makalah neoplasma
DESCRIPTION
neoplasmaTRANSCRIPT
MAKALAH NEOPLASMA
OSTEOSARCOMA
Disusun oleh :
Bunga Nurmalita 112080009
Febrianto Dwilaksono112080018
Novi Sagita R 112080029
Yayuk Catur 112080048
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2009/2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Alla SWT. Karena dengan rahmat-Nya
makalah yang berjudul Osteosarcoma dapat diselesaikan.
Osteosarcoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-tulang
panjang dan lokasi terbanyak pada daerah metafisis di daerah perkembangan tulang.
Osteosarcoma bertendensi kuat untuk bermetastasis di paru-paru (1,2) Osteosarkoma bisa
juga ditemukan pada daerah maksillofasialis. Kira-kira 5 % dapat ditemukan pada tulang
mandibula dan maksilla serta lebih sering ditemukan pada mandibula dibanding maksilla.
Osteosarcoma sering terjadi pada laki-laki, paling sering pada usia muda (10-20 tahun).
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran membangun untuk masukan dan perbaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khusus dan bagi pembaca umumnya.
Semarang, Desember 2009
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
BAB III LAPORAN KASUS .............................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 17
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Osteosarcoma pada mandibula ............................................................. 3
Gambar 2.3 Osteosarcoma ........................................................................................ 5
Gambar 2.4.1 Hasil X-ray ......................................................................................... 6
Gambar 2.4.2 Hasil MRI-scan .................................................................................. 6
Gambar 2.4.3 Mikoskropik ....................................................................................... 6
Gambar 6.1 Tindakan pembedahan .......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neoplasma atau sering disebut dengan kanker saat ini penyakit yang banyak ditemukan
di masyarakat. Dari banyaknya penyakit kanker yang sering ditemukan di masyarakat, salah
satunya kanker tulang atau osteosarcoma. Kanker ini menempati urutan kedelapan setelah
kanker otot lurik atau rabdomiosarcoma sebagai pembawa kematian pada anak. Biasanya
menyerang anak usia remaja, yaitu antara 10 hingga 20 tahun.
Penyakit ini diawali gejala-gejala seperti pembengkakan progresif disertai rasa nyeri dan
demam. Kadang disertai trauma, misalnya jatuh, yang berakibat pada patah tulang yang
terjadi di daerah tumbuhnya kanker. Patah tulang atau fraktur patologis itu seringkali terjadi
karena adanya gerakan rutin.
Osteosarkoma umumnya cenderung tumbuh di tulang paha, tulang lengan atas (ujung
atas), ujung atas tulang kering atau lutut. Ujung-ujung tulang tersebut merupakan daerah
terjadinya perubahan dan kecepatan pertumbuhan terbesar. Kanker atau tumor ganas di
daerah lutut paling banyak dijumpai.
Osteosarcoma adalah penyakit yang jarang dijumpai, di Amerika Serikat dilaporkan 400
kasus baru setiap tahunnya dan hanya 5% mengenai tulang maksillofasial. Inggris dilaporkan
14 kasus osteosarcoma mandibula selama 32 tahun. Sedangkan di Indonesia belum
didapatkan data yang pasti. Penyakit ini terbanyak ditemukan pada dewasa muda berumur
antara 20 – 30 tahun dan frekwensinya semakin menurun seiring dengan peningkatan usia.
Kelainan lebih banyak ditemukan pada laki-laki dengan ratio laki-laki dan wanita 3 : 2.
Meski jumlahnya relatif kecil, dampak yang ditimbulkannya sangatlah besar. Bagi
seseorang yang menderita akan berdampak pada kehidupan selanjutnya akibat operasi atau
amputasi pada organ tubuh yang terkena kanker ini. Sebab itulah kanker tulang perlu
mendapat perhatian serius.
B. Rumusan Masalah
1. Apa etiologi Osteosarcoma?
2. Bagaimana gambaran klinis dari Osteosarcoma?
3. Pemeriksaan apa yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya Osteosarcoma?
4. Pentalaksanaan yang harus dilakukan pada kasus Osteosarcoma?
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk membantu pembaca untuk lebih mengetahui tentang salah
satu Neoplasma maligna yaitu Osteosarcoma meliputi etiologi, gambaran klinis, pemeriksaan
dan penatalaksanaan.
D. Manfaat
1. Agar dapat lebih mengetahui tentang salah satu neoplasma maligna yaitu
Osteosarcoma
2. Untuk memenuhi tugas Skiil Lab Blok Oral Pathology pada LBM Neoplasma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Neoplasma atau lazim disebut kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel; oleh
karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh
abnormal, cepat, dan tidak terkendali; dengan bentuk, sifat, dan gerakan yang berbeda dari sel
asalnya (Dorland, 2006).
Osteosarkoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-tulang
panjang, jarang ditemukan pada tulang pipih (spt : mandibula) dan lokasi terbanyak pada
daerah metafisis di daerah perkembangan tulang.
Gambar 2.1 Osteosarcoma pada mandibula
2. Etiologi
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum di ketahui secara jelas tetapi faktor-faktor
predisposisi yang membantu terbetuknya kanker sudah banyak di ketahui yang disebut
bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radioaktif parasif dan virus. Beberapa bukti
menunjukkan osteosarcoma dapat disebabkan pula oleh faktor keturunan (genital).
3. Gambaran klinis
Osteosarkoma lebih sering ditemukan pada lakilaki, timbul pada dekade kedua, yaitu
antara umur 5 sampai 30 tahun, terbanyak pada umur 10 - 20 tahun. Akan tetapi bisa juga
pada akhir usia dewasa yang berhubungan dengan penyakit Paget (Paget’s disease). Gejala
klinis yang umumnya ditemukan adalah nyeri pada jaringan yang membengkak. Gejala ini
dapat ditemukan pada berbagai jenis tumor pada tulang karena peregangan pada periosteum
karena pembesaran massa. Ulserasi, kehilangan gigi, penurunan berat badan, muka pucat,
febris, anoreksia juga kadang ditemukan walaupun jarang. Kadang-kadang juga ditemukan
defisit neurologi, seperti parastesia. Secara umum osteosarkoma timbul pada metafisis tulang
panjang yang pertumbuhannya pesat, yaitu lokasi tersering pada distal femur, proksimal tibia
dan fibula, dan proksimal humerus. Osteosarkoma jarang pada tulang pipih
Gambaran radiologi pada daerah korteks dan medulla yang mengalami destruksi
osteoblastik atau osteolisis sehingga terlihat area radiopaque dan radiolusens yang secara
histopatologi menggambarkan trabekulasi tulangtulang matur yang terpisah sebagai suatu
stroma yang secara histologi tersusun dari grade rendah ke grade tinggi. Pada beberapa area
dapat diamati tanda atipia dan aktifitas mitosis
Gambar 2.3 Osteosarcoma
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan klinik
- Inspeksi
- Palpasi
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan ini dilakukan secara cermat bila ada keluhan dari penderita untuk
menentukan apakah gangguan diakibatkan penekanan tumor pada saraf tertentu.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis (foto polos, scanning radionuklida, CT-Scan, MRI-scan,
PET-scan) penting untuk menegaskan diagnosis.
rontgen (x-ray) tulang yang terkena,
CT-scan tulang yang terkena,
MRI-scan untuk mengetahui struktur dalam tulang yang terkena,
PET-scan bagian tulang yang terkena,
CT-scan dada untuk melihat apakah ada indikasi penyebaran ke paru-paru,
scanning tulang untuk melihat penyebaran tumor.
Gambar 2.4.1 Hasil X-ray
Gambar 2.4.2 Hasil MRI-scan
Gambar 2.4.3 Mikoskropik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan tambahan atau penunjang guna
menegaskan diagnosis. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pemeriksaan level
LED, Hb, serum enzim alkali fosfatase, serum elektroforesis protein, serum asam
fosfatase.
Pemeriksaan biopsi
Biopsi adalah pengambilan sebagian cell tubuh untuk diperiksa melalui
mikroskop, untuk mengetahui apakah cell tersebut adalah kanker (malignant) atau non
kanker(benign).
Biopsi yang dimaksud merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang
akan digunakan untuk serangkaian tes.
5. Differensial Diagnosis
Beberapa kelainan yang menimbulkan bentukan massa pada tulang sering sulit dibedakan
dengan osteosarkoma, baik secara klinis maupun dengan pemeriksaan pencitraan. Adapun
kelainan-kelainan tersebut adalah:
1. Ewing’s sarcoma
2. Osteomyelitis
3. Osteoblastoma
4. Giant cell tumor
5. Aneurysmal bone cyst
6. Fibrous dysplasia
6. Perawatan
Beberapa jenis penanganan/pengobatan dapat dilakukan pada kasus osteosarcoma
meliputi :
- Pembedahan
Pembedahan yang dilakukan di sini adalah untuk membersihkan tumor dan tissue
terdekat dari lokasi tumor, serta titik-titik kelenjar getah bening terdekat yang mungkin
ditemui di sekitar lokasi tumor. Sebisanya dokter akan mengupayakan tidak perlu terjadi
amputasi, cukup dengan pengangkatan tumor saja. Namun, untuk beberapa kasus, amputasi
ini diperlukan sebagai tindakan pencegahan penyebaran tumor lebih lanjut.
- Radioterapi (terapi radiasi)
Pada jenis pengobatan ini yang dilakukan adalah memanfaatkan sinar radiasi untuk
membunuh sel-sel tumor dan menyusutkan tumor.
Ada dua jenis terapi berdasarkan lokasi penyinaran, yaitu:
o Terapi radiasi eksternal
Penyinaran dilakukan langsung pada tumor dari luar tubuh penderita.
o Terapi radiasi internal
Bahan radio-aktif ditempatkan di dalam tubuh, berdekatan dengan sel-sel tumor.
- Kemoterapi
Jenis terapi ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel tumor. Medianya
beragam, antara lain: pil, injeksi, dan melalui pipa/selang yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Obat-obatan (bentuk padat/cair) yang masuk ke dalam tubuh memanfaatkan aliran peredaran
darah untuk membunuh sel-sel tumor, meski tidak jarang sel-sel sehat juga ikut terbunuh.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkoma adalah
kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction
chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperatif (postoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya, sehingga
tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya
mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah melakukan operasi reseksi
secara luas dari tumor dan sekaligus masih dapat mempertahankan ekstremitasnya.
Pemberian kemoterapi postoperatif paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu
setelah operasi.
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah:
doxorubicin (Adriamycin¨), cisplatin (Platinol¨), ifosfamide (Ifex¨), mesna (Mesnex¨), dan
methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex¨). Protokol standar yang digunakan adalah
doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi
induksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah dengan
ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang intensif,
terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60 - 80%.
- Terapi Myeloablative (dengan dukungan sel batang)
Untuk jenis tumor ganas yang sudah menyebar diperlukan kemoterapi yang jauh lebih
kuat untuk membunuh sel kanker. Terapi ini juga akan menghancurkan sumsum tulang. Sel-
sel batang (yang memiliki kemampuan untuk membuat sel jenis baru) diberikan kemudian
untuk penggantian sumsum tulang yang hilang.
- Operasi
Operasi bisa berupa amputasi atau operasi penyelamatan anggota badan yaitu
pengambilan tulang dan otot yang terkena osteosarcoma dan mengisinyanya dengan bone
bank (istilahnya cangkok tulang) atau dengan special metal prosthesis.
Saat ini prosedur Limb Salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu
osteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya
kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas merupakan salah satu
keberhasilan dalam melakukan operasi. Dengan memberikan kemoterapi preoperatif
(induction = neoadjuvant chemotherpy) melakukan operasi mempertahankan ekstremitas
(limb-sparing resection) dan sekaligus melakukan rekonstruksi akan lebih aman dan mudah,
sehingga amputasi tidak perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari penderita osteosarkoma.
Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival rate antara operasi amputasi
dengan limb-sparing resection.17 Amputasi terpaksa dikerjakan apabila prosedur limb-
salvage tidak dapat atau tidak memungkinkan lagi dikerjakan.
Setelah melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangan cukup banyak dari tulang dan
jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan untuk merekonstruksi kembali dari
ekstremitas tersebut. Biasanya untuk rekonstruksi digunakan endo-prostesis dari methal.18-
20 Prostesis ini memberikan stabilitas fiksasi yang baik sehingga penderita dapat menginjak
(weight-bearing) dan mobilisasi secara cepat, memberikan stabilitas sendi yang baik, dan
fungsi dari ekstremitas yang baik dan memuaskan. Begitu juga endoprostesis methal
meminimalisasi komplikasi postoperasinya dibanding dengan menggunakan bone graft.
Gambar 6.1 Tindakan pembedahan
7. Prognosis
Prognosis osteosarcoma dibagi dalam tiga grup, yaitu:
- Stage-I
Osteosarcoma jarang ditemukan, termasuk parosteal osteosarcoma atau central
osteosarcoma tingkat rendah. Prognosis grup ini baik sekali (lebih besar dari 90%)
dengan resection yang lebar.
- Stage-IIb
Prognosis bergantung pada lokasi tumor (proximal tibia, femur, pelvis, dll), ukuran
massa tumor (dalam satuan sentimeter), derajat necrosis dari kemoterapi yang
dilakukan sebelum operasi, dan faktor patologis (seperti derajat p-glycoprotein,
apakah tumor yang diderita CXCR4 positif, apakah ditemukan indikasi penyebaran ke
paru-paru). Untuk sampai ke tahap metastasis (menyebar ke bagian lain) dibutuhkan
waktu sekitar 12 sampai 24 bulan, juga dibutuhkan sejumlah metastasis untuk sampai
ke indikasi prognosis osteosarcoma metastatik.
- Stage-III
Keberadaan osteosarcoma yang termasuk grup ini dengan metastasis paru bergantung
pada resectability tumor primer dan nodule paru, derajat necrosis tumor primer, dan
mungkin juga jumlah metastasis yang terdeteksi. Keseluruhan prognosis berada dalam
kisaran 30 % atau lebih besar dari nilai tersebut.
BAB III
LAPORAN KASUS
Dilaporkan satu kasus, laki-laki 47 tahun dengan tumor pada rahang bawah sebelah
kanan sejak 5 bulan lalu yang membesar secara progresif. Benjolan pada rahang bawah kanan
bagian korpus sampai angulus mandibula berukuran 4 x 3 cm dengan konsistensi padat keras,
terfiksir tetapi tidak nyeri tekan, warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak ada pelebaran
vena-vena superfisialis dan tidak terdapat ulkus. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe
pada regio kolli. Tidak ada parastesi dan gigi pada daerah molar sudah tidak ada. Pada foto x-
ray terdapat lesi osteolitik pada korteks korpus mandibula, foto thorak tidak ada kelainan dan
tak tampak tanda-tanda metastasis pada paru-paru, pada CT Scan mandibula terlihat tanda
keganasan dengan terdapatnya daerah litik pada tulang mandibula. Pemeriksaan laboratorium
dalam batas normal kecuali alkali phosphatase : 631 U/L. Pemeriksaan sitologi
memperlihatkan proses jinak dapat dipertimbangkan suatu adenoma kelenjar liur. Dilakukan
operasi hemimandibulektomi dekstra dengan pemasangan protesa. Hasil pemeriksaan
histopatologi high grade sarcoma suspek osteosarkoma. Pengobatan dilanjutkan dengan
pemberian terapi adjuvant dengan kemoterapi ( siklofosfamida 800 mg, vinkristin 2 mg,
doksorubisin 80 mg selama 6 siklus).
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan laporan kasus diatas, penatalaksanaan dilakukan dengan operasi yang
dilanjutkan dengan pemberian terapi adjuvant dengan kemoterapi. Keganasan ini jarang
sekali ditemukan pada bagian tulang lain selain tulang panjang. Pada beberapa kepustakaan
dikemukakan hanya sekitar 5 – 7 % dapat menyerang tulang mandibula. Biasanya keganasan
ini merupakan metastasis dari keganasan di tulang panjang, tapi harus dibuktikan oleh
pemeriksaan histopatologi dan juga lesi sekundernya secara histologipatologi harus sama
dengan lesi ditempat primer. Pada umumnya penyebarannya melibatkan organ paru, tapi pada
pasien ini belum ditemukan adanya metastasis pada paru karena menurut literatur OS yang
mengenai tulang pipih kurang agresif dibandingkan bila mengenai tulang panjang karena
jarang mengadakan metastasis dan kasus ini lebih sedikit ditemukan pada kelompok usia tua.
OS pada tulang rahang ini sangat jarang ditemukan, bahkan di Indonesia sangat jarang
dilaporkan kasus yang menyerang mandibula.
Insiden OS biasanya ditemukan pada umur dewasa muda antara umur 20 – 30 tahun dan lebih
banyak ditemukan pada pria, tetapi yang berlokasi pada tulang rahang khususnya mandibula dan
sangat jarang. Menurut kepustakaan insiden terbanyak pada dewasa muda khususnya dekade III dan
IV. Mardinger et al (2001) melaporkan 14 kasus pada OS pada mandibula dengan umur penderita
ratarata 33 tahun. Patel et al juga melaporkan 44 kasus OS pada kepala dan leher dengan rata-rata
umur penderita 31 tahun.
Etiologi OS belum jelas diketahui tetapi pengaruh radioterapi, paget’s disease, fibrous
displasia dan riwayat trauma dilibatkan pada patogenesis penyakit ini. Daw et al melaporkan 8 dari 18
kasus yang sebelumnya mengalami paparan radiasi dan 6 dari 8 penderita yang sebelumnya diterapi
dengan retinoblastoma bilateral.
Kasus ini pada mulanya dicurigai sebagai ameloblastoma oleh karena gejala dan tanda mirip
dengan ameloblastoma seperti tanda asimetris pada wajah, ditemukan pada umur dewasa, tidak ada
keluhan nyeri pada pemeriksaan awal. Pada penderita ini gejala awalnya penonjolan dan deformitas
pada rahang kanan yang mulai dirasakan ± 3 bulan tetapi tidak ditemukan adanya ulkus dan juga tidak
disertai nyeri. Gigi molar sebelah kanan juga sudah tidak ada. Keluhan parastesia juga tidak
didapatkan. Gambaran foto panoramik bulan Mei 2006 memperlihatkan destuksi ringan pada korpus
mandibula di bagian korteks. Gambaran CT Scan yang dilakukan bulan November 2006
memperlihatkan destruksi yang sangat cepat pada tulang mandibula dan penderita sudah mengeluh
kadang merasa nyeri daerah mandibula kanan. OS sangat cepat berkembang dan pada tempat itu tetapi
kecenderungannya terbatas untuk mengadakan metastasis. Tanda dan keluhan yang umum didapatkan
adalah pembesaran massa tumor dengan atau tidak disertai nyeri atau parastesia, kehilangan gigi dan
pembengkakan. Lee et al melaporkan 13 penderita OS dan 4 kasus menunjukkan gambaran osteolitik,
6 kasus osteoblastik dan 3 kasus memperlihatkan gambaran keduanya.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan alkali phosphatase sampai
631 U/L. Biasanya peningkatan alkali phosphatase mengindikasikan adanya metastasis di
paru, tetapi pada kasus ini tidak didapatkan adanya metastasis yang diperlihatkan pada foto
thoraks tidak ada tanda-tanda metastasis.
Hasil pemeriksaan histologi yang didapatkan 4(empat) tipe yaitu kondroblastik,
osteoblastik, fibroblastik dan ada 1(satu) yang mirip dengan malignant fibrous histiocytoma.
Grading patologi tinggi (3 atau 4) ditemukan pada 13 kasus dan hanya 1 yang grade rendah.
Pendekatan terapi yang dilakukan adalah reseksi mandibula dekstra yang dilanjutkan segera
dengan rekonstruksi dengan mempergunakan plate. Penderita selain dilakukan pembedahan
juga diberikan kemoterapi post operasi atau radiasi pre atau post operasi. Secara histologi OS
mengandung stroma undifferensiasi yang malignant dan bentuk osteoid neoplasma dengan
peningkatan jumlah mitosis sel-sel stroma yang berproliferasi. Komponen stroma khas dense
sellulariti dan pleomorphisme.10 Setelah didapatkan hasil pemeriksaan histopatologi dengan
high grade sarcoma suspek osteosarkoma, lalu pengobatan dilanjutkan dengan kemoterapi
adjuvant yang mempe-rgunakan regimen siklofosfamid 800 mg, vinkristin 2 mg,
doksorubisin 80 mg selama 6 siklus. Setelah 20 bulan follow up tidak ditemukan tanda lokal
rekuren dan matastasis jauh. Angka rata-rata harapan hidup dalam 5 tahun adalah 30 – 40 %
dan bila dikombinasi dengan modalitas terapi lain dapat meningkat sampai lebih 80%.
Penelitian oleh Patel et al di Memorial Sloan Kettering Cancer Center melakukan
reseksi tumor pada 44 penderita dan dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi sisplatin 120
mg/m2, metotreksat 12 mg/m dan doksorubisin 75 mg/m2, menunjukkan 5 year survival rate
81%. Dilaporkan juga oleh Jaffe et al pada 31 penderita dilakukan pembedahan dan
pemberian kemoterapi dengan 5 year survival rate 70%.
BAB V
KESIMPULAN
Osteosarkoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-
tulang panjang, jarang ditemukan pada tulang pipih (spt : mandibula) dan lokasi terbanyak
pada daerah metafisis di daerah perkembangan tulang. Osteosarkoma merupakan tumor ganas
ke dua dari tulang. Didapatkan pada umur antara 5-30 tahun, dan terbanyak pada umur 10 -
20 tahun. Terdapat pada metafise tulang panjang yang pertumbuhannya cepat, terbanyak pada
daerah lutut.
Gejala klinis yang umumnya ditemukan nyeri pada jaringan yang membengkak,
ulserasi, kehilangan gigi, penurunan berat badan, muka pucat, febris, anoreksia juga kadang
ditemukan walaupun jarang. Kadang-kadang juga ditemukan defisit neurologi, seperti
parastesia. Gambaran radiografi osteosarcoma tampak radiopak.
Diagnose ditegakkan dengan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiografi seperti plain foto, CT scan, MRI, bone scan, angiografi dan dengan pemeriksaan
histopatologis melalui biopsi. Prognosis osteosarkoma tergantung pada staging dari tumor
dan efektif-tidaknya penanganan. Penanganan osteosarkoma saat ini dilakukan dengan
memberikan kemoterapi, baik pada preoperasi (induction=neoadjuvant chemotherapy, dan
pascaoperasi (adjuvant chemotherapy). Pengobatan secara operasi, prosedur Limb Salvage
merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma. Follow-up post-
operasi pada penderita osteosarkoma merupakan langkah tindakan yang sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Regezi and Sciuba.Oral Pathology.Clinical-pathologic corelation.2nd.ed,
Philadelphia.2003
Sudiono, Janti dkk.Ilmu Patologi.Jakarta : EGC.2003
Sudiono, Janti.Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma Mulut.Jakarta :
EGC.2008
Syafriadi, Mei.Patologi Mulut, Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga
Mulut.Ed.1.Yogyakarta : ANDI.2008
http://rahyussalim.multiply.com/journal/item/25/Osteosarcoma_Apaan_sih
http://health.detik.com/read/2009/11/24/090109/1247508/770/osteosarcoma
http://irmanthea.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
http://askepdankesehatan.blogspot.com/2009/03/patofisiologi-moskuloskletal.html