makalah isbd semester
TRANSCRIPT
MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA
TENTANG
OLEH
NUR AISAH
NIM 1125133
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
KAB. ROKAN HULU, RIAU
PROGRAM STUDY MANAJEMEN
TP. 2011/2012
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmember ikan r ahma t
dan h idayah -Nya s eh ingga penu l i s dapa t menye l e sa ikan makalah ini yang
berjudul “ ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR “,yang mana makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Sosialdan budaya dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu,serta
sumber yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnyamembangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu sosial dan budaya
dasar, serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga semua amal baik semua pihak mendapatimbalan yang belipat dari Allah SWT. amiin.
Akh i rnya penu l i s be rha rap s emoga maka l ah i n i dapa t be rmanfaa t
bag i penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Pasir Pengaraian 22 April 2012
PENULIS
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………… i
Daftar isi ……….………………………………………………………. ii
Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………….. 1
Latar belakang…………………………………………………. 1
Rumusan masalah……………………………………………… 2
Bab 11 Isi……………………………………………………………….. 2
2.1 Maniusia dan peradapan…..……………………………… 3
2.2 Afirmasi nilai etika dan estetika kebudayaan………………… 8
2.3 Manusia dan kebudayaan…………………………………… 12
2.4 Individu dan masyarakat……………… ……………………….20
2.5 Hakikat, nila dan moral dalam masyarakat……..…………… 24
2.6 Makna keseragaman dan kesederajatan………………………. 33
2.7. pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama………… 35
Bab 111 Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………… 37
3.2 Saran……………………………………………………… 37
Daftar pustaka ………………………………………………………… 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada da sa rnya manus i a da l am keh idupannya t i dak b i s a h idup dengan
seenaknya sendiri atau sesuka sendiri, karena dalam kehidupan masyarakat terdapat
aturan-aturan dimana aturan-aturan tersebut sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai
yang sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat,sehingga manusia atau
individu memiliki moral yang baik, dapat bertindak dan be rpe r i l aku s e sua i
dengan no rma-no rma , n i l a i -n i l a i yang be r l aku d i masyarakat. Pentingnya
mengetahui dan menerapkan secara nyata norma,nilai, dan kaidah-kaidah moral
dalam bersosialisasi kehidupan di masyarakat mempunya i a l a san pokok , ya i t u
s a l ah s a tunya un tuk kepen t i ngan d i r i nya sendiri sebagai individu. Apabila individu
tidak dapat menyesuaikan diri dan t i ngkah l akunya t i dak s e sua i dengan no rma ,
n i l a i dan ka idah so s i a l yang terdapat dalam masyarakat maka dimanapun ia hidup tidak
dapat diterima oleh masyarakat.
Kita berharap bahwa individu-individu yang hidup mempunyai moral baik
kemungkinan memiliki karakter moral individu yang baik juga dimana dapat
mempengaruhi karakter moral masyarakat secara keseluruhan. Hanya manus i a l ah
yang dapa t menghaya t i no rma-no rma , s e r t a n i l a i -n i l a i dalam kehidupannya
sehingga manusia dapat menetapkan tingkah laku yangbaik dan bersifat susila dan
tingkah laku mana yang tidak baik dan bersifat tidak susila.
1.2 Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia dan peradapan ?
2. bagaimanakah afirmasi nilai etika dan estetika kebudayaan ?
1
3. apakah pengertian dari manusia dan kebudayaan ?
4. Apa yang dimaksut dengan individu dan masyarakat ?
5. bagaimanakah hubungan hakikat nilai dan moral dalam kehidupan
masyarakat ?
6. Apakah makna keseragaman dan kesederajatan ?
1.2 Batasan Masalah
1. Manusia dan peradapan.
2. Afirmasi nilai etika dan estetika kebudayaan.
3. Manusia dan kebudayaan.
4. Individu dan masyarakat.
5. Hakikat nilai dan moral dalam kehidupan masyarakat.
6. makna keragaman dan kesederajatan.
1.4 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
. Untuk memenuhi tugas kelompok Ilmu Sosial Budaya Dasar dan menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
.
2
2.1 MANUSIA DAN PERADABAN
A. Pengertian
Terdapat dua istilah yang saling berkaitan, yaitu kebudayaan dan peradaban. Mengenai kedua
istilah ini mempunyai pengertian yang bertentangan menurut para ahli, antara lain:
1. Bieren de hann
• Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tekhnik.
• Kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, yang berada
di atas tujuan yang praktis hubungan masyarakat.
2. Oswald Spengl
• Peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati
• Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat, dan sebagainya.
3. prof. Dr. Koentjoroningrat
• peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah.
B. Hakekat hidup manusia
Manusia dalam kehidupan memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. sebagai makhluk Tuhan
2. sebagai makhluk individu
3. sebagai makhluk sosial dan budaya
C. Peradaban dan perubahan sosial
1. pengertian dan cakupan perubahan sosial
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat, merujuk pada satu
pengertian yang intinya, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
3
dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi aspek kehidupan.
2. teori dan bentuk perubahan
a. teori sebab akibat
teori ini didasarkan pada:
• analisis dialektis
• teori tunggal mengenai perubahan social
b. teori proses atau arah perubahan social
teori ini mempunyai dasar asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan,
dasar teori ini antara lain:
• teori evolusi unilinier
• teori multilinear
D. Teori-teori mengenai pembangunan, keterbelakangan, dan ketergantungan.
1. Teori Depedensi
Semua peristiwa sosial yang terjadi itu ada sebabnya, adanya teori ini yang menjadi titik tolak
kehidupan ekonomi menyebabkan terjadinya keterbelakangan karena adanya penyerahan
penghasilah ke daerah pusat.
2. Penyebab perubahan
Adanya introspeksi dan interaksi sosial, pola pikir, kualitas dan kuantitas masyarakat mendorong
adanya perubahan sosial. Selain itu menurut Soerjono Soekanto penyebab perubahan sosial ini
didasarkan pada:
a. fakator intern
b. faktor ekstern
3. keseimbangan
keseimbangan sosial merupakan situasi dimana segenap lembaga sosial berfungsi dan saling
menunjang.
E. Modernisasi
1. konsep modernisasi
4
menurut para ahli modernisasi adalah perubahan yang disebabkan adanya penyesuaian yang
mencari taraf hidup yang lebih baik.
2. syarat-syarat modernisasi
• keorganisasian
• adanya pendidikan
• administrasi memadahi
3. ciri-ciri modernisasi
• kebutuhan materi
• kemajuan tekhnologi
• memberi kemudahan
• ada teori baru
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
A. Individu dan masyarakat
1. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individu apabila unsur-unsur tersebut tidak terbagi atau dapat
dikatakan tetap berada dalam satu kesatuan yang utuh.
2. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia dikatakan makhluk sosial apabila kita tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
pertolongan dari orang lain. Menurut Mead, pengembangan diri manusia berlangsung beberapa
tahap, yaitu:
• Play stage (bermain)
• Game stage (bertanding)
• Significant other (bersama orang dekat)
• Generalized other (bersama masyarakat secara umum)
Sedangkan agen-agen dari tahap-tahap tersebut meliputi:
• Keluarga
• Teman sebaya
• Sekolah
• Media masa
5
Manusia, nilai, moral dan hokum
A. Hakekat nilai moral dalam kehidupan manusia
1. Nilai moral sebagai materi pendidikan
Dalam bidang filsafat memunculkan salah satu cabang yang disebut aksiologi (nilai) yang kajian
utamanya yaitu estetika (keindahan).
2. Nilai moral diantara pandangan objektif dan subjektif
Penilaian objektif berarti memandang nilai dan meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan
nilai ada sebelum adanya penilai, sedangkan objektif berarti nilai yang datangnya tergantung
pada subjek penilai.
3. Makna nilai bagi manusia
Pada intinya nilai itu penting bagi manusia, di luar pemahaman nilai ini dipandang mendorong
manusia karena adanya ketertarikan dari luar, sehingga nilai dipandang sebagai kegiatan menilai
iu sendiri.
B. Manusia dan hukum
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan aturan yang disebut hukum. Sehingga hukum
dianggap tuntutan yang berorientasi pada ketertiban, kedilan, keamanan. Dengan demikian
hukum sebagai kaedah sosial tidak lepas dari niali yang ada dalam masyarakat.
C. Hubungan hukum dan moral
Walaupun diantara keduanya terdapat perbedaan, di mana perbedaan antara hukum dan moral,
yakni:
• Hukum dibukukan secara sistematis (UU)
• Hukum mengatur manusia dalam batasan lahiriah, sedangkan moral menyangkut batin.
• Hukuman terhadap pelanggaran hukum bersifat memaksa, sedang terhadap moral tidak.
Manusia, Keragaman dan Kesederajatan
A. Makna keragaman dan kesederajatan
Keragaman adalah kondisi dimana di dalamnya terdapat berbagai perbedaan baik ras, agama, dan
keyakinan, sedangkan kesederajatan adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan), dimana
adanya perbedaan tetap berada pada satu tingkatan atau kedudukan yang sama.
B. Problematika diskriminasi
Diskriminasi adalah tindakan yang melakukan pembedaan terhadap individu atau kelompok
karena status, kelas ekonomi, dan kondisi fisik. Faktor-faktor yang menyebabkan diskriminasi
antara lain:
• Persaingan yang semakin ketat di berbagai bidang
• Adanya tekanan dari yang kuat pada yang lemah
• Ketidak berdayaan kaum miskin
Manusia, Sains, Tekhnologi dan Seni
A. Pengertian
1. Sains
Sain adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya sesuai
dengan realita.
2. Konsep tekhnologi
Tekhnologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adapun tekhnologi ada tiga
macam, yaitu:
• Tekhnologi modern
• Tekhnologi madya
• Tekhnologi tradisional
3. Seni
Seni merupakan keahlian membuat karya yang bermutu
B. Makna sain, teknologi dan seni bagi manusia
1. Perkembangan tekhnologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat mendatankan kemakmuran
materi. Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru, kita dapat memperoleh
hasil.
2. Iptek dan nilai
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bergerak cepat, sehingga perlu ditanggapi dan
diperisapkan dalam menghadapinya sesuia kebutuhan bangunan. Tekhnologi dapat membawa
bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya,
tekhnologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Manusia sebagai subjek dan objek iptek
Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi manusia dapat menciptakan perlengkapan yang
canggih untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai
kemudahan. Dengan iptek tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat bermanfaat dalam
berbagai bidang, antara lain:
• Dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan
• Dalam bidang kedoteran dan kesehatan
• Dalam bidang telekomunikasi
• Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia dan Lingkungan
A. Pengertian manusia dan lingkungan
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan-aturan Tuhan. Sedangkan lingkungan merupakan suatu media dimana makhluk
hidup tinggal, mencari penghidupan dan memiliki karakter serta fungsi yang khas.
B. Korelasi antara manusia dan lingkungan
Lingkungan hidup manusia: tempat manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan
alam dan sosial budayanya.
C. Sumber alam
Sumber alam digolongkan menjadi dua bagian:
• Sumber alam yang dapat diperbarui (biotik)
• Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (abiotik)
D. Iptek dan kelestarian hidup
Dampak perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi, serta perubahan sosial
ekonomi terhadap masalah lingkungan hidup.
a. dampak positif bagi lingkungan:
b. dampak negatif bagi lingkungan
2.2 AFIRMASI NILAI ETIKA DAN ESTETIKA KEBUDAYAAN MADURA
A. MAKNA ETIKA DAN ESTETIKA KEBUDAYAAN
Di desa penulis (Angsanah Bragung, Sumenep), orang yang nampah cangkem dihukumi
haram atau tidak diperbolehkan oleh masyarakat, terutama oleh kalangan tetua semisal nenek
dan sederajat. Alasannya sederhana, karena orang yang nampah cangkem akan menemui
kesusahan dalam kehidupan selanjutnya. Benarkah demikian? Untuk orang yang tidak berpikir
mungkin akan mengatakan: “Mon nampah cangkem, arapah keng?!”
Sejenak, mungkin kita harus mempertanyakan ungkapan yang sedikit bernada selidik itu.
Karena, menurut hemat penulis, semua tradisi (berupa tidak diperbolehkannya nampah cangkem)
yang terbangun di salahsatu lingkungan masyarakat (khususnya di Madura) pasti memiliki nilai
yang harus kita renungkan. Ketidakbolehan nampah cangkem, sebenarnya merupakan kekayaan
(berupa keyakinan) lokal yang harus dipikirkan dan dilestarikan. Sebab, jika kasus ini dirujuk
kembali maknanya bahwa nampah cangkem adalah tanda orang yang sedang mengekspresikan
tidak adanya ghirah bahkan minat untuk hidup, sehingga benar jika orang yang nampah cangkem
pada akhirnya akan menemui kesusahan dalam kehidupnya.
Tetapi, sebenarnya bukan nampah cangkem ini yang dijadikan objek perhatian,
melainkan tidak diperbolehkan itulah yang harus kita pikirkan. Bahwa masyarakat Madura
sangat hari-hati dalam segala hal, utamanya dalam pola prilaku (atau dalam bahasa Maduranya:
“Tengka”).
Sama halnya denga tradisi nenek moyang tempoe doeloe, yang kemudian dijadikan
sebuah kebudayaan. Kebudayaan yang diilhami oleh rasa keyakinan terhadap sesuatu yang
bernilai etika, estetika, spiritual dan dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi masyarakat
Madura. Yang bernilai ini tidak lepas dari faktor historis sehingga dapat ditegaskan menajdi
sebuah kebudayaan yang harus dilestarikan dan dipertahankan.
Contoh tidak diperbolehkannya nampah cangkem di atas hanya bagian kecil dari
kekayaan masyarakat lokal yang lahir dari nenek moyang yang bernilai. Masih banyak tradisi
yang dijadikan kebudayaan oleh masyarakat Madura. Kekayaan lokal yang harus selalu
diselamatkan, diperhatikan dan dipikirkan untuk dikontekstualisasikan pada berbagai dinamika
zaman.
B. AFIRMASI NILAI ETIKA DAN ESTETIKA KEBUDAYAAN
Meminjam bahasanya Budiono, MA (2005), afirmasi adalah peneguhan;
penetapan yang positif; pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh terhadap sesuatu
yang dianggap berharga dan penting diperhatikan (cetak miring dari penulis). Afirmasi
mempunyai misi menguatkan dari dalam (power of intern) sehingga menegaskan potensi (etika
dan estetika) sebuah eksistensi berupa kebudayaan dalam suatu masyarkat adat. Afirmasi nilai
kebudayaan merupakan metode paling efektif dalam melestarikan dan menyelamatkan
kebudayaan dari gempuran globalisasi.
Aplikasi metode afirmasi ini, ada tiga substansi yang perlu dikembangkan dalam
menegaskan kebudayaan Madura. Pertama, penghayatan nilai melalui pengetahuan tentang
sejarah kebudayaan Madura. Misi ini dimaksudkan supaya memahamkan kembali bahwa suatu
kebudayaan di Madura mempunyai nilai etika dan estetika tersendiri yang harus selalu
dipraktikkan dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.
Kedua, implementasi (manfaat) nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat Madura dalam berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan
estetika dalam kehidupan dalam masyarakat adalah hal wajib dipertahankan, sehingga pada
akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan
Madura harus diletakkan di garda depan.
Ketiga, menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan utnuk menempuh kehidupan masa
depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai
dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap
memprioritaskan kebudayaan asal mereka agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya
dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.
Fokus atau objek dari tiga aspek di atas, sebenarnya mengacu pada kebudayaan yang
sedikit peminat, bahkan nyaris ditinggalkan dan dianggap tidak perlu. Padahal, bukan waktunya
dilupakan, karena bisa menajdi acuan bagi perjalanan hidup masyarakat di masa sekarang dan
masa depan. Indikasi dari upaya pengafirmasian ini adalah penanaman kembali spirit masa lalu,
hingga diaktualisasikannya pada era sekarang.
C. KEBUDAYAAN MADURA DAN AFIRMASI NIALI ETIKA DAN ESTETIKA
Pada titik ini, penulis akan mencoba mengurai kembali secara runtun nilai yang terdapat
pada sebagian kebudayaan Madura melalui metode afirmasi nilai etika dan estetika kebudayaan
di Madura, sehingga pada klimaksnya akan menegaskan nilai etika dan estetika yang dikandung
oleh berbagai tradisi dan kebudayaan di Madura, wabil-khusus yang kini sedang tergerus nilai
tawarnya, baik di level regional
dna nsional. Sehingga, untuk menyiasatinya, diperlukan suatu metode afirmasi dalam
menyelamatkan kebudayan Madura. Dengan mengacu pada aplikasi metode afirmasi,
sebagaimana telah terancang dalam bagian sebelumnya.
D. KERIS MADURA DAN MASYARAKAT KESATRIA
Dari latar historisnya, Keris Madura sudah muncul pada sekitar abad ke-16 sampai ke-17.
Keris mengalami masa kejayaannya yaitu pada abad ke-18 sampai ke-19 ketika keris itu
dianggap benda keramat yang memiliki kekuatan magis yang dapat menyelamatkan dan
melindungi penggunanya dari berbagai kesulitan. Akan tetapi, berbeda dengan kenyataan yang
terjadi pada abad ke-21. Pada abad ini pengrajin seni mulai merubah persepsi. Keris yang dibuat
pada abad ke-21 ini hanya menampilkannya pada aspek estetikanya saja, tidak menganggapnya
sebagai benda yang mempunyai kekuatan magis seperti pada abad sebelumnya.
Ada berbagai tahap dalam pembuatan keris. Pertama, dilakukan dengan ritual khusus
yang disebut “Pojja”, semacam ritual dari sang empu (pembuat keris) yang meminta kepada
Tuhan dengan rendah diri lahirbatin, agar para pengguna keris bisa berkelakuan baik dan
dijauhkan dari perbuatan jelek dan melanggar dari norma. Biasanya, sang empu akan membawa
besi—yang akan dibuat keris—ke tempat yang ramai, apakah masih bisa terlihat oleh orang atau
tidak. Jika masih bisa dilihat, maka sang empu akan mengulangi ritual itu.
Kedua, setalah sang empu selesai membuatnya maka dilakukan “Penyempuhan”. Ketiga,
sang empu menguji kekuatan keris itu dengan menusukkannya ke kulit kerbau putih yang telah
dikeringkannya, di samping juga karena untuk menguji kekerasan besi keris.
Bagi masyarakat Madura, keris dapat dijadikan sebagai sikep (alat untuk menakuti
musuh). Mungkin ini biasa, tetapi menjadi tidak biasa ketika dengan memakai keris itu bisa
meningkatkan karakter kesatriaannya sehingga masyarkat Madura akan tetap mempunyai
identitas, yakni: “Masyarakat Kesatria”. Di titik inilah dapat diambil nilai etika dan estetika dari
sebuah keris.
Jika diaktualisasi pada kenyataan sosial Madura, masyarakat kesatria nyaris tidak ada
bakan lenyap. Ketika penulis melakukan wawancara untuk salah satu majalah (Muara di PP.
Annuqayah Lubangsa) kemaren (15-17/12), ada kenyataan yang tabu di tempat keramaian
(Sumenep sampai Sampang, utamanya daerah kota). Penulis melihat masih ada masyarakat yang
tauran, dengan miras di tangannya, aksi kekerasn dan amoral. Sehingga, adalah hal yang
dianjurkan bahkan wajib, jika nilai-nilai kesatria diinternalisasikan pada kehidupan masyarakat.
Seorang kesatria adalah orang (ramaja atau dewasa) yang mengutamakan pikiran jernih,
dingin, tanpa adanya aksi kekerasan fisik sama sekali sehingga mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Dia bergerak menggunakanpemikiran
daripada tindakan anarkis. Pemikiran yang benar-benar terencana melalui berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya, sehingga tindakannya pun dapat berguna bagi
kehidupan. Mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk. Mengutamakan cinta-kasih
bagi sesama manusia tanpa memandang perbedaan kelas sosial dan profesinya.
Dus, menjadi masyarakat kesatria dalam konteks Madura adalah hal yang mungkin,
dengan cara terus menerus mencitrakan nilai etika dan estetika yang terdapat pada keris,
sehingga dapat berguna bagi masyarakat Madura sekarang dan di masa yang akan datang, demi
menyelamatkan kebudayaan Madura dari gempuran globalisasi-modernisasi yang tengah
dihadapi.
2.3 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN(KEL 3)
A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur/ organisasi sosial
masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan.
Pengertian Menurut Beberapa Tokoh
1. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial budaya adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan
oleh perubahan pada kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat itu sendiri.
2. Samuel Koenig
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
3. Selo Soemardjan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
4. Kingsley Davis
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
5. Mac Iver
Perubahan sosial budaya adalah perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap
keseimbangan sosial tersebut.
6. William F. Ogburn
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun non-material.
B. BENTUK BENTUK SOSIAL BUDAYA
1. Berdasarkan sifatnyaa) Perubahan progresif yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih baik dan
menuju pada kemajuan.b) Perubahan regresif, yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih
buruk dibandingkan sebelumnya.
2. Berdasarkan kesadarannya:a) Perubahan disengaja (Intended), yaitu perubahan yang dilakukan secara sadar demi kemajuan masyarakat.b) Perubahan tidak disengaja (Unintended), yaitu perubahan yang terjadi secara kebetulan.
3. Berdasarkan ekspos/penampilannya:a) Perubahan manifes, yaitu perubahan yang proses atau gejalanya dapat diamati.b) Perubahan laten, yaitu perubahan yang proses atau gejalanya tidak dapat diamati.
4. Berdasarkan dimensi:a) Perubahan struktural, yaitu perubahan yang terjadi pada struktur sosial masyarakat yang meliputi perubahan kaedah sosial, kategori sosial, lembaga-lembaga sosial dan kelompok sosial.b) Perubahan kebudayaan, yaitu perubahan yang terjadi pada kebudayaan masyarakat yang meliputi perubahan peralatan hidup, perubahan sarana transportasi dan perubahan bentuk rumah.
5. Berdasarkan percepatannya:a) Perubahan secara lambat/evolusioner, yaitu perubahan yang terjadi secara pelan-pelan dan tidak terasa.b) Perubahan secara cepat/radikal, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat dalam wujud yang terlihat nyata.
6. Berdasarkan besar-kecilnya pengaruh:a) Pengaruh kecil, yaitu perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial masyarakat yang tidak membawa pengaruh langsung pada masyarakat.b) Pengaruh besar, yaitu perubahan yang berpengaruh besar pada masyarakat.
C. PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
A. Faktor intern
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk2. Penemuan-penemuan baru (inovation) dan gagasan baru3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik)4. Pemberontakan atau revolusi
B. Faktor ekstern
1. Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam )2. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain (defusi)3. Peperangan
Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
• Kontak dengan kebudayaan masyarakat lain• Sistem pendidikan dan ilmu pengetahuan yang maju• Sistem lapisan masyarakat yang berbeda• Penduduk yang heterogen• Ketidakpuasan manusia
Faktor Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
• Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar• Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat• Sikap masyarakat yang tradisional• Adanya kepentingan-kepentingan pribadi• Prasangka terhadap hal-hal yang baru
Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat
1. Berdasarkan sifatnya :a) Perubahan progresif, yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih baik dan menuju pada kemajuan.b) Perubahan regresif, yaitu perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih buruk dibandingkan sebelumnya.
2. Berdasarkan kesadarannya :
a) Perubahan disengaja (Intended), yaitu perubahan yang dilakukan secara sadar demi kemajuan masyarakat.b) Perubahan tidak disengaja (Unintended), yaitu perubahan yang terjadi secara kebetulan.
3. Berdasarkan percepatannya :
a) Perubahan secara lambat/evolusi, yaitu perubahan yang terjadi secara pelan-pelan dan tidak terasa.b) Perubahan secara cepat/revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat dalam wujud yang terlihat nyata.
Akibat perubahan sosial budaya
• Berakibat positif maka akan melahirkan kondisi hidup yang integratif• Membawa pengaruh negatif akan melahirkan kondisi yang disintegrasi seperti kenakalan remaja, kriminalitas dan pergolakan daerah.
D. TEORI TEORI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYATEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang
timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan
terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat.
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis,
dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan
sosial adalah sebagai berikut.
1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang
cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori
tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal
theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
b. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu
yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert
Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari
kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.
c. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu dalam
evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata
pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan
dan pengairan.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teori Evolusi
yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah
rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.
b. Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa
kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap
berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kelompok masyarakat
yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini.
c. Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya, ketika
masyarakat telah mencapai kesejahteraan dalam arti yang seluas-
luasnya. Pandangan seperti ini perlu ditinjau ulang, karena apabila perubahan memang
merupakan sesuatu yang konstan, ini berarti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan
mencapai titik akhir.
Padahal perubahan merupakan sesuatu yang bersifat terusmenerus sepanjang manusia melakukan
interaksi dan sosialisasi.
2. Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara
kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara
materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa
konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan
sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena
konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang
pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan
yang lainnya.
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini
mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari
hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur
kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat
mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur
yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau
cultural lag .
Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan
dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan
keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah
diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan
itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila terbukti
disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh dari teori ini adalah William
Ogburn.
Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut.
a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan
anggota kelompok masyarakat.
4. Teori Siklis ( Cyclical Theory )
Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran
atau siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu
kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari.
Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut.
a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak, remaja,
dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan
masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan
keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem
kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan
ideasional, idealistis, dan sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan
terhadap kekuatan supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati
(supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat
ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan
dan tujuan hidup.
c. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan,
keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah
mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap
kepunahannya.
2.5 Pelestarian Peninggalan sosial budaya
Peninggalan sosial budaya adalah segala sesuatu yang nampak karena hasil cipta, rasa dan karsa
manusia sebagai akibat dari interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan manusia lainnya
ataupun dengan lingkungan sekitarnya. Jadi, ketika melakukan pelestarian peniggalan sosial
budaya kita harus menjaga dan mengembangkan sosial budaya tersebut agar tetap utuh dan tidak
termakan oleh zaman.
Mendata peninggalan sosial budaya di lingkungan sekitar:
- Seni arsitektur
- Seni sastra
- Seni musik tradisional
- Seni tari
- Seni rupa
- Upacara
1. Makna Peninggalan Sosial Budaya
a) Realisasi pola kehidupan
b) Warisan leluhur
c) Menunjukan tingkat kebudayaan
2. Berperan Aktif Dalam Menjaga Pelestarian Sosial Budaya
a) Menggunakan bahasa Ibu
b) Mencintai peninggalan sosial budaya
c) Mengikuti acara-acara sosial budaya
d) Menggelar kegiatan sosial budaya
2.4 INDIVIDU DAN MASYARAKAT.
A. Manusia Sebagai Makhluk Hidup Dalam bahasa Latin Individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa Inggris Individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya tidak terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur berasal jasmani dan rohani, unsur pfisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang dikatakan sebgai makhluk individu manakala unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotipe dan fenotipe. Faktor genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa sejak lahir. Secara fisik seorang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan pada fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja. Faktor fenotipe adalah faktor lingkungan, lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya dan lingkungan social merujuk pada lingkungan dimana seorang individu melakukan interaksi sosial.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Menurut Nursyid Sumaatmadja kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dri lingkungan (ISBD edisi kedua, hal 66).
B. Manusia Sebagai Makhluk social
Manusia dikatakan makhluk social yaitu makhluk yang ada dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain dan juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan social (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Cooley memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbenuk melalui tiga tahap:
1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.3. Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang
lain terhadapnya.Salah satu teori peranan dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori George
Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap yaitu:
Play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada disekitarnya.
Game stage, seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa berinteraksi.
Generalized others, seorang telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranan nya sendiri serta peranan orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Sosialisasi merupakan suatuproses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan ini para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti:
o Sosialisasi setelah masa kanak-kanak (socialization after childhood)o Pendidikan sepanjang hidup (life-long education)o Pendidikan berkesinambungan (continuing education)
Light et al. (1989: 130) mengemukakan bahwa setelah sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer ( primary socialization ) , kita jumpai sosialisai sekunder (secondary socialization ). Berger dan Luckmann mendefenisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalan individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan, sosialisasi sekunder yaitu sabagai proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya (Berger dan Luckmann, 1967: 130)
C. Manusia sebagai Makhluk yang Berhubungan dengan Lingkungan Hidup
Ratzel melihat bahwa populasi manusia dengan perkembangan kebudayaannyaa ditentukan oleh kondisi alam (ISBD edisi kedua, hal 75). Huntington berpandangan bahwa iklim sangat menetukan perkembangan kebudayaan manusia.
Alam lingkungan sebagai factor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tidak lagi dipandang sebagai factor yang menentukan. Manusia dengan kemampuan budayanya dapat memilih kegiatan yang cocok sesuai dengan kemungkinan dan peluang yang diberikan oleh alam lingkungannya, tealh dipandang aktif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Pada perkembangan dan kemajuan IPTEK seperti kita alami dewasa ini, seolah-olah penerapan serta pemanfaatannya itu memberikan kemungkinan terhadap kemamuan manusia memanfaatkan alam lingkungan. Kemajuan dan penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan SDA bagi kepentingan pembangunan yang menjadi penopang kesejahteraan umat manusia.
D. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
Menurut Krech,Crutchfield, dan Ballachey (1975:308) bahwa unsur masyarakat berdasarkan definisinya yaitu:
1. Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi2. Kegiatannya teraarah pada sejumlah tujuan yang sama3. Memiliki kecendrungan untuk memiliki keyakinan, sikap dan bentuk tindakan yang
sama.Selanjutnya menurut Fairchild, et al. (1980:300) bahwa unsure masyarakat berdasarkan
definisinya yaitu:1. Kelompok manusia.2. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama.3. Adanya pertahanan dan kekekalan diri.4. Adanya hubungan yang pelik di antara anggotanya.
Akhirnya menurut Horton dan Hunt (1982:47) bahwa unsure masyarakat berdasarkan definisinya yaitu:
1. Kelompok manusia2. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.3. Menempati suatu kawasan.4. Memiliki kebudayaan.5. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.
Dari sekian banyak unsur masyarakatyang dikemukakan para ahli, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Kumpulan orang.2. Sudah terbentuk dengan lama..3. Salah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri4. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.5. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri.6. Memiliki kebudayaan.
a. Pengertian Masyarakat Setempat (Community) atau Komunitas dan Ciri-cirinya
Menurut Fairchild,et al. bahwa community (masyarakat setempat) atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat ole tempat (territorial)
Menurut Prof.Dr.Soerjono Soekanto, istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah mana menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat. Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat disebut community sentiment.setiap community sentiment memiliki unsure:
1. Seperasaan;2. Sepenanggungan; dan3. Saling memerlukan.
E. MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Masyarakat desa dan kota memilki perbedaan baik secara fisik maupun secara social. Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada umumnya bertani atau nelayan. Masyarakat desa jarang dijumpai pekerjaan berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pekerjaan didasarkan pada usia (karena kekuatan fisiknya) dan jenis kelamin.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan, pada umunya memegang peranan penting. Orang-orang akan selalu meminta nasehat-nasehat kepada mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencarian penduduknya bermacam-macam.
Menurut Soerjono Seokamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Ada saling ketergantungan yang tinggi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena perbedaan pekerjaannya. Satu jenis pekerjaan lainnya ada saling ketergantungan. Saling ketergantungan antara satu anggota masayarakat dengan masyarakat lainnya yang disebabkan karena perbedaan pekerjaan ( heterogenitas pekerjaan ) menurut Emile Durkheim disebut dengan solidaritas organis (organic solidarity). Saling ketergantungan pada masyarakat yang disebabkan oleh karena adanya persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut dengan solidaritas mekanis ( mechanic solidarity ).
Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschaft. Masyarakat Gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat Geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan di antara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional.
.
2.5. Hakikat Nilai dan Moral Dalam Kehidupan Manusia
A. PENGERTIAN HAKIKAT, NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.
Hakikat adalah sesuatu yang harus ada pada sesuatu yang jikalau sesuatu itu
tidak ada maka sesuatu itupun tidak wujud. Penilaian menyangkut ke indahan d i s ebu t
e s t e t i ka . Pen i l a i an menyangku t ba ik bu ruk disebut etis / moral. Ciri-ciri nilai
moral:
• Berkaitan dengan tanggung jawabyang berarti bahwa suatu nilai normahanya
dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang yang bersangkutan sehingga dapatdikatakan bahwa manusia
merupakan sumber nilai moralnya
• Berkaitan dengan hati nurani yang berarti bahwa nilai moral diwujudkan atas
dasar himbauan hati nurani yang menimbulkan suara dari hati yang
meneduhkan kita
• Mewajibkan yang berarti nilai moral harus diakui dan direalisasikan secara absolute
yang berasal dari kenyataan bahwa nilai moral itu berlaku bagi seluruh
manusia. Kewajiban absolute yang melekat pada nilai-nilai moral berasal dari
kenyataan bahwa nilai-nilai ini menyangkut pribadi manusia pada keseluruhan
• Bersifat moral Nilai-nilai walaupun merupakan nilai tertinggi dari semua n i l a i ,
bukan be ra r t i menduduk i j en j ang t e r a t a s da r i h i e r a rk i n i l a i -n i l a i .
Nilai-nilai moral tidak terbentuk suatu kawasan khusus yang terpisah dari nilai-nilai
lainnya. Dalam merealisasikan nilai-nilai moral maka akan ikut serta dalam suatu
tingkah laku moral. Inilah disebut bahwa nilai moral bersifat formal.
Masing-masing manusia memiliki nilai etika dan nilai estetika yang sifatnya sangat
manusiawi. Kedua nilai tersebut dapat berbeda satu sama l a i n ka r ena mas ing -
mas ing i nd iv idu memi l i k i pe r s eps i yang be rbeda . Dalam diri manusia ada
keterkaitan antara nilai dengan akal budi ketika ia akan menjadi penilaian. Melalui akal
budi dan juga kesadaran individu akan mampu be r f i k i r t en t ang s e sua tu , mampu
memi l i k i ima j i na s i dan mampu berkreatifitas.
Nilai dapat terterbagi antara nilai dasar (fudamental) dimana pembenarannya
bersifat mutlak karena bersumber dari agama dan nilai-nilai pragmatis (fungsional,
eksperimental, dan d inami s ) d imana n i l a i i n i dapa t d i a r ahkan pada f enomena
keh idupan manusia, alam, lingkungan dan sebagainya. Sifat pragmatis suatu
nilaidiperlihakan bila memiliki kegunaannya bagi manusia.
Setiap masyarakat akan mengenal nilai dan norma, tetapi dalam masya raka t
yang s ede rhana n i l a i dan no rma be ra sa l da r i agama , t i dak pe rnah
d ipe r soa lkan ka rena masya raka t c ende rung men taa t i n i l a i dan norma yang
berlaku. Umumnya nilai dan norma yang berlaku cenderung tidak tampak secara eksplisit
kerena terpendam seiring dengan rutinitas keh idupan s eha r i -ha r i .
N i l a i dan no rma i n i men j ad i eksp l i s i t apab i l a tentang atau terjadi pelaggaran
sebagai akibat perkembangan baru. Sumber nilai dan norma selain agama adalah kebudayaan
dan nasionalisme.
Nilai berasal dari bahasa latin yang sama tulisannya dengan bahasa indonesia. Ada dua
makna norma yaitu yang pertama adalah siku-siku yang dipakai tukang kayu untuk mencek
apakah benda yang sedang dikerjakannya sungguh-sungguh lurus dan ariti yang satunya
lagi adalah kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu. Nilai yang
menyangkut tingkah laku juga banyak tetapi paling tidak dapat juga dapat digolongkan norma
umum dan norma khusus.
Nilai umum menyangkut prilaku manusia sebagai keseluruhan sedangkan norma khusus
yang hanya menyangkut aspek tertentu apa yang dilakukn manusia (misalnya norma
bahasa ) . Norma umum dapa t d ik l a s i f i ka s ikan men j ad i 3 ya i t u no rma
kesopanan (etiket), norma hukum dan norma moral.
Etiket hanya menjadi tolak ukur untuk menentukan apakah prilaku kita sopan atau tidak dan
itu belum tentu sama dengan etis dan tidak. Norma moral menentukan apakah perilaku kita baik
atau buruk dari sudut etis sehingga norma moral adalah norma yang tertinggi yang tidak
dapat ditaklukkan oleh norma lainnya.
Nilai moral termasuk norma khusus. Nilai moral dapat dirumuskan dalam bentuk positif
yaitu bentuk perintah tentang apa yang dilakukan seperti menghormati orang lain,
sedangkan dalam bentuk negatif yanng berwujud l a r angan yang menya t akan apa yang
t i dak bo l eh d i l akukan mi sa lnya jangan berbohong, jangan mencuri dan sebagainya.
Di dalam masyarakat yang kompleks, pencampuran nilai dan norma dari luar masyarakat
tidak mungkin dihindari. Ada 3 ciri menonjol dalam masyarakat modern yaitu :
a. Adanya Pluralisme Moral Perkembangan teknologi komunikasi suka
menyebabkan terjadi persentuhan nilai dan norma dari masyarakat lain yang belum
tentu sejalan dengan norma dan nilai yang di anut dalam masyarakat kita sendiri.
Begitu juga dengan berkembangnya transportasi yang modern telah menyebabkan
terjadinya mobilitas yang begitu tinggi. Kondisi ini menyebabkan hadirnya
kemajemukkan nilai dan norma dalam setiap bidang kehidupan.Contohnya tentang
homo seksual dan ponografi.
b. Adanya persoalan moral baru yang tak terduga Perkembangan ilmu dan
teknologi ini tidak selalu membawa keberuntungan bagi kehidupan manusia
apabila tidak berpedoman pada nilai an norma agama serta sosial. Pada ilmu
kedokteran misalnya tentang masalah kloning atau tentang kehamilan yang
disebabkan teknik pembuahan diluar rahim yang kemudian di tanamkan
dalam rahim yangberdampak penyewaan rahim dan juga tentang eksperimen
untuk penyembuhan penyakit alzheimer dengnan jaringan embrio yang diperoleh
melalui abortus (bisa sengaja atau spontan).
c. Adanya kepedulian moral yang universal Pada tingkat internasional telah
muncul gerakan-gerakan perjuangan moral, baik terorganisir atau tidak.
Gerakan perjuangan moral terorganisir dan bersifat universal. Masalah
lingkungan hidup juga menandai adanya gerakan moral universal dimana
semua manusia peduli akan pemeliharaan lingkungan hidup.
B. Problematika Pembinaan Nilai Moral
a. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai MoralPersoalan
merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta terputusnya komunikasi
yang harmonis antara orang tua dengan anak,mengakibatkan merosotnya fungsi
keluarga dalam pembinaan nilai moral anak.Keluarga bisa jadi tidak lagi
menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus dipegang bahkan
sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.
b. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai MoralSetiap orang yang
menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yangd imi l i k inya , penga ruh
pe r t emanan i n i akan be rdampak pos i t i f j i ka i su dan kebiasaan teman
itu positif juga, sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikapdan tabiat
yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula
pendampingano rang t ua da l am t i ndakan anak -anaknya , t e ru t ama
bag i pa r a o r ang t ua yang memiliki anak yang masih di bawah umur.
c. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalinhubungan
dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka:memberi tahu apa
yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya,
di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan, dan juga kapan
harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa jugaseorang public
figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.
d. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai MoralSetiap orang
berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilaianak-anak. Oleh karena itu
dalam media komunikasi mutakhir tentu akanmengembangkan suatu pandangan
hidup yang terfokus sehingga memberikanstabilitas nilai pada anak.
Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,maka institusi
pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknyadengan
pendekatan klarifikasi nilai.
e. Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai MoralPendidikan
tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan lebih
berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral
sangatd imungk inkan b i l a me l i ha t e r a tnya hubungan an t a r a be rp ik i r
dengan n i l a i i t u sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam
pendidikan nilai yangmemiliki orientasi yang berbeda.
f. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai MoralMunculnya berbagai
informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya maka akan mempengaruhi
disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruhtuntutan teman sebaya
dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan menjadi konflik
internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkankebingungan nilai bagi
individu tersebut.
C. Hubungan Manusia dengan Moral
Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa
kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal
biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuj jamak
ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan.
Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat,
cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermaknasama
hannya asal uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari
bahasa latin.Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-
nilaidan orma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
dalammengatur tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang
dikajisecara kritis, di landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia,
prinsipkebaikan, pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu
dansebagainya. Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang
baik.Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu
a . H a t i N u r a n i Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki. Hati nurani
merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia
dan hati nuranii n i s e l a l u d ihubunngkan dengan ke sada ran manus i a dan
s e l a lu t e rka i t da l am dengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga
mengenal orabg.
b. Kebebasan dan tanggung jawabKebebasan adalah milik individu yang sangat
hakiki dan manusiawi dankarena manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas.
Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan
dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu
adalah makhluk bebas yang d iba t a s i o l eh l i ngkungannya s ebaga i ak iba t
t i dak mampunya i a un tuk h idup sendiri.
c . N i l a i dan Norma Mora l Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada
orang lain dan ia akanbe rgabung dengan n i l a i l a i n s epe r t i agama ,
hukum, dan budaya . N i l a i mora l terkait dalam tanggung jawab seseorang.
Nilai moral dapat menentukan apakahseseorang bererilaku baik atau buruk dari
sudut etis.
D. Hubungan Manusia dengan Hukum
Kesada ran akan adanya hukum yang menga tu r p r i l aku manus i a
da l am kehidupan bermasyarakat tidak saja mencakup pengetahuan tentang hukum
itusendiri tetapi juga berkaitan dengan penghayatan dan ketaatan akan hukum.
Daripengetahuan adanya hukum yang mengatur kehidupan bersama maka akan
lahir sebuah pengakuan dan penghargaan terhadap ketentuan-ketentuan hukum
yangkemudian mendorong munculnya penghayatan terhadap
ketentuan-ketentuanhukum yang kemudian mendorong munculnya penghayatan
terhadap ketentuanhukum tersebut. Apabila keberadaan hukum yang dihayati, akhirnya akan
munculkesadaran hukum sehingga ketertiban dan kepastian hukum dalam
kehidupanbersama akan tercipta. Bila kesadaran ini tinggi maka ketaatannya juga
begitu,begitupula sebaliknya. Ada 2 hal yang merupakan unsure karakteristik dari
hukumyaitu:a. Adanya unsur perintah atau laranganb. Perintah atau larangan tersebut harus
dipatuhi oleh setiap orang.Di dalam berbagai literature akan ditemukan berbagai
pengertian hukumkarena masing-masing ahli hukum membuat definisi sesuai dengan sudut
pandangmasing-masing sehingga tidak akan ditemukan sebuah definisi tunggal
tentanghukum. Beberapa definisi hukum diantaranya sebagai berikut:
a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan yaitu sebagai pengetahuan yang
tersusunsecara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.
b . Hukum sebaga i d i s i p l i n i lmu ya i t u s i s t em a j a r an t en t ang kenya t aan
a t au gejala-gejala yang dihadapi.
c. Hukum sebagai kaidah yaitu sebagai pedoman atau patokan sikap,
tindakanatau perilaku yang pantas atau diharapkan.
d. Hukum sebagai tata hukum yaitu struktur dan proses dan perangkat kaidah-
ka idah hukum yang be r l aku pada sua tu wak tu dan t empa t t e r t en tu
da l am bentuk tertulis.
e. Hukum sebagai petugas yaitu pribadi-pribadi yang merupakan kalangan
yangberhubungan erat dengan penegak hukum(law enforcement officer )
f. Hukum sebagai keputusan penguasa yaitu hasil proses diskresi
yangmenyangkut pengambilan keputusan yang tidak secara langsung
ditentukanmelalui kekuatan hukum yang berlaku, tetapi juga lebih didasarkan
penilaiandari penguasa dalam menghadapi situasi dan kondisi yang mendesak.
g . Hukum sebaga i p ro se s pemer in t ahan ya i t u p ro se s hubungan t imba l e
ba l i k antara unsure-unsur pokok dari sistem kenegaraan.
h . H u k u m s e b a g a i s i k a p t i n d a k a t a u p e r i k e l a k u a n y a n g a j e g
( t e r a t u r ) y a n g bertujuan untuk mencapai kedamaian
.i. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai yaitu jalinan dari proses konsepsi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan buruk.
j. Hukum sebagai seni yaitu perwujudan rasa manusia sebagai
refleksikeberadaannya dalam pergaulan hidup bersama guna mencapai harmonisasi
A. Beberapa sumber hukum formal yaitu:
A. Undang-undang (state) yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyaikekuasaan
hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasanegara.
b . Keb i a saan ya i t u pe rbua t an manus i a yang d i l akukan s eca ra be ru l ang -
u l ang dalam hal yang sama dan diterima dalam masyarakat. Tindakan
yangberlawanan dianggap sebagai pelanggaran hukum perasaan hukum.
c. Keputusan-keputusan hakim (yurispudensi) yaitu keputusan hakim
terdahuluyang s e r i ng d i j ad ikan da sa r bag i kepu tusan hak im
kemud ian mengena i masalah yang sama
d . T rak t a t ya i t u pe r j an j i an an t a r a dua o r ang a t au l eb ih mengena i
s e sua tu ha l , sehingga masing-masing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi
perjanjian tersebut
.e. Pendapat sarjana hukum yaitu pendapat para sarjana yang sering dikutip
parahakim dalam menyelesaikan suatu masalah.
B. Hukum menurut beberapa sudut pandang yaitu;
A. Menurut sumbernya yaitu:
1. Hukum Undang-undang yaitu hukum yang tercantum dalam perundang-
undangan
2 .Hukum kebiasaan yaitu hukum yang terletak pada kebiasaan/adat
3. Hukum traktat yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara dalam suatu
perjanjian antar Negara.
4. Hukum yurisprudensi yang terbentuk karena keputusan hakimb.
C. Menurut bentuknya yaitu:
1. Hukum tertulis yang dikodifikasi dan yang tidak dikodifikasikan.Dikodifikasi artinya
setelah dibukukan jenisnya menurut kitab undang-undang secara sistematis dan
lengkap.
2. H u k u m t a k t e r t u l i s y a i t u b e r s i f a t t i d a k m e n g i k a t d a n b e r l a k u
d a l a m masyarakat dan mendapat sanksi langsung berupa cemoohan, cacian
ataupengucilan.
D. Menurut tempat berlakunya yaitu:
1. Hukum nasional yaitu hukum dalam suatu Negara
2. Hukum internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan internasional
3. Hukum asing yaitu hukum dalam Negara asing
E. Hubungan Hukum dengan Moral
Hukum memi l i k i hubungan e r a t dengan mora l ka r ena s ebuah
hukum memerlukan moral .hukum tidak akan berarti apa-apa bila tidak disertai
moralitassehingga kualitas sebuah hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralnya.sebaliknya moral juga membutuhkan hukum karena moral akan berada diawang-
awang bila tidak diungkapkan dalam masyarakat secara ekplisit dalam bentuk hukum
.oleh karena itu hukum bisa meningkatkan dampak sosial dari moralitas.S e b a g a i c o n t o h ,
m e n g h o r m a t i o r a n g l a i n m e r u p a k a n p r i n s i p m o r a l y a n g penting.prinsip
menghormati orang lain berlaku pada semua hal yang berkaitanperilaku manusia
misalnya ,tidak boleh membkua dompet orang lai tanpaizin,tidak boleh melanggar hak orang lain
,tidak boleh menjiplak karya orang laindan sebagainya. Hal-hal diatas berlaku karena alasan
moral sehingga akan berlakukarena alasan moral sehingga akan berlaku kapanpun
walaupun tidak ada dasar hukum yang t e r t u l i s .
Namun aga r p r i n s ip mora l i n i t e r t anaam kua t da l am masyrakat maka
diperlukan perangkat hukum misalnya tentang laranganmelanggar hak cipta. Jadi hukum
berfungsi untuk memperkuat moral.T idak s emua mora l ha rus d i t e r j emahkan da l am
ben tuk hukum ka renahukum juga memba ta s i ha rus memba ta s i d i r i dengan
menga tu r hubungan -hubungan an t a r manus i a yang r e l evan . Bahkan t i dak
s e l a lu an t a r a mora l danhukum sa l i ng be rka i t an ka r ena ada kemungk inan
s ebuah hukum yang be l aku (hukum positiv) bertentangan dengan moral sehingga harus
ditolak. Misalnya, di negara afrika selatan pernah menerapkan hukum untuk membedakan warna
kulit(apartheid) . dipandang dari sisi hukum,poltik apartheid tidak bermasalah
karenad i j a l ankan dengan ba ik dan t i dak s ewenag -wenang , t e t ap i da r i sudu t
mora l , membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit adalah melanggar hak
asasimanusia yang telah menjadi prinsip hukum yang fundamental yang
tertuangdalam dokumen hak azazi manusia yang universal yang telah ditanda tangani
olehratusan negara di dunia ini. Oleh karena itu sistem hukum yang berlaku di Afrikaselatan
sering diprotes oleh banyak negara untuk dihapuskan karena mence rminkan
ke t i dakad i l an bag i manus i a .
ke j ad i an mempro t e s kebe radaan undang-undang karena tidak sesuai dengan prinsip
moral sudah sering terjadi .
diindonesia, misalnya tentang adanya wacana untuk memberikan jaminan
hukumtenteng aborsi yang aman banyak mendapat tantangan dari masyarakat
karenapersoalan moral dan agama.Ada beberapa perbedaan antara hukum dan moral yaitu:a.
Hukum cenderung dieksplisitkan kedalam bentuk tulisan dan dijabarkansangsinya
bagi pelanggar hukum sehingga bersifat objektif. Moral tidak dituangkan dalam
bentuk tulisan sehingga unsur-unsur subjektif sangatberperan.b . Hukum hanya
memba ta s i pada t i ngkah l aku yang be r s i f a t l ah i r i ah sedangkan moral mencakup
perilaku lahiriah dan batiniah seseorang.c. Sangsi hukum berbeda dengan sangsi moral. Sangsi
hukum dapatdipaksakan sementara sangsi moral tidak dapat dipaksakan. Sangsi moralberkaitan
dengan hati nurani yang tidak tenang, malu, merasa tercemar nama baiknya atau merasa
berdosa .d. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat /negara. Negara
berfungsimensyahkan keberadaaan hukum sementara hukum moral didasarkan padanorma-
norma moral yang melebihi dari individu dan masyarakat.Masyarakat dapat mengubah hukum
tetapi tidak akan pernah bisamengubah atau membatalkan suatu norma moral. Masalah
moral tidak dapat diputuskan dengan suara terbanyak dan individu serta
masyarakatharus mematuhi norma moral.
Moral menilai hukum bukan sebaliknya.Misalnya, hukum bisa melarang dan
mengijikan berjudi tetapi perjudianitu sendiri tidak menjadi sesuatu yang buruk atau yang
baik.
Ada 10 aspek yan perlu diketahui dan dipahami yamg berkaitan dengan hukum agar
hukum dapat ditegakkan :
a Jangan mengidentifikasikan hukum dengan kebenaran keadilan
b. Hukum tidak dengan sendirinya harus adil dan benar
c. Hukum tetap mengabdi untuk menjamin kegiatan sistem dan
bentuk pemerintahan
d. Meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan , hukum tidak selamanya
disambut dengan tangan terbuka.
e. Hukum dapat diidentifikasi dengan kekuatan atas kekuasaan
f. Macam-macam hukum terlalu dipukul rata
g. Jangan apriori bahwa hukum adat lebih baik dari hukum tertulish
h. Jangan mencampuradukkan substansi hukum dengan cara atau proses sampai
terbentuk dan diundangkannya hokum
i. Jangan mencampurkan adukkan “law in activist”dengan”law in books”dari penegak
hokum
j. Jangan menganggap sama antara sepak terjang penegak hukum denganhukum
itu sendiri
2.6 MAKNA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
A. Makna Keragaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keragaman berasal dari kata ragam, yang artinya tinkah laku, macam, music, warna, corak, dan laras. Sehingga keragaman berarti beragam- ragam dan berjenis- jenis.
Yang dimaksud disini, pembahasan adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan- perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat dan kesopanan, serta situasi ekonomi.
a. Makna Kesederajatan
Dikaji melalui makna bahasa, kesederajan berasal dari kata sederajat, yang artinya adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memilliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
B. Unsur- Unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia
a. Suku Bangsa Dan Ras
Di wilayah Indonesia sangat banyak terdapat suku bangsa yang sangat beragam, mulai dari sabang sampai merauke. Dan perbedaan ras muncul karna adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri- cirri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran- ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan masih banyak lagi yang lainnya.
b. Agama Dan Keyakinan
Dikaji melalui maknanya, agama berarti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimakud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia ( Harun Nasution:10).
Sebenarnya para ahli merasa kesulitan dalam memberikan definisi yang tepat tentang agama, karena agama merupakan bentuk keyakinan yang memang sulit diukur secara tepat dan rinci, namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki cirri umum yang hampir sama, baik dalam agama primitive maupun agama monoteisme.
Fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada tuhan atau dewa- dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan (Robert H. Thouless). Dalam praktiknya, fungsi agama dalam masyarakat antara lain :
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai social control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformative
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif
Banyaknya agama yang diakui di Indonesia, membuktikan bahwa dasar agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keragaman bangsa Indonesia.
c. Ideologi Dan Politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Politik mencakup baik konflik antara individu- individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukkan.
Sejak berakhirnya orde lama, banyak terbentuk partai- partai politik, dan itu membuktikan bahwa adanya keragaman masyarakat Indonesia dalam bidang ideology dan politik.
d. Tata Krama
Tata karma pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Masyarakatlah yang telah membentuk dan mengembangkan tata karma yang terdiri dari aturan- aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi social yang tertib dan efektif didalam masyarakat yang bersangkuatan.
e. Kesenjangan Ekonomi
Masyarakat Indonesia pada umumnya tergolong pada tingkat ekonomi menengah kebawah, padahal pada sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah
satu perhatian yang terus ditingkatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.
f. Kesenjangan Sosial
Banyak pemicu yang dapat menimbulkan kesenjangan social di Negara Indonesia, yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat, diantaranya adannya bermacam tingkat, pangkat, dan stara social yang hierarkis pada masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.
2.7 PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA, BERMASYSRAKAT, BERNEGARA DAN KEHIDUPAN GLOBAL
Bedirinya Negara Indonesia dilator belakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis, geografis cultural maupun religious.
Manusia secara kodrat diciptakan sebgsi msgluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang mewujud, baik secara fisik, maupun mental sebenarnya merupan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuag potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan menjunjung tinggi toleransi, dan terjadi berabeka ragam perbedaan. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar masyarakat sebagai mana dijelaskan oleh van de berghe :
Terjadi segmentasi terhadap kelompok kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
Memiliki struktur social. Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat. Secara relative sering kali terjadi konflik Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok.
Ada bebrapa hal yang dapat dilakukan untuk memp[erkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman yaitu,
1. Semangat religious2. Semangat nasionalisme3. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun kompigurasi hubungan antar
agama, media massa.
1. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas social ekonomi.
Ada beberapa factor pennyebab diskriminasi, diantaranya ialah :
Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan terutama ekonomi.
Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap kolompok atau golongan yang lebih lemah.
Ketidak bardayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka teru terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Ada pula factor utama yang secara gradual bias menjadi penyebab utama prose itu :
Kegagalan kepemimpinan. Krisis ekonomo yang akut dan berlangsung lama.
Krisis politik. Krisis social. Demoralisasi tentara dan polisi. Intervensi asing.
Salah satu yang dapat dijadikan solusi adalah bhenika tunggal ika, yang merupakan ungkapan menggambarkan masyarakat Indonesia yang merupakan Indonesia yang majemuk atau heterogen.
2. MANUSIA BERADAP DALAM KERAGAMANHubungan antara kebudayaan dengan peradapan sangat erat. Peradapan adalah salah satu perwujudan kebudayaan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah, indah, dan harmonis, yang mencerminkan tingkat kebuyaan masyarakat, yang bersangkutan, misalnya, adat, sopan santun, budi pekerti, dsb.
Faktor factor terjadinya perubahan social Budaya.
Faktor yang berasal dari luar masyarakat,1. Akulturasi,2. Disufi.3. Penetrasi.4. Invansi.5. Asimilasi,6. Hibridisasi.
Perubahan yang terjadi karena pengaruh dari dalam.
1. Sistem pendidikan yang maju. Inovasi adalah pembuatan unsure teknologi dan ekonomi dari kebudayaan. Discovery adalah penemuan unsure kebudayan yang baru. Namun, ada pula pendapat lain menyatakan bahwa disvery.
2. Menghargai hasil karya orang lain.3. Adanya keterbukaan di dalam masyarakat.4. Adanya toleransi terhadap perbuatan perbuatan yang menyimpang.5. Penduduk yang heterogen.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
Modernisasi dan globalisasi merupakan perkembangan peradaban manusia kearah
yang lebih maju lagi.
Hal ini karena peradaban manusia berkembang sejalandengan be r t ambahnya
zaman dan be rkembangnya i lmu penge t ahuan manus i a .Mode rn i s a s i
me rupakan pe rkembangan pe radaban manus i a da r i manus i a yang t r ad i s i on i l
men j ad i manus i a yang l eb ih ma ju l ag i .
Sedangkan g loba l i s a s i muncu l karena adanya modernisasi sehingga dengan adanya
globalisasi manusia atau individutidak terbatas lagi dengan perbedaan wilayah.
Hal ini menyebabkan seluruh bangsadannegarad i dun i a mak in t e r i ka t s a tu s ama
l a i n t anpa t e rba t a s o l eh ba t a s -ba t a s geografis,ekonomidanbudaya masyarakat.
Modernisasi dan globalisai dua –duanya memiliki ciri-ciri dapat terjadi karena berkembangnya
intelektual manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan.
B. SARAN.
Sebaga i bangsa Indones i a yang s edang menghadap i a ru s mode rn i s a s i
dan g l o b a l i s a s i y a n g s a n g a t p e s a t i n i , k i t a m e m i l i k i k e w a j i b a n
g a n d a u n t u k t e t a p melestarikan warisan budaya bangsa dan juga membangun kebudayaan
nasional yangmodern
. Agar kedua kewajiban ini dapat terlaksana, kita sebagai bangsa harus
terusmenggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan
jatidiri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi. 1990. “Kecenderungan Pendidikan Sains dan Teknologi Di masa yang Akan Datang.” Makalah, Lokakarya tentang Reorientasi dan perubahan Kurikulum Pendidikan Menengah Umum, Jakarta, 17-19 Januari 1990.
Bertens, K. 1999. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiono Kusumohamodjojo. 2000. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia, Jakarta: Grasindo.
Burhanudin Salam. 1997. Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djoko Santoso. 2008. “Pembudayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Membangun Bangsa Melalui Budaya Produktif Riil,” Makalah, disampaikan pada Konvensi Kampus V, Yogyakarta 4-5 Agustus 2008.
Erich Fromm. 1995. Masyarakat yang Sehat, terj. Murtianto T.B. Jakarta: Yayasan Obor.
Haviland, W.A. 1999. Antropologi. Jakarta: Erlangga.
Hogg, M.A. & Abram, D. 1988. Social Identification: A Social Psychology of Intergroup Relation and Group Processes. London: Routledge.
Iskandar Alisyahbana. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.
James Danandjaja.1988. Antropologi Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jimly Asshiddiqie. 2000. “Reformasi Menuju Indonesia Baru: Agenda Restrukturisasi Organisasi Negara, Pembaruan Hukum, dan Keberdayaan Masyarakat Madani,” Makalah, Disampaikan dalam forum Kongres Mahasiswa Indonesia Sedunia I di Chicago, Amerika Serikat, 28 Oktober 2000.
Kaplan, D & Manners, A. A. 1999. Teori budaya. Terjemah Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kohlberg, L. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Komaruddin Hidayat. 1998. “Masyarakat Agama dan Agenda Penegakan Masyarakat Madani,” Makalah, disampaikan pada Seminar Nasional dan Temu Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 September 1998.
Poedjiadi. 1990. “Kecenderungan Pendidikan Sains dan Teknologi Di masa yang Akan Datang.” Makalah, Lokakarya tentang Reorientasi dan perubahan Kurikulum Pendidikan Menengah Umum, Jakarta, 17-19 Januari 1990.
Bertens, K. 1999. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiono Kusumohamodjojo. 2000. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia, Jakarta: Grasindo.
Burhanudin Salam. 1997. Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djoko Santoso. 2008. “Pembudayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Membangun Bangsa Melalui Budaya Produktif Riil,” Makalah, disampaikan pada Konvensi Kampus V, Yogyakarta 4-5 Agustus 2008.
Erich Fromm. 1995. Masyarakat yang Sehat, terj. Murtianto T.B. Jakarta: Yayasan Obor.
Haviland, W.A. 1999. Antropologi. Jakarta: Erlangga.
Hogg, M.A. & Abram, D. 1988. Social Identification: A Social Psychology of Intergroup Relation and Group Processes. London: Routledge.
Iskandar Alisyahbana. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.
James Danandjaja.1988. Antropologi Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jimly Asshiddiqie. 2000. “Reformasi Menuju Indonesia Baru: Agenda Restrukturisasi Organisasi Negara, Pembaruan Hukum, dan Keberdayaan Masyarakat Madani,” Makalah, Disampaikan dalam forum Kongres Mahasiswa Indonesia Sedunia I di Chicago, Amerika Serikat, 28 Oktober 2000.
Kaplan, D & Manners, A. A. 1999. Teori budaya. Terjemah Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
_______________. 1983. Antropologi budaya. Jakarta: Gramedia.
_______________. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Kohlberg, L. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Komaruddin Hidayat. 1998. “Masyarakat Agama dan Agenda Penegakan Masyarakat Madani,” Makalah, disampaikan pada Seminar Nasional dan Temu Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 September 1998.