makalah lingkungan hidup sektor kelautan

55
25 MASALAH LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KELAUTAN KELOMPOK III NAMA RISTIA JULHIJJAH LIA APRILIA SYARIFUDDIN FITRI ANITA SARI OLA MULYA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015

Upload: ristiazulhijjahrahar

Post on 19-Feb-2016

76 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Pengling

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

MASALAH LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KELAUTAN

KELOMPOK IIINAMA

RISTIA JULHIJJAHLIA APRILIA SYARIFUDDIN

FITRI ANITA SARIOLA MULYA

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015

KATA PENGANTAR

Page 2: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah

memberikan kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini dapat

terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari

jalan kegelapan menuju jalan Islami.

Taklupa penulis mengucapkan terimakasaih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya

penulisan makalah dengan judul masalah lingkungan hidup sektor kelautan.

Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin

dalam menyusun makalah sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang

ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegursapa sangat kami harapkan demi

perbaikantugas ini. Kami berharap aka nada guna dan manfaatnya makalah ini

bagi semua. Amin.

Makassar, 28 April 2015

Kelompok III

DAFTAR ISI

Page 3: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

JUDUL..................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan................................3

B. Dampak atau Masalah yang Diakibatkan .................................................................18

C. Cara Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan..................................24

D. Cara Melindungi dan Mengelola Lingkungan Hidup Kawasan Kelautan.................25

BAB III PENUTUP..............................................................................................................31

A. Kesimpulan................................................................................................................31

B. Saran..........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................32

Page 4: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup

dengan tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang

hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut

dengan Ekologi. Oleh karena itu Permasalahan lingkungan merupakan

permasalahan Ekologi. Komponen utama dalam ekologi adalah ekosistem,

ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem

meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas biotik) dan

lingkungan abiotik, masing-masing akan mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan

keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan,

keselarasan dan keserasian alam di bumi ini.

Manusia adalah salah satu komponen lingkungan hidup. Perilaku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap wajah lingkungan di masanya dan juga berpengaruh terhadap keseimbangan sistem lingkungan di masa depan. Masalah-masalah kerusakan lingkungan hidup dan akibat-

akibat yang ditimbulkan bukanlah suatu hal yang asing lagi di telinga kita. Satu

hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan hidup menjadi bagian yang

tidak terpisahkan bagi kelangsungan makhluk hidup, termasuk di dalammya

manusia, hewan, tumbuhan dan organisme lainnya yang memerlukan ruang

untuk hidupnya. Salah satunya masalah lingkungan hidup yang sering terjadi

adalah masalah lingkungan hidup pada sektor kelautan.

Laut banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia diantaranya

sebagai sumber bahan makanan dan mineral. Di tepian laut terdapat ekosistem

pantai yang merupakan tatanan sebuah kesatuan lingkunagan pantau secara

utuh dengan segenap unsure lingkungan hidup yang mempengaruhinya.

Ekosistem pantai memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya

berbagai jenis biota laut, tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana

pelestarian pantai dari ancaman abrasi laut. Daerah pesisir dan laut bukan

Page 5: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan

dan pertanian, tetapi merupakan pula lokasi bermacam sumber daya alam,

seperti mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang indah,

yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga

penting artinya sebagai alur pelayaran (Wijaya, 2009).

. Banyak aktivitas manusia di laut dapat menyebabkan pencemaran. Sumber pencemaran laut ini antara lain tumpahan minyak, buangan dan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, dan emisi transportasi laut. Sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai dan akibat kecelakaan kapal. Tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas. Masalah ini harus di tangani secara serius oleh segala komponen masyarakat. Akan tetapi, dewasa ini masalah pencemaran laut belum ditangani secara maksimal. Sehingga deperlukan perhatian khusus untuk memecahkan segala masalah lingkungan hidup dari sektor kelautan.

B.Rumusan Masalah1. Faktor apa yang menyebabkan masalah lingkungan hidup

sektor kelautan ?2. Apa dampak atau masalah yang diakibatkan ?3. Bagaimana mengatasi masalah lingkungan hidup kawasan

kelautan?4. Bagaimana melindungi dan mengelola lingkungan hidup

kawasan kelautan?

Page 6: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

Sumber pencemaran laut biasa terdiri dari limbah industri, limbah cair

pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pelayaran

(shipping), pertanian, dan perikanan budidaya. Bahan pencemar utama yang

terkandung dalam buangan limbah tersebut berupa sedimen, unsur hara

(nutriens), logam beracun (toxic metals), pestisida, organisme eksotik,

organisme pathogen, sampah, dan oxygen depleting substances (bahan-bahan

yang menyebabkan oksigen yang terlarut dalam air laut berkurang). Bahan

pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan industri, pertanian, rumah tangga

di daratan akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bukan saja pada

perairan sungai tetapi juga perairan pesisir dan lautan. Dampak yang terjadi

kerusakan ekosistem bakau, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota

(ikan, kerang, keong), terjadi abrasi, hilangnya benih banding dan udang.

Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup kawasan kelautan dapat dibagi

dua yakni factor alam(alami) dan factor manusia.

1. Faktor alam

Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia

telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Faktor alam adalah

fenomena alam yang terjadi bukan karena campur tangan dari manusia,

melainkan karena aktivitas yang terjadi pada alam di sekitar tersebut.

Kerusakan lingkungan hidup oleh faktor alam disebabkan terjadinya gejala

Page 7: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi

keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi di luar

pengaruh aktifitas manusia sehingga manusia tidak mampu mencegah

terjadinya. Contoh kerusakan lingkungan hidup laut akibat factor alam

adalah sbb :

a. Kerusakan Lingkungan Akibat Tsunami

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan

permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Tsunami dapat

diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di laut, letusan gunung berapi

bawah laut, ataupun longsor di dasar laut. Tsunami meninggalkan

kerusakan lingkungan di dalam laut maupun di sekitar pantai. Kerusakan-

kekrusakan tersebut diantaranya adalah rusaknya terumbu karang dan

lamun, kerusakan fisik di sekitar pantai, serta jatuhnya korban manusia.

1.1 Kerusakan pesisir pantai akibat tsunami

b. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Sedimen

Dalam kehidupan sehari-hari kata sedimen banyak sekali

pengertiannya disini diterangkan tentang beberapa pengertian sedimen

dan sedimentasi. Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi

beberapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin

(1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau

material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan

diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk

Page 8: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang

dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990)

mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan

pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan

tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk

lewat proses kimia yang terjadi dilaut.

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses

pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh

pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat

yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara,

danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sedimen yang di

jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut

Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan

material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar

laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan

atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah

melemah.

2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa

organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta

bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya

reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut

dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh

dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai

sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen

jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau

berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari

luarangkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir

dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi

Page 9: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-

fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di

darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana

proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah

sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini

umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan

sumber-sumber yang lain.

Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut

berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses

biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum

mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang

di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi

sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan.

Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus

bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi

kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke

dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut

terperangkap di antara butiran mineral.Era oseanografi secara sistematis

telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24

Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama

ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota

ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah

Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia.

Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan

awal tentang sedimen laut dalam.

Page 10: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

1.2 Kerusakan terumbu karang akibat sedimentasi

2. Faktor Manusia

a. Pencemaran

1.) Pencemaran oleh minyak

Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat,

sehingga kecelakaan kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya

minyak dilautan hampirtidak bias dielakkan.Kapal tanker

mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.  Apabila

terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak

mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan

terbawa ke pantai.

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap

hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak

yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka

berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak.

Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka

banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu,

mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang

terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik

minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak

secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

Page 11: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

2.) Pencemaran oleh logam berat

Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai

berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang

beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan.

      Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As),

kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan

salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan

berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab

terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal

dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri

dan pertambangan.

            Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung

Logam Berat :

Kertas                          : Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

Petro-chemical           : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

Pengelantang              : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

Pupuk                          : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

Kilang minyak             : Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn

Baja                             : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn

Logam bukan besi      : Cr, Cu, Hg, Pb, Zn

Kendaraan bermotor   : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn

Semen, keramik         : Cr

Tekstil                          : Cr

Industri kulit                 : Cr

Pembangkit listrik tenaga uap : Cr, Zn

            Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3

dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang

menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan.

Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh

manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat

di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia

Page 12: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan

secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal

dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat

terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.

3.) Pencemaran oleh sampah

Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang,

terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari

sampah di laut adalah plastik,  sebuah komponen yang telah dengan

cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II.  Massa plastik di

lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.

            Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di

laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan

dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

            Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan

atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat

membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut,

kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi

gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan

yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

            Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang

kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah

ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang

tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik,

sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu

daerah  yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi

lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.

            Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin

menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal

tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan

dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling

ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara

Page 13: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin

kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu

hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan

termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga

pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah

besar diperairan terbuka.

4.) Pencemaran oleh pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat

akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan

dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organism-

organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus

mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-

organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya,

tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang

ada di laut.

        Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu

grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk

dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang

mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-

molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa

tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya

karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan

membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai

suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi

organism yang hidup didaerah tersebut.

       Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh

mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata

menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

        Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera

diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan,

pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat

Page 14: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan

termasuk manusia.

5.) Pencemaran akibat proses eutrofikasi

Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan

nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor,

dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan

produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman

yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut

termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta

tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.

       Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami

eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan

terkonsentrasi.  Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke

lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.

        The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375

hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia.

Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah

pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat,

dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah

meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang

membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah

pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya

terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

6.) Pencemaran akibat peningkatan keasaman

Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan

polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik,

industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah

semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka

karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan

hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi

lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi

Page 15: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk

membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan

berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin

memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan

terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan

keasaman ini .

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional

Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya

sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer

sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi.

Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur

dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun

berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah

sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi,

nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu

oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami.

7.) Pencemaran akibat polusi kebisingan

Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan

atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik

eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan

suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus,

cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang

sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku

juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia

kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien

kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat

sepuluh kali lipat).

8.) Pencemaran akibat limbah (tailing) tambang

Aktifitas tambang emas tak pernah lepas dari limbah hasil

proses ekstraksi emas, limbah tersebut biasa disebut tailing. Bentuk

fisik limbah dapat berwujud gas, cair, dan padat.Secara fisik gas

Page 16: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

buangan mengandung partikel-artikel debu dan secara kimia

merupakan larutan berbagai jenis gas tergantung dari jenis mineral

bijih yang diolah. Limbah cair mengandung bahan-bahan kimia

beracun dari logam-logam berat dan sianida dengan konsentrasi yang

relatif masih tinggi. Sedangkan limbah padat mempunyai komposisi

kimia utamanya adalah sesuai dengan batuan induknya.

Aliran Asam Tambang (Acid Mine Drainage/AMD atau Acid

Rock Drinage/ARD) merupakan limbah yang selalu menjadi

masalah bagi kegiatan pertambangan; bahan ini sangat beracun

(toksik), yang ditandai oleh tingkatan pH yang sangat rendah. Aliran

asam sebagai suatu fenomena alam terbentuk oleh karena proses

oksidasi yang terjadi pada permukaan partikel bebatuan karena

langsung bereaksi dengan oksigen. Hughes & Poole 1989

menyatakan bahwa aliran asam ini diperani oleh mikroorganisme

yang terdapat pada permukaan partikel.

1.3 Limbah yang dibuang kelaut

b. Penangkapan ikan

1.) Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan peledak

Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak

merupakan cara yang sering digunakan oleh nelayan traditional

didalam memanfaatkan sumberdaya perikanan khususnya didalam

melakukan penangkapan ikan-ikan karang. Penangkapan ikan-ikan

karang dengan menggunakan bahan peledak dapat memberikan

Page 17: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

akibat yang kurang baik baik bagi ikan-ikan yang akan ditangkap

maupun untuk karang yang terdapat pada lokasi penangkapan.

Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di sekitar

daerah terumbu karang menimbulkan efek samping yang sangat

besar. Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi

peledakan, juga dapat menyebabkan kematian biota lain yang bukan

merupakan sasaran penangkapan. Oleh sebab itu, penggunaan bahan

peledak berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas terhadap

ekosistem terumbu karang.

Penggunaan bahan peledak di daerah terumbu karang akan

menghancurkan struktur terumbu karang dan dapat meninggalkan

gunungan serpihan karang hingga beberapa meter lebarnya (Hamid,

2007). Selain memberi dampak yang buruk untuk karang, kegiatan

penangkapan dengan menggunkan bahan peledak juga berakibat

buruk untuk ikan-ikan yang ada. Ikan-ikan yang ditangkap dengan

menggunakan bahan meledak umumnya tidak memiliki kesegaran

yang sama dengan ikan-ikan yang ditangkap dengan menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan. Walaupun demikian adanya, nelayan

masih tetap menggunakan bahan peledak didalam melakukan

kegiatan penangkapan karena hasil yang mereka peroleh cendrung

lebih besar dan cara yang dilakukan untuk melakukan proses

penangkapan tergolong mudah.

2.) Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan beracun

Selain penggunaan bahan peledak didalam penangkapan ikan

diderah karang, kegiatan yang marak dilakukan oleh nelayan adalah

dengan menggunakan obat bius atau bahan beracun lainnya. Bahan

beracun yang umum dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan

pembiusan seperti sodium atau potassium sianida. Seiring dengan

meningkatnya permintaan konsumen terhadap ikan hias dan hidup

memicu nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan yang

merusak dengan menggunakan racun sianida. Kegiatan ini umum

Page 18: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup. Hasil yang

diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang masih

hidup kan tetapi penggunaannya pada daerah karang memberikan

dampak yang sangat besar bagi terumbu karang. Selain itu

penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-

jenis ikan karang tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan

besar dan kecil menjadi mabuk dan mati.

 Disamping mematikan ikan-ikan yang ada, sisa racun dapat

menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang, yang

ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni

menjadi putih yang lama kelamaan karang menjadi mati.

Indikatornya adalah karang mati.

3.) Kegiatan penangkapan dengan menggunakan alat tangkap trawl

Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing

adalah penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang. Kegiatan

ini merupakan kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan

tidak ramah lingkungan. Penggunaan alat tangkap trawl pada daerah

karang dapat dilihat pada kasus yang terjadi di perairan Bagan Siapi-

Api Provinsi Sumatera Utara dan di Selat Tiworo Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, penggunaan alat

tangkap ini sudah dilarang penggunaannya di Indonesia karena alat

tangkap tersebut termasuk kedalam alat tangkap yang sangat tidak

ramah lingkungan karena memiliki selektifitas alat tangkap yang

sangat buruk. Nelayan di sulawesi Utara cendrung tidak

memperdulikan hukum yang ada. Mereka tetap melakukan proses

penangkapan dengan menggunakan alat tangkap trawl. Alat yang

umumnya digunakan oleh nelayan berupa jaring dengan ukuran yang

sangat besar, memilki lubang jaring yang sangat rapat sehingga

berbagai jenis ikan mulai dari ikan berukuran kecil sampai dengan

Page 19: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

ikan yang berukuran besar dapat tertangkap dengan menggunakan

jaring tersebut.

     Akhirnya, sesungguhnya kualitas lingkungan laut itu sangat

berhubungan erat dengan kualitas manusia. Bukankah manusia itu

dianggap sebagai pemilik kekuasaan? Sayangnya, kekuasaan ini

seringkali membuat manusia bertindak serakah, sehingga kualitas

lingkungan laut menjadi rusak. Untuk itu, adanya kegiatan ekplorasi

dan ekploitasi sumberdaya laut yang tidak mempertimbangkan

kehidupan generasi saat ini dan akan datang harus segera dihindari

sedini mungkin, bila tidak siap-siap kita didera derita ekosistem laut

yang rusak.

Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana

menyapu ke dasar perairan. Akibat memakai pukat harimau terus

menerus menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis sumber

daya perikanan. Hal ini dikarenakan ikan-ikan kecil yang belum

memijah tertangkap oleh alat ini sehingga tidak memiliki

kesempatan untuk memijah dan memperbanyak spesiesnya. Selain

hal tersebut, dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat tangkap

ini pada daerah karang adalah rusaknya terumbu karang akibat

tersangkut ataupun terbawa jarring. Jaring yang tersangkut akan

menjadi patah dan akhirnya menghambat pertumbuhan dari karang

itu sendiri. Apabila hal ini terus berlanjut maka ekosistem karang

akan mengalami kerusakan secara besar-besaran dan berakibat pada

punahnya ikan-ikan yang berhabitat pada daerah karang tersebut.

c. Abrasi pantai

Secara detail penyebab abrasi berdasarkan Detail Engineering

Penanganan Abrasi dan Rob kab. Demak (Kimpraswil, 2006) dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Penurunan Permukaan Tanah.

(Land Subsidence) Pemompaan Air tanah yang berlebihan untuk

keperluan industri dan air minum di wilayah pesisir akan

Page 20: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

menyebabkan penurunan tanah terutama jika kompos isi tanah pantai

sebagian besar terdiri dari lempung/lumpur karena sifat-sifat fisik

lumpur /lepung yang mudah berubah akibat perubahan kadar air.

Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya tekanan air pori.

Hal ini mengakibatkan penggenangan dan pada gilirannya

meningkatkan erosidan abrasi pantai. Berdasarkan peta hidrogeologi

yang dikeluarkan Direktorat Geologi Tata Lingkungan (tahun 1992)

tampak pemanfaatan air tanah (bebas maupun bertekanan) dengan

sumur bor di daerah Semarang, Demak dan Kudus jumlahnya cukup

signifikan serta mampu menyebabkan penurunan elevasi air tanah

yang disertai dengan intrusi air laut hingga jauh ke daerah perkotaan.

Hal ini menunjukkan bahwa potensi penurunan tanah cukup besar

dan memberikan kontribusi terhadap genangan (rob) pada saat air

laut pasang.

2. Kerusakan Hutan Mangrove

Hutan Mangrove merupakan sumberdaya yang dapat pulih

(sustaianable resources) dan pembentuk ekosistem utama pendukung

kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Mangrove memiliki

peran penting sebagai pelindung alami pantai karena memiliki

perakaran yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan

menahan sedimen. Ini artinya dapat bertindak sebagai pembentuk

lahan (land cruiser)

3. Kerusakan akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang.

Orientasi pantai demak mengarah sedemikian rupa sehigga

relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak gelombang dominan.

Hal ini memberikan informasi bahwa panta dalam kondisi seimbang

dinamik. Kondisi gelombang yang semula lurus akan membelok

akibat proses refrksi/difraksi dan shoaling. Pantai akan menanggai

dengan mengorientasikan dirinya sedemikian rupa sehingga tegak

lurus arah gelombang atau dengan kata lain terjadi erosi dan deposisi

Page 21: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

sedimen sampai terjadi keseimbangan dan proses selanjutnya yang

terjadi hanya angkutan tegak lurus pantai (cros shore transport)

4. Kerusakan akibat sebab alam lain

Perubahan iklim global da kejadian ekstrim misal terjadi siklon

tropis. Faktor lain adalah kenaikan permukaan air laut akibat

pemanasan global (efek rumah kaca) yang mengakibatkan kenaikan

tinggi gelombang.

5. Akibat kegiatan manusia yang lain :

a. Penambangan Pasir di perairan pantai

b. Pembuatan Bangunan yang menjorok ke arah laut

c. Pembukaan tambak yang tidak memperhitungkan keadaan

kondisi dan lokasi

1.4 Abrasi pantai yang merusak pemukiman

B. Dampak atau Masalah yang Diakibatkan Masalah Lingkungan Hidup

Sektor Kelautan

1. Dampak logam berat

            WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan

Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan

Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood)

yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu

elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki

kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit

yang menyebabkan kematian.

Page 22: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

            Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh

Manusia :

1.)Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur

ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan

terganggunya sistem syaraf.

2.)Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika

terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari

kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas,

ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi

3.)Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif

pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan

kerusakan pada ginjal

4.)Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap.

Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada

kelahiran

5.)Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari

uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat

menyebabkan kelainan pada kelahiran.

6.)Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen

pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus)

2. Dampak tumpahan minyak

             Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut

yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup

minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka

banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan

keracunan pada burung tersebut.

Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan

mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa

komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai

deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen

hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi,

Page 23: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada

plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat

menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber

mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan

embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar

(Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh

pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka

panjang.

1. Akibat jangka pendek

hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut,

mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut

ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau

minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak

menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan

karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.

2. Akibat jangka panjang

Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat

termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan

bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam

senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari

organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi,

akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan

pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang

lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak

langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya

yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu

kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan

tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.

Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi

Page 24: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang

biak.

Lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari

atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada

tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob.

Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi

pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika

menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses

metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga

akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di

permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam

zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada

phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan

menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan

terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.

Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove.

Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang

berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan

tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika

minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan

pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada

tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan

menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan

mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.

Page 25: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

1.5 Pencemaran minyak menyebabkan ikan-ikan mati

3. Dampak sampah           Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik

karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan

bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada

organ pencernaan hewan ini,  sehingga menyumbat saluran pencernaan dan

menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh

terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh

terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-

gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

1.6 Rusaknya ekosistem laut akibat tumpukan sampah.

4. Dampak pestisida

Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :

1.)Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat

mempengaruhi system syaraf pusat.

2.)Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga

dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur

moluska dan juga ikan.

3.)Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran

terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei

(ikan bertulang sejati), dll.

Page 26: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

1.7 Bahan beracun akan menyebabkan ikan-ikan mati

5. Dampak eutrofikasi

           Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi

ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya

untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di

bagian bawah akan mengalami kematian secara massal,  serta terjadi

kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada

tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi

perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-

hewan di perairan tersebut.

1.8 Eutrofikasi pada kawasan laut menyebabkan ekosistem

terganggu

6. Dampak peningkatan keasaman

            Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan

laut terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan

yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan

Page 27: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan

sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari

peningkatan keasama laut tersebut.

7. Dampak polusi kebisingan

           Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau

intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi

biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut.

Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti

untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk

manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

C. Cara Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

     Cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut, sebenarnya ada dalam diri

manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau atau tidaknya

seseorang melakuakn hal tersebut. Ini ada berbagai cara yang mungkin sebagai

masukan buat orang yang membaca makalah yang saya buat ini :

1. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut

Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut,baik

luar maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut

sebagai pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan. Dimana

dalam peningkatan ini peran pemerintah juga harus diikut sertakan dalam

proses pendayagunan laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-

Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan

Ayat 2.

2. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan

Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun

untuk indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang

mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang

belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut,

yang teah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun

Page 28: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan

Pasal 6.

3. Mengembangkan potensi industri kelautan

Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat bahwa

jumlah bahan yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak

mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah

sebelum dialirkanke sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah

seuai bata yang ditentukan. Hasil ampah yang berasal dari kegiatan manusia

harus di kurangi dan didorong untuk mendaur ulang kotoran maupun limbah

lain. Bahkan, kalau perlu melarang pembuangan semua limbah ke

lingkungan laut.

4. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.

Penanggulangan kerusakan tersebut,diharapkan warga yang ada di

daerah pesisir laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat

dalam lingkungan laut tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan

ekosistemnya yaitu sebagai sumber hayati, meletarikan kemampuan alam

untuk menjadikan sumber mata pencaharian penduduk sekitar laut sehingga

menadikan suatu kesejahteraan masyarakatnya.

Kesimpulan Kerusakan yang terjadi dilaut bukanlah semata-mata

karena kerusakan alam saja, namun karena ulah tangan-tangan yang tak

bertanggungjawablah kerusakan itu terjadi. Manusia yang tak pernah puas

dengan apa yang telah ia peroleh, hanya mementingkan keegoisan dirinya

sendiri sehingga cara-cara apapun, khalal ataupun tidak ia lakukan demi

mendapatkan kepuasan diri dan kelompok semata.

Sebagai Saran, Kita hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi

generasi mendatang pun akan memerlukan sumber-sumber kehidupan dari

laut yang kita miliki sekarang ini. Maka marilah kita menaga alam laut kita

untuk masa depan bangsa dan generasi penerus kita nanti. Menaga

kelestarian lingkungan laut,terumbu karang dan biota-biota yang lainnya

agar tetap indah.

Page 29: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

D. Cara Melindungi dan Mengelola Lingkungan Hidup Kawasan Kelautan

Banyak elemen masyarakat yang sekarang masih kurang peka akan

kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya ekosistem pesisir, hal ini apabila

tidak di tanggapi secara serius akan menimbulkan dampak yang cukup

berbahaya ke depannya. Kita tidak mungkin juga hanya bisa menikmati

keindahan suatu tempat tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya bagi

generasi penerus. Berikut merupakan tahapan yang dapat digunakan untuk

perlindungan maupun pelestarian ekosistem laut, diantaranya adalah :

1. Restorasi, dimaksudkan sebagai upaya untuk menata kembali kawasan laut

sekaligus melakukan aktivitas penghijuan. Untuk melakukan restorasi perlu

memperhatikan pemahaman pola hidrologi, perubahan arus laut, tipe tanah.

2. Reorientasi, dimaksudkan sebagai sebuah perencanaan pembangunan yang

berparadigma berkelanjutan sekaligus berwawasan lingkungan. Sehingga

motif ekonomi yang cenderung merusak akan mampu diminimalisasi

3. Responsivitas, dimaksudkan sebagai sebuah upaya dari pemerintah yang

peka dan tanggap terhadap problematika kerusakan ekosistem laut. Hal ini

dapat ditempuh melalui gerakan kesadaran pendidikan dini, maupun

advokasi dan riset dengan berbagai lintas disiplin keilmuan.

4. Rehabilitasi, gerakan rehabilitasi dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengembalikan peran ekosistem pesisir sebagai penyangga kehidupan biota

laut. Salah satu wujud kongkrit pelaksanaan rehabilitasi yaitu dengan

menjadikan kawasan kelautan sebagai area konservasi yang berbasis pada

pendidikan (riset) dan ekowisata

5. Responsibility, dimaksudkan sebagai upaya untuk menggalang kesadaran

bersama sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat.

6. Regulasi, dalam hal ini setiap daerah pasti mempunyai Perda yang telah

diatur secara jelas dan gambling. Maka dari itu, perlu kesadaran dan

kewajiban untuk memenuhi perda yang telah ada dan telah dibuat. Ini bisa

dijadikan sebuah punishment apabila tidak dijalankan secara serius.

Punishment harus dijalankan guna membentuk sikap yang sadar akan Perda

yang telah diatur demi keberlangsungan ekosistem pesisir di masa depan.

Page 30: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

Upaya pencegahan atau melindungi maupun penanggulangan

pencemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam peraturan pemerintah

republik indonesia nomor 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran

dan/atau perusakan laut :

1. Melindungi terjadinya pencemaran laut

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mencegah pencemaran laut :

a. Tidak membuang sampah ke laut

b. Penggunaan pestisida secukupnya

c. Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut

adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung

rokok di sekitar laut.

d. Kurangi penggunaan plastik

e. Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan

memancing di laut.

f. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air

Limbah (IPAL)

g. Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan

tertutup.

h. Pendaurulangan sampah organik

i. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan

makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat

menyebabkan terjadinya pencemaran air.

j. Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

2. Pengelolaan pencemaran laut :

a. Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu

menetralisir  pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak

=’p;odari ledakan ladang minyak.

b. Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap

logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan

Page 31: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api

memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.

c. Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran

serta masyarakat

            Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi

tingkat pencemaran laut diantaranya adalah :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi

kehidupan.

b. Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan

laut beserta isinya.

c. Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.

d. Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat

harimau, dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.

e. Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi

pabrik yang akan mencemari laut.

Dewasa ini tingkat ancaman terhadap hayati laut sudah sangat

serius. Apalagi banyak nelayan asing beroperasi tanpa ijin. Keberanian

nelayan asing melanggar batas-batas laut nusantara yang ditentukan juga

cukup tinggi. Bahkan berani melawan petugas dengan senjata api, meski

berada di perairan teritorial Indonesia. Mengatasi berbagai gangguan dan

ancaman di atas memang tidak gampang.

Wilayah perairan laut Indonesiayang sangat luas dengan

keragaman sifat dan karakternya memerlukan biaya pengamanan yang

tinggi. Tentu disamping ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang

memadai. Dari aspek hukum, pengamanan laut dari ancaman perusakan dan

pencemaran sesungguhnya sudah optimal. Setidaknya sudah banyak produk

perundangan-undangan yang mendukungnya.

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan agar pencemaran dan

kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan dihindari yaitu: 

a. Berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan mencegah

semua kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut. 

Page 32: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

b. Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik

penangkapan biota,   eksploitasi sumberdaya pasir dan batu,

pengurukan dan pengerukan perairan, penanggulan pantai, pemanfaatan

dan penataan ruang kawasan pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.

c. Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung,

kepekaan dan kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan

sebagainya yang berwawasan lingkungan laut kepada pemuka

masyarakat.

d. Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan

ekosistem laut (karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota,

kualitas perairan dan sebagainya. 

e. Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian,

pendidikan dan pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang

dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait lingkungan laut. 

f. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat

berupa penerapan peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait

dengan pencemaran lingkungan laut.

Setelah membaca semua tentang rusaknya ekosistem laut mulai

dari bentuk kerusakan, kondisi, dampak, dan juga cara mencegah dan

mengatasi semua tentang rusaknya linkungan daerah laut Indonseia, semua

permasalahan terdapat juga solusi yang tidak mudah atau tidak gampang

memulihkan semua dengan waktu yang singkat.

Semua solusi seperti tadi saya bilang tergantung mau apa tidak

orang itu mau berubah untuk menjadi yang lebih baik untuk semua yang ada

di dunia ini, semua di lakukan dengan cara menanggulangi adanya limbah

yang berlebihan pada pantai atau laut.

Dengan di awali kesadaran manusia masing dengan cara tidak

membuang sampah sembarangan, gotong royong membersihkan pinggiran

pesisir pantai. Membuat tempat pelestarian biota-biota laut yang sudh mulai

terancam punah.

Page 33: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

Dengan Terlaksananya semua hal di atas pasti akan memberikan

dampak nyata pada nelayan dan kelestarian terumbu karang walau mungkin

tidak dalam waktu singkat untuk menyelesaikan masalah ini sepenuhnya.

Mudah-mudahan itu semua dapat membuat pantai Indonesia lebih baik lagi,

jadi pusat tempat datangnya wisatawan domestic. Menjadi sorotan atau

potret indahnya lautan Indonesia.

3. Mengelola daratan pinggiran laut untuk mencegah abrasi

a. Menanam pohon bakau, jenis pepohonan yang mudah tumbuh di pantai

dengan air asin ini mempunyai akar yang cukup kuat untuk

mempertahankan daratan dari gempuran ombak pinggir laut.

b. Membuat bangunan pemecah gelombang, cara kerjanya adalah menahan

gelombang ombak disepanjang garis pantai sehingga sisa ombak yang

menggempur darat tidak terlalu keras.

c. Melakukan reklamasi pantai yaitu dengan melakukan pengurugan tanah

dan membuat konstruksi tembok penahan tanah untuk menahan daratan

dari gempuran ombak, tembok penahan erosi pantai bisa dibuat dari

pasangan pondasi batu kali atau cor beton bertulang.

d. Pembangunan reklamasi pantai punya sisi positif sekaligus negatif, pada

daerah yang direklamasi tentu akan lebih aman dari erosi namun daerah

lainya yang kebetulan struktur tanahnya jelek atau elevasinya rendah

maka berpotensi menjadi tempat peralihan air laut, hal ini berarti

berpeluang besar untuk tenggelam.

e. Pencegahan erosi pantai tidak bisa hanya dilakukan penduduk tepi laut

saja, tetapi perlu dukungan masyarakat diseluruh penjuru bumi, sebagai

contoh jika terjadi polusi besar-besaran dikota maka keseimbangan alam

terganggu, bumi terasa panas sehingga es dikutub utara dan selatan

mencair, akibatnya muka air laut naik yang dapat menyebabkan daratan

tenggelam.

Page 34: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah lingkungan hidup adalah salah satu masalah yang harus

ditangani dengan serius. Salah satu contohnya adalah pencemaran lingkungan

yang tidak bertanggung jawab dan kita dapat melihat beberapa dampak yang

ditimbulkan akbibat pencemaran limbah yang sangat merugikan bagi

manusia, maka dengan mempelajari beberapa masalah yang diangkat oleh

penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa. Faktor-faktor penyebab pencemaran

lingkungan yakni factor alam dan factor manusia. Adapun diperlukan cara

untuk mengatasi secara tepat masalah lingkungan hidup dari sektor kelautan.

Selain itu, diperlukan solusi dan cara mengelola lingkungan hidup yang

diperlukan peranan seluruh komponen masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas adapun saran yang diberikan bagi

pembaca seharusnya masyarakat menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Dalam pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul

dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak

terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.

Page 35: Makalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

25

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Setia. 2012. Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Universitas Indonesia

Khaeron, Herman. 2012. Transformasi Politik Kelautan Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta : Erlangga

Ongkosongo, Otto S. 2004. Degradasi Lingkungan Pesisir. Prosiding Hasil Workshop: Deteksi, Mitigasi dan Pencegahan Degradasi Lingkungan Pesisir dan Laut di Indonesia. IndoRepro, P2O LIPI dan P3 TISDA BPPT. ISBN 979- 98828-0-X.

Soebagyo, Joko. 1992. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Cipta Karya

Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wiyana, Adi. 2004. Faktor Berpengaruh Terhadap Keberlanjutan Pengelolaan Pesisir Terpadu. http://rudyct.com/PPS702ipb/07134/afi_wiyana.htm. Diakses pada tanggal 4 Mei 2015.