makalah kimia fisika pemicu 2 - kelompok 7

23
MAKALAH KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN KIMIA KINETIKA KIMIA KELOMPOK 7 KATALIS Ahmad Hamidi Ferdi Fajrian A. Jeremia Jan Chandra Pranata Julianto Syafiq Rayza Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia September 2014

Upload: annisa-larasati

Post on 04-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah kimia fisika 2

TRANSCRIPT

  • MAKALAH KIMIA FISIKA

    KESETIMBANGAN KIMIA

    KINETIKA KIMIA

    KELOMPOK 7 KATALIS

    Ahmad Hamidi

    Ferdi Fajrian A.

    Jeremia Jan Chandra Pranata

    Julianto

    Syafiq Rayza

    Departemen Teknik Kimia

    Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia

    September 2014

  • ii

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi .. ii

    BAB I PENDAHULUAN ... 1

    BAB II JAWABAN PEMICU 3

    Pertanyaan 1 .. 3

    Pertanyaan 2 .. 6

    Pertanyaan 3 .. 11

    Pertanyaan 4 .. 13

    Pertanyaan 5 .. 14

    Referensi iii

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    Kesetimbangan Kimia

    Reaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak-balik (reversibel) yang menunjukan

    reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk

    reaktan. Pada reaksi kesetimbangan, keadaan reaksinya secara mikroskopis

    berlangsung terus-menerus (namun secara makroskopis reaksi diam/berhenti). Laju

    reaksi ke arah kanannya akan sama dengan laju reaksi ke arah kirinya. Karena itu,

    jumlah zat-zat pada saat kesetimbangnya itu akan tetap.

    Entalpi dan Entropi

    Entalpi (H) merupakan perubahan termal pada teknan yang konstan. Entalpi

    didefinisikan sebagai jumlah dari energi dalam yang dimiliki suatu zat (E) dan kerja

    yang dilakukan oleh tekanan-volume (PV). Dengan demikian, perubahan entalpi

    merupakan perubahan energi dalam ditambah dengan kerja yang dilakukan oleh

    tekanan dan volume (pada tekanan konstan).

    = +

    Nilai H yang positif menandakan sistem menyerap panas dari lingkungannya.

    Sebaliknya, nilai H yang negatif menandakan sistem melepas panas ke

    lingkungannya. Selain entalpi, kita juga mengenal entropi. Entropi merupakan

    suatu ukuran yang menentukan keteraturan suatu sistem termodinamika (derajat

    kekacauan). Perubahan entropi (S) adalah panas yang diserap sistem (qr) dibagi

    temperatur mutlak (T). Satuan S adalah kalori/Kelvin atau entropy unit (eu).

    =

    Derajat Disosiasi

    Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Derajat

    disosiasi () yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah

    zat mula-mula

    =jumlah mol zat yang terdisosiasi

    jumlah mol zat mula mula

    Asas Le Chattelier

    Ketika suatu kesetimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi pada

    sistem, maka posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir adanya

    perubahan pada sistem

  • 2

    Energi Bebas Helmholtz

    Persamaan ini berlaku saat temperatur (T) dan volume (V) konstan

    A = E TS

    Energi Bebas Gibbs

    Persamaan ini berlaku saat temperatur (T) dan tekanan (P) konstan

    G = H TS

    Di mana:

    A= energi bebas helmholtz

    E = energi internal

    T = Temperaur

    S= entropi

    G= energi bebas Gibbs

    H = entalpy

    Persamaan Gibbs-Helmholtz

    G = + [()

    ]P

    Laju Reaksi

    Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per

    satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang

    kita ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti,

    selama reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan

    dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji

    dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.

    Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut:

    A B

    laju reaksi = [A] / t atau laju reaksi = + [B] / t

    Tanda (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan

    Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

    Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang

    digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju

    reaksi akan meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai

    konstanta laju reaksi (k). Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju

    reaksi dengan konsentrasi reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi

    berlangsung cepat walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil.

    Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan

    stoikiometri maupun koefisien reaksi.

  • 3

    BAB II JAWABAN PEMICU

    Pertanyaan 1

    a. Reaksi pembentukan NO, berdasarkan persamaan reaksi di atas, merupkan

    reaksi kesetimbangan. Berikanlah penjelasan tentang perbedaan reaksi

    kesetimbangan dengan reaksi bentuk lain.

    Reaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak-balik (reversibel) yang menunjukan

    reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk

    reaktan. Arah panah persamaan reaksinya dua arah, yaitu ke arah kanan (ke produk)

    dan ke arah kiri (ke reaktan). Pada reaksi kesetimbangan, keadaan reaksinya secara

    mikroskopis berlangsung dinamis / terus-menerus / tidak berhenti (namun secara

    makroskopis reaksi diam atau berhenti). Laju reaksi ke arah kanannya akan sama

    dengan laju reaksi ke arah kirinya. Oleh karena itu, jumlah zat-zat pada saat

    kesetimbangnya itu akan tetap.

    Jumlah zat-zat pada beberapa awal reaksi dari reaksi kesetimbangan yang sama

    dibuat bervariasi maka akan diperoleh perbandingan jumlah zat-zat yang sama saat

    kesetimbangannya. Dari perbandingan jumlah zat-zat masing-masing saat

    setimbang yang sama tersebut diperoleh nilai tetapan kesetimbangan (K).

    Le Chatelier menyebutkan, "jika suatu reaksi kesetimbangan diganggu dari luar

    (konsentrasi zat-zat yang ada dalam reaksi kesetimbangan itu ditambah atau

    dikurangi), maka reaksi kesetimbangan akan memberikan aksi terhadap gangguan

    tersebut." Aksi yang diberikan oleh reaksi kesetimbangan adalah dengan

    pergeseran kesetimbangan (arah reaksi kesetimbangan bergeser entah ke arah

    kanan atau ke arah kiri). Tujuan aksi yang diberikan tersebut adalah supaya

    perbandingan jumlah zat-zat saat kesetimbangan setelah dengan sebelum adanya

    gangguan dari luar itu tetap sama. Dengan demikian harga tetapan kesetimbangan

    (K) setelah dan sebelum adanya gangguan dari luar akan tetap sama.

    b. Ketika menjelaskan tentang reaksi kesetimbangan, kita selalu melibatkan

    suatu konstanta yang dikenal dengan konstanta kesetimbangan. Berikanlah

    penjelasan mengenai konstanta kesetimbangan tersebut, persamaan yang

    menghubungkan antara berbagai jenis konstanta kesetimbangan dan

    hubungannya dengan energi Bebas Gibbs.

    Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien

    reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya. Tetapan

    kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu tertentu. Jika reaktan dan

    produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan ditulis dengan

    simbol Kc. Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial ditulis

    dengan simbol Kp. Pada reaksi heterogen, tetapan kesetimbangan tidak

    menyertakan zat yang berwujud padat atau cair. Tetapan kesetimbangan memiliki

    beberapa manfaat antara lain yaitu:

  • 4

    1. Meramalkan reaksi kesetimbangan secara kualitatif. Jika harga Kc besar

    maka reaksi kesetimbangan banyak mengandung produk, dan sebaliknya.

    2. Meramalkan arah reaksi kesetimbangan. Jika Q > Kc maka reaksi

    berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi produk dan

    reaktan pada keadaan apapun.

    3. Menghitung konsentrasi pada reaksi kesetimbangan.

    Tetapan Kesetimbangan (KC)

    aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)

    = [] []

    [] []

    Kc = tetapan kesetimbangan

    [ ]n = Konsentrasi (aq) atau (g) dipangkatkan dengan koefisien dalam persamaan

    reaksi yang sudah setimbang.

    Pada perhitungan rumus Kc zat yang dimasukan dalam pehitungan hanyalah zat

    dengan wujud (aq) atau zat yang berwujud (g).

    Tetapan Kesetimbangan Kp

    aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)

    = ()

    ()

    () ()

    Pada saat kesetimbangan, gas-gas A, B, C dan D bercampur dalam suatu ruangan

    tertentu dan menimbulkan tekanan tertentu. Tekanan tersebut adalah tekanan total

    yang ditimbulkan oleh campuran gas-gas tersebut. Masing-masing gas memiliki

    apa yang disebut tekanan parsial, yaitu tekanan yang ditimbulkan apabila gas itu

    sendiri yang berada dalam ruangan. Jika tekanan total adalah P, dan masing-masing

    tekanan parsial gas adalah pA, pB, pC dan pD, maka

    = + + +

    Tekanan parsial gas-gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas-gas tersebut. Gas

    yang jumlah molnya tinggi akan memiliki tekanan parsial yang besar.

    =

    Tetapan Kesetimbangan mol fraksi (Kx)

    = []

    []

    [][]

  • 5

    Hubungan Kp dan Kx: =

    () ()

    () ()

    = ( . )

    ( . )

    (. ) (. )

    = ()

    Hubungan Kp dan Kc

    Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi. Persamaan gas ideal:

    =

    =

    aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)

    = ( [] ) ( [] )

    ( [] ) ( [] )

    = ()

    dengan R = 0,082 L.atm./mol.K

    T = (toC + 273 ) K

    n = (c + d) (a + b)

    Hubungan Tetapan Kesetimbangan dengan Energi Gibbs

    Dengan menghubungkan persamaan Hukum II Termodinamika mengenai energi

    bebas Gibbs dan kaitannya dengan persamaan gas ideal, maka diperoleh hubungan:

    = (

    )

    Dengan memilih nilai Q pada keadaan standar, pada saat semua konsentrasi

    1 M (atau tekanan 1 atm), maka nilai ln Q = 0 dan G = G0, sehingga:

    =

    Pada setiap kondisi selain sistem kesetimbangan, kespontanan reaksi dapat

    pula ditentukan:

    = +

    Q < K, 0)

    > 0)

  • 6

    c. Dengan memanfaatkan nilai konstanta kesetimbangan, kita dapat

    menentukan komposisi atau fraksi dari setiap spesi reaksi. Dari persaman

    reaksi pembentukan NO di atas, turunkanalah suatau persmaan yang

    menghubungkan antara konstanta kesetimbangan dengan fraksi spesi reaktan

    maupun produk, berikanlah langkah-langkah penyelesaianya dan tentukan

    fraksi NO pada saat tercapai kesetimbangan.

    massa awal N2 = 5,0 g , suhu = 2300 K

    massa awal O2 = 2,0 g , Volume = 1 dm3

    Kp = 1,69 x 10-3

    Penurunan rumus fraksi NO2

    = [2]

    2

    [2]1[2]

    1

    = (2 . )

    2

    (2 . )1(2 . )

    1

    = (2)

    2

    (2)1(2)

    1

    2 = (2)1(2)

    1

    Nilai fraksi NO2

    N2 (g) + O2 (g) 2NO(g)

    M 0,18 0,0625 -

    Rx 2

    S 0,18- 0,0625- 2 mol total = 0,2425 mol

    2 = (2)1(2)

    1

    (2

    0,2425) = 1,69 103 (

    0,0,625

    0,2425) (

    0,18

    0,2425)

    2 = 0,01748

    Pertanyaan 2

    a. Dari bacaan sebelumnya diketahui bahwa NO2 dapat terbentuk dari reaksi

    NO dengan oksigen. Berikanlah penjelasan hubungan antara nilai konstanta

    kesetimbangan reaksi pembentukkan NO2 dari NO dan penguraian NO2

    kembali menjadi NO seperti reaksi diatas, dan bagaimanakah nilai konstanta

    kesetimbangan jika reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

    2NO2(g) 2NO(g) + O2(g)

  • 7

    Reaksi pembentukan NO2 dari NO dan O2

    () +

    () ()

    1 =

    (2)1

    2

    Reaksi penguraian NO2 menjadi NO dan O2

    () () +

    ()

    2 = (2)

    1

    2

    Maka

    1 = 1

    2

    Untuk reaksi:

    () () + ()

    3 =()

    2 2

    ( )2

    3 = (2)2 = (

    1

    1)

    2

    b. Derajat disosiasi dari suatu reaksi disosiasi dapat ditentukan dengan

    memanfaatkan nilai konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu atau

    sebaliknya. Turunkanlah persamaan yang menghubungkan derajat disosiasi

    dengan konstanta kesetimbangan, dan berikanlah langkah-langkah

    penyelesaian untuk menentukan nilai konstanta kesetimbangan dari reaksi

    penguraian NO2 pada setiap suhu yang diberikan!

    T,K 457 552 767 903

    NO2 decomposed % 5,0 13,0 56,5 99,0

    Misalkan: - Jumlah mol NO2 mula mula = x

    - Derajat disosiasi = , maka

    NO2(g) NO(g) + 1

    2 O2(g)

    Mula-mula: x

    Reaksi : -x x 1

    2 x

    Setimbang: x-x x 1

    2 x

    Mol total setelah setimbang = ( x-x) + (x) + ( 1

    2 x) = x +

    1

    2 x

    Fraksi NO2 = xx

    x + 1

    2 x

    = x (1)

    x (1+ 1

    2 )

    = (1)

    (1+ 1

    2 )

  • 8

    Fraksi NO = x

    x + 1

    2 x

    = x

    x (1+ 1

    2 )

    =

    (1+ 1

    2 )

    Fraksi O2 =

    1

    2 x

    x + 1

    2 x

    = x

    1

    2

    x (1+ 1

    2 )

    =

    (2+ )

    Karena ketiga senyawa berada pada fasa gas, maka untuk mencari konstanta

    kesetimbangannya yang digunakan adalah perbandingan tekanan parsial produk

    dengan tekanan parsial reaktan.

    K = [] [2]

    12

    [2]

    K =

    [

    (1+ 12

    ) ] [

    (2+ ) ]

    12

    [(1)

    (1+ 12

    ) ]

    K = [

    (1 ] [

    (2+ ) ]

    1

    2

    Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dicari nilai konstanta

    kesetimbangan dari setiap suhu yang diberikan dengan memasukkan nilai derajat

    disosiasinya ():

    Untuk T = 457 K

    K = [

    (1 ] [

    (2+ ) ]

    1

    2= [

    0.05

    (10.05 ] [

    0.05

    (2+ 0.05) ]

    1

    2= 8.22 x 10-3

    Untuk T = 552 K

    K = [

    (1 ] [

    (2+ ) ]

    1

    2= [

    0.13

    (10.13 ] [

    0.13

    (2+ 0.13) ]

    1

    2= 3.7 x 10-2

    Untuk T = 767 K

    K = [

    (1 ] [

    (2+ ) ]

    1

    2 = [

    0.565

    (10.565 ] [

    0.565

    (2+ 0.565) ]

    1

    2= 0.61

    Untuk T = 903 K

    K = [

    (1 ] [

    (2+ ) ]

    1

    2 = [

    0.99

    (10.99 ] [

    0.99

    (2+ 0.99) ]

    1

    2= 56.97

  • 9

    c. Berikanlah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip Le ChatellIer-Braun

    tersebut. Bagaimanakah hubungannya dengan nilai konstanta kesetimbangan

    untuk setiap pengaruh yang diberikan?

    Prinsip Le Chatellier-Braun

    Adanya perubahan suhu pada sistem akan menggeser kesetimbangan. Pergeseran

    kesetimbangan bertujuan agar sistem kembali pada suhu awalnya. Bila pada sistem

    kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah

    yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).Bila pada sistem

    kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah

    yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

    Jika ditinjau dari konstanta kesetimbangannya, pengaruh suhu dapat dilihat pada

    persamaan berikut:

    Go = -RT ln K = Ho - TSo

    ln K = 0

    1

    -

    S0

    Pada persamaan terlihat bahwa K ~ 1

    , dimana semakin besar temperatur maka

    nilai konstanta akan semakin besar. Seperti yang kita ketahui bahwa suhu dapat

    mempengaruhi laju dari suatu reaksi, dalam hal ini yaitu reaksi dekomposisi.

    Dekomposisi akan berjalan lebih cepat dan besar apabila dilangsungkan pada suhu

    yang lebih tinggi karena ikatan antar atom pada molekul yang akan didekomposisi

    akan lebih mudah putus dan menyebabkan terbentuknya molekul baru yang lebih

    sederhana dengan waktu yang cepat dan jumlah yang lebih banyak. Hal ini juga

    telah terbukti dalam soal sebelumnya dimana kenaikan suhu akan meningkatkan

    konstanta kesetimbangan.

    d. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta

    kesetimbangan dengan perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz.

    Turunkanlah persamaan tersebut menjadi persamaan yang lebih sederhana

    jika kita asumsikan bahwa perubahan entalpi reaksi adalah tetap. Dan

    bagaimana bentuk persamaan nya jika perubahan entalpi reaksi juga

    dipengaruhi oleh perubahan suhu.

    Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta kesetimbangan

    dengan perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz, yaitu

    G = H + T [()

    ]P

    Dari persamaan tersebut dapat diturunkan untuk melihat dan membuktikan

    hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan perubahan suhu, yaitu

    Ketika suatu kesetimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi

    pada sistem, maka posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir

    adanya perubahan pada sistem

  • 10

    =

    + [

    ()

    ]P

    (

    )

    =

    2+ 0

    = 2 [(

    )

    ]

    = 1

    1

    2

    [ (

    )

    ]

    = 1

    (1

    )

    [ (

    )

    ]

    =

    (1

    )

    [ (

    )

    ]

    = (

    )

    (1

    )

    [1]

    Untuk melanjutkan persamaan diatas, dibutuhkan persamaan bantuan yaitu:

    G0 = - RT ln K

    0

    = - R ln K [2]

    Subtitusi persamaan [2] ke persamaan [1]

    0 = (

    )

    (1

    )

    0 = ( ln )

    (1

    )

    0

    =

    (ln )

    (1

    )

    ln =

    (2)

    (1)

    0

    (

    1

    )

    2

    1

    ln(2)

    (1) = -

    0

    (

    1

    2

    1

    1)

  • 11

    Pertanyaan 3

    a. Turunkan persamaan yang menghubungkan konstanta kesetimbangan

    dengan densitas gas, dan kemudian tentukan derajat disosiasi reaksi N2O4!

    Reaksi disosiasi berikut terjadi pada suhu 25oC, tekanan 0,597 bar, dan diketahui

    densitas gas 1,477 gram/liter. Basis 1 mol gas N2O4.

    N2O4 (g) 2 NO2 (g)

    M 1 -

    Rx 2

    S 1- 2 Mol total saat setimbang: 1- + 2 = 1+

    Massa molekul relatif berbanding lurus dengan densitas.

    =

    = 24 24 + 2 2

    Pada tekanan dan suhu yang sama, maka

    = 24 24 + 2 2

    = 24 24 + (1 24) 2

    = 24 24 + 2 24 2

    = 24 (24 2) + 2

    24 = 2

    24 2

    24 = 1

    1 +

    = (

    2

    1+ )

    2

    (1

    1+ )

    = 42

    1 2

    24 =

    = 0,589 92 /

    0,082

    298

    = 2,22 /

    2 =

    = 0,589 46 /

    0,082

    298

    = 1,11 /

    24 = 2

    24 2=

    (1,477 1,11) /

    (2,22 1,11)/=

    1

    3

    24 = 1

    1 +

    = ,

  • 12

    = (

    2

    1+ )

    2

    (1

    1+ )

    = 42

    1 2

    = 4(0,5)2

    1 (0,5)2 0,597

    = 4

    3 0,597

    = 0,796 = 0,786

    b. Penambahan gas inert ke dalam sistem reaksi dapat mempengaruhi

    konstanta kesetimbangan. Berikanlah penjelasan mengenai pengaruh

    tersebut dan bagaimana dengan derajat disosiasi dari reaksi di atas?

    Penambahan gas inert pada reaksi tidak mengubah nilai konstanta kesetimbangan

    termodinamika (Ka), tetapi dapat mengubah nilai koefisien aktivitas (). Dengam

    demikian, nilai K dan nilai Kp ikut berubah.

    Ka = K . Kp

    Jika perubahan nilai Kp diabaikan dalam perhitungan maka penambahan gas inert

    tetap dapat menyebabkan

    a. Tekanan total pada perhitungan Kp = Tekanan total awal tekanan parsial

    gas inert (Ptotal akhir = Ptotal awal Px)

    b. Tekanan parsial dari gas-gas lainnya berubah

    c. Derajat disosiasi reaksi berubah

    d. Konsentrasi reaktan dan produk menjadi lebih encer

    Contoh kasus:

    Reaksi di bawah ini memiliki nilai Kp = 0,0444 pada suhu 394,8C dengan tekanan

    total saat setimbang sebesar 1 atm. Tentukan derajat disosiasinya ()!

    Basis 1 mol COCl2 mula-mula.

    COCl2 (g) CO(g) + Cl2 (g)

    M 1 - -

    Rx

    S 1-

    Mol total saat setimbang: (1- ) + + = 1+

    = (

    1+ )

    2

    (1

    1+ )

    = 2

    1 2

    0,0444 = 2

    1 2 1

    2 = 0,0444 0,04442

    1,04442 = 0,0444

    = 0,206

  • 13

    Jika suatu gas inert (N2) dengan tekanan parsial 0,4 atm dari 1 atm tekanan total

    ditambahkan, tentukan derajat disosiasinya ()!

    = 2

    = 1 0,4 = 0,6

    = (

    1+ )

    2

    (1

    1+ )

    = 2

    1 2

    0,0444 = 2

    1 2 0,6

    0,0740 = 2

    1 2

    2 = 0,0740 0,07402

    1,07402 = 0,0740

    = 0,262 Pada nilai Kp yang dianggap sama, penambahan gas inert mengubah derajat disosiasi reaksi

    dari 0,206 menjadi 0,262.

    Pertanyaan 4

    Reaksi yang melibatkan NO2 diatas merupakan reaksi kesetimbangan

    homogen dalam fasa gas. Seperti yang kita ketahui, reaksi kesetimbangan

    homogen bisa saja terjadi dalam fasa cair, seperti reaksi berikut ini:

    Fruktosa-1,6-difosfat gliseraldehid-3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

    Atau dalam bentuk reaksi kesetimbangan heterogen seperti di bawah ini:

    CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)

    Bagaimanakah persamaan konstanta kesetimbangan dari dua reaksi di atas?

    Jelaskan perbedaannya dengan reaksi kesetimbangan dalam fasa gas.

    Kc = [gliseraldehid3fosfat][dihidroksiaseton fosfat]

    [Fruktosa1,6difosfat] Kp = [CO2]

    Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua komponennya satu

    fase. Kesetimbangan homogen dapat berupa fase gas maupun larutan. Pada soal

    diatas diberikan contoh reaksi N2O4 (g) 2NO2 (g)

    Kp = [NO2]

    2

    [24]

    Dalam fasa gas, dapat digunakan tetapan kesetimbangan Kp (berbasis pada

    Tekanan Parsial) maupun Kc (berbasis pada Molaritas).

    Dalam fasa larutan, digunakan tetapan kesetimbangan Kc (berbasis pada Molaritas)

    (Kp tidak dapat digunakan karena Kp menggunakan tekanan parsial dari masing-

    masing gas).

    Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang komponennya terdiri dari

    dua fase atau lebih. Kesetimbangan heterogen dapat berupa padat-gas, cair-gas, dan

    padat-cair. Pada perhitungan tetapan kesetimbangan ini jika zat dalam fasa padat

  • 14

    tidak dimasukkan ke dalam perhitungan dikarenakan persamaan tetapan

    kesetimbangan hanya mengandung suku-suku yang konsentrasi atau tekanan

    parsial berubah selama reaksi berlangsung. Dikarenakan komposisi tidak berubah

    sekalipun ada ikut dalam reaksi kimia, padatan murni dan cairan murni tidak

    diperhitungkan dalam persamaan tetapan kesetimbangan.

    Pertanyaan 5

    a. Jika dalam reaksi kesetimbangan kita mengenal istilah konstanta

    kesetimbangan, maka dalam kinetika reaksi kimia dikenal istilah konstanta

    laju reaksi. Berikanlah penjelasan mengenai hubungan antara dua konstanta

    tersebut. Dan turunkanlah persamaan laju reaksi untuk reaksi pembentukan

    NO? Bagaimanakah bentuk persamaan laju reaksi untuk jenis reaksi lain?

    aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)

    = [] []

    [] []

    Untuk reaksi elementer dimana orde = koefisien, maka

    = [] []

    Maka

    = [] []

    1

    22 () +

    1

    22 () () maka = [2]

    1/2 [2]1/2

    Persamaan umum laju reaksi

    aA(aq) + bB(aq) cC(aq) + dD(aq)

    = [] []

    b. Berikanlah penjelasan mengenai metode yang dapat digunakan untuk

    menentukan persamaan laju reaksi. Jika pada reaksi dekomposisi C2H4O

    menjadi CH4 dan CO dalam fasa gas, data yang dikumpulkan dari hasil

    percobaan adalah data perubahan tekanan setiap waktu seperti dibawah ini:

    t, menit P, mmHg

    0 116.51

    5 122.56

    7 125.72

    9 128.74

    12 133.23

    18 141.37

  • 15

    Metode yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan laju reaksi adalah

    metode isolasi. Jika suatu reaksi hanya memiliki satu reagen, persamaan laju reaksi

    dapat ditentukan dengan fungsi konsentrasi. Jika reagen konsentrasinya dilipat

    duakan dan laju reaksinya menjadi dua kalinya, maka dapat diasumsikan bahwa

    reaksi yang terjadi adalah orde 1. Dan jika reagen konsentrasinya dilipat duakan

    dan lajunya menjadi empat kalinya, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi orde 2.

    Jika suatu reaksi memiliki lebih dari dua reagen, maka cara pengukurannya adalah

    dengan mengkonstankan konsentrasi dari reagen lain selain yang ingin diuji.

    Kemudian dicari hubungannya dengan konsentrasi, lakukan berulang dan orde

    reaksi tiap reagen dapat ditentukan. Maka dari soal tersebut, yang diketahui adalah

    tekanan awal dari C2H4O, dan karena wujud dari reagen adalah gas. Maka

    perbandingan mol akan sama dengan perbandingan tekanan (hukum gas ideal).

    C2H4O(g) CH4(g) + CO(g)

    Tekanan Mula Mula: 116.51

    Tekanan Reaksi: x x x

    Tekanan Parsial: 116.51-x x x

    Neraca tekanan total: 116.51-x+x+x = 116.51 + x

    Untuk t=5 menit 116.51 + x = 122.56 maka x = 6.05

    P C2H4O 116.51 6.05 = 110.46

    Untuk t=7 menit 116.51 + x = 125.72 maka x = 9.21

    P C2H4O 116.51 9.21 = 107.3

    Untuk t=9 menit 116.51 + x = 128.74 maka x = 12.23

    P C2H4O 116.51 12.23= 104.28

    Untuk t=12 menit 116.51 + x = 133.23 maka x = 16.72

    P C2H4O 116.51 16.72= 99.79

    Untuk t=18 menit 116.51 +x = 141.37 maka x = 24.86

    P C2H4O 116.51 24.86= 91.65

    Orde 0

    Persamaan orde reaksi adalah orde 0 adalah

    = []0

    =

    =

    =

    =

  • 16

    Po P

    116.51 116.51 0

    116.51 110.46 6.05

    116.51 107.30 9.21

    116.51 104.28 12.23

    116.51 99.79 16.72

    116.51 91.65 24.86

    Mencari nilai k dengan plotting

    T (sekon)

    0 0

    6.05 300

    9.21 420

    12.23 540

    16.72 720

    24.86 1080

    Orde 1

    Jika diasumsikan reaksi adalah orde 1 maka dengan persamaan orde satu:

    = []

    = []

    = []

    1

    [] =

    ln

    =

    Table Hubungan P dan Po

    Po P ln

    116.51 116.51 0

    y = 0.0234x - 0.4114R = 0.9984

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 200 400 600 800 1000 1200

    Orde 0

  • 17

    116.51 110.46 -0.053

    116.51 107.30 -0.082

    116.51 104.28 -0.11

    116.51 99.79 -0.155

    116.51 91.65 -0.24

    Mencari nilai K dengan plotting

    ln / T (sekon)

    0 0

    0.053 300

    0.082 420

    0.11 540

    0.155 720

    0.24 1080

    Ploting dengan persamaan Grafik

    Asumsi bahwa reaksi adalah orde 2

    = []2

    = []2

    = []2

    1

    []2 =

    1

    []

    1

    []=

    1

    []

    1

    []

    1

    []

    1

    []

    0.0086 0.0086 0

    0.00905 0.0086 0.00045

    0.00932 0.0086 0.00072

    y = 0.0002x - 0.0086R = 0.9953

    -0.1

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0 200 400 600 800 1000 1200

    Orde 1

  • 18

    0.0096 0.0086 0.001

    0.01 0.0086 0.0014

    0.011 0.0086 0.0024

    Mencari nilai K dengan plotting

    1

    []

    1

    []

    T (sekon)

    0 0

    0.00045 300

    0.00072 420

    0.001 540

    0.0014 720

    0.0024 1080

    Ploting dengan persamaan Grafik

    Berdasarkan hasil ploting grafik dan mencari nilai fungsinya, didapat bahwa

    ternyata orde reaksi yang lebih cocok dengan reaksi dengan memperhatikan nilai

    2 mendekati satu adalah orde reaksi 0. Sehingga nilai K untuk orde reaksi

    dekomposisi C2H4O adalah k = 0.0234 / sekon.

    c. Hubungan antara konstanta laju rekasi dengan suhu digambarkan oleh

    vant Hoff dan Arrhenius dalam bentuk =

    . Jelaskan bagaimana

    cara menentukan energy aktivasi dari suatu reaksi dan berikan satu contoh!

    =

    =

    ln

    =

    maka ln

    =

    Salah satu contoh dapat diambil pada soal b (asumsi bahwa nilai A sangat kecil,

    dan reaksi pada suhu 25oC), maka 0.082 298 ln 0.0234 =

    = 91.76 /

    y = 2E-06x - 0.0002R = 0.9837

    -0.001

    0

    0.001

    0.002

    0.003

    0 200 400 600 800 1000 1200

    Orde 2

  • 19

    d. Salah satu manfaat mempelajari kinetika adalah kita dapat menurunkan

    satu persamaan laju untuk beberapa tahap reaksi, yang biasa dikenal dengan

    reaksi rantai. Contohnya adalah reaksi pembentukan HBr dari H2 dan Br2.

    Berikanlah langkah-langkah yan jelas untuk dapat menurunkan persamaan

    laju reaksi dari reaksi tersebut.

    Reaksi yang terjadi untuk pembentukan HBr terdiri dari 5 reaksi, yaitu:

    (1) Br2 2Br

    (2) Br- + H2 HBr + H+

    (3) H+ + Br2 HBr + Br-

    (4) H+ + HBr H2 + Br-

    (5) 2 Br- Br2

    Berdasarkan mekanisme tersebut, maka HBr terbentuk pada reaksi 2 dan 3, dan

    tereaksi pada reaksi 4. Maka laju pembentukan HBr adalah

    []

    = 2[][2] + 3[][2] 4[][]

    Dan dengan asumsi bahwa laju pembentukan H dan Br dalam steady state maka,

    []

    = 2[][2] 3[][2] 4[][] = 0

    []

    = 1[2] 2[2][] + 3[][2] + 4[][] 5[]2 = 0

    Setelah disubtitusi diperoleh persamaan,

    1[2] = 5[]2

    [] = (1

    5[2])

    0.5

    Subtitusi konsentrasi Br pada persamaan H didapat

    2[][2] = [](3[2] + 4[])

    [] =2 (

    1

    5[2])

    0.5

    [2]

    (3[2] + 4[])

    Setelah itu, disubtitusi pada persamaan laju pembentukan HBr

    []

    = 2[][2] + 3[][2] 4[][]

    []

    = 2[][2] + [](3[2] 4[])

    []

    = 2 (

    1

    5[2])

    0.5

    [2] +2 (

    1

    5[2])

    0.5

    [2]

    (3[2] + 4[])(3[2]

    4[])

  • 20

    []

    =

    2 (1

    5[2])

    0.5[2](3[2] + 4[])

    3[2] + 4[]

    +2 (

    1

    5[2])

    0.5

    [2]

    (3[2] + 4[])(3[2] 4[])

    []

    =

    23[2]2 (1

    5[2])

    0.5

    [2]

    3[2] + 4[]

    Bentuk sederhana ( Komponen penyebut dan pembilang di bagi dengan 3[2]

    []

    =

    22[2] (1

    5[2])

    0.5

    1 +4[]

    3[2]

    Dan jika nilai k semuanya disederhanakan sesuai dengan persamaan

    22(1

    5)0.5 =

    4

    3=

    Maka persamaan menjadi

    []

    =

    [2][2]0.5

    1 + []

    [2]

  • iii

    REFERENSI

    Atkins, Peter., dan de Paula, Junior. 2006. Physical Chemistry 8th Ed.

    New York: Oxford University Press.

    Brady, James. 1990. Kimia Universitas: Asas dan Struktur. New

    York: St. Johns University.

    Castella, G.W. 1983. Physical Chemistry, 3rd Ed. Singapore: Addison-

    Wesley Publishing Company.

    Maron, Samuel H., dan Lando, Jerome. 1965. Fundamental of

    Physical Chemistry. New York: Maxmillan Publishing Co.,

    Inc.

    Moore, W.J. 1972. Physical Chemistry. New Jersey: Prentice hall Inc.