makalah notaris
TRANSCRIPT
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Salah satu mewujudkan visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional
yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan bertanggung jawab,berketerampilan serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia
Indonesia.Terlihat dengan jelas GBHN mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang
pendidikan diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta
meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga tenaga pendidik mampu
berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter pendidik dan budi
pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
antara lain adalah dalam mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk
merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui
pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan.
Pendidikan bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan menggunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati mekanisme
1
penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat (Negara), melainkan lebih merupakan
bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada.Pendidikan bisa
dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi
berdasarkan aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar
kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja
merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk,
mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian pendidikan karakter dan apa saja persamaan Karakter,Akhlak dan Moral?
2. bagaimana membangun karakter dan kepribadian bangsa dan apa pendidikan karakter
bangsa ?
3. Apa saja strategi –strategi dan tujuan pendidikan karakter ?
4. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dan bagaimana upaya peningkatan mutu pendidikan
karakter?
5. Bagaimana karakteristik pendidikan karakter
6. Apa saja Model –model pembelajaran dalam pendidikan karakter dan bagaimana
pelaksanaan pendidikan karakter ?
2
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi Pendidikan Karakter dan persamaan Akhlak,
Karakter dan Moral
2. Untuk mengetahui pembangunan karakter dan kepribadian bangsa dan pendidikan
karakter bangsa
3. Untuk mengetahui Strategi-strategi dan tujuan dalam pendidikan karakter
4. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dan bagaimana upaya peningkatan
mutu pendidikan karakter?
5. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan karakter
6. Model –model pembelajaran dalam pendidikan karakter dan pelaksanaan pendidikan
karakter
.
3
B. PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter adalah watak , tabiat , atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan ( viertues ) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang , berfikir , bersikap dan bertindak .
Pendidikan menurut istilah adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat
dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa .
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan
pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini . Terlebih dengan dirasakannya berbagai
ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini , semisal
korupsi , perkembangan seks bebas pada kalangan remaja , narkoba , tawuran , pembunuhan ,
perampokan oleh pelajar , dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas . Semuanya
terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang
dialami .
Istilah pendidikan karakter masih jarang didefinisikan oleh banyak kalangan . Kajian
secara teoritis terhadap pendidikan karakter bahkan salah – salah dapat menyebabkan salah tafsir
tentang makna pendidikan karakter . Beberapa masalah mengenai makna pendidikan karakter
dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut:
1 . Pendidikan karakter = mata pelajaran agama dan PKn , karena itu menjadi tanggung
jawab guru agama dan PKn .
2 . Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti .
3 . Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga , bukan
tanggung jawab sekolah .
4 . Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP .
5 . Dan sebagainya
4
Pendidikan karakter , menurut Ratna Megawati (2004 : 95), “sebuah usaha untuk
mendidik anak – anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya
dalam kehidupan sehari – hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada
lingkungannya.”
Tetapi menurut Fakry Gaffar pendidikan karakter (2010 : 1), ‘sebuah proses tranformasi
nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga
menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.’
Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting yaitu:
1. Proses tranformasi nilai – nilai
2. Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan
3. Menjadi satu dalam prilaku
Dalam konteks kajian P3 , kami mendefinisikan pendidikan karakter dalam seting
sekolah sebagai “ Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku
anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah “ .
Definisi ini mengandung makna :
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang diintegrasi dengan pembelajaran yang
terjadi pada semua mata pelajaran ;Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak
secara utuh . Asumsinya anak merupakan organism manusia yang memiliki potensi untuk
dikuatkan dan dikembangkan ;Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang
dirujuk sekolah ( lembaga )
Pengertian Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama,lingkungan,maupun
kebangsaan.
Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu
seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka
perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan
budaya yang bersangkutan.Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam
5
suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya
masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi
pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta
didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
1.2 PERSAMAAN AKHLAK, KARAKTER DAN MORAL
2.1 .Budi pekerti( Akhlak )
Budi pekerti dalam kamus besar adalah
1. Alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaanuntuk menimbang baik dan buruk
2. Watak, akhlak ,tabiat
3. Perbuatan baik, kebaikan
2.2. Moral dalam kamus didenefisikan adalah
1. Baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dari
sebagainya;
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, dan sebagainya;
3. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu ccrita.
2.3. Karakter dalam kamus adalah
1) kualitas-kualitas pembeda;
2) kualitas-kualitas Positif,
3) Reputasi
4) Huruf atau symbol
5) Individu dalam kaitannya dengan kepribadian dan tingkah laku
Dari pernyataan diatas, ternyata semua kata tersebut : karakter, budi pekerti,makhlak,
moral, afeksi,susila, tabiat ,watak,memiliki arti yang sama . dan dalam tulisanini kata yang sering
muncul yaitu karakter, akhlak , moral, afeksi/ afektif, karena kata- kata tersebut dewasa ini
sering muncul dalam percakapan harian tentang pendidikan karakter.
Dalam pendapat lain, Hurloch (1974:8) dalam bukunya , Personality Development secara
tidak langsung mengungkapkan bahwa karakter terdapat pada kepribadian. Karakter
6
mengimplikasikaan sebuah standar moral dan melibatkan sebuah pertimbangan nilai.Karakter
berkaitaan dengan tingkah laaku yang diaatur oleh upayaa dan keinginan.
1. Ajaran Moral
Ajaran moral atau moralitas dipelajari oleh filsafat moral atau etika. Urusan utamaa
etika adalah study tentang kebaikan/hal yang baik / hal yang bernilai /moralitas /nilai dan
studi tentang tindakan yang baik.
2. Studi tentang nilai.
Studi tentang nilai/kebaikan tertuju untuk menjawab:
1) Apa komponen –komponen esensial untuk kehidupan yang baik
2) apa jenis-jenis yang baik pada dirinya
3. Karakter
Ada ajaran moral dan standar moral ,dan ada juga pertimbangaan moral atau
nilai yang menjadi komponen-komponen karakter.
Adapun komponen-komponen karakter menurut Hurloch :
1) Aspek kepribadian
2) Standar moral dan ajaran moral
3) Upaya dan keinginan individu
4) Hati nurani
5) Pola-pola kelompok
6) Tingkah laku individu dan kelompok
7)
2. Membangun Karakter dan Kepribadian Bangsa dan pendidikan karakter bangsa
2.1 Membangun Karakter dan Kepribadian Bangsa
Membangun karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup, falsafah hidup,
rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa.Sebagai bangsa, bangsa Indonesia telah
memiliki pegangan hidup yang jelas.Dimulai sejak dikumandangkannya Proclamation of
7
Independence Indonesia dan dicetuskannya declaration of Independence sebagai cetusan
kemerdekaan dan dasar kemerdekaan, sekaligus menghidupkan kepribadian bangsa Indonesia
dalam arti kata yang seluas-luasnya meliputi kepribadian politik, kepribadian ekonomi,
kepribadian sosial, kepribadian kebudayaan dan kepribadian nasional.Membangun karakter
sangat diperlukan dalam memaknai kehidupan merdeka yang telah dicapai oleh bangsa kita atas
karunia Tuhan .Pembentukan karakter adalah proses membangun dari bahan mentah menjadi
cetakan yang sesuai dengan bakat masing-masing.Pendidikan adalah proses pembangunan
karakter.Pembangunan karakter merupakan proses membentuk karakter, dari yang kurang baik
menjadi lebih baik, tergantung pada bekal masing-masing.Mau dibawa kemana karakter tersebut
dan mau dibentuk seperti apa nantinya, tergantung pada potensinya dan juga tergantung pada
peluangnya.
Pembangunan dan pendidikan karakter sebenarnya telah dibatasi (kontradiktif) dengan
pendidikan mahal dan komersil atau kapatalisme pendidikan.Bangsa adalah kumpulan manusia
individual, Karakter bangsa dicerminkan oleh karakter manusia-manusia yang ada di dalam
bangsa tersebut.Sebuah bangsa lahir mirip dengan seorang manusia lahir.Seorang bayi lahir dari
perjuangan keras seorang ibu.Pembangunan karakter bangsa juga demikian, dimana
pembangunan karakter bangsa berkaitan dengan sejarah dimasa lalu yang memberikan syarat-
syarat material yang memunculkan persepsi masyarakat terhadap kondisinya tersebut,
dipengaruhi oleh kejadian konkret di masa kini.Pembangunan karakter diperlukan untuk
menumbuhkan watak bangsa yang bisa dikenali secara jelas, yang membedakan diri dengan
bangsa lainnya, dan ini diperlukan untuk menghadapi situasi zaman yang terus
berkembang.Pembangunan karakter menjadi penting karena situasi kehidupan tertentu dan
konteks keadaan tertentu membutuhkan karakter yang sesuai untuk menjawab keadaan yang ada
tersebut.Misalnya, bangsa yang masih rendah teknologinya memerlukan karakter yang produktif
dan kreatif dari generasi bangsanya, tempat berpikir ilmiah menjadi titik tekan karena hal itulah
yang sangat dibutuhkan untuk menjawab tuntutan.Pembangunan karakter yang keras harus
dilakukan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat.Jangan sampai titik tekan
pembangunan karakter tersebut justru menjadi tidak cocok dengan kebutuhan untuk mengatasi
masalah yang ada.Pembanguna karakter itulah yang kemudian dapat dilakukan oleh pendidikan
karena didalamnya proses sosial mengarahkan generasi yang dilakukan.
8
Kepribadian manusia selalu berkembang sehingga bisa dibentuk ulang dan diubah.Kepribadian
adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh
pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia,
terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologis yang penting dalam pertumbuhan diri.Banyak
yang beranggapan bahwa tidak ada orang yang memiliki dua kepribadian, kecuali orang yang
sakit jiwa.Kepribadian orang digunakan untuk merespons lingkungan disekitarnya.Bukan segala
tingkah laku orang dapat ditentukan kepribadiannya, akan tetapi ada saat tertentu lingkungan luar
dapat mengubah kepribadian seseorang jika lingkungan tersebut memiliki pengaruh yang sangat
besar.Oleh karena itu, Kepribadian dapat berubah apabila lingkungan tiba-tiba berubah.
2.2 Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan
untuk menyongsong datangnya peradaban baru. Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-
program pendidikan atau dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi,
apabila pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter generasi bangsa,
ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan
juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas,
pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter,
tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan
yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk mengarahkan
kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter generasi muda.Artinya,
karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum muda
secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih
banyak dibentuk oleh proses sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan
tatanan material-ekonomi yang sedang berjalan.
Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri
peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar
dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.Keberlangsungan tersebut dapat ditandai
9
oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu,
pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan
juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik
mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan nilai-nilai
menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat
.Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah
dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan
yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis,
produktif dan kreatif.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi peserta
didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki sikap dan
perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat pendidikan
nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta didik yang bermartabat,
dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
3. Strategi-Strategi dan tujuan dalam Pendidikan Karakter
3.1 Strategi dalam pendidikan karakter
Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui
Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan
yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi
akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental.Konsep ini menyediakan
kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan
10
dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya
ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut
mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar,
kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosial-emosional.
Menurut Gardner (1999), manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan.Kecerdasan manusia,
saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan
bahasa.Ada banyak kecerdasan lain yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia.Sedangkan
menurut Howard Gardner (1999) yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda, apabila dipahami
dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang potensi anak lebih positif.Terlebih
lagi, para orang tua (guru) dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan
memperdayakan di sekolah.Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa
mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui.Bagi Orangtua atau guru , yang
dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak tersebut.Baik guru atau Orang
tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional.Kecerdasan bukanlah sesuatu
yang bersifat tetap.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk
menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita
dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk
belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi dunia.
3.2 Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa
Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang
harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan Pendidikan
Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk
mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu
dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.
11
Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :
4. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
5. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-
nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
6. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa
7. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan dan
8. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur,
penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan..
3.3 Tujuan Pendidikan Karakter dalam Seting Sekolah
Analisis yang telah dilakukan oleh Pusat Pengkajian Pedagogik ( 2010:2-3 ) dapat
dijadikan sebagai salah satu tinjauan tentang pendidikan nasional .
Pendidikan nasional berfungsi mengenbangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia , sehat berilmu ,
cakap , kreatif , mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab .
Fungsi kedua , “ membentuk watak “ mengandung makna bahwa pendidikan nasional
harus diarahkan pada pembentukan watak .endidikan yang berorientasi pada watak
peserta didik merupakan suatu hal yang tepat , tetapi perlu diperjelas mengenai istilah
perlakuan terhadap “ watak “ . Apakah watak itu harus “ dikembangkan “ , “ dibentuk “ ,
atau “ difasilitasi “ . Perspektif pedagogic, lebih memandang bahwa pendidikan itu
mengembangkan / menguatkan / memfasilitasi watak , bukan membentuk watak . jika
watak dibentuk maka tidak ada proses pedagogik / pendidikan , yang terjadi adalah
12
pengajaran .Jika peserta didik diposisikan sebagai objek , maka hal itu bertolak belakang
dengan fungsi yang peertama , bahwa pendidikan itu berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan yang dilandasi oleh pandangan konstruktivisme .
Fungsi ketiga “ peradaban bangsa “ Apabila dikaitkan dengan indicator peradaban seperti
apa yang dapat merepresentasikan pendidika nasional dan siapa yang bertanggung jawab
untuk fungsi ini maka kondisi ini menjadi samara tau tidak.Jadi tidak serta merta
( otonomatis ) manusia yang terdidik akan menjadikan nangsa yang beradab . Dengan
kata lain , bangsa yang beradab merupakan dampak dari pendidikan yang menghasilkan
manusia terdidik .
1. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan
nilai - nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak , baik ketika proses sekolah
maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah) . Penguatan dan
pengembangan memiliki bahwa makna pendidikan dalam seting sekolah bukanlah
sekedar suatu dogmatisasi nilai kepada peserta didik , tetapi sebuah proses yang
membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi
penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia , termasuk bagi anak .
Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan proses pembiasan yang disertai oleh
logika baik dalam seting kelas maupun sekolah . Penguatan pun memiliki makna adanya
hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah maupun pembiasaan
dirumah .
2. Tujuan kedua pendidikan karakter adalah mengkoreksi prilaku peserta didik yang tidak
bersesuai dengan nilai – nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki
makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai prilaku
anak yang negatif menjadi positif. Proses pelurusan yang dimaknai sebagai
pengkoreksian prilaku dipahami sebagai sebagai proses yang pedagogis, bukan suatu
pemaksaan atau pengkondisian yang tidak mendidik. Proses pedagogis dalam
pengkoreksian prilaku negative diarahkan pola pirilaku anak, kemudian dibarengi dengan
keteladanan lingkungan sekolah dan rumah, dan proses pembiasaan berdasarkan tingkat
dan jenjang sekolahnya.
13
3. Tujuan ketiga dalam pendidikan karakter seting sekolah adalah membangun koneksi yang
harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab
pendidikan karakter secara bersama. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses
pendidikan karakter disekolah harus dihubungkan dengan prosrs pendidikan dikeluarga.
Jika saja pendidikan karakter disekolah hanya bertumpu pada interaksi antara peserta
didik dengan guru dikelas dan sekolah, maka percapaian berbagai karakter yang
diharapkan akan sangat sulit diwujudkan. Mengapa demikian, karena penguatan perilaku
merupakan suatu hal yang menyeluru (holistik) bukan suatu cuplikan dari rentangan
waktu yang dimiliki oleh anak.
4. Nilai-Nilai dalam pendidikan Karakter dan Upaya peningkatan mutu pendidikan
karakter
4.1.1Nilai- Nilai dalam pendidikan karakter
Ada 18 nilai – nilai dalam pendidikan karakter bangsa 18 nilai-nilai itu adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
14
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
4.2 Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari
standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan
implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan sebenarnya dapat dicapai
dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai
serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya,
pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau
nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian
16
Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,
jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional
pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi
karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan
dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development),
Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa
(Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter
perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1
menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi
yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah
hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada
dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di
sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan
kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta
didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang
tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan
pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan
kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam
hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil
belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh sekolah di Indonesia terutama pada tingkat SMP
negeri maupun swasta, karena di masa SMP peserta didik belum terlalu melawan kepada guru,
seperti anak SMA, dan anak SMP tidak terlalu kecil untuk mendapatkan materi pendidikan
karakter, seperti anak SD atau MI. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru,
karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah
17
yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai
best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan
nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera
dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih
operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Melalui program ini diharapkan lulusan-lulusan dari peserta didik dapat memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi
akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma
dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan
menjadi budaya sekolah.
5. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KARAKTER
5.1 KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KARAKTER
Menurut UU No 2 Tahun 1989, Pasal 1, ayat (1), "Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik i-nelalui kegiatan birnbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang."
1. Karakteristik Usaha Sadar Pendidikan Karakter
1. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan
tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan,
prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Sedangkan sadar adalah
insyaf, yakin, merasa tabu, clan mengerti. Jadi usaha sadar adalah kegiatan atau
18
pekerjaan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu
maksud, yang diinsyafi, diyakini, dihayati, clan dipahami oleh orang yang
melakukannya
2. Dengan demikian, pendidikan sebagai usaha sadar merupakan kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan cara
menggerakkan kemampuan jiwa clan raganya, yang didorong oleh adanya niat baik
ingin membantukemarnpuan-kerriampuan kognitif, afektif, clan/ atau psikomotor
yang ada dalam dirinya. Adanya pengerahan tenaga clan pikiran serta niat balk
ingin membantu pihak lain, akan nampak dalarn bentuk atau cara melaksanakan usaha
sadar yang dilakukan dalarn pendidikan. Karakteristik usaha sadar tersebut, yaitu:
1) Usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, sekurang-kurangnya terlihat dari
adanya perhatian terhadap kepentingan peserta didik, clan yang terbaik adalah melalui
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan cara bekerja keras mencurahkan tenaga,
pikiran clan kasih sayang dengan tulus demi keberhasilan peserta didik.
2) Usaha dilakukan dengan sengaja, sekurangkurangnya menunjukkan adanya tujuan yang
jelas, clan yang terbaik adalah melalui kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
secara terprogran-i. Dengan demikian, tergambar dengan jelas apa yang menjacli
tujuan, apa bentuk kegiatannya, apa yang menjadi sarana, serta berapa lama waktu
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
3) Usaha dilakukan dengan secara terbimbing, sekurang-kurangnya berusaha
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan atau pekerjaan Yang telah
dilaksanakan, clan yang terbaik adalah terns mengikuti keseluruhan proses kegiatan
atau pekerjaan pendidikan, sambil melakukan evaluasi clan perbaikan terhadap
2. Karakteristik Bentuk Kegiatan Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan dalam bentuk bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan.
a. Karakteristik Bimbingan
1) Sehubungan dengan bimbingan, penjelasan umum UU No 2 Th 1989 antara
19
lain menyatakan sebagai berikut: "Perluasan pengertian ini (dari satu sistem pengajaran
nasional menjadi satu sistem pendidikan nasional) rnemungkinka n undang-undang
ini tidak membatasi perhatian pada pengajaran saja, melainkan juga memperhatikan
unsur-unsur pendidikan Yang berhubungan dengan pertumbuhan kepribadian manusia
Indonesia yang bersamasama merupakan perwUjudan bangsa Indonesia, suatu
bangsa yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memelihara budi pekerti
kemanusiaan dan memegang teguh citacita moral rakyat yang luhur, Penjelasan
ini inenylyatkan perlunya kegiatan bimbingan sebagai salah satu unsur dalam kegiatan pen-
didikan disamping pengajaran, yang tertuju pada pertumbuhan kepribadian manusia
Indonesia yang dapat memainkan peranannya secara tepat di masa yang akan datang dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
2) Tujuan Bimbingan adalah membantu individu menemukan Kebutuhan-
kebutuhannya,,menilai kemampuan-kemampuannya,secara berangsur-angsur
mengembangkan tujuan-tujuan hidup yang memberikan kepuasan secara individual
dan dapat diterima oleh masyarakat, merumuskan rencana-rencana tindakan untuk
mencapai tujuan –tujuan hidup tersebut, serta melaksanakannya.
b. Karakteristik Pengajaran
1) Dalai memahami konsep pengajaran, ada ba iknya mengikuti sebagian uraian
dari Lindley J. Stiles yang dimuat dalam Encyclopedia of Educational Research.
Uraian itu antara lain menyatakan sebagai berikut: "Definisi lama tentang
pengajaran (instruction) dalam kaitannya dengan pendidikan, ditekankan pada
proses penyampaian pengetahuan atau kete- rampilan kepada siswa. Kates
instruction sendiri berasal dari dues kata Latin: in yang berarti dalam, dan
strou berarti saga membangun. Membangun pengetahuan, infon-nasi, sikap,
keterampilan, pemahaman, apresiasi, t ingkah laku dalam diri orang lain
Pengertian pengajaran kemudian mengalami penyempitan makna dan
tujuannya, yaitu terpusat pada pengembangan kemampuan
intelektual atau kognitif ,dan pengembangan keterampilan termasuk
dalam kategori lat ihan
20
Chauhan dalam "Innovations in Teachi Learning Process" mengemukakan 3
karakteristik mengajar (teaching) s berikut:
a) Mengajar adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang saling member
pengaruhmelalui gagasan-gagasan mereka dan belajar sesuatu dalam proses iteraksi
tersebut.
b) Mengajar adalah mengisi pikirar dengan informasi dan pengetahuan tentang fakta
untuk dapat mereka gunakan di masa yang akan dating
c) Mengajar adalah menimbulkan motivasi untuk belajar
Berdasarkan pola hubungan guru dengan siswa dibedakan menjadi 2 macam ,yaitu :
a) Pengajaran klasik yaitu didasarkan pada asumsi bahwa siswa sama – sama
memperoleh pengajaran dan perbedaan yang ada di antaraa mereka tidaklah penting
b) Pengajaran individual yaitu yang di dasarkaan pada asumsi bahwa setiap iswa adalah
berbeda, dan harus mendapat perhatian dan perlakuan khusus
Langkah –langkah dasar dalam pengajaran pengetahuan ada 3 yaitu :
1. Pendahuluan
2. Pengembangan
3. Konsolidasi
c Karakteristik latihan
Latihan adalah suatu proses memp[ersiapkan orang untuk suatu pekerjaan,membantu mereka
memperbaiki penampilan mereka dan perkembangan potensi mereka sepenuhnya
3 Karakteristik Fungsi
Pendidikan bertugas mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan-
peranannya dalam kehidupan di masa yang akan datang. Peranan-peranan yang akan
dimainkan oleh setiap individu setelah menyelesaikan pendidikan adalah sebagai:
21
a) Pribadi yang mampu terns belajar untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan
dirinya seoptimal mungkin.
b) Anggota masyarakat
1) Anggota keluarga yang dapat hidup bahagia dalam keluarga dalam arti rumahtangga atau
keluarga dalam arti lugs.
2) Tenaga kerja yang dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya secara produktif dan
memperoleh kepuasan kerja.
3) Anggota organisasi/kelompok khusus yang dapat berpartisipasi secara harmonis
dan memperoleh kepuasan hidup.
4) Warga negara yang bertanggung jawab dan dapat menikmati pelayanan
umum yang di sediakan oleh pemerintah dan masyarakat.
5) Warga masyarakat yang dapat menikmat l suasana kehidupan masyarakat
pada umumnya, sehingga memperoleh rasa aman dan damai dalam hidup.
c) Hamba Tuhan yang dapat menjalankan kehidupan beragama secara tenang,
tekun, dan penuh keikhlasan.
6. MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER dan
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
6.1 MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Makna belajar dalam pendidikan karakter
Untuk memahami makna belajar , Hergenhahn dan Olson (2009:2-3) mengemukakan
lima rambu- raambu sebagai berikut :
1) Belajar diukur berdasarkaan perubahan dalam perilakuyang mana hasil belajar
harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakaan yang bisa diamati
2) Perubahan behavioral ini relative permanen yang artinya hanya perubahan
sementara dan tidak menetap(relatif)
22
3) Perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar
selesai. Potensi untuk bertindak ini mungkin tidak akan diterjemahkan ke dalam
bentuk perilaku secara langsung
4) Perubahan perilaku berasal dari pengalaman atau praktik
5) Pengalaman atau praktik harus diperkuat.Hanya respon –respon yang
menyebabkan penguatanlah yang akan dipelajari
Pemahaman tentang teori belajar menjadi amat penting dalam pendidikan karakter,
karena perilaku berkarakter itu terbangun melalui proses belajar, bukan suatu
kebetulan.Belajar dalam konteks pendidikan karakter menurut pusat penkajian pedagogic
adalaah proses menerima atau menolak dan menyalurkan nilai diapdopsi atau diabaaikan
daalam perilaku keseharian anak yang dipengaruhi oleh kondisi atau potensi awal yang
dimiliki anaak. Belajar dideskripsikan sebagai proses yang memunculkan analisiskognisi,
afeksi dan psikomotorsecara terpadu dan menghasilkan keputusan apakah suaatu hal yang
aakan dilakukan /diterima ata tidak dilakukan / diterima. Proses ini teidak dapat di lihat
secara langsung karena terjadi dalam diri manusia dan merupakan proses ghaib
2. Maknaa Pembelajaran Dalam Pendidikan Karakter
Istilah pembelajaran menjadi semakin kerap terdengar dalam kajian pendidikan di
persekolahaan saat ini. Yang mana Istilah pembelajaran merupakan pengembangan
istilah dari “ proses belajar mengajar “ (PMB).Pengembangan Istilah ini disertai
penekanan makna dalaam dalaam praktik kegiatan belajar mengajar (KMB)di sekolah.
Penekanan maknaa ini utamanya ditujukan pada “proses “ atau hal – hal yang dilakukan
oleh guru dan aanak dalam PMB
Dalam istilah PMB , makna yang familiar bagi guru- guru saat ini adalah guru
melakukan pengajaran dalam berbagai materi ajar kepada pesrta didik. Dalam proses
iniguru memiliki peran yang dominan dalam proses , sedangkan siswa berperan pasif,
atau lebih banyak menerima informasi dari guru.Sedangkan istilah pembelajaaran saat ini
23
menjadi lebih actual yang mana dimaknai sebagai proses interaksi pesrta didik dengan
lingkungan belajarnya.Peran guru dalam PMB adalah sebagai pengajar yang mana lebih
banyak dimaknai sebagai Fasilisator supayaa aanak mengalami proses belajar.
3 Dua Bentuk Pembelajaran dalam Pendidikan karakter
Pusat pengkajian pedagogic ( UPI) sebagai salah stu institusi yang mencoba
mengembangkan teori dan praktik pendidikan menuju pendidikan yang lebih baik,
mencoba mengembangkan dua jenis pembelajaran yang mengaraah pada pendidikan
karakter yaitu :
1) Pembelajaraan Substantif
Yaitu pembelajaran yang subtansi materinya terkait langsung dengan suatu
nilai .
Contoh pada mata pelajaran Agama dan Pkn proses substansinya dilakukan
dengan mengkaji suatu nilai yang dibahas di dalamnya seperti mengaitkannya
dengan kemaslahatan (untuk kebaikan ), kehidupan anak dan kehidupan
manusia , baik di dunia maupun di akhirat.
2) Pembelajaran Reflektif
Yaitu adaalaah pendidikan karakter yang terintegrasi /melekat pada semua
mata pembelajaran studi di semua jenjang dan jenis pendidikan
Contoh pada mata pelajaran Matematika, IPA,IPS, Bahasa Indonesia dan
mata pelajaran lainnya yang mana proses pembelajaran reflektif dilakukan
melalui pengaitan materi- materi yang di bahas dalam pembelajaran dengan
makna di belakang materi tersebut .
24
6.2 PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dan mutu
pendidikan. Empat hal yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter, yaitu:
1. Olah Hati / Kholbu ( Spiritual And Emotional Development ) yaitu
mengembangkan asset yang berkaitan dengan nilai religi ( KeTuhanan,
Hablumminalloh ) sehingga bisa bekerja dan berbuat dengan ikhlas.
2. Olah Rasa / Karsa ( Affective and Creativity Develomment ) yaitu
mengembangkan asset yang berhubungan dengan sesama manusia.
( Hablumminanas ), sehingga mampu menjalin cinta kasih terhadap sesama baik secara
pribadi, social maupun bermasyarakat.
3. Olah Pikir / Dzikir ( Intellectual Development ) yaitu mengembangkan asset yang
berhubungan dengan akal, sehingga dapat berpikir dengan jernih dan cerdas.
4. Olah Raga dan Kinestetik ( Physical and Kinestetic Development ) yaitu
mengembangkan asset fisik agar selalu sehat dan mampu bekerja dengan keras.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter menjadi tanggung jawab semu elemen
bangsa, terutama guru sebagai pengawal garda terdepan dalam pendidikan.
Pendidikan Karakter yang diterapkan dalam satuan pendidikan menjadikan sarana
pembudayaan dan pemanusiaan ( Koesoema, 2007: 114 ) sesuai dengan subtansi utama
yaitu membangun pribadi dengan karakter mulia sebagai individu, masyarakat dan
bangsa.
Menurut Foesster ada empat ciri Pendidikan Karakter, yaitu :
1.Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki nilai. Nilai
menjadi pedoman normative setiap tindakan.
2. Koherensi yang memberi keberanian , membuat seseorang teguh pada prinsip tidak
mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko . Koherensi merupakan
dasar yang membangun rasa saling percaya satu sama lain.
3. Otonomi yang berarti seseorang memiliki kebebasan untuk menginternalisasikan
nilai – nilai dalam mengambil keputusan pribadi tanpa intervensi orang lain.
25
4. Keteguhan dan Kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang untuk
mencapai sesuatu yang dipandang baik.Sedangkan Kesetiaan merupakan bagi
penghormatan atas komitmen yang dipilih.
26
C. PENUTUP
1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.1 Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama,lingkungan,maupun
kebangsaan.Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter
individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya
tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
1.2 Ada persamaan antara akhlak,karakter dan moral yang mana : dari pernyataan diatas saya
simpulkan bahwa persamaan akhlak,moral dan karakter dapat dilihat dari kepribadian dan
tingkah laku
1.3 Membangun karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup, falsafah
hidup, rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa.
1.4 Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter salah satunya adalah Strategi
Pendidikan Karakter melalui Multiple Intelligence (Multiple Talent Approach) Strategi ini
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang merupakan Pengembangan
potensi yang membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
27
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa
1.5 Pendidikan karakter mempunyai 18 nilai yang dapat mengembangkan pendidikan karakter
bangsa dan upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, harus
mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
satuan pendidikan.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa
depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan
karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini,
negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
2. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia
pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila
pendidikan sudah disalah gunakan.
Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya
menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam
menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik
akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.
Amiiin..
28
DAFTAR PUSTAKA
Megawangi,Ratna.2004. pendidikan karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa.
Bogor: Indonesia Heritage foundation
Suharjono, Muhammad,dkk.2012.jurnal pelopor pendidikan.Sumenep: STKIP PGRI
Mudyahadjo,Redja. 2010. “karakteristik pendidikan “. Pengantar pendidikan,4: 201-204
_________.2010. “karakteristik pendidikan” . Pengantar pendidikan, 4: 206-2013
Muin,Fachtul.2011.Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz
Media
Kesuma , Dharma,dkk.2011.”memaknai pendidikan karakter “. Pendidikan Karakter, 1: 4 - 18
_________.2010. “memaknai pendidikan karakter” . pendidikan Karakter, 1: 22-29
Muin
_________.2010. “ Model-model pembelajaran dalam pendidikan karakter ” . Pengantar
pendidikan, 3: 91- 115
Muin
Faturrahman,dkk .2011.”Upaya-upaya Pengembangan Pendidikan”. Pendidikan Karakter, 4:
44 -46
http://amin-x.blogspot.com/2012/07/contoh-makalah-pendidikan-karakter.html
http://nialovita.wordpress.com/2012/01/16/makalah-pendidikan-karakter/
29
30