makalah kebijakan publik ttg banjir di manado

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir bandang dan longsor yang menghantam Sulawesi Utara pada 15 Januari 2014 lalu, merupakan pukulan telak atas kita. Betapa tidak, kejadian itu pula terjadi bersamaan dengan HUT Gubernur Sulawesi Utara Dr Sinyo Harry Sarundajang. Ada beberapa faktor dibalik bencana ini yang menewaskan hampir 19 jiwa dan merusakan sekitar 10 ribu rumah, menghanyutkan hampir 565 rumah, warga yang terkena bencana 80 orang. Kejadian yang dialami oleh warga Sulut ini pada saat tahun ini dicanangkan sebagai tahun emas, namun buntutnya hanyalah sebuah kehancuran. Banjir, adalah kata yang definisinya sangat sederhana dan mudah dimengerti. Airnya kabur dan kalau besar bisa membahayakan. Meski berbahaya dan kerusakan yang diakibatkannya dapat dihindari, namun bagi sebagian orang, terutama yang bermukim di bantaran sungai sering menjadi korban. Biaya murah, dekat tempat kerja, dan ketidakmampuan ekonomi selalu menjadi alasan klasik tidak mau menghindar dan dihindarkan sebelum terjadinya bencana. Banjir sering kali terjadi di daerah dataran rendah, daerah aliran sungai (DAS), ataupun banjir yang diakibatkan oleh faktor atau tindakan manusia seperti membuang sampah di sungai dan saluran air ataupun penebangan hutan yang keterlaluan sehingga berkuranganya hutan sebagai daerah resapan air , seperti yang terjadi Di Manado, banjir bandang dan longsor pada Rabu (15/1/14), di Sulawesi Utara (Sulut) meninggalkan kepedihan mendalam. Bukan hanya kerugian infrastrukur dan korban jiwa, banjir ini juga sangat memberikan dampak yang negative seperti memutus arus transportasi, menutup pusat perbelanjaan, dan di wilayah pesisir, sejumlah nelayan turut terkena dampak cuaca buruk. 1

Upload: thevhytha-nani

Post on 02-Feb-2016

171 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

kebijakan publik, banjir kota manado 2014

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBanjir bandang dan longsor yang menghantam Sulawesi Utara pada 15 Januari

2014 lalu, merupakan pukulan telak atas kita. Betapa tidak, kejadian itu pula terjadi bersamaan dengan HUT Gubernur Sulawesi Utara Dr Sinyo Harry Sarundajang. Ada beberapa faktor dibalik bencana ini yang menewaskan hampir 19 jiwa dan merusakan sekitar 10 ribu rumah, menghanyutkan hampir 565 rumah, warga yang terkena bencana 80 orang. Kejadian yang dialami oleh warga Sulut ini pada saat tahun ini dicanangkan sebagai tahun emas, namun buntutnya hanyalah sebuah kehancuran.

Banjir, adalah kata yang definisinya sangat sederhana dan mudah dimengerti. Airnya kabur dan kalau besar bisa membahayakan. Meski berbahaya dan kerusakan yang diakibatkannya dapat dihindari, namun bagi sebagian orang, terutama yang bermukim di bantaran sungai sering menjadi korban. Biaya murah, dekat tempat kerja, dan ketidakmampuan ekonomi selalu menjadi alasan klasik tidak mau menghindar dan dihindarkan sebelum terjadinya bencana.

Banjir sering kali terjadi di daerah dataran rendah, daerah aliran sungai (DAS), ataupun banjir yang diakibatkan oleh faktor atau tindakan manusia seperti membuang sampah di sungai dan saluran air ataupun penebangan hutan yang keterlaluan sehingga berkuranganya hutan sebagai daerah resapan air , seperti yang terjadi Di Manado, banjir bandang dan longsor pada Rabu (15/1/14), di Sulawesi Utara (Sulut) meninggalkan kepedihan mendalam. Bukan hanya kerugian infrastrukur dan korban jiwa, banjir ini juga sangat memberikan dampak yang negative seperti memutus arus transportasi, menutup pusat perbelanjaan, dan di wilayah pesisir, sejumlah nelayan turut terkena dampak cuaca buruk.

Oleh karena itu, pemasalahan di atas telah menjadi perhatian pemerintah, baik pemerintah kota Manado maupun pemerintah pusat. Beberapa kebijakan publik yang sudah dikeluarkan yang disebut-sebut dapat mencegah banjir agar tidak terjadi lagi beserta penanggulangan dan bantuan bagi yang sudah terkena dampak banjir tersebut. Untuk itu berikut ini akan dibahas, kebijakan publik seperti apa yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah dalam menangani masalah masalah banjir di Sulawesi Utara khususnya Manado.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana gambaran umum mengenai banjir di Kota Manado?2. Apa saja yang menyebabkan banjir di Kota Manado?3. Apa saja kebijakan yang telah di buat peemerintah dalam menanggulangi masalah

banjir di Kota Manado ?

1

1.3 Tujuan PenulisanDari rumusan massalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai banjir di Kota Manado.2. Untuk menganalisis penyebab banjir di Kota Manado.3. Mengidentifikasi kebijakan yang telah di buat peemerintah dalam menanggulangi

masalah banjir di Kota Manado

1.4 Ruang Lingkup/BatasanLingkup pembahasan dalam paper dititik beratkan pada kebijakan publik yang

dibuat oleh pemerintah dalam menangani masalah banjir yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara pada 15 Januari 2014 lalu.

2

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kebijakan PublikMenurut Anderson (dalam Islamy, 1996) kebijakan didefinisikan sebagai

serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuiti dan dilaksanakanoleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Carl Friedrich (dalam Abdulwahab, 2008) mendefinisikan kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seserorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap implementasi usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian atau definisi yang dikemukakan kedua ahli tersebut jelas bahwa kebijakan itu bermakna sebagai serangkaian tindakan yang diambil oleh seorang atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Kebijakan publik (public policy) menurut Kamus Admnistrasi Publik karangan Chandler dan Plano sebagaimana dikutib oleh Keban (2008), kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Sedangkan Shafrits dan Russel (dalam Keban, 2008) mendefinisikan kebijakan publik sebagai keputusan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tindakan melakukan sesuatu (a government decides to do or not to do).

Walaupun terdapat bermacam-macam definisi tentang kebijakan publik namundemikian secara umum suatu kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh lembaga pemerintah atau pejabat pemerintah.

Menurut Dunn (2003), dalam rangka pemecahan masalah ada beberapa tahap penting dari proses kebijakan publik. Kebijakan terdiri dari serangkaian tahap yang saling bergantung yaitu: penyusunan atau penetapan agenda (agenda setting), formulasi kebijakan (policy formulation), adopsi kebijakan (policy adoption), dan penilaian/evaluasi kebijakan (policy assessment).

Shafrits dan Russell (dalam Keban, 2008) juga mengemukakan proses kebijakan publik yang membagi atas tahap-tahap : (1) agenda setting dimana isu-isu kebijakan diidentifikasi, (2) keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan kebijakan, (3) implementasi kebijakan, (4) evaluasi program dan analisis dampak, dan (5) feedback, yaitu memutuskan untuk merevisi atau menghentikan kebijakan.

Dari apa yang dikemukakan oleh Dunn maupun Shafrits dawn Russell tersebut jelas bahwa implemetnasi merupakan salah satu tahap dari proses kebijakan. MenurutUdoji (dalam Abdulwahab, 2008) bahwa implementasi merupakan tahap yang pentingbahkan mungkin jauh lebih penting dari pada tahap pembuatan kebijakan. Kebijakan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

3

2.2 Definisi BanjirBanjir menurut KBBI adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap

karena hujan turun terus-menerus; Air yang banyak dan mengalir deras pada musim hujan; Peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat.

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut.Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah hujan.

2.3 Dampak yang Ditimbulkan oleh Banjir1. Merugikan Secara Umum

Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir. Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu. Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang banjir.

2. Penyakit yang Timbul sebagai Dampak BanjirDampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan

kesehatan warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali mencemari lingkungan . Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

3. Mematikan UsahaDampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam

banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian. Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung

4

nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.

4. Kerugian AdministratifSering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian

material. Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya. Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir. Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu.

5. Kembali Ke Titik NolDampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan

masyarakat, instansi, sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang pula keluarga harus kehilangan segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya, juga pekerjaan.

Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak jarang mereka yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula karena mengalami depresi yang berat akibat tidak kuat menanggung beban dampak banjir untuk dirinya.

6. Bencana NasionalSering kali di negara kita tercinta ini terjadi bencana banjir besar atau banjir

bandang. Baru-baru ini juga terjadi di Sulawesi Utara tepatnya di Manado terjadi banjir bandang yang memakan korban manusia begitu banyak.

Kehidupan masyarakat yang teratur dan tentram tiba-tiba terkoyak gara-gara banjir. Penderitaan begitu jelas tergambar pada mereka yang harus mengalaminya. Pemerintah menetapkan sebagai bencana nasional.

Sebagai Warga negara yang memiliki kepedulian tinggi hampir semua warga negara Indonesia di daerah manapun berbondong untuk saling mengulurkan tangan untuk bisa berbagi agar dapat meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang terkena dampak banjir di Manado, Sulawesi Utara.

5

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tentang Banjir Kota ManadoKota Manado adalah salah satu kota yang cukup berkembang di Indonesia.

Secara geografis, Kota Manado terletak di antara 1º 30’ - 1º 40’ Lintang utara dan 124º 40’ - 126º 50’ Bujur Timur.Kota Manado berbatasan dengan : Sebelah Utara dengan : Kec. Wori (Kab. Minahasa Utara) & Teluk

Manado Sebelah Timur dengan : Kec. Dimembe (Kab. Minahasa Utara) dan Kec.

Pineleng (Kab, Minahasa) Sebelah Selatan dengan : Kec. Pineleng (Kab. Minahasa) Sebelah Barat dengan : Teluk Manado / Laut Sulawesi

Secara administratif Kota Manado terbagi atas sebelas kecamatan, yaitu Malalayang, Sario, Singkil, Tikala, Tuminting, Wanea, Wenang, Mapanget, Paal Dua, Bunaken, dan Bunaken Kepulauan. Berikut peta administrasi kota Manado (Gambar 1):

Sumber : BAPPEDA Kota ManadoKota Manado merupakan ibu kota dari Sulawesi Utara. Seiring dengan

berkembangnya kota Manado masalah yang terjadi di kota ini juga cukup banyak, salah satunya adalah masalah banjir.

6

Gambar 2. Banjir Bandang Kota Manado yang Menenggelamkan Ratusan Rumah.

Sumber : Merdeka.com diunduh pada 20/09/2015

Banjir di Kota Manado yang terjadi pada hari Rabu, 15 Januari 2014 menenghanyutkan sebanyak 565 rumah warga. Data itu disampaikan Walikota Manado, Vicky Lumentut sewaktu memberikan sambutan pada saat menghadiri acara Pemantauan atas penyerahan bantuan siswa miskin, Senin (20/1/2014).

"Selain itu ada 10.647 rumah yang rusak baik rusak berat, sedang maupun rusak ringan," kata Lumentut. Dia juga memaparkan hingga Senin pagi korban tewas akibat banjir di Manado tetap enam jiwa. Ada empat jembatan yang rusak. Banyak jalan raya juga yang rusak dan menganggu arus lalu lintas.

"Dari catatan sejarah dan penuturan para warga lanjut usia, ini merupakan bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Manado. Dari 11 kecamatan, 9 kecamatan diterjang banjir," tambah Lumentut.

Lumentut juga menjelaskan ada 87 gedung sekolah yang rusak dan fasilitasnya tidak bisa digunakan sehingga menganggu proses belajar mengajar. Sejauh ini tercatat ada 87.000 jiwa di Kota Manado yang sempat terendam banjir.

Dari enam pasar tradisional besar di Manado, hingga kini hanya ada satu pasar yang beroperasi. Hal itu menganggu perekonomian masyarakat Manado secara keseluruhan.

Menurut Lumentut, saat sekarang pemerintah kota dan jajarannya sedang fokus dalam penanganan paska bencana. "Kegiatan hari ini juga memberikan spirit baru bagi kami," kata Lumentut.

Selain Manado beberapa kabupaten di Sulawesi Utara tidak luput dari terjangan banjir yaitu Minahasa, Minahasa Utara, dan Minahasa Selatan (dikutip dari: KOMPAS.com)

7

Berikut peta terdampak banjir di sebagian Provinsi Sulawesi Utara (Gambar 3):

Sumber : geospasial.bnpb.go.id diunduh pada 20/09/2015

3.2 Dugaan Penyebab Masalah Banjir di Manado

Gambar 4. Salah satu rumah yang hanyut akibat banjir Januari 2014Sumber : Kompas.com

Menurut gubernur Sulawesi Utara Dr.Sinyo Harry Sarundajang (dikutip dari beritamanado.com) faktor penyebabnya:1. Pertama, Sulawesi Utara sudah penuh dengan dosa. Dalam perspektif teologis

seorang hamba Tuhan dari Botswana pada 2013 lalu telah menubuatkan akan ada malapetaka dan bencana yang akan menimpa Indonesia termasuk Sulut.

Dia menyebut daerah ini sudah penuh dengan dosa baik perzinahan sampai pakaian yang seronok yang kerap dipakai oleh remaja. Tuhan memperlihatkan banyak hal pada hamba Tuhan ini.

8

2. Kedua, Faktor antropologis Dibalik prestasi terbersit kebanggaan dan bisa bermuara pada kesombongan.Harusnya pemimpin di daerah ini selalu minta hikmat dan petunjuk dari Tuhan, kalau perlu ada tokoh agama seperti pendeta sebagai penasehat spiritual. Lihat saja hampir semua Presiden AS mulai dari George Washington sampai Barrack Obama memiliki pendeta sebagai penasehat kepresidenan. Sebut saja Rev Billy Graham hampir beberapa dekade berada di Gedung Putih.

3. Ketiga, Pengaruh alam, peristiwa yang terjadi tak lepas dengan namanya Geologis atau pengaruh bumi misalkan gempa bumi, gunung meletus, tsunami.

Selanjutnya yang dikenal dengan nama Klimatologis yakni faktor perubahan cuaca banjir, angin topan, badai, kebakaran hutan. Inilah fakta yang terjadi di lapangan.

4. Faktor keempat, faktor Etika, dimana manusia tak lagi menjaga alam ini. Lebih parah lagi sengaja mendirikan rumah dekat bantaran sungai. Padahal dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang lingkungan hidup, dimana bagi siapa saja yang mendirikan rumah dibantaran sungai maka yang bersangkutan bisa dipenjara 5 tahun dan denda Rp 1 M.

Lihat saja akibat kecerobohan manusia hingga membuang sampah sembarangan sehingga drainase tersumbat. Dibalik bencana dibutuhkan Rp 770 milyar untuk membangun infrastruktur yang rusak di Sulut.

Bahkan total kerugian seperti yang dilaporkan Gubernur SH Sarundajang mencapai Rp 1,8 Triliun. Sebetulnya Tuhan menciptakan ada yang perlu dijaga dan dilestarikan misalkan di kawasan Ring-road hampir semuanya sudah diratakan yang akan dijadikan kawasan bisnis dan perumahan akan tetapi tidak memikirkan antara impact and risk (dampak dan resiko) yang ditimbulkan.

Lumpur yang menerjang Manado rata-rata hampir dari kawasan ini. Kalau era 80-an dan 90-an tidak separah ini. Paling tidak yang terkena banjir hanya di beberapa tempat. Ingatkah anda saat badai Haiyan yang menerjang Philipina pada November lalu yang menewaskan 5900 lebih warga?.

Badai terebut merusak dan dicatat merupakan bencana ketiga, selanjutnya ada badai Katrina. Seperti yang diperkirakan Manado sepertinya terkena badai ini. Jika dilihat dari kerusakan yang ditimbulkan.

5. Faktor kelima, faktor kesombongan Tidak bisa dipungkiri lewat prestasi yang ditorehkan oleh Sulawesi Utara lewat 3 kali WTP dan Kota Manado 8 kali Adipura. Gubernur menjadikan tahun ini adalah tahun emas. Dibalik tahun emas hanya bencana yang terjadi. Dengan iven-iven internasional yang dibuat di daerah ini paling tidak muncul faktor kebanggaan pada intinya Jangan pernah mendahului Tuhan dalam segala hal tetap melibatkan Dia.

9

3.3 Kebijakan Publik dalam Upaya Penanggulangan Banjir di Manado

Gambar 5. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Drs. Freddy

H. Tulung, MUA saat menjadi Keynote Speech “Upaya Pemerintah dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana” di Manado, Sabtu (26/4/14)

Pasca bencana banjir bandang di Kota Manado tersebut, pemerintah Kota Manado membuat beberapa kebijakan berikut :1. Dalam rapat koordinasi dipimpin Wakil Gubernur Sulut, memutuskan bahwa

dalam penanganan banjir ini, diutamakan penanganan pengungsi, koordinasi antarinstansi, aktivasi dan struktur posko. Dimana, Kepala Pelaksana BPBD Sulut ditunjuk sebagai komandan tanggap darurat dan wakil, kepala Dinas Sosial Sulut.

2. Setelah itu setelah rapat tersebut, BNPB, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan langsung turun lapangan dengan mengirimkan bantuan logistik dan peralatan sebanyak 57,2 ton. Pengiriman menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU pada Jumat (17/1/14). Bantuan berupa tenda keluarga 6,9 ton, makanan pendamping asi 3,2 ton dan obat-obatan 150 kg.

3. Kemudian pada rapat tersebut juga disebutkan untuk esok hari (Sabtu, 18/1/14) akan diberangkatkan tiga Hercules TNI AU dan Minggu (20/1/14) dengan satu Hercules TNI AU membawa bantuan kidware 1.200 paket, family kit 4.000 paket, tenda gulung 2.000 lembar, tikar 1.000 lembar, paket kesehatan keluarga 500 paket, lauk pauk 5.000 paket, sandang 1.500 paket, dan lain-lain. (no 1-3 di kutip dari mongabay.co.id)

4. Selain itu pada Agustus 2014, Badan Pertanahan Nasional (BPN) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) membuat kebijakan dengan berinisiatif memfasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Manado untuk memperoleh lahan seluas 27 hektare guna membangun rumah para korban bencana banjir.

Sekretaris Daerah Kota Manado Haefrey Sendoh mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sulut dan pemerintah provinsi setempat untuk merealisasikan rencana tersebut.

“Lahan seluas 27 hektare itu berlokasi di daerah Pandu, Kecamatan Bunaken,” katanya, Senin (4/8/2014).

Menurut Haefrey, di lokasi tersebut nantinya akan dibangun sekitar 2.000 unit rumah bagi para korban yang tempat tinggalnya rusak berat akibat terjangan banjir bandang yang terjadi di Kota Manado pada awal tahun 2015.

10

Dalam pembahasan bersama Kantor Wilayah BPN Sulut diketahui bahwa tanah yang akan dijadikan tempat relokasi tersebut sebelumnya dikuasai oleh PT Norokonda dengan pemilik sahamnya adalah keluarga John Rahasia.

Total luas tanah tersebut mencapai 113,13 hektare, sedangkan 27 hektare di antaranya akan dijadikan sebagai lokasi pembangunan rumah bagi para korban bencana itu. Untuk itu, BPN bertugas sebagai fasilitator dalam hal ini.

Menurutnya, sebelumnya tanah tersebut memang dalam penguasaan PT Norokonda, tetapi izinnya sudah berakhir pada 31 Desember 2005. Perpanjangan izinnya hanya bisa dilakukan oleh BPN Sulut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Namun, Hak Guna Usaha Nomor 3/Pandu atas nama perusahaan tersebut tidak diperpanjang dan statusnya menjadi tanah negara, karena permintaan PT Norokonda tidak memenuhi syarat untuk diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Oleh karena itu, menurut Haefrey, BPN berinisiatif memfasilitasi Pemprov Sulut dan Pemkot Manado untuk mendapatkan tempat sebagai lokasi bagi para korban bencana untuk pindah dari tempat tinggal sementara sekarang (dikutip dari suluttoday.com)

5. Setelah itu, pada bulan desember 2014, Wakil Gubernur mengatakan “Pemerintah Kota Manado menganggarkan Rp 36 miliar untuk warga korban banjir bandang di Manado pada Januari 2014. Anggaran tersebut akan dibagikan kepada 10 ribu kepala keluarga yang terdata menjadi korban, dengan asumsi per kepala keluarga mendapatkan bantuan Rp 3,6 juta”.

Beliau juga mengatakan "Asumsi Rp 3,6 juta per kepala keluarga itu kami ambil dari bantuan yang berasal dari pusat. Jadi, kami anggarkan juga sama agar tidak ada kecemburuan," kata Wali Kota Manado G.S. Vicky Lumentut kepada Tempo, Senin, 8 Desember 2014.

Menurut pria yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia (APEKSI) ini, anggaran bantuan ini sendiri dialokasikan pada APBD Perubahan Kota Manado 2014. Dana tersebut mulai dicairkan pada pertengahan Desember 2014 (dikutip dari nasional.tempo.com)

6. Selain itu, Gubernur Sulut dalam wawancaranya dengan sindonews.com memaparkan bahwa pemerintah Kota Manado telah membuat kebijakan agar banjir bandang seperti telah terjadi sebelumnya tidak akan terjadi lagi. Kebijakan pemkot manado tersebut yaitu akan dilaksanakan normalisasi sungai pada tahun 2015 ini dengan syarat, pembebasan lahan rampung.

Data Balai Wilayah Sungai Sulawesi I menyebutkan, proses tender anggaran normalisasi sungai disiapkan Rp155 miliar dan dilakukan setelah pembebasan lahan DAS Tondano rampung.

7. Selanjutnya, sesuai target, normalisasi dilakukan  pada 2015 hingga 2017 sepanjang 1,7 km yang dibagi dua paket. Paket pertama, dari Jembatan Megawati hingga Jembatan Mahakam, paket kedua Jembatan Mahakam hingga muara Sungai Tikala. (no 6-7 dikutip dari : sindonews.com).

11

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanPada Rabu, 15 Januari 2014 yang lalu, wilayah Manado dan sekitarnya telah

dilanda banjir bandang yang terbesar dalam 14 tahun terakhir. Pasalnya, ketinggian banjir di beberapa tempat melebihi atap rumah, mencapai sekitar 3 – 4 meter atau 3 kali lebih tinggi dibanding genangan yang pernah terjadi sejak banjir terakhir yang terjadi pada tahun 2000.Derasnya sapuan air yang datang dari lima sungai besar yang meluap secara bersamaan mengakibatkan tidak kurang dari 40 ribu warga terpaksa harus mengungsi.

Peristiwa setahun lalu itu terus diingat warga Manado. Bahkan, ada yang trauma dengan bencana tersebut. Jelas ada kesedihan tersendiri mengenang tragedi 15 Januari 2014. Rabu itu, sekitar pukul 11.00, saat kebanyakan orang sedang beraktivitas, tiba-tiba wanita dan anak-anak menjerit ketakutan. Puluhan ribu warga panik dan berlarian menjauhi sungai, mencari tempat yang lebih tinggi.Kendaraan melaju kencang, hanyut, dan menabrak apa saja yang ada di depannya. Namun malang, luapan DAS Tondano itu tetap memorak-porandakan Manado kala itu.

Banjir bandang tersebut meninggalkan kepedihan mendalam. Bukan hanya kerugian infrastrukur dan korban jiwa, banjir ini juga sangat memberikan dampak yang negative seperti memutus arus transportasi, menutup pusat perbelanjaan, dan di wilayah pesisir, sejumlah nelayan turut terkena dampak cuaca buruk dan lumpuhnya ekonomi Kota Manado.

Oleh karena itu, pemerintah daerah maupun pemerintah membuat beberapa kebijakan dalam menangani masalah banjir tersebut. Dimana, kebijakan ini diharapkan dapat menanggulangi masalah banjir tersebut dan dapat mencegah agar banjir seperti itu tidak akan menimpa Sulawesi Utara lagi.

4.2 SaranUntuk menjamin agar pelaksanaan dari kebijakan – kebijakan tersebut benar-

benar mampu mengatasi masalah banjir yang ada di Sulawesi Utara, maka segenap instansi, lapisan masyarakat baik mahasiswa, LSM, Pers maupun para pengamat harus secara terus menerus memantau kinerja dari para pelaksana kebijakan agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan mereka sendiri, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi kunci penyelenggaraannya.

Bila semua instansi dapat menyelenggarakan tugas - tugasnya secara bersih dan ulet, maka kebijakan tersebut akan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang dibuat.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://beritamanado.com/ini-faktor-penyebab-bencana-di-sulut/http://daerah.sindonews.com/read/943750/25/banjir-landa-manado-1419900383http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2014/01/2014-01-16_Peta_terdampak_banjir_manado_A3.pdfhttp://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/08/058627019/manado-anggarkan-rp-36-m-untuk-korban-banjirhttp://regional.kompas.com/read/2014/01/20/1032579/Banjir.Manado.Hanyutkan.565.Rumah.http://www.suluttoday.com/2014/08/04/27-hektar-lahan-untuk-relokasi-korban-banjir-bandang-manado/www.mongabay.co.id/2014/01/17/banjir-bandang-manado-18-warga-tewas-1-000-an-rumah-rusak/

13