makalah matematika vektor
DESCRIPTION
vektorTRANSCRIPT
VEKTOR
Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas
Disusun Oleh :
1. Chrisnaldo noel (12110024)
2. Maria Luciana (12110014)
3. Rahmat Fatoni (121100)
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Jakarta
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
"Vektor", yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari ilmu teknik sipil, khususnya ilmu tentang Matematika Teknik.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang penulis buat kurang tepat. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat.
Jakarta, 25 Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul,
sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur
baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric. Diberikan
sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turut dilukis
pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga.
Mobius memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh
koordinat homogen [a,b,c]. Garis – garis berat yang diperlukan diletakkan pada
A,B, dan C untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah
pandangan Mobius tentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai
konsep vektor.
Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang statika di mana
ia secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah besaran
vektor bersama dengan dua sumbu koordinat.
Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh
Bellavitis dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang
merupakan vektor. Odjek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang
AB dan BA sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis
sebagai ‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel. Dalam notasi
modern, dua segmen garis adalah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor
yang sama. Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat
penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini,
agar nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian dari besaran skalar dan besaran vektor ?
2. Bagaimana menyatakan besaran vektor secara grafis (Penggambaran
Vektor) ?
3. Apakah yang disebut dengan kesamaan 2 vektor ?
4. Bagaimana cara menjumlahkan vektor ?
5. Apakah yang disebut dengan komponen sebuah vektor ?
6. Bagaimana mengoperasikan perkalian dalam vektor ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari besaran skalar dan besaran vektor
2. Untuk mengetahui cara penggambaran vektor
3. Untuk mengetahui kesamaan 2 vektor
4. Untuk mengetahui jenis-jenis vektor
5. Untuk mengetahui cara penjumlahan dan perkalian vector
6. Untuk mengetahui komponen sebuah vector
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Besaran-besaran Fisis ditinjau dari pengaruh arah terhadap besaran
tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
2.1.1. Besaran Vektor
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, contohnya:
perpindahan, kecepatan , gaya dan percepatan. Vektor dinotasikan
dengan sebuah huruf dengan anak panah diatasnya misal A, atau dicetak
dengan huruf tebal misal A atau yang lain sesuai perjanjian (pada tulisan
ini digunakan huruf biasa tanpa anak panah dan tidak dicetak tebal).
Besar vektor A dinyatakan dengan A atau A. Vektor A dapat pula
dinyatakan dengan OP dan besarnya adalah OP.
Vektor dalam kehidupan sehari-hari salah satu contohnya adalah
gaya dan kecepatan. Sedangkan skalar dalam kehidupan sehari-hari
dicontohkan dengan jarak/ panjang, luas, isi dan temperatur. Besaran
vektor perlu melibatkan arah (direction) di samping besar (magnitude).
2.1.2. Besaran Skalar
Skalar adalah besaran yang mempunyai besar tetapi tanpa arah.
Contoh besaran adalah: massa, panjang, waktu, suhu, dan sebarang
bilangan riil. Skalar dinyatakan dengan huruf biasa seperti dalam aljabar
elementer. Operasi-operasi pada skalar mengikuti aturan-aturan yang
sama seperti halnya dalam aljabar elementer. Sekali satuannya
ditetapkan, besaran skalar sepenuhnya ditentukan oleh ukuran atau
besarnya (magnitude) saja. Jadi dapat disimpulkan,
1. Laju sebesar 10 km/j adalah besaran skalar, tetapi
2. Kecepatan ‘sebesar 10 km/j ke utara’ adalah besaran vektor
2.2. Penggambaran Vektor
Suatu besaran vektor secara grafis dapat dinyatakan dengan sebuah
garis yang digambarkan sedemikian rupa sehingga :
1. panjang garis,
menyatakan besar vektor.
2. arah garis,
menyatakan arah vektor, penunjukan arah ini dinyatakan dengan
kepala anak panah.
B
a d
Sebagai contoh, sebuah gaya horizontal sebesar 20 N yang
memiliki arah ke kanan dinyatakan dengan garis . Bila
dipilih skala vektor 1cm = 10 N, maka panjang garis tersebut haruslah
2cm.
2.3. Kesamaan 2 Vektor
Jika 2 buah vektor, ā dan ē, dikatakan sama, maka kedua vektor
tersebut memiliki besar dan arah yang sama.
Jika ā = ē, maka : 1) a = e (besarnya sama)
2) arah ā = arah ē, yaitu kedua vektor
tersebut sejajar dan searah.
ā ē
Serupa dengan hal tersebut, jika kedua vektor tersebut memiliki
hubungan ā = - ē apa yang dapat kita katakan tentang :
1) Besarnya sama
2) Kedua vector sejajar tetapi berlawanan arah.
ā ē
2.4. Penjumlahan Vektor
B
A
C
Jumlah dari dua vector, A dan B, didefinisikan sebagai vector
tunggal atau vector ekuivalen atau vector resultan C. Artinya A+B=C
Maka untuk mencari jumlah dari dua vector A dan B, kita
gambar vector-vektor ini sebagai suatu rantai, memulai vector yang
kedua dari ujung vector pertama; jumlah C diberikan oleh vector
tunggal yang menghubungkan pangkal vector pertama dengan ujung
vector kedua.
2.5. Komponen Sebuah Vektor
Seperti halnya AB + BC + CD + DE dapat digantikan dengan AE ,
maka sembarang vektor PT dapat digantikan dengan sejumlah vektor
komponen asalkan komponen- komponen tersebut membentuk rantai
diagram vektor yang berpangkal di P dan berakhir di T.
Contoh : ABCD adalah sebuah segi empat. Titik G terletak di
tengah-tengah DA dan titik H di tengah-tengah BC. Tunjukkanlah bahwa
AB + DC = 2GH .
A B
G
H
D
C
Vektor AB dapat digantikan dengan rangkaian vektor apa saja
asalkan dimulai dari A dan berakhir di B. Jadi dapat kita katakan AB =
AG + GH + HB . Serupa dengan itu, dapat kita katakan juga DC = DG +
GH + HC . Sehingga kita peroleh :
AB = AG + GH + HB
DC = DG + GH + HC
AB+DC = AG+GH +HB+DG+GH +HC
=2HG+ AG+DG +(HB+HC)
G adalah titik tengah AD, karena itu vektor AG dan DG sama
panjang, tetapi berlawanan arah.
DG = −AG;HC = −HB
AB+DC=2GH+ AG−AG + HB−HB =2GH
Latihan :
Dalam segitiga ABC, titik L, M, N berturut-turut adalah titik tengah AB, BC, CA.
Tunjukkanlah bahwa :
(i) AB+BC+CA=0
(ii) 2AB+3BC+CA=2LC
2.6. Komponen-Komponen vektor dalam suku-suku vektor-vektor
satuan
Y
b r
X
a
Dengan kata lain, OP ekuivalen dengan vektor a dalam arah OX
dan vektor b dalam arah OY. Jika kita sekarang mendefinisikan i sebagai
vektor satuan dalam arah OX dan j sebagai vektor satuan dalam arah OY,
maka a = ai dan b = bj. Jadi vektor OP dapat ditulis sebagai: r = ai
+ bj
2.7. Vektor dalam Ruang
Z
P
c
a o b Y
L
X Misalkan i = vektor satuan dalam arah OX
j = vektor satuan dalam arah OY
Vektor OP didefinisikan oleh magnitudonya (r) dan arahnya (). Vector ini dapat juga didefinisikan oleh kedua komponennya dalam arah OX dan OY.
Vektor OP didefinisikan oleh komponen-komponennya:a di sepanjang OXb di sepanjang OYc di sepanjang OZ
k = vektor satuan dalam arah OZ
Maka: OP = ai + bj + ck
OL2 = a2 + b2 dan OP2 = OL2 + C2
OP2 = a2 + b2 + c2
Jadi, jika r = ai + bj + ck, maka r = a2 + b2 + c2
Ini memberikan kita suatu cara yang mudah dalam mencari magnitude
suatu vektor yang dinyatakan dalam suku-suku vektor satuannya.
2.8. Kosinus Arah
Arah suatu vektor dalam tiga dimensi ditentukan oleh sudut-sudut
yang dibuat oleh vektor dengan ketiga sumbu acuannya.
Z
P
c
a o b Y
L
X
Juga a2 + b2 + c2 = r2
r2 cos2 α+r2 cos2 β+r 2cos2 γ=r2
cos2 α+cos2 β+cos2 γ=1
Jika l=cos α
m=cos β
Misalkan; OP = r = ai + bj + ckMaka;ar=cos α a=r cos∝
br=cos β b=r cos β
cr=cosγ c=r cos γ
n=cos γ Maka l 2 + m 2 + n 2 =1
2.9. Operasi Perkalian
2.9.1. Hasilkali Skalar dari Dua Vektor
A
B
Jika a dan b merupakan 2 vektor. Hasilkali scalar a dan b
didefinisikan sebagai scalar (bilangan) ab cos . Hasilkali scalar ini
dinotasikan sebagai a.b (hasil kali titik/perkalian dot).
2.9.2. Hasilkali Vektor dari Dua Vektor
Perkalian 2 buah vektor lazim disebut dengan perkalian silang
(cross product) dan didefinisikan sebagai vector yang memiliki
magnitude ab sin dengan merupakan sudut antara kedua vector yang
diketahui tersebut.
atau dalam
notasi vektor
diperoleh :
ΙA x BΙ = AB sin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkalian vektor
yakni:
1. Perkalian silang bersifat antikomutatif, dimana :
A x B ≠ B x A ; A x B = -B x A.
Dalam vektor satuan, misal i x j = k, maka j x i = -k.
2. Jika 2 vektor saling tegak lurus , sudut apit 90o maka:
ΙA x BΙ = A B Sin α
= A B Sin 90o ; sin 90o = 1
= A B, dalam vektor satuan dapat ditulis dengan :
i x j = k, j x k = i, dan k x i = j.
3. Jika 2 vektor segaris kerja, searah yang membentuk sudut 0o,
ataupun berlawanan yang membentuk sudut 180o, hasil perkalian
silangnya sama dengan nol.
2.10. Sudut antara Dua Vektor
Misalkan a merupakan vektor dengan kosinus arah
A x B = (Y1Z2 – Z1Y2) i + (Z1X2 – Z2X1) j + (Y1X2 – X1Y2) k
2.11. Rasio Arah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah,
contohnya: perpindahan, kecepatan , gaya dan percepatan.
Sedangkan besaran skalar adalah besaran yang mempunyai besar
tetapi tanpa arah. Contoh besaran adalah: massa, panjang, waktu,
suhu, dan sebarang bilangan riil.
2. Suatu besaran vektor secara grafis dapat dinyatakan dengan sebuah
garis, panjang garis menyatakan besar vektor dan arah garis
menyatakan arah vektor (dinyatakan dengan kepala anak panah).
3. Dua buah vektor dikatakan sama, apabila kedua vektor tersebut
memiliki besar dan arah yang sama (sejajar dan searah).
4. Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan. Jadi
A + B mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B. Dalam
operasi penjumlahan berlaku hukum komutatif dan hukum asosiatif.
5. Dalam segitiga ABC, titik L, M, N berturut-turut adalah titik tengah
AB, BC, CA. Tunjukkanlah bahwa :
(i) AB+BC+CA=0
(ii) 2AB+3BC+CA=2LC
(i) AB + BC + CA =0
Vektor AB dapat digantikan dengan rangkaian vektor apa saja
asalkan dimulai dari A dan berakhir di B. Jadi dapat kita katakan AB
= AL + BL . Serupa dengan itu, dapat kita katakan juga BC = BM +
CM dan CA = CN + AN. Sehingga kita peroleh :
AB = AL +BL
BC = BM + CM
CA = CN + AN
AB+BC+CA = (AL +BL)+( BM + CM)+( CN + AN)
L adalah titik tengah AB, karena itu vektor AL dan BL sama
panjang, tetapi berlawanan arah. AL = −BL ; BM = −CM ; CN =
−AN. Maka dari itu dapat dikatakan, bahwa :
(BL−BL)+(CM−CM)+(AN−AN)= 0
(ii) 2 AB +3 BC + CA =2 LC
AB = AL + LB
BC = BL + LC
CA = CL + AL
Sehingga kita peroleh :
2AB + 3BC + CA = (2AL + 2LB) + (3BL + 3LC) + (LC + LA)
= 3AL + 5BL + 4LC
= −3BL + 5BL + 4LC
= 2BL + 4LC
= 2 (BL + LC) + 2LC
= 2BC + 2LC
= 2 (BM + CM) + 2LC
= 2 (−CM + CM) + 2LC
= 2(0) + 2LC
= 2LC
2AB+3BC+CA=2LC
6. Operasi Perkalian
6.1. Perkalian vektor dengan skalar
Hasilkali skalar (hasilkali titik) A . B = AB Cos dimana
merupakan sudut diantara a dan b.
Jika A = A1 i + A2 j + A3 k
dan B = B1 i + B2 j + B3 k
maka A . B = A1B1 + A2B2 + A3B3
6.2. Perkalian vektor dengan vektor
Hasilkali vektor (hasilkali silang) ΙA x BΙ = AB Sin α
dalam arah yang tegak lurus terhadap a dan b, sehingga a, b, dan
(a x b) membentuk set tangan-kanan.
3.2. Saran-saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan taraf hidup bangsa
DAFTAR PUSTAKA
• http://en.wikipedia.org/
• http://www.math10.com
• http://www.mathrec.org/vector.html