makalah pembicara - · pdf filesegmen-segmen ekonomi dunia melalui operasi global ... ton...
TRANSCRIPT
Makalah Pembicara
WORKSHOP Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Yogyakarta, 6 8 Mei 2008
KETENTUAN DAN MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI
Oleh :
M. Arief Amrullah Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Jember
KETENTUAN DAN MEKANISME
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI 1
Oleh: M. Arief Amrullah 2
A. PENDAHULUAN
Menelusuri perkembangan korporasi mulai dari abad pertengahan hingga abad
ini, cukup memberikan informasi untuk mencari hubungan antara pertumbuhan
korporasi yang pesat dengan timbulnya kejahatan korporasi. Pada abad pertengahan, 3
keberadaan korporasi hanya sebagai sarana pengaturan pekerjaan dan pembentukan
badan hukum (legal entity) kelompok para individu, seperti serikat sekerja,
perkumpulan gereja, universitas, atau wilayah. Pada waktu itu, peranan korporasi lebih
ditekankan pada kerjasama (asosiasi) daripada tujuan pemanpaatan penyediaan modal
seperti korporasi pada umumnya.
Namun, seiring dengan perluasan peluang bisnis, perusahaan-perusahaan besar
mencari berbagai format baru untuk pengembangan penggabungan perusahaan,
sehingga pada tahun 1920-an, sebagian besar korporasi telah menjangkau seluruh
negeri. Padahal, apabila kembali ke tahun 1909, di Amerika Serikat, misalnya, hanya
ada dua perusahaan industri (industrial corporation), yaitu United States Steel and
Standard Oil of New Jersey yang kemudian berganti nama menjadi Exxon. Dalam abad
ke-20 hingga abad ke-21 ini, telah terjadi pertumbuhan korporasi multinasional yang
begitu cepat, di samping mampu memperkerjakan berjuta-juta tenaga kerja, juga
mampu mempengaruhi pilihan dan ketergantungan konsumen, serta mendominasi
segmen-segmen ekonomi dunia melalui operasi global mereka.
Dewasa ini, Korporasi multinasional telah menunjukkan akumulasi kekayaan
besar-besaran, bahkan menurut Barnet dan Muller, aset fisik yang dimiliki oleh
1 Disampaikan dalam Seminar Nasional tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), Diselenggarakan oleh PUSHAM-UII Yogyakarta bekerjasama dengan Norwegian Centre for Human Rights, University of Oslo, Norway. Tempat Hotel Jogjakarta Plaza, Yogyakarta, 6-8 Mei 2008. 2 Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Jember 3 Marshall B. Clinard dan Peter C. Yeager, Corporate Crime, The Free Press, New York, 1980: 22-23.
Page 1 of 30
korporasi global pada tahun 1974 telah mencapai lebih dari $200 miliar. Implikasi dari
bisnis dunia yang didominasi oleh korporasi besar tersebut, telah memasuki semua
aspek kehidupan manusia. Karena, dapat menentukan pekerjaan bagi banyak orang,
makanan, minuman dan pakaian, dan sebagainya. 4 Di samping itu, suatu korporasi
dapat pula mengancam pemerintahan suatu negara di mana korporasi itu beroperasi.
Hal itu dilakukan, apabila kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak menguntungkan
korporasi yang bersangkutan, yaitu dengan cara memindahkan usahanya ke negara lain
yang mempunyai ketentuan hukum yang lemah dalam pengaturan masalah
pencemaran lingkungan hidup atau standar keamanan kerja yang lemah, atau upah
buruh yang murah. Tindakan eksodus seperti itu biasanya lalu ditakuti, karena akan
berakibat pada masalah pengangguran. Akibat selanjutnya, muncul berbagai komentar
bahkan debat di televisi, yang sesekali menyudutkan pemerintah sebagai suatu koreksi
atas kebijakan yang dijalankan. Yah. barangkali juga termasuk mengenai Corporate
Social Responsibility (CSR).
Dalam mengahadapi korporasi yang demikian itu, pemerintah mengalami
kesulitan dalam mengaturnya atau mengontrolnya. karena pada umumnya korporasi
mempunyai penasihat hukum yang mumpuni, sehingga mampu untuk menentukan apa
yang harus dilakukan untuk menghindari kebijakan yang tengah dijalankan oleh negara
yang nantinya diperkirakan akan dapat mengurangi keuntungannya. Tidak hanya itu,
korporasi juga dapat atau mampu memainkan hukum suatu negara dengan tujuan,
untuk mengurangi control yang dilakukan oleh negara. Ini menunjukkan, bahwa betapa
besarnya kekuatan yang dimiliki oleh suatu korporasi. 5
Apabila memperhatikan pertumbuhan korporasi yang pesat itu, demikian juga
dengan akibat yang ditimbulkannya, maka pertanyaannya bagaimana dengan di
Indonesia? Akhir-akhir ini, bukan saja jumlahnya yang semakin meningkat melainkan
munculnya korporasi-korporasi raksasa, karena disertai dengan meningkatnya
diversifikasi di bidang usaha oleh perusahaan-perusahaan raksasa tersebut, melalui
usaha bersama di antara perusahaan-perusahaan domestik maupun perusahaan-
4 Marshall B. Clinard dan Peter C. Yeager, Corporate Crime, The Free Press, New York, 1980: 38. 5 Marshall B. Clinard dan Peter C. Yeager, Corporate Crime, The Free Press, New York, 1980: 24.
Page 2 of 30
perusahaan luar negeri, telah mendorong meningkatnya korporasi multinasional dan
transnasional. 6
Apalagi, dengan ditetapkannya program industrialisasi oleh pemerintah pada
Pembangunan Lima Tahun Ketujuh semasa pemerintahan Orde Baru (Tap MPR
No.II/MPR/1998 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara), pada bagian Prioritas
Pembangunan Lima Tahun Ketujuh, dikemukakan: Penataan dan pemantapan industri
nasional yang mengarah pada perluasan, penguatan, dan pendalaman struktur industri
nasional yang makin kukuh dengan penyebarannya ke seluruh wilayah Indonesia sesuai
dengan potensi daerah. Lebih lanjut, pada bagian Sasaran Bidang Pembangunan Lima
Tahun Ketujuh, dikemukakan: Makin dinamais dan mantapnya perekonomian sebagai
bagian integral dari pembangunan nasional, ditandai oleh berkembangnya peran pasar
yang terkelola, berlanjutnya perluasan, penguatan, dan pendalaman struktur industri;
.. Demikian juga halnya, apabila memperhatikan isi pidato Presiden Megawati
Soekarnoputri yang disampaikan dalam Forum Bisnis Kerjasama Selatan-Selatan di
Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Minggu 23 Februari 2003, bahwa: Dengan
kemampuan dan sumberdaya yang terbatas, dan selama ini hampir selalu terkuras
untuk menyelesaikan persoalan politik dan keamanan di dalam negeri, maka sangat
sulit bagi pemerintah negara berkembang mana pun untuk dapat efektif menangani
pembangunan kehidupan sejahtera yang dicita-citakan. Saatnya pemerintah
mengurangi perannya dan mendorong dunia usaha untuk melakukannya.
7
Hal itu merupakan angin segar untuk berinvestasi di Indonesia, memang harus
diakui, dengan tumbuh-suburnya korporasi di Indonesia tentu akan membantu dalam
6 Istilah transnasional diartikan sebagai masalah yang melintasi batas-batas nasional, karena menyangkut kepentingan lebih dari satu Negara, maka masing-masing Negara akan mengembangkan hukumnya untuk menelesaikan masalah-masalah transnasional itu (Lihat Sunarjati Hartono, Beberapa Masalah Transnasional dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia, Binatjipta, Bandung, 1972, hal. 12). 7 Presiden Soekarnoputri, Kompas Cyber Media, diakses 25 Februari 2003. Namun, pernyataan Presiden tersebut, tampaknya agak kurang sejalan apabila dihubungkan dengan pernyataan Emil Salim yang antara lain mengemukakan, bahwa pemerintah tidak bisa lagi pasif menyerahkan perkembangan pembangunan semata-mata pada mekanisme pasar, tetapi harus aktif ikut terjun untuk menyamakan medan kerja pengusaha, dan mendorong pengusaha kelas ringan, agar proses persaingan yang terjadi dalam pasar dapat berlangsung secara wajar dan adil. Untuk itu menurut Emil, pemerintah tidak boleh membiarkan mekanisme pasar menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, karena yang kalah itu adalah yang lemah. Jadi, harus ada tindakan yang tegas dari pemerintah. Lagi pula, jika semuanya diserahkan kepada pasar, dikhawatirkan adanya dominasi yang kuat dari yang lemah, karenanya sudah dapat diperkirakan adanya percepatan perkembangan korporasi dan sekaligus maraknya kejahatan korporasi di Indonesia.
Page 3 of 30
mengatasi masalah pengangguran, meningkatkan penerimaan pajak. Akan tetapi dibalik
itu, akibat yang ditimbulkan dari kejahatan yang dilakukan juga cukup memadai.
Sebagai contoh, ekspor produk kimia dari Amerika Serikat ke dunia ketiga,
termasuk Indonesia, dan pencemaran lingkungan hidup yang dilakukan oleh korporasi.
Produk kimia dengan berbagai jenis, mulai dari bahan pembasmi hama (pestisida),
penyubur tanaman, bahan pengawet makanan, sampai pada bahan-bahan kecantikan
yang digandrungi oleh ibu-ibu dan remaja putri, termasuk juga remaja-remaja pria.
Dampak produk kimia tersebut besar sekali andilnya dalam penurunan tingkat
kesehatan manusia. Salah satu produk kimia yang membahayakan itu, adalah racun
pestisida. David Weir dan Schapiro dalam bukunya Circle of Poison, telah
mendokumentasikan sebuah skandal dengan ukuran dunia, mengekspor pestisida yang
dilarang di negara-negara industri ke dunia ketiga disertai iklan besan-besaran oleh
perusahaan pestisida multinasional, telah mengubah dunia ketiga tidak hanya menjadi
pasar besar pestisida, tetapi juga menjadi tempat penimbunan pestisida.
Menurut catatan Weir dan Schapiro, di Amerika Serikat terdapat 12 perusahaan
multinasional yang menguasai pasar pestisida, lusinan jenis pestisida yang sangat
berbahaya dikirim ke negara-negara dunia ketiga. Di tempat-tempat itulah menurut
pengamatan badan kesehatan dunia (WHO), rata-rata satu orang s