makalah nikel.docx

Upload: syahriyati-mutiah

Post on 02-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    1/20

    LOGAM NIKEL( Ni )

    Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Analisis Makanan I

    Dengan Dosen pengampu Suseno , S.T.,M.T.

    Oleh :

    Syahriyati Mutiah 25121122F

    D-III ANALIS KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

    2013

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    2/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Nikel (Ni) terbentuk secara alami pada kerak bumi dan tersebar di

    lingkungan. Nikel terdapat dalam kombinasi dengan arsen, antimony (Sb),

    oksigen, sulfur, oksida, serta aresenida. Nikel juga ditemukan beraliasi dengan

    besi ( Fe ) dalam meteor, sedangkan bumi mengandung Ni dalam jumlah cukup

    banyak. Ni biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam

    batuan ultrabasa seperti peridotit.

    Kemajuan yang sangat pesat dari teknologi yang diciptakan oleh manusia

    telah memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Tetapi ternyata kemudian,

    kemajuan yang pesat dari teknologi tersebut juga memberikan dampak yang

    kurang baik dan bahkan sangat buruk bagi manusia itu sendiri. Bahan bahan

    yang merupakan bahan buangan dari industri berteknologi tinggi tersebut

    mempunyai daya racun yang kuat dan bahkan dapat mengakibatkan kematian,

    bukan saja terhadap tumbuhan dan hewan, tetapi juga manusia.

    Buangan industri yang mengandung unsur dan atau senyawa logam berat

    juga merupakan toksikan yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun atau

    toksisitas yang dimiliki oleh bahan buangan industri memang tidak sama.

    Toksikan yang sangat berbahaya umumnya berasal dari buangan industri,terutama industri kima dan industri yang melibatkan logam berat dalam proses

    produksinya. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih

    tambang, tanah, air, dan udara. Macam-macam logam beracun yaitu raksa/merkuri

    (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), arsene

    (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn). Dalam

    hal ini akan dibahas lebih jauh masalah toksisitas dari logam nikel ( Ni ).

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    3/20

    B.

    Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan nikel ?

    2. Bagaimana Sifat Kimia, Fisika serta Karakteristik Nikel ?

    3.

    Dimana saja keberadaan nikel dapat ditemukan?

    4. Apa saja manfaat nikel dalam kehidupan manusia ?

    5. Apa saja efek toksik yang ditimbulkan oleh logam nikel ?

    6. Apa yang dimaksud dengan AAS ?

    7. Bagaimana cara analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap Logam Nikel ?

    C.

    Tujuan

    1. Mendeskripsikan definisi nikel

    2. Mendeskripsikan Sifat Kimia, Fisika serta Karakteristik Nikel

    3.

    Mengidentifikasi keberadaan nikel yang dapat ditemukan

    4. Memaparkan manfaat nikel dalam kehidupan manusia

    5. Memaparkan efek toksik yang ditimbulkan oleh logam Nikel

    6.

    Mendiskripsikan definisi AAS

    7.

    Mengetahui cara analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap Logam Nikel

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    4/20

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.

    Pengertian Logam Nikel

    Nikel adalah unsur kimia dengan lambang Ni dan nomor atomnya adalah

    28. Nikel termasuk dalam logam transisi yang keras dan ulet. Secara fisik,

    Nikel tampak berkilau dengan sedikit warna keperakan. Nikel bersifat

    ferromagnetik dalam suhu ruangan. Nikel sangat reaktif dengan oksigen.

    kondisi ini menyebabkan nikel sangat langka dalam keadaan murni di bumi ini.

    Kandungan nikel yang tinggi biasanya dipastikan berasal dari meteorit. dimana

    pada saat diluar angkasa, nikel terlindung dari pengaruh oksigen. Nikel di bumi

    ini biasanya bercampur dengan besi yang berarti harus menggunakan proses

    khusus untuk memurnikan nikel tersebut. Nikel campuran, yang biasanya

    bercampur degan besi, memiliki cadangan-cadangan yang bertebaran di

    pelosok bumi.

    Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedtpada tahun 1751, merupakan logam

    berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong

    dalam logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan

    terhadapoksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu

    yang ekstrim (Cotton danWilkinson, 1988).

    Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan berat jenis 8,5 dan berat

    atom 58,71 g/mol. Walaupun reaktif dengan oksigen, nikel tidak mengalami

    korosi. Kondisi yang menguntungkan ini membuat nikel digunakan secara luas

    dalam pengolahan baja. Baja yang dibuat dengan campuran nikel memiliki

    tingkat ketahanan korosi yang lebih tinggi dari baja biasa. Campuran dari nikel,

    krom, dan besi bahkan menghasilkan baja tahan karat yang biasa disebut

    stainless steel. Logam Ni memiliki sifat kuat, dapat ditempa, serta tahan

    terhadap karat dan tahan terhadap oksidasi.

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    5/20

    B.

    Sifat Kimia, Sifat Fisika dan Karakteristik Nikel

    Sifat Kimia Nikel

    a.

    Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara

    b. Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO

    c. Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)

    d. Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO

    e. Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang reaksinya

    berlangsung lambat

    f.

    Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut

    Ni + HNO3 Ni(NO3)2 + NO + H2O

    g. Tidak beraksi dengan basa alkali

    h. Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam

    Sifat Fisika Nikel

    a. Logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras

    b.

    dapat ditempa dan ditarik

    c.

    feromagnetik

    d. TL : 1420C, TD : 2900C

    Karakteristik Nikel

    No. Karakteristik Keterangan Umum

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    6/20

    1. Nama Nikel

    2 Lambang Ni

    3 Nomor atom 28

    4 Deret kimia logam transisi

    5 Golongan VIII B

    6 Periode 4

    7 Blok d

    8 Penampilan kemilau, metalik

    9 Massa atom 58.6934(2) g/mol

    10 Konfigurasi electron [Ar] 3d8 4s2

    11 Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 16, 2

    C.Keberadaan Logam Zink

    Nikel dan senyawanya tidak memiliki karakteristik bau atau rasa. Nikel

    terdapat di udara, menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan.

    Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi

    ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi

    atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel

    diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury

    Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel.

    Nikel dapat dengan mudah dijumpai dimana saja, dalam air minum, makanan,perhiasan, koin, bingkai kacamata, tambalan gigi dan prostesis, kancing,

    resleting, alat-alat rumah tangga maupun insektisida.

    Sumber utama nikel berasal dari pengikisan batuan yang ada di sungai

    Nikel di muara sungai menunjukkan konsentrasi yang semakin meningkat

    dengan peningkatan kekeruhan. Peningkatan konsentrasi nikel terlarut pada

    tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorbsi dari partikel-

    partikel yang ada di muara sungai dan proses tersuspensi. Di perairan, nikel

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    7/20

    ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam nikel misalnya nikel amonium

    sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air.

    D.

    Manfaat Nikel Dalam Kehidupan Manusia

    Nikel digunakan sebagai pelapis logam tahan karat, membuat aliasi logam

    seperti monel, nikron dan alkino, dan serbuk nikel digunakan sebagai katalis

    pada hidrogenasi lemak dalam pembuatan margarine. Berdasarkan sifatnya

    yang fleksibel, tidak berubah bila terkena udara, ketahanannya terhadap

    oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat- sifat aslinya pada

    suhu ekstrim, nikel banyak digunakan dalam banyak aplikasi komersial dan

    industri. Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless

    steel, sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industry.

    Nikel dapat bermanfaat bagi tubuh jika membentuk suatu senyawa

    kompleks. Senyawa kompleks memiliki peranan penting dalam kehidupan

    sehari-hari. Aplikasi senyawa ini meliputi bidang kesehatan, farmasi, industri,

    dan lingkungan. Senyawa kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalenkoordinasi antara suatu atom atau ion logam dengan suatu ligan (ion atau

    molekul netral). Logam yang dapat membentuk kompleks biasanya merupakan

    logam transisi, alkali, atau alkali tanah. Studi pembentukan kompleks menjadi

    hal yang menarik untuk dipelajari karena kompleks yang terbentuk

    dimungkinkan memberi banyak manfaat, misalnya untuk ekstraksi dan

    penanganan keracunan logam berat (Miessler and Tarr : 1991).

    E.Efek Toksik Nikel

    Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni

    pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001

    0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,0050,007 mg/liter. Untuk

    melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak

    melebihi 0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L. Adanya logam berat di

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    8/20

    perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme,

    maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini

    berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu :

    1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan

    perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan)

    2.

    Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan

    akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi

    organisme tersebut

    3.

    Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih

    tinggi dari konsentrasi logam dalam air

    4. Mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan

    kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen

    menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu

    Nikel dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh, Nikel cukup berperan

    bagi kesehatan tubuh sehingga tubuh dapat memproduksi sel darah merah dan

    hemoglobin sintesis. Nikel merupakan zat gizi esensial yang berfungsi

    menstabilisasi struktur asam nukleat dan protein dan sebagai kofaktor berbagai

    enzim. Nikel juga berperan mengatur kadar lipid dalam jaringan dan dalam

    sintesis fosfolipid juga merupakan nonspesifik aktifator enzim. Tetapi bila

    terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi dapat berbahaya untuk kesehatan

    manusia.

    Paparan akut Ni dosis tinggi melalui inhalasi bisa mengakibatkan

    kerusakan berat pada paru-paru dan ginjal serta gangguan gastrointestinal

    berupa mual, muntah dan diare. Paparan Ni lewat kulit secara kronis bisa

    menimbulkan gejala antara lain dermatitis nikel berupa eksema ( kulit

    kemerahan, gatal ) pada jari-jari, tangan, pergelangan tangan, serta lengan.

    Paparan kronis Ni , secara inhalasi bisa mengakibatkan gangguan pada alat

    pernafasan, berupa asma, penurunan fungsi paru-paru, serta bronchitis.

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    9/20

    Tingginya kadar Ni dalam jaringan tubuh manusia bisa mengakibatkan

    munculnya berbagai efek samping, yaitu akumulasi Ni pada kelenjar pituitari

    yang bisa mengakibatkan depresi sehingga mengurangi sekresi hormon

    prolaktin di bawah normal. Akumulasi Ni pada pankreas bisa menghambat

    sekresi hormon insulin. Konsumsi makanan mengandung Ni 600 mg/hari sudah

    menunjukkan toksisitas pada manusia (MDS Choice Inc, 2000).

    Keracunan oleh nikel juga terdapat dalam tiga bentuk pertama, kontak

    dengan larutan, larutan agram nikel, yang terjadi ditempat pengolahan bijih

    atau galvanisasi, yang mengakibatkan dermatitis. Kedua, oleh karena

    menghirup persenyawaan Ni carbonyl semacam gas yang sangat beracun dan

    dapat mengakibatkan kematian oleh karena bronchopneumonia hemmoragik.

    Ketiga penghirupan debu nikel yang menyebabkan tumor ganas paru-paru.

    NAB untuk Ni carbonyl adalah 0,001 ppm atau 0,007 mg/m3. .

    Paparan kontak Ni dengan kulit bisa mengakibatkan terjadinya dermatitis

    nikel, gatal pada jari-jari, gatal pada tangan dan lengan, serta alergi kulit. Kadar

    Ni dalam darah dipengaruhi oleh paparan Ni dan ditentukan oleh ada atau

    tidaknya terapi chelate. Apabila tidak ada terapi, kadar Ni dalam darah tentu

    lebih tinggi. Logam nikel dan senyawa nikel merupakan bahan karsinogenik.

    Inhalasi debu mengandung Ni-sulfida. Ni-subsulfida dapat mengakibatkan

    kanker paru-paru, kanker rongga hidung, dan kanker pita suara, bahkan dapat

    mengakibatkan kematian. Nikel merupakan bahan karsinogenik alat respirasi,

    terutama bagi pekerja di industri pemurnian nikel.

    F.Atomic Absorbtion Spectroscopi (AAS)

    Atomic Absorbtion Spectroscopi (AAS) adalah suatu alat yang digunakan

    pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang

    berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

    Spektrofotometri merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur yang

    pemakaiannya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif,

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    10/20

    spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitifitasnya tinggi, waktu

    analisisnya cepat dan mudah dilaksanakan (U, Hakim: 2011).

    Prinsip kerja SSA adalah penyerapan sinar dari sumbernya oleh atom-atom

    yang di bebaskan oleh nyala dengan panjang gelombang tertentu. Sampel

    analisis berupa liquid dihembuskan ke dalam nyala api burner dengan bantuan

    gas bakar yang digabungkan bersama oksidan (bertujuan untuk menaikkan

    temperatur) sehingga dihasilkan kabut halus. Atom-atom keadaan dasar yang

    berbentuk dalam kabut dilewatkan pada sinar dan panjang gelombang yang

    khas. Sinar sebagian diserap, yang disebut absorbansi dan sinar yang

    diteruskan emisi. Penyerapan yang terjadi berbanding lurus dengan banyaknya

    atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Pada kurva absorpsi, terukur

    besarnya sinar yang diserap, sdangkan kurva emisi, terukur intensitas sinar

    yang dipancarkan. Menurut Jamaludin Al Anshori (2005) Apabila cahaya

    dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang

    mengandung atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut

    akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan

    banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara

    absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:

    1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium

    transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan

    bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi.

    2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan secara eksponensial dengan

    bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.

    Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

    A = -Log It/ IO= bC atau abc

    Dimana : Io = Intensitas sumber cahaya,

    It = Intensitas sinar yang diteruskan,

    = Absortivitas molar,

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    11/20

    b = Panjang medium,

    C= Konsentrasi atom yang menyerap sinar (M),

    A = Absorbansi,

    a = absortivitas,

    c = Konsentrasi larutan (ppm).

    Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya

    berbanding lurus dengan konsentrasi atom (Day & Underwood, 1989).Pada alat SSA terdapat 2 bagian utama yaitu sel atom yang menghasilkan

    atom gas bebas dalam keadaan dasarnya dan suatu system optik untuk

    pengukuran sinyal.

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    12/20

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    A.

    Preparasi sampel

    Teknik pelarutan sampel dilakukan menurut cara yang disarankan oleh Labrecque

    dkk dalam (Prasetya: 2004). Sampel digerus sampai halus dengan penggerus agat,

    kemudian diayak hingga melewati ayakan ukuran 250 mesh. Sampel yang telah

    halus kemudian ditimbang sebanyak 0,1 gram dan dimasukkan ke dalam tempat

    balsem plastik. Selanjutnya ke dalam tempat balsem ditambahkan aquaregia

    (HNO3 : HCl = 3 : 1) dan diaduk sampai semua sampel basah, dan dilanjutkan

    dengan menambahkan 6 mL HF 50% dan diaduk kembali. Secara hati-hati tempat

    balsem ditutup rapat dan dipanaskan di atas penangas air (suhu 900C-1000C)

    selama sekitar 2-3 jam sampai semua mineral larut dan membentuk larutan yang

    jernih, kemudian didinginkan. Setelah dingin ditambahkan 5,6 gram asam borat

    dan diaduk dengan pengaduk plastik, kemudian dipanaskan lagi sekitar 15 menit

    agar kelebihan asam dapat hilang dan membentuk larutan yang jernih. Dalam

    keadaan dingin larutan tersebut diencerkan dengan air bebas mineral dalam labutakar 50 mL hingga tepat tanda batas.

    B.Analisis Kualitatif

    Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Tabung reaksi

    2. Pipet tetes

    3. Rak tabung reaksi

    Bahan :

    1.

    Na2S

    2. NH4OH encer

    3. NaOH

    4.

    Dimethylglyoxim

    5. Aquadest

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    13/20

    Cara Kerja

    a.

    Masukkan 5ml Larutan Nickel sulfat kedalam tabung reaksi lalu

    tambahkan beberapa tetes larutan natrium sulfide maka akan terjadi

    endapan hitam.

    NiSO4+ Na2S NiS hitam + Na2SO4

    b. Masukkan 5ml Larutan Nickel sulfat ke dalam tabung reaksi lalu

    tambahkan beberapa tetes larutan ammonium hydroksida encer, setelah itu

    tambahkan beberapa tetes larutan Dimethylglyoxim maka akan terjadi

    endapan merah.

    OH O

    2 CH3-C=NOH + NiSO4+ 2 NH4OH CH3-C =N N=CH3merah

    CH3-C=NOH Ni

    CH3C=N N=C-CH3

    O OH

    c.

    Masukkan 5 ml Larutan Nickel sulfat kedalam tabung reaksi kemudian

    tambahkan beberapa tetes larutan Natrium hydroksida encer, maka akan

    terjadi endapan hijau.

    NiSO4+ 2 NaOH Ni(OH)2 hijau + Na2SO4

    d. Masukkan 5 ml Larutan Nickel sulfat ke dalam tabung reaksi kemudian

    tambahkan beberapa larutan Ammonium hydroksida encer, terjadi

    endapan hijau. Endapan larut dalam kelebihan reagen.

    NiSO4+ 2 NH4OH Ni(OH)2 hijau + (NH4)2SO4

    Ni(OH)2+ 6 NH4OH [Ni(NH3)6](OH)2+ 6 H2O

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    14/20

    C.

    Analisa Kuantitatif

    Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) model Analyst 100 buatanPerkinElmer,

    2. Neraca analitik (merck AND HR-200 dengan ketelitian 0,1 mg),

    3. pH meter Cyberscan pH 110,

    4. Alat-alat gelas,

    5. Waterbath memmert, dan

    6. Stirrer model 1262-1.

    Bahan:

    1. Nikel nitrat Ni(NO3)2. 6H2O 99% buatan E Merck,

    4. APDC buatan E Merck (kadar:98%, Mr = 164,29 g/mol),

    5. Asam nitrat HNO3 65% buatan E Merck (kadar: 65%, : 1,41 kg/ L, M=14,54)

    6. Besi nitrat Fe(NO3)3. 9H2O 99% buatan E Merck,

    7. Tembaga nitrat Cu(NO3)2. 3H2O 99% buatan E Merck,

    8. NaOH 99% buatan E Merck (M= 40,00), 19

    9. Asam klorida (HCl) buatan E Merck (kadar: 37%, densitas: 1,19 kg/L, M =

    12,06),

    10. HF 50%,

    11. Sampel mineral laterit,

    12. Aquaregia (HNO3 : HCl = 3:1), dan

    13. Aqua demin.

    Cara Kerja

    1)

    Cara penyiapan pereaksi

    Bahan pereaksi yang relatif pekat disiapkan sebagai larutan induk, sedang

    bahan pereaksi yang encer disiapkan dengan mengencerkan larutan induk

    tersebut. Bahan- bahan pereaksi tersebut antara lain:

    1. Larutan Ni(II) 1000 ppm, dibuat dengan melarutkan 1,2387 gram

    Ni(NO3)2. 6H2O, Mr = 290,81 gr/mol ditambah HNO365% sampai jernih

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    15/20

    dimasukkan dalam labu takar 250 mL diencerkan dengan aqua demin

    sampai tanda batas.

    2. Larutan Fe(III) 1000 ppm, dibuat dengan melarutkan 1,8036 gram

    Fe(NO3)3. 9H2O, Mr = 404,00 gr/mol ditambah HNO3 65% sampai jernih

    dimasukkan dalam labu takar 250 mL diencerkan dengan aqua demin

    sampai tanda batas.

    3. Larutan induk APDC 2%, dibuat dengan menimbang 5,102 gram APDC

    dan dilarutkan dengan aqua demin hingga volumenya 250 mL. Untuk

    membuat larutan kerjanya dapat dilakukan dengan mengencerkan sesuai

    kebutuhan.

    4. Larutan induk Cu(II) 1000 ppm, dibuat dengan melarutkan 0,9504 gram

    Cu(NO3)2.3H2O dalam larutan HNO3 65 % sampai jernih dan diencerkan

    dengan aqua demin hingga volumenya 250 mL. Untuk membuat larutan

    kerjanya dapat diencerkan sesuai kebutuhan.

    2) Optimasi pH larutan dalam proses kopresipitasi

    Diambil 50 mL Ni2+2 ppm 5 mL Cu2+100 ppm dan 1 mL APDC 2% pHnya

    diatur menjadi 2. Kemudian larutan diaduk sampai terjadi endapan. Endapan

    kemudian disaring dan dicuci dengan aqua demin. Endapan ditambah dengan

    HNO3pekat, sehingga endapan larut dan larutan menjadi jernih. Larutan yang

    terjadi diencerkan dengan aqua demin sampai volume 10 mL, kemudian diukur

    absorbansinya dengan SSA. Ulangi cara kerja diatas dengan mengatur pH

    menjadi 3, 4, 5 dan 6.

    3) Optimasi volume APDC

    Diambil 50 mL Ni2+ 2 ppm, 5 mL Cu2+100 ppm dan 1 mL APDC 2%, pH

    optimal dari percobaan sebelumnya, kemudian larutan diaduk selama 5 menit

    sampai terjadi endapan. Endapan kemudian disaring dan dicuci dengan aqua

    demin. Endapan ditambahkan dengan HNO3pekat, sehingga endapan larut dan

    larutan menjadi jernih. Larutan yang terjadi diencerkan dengan aqua demin

    sampai volume 10 mL, kemudian diukur absorbansinya menggunakan AAS.

    Ulangi cara kerja di atas dengan memvariasi volume APDC sebanyak 2, 3, 4,

    5, 6, dan 7 mL.

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    16/20

    4)

    Optimasi waktu pengadukan

    Diambil 50 mL Ni2+2ppm, 5 mL Cu2+100 ppm dan APDC 2% optimal dan pH

    optimal dari percobaan sebelumnya, kemudian larutan diaduk selama 10 menit

    sampai terjadi endapan. Endapan kemudian disaring dan dicuci dengan aqua 21

    demin. Endapan ditambahkan dengan 1 mL HNO3 pekat, sehingga endapan

    larut dan larutan menjadi jernih. Larutan yang terjadi diencerkan dengan aqua

    demin sampai volume 10 mL, kemudian diukur absorbansinya menggunakan

    AAS. Ulangi cara kerja di atas dengan memvariasi waktu sebanyak 15, 20, dan

    25 menit.

    5)

    Kajian interferensi Fe (III)

    Diambil 50 mL Ni2+2 ppm, 5 mL Cu2+ 100 ppm dan APDC 2% optimal, pH

    optimal dari percobaan sebelumnya ditambah 1 mL Fe(III) 10 ppm, kemudian

    larutan diaduk pada waktu optimal sampai terjadi endapan. Endapan kemudian

    disaring dan dicuci dengan aqua demin. Endapan ditambah dengan HNO3

    pekat, sehingga endapan larut dan larutan menjadi jernih. Larutan yang terjadi

    diencerkan dengan aqua demin sampai volume 10 mL, kemudian diukur

    absorbansinya menggunakan AAS. Ulangi cara kerja di atas dengan

    memvariasi konsentrasi Fe(III) 1 mL sebanyak 20, 30, 40, dan 50 ppm.

    6)

    Pengaruh variasi konsentrasi Ni(II)

    Pengaruh Variasi Konsentrasi Ni(II) dilakukan pada kondisi optimum dengan

    menambahkan 50 mL Ni2+2ppm, 5 mL Cu2+100 ppm, APDC 2% optimal dan

    pH optimal, waktu pengadukan optimal sampai terjadi endapan. Endapan

    kemudian disaring dan dicuci dengan aqua demin. Endapan ditambah dengan

    HNO3 pekat, sehingga endapan larut dan larutan menjadi jernih. Larutan yang

    terjadi diencerkan dengan aqua demin sampai volume 10 mL, kemudian diukur

    absorbansinya. Absorbansi yang diperoleh diplotkan ke dalam persamaan

    regresi dari kurva kalibrasi. Ulangi cara kerja di atas dengan memvariasi

    konsentrasi Ni(II) menjadi 4 dan 6 ppm.

    7) Penentuan kadar nikel dalam sampel secara kopresipitasi

    1. Pembuatan kurva kalibrasi

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    17/20

    Sebelum dilakukan penentuan kadar Ni(II) dalam sampel terlebih dahulu

    dibuat kurva kalibrasi standar Ni(II) yaitu dengan membuat larutan seri standar

    dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 ppm. Selanjutnya membuat grafik hubungan

    antara konsentrasi standar dengan absorbansi. Larutan sampel dapat dicari

    setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke persamaan

    regresi linier yang diperoleh pada kurva kalibrasi.

    2. Penentuan kadar nikel dalam sampel dengan AAS

    Penentuan kadar Nikel dilakukan dengan cara ke dalam bekerglass dimasukkan

    25 mL sampel laterit hasil destruksi; konsentrasi Ni2+dengan variasi 0, 2, dan 4

    mL; konsentrasi APDC 2% optimal dan pH optimal, kemudian masing-masing

    larutan diaduk pada waktu optimal sampai terjadi pengendapan. Endapan

    kemudian disaring dan dicuci dengan aqua demin. Endapan ditambah dengan

    HNO3untuk menyempurnakan pelarutan endapan dan larutan berwarna jernih.

    Larutan yang terjadi diencerkan dengan aqua demin sampai volume 10 mL,

    kemudian diukur absorbansinya dengan AAS. Selanjutnya ditentukan kadar

    nikel sampel dengan cara absorbansi yang diperoleh diintrapolasikan pada

    persamaan regresi linier kurva kalibrasi standar Ni(II).

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    18/20

    BAB IV

    PENUTUP

    A.

    Pembahasan

    Sebelum menentukan kadar pada sampel nikel (Ni) terlebih dahulu

    menentukan yaitu penentuan kondisi optimum (pH larutan, volume APDC, dan

    waktu pengadukan terhadap analisis Nikel); pengaruh keberadaan ion logam

    Fe(III) terhadap analisis nikel; besar kadar nikel yang terendapkan dalam

    metode uji temu balik pada kondisi optimum yang kemudian digunakan untuk

    penentuan kadar nikel dalam sampel.

    Setelah diperoleh kondisi optimumnya yaitu pH larutan, volume ligan

    APDC 2% dan waktu pengadukan untuk analisis nikel melalui kopresipitasi

    dengan tembaga ditiokarbamat, maka langkah selanjutnya adalah uji coba

    aplikasi metode tersebut pada sampel. Penentuan ini digunakan untuk

    mengetahui kadar nikel dalam sampel pada kondisi optimum kopresipitasi.

    Sebelum dilakukan analisis kadar Ni(II) terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi

    larutan standar Ni(II) sebagai pembanding dengan beberapa konsentrasi.

    Tujuan dibuat kurva kalibrasi untuk mengetahui apakah hubungan absorbansi

    dengan konsentrasi larutan standar linier atau tidak.

    Konsentrasi larutan standart Ni(II) divariasi yaitu 2, 4, 6, 8, 10 ppm.

    Setelah itu absorbansi larutan diukur dan diintrapolasikan ke dalam persamaan

    regresi linier pada kurva kalibrasi larutan standar Ni(II). Data absorbansi

    larutan standart Ni(II) dapat dibuat kurva kalibrasi. Berdasarkan persamaan

    regresi linier tersebut maka dapat dihitung kadar Ni(II) dalam mineral laterit

    yang dianalisis dengan metode kopresipitasi menggunakan Cu(PDC)2.

    B.Kesimpulan

    1. Sumber utama nikel berasal dari pengikisan batuan yang ada di sungai

    Nikel di muara sungai menunjukkan konsentrasi yang semakin meningkat

    dengan peningkatan kekeruhan.

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    19/20

    2.

    Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni

    pada tanah, air, dan tanaman.

    3. Paparan kontak Ni dengan kulit bisa mengakibatkan terjadinya dermatitis

    nikel, gatal pada jari-jari, gatal pada tangan dan lengan, serta alergi kulit.

    4. Uji kualitatif Larutan Nickel sulfat tambahkan larutan ammonium

    hydroksida encer dan tambahkan larutan Dimethylglyoxim maka akan

    terjadi endapan merah.

    5. Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier

    kurva kalibrasi standar Ni(II).

  • 8/10/2019 MAKALAH NIKEL.docx

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Connel , Des W . 1995 . Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran . Jakarta : UI

    Press.

    Cotton F.A. Wilkinson G. 1988. Advanced Inorganic Chemistry. Fifth Edition.

    John Willey and Sons Inc. New York.

    MDs Choice Inc. 2000. Nickle. http:/www.pbg.net/.2 Juni 2006

    Miesslar, G. L. and D.A. Tarr. 1991. Inorganic Chemistry. Prentice Hall. New

    Jersey.

    Palar, Heryando . 1994 . Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat . Jakarta :

    Rhineka Cipta.

    Putra. S.E.,Buhani, Suharso. 2003.Alga sebagai Bioindikator dan Biorsoben

    Logam berat ( Bagian 1 : Bioindikator). Jurusan Kimia FMIPA .

    Universitas Lampung.

    Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makassar : FMIPA UNM.

    Widyowati , Wahyu . 2009 . Efek Toksik Logam . Yogyakarta : Andi

    Publisher.

    Day, R. A. dan Underwood, A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi

    Kelima. Jakarta: Erlangga