makalah kimia fisika pemicu 2 - kelompok 7
DESCRIPTION
makalah kimia fisika 2TRANSCRIPT
-
MAKALAH KIMIA FISIKA
KESETIMBANGAN KIMIA
KINETIKA KIMIA
KELOMPOK 7 KATALIS
Ahmad Hamidi
Ferdi Fajrian A.
Jeremia Jan Chandra Pranata
Julianto
Syafiq Rayza
Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
September 2014
-
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi .. ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II JAWABAN PEMICU 3
Pertanyaan 1 .. 3
Pertanyaan 2 .. 6
Pertanyaan 3 .. 11
Pertanyaan 4 .. 13
Pertanyaan 5 .. 14
Referensi iii
-
1
BAB I PENDAHULUAN
Kesetimbangan Kimia
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak-balik (reversibel) yang menunjukan
reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk
reaktan. Pada reaksi kesetimbangan, keadaan reaksinya secara mikroskopis
berlangsung terus-menerus (namun secara makroskopis reaksi diam/berhenti). Laju
reaksi ke arah kanannya akan sama dengan laju reaksi ke arah kirinya. Karena itu,
jumlah zat-zat pada saat kesetimbangnya itu akan tetap.
Entalpi dan Entropi
Entalpi (H) merupakan perubahan termal pada teknan yang konstan. Entalpi
didefinisikan sebagai jumlah dari energi dalam yang dimiliki suatu zat (E) dan kerja
yang dilakukan oleh tekanan-volume (PV). Dengan demikian, perubahan entalpi
merupakan perubahan energi dalam ditambah dengan kerja yang dilakukan oleh
tekanan dan volume (pada tekanan konstan).
= +
Nilai H yang positif menandakan sistem menyerap panas dari lingkungannya.
Sebaliknya, nilai H yang negatif menandakan sistem melepas panas ke
lingkungannya. Selain entalpi, kita juga mengenal entropi. Entropi merupakan
suatu ukuran yang menentukan keteraturan suatu sistem termodinamika (derajat
kekacauan). Perubahan entropi (S) adalah panas yang diserap sistem (qr) dibagi
temperatur mutlak (T). Satuan S adalah kalori/Kelvin atau entropy unit (eu).
=
Derajat Disosiasi
Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Derajat
disosiasi () yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah
zat mula-mula
=jumlah mol zat yang terdisosiasi
jumlah mol zat mula mula
Asas Le Chattelier
Ketika suatu kesetimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi pada
sistem, maka posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir adanya
perubahan pada sistem
-
2
Energi Bebas Helmholtz
Persamaan ini berlaku saat temperatur (T) dan volume (V) konstan
A = E TS
Energi Bebas Gibbs
Persamaan ini berlaku saat temperatur (T) dan tekanan (P) konstan
G = H TS
Di mana:
A= energi bebas helmholtz
E = energi internal
T = Temperaur
S= entropi
G= energi bebas Gibbs
H = entalpy
Persamaan Gibbs-Helmholtz
G = + [()
]P
Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per
satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang
kita ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti,
selama reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan
dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji
dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut:
A B
laju reaksi = [A] / t atau laju reaksi = + [B] / t
Tanda (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan
Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk
Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang
digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju
reaksi akan meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai
konstanta laju reaksi (k). Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju
reaksi dengan konsentrasi reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi
berlangsung cepat walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil.
Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan
stoikiometri maupun koefisien reaksi.
-
3
BAB II JAWABAN PEMICU
Pertanyaan 1
a. Reaksi pembentukan NO, berdasarkan persamaan reaksi di atas, merupkan
reaksi kesetimbangan. Berikanlah penjelasan tentang perbedaan reaksi
kesetimbangan dengan reaksi bentuk lain.
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak-balik (reversibel) yang menunjukan
reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk
reaktan. Arah panah persamaan reaksinya dua arah, yaitu ke arah kanan (ke produk)
dan ke arah kiri (ke reaktan). Pada reaksi kesetimbangan, keadaan reaksinya secara
mikroskopis berlangsung dinamis / terus-menerus / tidak berhenti (namun secara
makroskopis reaksi diam atau berhenti). Laju reaksi ke arah kanannya akan sama
dengan laju reaksi ke arah kirinya. Oleh karena itu, jumlah zat-zat pada saat
kesetimbangnya itu akan tetap.
Jumlah zat-zat pada beberapa awal reaksi dari reaksi kesetimbangan yang sama
dibuat bervariasi maka akan diperoleh perbandingan jumlah zat-zat yang sama saat
kesetimbangannya. Dari perbandingan jumlah zat-zat masing-masing saat
setimbang yang sama tersebut diperoleh nilai tetapan kesetimbangan (K).
Le Chatelier menyebutkan, "jika suatu reaksi kesetimbangan diganggu dari luar
(konsentrasi zat-zat yang ada dalam reaksi kesetimbangan itu ditambah atau
dikurangi), maka reaksi kesetimbangan akan memberikan aksi terhadap gangguan
tersebut." Aksi yang diberikan oleh reaksi kesetimbangan adalah dengan
pergeseran kesetimbangan (arah reaksi kesetimbangan bergeser entah ke arah
kanan atau ke arah kiri). Tujuan aksi yang diberikan tersebut adalah supaya
perbandingan jumlah zat-zat saat kesetimbangan setelah dengan sebelum adanya
gangguan dari luar itu tetap sama. Dengan demikian harga tetapan kesetimbangan
(K) setelah dan sebelum adanya gangguan dari luar akan tetap sama.
b. Ketika menjelaskan tentang reaksi kesetimbangan, kita selalu melibatkan
suatu konstanta yang dikenal dengan konstanta kesetimbangan. Berikanlah
penjelasan mengenai konstanta kesetimbangan tersebut, persamaan yang
menghubungkan antara berbagai jenis konstanta kesetimbangan dan
hubungannya dengan energi Bebas Gibbs.
Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien
reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya. Tetapan
kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu tertentu. Jika reaktan dan
produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan ditulis dengan
simbol Kc. Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial ditulis
dengan simbol Kp. Pada reaksi heterogen, tetapan kesetimbangan tidak
menyertakan zat yang berwujud padat atau cair. Tetapan kesetimbangan memiliki
beberapa manfaat antara lain yaitu:
-
4
1. Meramalkan reaksi kesetimbangan secara kualitatif. Jika harga Kc besar
maka reaksi kesetimbangan banyak mengandung produk, dan sebaliknya.
2. Meramalkan arah reaksi kesetimbangan. Jika Q > Kc maka reaksi
berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi produk dan
reaktan pada keadaan apapun.
3. Menghitung konsentrasi pada reaksi kesetimbangan.
Tetapan Kesetimbangan (KC)
aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)
= [] []
[] []
Kc = tetapan kesetimbangan
[ ]n = Konsentrasi (aq) atau (g) dipangkatkan dengan koefisien dalam persamaan
reaksi yang sudah setimbang.
Pada perhitungan rumus Kc zat yang dimasukan dalam pehitungan hanyalah zat
dengan wujud (aq) atau zat yang berwujud (g).
Tetapan Kesetimbangan Kp
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
= ()
()
() ()
Pada saat kesetimbangan, gas-gas A, B, C dan D bercampur dalam suatu ruangan
tertentu dan menimbulkan tekanan tertentu. Tekanan tersebut adalah tekanan total
yang ditimbulkan oleh campuran gas-gas tersebut. Masing-masing gas memiliki
apa yang disebut tekanan parsial, yaitu tekanan yang ditimbulkan apabila gas itu
sendiri yang berada dalam ruangan. Jika tekanan total adalah P, dan masing-masing
tekanan parsial gas adalah pA, pB, pC dan pD, maka
= + + +
Tekanan parsial gas-gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas-gas tersebut. Gas
yang jumlah molnya tinggi akan memiliki tekanan parsial yang besar.
=
Tetapan Kesetimbangan mol fraksi (Kx)
= []
[]
[][]
-
5
Hubungan Kp dan Kx: =
() ()
() ()
= ( . )
( . )
(. ) (. )
= ()
Hubungan Kp dan Kc
Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi. Persamaan gas ideal:
=
=
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
= ( [] ) ( [] )
( [] ) ( [] )
= ()
dengan R = 0,082 L.atm./mol.K
T = (toC + 273 ) K
n = (c + d) (a + b)
Hubungan Tetapan Kesetimbangan dengan Energi Gibbs
Dengan menghubungkan persamaan Hukum II Termodinamika mengenai energi
bebas Gibbs dan kaitannya dengan persamaan gas ideal, maka diperoleh hubungan:
= (
)
Dengan memilih nilai Q pada keadaan standar, pada saat semua konsentrasi
1 M (atau tekanan 1 atm), maka nilai ln Q = 0 dan G = G0, sehingga:
=
Pada setiap kondisi selain sistem kesetimbangan, kespontanan reaksi dapat
pula ditentukan:
= +
Q < K, 0)
> 0)
-
6
c. Dengan memanfaatkan nilai konstanta kesetimbangan, kita dapat
menentukan komposisi atau fraksi dari setiap spesi reaksi. Dari persaman
reaksi pembentukan NO di atas, turunkanalah suatau persmaan yang
menghubungkan antara konstanta kesetimbangan dengan fraksi spesi reaktan
maupun produk, berikanlah langkah-langkah penyelesaianya dan tentukan
fraksi NO pada saat tercapai kesetimbangan.
massa awal N2 = 5,0 g , suhu = 2300 K
massa awal O2 = 2,0 g , Volume = 1 dm3
Kp = 1,69 x 10-3
Penurunan rumus fraksi NO2
= [2]
2
[2]1[2]
1
= (2 . )
2
(2 . )1(2 . )
1
= (2)
2
(2)1(2)
1
2 = (2)1(2)
1
Nilai fraksi NO2
N2 (g) + O2 (g) 2NO(g)
M 0,18 0,0625 -
Rx 2
S 0,18- 0,0625- 2 mol total = 0,2425 mol
2 = (2)1(2)
1
(2
0,2425) = 1,69 103 (
0,0,625
0,2425) (
0,18
0,2425)
2 = 0,01748
Pertanyaan 2
a. Dari bacaan sebelumnya diketahui bahwa NO2 dapat terbentuk dari reaksi
NO dengan oksigen. Berikanlah penjelasan hubungan antara nilai konstanta
kesetimbangan reaksi pembentukkan NO2 dari NO dan penguraian NO2
kembali menjadi NO seperti reaksi diatas, dan bagaimanakah nilai konstanta
kesetimbangan jika reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
2NO2(g) 2NO(g) + O2(g)
-
7
Reaksi pembentukan NO2 dari NO dan O2
() +
() ()
1 =
(2)1
2
Reaksi penguraian NO2 menjadi NO dan O2
() () +
()
2 = (2)
1
2
Maka
1 = 1
2
Untuk reaksi:
() () + ()
3 =()
2 2
( )2
3 = (2)2 = (
1
1)
2
b. Derajat disosiasi dari suatu reaksi disosiasi dapat ditentukan dengan
memanfaatkan nilai konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu atau
sebaliknya. Turunkanlah persamaan yang menghubungkan derajat disosiasi
dengan konstanta kesetimbangan, dan berikanlah langkah-langkah
penyelesaian untuk menentukan nilai konstanta kesetimbangan dari reaksi
penguraian NO2 pada setiap suhu yang diberikan!
T,K 457 552 767 903
NO2 decomposed % 5,0 13,0 56,5 99,0
Misalkan: - Jumlah mol NO2 mula mula = x
- Derajat disosiasi = , maka
NO2(g) NO(g) + 1
2 O2(g)
Mula-mula: x
Reaksi : -x x 1
2 x
Setimbang: x-x x 1
2 x
Mol total setelah setimbang = ( x-x) + (x) + ( 1
2 x) = x +
1
2 x
Fraksi NO2 = xx
x + 1
2 x
= x (1)
x (1+ 1
2 )
= (1)
(1+ 1
2 )
-
8
Fraksi NO = x
x + 1
2 x
= x
x (1+ 1
2 )
=
(1+ 1
2 )
Fraksi O2 =
1
2 x
x + 1
2 x
= x
1
2
x (1+ 1
2 )
=
(2+ )
Karena ketiga senyawa berada pada fasa gas, maka untuk mencari konstanta
kesetimbangannya yang digunakan adalah perbandingan tekanan parsial produk
dengan tekanan parsial reaktan.
K = [] [2]
12
[2]
K =
[
(1+ 12
) ] [
(2+ ) ]
12
[(1)
(1+ 12
) ]
K = [
(1 ] [
(2+ ) ]
1
2
Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dicari nilai konstanta
kesetimbangan dari setiap suhu yang diberikan dengan memasukkan nilai derajat
disosiasinya ():
Untuk T = 457 K
K = [
(1 ] [
(2+ ) ]
1
2= [
0.05
(10.05 ] [
0.05
(2+ 0.05) ]
1
2= 8.22 x 10-3
Untuk T = 552 K
K = [
(1 ] [
(2+ ) ]
1
2= [
0.13
(10.13 ] [
0.13
(2+ 0.13) ]
1
2= 3.7 x 10-2
Untuk T = 767 K
K = [
(1 ] [
(2+ ) ]
1
2 = [
0.565
(10.565 ] [
0.565
(2+ 0.565) ]
1
2= 0.61
Untuk T = 903 K
K = [
(1 ] [
(2+ ) ]
1
2 = [
0.99
(10.99 ] [
0.99
(2+ 0.99) ]
1
2= 56.97
-
9
c. Berikanlah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip Le ChatellIer-Braun
tersebut. Bagaimanakah hubungannya dengan nilai konstanta kesetimbangan
untuk setiap pengaruh yang diberikan?
Prinsip Le Chatellier-Braun
Adanya perubahan suhu pada sistem akan menggeser kesetimbangan. Pergeseran
kesetimbangan bertujuan agar sistem kembali pada suhu awalnya. Bila pada sistem
kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah
yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).Bila pada sistem
kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah
yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
Jika ditinjau dari konstanta kesetimbangannya, pengaruh suhu dapat dilihat pada
persamaan berikut:
Go = -RT ln K = Ho - TSo
ln K = 0
1
-
S0
Pada persamaan terlihat bahwa K ~ 1
, dimana semakin besar temperatur maka
nilai konstanta akan semakin besar. Seperti yang kita ketahui bahwa suhu dapat
mempengaruhi laju dari suatu reaksi, dalam hal ini yaitu reaksi dekomposisi.
Dekomposisi akan berjalan lebih cepat dan besar apabila dilangsungkan pada suhu
yang lebih tinggi karena ikatan antar atom pada molekul yang akan didekomposisi
akan lebih mudah putus dan menyebabkan terbentuknya molekul baru yang lebih
sederhana dengan waktu yang cepat dan jumlah yang lebih banyak. Hal ini juga
telah terbukti dalam soal sebelumnya dimana kenaikan suhu akan meningkatkan
konstanta kesetimbangan.
d. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta
kesetimbangan dengan perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz.
Turunkanlah persamaan tersebut menjadi persamaan yang lebih sederhana
jika kita asumsikan bahwa perubahan entalpi reaksi adalah tetap. Dan
bagaimana bentuk persamaan nya jika perubahan entalpi reaksi juga
dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta kesetimbangan
dengan perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz, yaitu
G = H + T [()
]P
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan untuk melihat dan membuktikan
hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan perubahan suhu, yaitu
Ketika suatu kesetimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi
pada sistem, maka posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir
adanya perubahan pada sistem
-
10
=
+ [
()
]P
(
)
=
2+ 0
= 2 [(
)
]
= 1
1
2
[ (
)
]
= 1
(1
)
[ (
)
]
=
(1
)
[ (
)
]
= (
)
(1
)
[1]
Untuk melanjutkan persamaan diatas, dibutuhkan persamaan bantuan yaitu:
G0 = - RT ln K
0
= - R ln K [2]
Subtitusi persamaan [2] ke persamaan [1]
0 = (
)
(1
)
0 = ( ln )
(1
)
0
=
(ln )
(1
)
ln =
(2)
(1)
0
(
1
)
2
1
ln(2)
(1) = -
0
(
1
2
1
1)
-
11
Pertanyaan 3
a. Turunkan persamaan yang menghubungkan konstanta kesetimbangan
dengan densitas gas, dan kemudian tentukan derajat disosiasi reaksi N2O4!
Reaksi disosiasi berikut terjadi pada suhu 25oC, tekanan 0,597 bar, dan diketahui
densitas gas 1,477 gram/liter. Basis 1 mol gas N2O4.
N2O4 (g) 2 NO2 (g)
M 1 -
Rx 2
S 1- 2 Mol total saat setimbang: 1- + 2 = 1+
Massa molekul relatif berbanding lurus dengan densitas.
=
= 24 24 + 2 2
Pada tekanan dan suhu yang sama, maka
= 24 24 + 2 2
= 24 24 + (1 24) 2
= 24 24 + 2 24 2
= 24 (24 2) + 2
24 = 2
24 2
24 = 1
1 +
= (
2
1+ )
2
(1
1+ )
= 42
1 2
24 =
= 0,589 92 /
0,082
298
= 2,22 /
2 =
= 0,589 46 /
0,082
298
= 1,11 /
24 = 2
24 2=
(1,477 1,11) /
(2,22 1,11)/=
1
3
24 = 1
1 +
= ,
-
12
= (
2
1+ )
2
(1
1+ )
= 42
1 2
= 4(0,5)2
1 (0,5)2 0,597
= 4
3 0,597
= 0,796 = 0,786
b. Penambahan gas inert ke dalam sistem reaksi dapat mempengaruhi
konstanta kesetimbangan. Berikanlah penjelasan mengenai pengaruh
tersebut dan bagaimana dengan derajat disosiasi dari reaksi di atas?
Penambahan gas inert pada reaksi tidak mengubah nilai konstanta kesetimbangan
termodinamika (Ka), tetapi dapat mengubah nilai koefisien aktivitas (). Dengam
demikian, nilai K dan nilai Kp ikut berubah.
Ka = K . Kp
Jika perubahan nilai Kp diabaikan dalam perhitungan maka penambahan gas inert
tetap dapat menyebabkan
a. Tekanan total pada perhitungan Kp = Tekanan total awal tekanan parsial
gas inert (Ptotal akhir = Ptotal awal Px)
b. Tekanan parsial dari gas-gas lainnya berubah
c. Derajat disosiasi reaksi berubah
d. Konsentrasi reaktan dan produk menjadi lebih encer
Contoh kasus:
Reaksi di bawah ini memiliki nilai Kp = 0,0444 pada suhu 394,8C dengan tekanan
total saat setimbang sebesar 1 atm. Tentukan derajat disosiasinya ()!
Basis 1 mol COCl2 mula-mula.
COCl2 (g) CO(g) + Cl2 (g)
M 1 - -
Rx
S 1-
Mol total saat setimbang: (1- ) + + = 1+
= (
1+ )
2
(1
1+ )
= 2
1 2
0,0444 = 2
1 2 1
2 = 0,0444 0,04442
1,04442 = 0,0444
= 0,206
-
13
Jika suatu gas inert (N2) dengan tekanan parsial 0,4 atm dari 1 atm tekanan total
ditambahkan, tentukan derajat disosiasinya ()!
= 2
= 1 0,4 = 0,6
= (
1+ )
2
(1
1+ )
= 2
1 2
0,0444 = 2
1 2 0,6
0,0740 = 2
1 2
2 = 0,0740 0,07402
1,07402 = 0,0740
= 0,262 Pada nilai Kp yang dianggap sama, penambahan gas inert mengubah derajat disosiasi reaksi
dari 0,206 menjadi 0,262.
Pertanyaan 4
Reaksi yang melibatkan NO2 diatas merupakan reaksi kesetimbangan
homogen dalam fasa gas. Seperti yang kita ketahui, reaksi kesetimbangan
homogen bisa saja terjadi dalam fasa cair, seperti reaksi berikut ini:
Fruktosa-1,6-difosfat gliseraldehid-3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
Atau dalam bentuk reaksi kesetimbangan heterogen seperti di bawah ini:
CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)
Bagaimanakah persamaan konstanta kesetimbangan dari dua reaksi di atas?
Jelaskan perbedaannya dengan reaksi kesetimbangan dalam fasa gas.
Kc = [gliseraldehid3fosfat][dihidroksiaseton fosfat]
[Fruktosa1,6difosfat] Kp = [CO2]
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua komponennya satu
fase. Kesetimbangan homogen dapat berupa fase gas maupun larutan. Pada soal
diatas diberikan contoh reaksi N2O4 (g) 2NO2 (g)
Kp = [NO2]
2
[24]
Dalam fasa gas, dapat digunakan tetapan kesetimbangan Kp (berbasis pada
Tekanan Parsial) maupun Kc (berbasis pada Molaritas).
Dalam fasa larutan, digunakan tetapan kesetimbangan Kc (berbasis pada Molaritas)
(Kp tidak dapat digunakan karena Kp menggunakan tekanan parsial dari masing-
masing gas).
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang komponennya terdiri dari
dua fase atau lebih. Kesetimbangan heterogen dapat berupa padat-gas, cair-gas, dan
padat-cair. Pada perhitungan tetapan kesetimbangan ini jika zat dalam fasa padat
-
14
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan dikarenakan persamaan tetapan
kesetimbangan hanya mengandung suku-suku yang konsentrasi atau tekanan
parsial berubah selama reaksi berlangsung. Dikarenakan komposisi tidak berubah
sekalipun ada ikut dalam reaksi kimia, padatan murni dan cairan murni tidak
diperhitungkan dalam persamaan tetapan kesetimbangan.
Pertanyaan 5
a. Jika dalam reaksi kesetimbangan kita mengenal istilah konstanta
kesetimbangan, maka dalam kinetika reaksi kimia dikenal istilah konstanta
laju reaksi. Berikanlah penjelasan mengenai hubungan antara dua konstanta
tersebut. Dan turunkanlah persamaan laju reaksi untuk reaksi pembentukan
NO? Bagaimanakah bentuk persamaan laju reaksi untuk jenis reaksi lain?
aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)
= [] []
[] []
Untuk reaksi elementer dimana orde = koefisien, maka
= [] []
Maka
= [] []
1
22 () +
1
22 () () maka = [2]
1/2 [2]1/2
Persamaan umum laju reaksi
aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)
= [] []
b. Berikanlah penjelasan mengenai metode yang dapat digunakan untuk
menentukan persamaan laju reaksi. Jika pada reaksi dekomposisi C2H4O
menjadi CH4 dan CO dalam fasa gas, data yang dikumpulkan dari hasil
percobaan adalah data perubahan tekanan setiap waktu seperti dibawah ini:
t, menit P, mmHg
0 116.51
5 122.56
7 125.72
9 128.74
12 133.23
18 141.37
-
15
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan laju reaksi adalah
metode isolasi. Jika suatu reaksi hanya memiliki satu reagen, persamaan laju reaksi
dapat ditentukan dengan fungsi konsentrasi. Jika reagen konsentrasinya dilipat
duakan dan laju reaksinya menjadi dua kalinya, maka dapat diasumsikan bahwa
reaksi yang terjadi adalah orde 1. Dan jika reagen konsentrasinya dilipat duakan
dan lajunya menjadi empat kalinya, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi orde 2.
Jika suatu reaksi memiliki lebih dari dua reagen, maka cara pengukurannya adalah
dengan mengkonstankan konsentrasi dari reagen lain selain yang ingin diuji.
Kemudian dicari hubungannya dengan konsentrasi, lakukan berulang dan orde
reaksi tiap reagen dapat ditentukan. Maka dari soal tersebut, yang diketahui adalah
tekanan awal dari C2H4O, dan karena wujud dari reagen adalah gas. Maka
perbandingan mol akan sama dengan perbandingan tekanan (hukum gas ideal).
C2H4O(g) CH4(g) + CO(g)
Tekanan Mula Mula: 116.51
Tekanan Reaksi: x x x
Tekanan Parsial: 116.51-x x x
Neraca tekanan total: 116.51-x+x+x = 116.51 + x
Untuk t=5 menit 116.51 + x = 122.56 maka x = 6.05
P C2H4O 116.51 6.05 = 110.46
Untuk t=7 menit 116.51 + x = 125.72 maka x = 9.21
P C2H4O 116.51 9.21 = 107.3
Untuk t=9 menit 116.51 + x = 128.74 maka x = 12.23
P C2H4O 116.51 12.23= 104.28
Untuk t=12 menit 116.51 + x = 133.23 maka x = 16.72
P C2H4O 116.51 16.72= 99.79
Untuk t=18 menit 116.51 +x = 141.37 maka x = 24.86
P C2H4O 116.51 24.86= 91.65
Orde 0
Persamaan orde reaksi adalah orde 0 adalah
= []0
=
=
=
=
-
16
Po P
116.51 116.51 0
116.51 110.46 6.05
116.51 107.30 9.21
116.51 104.28 12.23
116.51 99.79 16.72
116.51 91.65 24.86
Mencari nilai k dengan plotting
T (sekon)
0 0
6.05 300
9.21 420
12.23 540
16.72 720
24.86 1080
Orde 1
Jika diasumsikan reaksi adalah orde 1 maka dengan persamaan orde satu:
= []
= []
= []
1
[] =
ln
=
Table Hubungan P dan Po
Po P ln
116.51 116.51 0
y = 0.0234x - 0.4114R = 0.9984
-5
0
5
10
15
20
25
30
0 200 400 600 800 1000 1200
Orde 0
-
17
116.51 110.46 -0.053
116.51 107.30 -0.082
116.51 104.28 -0.11
116.51 99.79 -0.155
116.51 91.65 -0.24
Mencari nilai K dengan plotting
ln / T (sekon)
0 0
0.053 300
0.082 420
0.11 540
0.155 720
0.24 1080
Ploting dengan persamaan Grafik
Asumsi bahwa reaksi adalah orde 2
= []2
= []2
= []2
1
[]2 =
1
[]
1
[]=
1
[]
1
[]
1
[]
1
[]
0.0086 0.0086 0
0.00905 0.0086 0.00045
0.00932 0.0086 0.00072
y = 0.0002x - 0.0086R = 0.9953
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0 200 400 600 800 1000 1200
Orde 1
-
18
0.0096 0.0086 0.001
0.01 0.0086 0.0014
0.011 0.0086 0.0024
Mencari nilai K dengan plotting
1
[]
1
[]
T (sekon)
0 0
0.00045 300
0.00072 420
0.001 540
0.0014 720
0.0024 1080
Ploting dengan persamaan Grafik
Berdasarkan hasil ploting grafik dan mencari nilai fungsinya, didapat bahwa
ternyata orde reaksi yang lebih cocok dengan reaksi dengan memperhatikan nilai
2 mendekati satu adalah orde reaksi 0. Sehingga nilai K untuk orde reaksi
dekomposisi C2H4O adalah k = 0.0234 / sekon.
c. Hubungan antara konstanta laju rekasi dengan suhu digambarkan oleh
vant Hoff dan Arrhenius dalam bentuk =
. Jelaskan bagaimana
cara menentukan energy aktivasi dari suatu reaksi dan berikan satu contoh!
=
=
ln
=
maka ln
=
Salah satu contoh dapat diambil pada soal b (asumsi bahwa nilai A sangat kecil,
dan reaksi pada suhu 25oC), maka 0.082 298 ln 0.0234 =
= 91.76 /
y = 2E-06x - 0.0002R = 0.9837
-0.001
0
0.001
0.002
0.003
0 200 400 600 800 1000 1200
Orde 2
-
19
d. Salah satu manfaat mempelajari kinetika adalah kita dapat menurunkan
satu persamaan laju untuk beberapa tahap reaksi, yang biasa dikenal dengan
reaksi rantai. Contohnya adalah reaksi pembentukan HBr dari H2 dan Br2.
Berikanlah langkah-langkah yan jelas untuk dapat menurunkan persamaan
laju reaksi dari reaksi tersebut.
Reaksi yang terjadi untuk pembentukan HBr terdiri dari 5 reaksi, yaitu:
(1) Br2 2Br
(2) Br- + H2 HBr + H+
(3) H+ + Br2 HBr + Br-
(4) H+ + HBr H2 + Br-
(5) 2 Br- Br2
Berdasarkan mekanisme tersebut, maka HBr terbentuk pada reaksi 2 dan 3, dan
tereaksi pada reaksi 4. Maka laju pembentukan HBr adalah
[]
= 2[][2] + 3[][2] 4[][]
Dan dengan asumsi bahwa laju pembentukan H dan Br dalam steady state maka,
[]
= 2[][2] 3[][2] 4[][] = 0
[]
= 1[2] 2[2][] + 3[][2] + 4[][] 5[]2 = 0
Setelah disubtitusi diperoleh persamaan,
1[2] = 5[]2
[] = (1
5[2])
0.5
Subtitusi konsentrasi Br pada persamaan H didapat
2[][2] = [](3[2] + 4[])
[] =2 (
1
5[2])
0.5
[2]
(3[2] + 4[])
Setelah itu, disubtitusi pada persamaan laju pembentukan HBr
[]
= 2[][2] + 3[][2] 4[][]
[]
= 2[][2] + [](3[2] 4[])
[]
= 2 (
1
5[2])
0.5
[2] +2 (
1
5[2])
0.5
[2]
(3[2] + 4[])(3[2]
4[])
-
20
[]
=
2 (1
5[2])
0.5[2](3[2] + 4[])
3[2] + 4[]
+2 (
1
5[2])
0.5
[2]
(3[2] + 4[])(3[2] 4[])
[]
=
23[2]2 (1
5[2])
0.5
[2]
3[2] + 4[]
Bentuk sederhana ( Komponen penyebut dan pembilang di bagi dengan 3[2]
[]
=
22[2] (1
5[2])
0.5
1 +4[]
3[2]
Dan jika nilai k semuanya disederhanakan sesuai dengan persamaan
22(1
5)0.5 =
4
3=
Maka persamaan menjadi
[]
=
[2][2]0.5
1 + []
[2]
-
iii
REFERENSI
Atkins, Peter., dan de Paula, Junior. 2006. Physical Chemistry 8th Ed.
New York: Oxford University Press.
Brady, James. 1990. Kimia Universitas: Asas dan Struktur. New
York: St. Johns University.
Castella, G.W. 1983. Physical Chemistry, 3rd Ed. Singapore: Addison-
Wesley Publishing Company.
Maron, Samuel H., dan Lando, Jerome. 1965. Fundamental of
Physical Chemistry. New York: Maxmillan Publishing Co.,
Inc.
Moore, W.J. 1972. Physical Chemistry. New Jersey: Prentice hall Inc.