makalah pbl 2

19
MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EMPATI Disusun Oleh : Nama : Naomi Besitimur NIM : 10-2012-113 Kelompok : B3 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Arjuna Utara No. 6

Upload: lucy-besitimur

Post on 19-Feb-2016

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PBL 2

MAKALAH

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EMPATI

Disusun Oleh :

Nama : Naomi Besitimur

NIM : 10-2012-113

Kelompok : B3

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl. Arjuna Utara No. 6

Kebon jeruk – Jakarta Barat

Telp. 56942061

Page 2: MAKALAH PBL 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat

dan bimbinganNya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“Komunikasi Efektif dan Empati” Makalah ini merupakan hasil belajar mandiri penulis,

guna memenuhi tugas di UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA.

Dalam tugas ini, penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan beberapa situs di

internet.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun

teknik penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran guna

penyempurnaannya.

Jakarta, oktober 2012

Penulis

Page 3: MAKALAH PBL 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi ....................................................................................... 2

2.1.1 Komunikasi Efektif .............................................................................. 2

2.1.2 Komunikasi Verbal .............................................................................. 3

2.1.3 Komunikasi Non Verbal ...................................................................... 3

2.2 Empati ................................................................................................................. 3

2.3 Informasi Efektif ................................................................................................ 4

2.4 Analisis Transaksionil ........................................................................................ 5

2.4.1 Jenis-jenis Transaksi .................................................................................. 6

2.5 Pembahasan Skenario ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9

3.2 Saran .................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH PBL 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam hubungan Dokter dengan pasien. Tidak

semua Dokter dapat menjalankan komunikasi dengan baik. Hubungan Dokter dan pasien

akan terjalin dengan baik jika diantara keduanya mengerti fungsi masing-masing. Dimana

pasien datang dengan keluhan, menyampaikan keluhannnya secara benar dan jujur sedangkan

Dokter memberikan tanggapan yang sesuai dengan keluhan pasien, serta memberikan

pelayanan yang profesional.

Bersikap komunikatif dan empati adalah syarat mutlak bagi seorang Dokter dalam

menjalankan profesinya. “Listen to the patient, he is telling you the diagnosis” pernyataan

yang dikemukakan oleh Sir William Osler, 1904 yang berarti “ dengarkan pasienmu, dia akan

memberitahumu apa diagnosisnya”. Hal ini perlu direnungkan dan dilakukan dalam

hubungan Dokter dan pasien.

“ Communication is a life or death matter” Diana booher(1994) begitu besarnya tuntutan

akan komunikasi yang baik dalam proses penyembuhan pasien, membuktikan bahwa

komunikasi mempunyai andil yang besar dalam ranah Kedokteran.

Mengacu pada kasus yang dialami seorang dokter yang gagal membangun komunikasi dan

empati dengan pasien (Skenario PBL Blok 1 Modul 2), maka dibuatlah makalah ini untuk

membahas bagaimana cara membangun komunikasi dan juga bagaimana cara berkomunikasi

yang baik saat bersama pasien, baik saat berkonsultasi maupun saat dilakukannya proses

terapi dan penyembuhan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami

pembelajaran komunikasi dan empati secara efektif.

1

Page 5: MAKALAH PBL 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai kebersamaan baik itu interpersonal ataupun kelompok.

Komunikasi berasal dari bahasa inggris communication yang berarti suatu kegiatan yang

menyampaikan informasi atau pesan yang mempunyai nilai atau penting. Komunikasi pada

prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Komunikasi dipahami sebagai

kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak kepihak lain, dengan

tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang disharingkan tersebut.

Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu

dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi

berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, perasaan,

dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara

penyampai pesan dan penerima pesan. Komunikasi dapat efektif bila pesan diterima dan

dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan. Pesan ditindaklanjuti dengan sebuah

perbuatan oleh penerima dan tidak ada hambatan untuk itu.

Tidak mudah bagi Dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang

tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi

keterbukaan, kejujuran, dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan

masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberi

keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu Dokter dalam mendiagnosis

penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.

2.1.1 Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah suatu bentuk komunikasi antar personal dimana keduanya terlibat

aktif dalam bertukar informasi atau pikiran, dan dapat saling mengerti dan sepakat mengenai

maksud dari informasi yang diberikan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Komunikasi ini terjadi dua arah, dan dalam komunikasi ini sangat diperlukan wawancara

yang efektif.

2

Page 6: MAKALAH PBL 2

Tujuan komunikasi efektif untuk memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang

disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman

dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa non verbal secara baik.

2.1.2 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal.

Komunikasi ini bersifat sementara. Pada komunikasi verbal kita mendengarkan apa yang

dikatakan orang lain, dalam hal ini mendengarkan secara aktif. Bersifat satu saluran, dan pada

umumnya kita dapat mengendalikan kata-kata kita namun lebih sulit untuk mengendalikan

seluruh bahasa tubuh kita.

2.1.3 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal bisa diartikan komunikasi non lisan, tidak menggunakan kata-kata

dan berupa gerakan tubuh seperti ekspresi muka, kontak mata, pakaian, dan paralinguistik.

Komunikasi ini bersifat berkesinambungan, menggunakan banyak saluran dalam artian

bahwa dapat menggunakan penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lain-lainnya

sekaligus. Misalnya jika kita dipersilahkan duduk maka kita dapat menangkap komunikasi

melalui wajah, gerak tangan, dan mungkin juga sentuhan. Jadi, komunikasi non verbal

merupakan komunikasi yang disampaikan tanpa kata-kata, ditunjukan melalui isyarat,

ekspresi, bahasa tubuh serta nada suara.

2.2 Empati

Untuk menangkap perasaan pasien perlu ada empati. Seorang Dokter berusaha memahami

sudut pandang pasien, mengerti, menghayati dan menempatkan diri sesuai dengan orang

lain.Empati adalah menjadi diri orang lain. Empati berarti kita mampu menempatkan diri

sesuai dengan orang lain, kita mampu menyelaraskan diri dengan orang lain.Berempati

berarti berusaha melakukan adaptasi dengan orang lain, berusaha mempelajari orang yang

kita tuju agar terwujud keharmonisan, keselarasan, dan keserasian dalam hubungan. Atau

dengan kata lain empati berarti memahami perasaan atau kondisi orang lain tanpa terbawa

untuk mengikuti kepentingan lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.

3

Page 7: MAKALAH PBL 2

Empati didasari dengan kasih sayang (Agape), manusiawi, memahami,menghayati,dan

menempatkan diri ditempat orang lain, sesuai dengan: identitas,

pikiran,perasaan,keinginan,perilaku kondisi mental, dan kondisi fisik.

2.2 Informasi Efektif

informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu

pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan,

baik masa sekarang atau yang akan datang.

Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan

data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi

yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam

pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan

menemukan informasi yang diperlukan.

Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup

jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir. Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi

berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam

bentuk yang tepat pula. Dokter dan pasien perlu untuk menerima dan menyampaikan

informasi secara efektif. Agar apa yang disampaikan dokter dapat dipahami secara baik oleh

pasien maupun sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi informasi adalah ethos. Ethos terdiri

dari 3 yaitu: kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan

Kredibilitas terdiri dari 2 unsur: yang pertama expertise, dimana seseorang memiliki keahlian

dalam menyampaikan informasi dan yang kedua trustworthiness, dimana seseorang dipercaya

dalam penyampaian informasi.

Atraksi, faktor situasional yang mempengaruhinya: daya tarik fisik dan kesamaan

Kekuasaan ada 5 jenis: koersif,keahlian,informasional,rujukan,dan legal.

4

Page 8: MAKALAH PBL 2

2.3 Analisis Transaksionil

Analisis transaksionil merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam

konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Analisis transaksionil telah

menjadi teori komunikasi antar pribadi yang mendasar. Kata transaksi selalu mengacu pada

proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadipun dikenal

transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan verbal maupun non verbal.

Analisis transaksional bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-

siapa yang terlibat didalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).

Dalam diri setiap manusia collins (1983), memiliki 3 status ego:

1. Orang tua

2. Dewasa

3. Anak

Ketiga sikap tersebut dimiliki oleh setiap orang baik itu orang tua,dewasa,maupun kanak-

kanak.

Sikap orang tua yang diwakili dalam perilaku dapat terlihat dan terdengar dari tindakan

maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan menasihati orang lain,

membantu, melindungi, (nurturing parent) dan sebaliknya adapula sikap orang tua yang suka

membentak, menghukum,berprasangka,melarang (critical parent).

Sikap orang dewasa, pada umumnya mengolah persoalan berdasarkan data,analisis, dan

logika. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya,

mencari atau menunjukan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional.

Sikap anak-anak menurut Berne dibedakan atas 2 yaitu, Natural Child, yang ditunjukan

dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak, dan Adapted Child yang ditunjukan

dalam sikap mengeluh, pamer, ngambek, dan bermanja diri.

5

Page 9: MAKALAH PBL 2

2.4.1 Jenis-jenis Transaksi

Berne mengajukan 3 jenis transaksi antarpribadi yaitu:

1. Transaksi Komplementer

2. Transaksi Silang

3. Transaksi Tersembunyi

1) Transaksi Kompelementer merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antar pribadi

karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang

satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam sikap ego yang berbeda.

Komunikasi dapat dilanjutkan jika transaksi bersifat komplementer, karena diantara

mereka dapat memahami pesan yang sama dalam satu makna.

2) Transaksi Silang terjadi ketika pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat

respon yang sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi ini adalah terputusnya

komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan.

Transaksi silang akan cenderung memunculkan kemarahan, perasaan bersalah, ribut,

dan menghindar.

3) Transaksi Tersembunyi terjadi jika campuran beberapa sikap diantara komunikator

dan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lain. Sikap

tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respon tetapi ditanggap lain oleh

si penerima.

Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari

mereka yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi namun yang diungkapkan hanya

2 sikap saja,sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi. Jika terjadi 3 sikap dasar

sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi itu disebut transaksi

tersembunyi 1 segi (angular). Dan jika yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang

disembunyikan 2 sikap dasar disebut dupleks.

6

Page 10: MAKALAH PBL 2

Menurut Berne ada 4 posisi dalam berkomunikasi antarpribadi secara efektif:

1. Saya OK, kamu OK (i’m OK, you’re OK)

2. Saya OK, kamu tidak OK (i’m OK, you’re not OK)

3. Saya tidak OK, kamu OK (i’m not OK, you’re OK)

4. Saya tidak OK, kamu tidak OK (i’m not OK, you’re not OK)

1) Saya OK, kamu OK (i’m OK, you’re OK)

Paling baik/sehat dalam interaksi, karena menerima dirinya dan orang lain, menerima

kritik,saran dan pujian, menilai diri/orang lain berdasarkan realita, memecahkan

problem dengan fakta, merasa aman,persepsi terhadap diri dan lingkungan selalu

positif.

2) Saya OK, kamu tidak OK (i’m OK, you’re not OK)

Cenderung paranoid, merasa sebagai korban, curiga, menyalahkan orang lain, sikap

orang lain selalu tidak benar, selalu ingin menyakiti, sensitif, kritikal, dan peka

terhadap tolakan.

3) Saya tidak OK, kamu OK (i’m not OK, you’re OK)

Persepsi diri negatif (depresi), tidak berguna/berdaya/mampu, sering membandingkan

diri dengan orang lain, kurang percaya diri, menarik diri, jika ada kasus berat lebih

memilih untuk menghindarinya dengan cara bunuh diri.

4) Saya tidak OK, kamu tidak OK (i’m not OK, you’re not OK)

Persepsi diri atau lingkungan negatif, hilangnya kemauan untuk hidup, menarik diri,

ambivalensi, rasa bersalah/berdosa, bunuh diri/membunuh.

7

Page 11: MAKALAH PBL 2

2.4 Pembahasan skenario

Skenario:

Seorang perempuan 45 tahun datang berobat ke Dokter dengan banyak keluhan sering

pusing, sering sakit perut, sering lemas. Dokter kesal karena pasien banyak keluhan dan

mengemukakan keluhan tersebut secara kekanak-kanakan.

Berdasarkan skenario diatas, hubungan Dokter dan pasien tidak terjalin dengan baik,

kendalanya pada si Dokter bagaimana ia berusaha untuk menciptakan komunikasi dan empati

yang efektif. Pada skenario ini, disebutkan bahwa Dokter kesal dalam menanggapi pasien

karena pasien banyak keluhan dan cara penyampaian keluhan secara kekanak-kanakan tidak

sesuai dengan umur pasien tersebut.

Pada kasus ini tidak adanya komunikai yang efektif antara Dokter dan pasien, dimana

komunikasi efektif itu merupakan komunikasi dua arah, komunikasi yang aktif antara Dokter

dan pasien, dalam bertukar pikiran dan informasi, dan menghasilakan kesepakatan yang

sesuai dengan pihak pemberi informasi dan penerima informasi. Disini pun tidak ada empati

dari seorang Dokter. Si dokter menggunakan tingkat/level empati 0 : menolak sudut pandang

pasien. mengenai informasi efektif dari sisi dokter, ia sama sekali tidak memberikan

informasi apapun mengenai keluhan yang disampaikan oleh pasien, jadi informasi sama

sekali tidak efektif dalam kasus ini.cara penyampaian keluhan dari pasien kekanak-kanakan,

artinya pasien orang tua yang berumur 45 tahun ini ada pada oknum/bagian /state kanak-

kanak, yang terlihat dalam kasus ini yaitu pasien merajuk, dan dia ingin ditimang. Melihat

akan hal ini maka bagaimana seorang dokter harus bertindak sesuai dengan state tersebut agar

terjadi komunikasi yang komplementer. Tindakan tepat yang harus diambil oleh dokter yaitu

harus bertindak sesuai dengan state orang tua dimana dokter harus membelai, mengasuh,

merasa iba, dan menolong. Namun pada skenario terjadi transaksi silang, dokter tidak

memberikan tanggapan state yang sesuai dengan ego state pasien maka cenderung akan

memberikan kesan buruk dalam pelayanan dokter, pasien tidak akan mendapatkan layanan

yang baik dan kepuasan dari dokter.

8

Page 12: MAKALAH PBL 2

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Respon negatif yang ditunjukan sang dokter terhadap pasiennya, disebabkan oleh karena

ketidakmampuan sang dokter dalam berkomunikasi secara efektif, turut merasakan empati

dan juga kepribadian sang dokter yang tidak sesuai dengan standar profesinya sebagai

seorang dokter.

3.2 Saran

menjadi seorang dokter yang baik perlu adanya empati, mampu menciptakan komunikasi

efektif dan memberikan informasi efektif kepada pasien. sebagai seorang dokter harus

memperhatikan proses komunikasi, selalu luangkan waktu untuk pasien, dengarkan keluhan

pasien dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi yang efektif kepada

pasien. we ought not treat the body without the mind.

9

Page 13: MAKALAH PBL 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Bertens, K.2003. Membahas kasus etika kedokteran. jakarta:Universitas Atma Jaya 2. Roberts,Albert.2006. Buku pintar pekerja sosial. Jakarta:BPK Gunung Mulia3. Soetjaningsih. 2007. Modul komunikasi dokter pasien. Jakarta:EGC4. Sumartono.2004. Komunikasi kasih sayang. jakarta:PT elex media komputindo

gramedia5. Zakaria, Ziadatul Hidayah.2006. komunikasi efektif. jakarta:PTS professional

http://bahrulhadi.multiply.com/journal/item/7/Makna_Komunikasi_Empati_dan_Komatiologi_Vincent_Liong. diunduh 10 oktober 2012