan RBF.

    2. Endotelin

    Hormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau jaringan lain yang rusak. Jika

    pembuluh darah rusak, maka endotelnya pun akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon

    ini memiliki efek untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat mencegah hilangnya darah.

    Efeknya terhadap ginjal adalag menurunkan GFR.

    3. Angiotensin II & Aldosteron

    Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Keduanya

    memainkan peranan penting dalam mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Bila

    asupan natrium rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang reabsorpsi natrium oleh

    ginjal sehingga dapat mencegah kehilangan natrium yang besar.

    Sebaliknya, dengan asupan natrium yang tinggi, penurunan pembentukan kedua hormon ini

    memungkinkan ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah besar.

    4. Prostaglandin & Bradikinin

    Kedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor ginja akibat aktivitas saraf 

    simpatis, sehingga meningkatkan GFR.

    5. Antidiuretik Hormon/ADH (Vasopresin)

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    6/16

    ADH berperan dalam pengaturan konsentrasi urin, sehingga juga turut mengatur osmolaritas

    plasma dan konsenrasi natrium. Jika osmolaritas plasma meningkat di atas normal (zat

    terlarut dalam cairan tubuh terlaru pekat), kelenjar hipofisis posterior akan terangsang untuk 

    menyekresikan ADH. ADH akan meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktuskoligentes terhada air sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan mengurangi volume urin.

    Sebaliknya, jika terdapat kelebihan air di dalam tubuh (osmolaritas cairan ekstrasel

    menurun), sekresi ADH akan dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya

    permeablitas tubulus distal & duktus koligentes terhadap air sehingga urin menjadi encer.

    Saraf yang memengaruhi fungsi sistem urinarius yaitu :

    a.  Saraf utama yang memengaruhi fungsi sistem urinarius adalah saraf pelvis yang berasal dari

    pleksus sakralis dari segemen sakralis 2 & 3 medula spinalis. Saraf ini memiliki 2 bentuk 

    persarafan, yaitu:

    1. Serabut saraf sensorik 

    Serabut saraf sensorik mendeteksi derajat peregangan dalam kandung kemih, khususnya

    uretra posterior sehingga memicu refleks mikturisi.

    2. Serabut saraf motorik 

    Serabut ini berperan sebagai serabut saraf parasimpatis yang berakhir di ganglion dalam

    dinding kandung kemih. Saraf ini berperan untuk menginervasi otot detrusor.

    b.  Serabut saraf lainnya adalah serabut motorik skeletal (melalui saraf pudendus) yang

    menginervasi dan mengatur otot rangka volunter sfingter eksterna uretra.

    c. Persarafan simpatik berjalan melalui saraf hipogastrik yang berasal dari segmen lumbal 2 dari

    medula spinalis. Persarafan ini merangsang pembuluh darah dan meberi sedikit efek terhadap

    proses kontraksi kandung kemih.

    d. Serabut saraf untuk sensasi rasa penuh dan nyeri.(8)

    Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer berwarna kuning pucat (kuning jernih), urin

    kental berwarnakuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang

    didiamkan agak lamaakan berwarna kuning keruh. Kekeruhan urin disebabkan oleh bakteri,

    sedimen, lemak, dll.

    Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5,

    urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih

    basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Pemeriksaan ini penting pada kasus gangguan

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    7/16

    keimbangan asam-basa. Penyebab berubahnya keasaman urin antara lain mikroorganisme.

    Berat jenis urin 1,002 – 1,035. Berat jenis berhubungan dengan diuresis. Semakin besar

    diuresis, makin rendah berat jenisnya. Berat jenis berkaitan dengan pekatnya urin (faal

    pemekat ginjal). Glukosuria akan meningkatkan berat jenis urin (Nugroho).Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum,

    kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat

    sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg),

    hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel

    darah kristal kapur dsb). Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut

    dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah

    air minum, hormon ADH, dan emosi. Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi

    kesehatan organ dalam seseorang, jika:

    a. Keruh. Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri,

    selep ithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.

    b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek

    samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa

    digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu

    ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.

    c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau

    gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.

    d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang

    banyak terdapat dalam minuman berenergi.

    Perubahan warna urin disebabkan oleh: obat-obatan, darah, mikroorganisme, zat warna

    normal maupun abnormal, pus, protein dan lainnya.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan

    ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ

    tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Selama ini

    dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan

    urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi

    pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin

    lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton,

    bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit. Pemeriksaan makroskopik meliputi

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    8/16

    pemeriksaan volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Bau urin normal

    disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan

    oleh makanan obat-obatan, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan

    perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpapengawet. Pemeriksaan mikroskopik yaitu pemeriksaan sedimen urin. Sedangkan

    pemeriksaan kimia urine meliputi pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah,

    urobilinogen dan nitrit.

    PROTEIN DALAM URINE (PROTENURIA)

    Proteinuria yaitu urin manusia yang terdapat protein yang melebihi nilai normalnya yaitu

    lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2.Dalam keadaan normal,

    protein didalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional.

    Sejumlah protein ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat

    menjadi gejala awal dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius.Walaupun

    penyakit ginjal yang penting jarang tanpa adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria

    biasanya bersifat sementara, tidak penting atau merupakan penyakit ginjal yang tidak

    progresif.Lagipula protein dikeluarkan urin dalam jumlah yang bervariasi sedikit dan secara

    langsung bertanggung jawab untuk metabolisme yang serius.adanya protein di dalam urin

    sangatlah penting, dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan adanya

    penyebab/penyakit dasarnya.Adapun proteinuria yang ditemukan saat pemeriksaan penyaring

    rutin pada orang sehat sekitar 3,5%.Jadi proteinuria tidak selalu merupakan manifestasi

    kelainan ginjal.

    Biasanya proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas 200mg/hari.pada beberapa

    kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda.Ada yang mengatakan proteinuria persisten jika

    protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit

    diatas nilai normal.Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin melebihi 3500

    mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin.

    Dalam keadaan normal, walaupun terdapat sejumlah protein yang cukup besar atau beberapa

    gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari, hanya sedikit yang muncul didalam

    urin.Ini disebabkan 2 faktor utama yang berperan yaitu:

    1.Filtrasi glomerulus

    2.Reabsorbsi protein tubulus

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    9/16

    GLUKOSA DALAM URINE

    Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam,

    terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalamtubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.

    Glukosa darah merupakan bahan bakar utama yang akan diubah menjadi energi atau tenaga

    dan juga merupakan hasil yang paling besar (Baron, 1990). Sebagai sumber energi, glukosa

    ditranspor dari sirkulasi darah kedalam seluruh sel-sel tubuh untuk dimetabolisme. Sebagian

    glukosa yang ada dalam sel diubah menjadi energi melalui proses glikolisis dan sebagian lagi

    melalui proses glikogenesis diubah menjadi glikogen, dimana setiap saat dapat diubah

    kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Kadar glukosa darah puasa normal sewaktu puasa

    adalah 80-90 mg/dL. Konsentrasi tersebut meningkat menjadi 120-140 mg/dL selama jam

    pertama atau lebih setelah makan dan normal dalam waktu 2 jam setelah absorpsi karbohidrat

    yang terakhir.

    Jika kadar urine terlalu besar dalam darah maka akan dibuang melalui urine, padahal kurang

    dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130

    mg/24 jam).

    Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau

    daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus.

    Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam

    darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis

    diabetes mellitus. Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa

    oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.

    FUNGSI URINE

    1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.

    2. sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin

    yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat

    atau cokelat

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan :

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    10/16

    1. Pengukuran urin dilakukan dengan mengukur volume menggunakan gelas ukur

    2. Faktor yang mempengaruhi jumlah urin diantaranya berat badan, usia, jenis kelamin,

    minuman, dan aktivitas. Volume urin terbanyak yaitu pada urin 24 jam

    3. Cara menentukan bau urin yaitu dengan cara mengidentifikasi bau yang keluar dariurin. Bau urin ditentukan oleh makanan ataupun obat yang dikonsumsi dan juga

    penyakit yang diderita.

    4. Bau urin yang diamati sebagian besar adalah bau amoniak 

    5. Pemeriksaaan warna urin yaitu dengan cara penyinaran. Warna urin dipengaruhi oleh

    penyakit dan makanan yang dikonsumsi.

    6. Warna urin yang teramati sebagian besar berwarna kuning jernih.

    7. Kejernihan urin diamati dengan cara penyinaran. Kekeruhan terjadi akibat sedimen

    lemak ataupun adanya lender. Urin yang teramati adalah jernih.

    8. Berat jenis urin diamati menggunakan urinometer. Factor yang mempengaruhinya

    adalah dieresis. Berat jenis urin yang teramati berkisar antara 1000-1026 dan

    termasuk normal.

    9. Pengamatan pH dengan indicator universal. Penyebab perubahan pH urin adalah

    mikroorganisme. pH urin yang diamati berkisar antara 6-7 dan termasuk pH normal

    10. Uji protein pada urin dengan uji asam asetat. Hasil pengamatan menunjukkan tidak 

    adanya kandungan protein dalam urin

    11. Pengujian glukosa pada urin yaitu dengan uji benedict. Hasil pengamatan

    menunjukkan +1, yaitu glukosa berkisar antara 0,5-1%.

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Badan Penelitian Dan

    Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

    D. J, Refirman dan Trimurtiati. 2005. Bahan Ajar Anatomi Fisiologi Manusia. FMIPA

    UNJ:Jakarta.

    Ganong, William F. 2001. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.

    Guyton. 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta

    Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta.

    Leon Shargel, Andrew B. C. Yu. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi

    Kedua Alih bahasa; Fasich & Siti Sjamsiah. Airlangga University Press: Surabaya.Nugroho, Heru Santoso. Laboratorium Klinik 2: Pemeriksaan Urin. Diunduh

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    11/16

    dari(www.heruswn.teach-nology.com) pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 09.00 WIB.

    Tortora, Gerard J, Derrickson, Bryan H.. 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th

    Edition. John Wiley & Son Inc. Philadelpia

    Baron, D.N, 1990, Patologi Klinik, Ed IV, Terj. Andrianto P dan Gunakan J, Penerbit EGC,Jakarta.

    Depkes, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas,Jakarta,Depkes

    Guyton, A.C, 1983, Buku Teks Fisiologi Kedokteran, edisi V, bagian 2, terjemahan Adji

    Dharma et al.,E.G.C., Jakarta.

    Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press

    Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta

    http://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/23/praktikum-urinalisa/#more-679

    http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-

    pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-

    terhadap-glukosa/ 

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Nama Percobaan

    “Pemeriksaan Berat Jenis Urine”

    B. Alat dan Bahan

    a) Gelas penampung

    b) Timbangan

    c) Strip untuk urinalis (combistik)

    d) Urinometer

    e) Urine

    f) Tabung reaksig) Aquadest

    h) Spuit

    i) Handscoon

     j) Pinset

    C. Prosedur Kerja

    1. Kita menggunakan orang 2 orang coba percobaan.

    2. Kedua orang coba urinenya di tampung pada tempat yang berbeda.

    3.  Pada orang pertama minum air sebanyak 500 ml tunggu selama 30 menit kemudian miksi

    kembali. Sedangkan orang kedua diminta beraktivitas fisik selama 30 menit tanpa minum air.

    4. Ambil 4 cc urine dengan spuit masing-masing urine kemudian simpan dalam tabung reaksi.5. Masukkan urinometer ke dalam tabung sample urine kemudian ukur berat jenis urinenya.

    http://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/23/praktikum-urinalisa/#more-679http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa-pemeriksaan-urine-terhadap-protein-pemeriksaan-urine-terhadap-glukosa/http://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/23/praktikum-urinalisa/#more-679

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    12/16

    6.  Pada percobaan yang menggunakan combistik masukkan kertas combistik kedalam tabung

    yang berisi urine. Tunggu selama 30 detik kemudian lihat perubahannya.

    D. Hasil Percobaan

    Orang coba pertama : Tn. HR

    Umur : 18 Tahun

    Berat badan : 55 Kg

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Waktu (menit) 0 30

    Volume 4 ml 4 ml

    Warna Jernih Bening

    Berat jenis 1,046 1,026

    Osmolalitas Normal Menurun

    Orang coba kedua : Tn. FI

    Umur : 19 Tahun

    Berat badan : 60 Kg

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Waktu (menit) 0 30

    Volume 4 ml 4 ml

    Warna Jernih Pekat

    Berat jenis 1,026 1,036

    Osmolalitas Normal Meningkat

    Hasil percobaan pada kedua orang coba :

    PemeriksaanTn. HR Tn. FI

    Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

    Glukosa (-) 0 0 0 0

    Protein (-)   ±0,15   ±0,15   ±0,15   ±0,15

    pH (5) 6 6 5 5

    E. Analisis Hasil Percobaan

    1)  Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil yaitu : osmolalitas Tn. HR menurun.

    Sebelum Tn. HR meminum air mineral sebanyak 500 cc, berat jenis urinenya 1,046 menjadi

    1,026 setelah minum air. Hal ini disebabkan karena banyaknya volume air yang diminum

    sehingga dapat mempengaruhi osmolalitas, warna pada urinenya berubah menjadi bening.

    Hal ini juga di pengaruhi dari volume air yang diminum. Hati tidak menghasilkan renin,

    sehingga tidak terjadi pembentukan renin dengan angiotensin. Sehingga, lubang intra seluler

    dan Na+ dengan air dalam tubuh bisa keluar, sehingga urine yang dihasilkan adalah urine

    encer.

    2)  Dari percobaan yang dilakukan pada Tn. FI diperoleh hasil yaitu : osmolalitas pada Tn. FI

    meningkat. Sebelum Tn. FI melakukan aktivitas berat jenis urinenya 1,026 tetapi setelah

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    13/16

    melakukan aktivitas berat jenis urinenya berubah menjadi 1,036. Hal ini disebabkan karena

    dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan selama 30 menit tanpa meminum air yang

    menyebabkan pengeluaran keringat yang mempengaruhi osmolalitas, ini juga disebabkan

    oleh osmoreseptor yang berada di otak yaitu hipotalamus yang memiliki kelenjar hipofisisposterior yang menghasilkan ADH. ADH yang meningkat menyebabkan reabsorpsi air yang

    meningkat menyebabkan reabsorpsi air meningkat yang menyebabkan warna pada urine yang

    dihasilkan menjadi berwarna pekat.

    3)  Pada tes yang dilakukan saat penggunaan combistik yang dilakukan pada kedua orang coba

    Tn.HR dan Tn. FI didapatkan glukosa tidak ditemukan dan ph masih pada ambang batas

    normal yaitu antara 4,8-7,5 hal ini berarti orang coba dalam keadaan normal. Tapi pada

    pemeriksaan protein didapat ±0,15 hal ini disebabkan mungkin karena orang coba kurang

    istirahat, penyaringan protein pada glomerulus kurang sempurna, sehingga protein ditemukan

    pada urine.

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1.  Mengukur berat jenis urine dapat dilakukan dengan menggunakan urinometer, dengan cara

    membandingkan berat jenis urine dan H2O pada volume sama, dan dengan menggunakan

    reagen strip.

    2.  Ginjal berperan dalam pemekatan dan pengenceran uirne, hal ini disebabkan oleh adanya

    hormon ADH yang mempengaruhi kental/pekat atau tidaknya urine. ADH meningkatkan

    permeabilitas tubulus dan duktus kolektivius sehingga menyebabkan meningkatnya reabsorsi

    air dan urine menjadi pekat. Sebaliknya kurangnya ADH membuat sedikitnya air yang

    terserap kembali sehingga ekskresi urine yang dihasilkan encer.B. Saran

    Sebaiknya pada saat percobaan orang coba dalam keadaan normal dan tanpa pengaruh

    dari beberapa faktor seperti kurang tidur, obat dan lain-lain agar hasil yang didapatkan akurat.

    Sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum ditambah guna memperlancar proses

    praktikum.

    Sebaiknya ruangan diperluas agar semua kelompok dapat masuk secara bersamaan untuk 

    mengifisienkan waktu. Ruangan juga sebaiknya dipasang penyejuk ruangan agar mahasiswa

    tidak mengalami kegerahan dalam melakukan praktikum.

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    14/16

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    15/16

    menamba' an"ka satu %a#a an"ka keti"a bi be$akan" koma untuk setia% 4o #i atas

    tem%eratur %eneraan atau men"uran"i . an"ka %a#a an"ka kati"a #i be$akan" koma

    untuk setia% 4 o #i ba5a' tem%eratur %eneraan& tk0t%Rumusn)a seba"ai berikut 6

    2K7 8 /,//. 42K 7 9aktor koreksiTk 7 tem%eratur cairan )an" #iukurT%

    7 tem%eratur %eneraan (tetera #i urinometer Penem7ntuan mo$ar %a#a suatu !at

    #a%at %u$a #i$akukan #en"an cara memban#in"akn suatu #eret $arutan )an" su#a'#iketa'ui mo$ar #an bobot jenisn)a& -en"an men"ukur bobot jenis $arutan )an" akan

    #icari mo$arn)a #an #itentukan #en"an cara inter%o$asi, maka mo$ar !at )an" akan

    #icari bisa #itentukan& Mo$aritas :at Bobot

    JenisA a; 8B

    b 80aJika 6 8 (B0A 7 n, maka ; 7 A

  • 8/16/2019 makalah instrumentasijhee

    16/16

    #i%astikan ke$arutan antara "$ukosa #en"an akua#esti$ata, )aitu #en"an men"a#ukn)a

    secara $ebi'

    Berat Jenis UrinPrinsip pemeriksaan :Berat jenis urin diukur denganurinometer dengan skala 1.000 - 1.060 (Berat jenis Ag:1.060 pada suhu 20 !el!ius"dimana #erat jenis urin harus diperhatikan kondisin$a terhadap hasil $ang diperoleh

    Prosedur pemeriksaan :%0 ml urin masukkan gelas ukur&epas pelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukur

    Pem#a!aan :'umusProsedur pemeriksaan : %0 ml urin masukkan gelas ukur &epas pelan-pelan urinometerke dalam gelas ukurPem#a!aan :'umusProsedur pemeriksaan : %0 ml urin masukkan gelas ukur &epaspelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukurPem#a!aan :'umusProsedur pemeriksaan :

    %0 ml urin masukkan gelas ukur &epas pelan-pelan urinometer ke dalam gelasukurPem#a!aan :'umus : Berat jenis ter#a!a (suhu kamar - suhu kamr")* + 0,001

    !ontoh aplikasi soal :uhu kamar : ** uhu tera : 20 Berat jenis ter#a!a : 1,011

    !ontoh aplikasi soal : uhu kamar : ** uhu tera : 20

    Berat jenis terbaca : 1,011

    !ontoh aplikasi soal : Suhu kamar : 33º C Suhu tera : 20º C Berat jenis terbaca : 1,011

    !ontoh aplikasi soal : Suhu kamar : 33º C Suhu tera : 20º C Berat jenis terbaca : 1,011Berat jenis :=Berat jenis terbaca + (suhu kamar - suhu kamar)/3 0,001=1,011 + (33-20)/3 0,001=1,01!=Berat jenis terbaca + (suhu kamar - suhu kamar)/3 0,001 =1,011 + (33-20)/3 0,001

    http://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.htmlhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.html