makalah napza
DESCRIPTION
pengertian dan mekanisme napzaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (NAPZA)
adalah zat-zat kimiawi (obat-obat berbahaya) yang mampu merubah fungsi
mental dan perilaku seseorang, yang dimasukkan kedalam tubuh manusia,
baik melalui mulut, dihirup maupun disuntikkan. Sebetulnya penggunaan
Narkotik, Psikotropika, Dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) untuk berbagai
tujuan telah ada sejak zaman dahulu kala. Masalah timbul bila narkotik dan
Obat-obatan ini digunakan secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan
kecanduan (dalam bahasa Inggris disebut substance abuse).
Dengan adanya penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui pola
hidup para pecandu, maka masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi
semakin serius. Lebih memprihatinkan lagi bila yang kecanduan adalah
remaja yang merupakan masa depan bangsa, karena penyalahgunaan
NAPZA ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi
suatu bangsa.Banyak upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memberantas
opnum-opnum yang telah menyalahgunakan Narkoba dan Obat-obatan
terlarang lainnya. Namun, semakin hari jumlah pemakai Narkoba dan Obat-
obat terlarang lainnya terus bertambah. Oleh karena itu perlu adanya
pengertian dari masing-masing individu untuk menyadari betul dampak dari
penggunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya
(NAPZA).
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi pada masyarakat
tentang bahaya pemakaian narkotika dan Obat-obatan terlarang yang
digunakan secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan kecanduan atau
bahkan kematian.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah pengertian dan jenis-jenisNAPZA?
1.2.2 Bagaimanakanh Penyalahgunaan dan Ketergantungan Mengkonsumsi
NAPZA?
1.2.3 Bagaimanakah pengaruh dan efek dari penggunaan NAPZA?
1.2.4 Bagaimanakah pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan NAPZA?
1.2.5 Bagaimanakah prosedur pemeriksaan penyalahgunaan NAPZA?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permaslahan di atas, tujuan yang dicapai dasar
penulisan ini adalah :
1.3.1 Mengetahui pengertian dan jenis-jenis NAPZA
1.3.2 Mengetahui Penyalahgunaan dan Ketergantungan Mengkonsumsi
NAPZA.
1.3.3 Mengetahui pengaruh dan efek dari penggunaan NAPZA
1.3.4 Mengetahui pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan NAPZA
1.3.5 Mengetahui prosedur pemeriksaan penyalahgunaan obat terlarang /
NAPZA
1.4 Manfaat
Penulisan memiliki manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Untuk memberikan informasi tentang pengertian, jenis-jenis NAPZA
Beserta Penjelasannya Penyalahgunaan dan Ketergantungan
Mengkonsumsi NAPZA, pengaruh dan efek dari penggunaan
narkoba,pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan NAPZA dan
prosedur pemeriksaan penyalahgunaan NAPZA.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Jenis-jenisNAPZA
2.1.1 Pengertian NAPZA
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya
(NAPZA). Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya
(NAPZA) adalah zat-zat kimiawi (obat-obat berbahaya) yang mampu
merubah fungsi mental dan perilaku seseorang, yang dimasukkan
kedalam tubuh manusia, baik melalui mulut, dihirup maupun
disuntikkan. Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga
apabila dimasukkan ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah fungsi
fisik dan/atau psikologis. NAPZA psikotropika berpengaruh terhadap
sistem pusat saraf (otak dan tulang belakang) yang dapat
mempengaruhi perasaan, persepsi dan kesadaran seseorang.
Perbedaan NAPZA dan NARKOBA yaitu Narkoba merupakan
kepanjangan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. NAPZA
sendiri merupakan kepanjangan dari narkotika, alkohol, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya. NARKOBA merupakan istilah yang biasa
dipakai oleh orang awam dan hanya mencakup luas yang sempit,
sementara NAPZA adalah istilah medis atau kedokteran yang
mencakup jangkauan lebih luas, tidak hanya narkotika sebatas obat-
obatan melainkan semua zat yang mengakibatkan ketergantungan
seperti alkohol, rokok, bahkan kafein.
Secara umum pengertian Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan
Zat adiktif lainnya (NAPZA) masing-masing adalah :
2.1.1.1 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan dapat menyebabkan
hilangnya rasa atau mengurangi nyeri dan dapat
menimbulkan rasa ketergantungan.
3
2.1.1.2 Alkohol
Alkohol adalah cairan yang dihasilkan dari fermentasi atau
peragian dan mengandung etanol. Cairan yang mengandung
etanol yang tinggi disebut minuman keras dan bila diminum
memabukkan dan merusak tubuh.
2.1.1.3 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat.
2.1.1.4 Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat atau obat yang berpotensi menimbulkan
rasa ketergantungan.
2.1.2 Jenis-jenisNAPZA
Jenis-jenis NAPZA dapat dikelompokkan menjadi 4:
- Berdasarkan bahan (natural dan sintesis)
- Berdasarkan efek kerja (merangsang, menekan dan mengacaukan
sistem saraf pusat)
- Berdasarkan cara penggunaan (oral, injeksi, melalui luka,
menghirup dan insersi anal)
- Berdasarkan bentuk (cairan, pasta, pil/kapsul, kristal/block, bubuk,
gas dan lapisankertas)
Secara umum, NAPZA dibedakan dari efek yang dihasilkannya, yaitu:
- Stimulan (Perangsang).
Obat jenis ini meningkatkan aktifitas dalam sistem syaraf pusat dan
otonom. Obat perangsang bekerja mengurangi kantuk karena
kelelahan, mengurangi waktu makan dan menghasilkan insomnia,
mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pemapasan, serta
mengerutkan urat nadi, membesarkan biji mata. Obat perangsang
yang paling banyak dipakai adalah: nikotin (dari nikotin
tembakau), kafein (terdapat dalam kopi, teh, coklat, minuman
4
ringan), amfetanium, kokain (dari erythroxylum pohon koka), dan
crack (kristalisasi bentuk dasar kokain).
- Anti Depresan.
yaitu sejenis obat yang mempunyai kemampuan untuk
memperIambat fungsi sistem syaraf pusat dan otonom. Obat anti
depresan memberikan perasaan melambung tinggi, memberikan
rasa bahagia semu, pengaruh anastesia (kehilangan indera perasa),
pengaruh analgesia (mengurangi rasa sakit), penghilang rasa tegang
dan kepanikan, memperlambat detak jantung dan pernafasan serta
dapat berfungsi sebagai obat penenang dan obat tidur. Obat anti
depresan yang sering dipakai meliputi: obat penenang hipnotis,
alkohol, benzodiazepines, obat tidur (dengan nama dagang seperti
Valium dan Rohypnol), analgesik narkotika (opium, morfin,
heroin, kodein), analgesik non-narkotika (aspirin, parasetamol),
serta anastesia umum seperti ether, oksida nitrus.
- Halusinogen.
Sejenis obat yang memiliki kemampuan untuk memproduksi
spektrum pengubah rangsangan indera yang jelas dan pengubah
perasaan serta pikiran. Akibat yang disebabkan oleh halusinogen
dan reaksi subyektif terhadap pengaruh-pengaruh tersebut bisa
bebeda jauh antara satu pemakai dengan pemakai yang ragamnya
mulai dari perasaan gembira yang luar biasa sampai perasaan ngeri
yang luar biasa. Contohnya: LSD, psilocybin, jamur (juga dikenal
sebagai jamur sakti), dan DMD atau detura yang berasal dari bunga
terompet.
- Klasifikasi NAPZA yang lain.
Jenis-jenis obat yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap
sistem syaraf pusat dan otonom, namun jenis-jenis obat tersebut
berpengaruh langsung terhadap bahan-bahan kimia otak yang
spesifik (neurotransmitter). Ketika sedang aktif, neurotransmitter
5
itu diyakini mempengaruhi emosi, rasa sakit, daya ingat dan
keterampilan motorik.
2.1.2.1 Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
- Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain,
Ganja.
- Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
- Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan
pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
2.1.2.2 Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
6
- Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
- Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
- Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
- Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
2.1.2.3 Zat Adiktif dan Alkohol
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan atau zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika,
meliputi :
- Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering
menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat
atau zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :
Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
7
Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman
anggur )
Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca,
Manson House, Johny Walker ).
- Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah
menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada
berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
- Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin
sangat luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan
NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol
terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu
masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
2.2 Penyalahgunaan dan Ketergantungan Mengkonsumsi NAPZA
Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan
fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin
bertambah ( toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan
akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).
2.2.1 Penyebab penyalahgunaan NAPZA
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
2.2.1.1 Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja
sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun
8
sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko
lebih besar menggunakan NAPZA :
- Cenderung memberontak
- Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
- Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang
ada
- Kurang percaya diri
- Mudah kecewa, agresif dan destruktif
- Murung, pemalu, pendiam
- Merasa bosan dan jenuh
- Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
- Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
- Identitas diri kabur
- Kemampuan komunikasi yang rendah
- Putus sekolah
- Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2.2.1.2 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya,
maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
- Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
- Hubungan kurang harmonis
- Orang tua yang bercerai, kawin lagi
- Orang tua terlampau sibuk, acuh
- Orang tua otoriter
- Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
- Kurangnya kehidupan beragama.
9
Lingkungan Sekolah :
- Sekolah yang kurang disiplin
- Sekolah terletak dekat tempat hiburan
- Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
- Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :
- Berteman dengan penyalahguna
- Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
- Lemahnya penegak hukum
- Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang
mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat
seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin
banyak faktor – faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang
menjadi penyalahguna NAPZA.
2.3 Pengaruh dan Efek dari Penyalahgunaan NAPZA
2.3.1 Gejala Klinis Penyalahgunaan NAPZA
Perubahan Fisik :
- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara
pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
– Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut
jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
– Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair,
menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi,
kejang, kesadaran menurun.
– Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan
pada lengan.
10
Perubahan sikap dan perilaku :
- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah,
sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
– Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari,
mengantuk di kelas atau tempat kerja.
– Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang
tanpa ijin.
– Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi,
menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
– Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal
oleh anggota keluarga yang lain.
– Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan
tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang
berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan
dan sering berurusan dengan polisi.
– Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
2.3.2 Pengaruh Penyalahgunaan NAPZA
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak
dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /
buruk.
11
Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.Para pengguna
NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau
melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah :
kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama
membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat.
Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan
seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke
janin.
Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan
jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan
panjang.
Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
Dampak Sosial
Di Lingkungan Keluarga :
- Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
12
- Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah
atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.
- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang
meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
Di Lingkungan Sekolah :
- Merusak disiplin dan motivasi belajar.
- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
- Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama
teman sebaya.
Di Lingkungan Masyarakat :
- Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
- Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan.
- Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan,
pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
- Meningkatnya kecelakaan.
2.4 Pencegahan dan Solusi dari Penyalahgunaan NAPZA
2.4.1 Pencegahan (Preventif)
Dengan mengurangi pasokan (Supply Reduction), Mengurangi
permintaan (Demand Reduction), Mengurangi dampak buruk (Harm
Reduction)
2.4.2 Pengobatan (Kuratif)
Fase ini biasanya ditangani oleh lembaga professional di bidangnya
yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit, dokter. Fase ini
biasanya meliputi : Fase penerimaan awal (inisial intake), Fase
detoksifikasi, Terapi komplikasi medik
13
2.4.3 Pemulihan (Rehabilitatif)
Tahap ini biasanya terdiri atas : Fase Stabilisasi dan Fase Sosialisasi
dalam Masyarakat. Bagi para penyalah guna napza/narkotik ini
diperlukan penanganan khusus termasuk rehabilitasi medis maupun
sosial. Rehabilitasi medis diperlukan untuk proses pemulihan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan.
Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu baik fisik, mental, maupun sosial agar mereka dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2.5 Prosedur Pemeriksaan Penyalahgunaan NAPZA
DETEKSI NARKOTIKA JENIS CANNABINOL DAN MORFINDARI SAMPEL URINE PENGGUNA NARKOTIKA
Alat dan bahan.Alat. Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas yang biasa
digunakan untuk untuk keperluan untuk preparasi, Ultrasonic bath,
Instrumentasi GCMS.
Bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bahan kimia dengan derajat kemurnian pro analisis. Sementara
untuk keperluan kromatografi digunakan bahan kimia berderajat
kromatografi, antara lain 2 Propoanol, Kloroform, metanol.
Prosedur Penelitian Pengumpulan Sampel. Sampel urine pengguna narkotika diambil
sebanyak 50 ml, dimasukkan ke dalam wadah kaca dengan tutup baik,
kemudian disimpan dalam termos es (temperatur ±150C).
Preparasi Sampel a. Sampel urine diekstraksi dengan pelarut 2 propanol dan kloroform 1:1 .
b. Disonifikasi selama 2 jam, kemudian disentrifugasi selama 10 menit.
14
c. Fase pelarut dibagian bawah dipindahkan ke dalam cawan penguap
kemudian dibiarkan selama 60 menit sampai pelarut menguap dan dibilas
dengan methanol untuk dianalisa.
d. Sampel diuji Pendahuluan.
e. Analisis dilanjutkan dengan Instrument GCMS 5890 Agilent.
f. Uji Pendahuluan dan Lanjutan dilakukan terhadap sampel Urine
pengguna dan pembanding (bukan pengguna).
Hasil dan Pembahasan Penelitian merupakan penelitian pendahuluan dalam rangka deteksi
Morfin dan cannabinol secara cepat dan akurat. Metode sederhana sangat
perlu untuk dikembangkan sehingga akan menyederhanakan proses
penyidikan yang lebih mudah. Sampel urine diambil dan dikumpulkan dari
pengguna morfin dan ganja. Preparasi dilakukan secara simultan dengan
menggunakan pelarut 2 – propanol dan kloroform dengan perbandingan
1 : 1. Pelarut ini dipilih berdasarkan data optimal dari observasi yang telah
dilakukan dengan mempergunakan berbagai pelarut yang sesuai.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada
remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya
dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik
dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi
tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama.
Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini
sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah
sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.
3.2. Saran
Karena daya kerjanya obat-obatan tersebu sangatlah keras, sehingga
penggunaannyapun harus melalui resep dokter dan harus dalam pengawasan
dokter. Obat-obatan yang diaksud tersebut jika disalah gunakan akan
berpengaruh dan merusak psikis maupun fisik dari si pemakai dan
engakibatkan ketergantungan, jadi hindari penyalah gunaan obat-obatan jenis
hipnotok sedatif dan psikotropika karena termasuk obat-obatan narkotik.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdi, dkk., 2004, Detection of Morphine in Opioid Abusers Hair by GC/MS, DARU Journal, Volume 12 No. 2 Hal. 71 – 75.
2. Baumgartner, A, dkk. , 1979, Radioimmunoassay of Hair for Determining Opiate – Abuse Histories, The Journal of Nuclear Medicine, Hal. 748 – 752.
3. BVDA. 2004. Preparation Of Suspect Material. diunduh dari website http://www. bvda.com/EN/prdctinf/pf_en_np.html.
4. Darmansjah dan Metta. 2007. dikutip dari Sulistia Gan Gunawan. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
5. DanceSafe. 2011. Marquist Reagent. diunduh dari website http://en.wikipedia. org/wiki/Marquis_reagent.
6. DepKes. 2001. dikutip dari Purba dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan gangguan Jiwa Edisi Kedua. USU Press. Medan
7. EcstasyData. 2011. Test Types. diunduh dari website http://www.ecstasydata.org/ about_data_test_types.php.
8. Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning. John Wiley & Sons Ltd: Chichester.
9. Hegstd, S, dkk., 2008, Drug Screening of Hair br Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry, Journal of Analytical Toxicology, Vol. 32 Hal. 364 – 372.
10. Iversen, L. (2006), Speed, Ecstasy, Ritalin: the science of amphetamines, Oxford University Press, Oxford.
11. King, L. A. and McDermott, S. (2004), ‘Drugs of abuse’, in: Moffat, A. C., Osselton, M. D. and Widdop, B. (eds.) (2004), Clarke's analysis of drugs and poisons, 3rd edn, Vol. 1, pp. 37–52, Pharmaceutical Press, London.
12. Moffat, A. C., Osselton, M, D. and Widdop, B, (eds.) (2004), Clarke's analysis of drugs and poisons, 3rd edn, Vol. 2, Pharmaceutical Press, London.
17
13. Shulgin, A and Shulgin, A, (1992), PIHKAL: A chemical love story, Transform Press, Berkeley, CA.
14. United Nations (2006), Multilingual Dictionary of Narcotic Drugs and Psychotropic Substances under International Control, United Nations, New York.
15. United Nations (2006), Recommended Methods for the Identification and analysis of amphetamine, methamphetamine and their ring-substituted analogues in seized materials (revised and updated), Manual for Use by National Drug Testing Laboratories, United Nations, New York.
16. United Nations Office on Drugs and Crime (2003), Ecstasy and Amphetamines Global Survey 2003, United Nations Office on Drugs and Crime, Vienna (http://www.unodc.org/pdf/publications/report_ats_2003-09-23_1.pdf).
17. United Nations Office on Drugs and Crime (2004), World Drug Report 2004, Vol. 1: Analysis, United Nations Office on Drugs and Crime, Vienna (http://www.unodc.org/pdf/WDR_2004/volume_1.pdf).
18