makalah pbl blok6_ skenario 7_ d7

21
Hubungan Emosi dengan Sistem Saraf Pusat pada Manusia Edwin Kembauw (102011041),Claudia Aprilia Sapulette (102011249),Christinia Sagita Parinussa(102013090),Amarce Estevina Yoteni (102013328),Mita Wulandari (102013432),Silvia Gunawan(102014043),Diah Ayu Lestari (102014106),Marcho Tanzil (102014142). Elena Silvia Tara (102014177) D7 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510 Telp: 021 42061, Fax : 021 563 1731 Abstrak Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan, misalnya merasa sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb. Motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak hingga mencapai tujuan tertentu. Emosi dan motivasi diatur dan dipengaruhi oleh tiga bagian otak, yaitu korteks serebri, sistem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi. Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah – disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat pembentukan pertama emosi. 1

Upload: diah-ayu-lestari

Post on 16-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah Kelompok

TRANSCRIPT

Hubungan Emosi dengan Sistem Saraf Pusat pada ManusiaEdwin Kembauw (102011041),Claudia Aprilia Sapulette (102011249),Christinia Sagita Parinussa(102013090),Amarce Estevina Yoteni (102013328),Mita Wulandari (102013432),Silvia Gunawan(102014043),Diah Ayu Lestari (102014106),Marcho Tanzil (102014142). Elena Silvia Tara (102014177)D7Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510Telp: 021 42061, Fax : 021 563 1731

AbstrakEmosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan, misalnya merasa sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb. Motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak hingga mencapai tujuan tertentu. Emosi dan motivasi diatur dan dipengaruhi oleh tiga bagian otak, yaitu korteks serebri, sistem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi. Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat pembentukan pertama emosi.

Kata kunci: emosi dan motivasi, korteks serebri, sistem limbik, hipotalmus, depresi

AbstractEmotion is a psychological aspet relating to feeling and feel, such as feeling sad, upset, irritated, angry, happy, tense, and so on. Motivation is the internal condotion that raises us to act to achieve certain goals. Emotion and motivation regulated and influenced by three parts of the brain, they are cerebral cortex, limbic sytem and hypothalamus. In addition, memory alson has a role in the formation of emotion and motivation. Depression is one of the emotional disdorder characterized by sadness, loss of interest or pleasure, feelings of guilt, difficulty concentrating,distrubed sleep, appetite changes and low enery caused by a defect of neurotransmitters in the linbic system which is the first place the formation of emotions.

Keywords: emotion and motivation, cerebral cortex, limbic sytem, hypothalamus, depression

PendahuluanSetiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih, senang, khawatir, takut, dsb. Perasaan-perasaan tersebut merupakan bentuk dari emosi. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan demikian ada hubungan yang sangat erat antara emosi dan motivasi. Emosi dan motivasi dapat terbentuk karena ada mekanisme khusus dalam otak manusia. Tiga bagian otak manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi.Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Depresi diakibatkan oleh defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan tempat pertama kali terbentuknya emosi.

EmosiEmosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi juga dapat ditunjukkan ketika seseorang merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi berkaitan erat dengan motivasi, karena emosi adalah sarana untuk mengkomunikasikan motivasi, sedangkan motivasi adalah perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya ketika kita haus maka kita akan mencari minum. Emosi yang terjadi pada waktu yang lama disebut dengan Moods. Gangguan-gangguan suasana hati dibagi dalam dua kelompok besar, yakni gangguan-gangguan depresif atau gangguan-gangguan unipolar dan gangguan-gangguan bipolar.1Emosi tidak terjadi begitu saja tetapi emosi juga memiliki system mekanismenya atau yang biasa disebut jaras emosi. Yang berhubungan dengan jaras emosi adalah korteks serebri, sistem limbik, dan hipotalamus yang merupakan pusat segala aktivitas di dalam tubuh termasuk system saraf otonom. Jaras emosi terjadi pertama ada impuls sensorik masuk ke korteks serebri, kemudian di korterks serebri di integrasikan semua informasi dari sensorik, kemudian dibawa ke system limbik, dimana system limbik merupakan tempat pertama terjadinya emosi. Setelah itu dibawa ke hipotalamus yang merupakan pusat koordinasi semua aktivitas. Emosi yang terbentuk akan dikoordinasikan oleh hipotalamus untuk dibawa ke tempat responnya.1

Sistem Saraf Otonom

Pengertian sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan engendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saraf tidak sadar.

Gambar 1.Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom ini terdiri dari neuron motorik yang berada dalam saraf spinal yang mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf ini biasanya bekerja tanpa disadari. Sistem saraf otonom terdiri dari 2 bagian : simpatis dan parasimpatis yang keduanya berfungsi :1. Otomatis 2. Mempersarafi semua organ dalam tubuh3. Menggunakan dua neuron motorik dan satu ganglion untuk setiap impuls.4

Tiap sel efektor yang dipengaruhi oleh susunan saraf otonom, dipersyarafi oleh urutan dua neuron yang dinamakan masing-masing neuron praganglion dan neuron pascaganglion. Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan sel neuron yang kedua dan badan sel neuron yang pertama terletak di SSP. Sedangkan serat pascaganglion badan sel neuron yang keduanya terletak di ganglion dan aksonnya menyarafi organ efektor. Susunan saraf otonom mempersyarafi tiga jenis sel efektor: sel otot (polos) tidak sadar, sel otot jantung, dan sel (sekresi) kelenjar.2,3Sistem saraf otonom memiliki dua subdivisi, yaitu system saraf simpatis dan parasimpatis. Serat saraf simpatis berasal dari origo toraks dan lumbal medulla spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglia yang terletak di rantai ganglion simpatis yang berada di sepanjang kedua sisi medulla spilanis. Serat pascaganglion yang panjang yang berasal dari rantai ganglion berakhir di organ efektor. Sebagian serat pascaganglion melewati rantai ganglion tanpa bersinaps. Serat ini berakhir di ganglion kolateral simpatis sekitar separuh perjalanan antara SSP dan organ yang disarafi, dengan serat pascaganglion menempuh jarak yang tersisa.2Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial (otak) dan sacrum (medulla spinalis bagian bawah) SSP. Serat-serat ini lebih panjang daripara serat praganglion simpatis karena mereka tidak berakhir sampai mereka mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat organ efektor. Serat pascaganglion sangat pendek dan beeakhir di sel-sel organ itu sendiri.2

Gambar 2. Sistem saraf simpatis dan parasimpatis.Serat preganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter yang sama, asetilkolin (Ach), tetapi ujung pascaganglion kedua sistem saraf ini mengeluarkan neurotransmitter yang berbeda (neurotransmitter yang mempengaruhi organ efektor). Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Karena itu serat-serat ini, bersama dengan semua serat preganglion otonom disebut serat kolinergik. Sebagian besar serat pascaganglion simpatis, sebaliknya disebut adrenergik karena mengeluarkan noradrenalin (norepinefrin). Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi di bagian tubuh lain.2Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau penuh stress, misalknya ancaman fisik dari luar. Respon ini biasanya disebut respons lawan-lari (fight or flight response) karena sistem simpatis menyiapkan tubuh untuk melawan atau lari dari ancaman, maka hal-hal yang dibutuhkan tubuh dalam situasi ini adalah mempercepat denyut jantung, tekanan darah meningkat akibat konstriksi (penyempitan) generalisata pembuluh darah, saluran nafas membuka lebar untuk memaksimalkan aliran udara, glikogen (gula simpanan) dan simpanan lemak diuraikan untuk mengeluarkan bahan bakar tambahan ke dalam darah, dan pembuluh darah yang mendarahi otot rangka berdilatasi (membuka lebih lebar). Semua respon ini ditujukan untuk menuingkatkan aliran darah kaya nutrient dan beroksigen ke otot rangka sebagai antisipasi terhadap aktivitas fisik berat. Selain itu, pupil berdilatasi dan mata menyesuaikan diri untuk melihat jauh, memungkinkan yang bersangkutan untuk melihat seluruh hal yang mengancam. Berkeringat meningkatkan antisipasi terhadap peningkatan produksi panas oleh aktivitas fisik. Karena aktivitas pencernaan dan kemih tidak esensial untuk menghadapi ancaman, maka sistem simpatis menghambat aktivitas-aktivitas ini.2Sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan santai. Pada keadaan tanpa ancaman ini, tubuh berkonsentrasi melaksanakan aktivitas tubuh misalnya pencernaan. Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe istirahat dan cerna (rest and digest) ini sambil memperlambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem simpatis.3 Tabel 1.Organ EfektorSimpatisParasimpatis

MataDilatasi pupilKonstriksi pupil

Kelenjar air mataVasokontriktorSekretomotor

JantungPeningkatan frekwensiHantaranEksitabilitasMenurunkan

ParuDilatasi bronkusKontriksi, sekretomotor mucus

KulitVasokontriksi, pilo ereksi, sekretomotor kelenjar keringat

Kelenjar salivaVasokonstriktorSekretomotor

UsusMenghambat peristalticMenigkatkan peristaltic, sfingter relax

Asam lambungSekretomotor

PancreasSekretomotor

HatiGlikogenolisis

SuprarenalSekretomotor

Vesika urinariaMenghambat detrusor, stimulasi sfingterStimulasi detrusor, menghambat sfingter

UterusKontraksi uterus, vasokonstriksiVasodilatasi

Tabel 1. Efek saraf simpatis dan parasimpatis

Pusat pengendalian otonom Hipotalamus Hipotalamus adalah struktur kecil di dasar otak yang mengatur banyak fungsi tubuh, termasuk nafsu makan dan suhu tubuh.Hipotalamus atau hypothalamus adalah pusat pengendali fungsi tubuh dan sistem syaraf untuk menjaga agar kondisi tubuh kita selalu konstan dan stabil. Hipotalamus merupakan bagian kecil dalam otak tetapi mempunyai peranan yang sangat penting. Hipotalamus terletak tepat di bawah thalamus dan diatas kelenjar hipofisi (pituitari). Dalam kepala kita, hipotalamus adalah memiliki ukuran yang sangat kecil, kurang lebih sebesar almond dengan berat sekitar 1% dari berat otak. Namun meski berukuran kecil, tetapi hipotalamus mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga agar kita selalu dapat menjalani hidup ini secara berkualitas. 5Hipotalamus memiliki banyak fungsi. Salah satu di antara fungsi hipotalamus yang paling penting sebagai pusat kontrol autonom. Hipotalamus terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar hipofisis, sehingga hormon-hormon yang di sekresikan oleh hipotalamus akan mempengaruhi aktivitas keduanya. Kelenjar hipotalamus melepaskan neurohormon yang berpengaruh terhadap sistem syaraf autonom dan menjaga homeostasis sistem endokrin. Neuroendokrin menjaga homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, perilaku dan emosi.Hipotalamus sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu. Kerusakan hipotalamus kadang-kadang dapat juga terjadi. Ketika ini terjadi, neurohormonnya salah disekresikan, memberikan pesan saraf yang salah ke kelenjar yang berbeda dari sistem endokrin. Disfungsi hipotalamus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: gangguan genetik, kekurangan gizi, perdarahan, anoreksia & bulimia operasi, tumor otak, infeksi dan peradangan, radiasi, dll.5Jaras emosi

Sistem limbikMerupakan keseluruhan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama dari system limbik adalah hipotalamus. Area ini mengatur perilaku, mengatur banyak kondisi internal dari tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan. Di sekeliling hipotalamus terdapat struktur subkortikal dari system limbik yang mengelilinginya, meliputi septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus, bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala.

Gambar 3. Sistem limbik.

Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana hati (misalnya marah, takut, dan kegembiraan) plus respon fisik nyata yang berkaitan dengan perasaan-perasaan tersebut. Respons-respons ini mencakup pola perilaku spesifik (misalnya, bersiap menyerang atau bertahan ketika terancam oleh musuh) dan ekspresi yang dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan system limbic dalam semua aspek emosi. Amigdala, di anterior di sisi bawah lobus temporalis adalah region yang sangat penting untuk memproses masukan yang menghasilkan sensasi takut. Hipotalamus terlibat dalam sistem limbik dalam mengatur respons involunter berbagai sistem tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan tindakan yang sesuai dengan keadaan emosional yang sedang terjadi.2Pola perilaku dasar yang dikontrol, paling tidak sebagian, oleh system limbic mencakup pola-pola yang ditujukan untuk mempertahankan hidup (menyerang, mencari makan) dan yang ditujukan untuk memperbanyak spesies (perilaku sosioseksual yang kondusif bagi perkawinan). Seseorang cenderung memperkuat perilaku-perilaku yang terbukti memuaskan dan menekan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan. Bagian-bagian tertentu system limbic dinamai pusat penghargaan dan penghukuman, karena stimulasi di daerah-daerah ini menghasilkan sensasi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Jika suatu alat penstimulasi diri dipasang pada pusat penghargaan maka hewan percobaan akan memotivasi dirinya untuk menstimulasikan dirinya sendiri suapaya mendapatkan kenikmatan tersebut, tetapi jika di pasang pada pusat hukuman, maka hewan tersebut akan menghindari segala stimulasi dengan segala dayanya.2

Hipotalamushipotalamus terletak didasar otak, dibawah talamus, walaupun relatif kecil hipotalamus merupakan struktur yang penting. Hipotalamus mengendalikan sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengorganisasi perilaku-perilaku yang berkaitan dengan kelangsungan hidup spesies yang dijuluki empat: fighting (bertarung) , feeding (makan) , fleeing (kabur) , dan mating (kawin). Hipotalamus terletak di kedua sisi bagian ventral ventrikel ketiga. Hipotalamus merupakan struktur kompleks mengandung banyak nukleus dan jalur serat.4

StrukturBagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik.Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis. FungsiHipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh.Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan dan juga fungsi viseral.Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.Hipotalamus adalah pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatic serta berfungsi penting antara system otonom dan system endokrin. Secara spesifik, hipotalamus mengontrol suhu tubuh, mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin, mengontrol asupan makanan, mengontrol sekresi hormone hipofisis anterior, menghasilkan hormone-hormon hipofisis posterior, mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi air susu, berfungsi sebagai pusat koordinasi system saraf otonom utama, yang pada gilirannya mempengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin, berperan dalam pola emosi dan perilaku, dan ikut serta dalam siklus tidur-jaga.2Hubungan antara hipotalamus, system limbik, dan daerah-daerah korteks yang lebih tinggi masih belum sepenuhnya dipahami. Tampaknya keterlibatan mendalam hipotalamus dalam system limbic mengatur respon internal involunter berbagai system tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan tindakan yang sesuai dengan keadaan emosional yang sedang terjadi.2Hipotalamus mempunyai peran bermakna dalam pengaturan aktivitas otonom. Hipotalamus bekerja sebagai modulator uang mempengaruhi pusat-pusat otonom dalam batang otak dan sumsum tulang belakang. Bagian anterior (anterolateral) hipotalamus mempunyai peranan parasimpatik pengeksitasi (menginhibisi aktivitas simpatik), dan bagian posterior (posteromedial) hipotalamus mempunyai peranan simpatik pengeksitasi.3Pola perilaku yang berhubungan dengan pengalaman emosional kita terdiri dari dua jenis umum: perasaan subjektif atau ekspresi ke dalam dan ekspresi fisis objektif atau perilaku perwujudan (consummatory behavior). Aspek emosi yang subjektif dari depresi sampai eufori lebih erat berhubungan dengan korteks serebrum. Banyak ekspresi fisis sebagian besar diperantai oleh hipotalamus dan susunan saraf otonom dibawah pengaruh korteks serebrum, system limbic, thalamus, dan batang-otak. Banyak di antara ekspresi objektif ini dapat dikenal sebagai aktivitas susunan saraf otonom yang dipertinggi. Sedangkan ada beberapa ekspresi ketegangan emosional yang menggunakan susunan saraf somatic. Dan semua respon tersebut dikendalikan atau dkoordinasikan oleh hipotalamus.3

NeurotransmitterNeurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal mealui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Contoh neurotransmitter adalah:6 Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka (sambungan neuromuskular). ACh juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam SSO dan oleh neuron tertentu di otak.6a.Sebagian besar ACh disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam vesikel sinaptik.b.Setelah dilepas, ACh dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklusulangkan.c.Asetilkolinesterase seperti esterin dan prostigmin dipakai secara teraputik pada kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan melemahnya otot karena penurunan daya respons sel-sel otot rangka terhadap ACh. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA). Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam amino tirosin.6a.Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus tunggal amina.b.Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal.c.Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena:i.Penyerapan ulang oleh terminal akson.ii.Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) yang terjadi pada ujung neuron presinaptik.iii.Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-metil transferase (COMT) yang terjadi pada neuron postsinaptik. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol. Serotonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.6 Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat dan asam aminobutirat gamma (GABA) berfungsi sebagai neurotransmitter. Diketahui bahwa sampai saat ini bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor.6 Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap rantai panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi P, enkefalin, bradikinin dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmiter asli atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan atau respon terhadap, transmiter aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf.6Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin, epinefrin, norepinefrin.6 Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron- neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi. Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).6 Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem syaraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga menyebabkan tidur. Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan vasokontriksi kuat dan perangsang kontraksi otak polos. Produksi serotonin sangat meningkat pada karsinoid ganas penyakit yang ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang tersebar luas didalam jaringan argentafin rongga abdomen.6 Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon terhadap ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam organ-organ vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit, gastrointestinal dan jaringan limfoid.6 Sistem norepinefrin dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin.6

Kesimpulan Emosi terjadi akibat suatu rangsangan (seseorang atau suatu peristiwa). Rangsangan tersebut dapat tersimpan dalam memori atau ingatan kita. Saat rangsangan tersebut muncul, sistem limbik akan membentuk emosi yang sesuai. Munculnya emosi dapat memberikan respon-respon dari bagian tubuh yang lainnya sesuai dengan jenis emosi yang keluar. Jadi hipotesis diterima: berdebar merupakan respon otonom (simpatis) yang disebabkan oleh memori dan emosi.

Daftar Pustaka1. Semiun Y. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius; 2009. h. 407-8.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system.Ed ke-6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 167-260.3. Carlson NR. Fisiologi perilaku. Jakarta: Penerbit Erlangga;2015. h.93.4. Sarpini R, Anatomi dan fisiologi tubuh manusia untuk paramedis. Jakarta: in media;2014. h.124.5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system.Ed ke-8.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014. h. 167-9.6. Staff Pengajar Farmakologi FK Unsri. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2009. h.330.

14