makalah pengertian filsafat
TRANSCRIPT
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT, ILMU DAN FILSAFAT ILMU
1. Filsafat
Hakekat manusia adalah berpikir, setiap saat dari hidupnya, sejak lahir
sampai ke liang lahat. Hampir taka da masalah yang terlepas dari
jangakauan pemikirannya.Karena berpikir pada dasarnya merupakan proses
yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak
pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berbagai masalah yang
telah dipecahkan sebagai hasil pemikiran manusia telah membuahkan
banyak karya-karya monumental. Dan sebenarnya berapapun banyak atau
beraneka ragamnya buah pemikiran manusia pada hakekatnya adalah upaya
manusia dalam memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada tiga
masalah pokok yaitu : Apakah yang ingin diketahui? Bagaimanakah kita
memperolehnya?Dan apakah kegunaan atau manfaatnya bagi kita? Ketiga
pertanyaan itulah yang mendasari cara berpikir filsafat.
Berdasarkan etimologinya1, arti kata “filsafat” dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Yunani philoshopia, yangterdiri dari dua kata yaitu
1Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004). h. 12
9
Philein yang artinya cinta (hasrat yang besar atau berkobar-kobar dan
bersungguh-sungguh) dan Sophia artinya kebijaksanaan (kebenaran sejati
atau sesungguhnya). Jadi secara bahasa, filsafat berarti hasrat atau
keinginan sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Atau dengan kata lain
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat, inti sari, atau esensi dari
segala sesuatu. Orang pertama yang menggunakan istilah Filsafat adalah
Phithagoras (572-497 SM)2.
Sebagaimana pendapat Agustinus dan Descartes3 bahwa berfilsafat
bermula dari keraguan atau kesangsian, yang kemudian dilanjutkan dengan
berpikir secara mendalam dan menyeluruh dan kritis.. Berfilsafat bermula
dari suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia, terutama dalam
menghadapi gejala atau kejadian alam. Manusia akan memikirkan secara
mendalam, menyeluruh serta kritis bahwa diluar manusia yang terbatas pasti
akanada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk
menemukan kebenaran hakiki.
Berfilsafat juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berendah
diri, terhadap segala sesuatu yang kita miliki saat ini, sebagaimana yang
diajarkan oleh Socrates.Kerendahhatian Socrates bukan hanya verbalisme
yang sekedar basa basi semata.Orang yang berfilsafat senantiasa merenung
2Ibid h. 12
3Soetriono dan Rita Hanafie.Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. (Jogjakarta. CV ANDI OFFSET,
2007)
10
dan membongkar tempat berpijak secara fundamental.4Berfilsafat seperti
mencoba menanyakan ke dalam diri sendiri dengan rendah hati bahwa dari
segala yang sudah sempurna dan sudah tersedia di dunia ini, termasuk yang
kita miliki perlu kita pikirkan dan kita pertanyakan secara mendasar apa dan
bagaimana hakikat keberadaannya, dengan maksud untuk menemukan
kebenaran hakiki.
Sejalan dengan pendapat Plato bahwa filsafat adalah pengetahuan
yang berniat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli dan pendapat
Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalam ilmu-ilmu metafisikan, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika.Jadi filsafat mempelajari atau mempersoalkan suatu
fenomena, suatu usaha memperoleh pengetahuan yang menyeluruh, utuh
dan fonumental.5
Filsafat menurut Kattsoff Louis O adalah suatu analisa secara hati-hati
terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah dan penyusunan
secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar
suatu tindakan6.Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia
sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini,
menemukan hakekatnya dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu di
4 Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
2000) 5 Surajiyo, Drs. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia “Suatu Pengantar”. (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009) p. 3 6 Louis O. Kattsoff. Pengantar Filsafat, (Jogjakarta: Tiara Wacana. 1992). H. 4
11
dalam bentuk yang sistematis.Filsafat membawa kita kepada pemahaman,
dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.Kegiatan
kefilsafatan adalah perenungan atau pemikiran.
2. Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan berasal dari kata dasar tahu, berarti berhubungan
dengan suatu obyek tertentu.Pengetahuan juga merupakan istilah yang
dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengetahui atau
mengenal tentang sesuatu. Ini berarti penngetahuan membutuhkan obyek
sebagai hal yang akan ditelaah atau dibicarakan.
Dalam referensi lain pengetahuan adalah hasil usaha manusia
terhadap obyek tersebut, suatu aktifitasuntuk memahami obyek tersebut dan
hasil usaha untuk memahami obyek tersebut.7
Ilmu adalah pengetahuan yang kita geluti sejak bangku sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.Berfilsafat tentang ilmu berarti berterus terang pada
diri sendiri apakah sebenarnya yang kita ketahui tentang ilmu itu.
The Liang Gie menyampaikan bahwa ilmu adalah rangkaian aktifitas
penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai
seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
7 Surajiyo, Drs, loc.cit, p 26
12
berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.8Ini berarti ilmu merupakan
suatu aktifitas ilmiah yang meliputi penelaahan, penyelidikan, mencari
penjelasan, memperoleh pemahaman guna menemukan suatu pengetahuan
baru.
3. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah tahapan baru dari epistemology (filsafat
pengetahuan, teori pengetahuan, theory of knowledge) yang menyelidiki
proses keilmuan manusia9. Filsafat ilmu adalah bagian dari epistemology
(filsafat pengetahuan) yang secara spesifik membahas tentang hakikat
ilmu.Ilmu yang merupakan cabang pengetahuan ilmiah memiliki ciri-ciri
tertentu.Atau dengan kata lain bahwa epistemology dan filsafat ilmu
merupakan cabang dari filsafat yang memiliki perbedaan pada obyek
kajiannya. Epistemology menjadikan pengetahuan sebagai oyek kajiannya
sedangkan Filsafat Ilmu menjadikan ilmu pengetahuan sebagai obyek
kajiannya.
The liang Gie juga menyampaikan bahwa filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dalam kehidupan
8 Ibid. p 56
9 Mohammad Muslih. Filsafat Ilmu, Kajian atas asumsi dasar paradigm dan kerangka teori ilmu
pengetahuan (Jogjakarta: Penerbit Belukar. 2005). h. 18
13
manusia.10Jadi filsafat ilmu adalah suatu aktifitas ilmiah dalam rangka
membongkar sesuatu yang fundamental tentang ilmu yang mungkin sudah
menjadi landasan dalam kehidupan manusia selama ini, dengan segala
prosesnya melalui suatu metode dan dengan didukung suatu pemikiran yang
reflektif.
Pada dasarnya dalam bahasan tentang filsafat baik itu ilmu, seni atau
pengetahuan apapun selalu dilandasi oleh tiga hal yaitu landasan ontologis,
landasan epistemologis, dan landasan aksiologis11. Beberapa kumpulan
pertanyaan yang membantu memahami apa yang dimaksud dengan ketiga
landasan di atas adalah :
Obyek apa yang sedang dikaji? Bagaimana wujudnya?Bagaimana
hubungan antara obyek dengan daya tangkap manusia seperti
berpikir, merasa, mengindera yang membuahkan pengetahuan?
(Pertanyaan kelompok landasan ontologis).
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa
yang dimaksud kebenaran? Apakah kriterianya?
Cara/tehnik/sarana/metode apa yang bisa membantu kita
10
Surajiyo, Drs, loc.cit, p 46 11
Jujun S. Suriasumantri. Loc. Cit h.
14
mendapatkan pengetahuan? (pertanyaan kelompok landasan
epistomologis)
Untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu dipergunakan? bagaimana
kaitan antara penggunaan ilmu tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana kaitan antara procedural yang merupakan oprasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral/professional? (kelompok
pertanyaan landasan aksiologis)
Dan perbedaan antara satu jenis pengetahuan satu dengan yang lain
saat pengkajian terletak pada ketiga landasan tersebut, Bagaimana materi
perwujudannya dan sejauh mana landasan-landasan dari ketiga aspek
tersebut dikembangkan dan dilaksanakan. Nah yang dimaksud bahwa Ilmu
yang merupakan cabang pengetahuan ilmiah memiliki ciri-ciri tertentu
dijelaskan disini.Ilmu merupakan pengetahuan dengan aspek ontologis,
epistemilogis dan aksiologis yang telah jauh berkembang dan dilaksanakan
secara konsekuen dan penuh disiplin.Ilmu mengembangkan dan
melaksanakan aturan-aturan main dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhan.
Disamping itu memahami ketiga aspek atau landasan di atas dari
suatu pengetahuan membantu kita mengenali berbagai pengetahuan dalam
15
kehidupan kita, Kita bukan hanya bisa memanfaatkan keguanaannya dengan
maksimal akan tetapi juga menghindarkan kita salah menggunakannya
B. Ciri-Ciri dan Karakteristik Filsafat
Dalam rangka memahami bagaimana berpikir atau berfilsafat itu maka
perlu juga kira kita mengetahui juga seperti apa ciri-ciri dan karakteristik
pikiran kefilsafatan. Ciri-ciri pikiran kefilsafatan12 diantaranya adalah :
1. Suatu bagan konsepsional. Konsepsional artinya rencana
kerja.Filsafat adalah pemikiran tentang hasil-hasil atau proses-proses
dalam hubungan yang umum.Proses-proses yang dibicarakan adalah
pemikiran itu sendiri, hal-hal yang dipikirkan adalah pemikiran itu
sendiri.Jadi filsafat adalah hasil menjadi-sadarnya manusia mengenai
dirinya sebagai pemikir dan menjadi-kritisnya manusia terhadap dirinya
sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya.
2. Sebuah system filsafat harus bersifat koheren, koheren berarti runtut.
Perenungan kefilsafatan itu tidak boleh mengandung pernyataan-
pernyataan yang saling bertentangan.
3. Filsafat merupakan pemikiran secara rasional. Perenungan kefilsafatan
berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang bersifat rasional,
berarti bagan-bagan tersebut bagian-bagiannya logis dan berhubungan
satu dengan lainnya.
12
Louis O. Kattsoff.Loc. cit. H. 7-12
16
4. Filsafat senantiasa menyeluruh (komprehensif). Tidak ada sesuatupun
yang berada diluar jangkauannya. Jika tidak maka filsafat akan ditolak
dan dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Filsafat menjelaskan
tentang dunia seluruhnya termasuk dirinya sendiri.
Pada referensi yang lain ciri-ciri berfilsafat dalam filsafat ilmu13 adalah
deskriptif, kritis/analitis, evaluative/normative, spekulatif, sistematis,
mendalam, mendasar dan menyeluruh.
Sedangkan karakteristik berpikir filsafat14 adalah menyeluruh (hakekat
ilmu dalam konstelasi pengetahuan lain), mendasar (membongkar tempat
berpijak secara fundamentalis) dan spekulatif (semua penegtahuan yang ada
dimulai dari spekulasi).
C. Kegunaan Filsafat
Dengan filsafat, manusia mampu meningkatkan kualitas hidupnya baik
dengan penemuan-penemuannya maupun dengan pemikiran-pemikirannya.
Begitu pentingnya berpikir filsafat pada manusia maka perlu kiranya kita
mengetahui lebih jelas tentang kegunaan Filsafat atau berpikir filsafati dalam
13
Soetriono dan Rita Hanafie.Loc. cit 14
Drs. Sudarsono, S.H. Ms. Ilmu Filsafat “Suatu Pengantar” (Jakarta: Rineka Cipta. 2008) h. 6-7
17
setiap masalah yang kita hadapi. Kegunaan filsafat atau berpikir filsafati15 itu
diantaranya adalah :
1. Melatih diri berpikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran
tersebut secara sistematis
2. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak
berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.
3. Melatih dan melakukan penelitian, pengkajian dan memutuskan atau
mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan
komprehensif.
4. Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi
problem.
5. Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleran dan tenggang rasa
6. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan
pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
7. Menyadari kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun
hubungannya dengan orang lain, alam sekitarnya dan Tuhan Yang
Maha Esa.
8. Menjadi manusia yang lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa
15
Ahmad Syadali dan Mudzakir,loc. Cit . h. 28
18
D. Ruang Lingkup Filsafat
Sebelum kita menjelaskan berbagai persoalan atau ruang lingkup filsafat
perlu adanya kita mengetahui beberapa pendapat para ahli dari tahun-ke
tahun tentang hal-hal yang menjadi persoalan filsafat.
Menurut Drs. Mudzakir bahwa ruang lingkup filsafat16 dari beberapa pendapat
para ahli diantaranya adalah :
A. Al Kindi
1. Ilmu Fisika
2. Ilmu matematika
3. Ilmu ketuhanan
B. Al Farabi
1. Filsafat teori
2. Filsafat Praktek
C. Ibnu Sina
1. Filsafat teori
2. Filsafat praktek
D. Aristoteles
1. Logika
2. Filsafat teoritis (Fisika, Matematika, metafisika)
3. Filsafat poetika (kesenian)
16
Ahmad Syadali dan Mudzakir,loc. Cit . h. 17-22
19
E. Prof. Alburey Castel, membagi filsafat sebagai berikut :
1. Theology problem (masalah teologi)
2. Metaphysical problem (masalah metafisika)
3. Epistecal problem (masalah etika)
4. Political problem (masalah politik)
5. Historical politik (masalah sejarah)
F. Dr. M.J. Lanjeveld
1. Lingkungan masalah-masalah keadaan
2. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan
3. Lingkungan masalah-masalah nilai
G. H. De Vas
1. Metafisika
2. Logika
3. Ajaran tentang ilmu pengetahuan
4. Filsafat alam
5. Filsafat kebudayaan
6. Filsafat sejarah
7. Filsafat etika
8. Aestika
9. Antropologi
20
H. Dr Richard H. Pophin dan Dr. Asrum Astroll
1. Ethies
2. Political philosophy
3. Methaphisics
4. Philosophy of religion
5. Theory of knowledge
6. Logics
7. Contemporary philosophy
Dari kesemua pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa persoalan atau ruang lingkup filsafat17 adalah :
1. Persoalan tentang ada atau Filsafat metafisika, yaitu kajian tentang
sifat paling dalam dan radikal dari kenyataan di balik benda-benda
fisik.
2. Persoalan pengetahuan atau filsafat epistemology, yaitu filsafat yang
mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula
pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan.
3. Persoalan metode atau filsafat metodologi, yaitu kajian/telaah dan
penyusunan secara sistematis dari beberapa proses dan asas-asas
logis dan percobaan yang sitematis yang menuntut suatu penelitian
dan kajian ilmiah atau sebagai penyusun strutur ilmu-ilmu fak.
17
Drs. Sudarsono, S.H. Ms. Loc. Cit. h. 3
21
4. Persoalan penyimpulan atau filsafat logika, yaitu telaah mengenai
aturan-aturan penalaran yang benar.
5. Persoalan moralitas atau filsafat etika, yaitu cabang filsafat yang
menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal.
6. Persoalan keindahan atau filsafat estetika, yaitu kajian kefilsafatan
mengenai keindahan dan ketidakindahan (masalah seni, rasa, norma-
norma, dan nilai-nilai dalam seni).
Dalam perkembangannya filsafat mengalami perkembangan-
perkembangan menjadi cabang-cabang ilmu yang lebih spesifik, seperti
pembagian filsafat seperti di bawah ini :
1. Epistomologi (filsafat pengetahuan)
2. Etika (Filsafat moral)
3. Estetika (Filsafat Seni)
4. Metafisika (Hakekat keberadaan zat, tentang pikiran, serta kaitan
antara pikiran dan zat)
5. Politik (Filsahat pemerintahan, kajian mengenai organisasi
social/pemerintahan yang ideal)
6. Filsafat agama
7. Filsafat ilmu
8. Filsafat pendidikan
9. Filsafat Hukum
22
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat matematika
Dan beberapa yang lain sebagai pengembangan atau cabang-cabang
filsafat yang mengkaji tentang hal-hal yang lebih spesifik lagi. Cabang-
cabang filsafat ilmu digambarkan dengan pohon filsafat sebagai berikut ;
Gambar : Pohon Filsafat