makalah mp

17
Makalah Lab. Mekanisasi Pertanian COMBINE HARVESTER DI S U S U N OLEH : M. UDA CHANDRA G 1105101050082 MUZAKIR 1105101050026 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Upload: sdlastchild

Post on 24-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah MP

Makalah Lab. Mekanisasi Pertanian

COMBINE HARVESTER

DI

S

U

S

U

N

OLEH :

M. UDA CHANDRA G 1105101050082

MUZAKIR 1105101050026

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2012

Page 2: Makalah MP

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala bentuk rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Combine.

Penyusun menyampaikan terima kasih kepada kakak Maqfirah selaku asisten laboratorium alat dan mesin pertanian (alsintan) yang telah bermurah hati untuk membantu kami dengan mempercayakan tugas ini kepada penyusun.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi memperbaiki dan menambah pengetahuan di masa yang akan datang, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, karna kesempurnaan hanya milik Allah.

Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat pada diri penyusun pribadi secara khusus dan pada para pembaca secara umumnya.

i

Page 3: Makalah MP

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4

A. Definisi Combine Harvester.......................................................... 4B. Spesifikasi Combine Harvester..................................................... 5C. Operasi Menjalankan Combine Harvester.................................... 7D. Faktor-Faktor Penting................................................................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 10

ii

Page 4: Makalah MP

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transformasi pertanian menuju modernisasi ditandai oleh tahapan masyarakat industri dengan ciri produktivitas tinggi, efisien dalam penggunaan sumber daya alam dan teknologi, serta mampu berproduksi dengan menghasilkan output yang berkualitas dan bernilai tambah tinggi. Dengan kata lain, pertanian modern dapat menjadi suatu wujud sistem usaha tani dengan spesialisasi produk yang sangat beragam, penggunaan tradeable input makin tinggi dan sudah mempraktekkan sistem manajemen usaha tani lebih efisien.

Dengan ciri-ciri tersebut tuntutan diterapkannya suatu sistem manajemen usaha pertanian yang secara optimal memanfaatkan sumber daya lokal yang spesifik dan berkelanjutan menjadi keharusan. Dalam masa reformasi pembangunan pertanian di Indonesia disiapkan untuk memasuki era modernisasi dengan konsep pembangunan pertanian berwawasan agribisnis.

Pembangunan pertanian berwawasan agrbisnis diletakkan sebagai bagian pembangunan ekonomi dengan suatu grand strategi membangun sistem dan usaha pertanian yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi. Ciri pembangunan ini tidak dapat dipisahkan dari keragaman wilayah, ekosistem dan zona agro-ekologi yang memberikan kekayaan sistem dan usaha tani yang spesifik dari satu wilayah ke wilayah lain.

Keragaman wilayah tersebut memberikan ciri kemampuan wilayah spesifik yang berbeda satu dengan yang lain ( natural resource endowment). Sarana prasarana, sistem budaya, sistem sosial, dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengantisipasi perubahan dinamika domestik dan global pada akhirnya akan muncul sebagai regional capacity dari suatu peta kemampuan ekonomi pertanian Indonesia. Sumber daya lahan pertaniannya terdiri dari berbagai ekosistem yang memiliki ciri sangat spesifik, yang tercipta dari berbagai komponen alamiah, dan buatan manusia, termasuk di dalamnya sistem budaya. Jika digambarkan akan muncuk suatu mozaik yang memetakan kemampuan wilayah dan kinerja ekonomi pertaniannya.

Untuk wilayah lahan berbasis irigasi, petani dihadapkan pada lingkungan pertanian yang potensial untuk berusaha padi dan tanaman pangan lain. Sedangkan pada lahan kering ekosistem ini menuntun petani untuk mengembangkan pertanian dengan basis lahan kering atau tanaman yang dikembangkan dengan keberadaan air terbatas. Pada lahan pasang surut dan rawa, sistem usaha taninya juga memerlukan teknik budidaya khusus, agar tanaman atau usaha tani yang lain dapat berkembang dengan baik, dan menghasilkan sesuatu untuk mendukung bisnis usaha taninya.

1

Page 5: Makalah MP

Karena itu, pola pengembangan mekanisasi pertanian selalu diawali dengan kebutuhan petani, dengan tahapan untuk mencapai kepastian produksi secara cukup ( subsistence) yang kemudian dikembangkan kearah tahapan efisiensi sistem usaha pertanian, dan pada tahap yang terakhir adalah komersialisasi usaha pertanian. Oleh karena itu, pengembangan mekanisasi pertanian selalu memiliki kaitan yang erat dengan perkembangan sistem usaha pertanian dengan tuntutan pesifiknya. Transformasi usaha tani dari sistem usaha tani subsisten ke sistem usaha tani modern, memerlukan waktu, penyiapan sarana prasarana, sistem budaya, kelembagaan, dengan dukungan riset yang memadai, penyuluhan yang cukup, dan industri pendukung.

Dinamika perkembangan ekonomi Indonesia pasca krisis telah menyebabkan dampak kepada perkembangan dan pertumbuhan mekanisasi pertanian di Indonesia. Faktor faktor makro seperti harga, nilai uang ( kurs), bunga bank, inflasi, serta subsisdi ternyata sangat banyak pengaruhnya kepada perkembangan mekanisasi pertanian. Kaitan langsung kepada penerapan mekanisasi pertanian adalah pertumbuhan industri alat dan mesin di dalam negeri dan paling ujung adalah biatya operasi alat dan mesin pertanian yang harus di bayar oleh petani.

Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan pengembangan mekanisasi pertanian dari sisi teknologi akan bias kepada teknologi yang lebih maju dari yang eksis, dengan efisiensi tinggi, dan teknik operasi yang kurang pas denga kondisi sistem usaha tani yang ada. Seringkali disebut teknologi mekanisasi yang dikembangkan tidak layak ekonomis dan sosial, meskipun secara teknis dikatakan layak. Namun demikian pendekatan sosial ekonomi dan budaya juga mendapatkan kritikan akan menjadikan Indonesia terlambat mengejar pertumbuhan dan persaingan dengan negara negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Philipine dan bahkan Vietnam.

Korea mengambil cara yg sangat tidak populer dari teori ekonomi dengan memberikan subsidi kepada petani untuk menggunakan mekanisasi pertanian, seiring dengan kemajuan industri di negara tersebut. Perubahan ke tenaga kerjaaan menyebabkan adanya tuntutan untuk melakukan percepatan dalam pergeseran sistem pertanian dari tradisional ke modern untuk efieisni energi, namun dengan intervensi pemerintah yang cukup domonan.

Inovasi mekanisasi pertanian di Indonesia berjalan seperti proses evolusi yang menggambarkan terjadinya proses adopsi, adaptasi dan penerapan mekanisasi dari kondisi sangat tradisional ke tahap yang semi modern ( dan mungkin modern) dengan berbagai tingkatan teknologi. Tahapan tahapan tersebut terkait dengan perkembangan pertumbuhan sarana prasarana, laju adopsi sistem usaha tani, pertumbuhan ekonomi wilayah, difusi budaya dan arus informasi yang terus berkembang dari satu waktu ke waktu.

Dalam proses inovasi tersebut peran pemerintah sangat dominan terutama di dalam proses difusi teknologi. Berbagai proyek, bantuan hibah maupun bentuk bentuk lain mendorong masuknya teknologi mekanisasi pertanian. Namun demikian hasilnya tidak

2

Page 6: Makalah MP

semuanya menggembirakan. Banyak aspek yang tidak atau kurang dipertimbangkan dalam proses inovasi tersebut, namun demikian keuntungan yang di dapat adalah pembelajaran proses mekanisasi pertanian, yaitu faktor pemberdayaan manusia harus lebih didahulukan daripada proses modernisasi.

Salah satu contoh adalah wilayah yang baru dibuka, keterlibatan pemerintah sangat besar, antara lain penyiapan sarana dan prasarana untuk pengembangan usaha ekonomi, sedangkan pada wilayah yang sudah mulai tumbuh sedikit demi sedikit keterlibatan pemerintah mulai dikurangi dengan terlebih dahulu menyiapkan SDM, kelembagaan, dan meningkatkan sarana dan prasarana.

Posisi strategis mekanisasi pertanian memiliki makna yang sangat kompleks;

Pertama, peningkatan produktivitas, Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan memberikan penambahan input benih, bibit tanaman atau ternak dengan produksi per satuan luas (yield) yang tinggi. Untuk ternak, berarti berat per satuan ternak, yang diakibatkan proses penggemukan. Produktivitas berarti juga dengan jumlah unit input yang sama dihasilkan produksi yang lebih tinggi.

Kedua, efisiensi dan proses. Dengan meingkatnya efisiensi penggunaan sumber daya pertanian, berarti meningkat efisiensi usaha tani, yang pada akhirnya juga meningkat efisiensi ekonomi.

Ketiga kualitas dan nilai tambah. Menggunakan mekanisasi pertanian dapat meningkatkan kualitas produk. Susut karena kerusakan mekanis atau karena kerusakan fisik dapat dikurangi. Proses pengeringan atau pendinginan dapat memperpanjang waktu simpan dan sekaligus mencegah kerusakan karena faktor faktor alami dan buatan.

Keempat meningkatnya pendapatan. Mekanisasi pertanian memberikan kontribusi untuk menurunkan biaya produksi, meningkatnya hasil dan menurunnya susut hasil, sehingga pada akhirnya alkan meningkatkan pendapatan usaha tani. Namun pada dasarnya, keempat posisi strategis mekanisasi itu menuntut prasyarat kelengkapan dan kesiapan kelembagaan dan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan.

Laporan ini merupakan kajian kebijakan yang memberikan telah strategis posisi mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian dari pandangan sistem dan usaha agribisnis. Fokus utama dari kajian ini adalah pada keempat kontribusi strategis diatas dalam pembangunan pertanian.

3

Page 7: Makalah MP

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Combine Harvester

Combine harvester merupakan suatu alat yang praktis untuk digunakan dimana alat

ini mempunyai tiga fungsi yakni memotong ,merontokkan dan mengemaskan padi. Namun

alat pertanian seperti combine maupun hand traktor masih sulit digunakan pada daerah kita

khususnya Aceh, dimana alat-alat ini harus digunakan pada areal tertentu, misalnya

combine harus digunakan pada lahan yang luas.

Secara umum fungsi operasional dasar combine harvester adalah sebagai berikut :

1. Memotong tanaman yang masih berdiri,

2. Menyalurkan tanaman yang terpotong ke selinder,

3. Merontokkan gabah dari tangkai atau batang,

4. Memisahkan gabah dari jerami, dan

5. Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing.

Kegunaan dari mesin combine harvester yaitu :

1. Mempercepat waktu penganganan pasca panen,

2. Mengurangi kejerihan kerja petani,

3. Menekan ongkos kerja petani,

4. Meningkatkan produksi pangan dan mempertahankan mutu,

5. Mudah dalam pengerjaan,

6. Lebih fleksibel, dan

7. Menghemat waktu.

4

Page 8: Makalah MP

B. Spesifikasi Combine Harvester

Nama : Combine harvester

Fungsi : Memotong,merontokkan,mengarungkan padi

Merk : Yanmar

Model / type : CA 130

Negara pembuat : Jepang

Tahun pembuatan : 1997

HP / RPM : 13,5 HP / Min 280 RPM dan Max 3050 RPM

Volume silinder : 0,6 Liter

Jenis bahan bakar : Solar

Bagian-bagiannya : 1.Tuas Gas

2.Transmisi

3.Lampu Saklar

4.Pedal Kemudi

5. Pedal Thresser

6. Pengatur Kecepatan Thresser

7. Mata Pisau

8. Parking Break (kunci mati)

9. Station Pemotongan

10. Station Perontok

11. Station Pengemasan

5

Page 9: Makalah MP

Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.

Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt).

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1m.

Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type).

Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.

Page 10: Makalah MP

C. Operasi menjalankan combine harvester

1. Menghidupkan combine

Combine menggunakan mesin yang bahan bakar diesel,dimana cara menghidupkannya dengan sistem starter yang menggunakan arus DC (baterai). Sebelum menghidupkan pastikan dan perhatikan transmisi utama, pengatur kecepatan, gas dalam keadaan netral dan tongkat kopling dalam keadaan parking. Putar kunci kontak kekiri untuk pemanas busi pijar dan tunggu hingga lampu padam.Kemudian langsung putar kekanan untuk On-kan dan start dimulai,jangan meng-starter lebih dari 5 detik karena dapat mengakibatkan over-hot yang langsung merusak bagian-bagian sistem tersebut.

2. Memajukan/ menjalankan dan memundurkan combine

Combine dapat bergerak maju jika mesin penggeraknya hidup,kemudian masukkan gigi transmisi utama dengan kecepatan low,netral,high dan deep dengan porseneling maju 1,2 dan 3 dan mundur R. Pastikan pandangan operator/ pengemudi lurus kedepan atau mengontrol semua sistemnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau menimbulkan kecelakaan.

3. Membelokkan combine

Sistem pembelokan pada combine hampir sama dengan sistem pembelokan pada traktor. Namun sistem pembelokan combine lebih efektif dikarenakan pembelokan combine kearah kiri dan kanan dapat dioperasikan langsung hanya dengan satu tongkat saja.

4. Menghidupkan thresser, pisau pemotong pada combine

Sistem thresser pada combine sama dengan sistem thresser biasa tapi thresser pada combine dilengkapi dengan sistem transmisi pengatur kecepatan putaran.Tarik tuas thresser,kemudian sesuaikan kecepatan putarannya biarkan padi dan jerami dirontokkan selama 2-3 menit.Dan jika ingin memotong padi ,tarik tuas pisau lalu sesuaikan dengan kecepatan putarannya dan juga jarak pemotongannya.

5. Menghentikan combine

Combine dapat dihentikan dengan cara perlahan-lahan,yakni cukup tarik tuas kopling keposisi parking atau menginjak handle kopling kemudian off-kan semua sistem transmisi. Dikarenakan combine dilengkapi dengan sistem pengereman hidraulik otomatis bukannya manual.

6

7

Page 11: Makalah MP

D. Faktor-faktor penting

Dalam mempertimbangkan kegiatan panenan perontokan padi, ada beberapa ciri dari padi dan faktor lingkungan yang penting dan perlu diperhatikan.

1. Derajat kekuatan, panjang dan ketahanan dari jerami. Ciri-ciri ini sangat mempengaruhi terhadap proses pemotongan dan pengiriman dengan alat konveyor. Jerami yang kaku dan keras dapat mengakibatkan kemacetan, dalam pemotogan dan pengaliran keperontok, jika panenan ini dilakukan oleh mesin. Begitu juga besar pengaruhnya bagi perontokan oleh silinder perontok. Jerami yang panjang dapat memudahkan perontokan secaramanual, akan tetapi dalam mesin perontok dalam mesin panen akan menyebabkan kemacetan dan kebutuhan tenaga yang lebih besar untuk memprosesnya.

2. Varietas padi. Varietas padi yang mudah rontok merupakan masalah dalam hal panenan dengan mesin. Hal ini karena getaran dan ketumpulan dari pisau pemotong, serta perlakuan lainnya dari mesin dapat menyebabkan rontoknya gabah dari malainya.

3. Ukuran, kadar air dan ketahanan biji-bijian (contoh: gabah). Faktor ukuran biji-bijian menentukan ukuran lubang-lubang dari concave dari perontok, sedangakan kadar air besar pengaruhnya terhadap rendemen beras utuh. Gabah yang kandungan airnya tinggi (banyak kandugnan airnya) dapat menyebabkan tingginya persentase gabah yang pecah atau rusak karena pukulan dalam unit perontok. Ketahanan biji-bijian terhadap perlakuan yang diberikan oleh bagian-bagian dari mesin dapat mempengaruhi mutu dari biji-bijian.

4. Iklim.Musim hujan dan musim kering sangat mempengaruhi kadar air dari gabah dan jerami. Kadar air gabah menentukan waktu panen yang tepat. Sedangkan kadar air jerami besar pengaruhnya dalam proses perontokan dan pemotongan oleh pisau.

5. Keadaan Lapang (sawah). Terutama dalam pemakaian mesin panen, andungan air dari tanah perlu dipertimbangkan. Tanah yang kering akan menahan efisiensi kerja dari mesin panen, sedangkan tanah yang berlumpur sering menyebabkan kemacetan operasi sehingga kapasitas kerjanya rendah.

6. Tingkat kemajuan wilayah dan sosial.Yang berkaitan dengan penerapan alat dan mesin pertanian (mekanisasi pertanian) dan kemungkinankemungkinan pengenalan teknologi baru.

8

Page 12: Makalah MP

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Combine harvester merupakan suatu alat yang praktis untuk digunakan dimana alat ini mempunyai tiga fungsi yakni memotong ,merontokkan dan mengemaskan padi.

2. Fungsi operasional dasar combine adalah sebagai berikut :· Memotong tanaman yang masih berdiri· Menyalurkan tanaman yang terpotong ke selinder· Merontokkan gabah dari tangkai atau batang· Memisahkan gabah dari jerami· Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing

3. Operasi menjalankan combine harvester :· Menghidupkan combine· Memajukan/ menjalankan dan memundurkan combine· Membelokkan combine· Menghidupkan thresser, pisau pemotong pada combine· Menghentikan combine

4. Pada mesin combine roda yang digunakan adalah roda rantai yang disebut roda

crawler.

5. Bagian-bagian mesin combine yaitu rell, pisau pemotong, auger, konveyor kanvas

silinder perontok, unit pembersih/pemisah, konveyor mangkuk, kipas penghembus

kotoran, tangki gabah, konveyor scerew, dan roda.

9

Page 13: Makalah MP

TINJAUAN PUSTAKA

Barokah, N. I. 2001. Uji Kinerja dan Losses Combine Harvester Type CA 85 ML. Skripsi.Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Departemen Pertanian. 1993. Pasca Panen Padi. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian.

Fadli 1990, Modul Tentang Mekanisasi Pertanian, pemberdaya P3A-WISMP-IMRI fakultaspertanian. Universitas jember, jember.

Hasibuan, F. 1999. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemakaian Head Feed Combine Harvester (CA 385 EG ) Di Daerah Sukamadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. JurusanMekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Irwanto 1983, Alat dan Mesin budidaya pertanian. Fakultas teknologi pertanian institutpertanian bogor, bogor.

10