makalah osteoartritis

Upload: sagase-apthayasa

Post on 13-Apr-2018

287 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    1/21

    1

    Pendahuluan

    Osteoarthritis adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan

    kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.1

    Osteoarthritis yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, arthritis degeneratif,

    osteoarthrosis, atau arthritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang palingsering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang orang usia lanjut maupun setengah baya.

    Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab

    tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari

    sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi

    mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan

    aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan

    akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.2

    Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada

    sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun.

    Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.1

    Anamesis

    a. Identitas pasien

    b. Keluhan utama

    Pada kasus di atas keluhan utama pasien adalah nyeri pada lutut kanan dan kiri sejak 2 tahun

    yang lalu.

    c. Riwayat penyakit dahulu

    i. Keadaan umum kesehatan

    ii. Penyakit terdahulu

    Adakah kelainan sendi atau tulang sebelumnya?

    iii. Cedera

    Pernahkah pasien menjalani operasi seperti penggantian sendi?

    iv. Obat-obatan

    Tanyakan pada pasien mengenai analgesic, OAINS, kortikosteroid, imunosupresan lain,

    penisilamin, emas, dan klorokuin.

    d. Riwayat pekerjaan dan lingkungan

    e. Riwayat keluarga

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    2/21

    2

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi look(inspeksi),feel(palpasi) dan move

    (menggerakan sendi-sendi). Pemeriksaan osteoarthritis difokuskan pada sendi-sendi dengan

    kemungkinan terbesar terkena penyakit ini, yaitu sendi pangkal paha, lutut serta pergelangankaki.

    3

    Pada persendian di daerah pangkal paha pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

    Inspeksi

    Pemeriksaan sendi pangkal paha dapat dimulai ketika pasien memasuki ruang periksa. Yang

    perlu diperhatikan ialah fase berdiri dan fase mengayun. Fase berdiri ialah pada saat kaki

    mengenai tanah dan menyangga beban tubuh. Sedangkan fase mengayun ialah fase disaat

    kaki bergerak ke depan dan tidak menyangga beban tubuh. Cara berjalannya harus terlihat

    lancar dengan irama yang berkesinambungan. Selain itu dapat dilihat pemukaan anterior dan

    posterior sendi pangkal paha untuk menemukan bagian yang mengalami atrofi otot maupun

    memar.3

    Gambar 1 : Fase Berjalan Normal

    Palpasi

    Pada perabaan dapat ditemukan bagian-bagian os coxae seperti SIAS, krista illiaka, dan

    tuberkulum illiaka di permukaan anterior sendi. Pada permukaan posterior ditemukan

    trokanter mayor dan tuber iskiadikum.

    Jika terasa nyeri pada sendi pangkal paha dapat dilakukan palpasi bursa illiopektineal yang

    berada pada bidang yang lebih dalam dari ligamentum inguinalis.

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    3/21

    3

    Kisaran gerak dan manuver

    Gerakan pada sendi pangkal pada meliputi fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi.

    Khusus untuk osteoarthritis biasanya dijumpai keterbatasan pada abduksi. Selain itu

    gangguan pada rotasi internal merupakan suatu indikator yang sensitif terhadap penyakit

    sendi pangkal paha. Biasanya hal ini juga diikuti dengan gangguan pada rotasi eksternal.

    3

    Pada sendi lutut dan tungkai bawah juga dapat dilakukan pemeriksaan yang dengan pola yang

    sama, yaitu:

    Inspeksi

    Perhatikan aliran gerak pasien saat berjalan memasuki ruang periksa. Lutut harus

    diekstensikan ketika tumit menyentuh tanah dan difleksikan pada siklus berdiri dan

    mengayun. Pada penderita osteoarthritis sering terdapat pembengkakan sendi lutut dan

    kantong suprapatela sehingga cekungan normal di sekitar patela menghilang.3

    Palpasi

    Pada posisi duduk palpasi akan lebih mudah dilakukan karena semua patokan tulang terlihat

    dengan lebih jelas. Ibu jari dapat digunakan untuk meraba cekungan lunak yang terletak di

    kedua sisi patela. Selain itu dapat juga diraba kondilus medialis femur serta tepi atas plateau

    medialis tibia.

    Pada perabaan juga tanyakan pada pasien apakah ada nyeri tekan. Rasa nyeri dan krepitasi

    merupakan indikasi adanya pergesekan antara os tibia dan os femur. Hal ini dapat terjadi

    akibat berkurangnya cairan sendi maupun pembentukan spur/osteofit yang kerapkali dapat

    ditemukan pada penderita osteoarthritis.3

    Pada osteoarthritis terjadi efusi banyak di sendi. Hal ini dapat menyebabkan kompresi sendi

    sehingga cairan tersebut dapat menyemprot ke dalam rongga yang berada di dekat patella.

    Gelombang cairan dapat dideteksi dengan tes tertentu seperti tes balon.

    Kisaran gerak dan manuver

    Gerakan sendi lutut yang terutama adalah fleksi, ekstensi, rotasi internal dan eksternal. Pada

    penderita osteoarthritis biasanya ditemukan pengurangan range of movemen / ROM.Terutama pada gerakan fleksi-ekstensi. Normalnya pada pergerakan ini pasien setidaknya

    dapat mencapai ROM sebesar 120o. Namun sudut ini dapat menurun pada penderita

    osteoarthritis. Umumnya pasien akan kesulitan melakukan fleksi yang dalam seperti pada

    saat berlutut.3

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    4/21

    4

    Pergelangan kaki dan kaki juga merupakan tempat yang sering terjadi perubahan radiografi

    akibat terjadinya proses peradagan. Oleh karena itu pemeriksaan di daerah ini tidak kalah

    pentingnya.

    Inspeksi

    Amati apakah ada deformitas, noduli maupun pembengkakan di daerah pergelangan kaki.

    Palpasi

    Pemeriksaan dengan menggunakan kedua ibu jari di daerah anterior setiap sendi

    pergelangan kaki dengan memperhatikan adanya pembengkakan serta nyeri tekan. Selain itu

    dapat dilakukan perabaan pada daerah posterior yaitu pada tendon Achiles untuk

    menemukan adanya noduli dan nyeri tekan. Selain itu lakukan pula palpasi pada artikulasio

    metatarsofalangeal. Nyeri pada daerah ini lebih mengindikasikan ke arah penyakit arthritis

    gout.3

    Kisaran gerak dan manuver

    Pergerakan pada pergelangan kaki meliputi gerakan fleksi dan ekstensi serta gerakan inversi

    dan eversi.

    Secara umum pada pemeriksaan osteoarthritis didapatkan nyeri sendi yang dapat disertai

    dengan gangguan pergerakan pada sendi yang terkena peradangan.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan artosentesis sebagai suatu indikasi untuk

    memastikan diagnosis. Namun perlu diperhatikan kontraindikasi yaitu pada sendi yang tidak

    stabil. Hal ini biasanya terjadi pada tingkat ostearthritis yang lebih tinggi dimana terjadi

    deformitas. Selain itu pada osteoarthritis yang sudah parah juga dapat ditemukan gangguan sendi

    celah sendi menyempit dan jmlah cairan sendi berkurang. Pengambilan cairan sendi akan

    semakin memperburuk keadaan pada kondisi ini.4

    Pada artrosentesis dapat dilakukan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, tes mikrobiologi,

    tes kimia serta tes imunologi. Pada pemeriksaan makroskopik yang dapat dilihat ialah warnacairan sendi, tes musin, tes viskositas dan melihat bekuan dalam sendi. Diantara keempat jenis

    tes tersebut hanya tes warna yang masih bisa digunakan untuk kasus osteoarthritis. Pada tes

    warna umumnya didapatkan perubahan warna cairan sendi dari bening menjadi warna kuning

    jernih. Tes yang lain umumnya tetap terlihat seperti keadaan normal.

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    5/21

    5

    Gambar 2: Warna Cairan Sendi Pada Penderita Osteoarthritis

    Selain itu angka normal juga ditunjukan pada pemeriksaan hitung sel darah dan laju endap

    darah darah. Pemeriksaan imunologi seperti pemeriksaan C-Reactive Protein, Anti Nuclear

    AntibodiessertaRheumatoid Factorjuga tidak banyak membantu karena hasilnya tetap normal.

    Akan tetapi ketiga pemeriksaan ini bisa digunakan untuk membedakan osteoarthritis terhadap

    jenis penyakit sendi yang lain seperti rheumatoid arthritis.4

    C-Reactive Protein ialah suatu protein yang dilepaskan secara cepat pada proses peradangan

    akut. Pada 70-80 % penderita rheumatoid arthritis didapatkan peningkatan kadar CRP.

    Sedangkan Rheumatoid Factor merupakan antibodi terhadap bagian Fc (constant region) dari

    immunoglobulin G yang ditemukan pada 80% penderita rheumatoid arthritis. Tes Anti Nuclear

    Antibodies umumnya meningkat pada 70% penderita Sistemic Lupus Eritomatosus dan pada

    20% penderita rheumatoid arthritis. Sehingga ketiga tes tadi bisa digunakan untuk

    menyingkirkan kemungkinan pasien terkena osteoarthritis bila didapatkan hasil yang positif.4

    Lantas jenis pemeriksaan apa yang dapat kita gunakan untuk memastikan diagnosis

    osteoarthritis? Pemeriksaan radiologi ialah jenis pemeriksaan yang cukup akurat dan meyakinkan

    dalam diagnosis penyakit ini. Pada pemeriksaan radiologi umumnya didapatkan penyempitan

    pada rongga sendi yang disertai dengan sklerosis tepi persendian. Mungkin pula terdapat

    deformitas, pembentukan kista juksta artikular serta pembentukan spur/osteofit. Kadang bisa

    didapatkan liping pada tepi tulang serta adanya tulang yang lepas.5

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    6/21

    6

    Berdasarkan gambaran radiologisnya, dua orang ahli yaitu Kellgren dan Lawrance

    menetapkan lima derajat osteoarthritis, yaitu:

    Derajat 0 : normal, celah sendi baik, tidak ada osteofit dan kista subkondral.

    Derajat 1 : adanya penyempitan celah sendi yang meragukan dan adanya kemungkinan

    pembentukan osteofit.Derajat 2 : adanya osteofit yang disertai dengan kemungkinan penyempitan pada celah

    sendi.

    Derajat 3 : jumlah osteofit yang lebih dari satu, penyempitan celah sendi, beberapa

    gambaran sklerotik pada tulang yang disertai dengan kemungkinan adanya

    deformitas tulang.

    Derajat 4 : osteofit yang besar, celah sendi yang menyempit, sklerosis dalam tingkatan yang

    parah serta didapatkan adanya deformitas pada tulang.

    Gambar 3: Osteoarthritis Sendi Lutut Derajat 3

    Derajat ini digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit serta penanganan yang

    tepat terhadap tingkat penyakit tersebut. Selain pemeriksaan radiologi, dapat pula dilakukan

    pemeriksaan resonansi magnetik (MRI) serta artoskopi untuk mendukung diagnosis

    osteoarthritis.4

    Terdapat bermacam-macam marker molekular yang dapat ditemukan pada cairan sinovial

    maupun dalam serum pasien OA yang berasal dari komponen ekstraartikular matriks yang dapat

    digunakan sebagai penanda biokimia timbulnya penyakit ini. Contohnya ialah core protein

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    7/21

    7

    epitopes, keratan sulfate epitopes, cartilage matrix proteins dan type II colagen C-propeptide.

    Semua biomarker tadi akan meningkat kadarnya dalam cairan sendi penderita osteoarthritis.4

    Gejala Klinis

    Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudahberlangsung lama tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

    6

    1.Nyeri sendi.6

    Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter (meskipun

    mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah

    dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-

    kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain. Nyeri pada

    osteoartritis juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada osteoartritis

    servikal dan lumbal. Osteoartritis lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin

    menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio intermitten.

    2. Hambatan gerakan sendi

    Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan

    bertumbuhnya rasa nyeri.6

    3. Kaku pagi

    Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk di

    kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur.6

    4. Krepitasi

    Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

    5. Pembesaran sendi (deformitas)

    Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat di lutut atau

    tangan) secara pelan-pelan membesar.

    6. Perubahan gaya berjalan

    Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir semua pasien osteosrtritispergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan

    dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian

    pasien osteoartritis yang umumnya tua.7

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    8/21

    8

    Diagnosis Kerja

    Pada kasus diatas pasien didiagnosis osteoartritis.

    Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan

    progresif lambat, tidak meradang dan ditandai oleh adanya pembentukan tulang baru pada

    permukaan persendian.6

    Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit

    melampaui separuh jumlah pasien artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan

    daripada laki-laki dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.

    Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insidens bertambah

    dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi artritis yang rusak karena dipakai

    karena sendi menjadi aus dengan bertambahnya usia. Tetapi, temuan-temuan yang lebih baru

    dalam bidang biokimia dan biomekanik telah menyanggah teori ini.6

    Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi.

    Dengan alasan-alasan yang masih belum diketahui, sintesis proteoglikan dan kolagen

    meningkatan tajam pasa osteoartritis. Tetapi, substansi ini juga dihancurkan dengan kecepatan

    yang lebih tinggi, sehingga pembentukan tidak mengimbangi kebutuhan. Sejumlah kecil

    kartilago tipe I menggantikan tipe II yang normal, sehingga terjadi perubahan pada diameter dan

    orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanik dari kartilago. Rawan sendi kemudian

    kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik. Walaupun penyebab yang sebenarnya dari

    osteoartritis tetap tidak diketahui, tetapi kelihatannya proses penuaan ada hubungannya dengan

    perubahan-perubahan dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi rawan

    sendi yang mengarah pada perkembangan osteoartritis.

    Faktor-faktor genetik memainkan peranan pada beberapa bentuk osteoartritis. Perkembangan

    osteoartritis sendi-sendi interfalang distal tangan (nodus Heberden) dipengaruhi oleh jenis

    kelamin dan lebih dominan pada perempuan. Nodus Heberden 10 kali lebih sering ditemukan

    pada perempuan dibandingkan laki-laki.

    Hormon seks dan faktor-faktor hormonal lain juga kelihatannya berkaitan denganperkembangan osteoartritis. Hubungan antara estrogen dan pembentukan tulang dan prevelansi

    osteoartritis pada perempuan menunjukkan bahwa hormon memainkan peranan aktif dalam

    perkembangan dan progresicitas penyakit ini.

    Sendi yang paling sering terserang oleh osteoartritis adalah sendi-sendi yang harus memikul

    beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertrebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    9/21

    9

    sendi. Gambaran osteoartritis yang khas adalah labih seringnya keterlibatan sendi falang distal

    dan proksimal dan sendi metakarpal keduanya terserang, namun sendi interfalang distal tidak

    terlibat.

    Diagnosis Banding1. Artritis Gout.

    8

    Pirai ataugoutadalah suatupenyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang

    dari artritisyang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang

    terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadarasam urat di

    dalamdarah (hiperurisemia).

    Gambar 4: Gout.6

    2. Bursitis

    Peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang

    mengandung cairansinovial, yang memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada

    otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di

    tempat dimana tendon atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa

    mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh

    cairan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_urathttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_urathttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit
  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    10/21

    10

    Etiologi

    Faktor umum yang mempengaruhi peningkatan resiko osteoarhritis ialah:

    Umur

    Faktor ini merupakan faktor dengan hubungan terbesar terhadap osteoarthritis.

    Ditemukan sekitar 80% individu berusia diatas 75 tahun yang menderita osteoarthritis

    dengan progresivitas penyakit hampir mengenai seluruh sendi. Perubahan radiologis

    yang menunjukan gejala OA umumnya makin nyata ditemukan pada usia lanjut

    meskipun perubahan ini tidak selalu berkorelasi dengan gejala klinik yang muncul.4

    Perubahan morfologis dan struktural yang berkaitan dengan kartilago pada sendi ialah

    semakin menipis dan melembutnya permukaan kartilago. Selain itu berkurangnya

    ukuran dan agregasi matriks proteoglikan juga dapat terlihat pada usia tua. Hal ini

    mungkin disebabkan oleh penurunan kemampuan kondrosit dalam memperbaiki

    jaringan akibat proses degenerasi yang terjadi. Selain itu pada usia tua sering ditemukan

    penurunan sensitivitas kondrosit terhadap insulin growth factor 1 yang berperan dalam

    stimulasi produksi proteoglikan, kolagen dan reseptor sel integrin.4,5

    Didapatkan pula korelasi langsung antara apoptosis pada kondrosit dan degradasi

    kartilago pada usia lanjut dengan peningkatan resiko timbulnya osteoarthritis.

    Lokasi Sendi

    Seperti yang kita ketahui bersama, ostearthritis kerap kali terjadi pada persendian antara

    tulang-tulang yang menyangga badan, seperti pada persendian pangkal paha, lutut dan

    pergelangan kaki. Hal ini juga tidak lepas dari pengaruh umur yang mempercepat

    penurunan fungsi persendian dalam menyangga badan. Sebuah studi menunjukkan

    bahwa daerah pangkal paha dan lutut lebih tinggi kemungkinannya untuk terkena

    osteoarthritis. Pada kedua daerah ini ditemukan lebih banyak reseptor terhadap

    interleukin 1 dan lebih banyak kondrosit yang mengekspresikan Mrna pembentuk

    metalloproteinase dibanding daerah pergelangan kaki. Hal ini diduga turut berperandalam mempercepat degenerasi yang terjadi dalam persendian tersebut.

    4,5

    Obesitas

    Obesitas juga merupakan suatu predisposisi terhadap peningkatan resiko terkena

    osteoarthritis. Seseorang dikatakan mengalami obesitas apabila indeks massa tubuhnya

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    11/21

    11

    melebihi 25,0 (indeks massa tubuh ialah hasil pembagian berat badan dalam kilogram

    terhadap kuadrat tinggi badan dalam meter). Obesitas menyebabkan tulang-tulang

    penyangga badan bekerja lebih keras dalam menyangga badan sehingga meningkatkan

    gaya mekanik pada persendian antar tulang tersebut.4

    Apalagi bila kondisi ini ditambah dengan aktivitas fisik yang terlalu keras. Hal ini tentusaja dapat memperberat keadaan tersebut. Oleh karena itu harus dijaga agar penderita

    osteoarthritis tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Pada penderita OA yang

    menurunkan berat badannya didapati peningkatan status fungsional yang berarti bahkan

    didapati perbaikan yang setara dengan pasien yang telah mengalami operasi

    penggantian sendi.5

    Genetik

    Studi populasi yang diikuti pasien dengan perubahan radiografis khas osteoarthritis

    menemukan kontribusi genetik terhadap penyakit ini, yaitu gen resesif dan komponen

    multifaktorial. Ada beberapa gen struktural yang berperan penting dalam pengelolaan

    serta perbaikan kartilago sendi dan berperan dalam pengaturan proliferasi kondrosit

    serta ekspresi gen. Beberapa gen untuk kode protein pembentukan matriks ekstraselular

    yang mengalami mutasi telah dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya

    osteoarthritis. Contohnya ialah mutasi titik yang terjadi pada gen yang berperan dalam

    pembentukan protein kolagen tipe II. Mutasi ini diwariskan dalam keluarga yang

    memiliki riwayat spondyloepifisial displasia dan poliartikular osteoarthritis. Gangguan

    ini pada gilirannya akan menghasilkan protein yang salah sehingga protein yang

    terbentuk tidak dapat bekerja dengan tepat dalam perbaikan kartilago sendi. Hal ini

    meningkatkan resiko timbulnya osteoarthritis.4,5

    Trauma

    Terjadinya trauma dapat menyebabkan peningkatan terjadinya osteoarthritis secara

    cepat maupun dapat menginisiasi suatu proses lambat yang menghasilkan gejala

    osteoarthritis beberapa tahun kemudian. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya suplai

    darah periartikular pasca trauma maupun berkurangnya proses remodelling pada

    osteochondral junction. Faktor lokal lainnya seperti stress yang berkaitan dengan

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    12/21

    12

    frekuensi penggunaan sendi dan deformitas sendi juga mempunyai pengaruh atas

    timbulnya osteoarthritis.5

    Gender

    Wanita memiliki resiko dua kali lebih besar dibanding pria untuk terkena osteoarthritis.Sebelum usia 50 tahun, lebih banyak didapati pria penderita OA dibanding wanita.

    Diatas 50 tahun, hal ini menjadi berkebalikan. Hal ini dikaitkan dengan berkurangnya

    kadar estrogen pasca menopause pada wanita berusia di atas 50 tahun. Kondrosit pada

    daerah persendian memiliki reseptor terhadap estrogen yang mengindikasikan bahwa

    sebenarnya sel-sel diregulasi oleh estrogen. Peningkatan kadar estrogen juga sebanding

    dengan peningkatan proteoglikan yang sangat diperlukan untuk menunjang matriks

    ekstraselular.5

    Sebuah studi juga menunjukkan bahwa konsumsi estrogen oral selama 10 tahun berturut

    pada wanita pasca menopause menghindarkan mereka terhadap resiko terkena

    osteoarthritis di daerah pangkal paha.

    Patofisiologi

    Secara umum berdasarkan patogenesisnya osteoarthritis dibagi menjadi dua, yaitu OA primer

    dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yaitu jenis OA yang penyebabnya tidak

    diketahui dan tidak ada hubungan dengan penyakit sistemik serta perubahan lokal yang terjadi

    pada sendi. Sedangkan yang disebut sebagai OA sekunder ialah OA yang didasari pada kelainan

    endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi

    yang terjadi dalam waktu yang lama. Kasus primer lebih sering ditemukan dalam kenyataannya

    dibanding dengan kasus sekunder.4

    Para ahli menyatakan bahwa OA merupakan penyakit dengan gangguan metabolisme pada

    kartilago yang juga diikuti dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang belum

    diketahui mekanismenya. Terjadinya jejas mekanik dan kimiawi pada sinovial sendi umumnyadisebabkan oleh banyak faktor dan jejas ini dapat merangsang pembentukan molekul yang

    abnormal serta menyebabkan adanya produk dari hasil degradasi kartilago yang berada di dalam

    persendian yang memicu terjadinya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit serta nyeri. Pada OA

    juga didapati hipertrofi kartilago berupa peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    13/21

    13

    oleh kondrosit yang diduga merupakan suatu mekanisme kompensasi terhadap degradasi rawan

    sendi, remodellingtulang dan inflamasi pada cairan sendi.4

    Secara fisiologis didapatkan bahwa rawan sendi mampu melakukan perbaikan sendiri dimana

    akan terjadi replikasi pada kondrosit untuk memproduksi matriks yang baru. Proses perbaikan ini

    dibantu oleh oleh suatu polipeptida yang mengontrol proliferasi sel serta membantu proseskomunikasi antar sel. Polipeptida ini merupakan suatu faktor pertumbuhan yang menginduksi

    proses sintesis DNA dan protein serta kolagen dan proteoglikan. Contoh faktor pertumbuhan

    tersebut ialah insulin-like growth factor (IGF-1), growth hormon, transforming growth factor

    (TGF- ) dan coloni stimulating factors (CSFs). Namun pada keadaan inflamasi terjadi suatu

    kondisi dimana sensitivitas sel terhadap faktor pertumbuhan menurun. Selain faktor-faktor

    pertumbuhan tadi, hormon seperti testosteron, -estradiol dan kalsitonin juga memiliki peranan

    dalam sintesis komponen kartilago.5

    Proses degradasi pada kolagen akan terjadi oleh berbagai macam faktor (yang terutama ialah

    usia). Seiring dengan laju degradasi yang makin cepat ini maka hasil degradasi matriks tulang

    rawan sendi cenderung berkumpul di dalam cairan sendi. Hal ini akan mengawali terjadinya

    inflamasi sendi. Hal ini juga didukung dengan data bahwa perbandingan sintesis dan pemecahan

    matriks tulang rawan sendi pada pasien penderita OA ialah sekitar 0,29 berbanding 1.4

    Pada penderita OA juga terjadi gangguan suplai darah. Gangguan ini disebabkan oleh

    peningkatan aktivitas fibrinogenik sekaligus penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini akan

    menyebabkan menumpuknya trombus dan kompleks lipid pada pembuluh darah daerah

    subkondral yang berujung pada iskemia dan nekrosis pada jaringan subkondral tersebut. Seperti

    kita ketahui bersama saat terjadi nekrosis, sel akan melepaskan mediator kimiawi seperti

    prostaglandin dan interleukin yang dapat memicu rasa sakit karena dihantar oleh saraf sensibel.

    Selain dilepaskannya mediator kimiawi, adanya peradangan pada tendo atau ligamen serta

    spasme otot ekstra artikuler juga dapat memicu terjadinya rasa sakit. Sakit pada sendi juga dapat

    disebabkan oleh adanya penekanan periosteum dan radiks saraf oleh osteofit serta peningkatan

    tekanan intramedular akibat statisnya aliran darah vena intramedular karena proses remodelling

    pada trabekula dan subkondral.4,5

    Pada saat terjadi jejas yang menyebabkan nekrosis sel, material hasil nekrosis (yang dikenal

    sebagai CSFs) akan memproduksi suatu sitokin aktivator plasminogen yang disebut sebagai

    katabolin. Sitokin ini terdiri dari interleukin, tumor necrosis factor dan interferon. Sitokin ini

    akan merangsang pembentukan CSFs tambahan yang akan mempengaruhi monosit untuk

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    14/21

    14

    mendegradasi rawan sendi secara lebih lanjut. Selain itu adanya sitokin ini juga akan

    mempercepat proses resorpsi matriks rawan sendi. Adanya interlekuin-1 juga memiliki efek yang

    banyak terhadap cairan sendi, yaitu meningkatkan sintesis enzim yang mendegradasi rawan sendi

    seperti stromelisin dan kolagenosa. Selain mendegradasi rawan sendi, enzim ini juga

    menghambat proses sintesis dan perbaikan normal kondrosit.

    5

    Efek antagonis dapat terlihat antara sitokin terhadap faktor pertumbuhan. Sitokin cenderung

    merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi, sebaliknya faktor pertumbuhan

    merangsang sintesis. Namun yang menjadi permasalahan adalah pada penderita OA seringkali

    didapatkan penurunan kadar faktor pertumbuhan seperti insulin-like growth factor 1/IGF-1.4

    Penatalaksanaan

    Pengelolaan osteoartritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena) dan berat

    ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari 3 hal :

    1. Terapi Non-Farmakologis.9

    a. Penerangan

    Adalah agar pasien mengetahui sedikit seluk beluk tentang penyakitnya, bagaimana

    menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat

    dipakai.

    b. Terapi fisik dan rehabilitasi.9

    Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien

    untuk melindungi sendi yang sakit.

    c. Penurunan berat badan

    Berat badan yang berlebihan ternyata merupakan faktor yang akan memperberat penyakit

    osteoartritis. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan.

    Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila

    mungkin mendekati berat badan ideal.

    2. Terapi Farmakologis.9

    a. Analgesik oral non-opiat

    Pada umumnya pasien telah mencoba untuk mengobati sendiri penyakitnya, terutama

    dalam hal mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. Banyak sekali obat-obatan yang

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    15/21

    15

    dijual bebas yang mampu mengurangi rasa sakit. Pada umumnya pasien mengetahui hal

    ini dari iklan pada media massa, baik cetak (koran), radio maupun televisi. Seperti :

    Aspirin

    Parasetamol

    b.

    Analgesik topikalAnalgesik topikal dengan mudah dapat kita dapatkan di pasaran dan banyak sekali yang

    dijual bebas. Pada umumnya pasien telah mencoba terapi dengan cara ini, sebelum

    memakai obat-obatan peroral lainnya.

    Sediaan yang mengandung analgesik dan antiinflamasi topikal dapat digunakan untuk

    menghilangkan rasa sakit, radang (bengkak), nyeri otot, kaku otot, radang sendi dan otot

    terkilir.

    c. OAINS (obat anti inflamasi non steroid)

    Apabila cara-cara tersebut di atas tidak berhasil, pada umumnya pasien mulai datang ke

    dokter. Dalam hal seperti ini kita pikirkan untuk pemberian OAINS, oleh karena obat

    golongan ini di samping mempunyai efek analgesik juga mempunyai efek imflamasi.

    Oleh karena pasien osteoartritis kebanyakan usia lanjut, maka pemberian obat-obatan

    jenis harus sangat hati-hati. Jadi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan

    cara pemakaian yang sederhana, di samping itu pengawasan terhadap kemungkinan

    timbulnya efek samping selalu harus dilakukan.

    d. Chrondroprotective agent

    Adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan tulang rawan sendi

    pada pasien osteoartritis. Sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam

    Slow Acting Anti Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Sampai saat ini adalah :

    Tetrasiklin

    Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja enzim

    MMP dengan cara menghambatnya. Salah satu contoh adalah doxycycline,

    sayangnya obat ini baru dipakai pada hewan dan belum dipakai pada manusia.

    Asam hialuronat

    Disebut juga sebagai viscosupplement oleh karena salah satu manfaat obat ini

    adalah dapat memperbaiki viskositas cairan sinoval, obat ini diberikan secara intra-

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    16/21

    16

    artikular. Asam hialuronat ternyata memegang peranan penting dalam pembentukan

    matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan. Di samping itu pada

    binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi inflamasi pasa sinovium,

    menghambat angiogenesis dan khemotaksis sel-sel inflamasi.

    GlikosaminoglikanDapat menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam proses degradasi tulang

    rawan, antara lain : hialuronidase, protease, elastase dan capthepsin B1 in vitro dan

    juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang

    rawan sendi manusia. Dari penelitian Rejholec tahun 1987 pemakaian

    glikosaminoglikan selama 5 tahun dapat memberikan perbaikan dalam rasa sakit

    pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja, yang secara statistik bermakna. Juga

    dilaporkan pada pemeriksaan radiologis menunjukkan progresivitas kerusakan

    tulang rawan yang menurun dibandingkan dengan kontrol.

    Kondroitin sulfat

    Merupakan komponen penting pada jaringan kelompok vertebrata dan terutama

    terdapat pada matriks ekstrakular sekeliling sel. Salah satu jaringan yang

    mengandung kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi dan zat ini merupakan

    bagian dari proteoglikan. Menurut Hardingham , tulang rawan sendi terdiri dari 2%

    sel dan 98% matriks ekstraselular yang terdiri dari kolagen dan proteoglikan.

    Matriks ini membentuk satu struktur yang utuh sehingga mampu menerima beban

    tubuh. Pada penyakit sendi degeneratif seperti osteoartritis terjadi kerusakan tulang

    rawan sendi dan salah satu penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya

    proteoglikan pada tulang rawan tersebut. pemberian kondroitin sulfat pada kasus

    osteoartritis mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kerusakan tulang rawan

    sendi. telah mengambil kesimpulan dalam penelitiannya tentang kondroitin sulfat

    sebagai berikut : efektivitas kondroitin sulfat pada pasien osteoartritis mungkin

    melalui 3 mekanisme utama, yaitu : 1) anti inflamasi; 2) efek metabolik terhadap

    sintesis hialuronat dan proteoglikan; 3) anti degradasi melalui hambatan enzim

    proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif.

    Vitamin C

    Dalam penelitian ternyata dapat menghambat aktivitas enzim lisozim. Pada

    pengamatan ternyata vitamin C mempunyai manfaat dalam terapi osteoartritis

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    17/21

    17

    Superoxide dismutase

    Dapat dijumpai pada setiap sel mamalia dan mempunyai kemampuan untuk

    menghilangkan superoxide dan hydroxil radicals. Secara in vitro, radikal

    superoxide mampu merusak asam hiuluronat, kolagen dan proteoglikan sedang

    hydrogen peroxyde dapat merusak kondrosit secara langsung. Dalam percobaanklinis dilaporkan bahwa pemberian superoxide dismutase ini dapat mengurangi

    keluhan-keluhan pada pasien osteoartritis.

    e.

    Steroid intra-artikular

    Pada penyakit artritis reumatoid menunjukkan hasil yang baik. Kejadian inflamasi

    kadang-kadang dijumpai pada pasien osteoartritis, oleh karena itu kortikosteroid intra

    artikular telah dipakai dan mampu mengurangi rasa sakit, walaupun hanya dalam

    waktu yang singkat. Penelitian selanjutnya tidak menunjukkan keuntungan yang nyata

    pada pasien osteoartritis, sehingga pemakaiannya dalam hal ini masih kontroversial.

    3. Terapi Bedah

    Pembedahan dilakukan bila penatalaksanaan dengan terapi non farmakologis dan terapi

    farmakologis tidak berhasil dengan baik. Selain itu pembedahan juga dapat dilakukan juga

    pasien mengalami keluhan seperti nyeri, kaku dan deformitas bengkok yang semakin

    bertambah parah seiring dengan perjalanan penyakit. Keluhan ini sangat mengganggu pasien

    karena membatasi aktivitas sehari-hari pasien seperti berjalan, naik turun tangga dan

    bekerja.

    Secara umum ada 2 tindakan yang dilakukan dalam pembedahan yaitu artroskopi dan total

    joint replacement. Tindakan ini diindikasikan sesuai dengan derajat keparahan radiologis

    penderita OA menurun Kellgren dan Lawrance (Pembagian derajat Kellgren Lawrance dapat

    dilihat pada bagian pemeriksaan penunjang). Untuk OA derajat 1 dan 2 dilakukan artroskopi

    sedangkan untuk OA derajat 3 dan 4 dilakukan total joint replacement. Berikut ini akan

    dideskripsikan mengenai kedua bentuk pembedahan tersebut.

    Artroskopi

    Artroskopi merupakan prosedur pembedahan tanpa operasi terbuka dengan cara melihat

    sendi melalui kabel serat optik sambil melakukan proses pembedahan dengan semacam

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    18/21

    18

    selang kecil yang ditusukan ke dalam persendian. Indikasi dilakukannya artroskopi ialah

    bila ada peradangan tiba-tiba serta keluhan terkunci (locking), tertahan (catching), dan

    sempoyongan (giving way). Selain itu artroskopi dapat dilakukan untuk memperbaiki

    robekan meniskus/bantalan sendi. Pada artroskopi dapat dikeluarkan benda asing dan

    pencucian sendi. Umumnya pasca operasi nyeri dapat hilang hingga 2-5 tahun pada 50-85% pasien.

    9

    Ada dua bentuk artroskopi yang dipakai saat ini yaitu lavage dan debridement. Lavage

    merupakan proses pencucian cairan sendi dengan memakai larutan garam yang kemudian

    dikeluarkan lagi bersama benda asing dari dalam sendi beserta dengan cairan sendi yang

    berlebihan. Sedangkan debridement merupakan proses yang sama namun ditambah

    dengan proses penipisan dan pelembutan kartilago sendi yang telah keras dan meradang

    serta pengambilan serpihan tulang rawan yang ada dari persendian. Selain itu pada

    debridement dapat pula dilakukan synovectomy yaitu tindakan membuang selaput

    sinovial yang meradang.9

    Berdasarkan prospective study yang dilakukan Jackson pada tahun 1982, ditemukan

    bahwa debridement memiliki angka keberhasilan yang lebih baik dibandingkan lavage

    dalam jangka waktu 3 tahun pasca operasi.

    Total Joint Replacement

    Merupakan operasi penggantian permukaan sendi yang rusak dengan metal dan plastik.

    Operasi ini telah dimulai sejak tahun 1950. Saat ini dilakukan penelitian untuk

    mendapatkan material yang lebih baik sehingga sendi buatan ini bertahan lebih lama.

    Operasi penggantian sendi secara total diindikasikan pada orang yang mengalami

    ostearthritis derajat 3 dan 4. Operasi ini jarang dilakukan pada usia muda. Kontraindikasi

    dilakukannya total joint replacementialah adanya penyakit tambahan seperti diabetes dan

    jantung yang dapat memperparah keadaan pasien.10

    Operasi ini dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri lutut parah hingga terjadi

    deformitas (seperti varus dan valgus pada lutut), kegagalan pengobatan serta keterbatasan

    dalam melakukan gerakan / penurunan range of movement yang berujung pada

    kehilangan fungsi sendi seperti ketidakmampuan berjalan dan berjongkok.10

    Sendi yang paling sering dilakukan total joint replacement adalah sendi lutut dan pangkal

    paha. Umumnya keluhan nyeri berkurang setelah operasi dan terdapat koreksi pada

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    19/21

    19

    deformitas. Pada lutut didapati fleksi hingga 120 derajat bahkan dengan desain implant

    high flex knee fleksi hingga 155 derajat bisa tercapai. Hal ini akan sangat membantu

    pasien dalam melakukan gerakan yang melibatkan fleksi yang dalam seperti berlutut pada

    saat berdoa. Selain itu tingkat keberhasilan operasi ini cukup tinggi, yaitu mencapai lebih

    dari 95% dalam kurun waktu 10-15 tahun pasca operasi.

    10

    Gambar 5 : Total Knee Joint Replacement

    Namun, ada komplikasi yang dapat timbul dari operasi total joint replacement, yaitu

    infeksi akibat operasi terbuka, trombosis vena-vena dalam, keterbatasan gerakan sendi,

    nyeri lutut yang menetap dan keausan implant dalam jangka panjang. Untuk mengatasi

    berbagai kekurangan ini dikembangkan suatu sistem operasi dengan bantuan komputer.

    Sistem ini dikenal sebagai Computer Assisted Surgery. Sistem ini memiliki tingkat

    akurasi yang lebih tinggi dibanding operasi yang dikerjakan secara manual. Selain itu

    resiko infeksi dan penggunaan tourniquet dapat diturunkan dalam penggunaan operasi

    ini.10

    Pencegahan

    Untuk mencegah oateoartritis, lakukanlah hal-hal berikut :

    1.

    Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-kacangan.

    2. Minum obat yang direkomendasikan dokter.

    3. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk mengurangi

    bahaya.

    4. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    20/21

    20

    5. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi rata pada seluruh sambungan tulang.

    6. Pilih sepatu yang tepat.

    7. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.

    8. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan hipnosis.

    Komplikasi

    Penurunan fungsi tulang ini akan berlanjut terus, beberapa penderita bahkan mengalami

    penurunan fungsi yang cukup signifikan, bahkan penderita akan berujung pada kehilangan

    kemampuan berdiri atau berjalan.6

    Prognosis

    Umumnya baik. Sebagian besar nyeri dapat ditangani dengan obat-obat konservatif. Hanyapada kasus yang berat dan sangat mengganggu aktivitas pasien saja baru dilakukan operasi.

    Operasi yang dilakukan pun memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Kuncinya bergantung

    kepada penanganan yang cepat dan tepat terhadap penyakit ini.4

    Kesimpulan

    Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan patogenesis belum

    jelas, yang ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat. Osteoartritis

    umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada sendi-sendi penopang berat badan, seperti

    sendi lutut, panggul (koksa), lumbal dan servikal. Lutut merupakan sendi yang paling sering

    dijumpai terserang OA dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA. Osteoartritis lutut

    merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi

    lainnya.

  • 7/27/2019 makalah osteoartritis

    21/21

    21

    Daftar Pustaka

    1. Harijanto, Gunawan P. N., Buku ajar ilmu penyakit dalam. Pusat penerbitan

    departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas indonesia, 2008; 4 :

    173640

    2.

    Sudoya A.W, Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. Buku ajar ilmupenyakit dalam. Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam, 2009; 5: 2403-930.

    3. Bickley LS, Szilagyi PG. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan. edisi 8.

    Jakarta: EGC; 2009.h.516-30.

    4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit

    dalam. edisi 5 jilid III. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.2538-49.

    5. Firestein GS, Budd RC, Harris ED, etc. Kelleys textbook of rheumatology. 8th

    edition.

    Philadelphia: Elsevier Publisher; 2009.p.1525-73.

    6. Fauci dan Braunwald. HarissonsPrinciple of Internal Medicine 17 th ed . New York: McGraw-Hill;

    2008.

    7. William C, Sheiel Jr., MD, FACP, FACR. Journal osteoarthritis March 28, 2011.

    8. Graber A. M, Toth P. P, dan Herting R. L. Buku Saku Dokter Keluarga Universitas Of

    IOWA. Jakarta:EGC;2006:273-4.

    9. Halter JB, Ouslander JG, Tinetti ME, etc. Hazzards geriatri medicine and gerontology.

    6th

    edition. New York: McGraw-Hill Medical Publisher; 2009.p.1411-9.

    10.

    Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, etc. Schwartzs principles of surgery. 8th

    edition. New York: McGraw-Hill Medical Publisher; 2005.p.1703-6.