makalah piu

11
MAKALAH PENYAKIT IKAN DAN UDANG Monodon Baculovirus (MBV) Disusun oleh : Wildan Ahid Mujamal(1101070039) Pratiwi Pujianti (1101070043) Ariyanto (1101070047) rma !ri "usanti (11010700#1) Dwi sma$ % (1&0107004') PRGRAM !TUDI PENDIDIKAN BILGI "AKULTA! KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVER!ITA! MUHAMMADIYAH PUR#KERT $%&'

Upload: irma-tri-susanti

Post on 04-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah piu

TRANSCRIPT

MAKALAH PENYAKIT IKAN DAN UDANGMonodon Baculovirus (MBV)

Disusun oleh :Wildan Ahid Mujamal(1101070039)Pratiwi Pujianti(1101070043)Ariyanto(1101070047)Irma Tri Susanti(1101070051)Dwi Isma. N(1201070046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO2015

BAB IPENDAHULUANDunia perikanan, khususnya dalam bidang budidaya tidak lepas adanya serangan penyakit. Penyakit tersebut merupakan suatu kendala yang harus di atasi dengan baik supaya dalam kegiatan budidaya tidak mengalami kegagalan. Di Indonesia penyakit ikan sangat bermacam macam yang disitu disebabkan oleh bakteri, parasit, viral, maupun jamur. Mikroorganisme tersebut mempunyai golongan tertentu, ada yang menyerang ikan air laut, payau maupun air laut. Salah satu agen penyakit yang paling berbahaya adalah virus, karena penularan virus sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian massal bagi ikan maupun udang. Virus resisten terhadap senyawa bahan kimia tertentu atau antibiotik karena partikel virus (virion) di dalam sel tubuh dilindungi oleh koagulasi protein plasma dan protein sel. Ditinjau dari penyebabnya, penyakit pada organisme budidaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu pertama penyakit yang ditimbulkan oleh komponen biotik yang dapat menimbulkan infeksi ke dalam tubuh udang yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, protozoa dan metazoa, sedang yang kedua penyakit yang ditimbulkan oleh komponen abiotik yang disebabkan oleh gangguan faktor makanan dan kualitas air. Diagnosa penyakit viral lebih sulit dibandingkan dengan diagnosa penyakit yang lain, karena virus terlalu kecil untuk dideteksi dengan menggunakan mikroskop cahaya. Budidaya udang windu di Indonesia dijumpai banyak kendala yang mengakibatkan produksi udang berfluktuasi. Kendala itu adalah berjangkitnya wabah penyakit yang berakibat pada kematian udang secara massal di tambak. Selain itu, faktor kualitas lingkungan juga memegang peranan penting dalam epizootiologi penyakit. Diantara jenis penyakit yang menyerang udang windu, penyakit viral adalah penyakit yang paling ganas dan mengakibatkan kerugian paling besar. Tercatat wabah penyakit kepala kuning, dan bercak putih telah melanda pertambakan Indonesia danmengakibatkan kematian udang berumur antara 1 2 bulan.

BAB IIISISalah satu penyakit virus yang sangat merugikan ekonomi adalah MBV (Monodon Baculovirus). MBV dilaporkan terdapat di banyak negara Asia seperti Philipina, Thailand, Malasyia, Indonesia dan Singapura. Penyakit ini bersifat endemis dalam induk liar yang sesudah dewasa kelihatannya sehat namun dapat menyimpan dan menurunkan virus tersebut kepada anaknya (larva).MBV pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, menyerang benur (stadia PL) pada tambak udang windu di daerah Sidoardjo Jawa Timur. Penyakit tersebut disebabkan oleh Baculovirus Tipe A yang termasuk famili Baculoviridae. Virus ini akan membentuk badan inklusi yang bersifat eosinofilik pada jaringan yang diserang. Virus ini dapat ditemukan pada udang windu mulai dari fase larva, pasca larva, juvenil dan udang dewasa. Target organ virus MBV ini pada pasca larva, juvenil dan udang dewasa adalah epitel dan tubule hepatopancreas, sedang pada larva muda adalah anterior midgut epithelia.Penyakit MBV pertama kali dilaporkan menyerang udang windu (P. monodon). MBV sudah diidentifikasi dari: P. monodon, P. merguiensis, P. semisulcatus, P. kerathurus, P. vannamei, P. esculentus, P. penicillatus, P. indicus, Metapenaeus ensis. MBV umum ditemukan dan diduga tidak terlalu pathogen pada udang windu. Meskipun demikian, telah dilaporkan bahwa kematian masal dapat terjadi pada udang fase post larva (lebih dari 90%) dan pada fase juvenile mencapai (70%).Agensia penyebab : Monodon Baculo Virus (MBV) merupakan virus keluarga baculovirus, yaitu virus bentuk batang berbahan genetik DNA untai ganda (dsDNA, double strand deoxyribonucleic acid). Virus ini dalam inti sel inang yang terinfeksi membentuk occlusion body. Koloni virion dengan matriks berupa protein sebagai perekat membentuk kristal seperti bola dalam inti sel hepatopankreas udang yang terinfeksi. Kristal virus seperti ini disebut sebagai occlusion body. Inti sel yang terinfeksi virus umumnya membesar (hypertrophied), berisi beberapa kristal virus yang berbentuk bulat. Jaringan yang terinfeksi virus selanjutnya akan segera mengalami kerusakan.Morfologi Berbentuk batang, terdiri dari DNA berantai ganda (double stranded) membentuk badan inklusi polihedral yang dapat berkumpul dalam jumlah besar sehingga dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Virus ini berbentuk batang dengan ukuran 69 x 275 nm, diselubungi nucleocapsid dengan diameter 42 nm dan panjang 246 nm dan envelope berukuran 75 x 33 nm.Tingkat keparahan serangan MBV dapat dilihat melalui pemeriksaan histologi jaringan yang terinfeksi yaitu hepatopankreas dan usus depan. Patogenesis serangan MBV dapat dibagi dalam 3 stadia, yaitu: Stadia I: pada hepatopankreas ditemukan sedikit inti sel membesar (hipertrofi) anak inti (nukleolus) bergeser ke pinggir tetapi belum ditemukan Onclussion Body (OB) Stadia II: inti semakin hipertrofi dan sudah ditemukan OB Stadia III: pembesaran inti sel terlihat nyata sekali dan mengandung OB dengan diameter 4,8 mm. Pada stadia ini sel mengalami sitolisis sebagian atau seluruhnya, OB virus masuk ke dalam lumen tubuli dan akhirnya dikeluarkan inang melalui feces.Tingkat patogenitas (virulensi) masing-masing jenis organisme patogen berbeda walaupun ditimbulkan oleh jenis yang sama. Hal tersebut sangat bergantung pada jenis dan ukuran udang yang diserang, serta kondisi lingkungan perairan lokasi serangan. Pada tambak udang intensif, efek patogenitas akan semakin meningkat karena penerapan tingkat kepadatan yang tinggi, lingkungan buruk dan manajemen pemberian pakan yang tidak tepat dan sesuai.Gejala klinis yang tampak pada udang penderita MBV adalah : Udang lemah Kehilangan keseimbangan Berenang ke pinggiran tambak atau pematang Menempel pada suatu benda di pematang atau tepi tambak Perut tampak kosong Nafsu makan menurun drastis Tubuh udang kadang-kadang berwarna merah, mula-mula tampak dibagian ekor dan kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh Insang berwarna kuning kehijauan atau kecoklatan Hepatopankreas pucat dan keruh, membengkak atau mengkerut dan berbau amis Tubuh kropos sehingga berat badan berkurang Udang yang terserang secara kronis, pada rostrum, ekor dan kaki rusak/ patah serta ditumbuhi lumut dan jasad penempel (fouling organism) Kematian terjadi akut pada 2-7 hari sejak gejala pertama terlihat Dapat menyerang pada semua kelompok umur Target organ yang diserang yaitu hepatopankreas dan anterior midgut Terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang.Benur yang terinfeksi MBV diduga dapat tertular dari induk yang sudah terinfeksi, dan penggunaan bahan makanan alami (Artemia salina) yang juga sudah terinfeksi. Hasil pengamatan membuktikan bahwa penyakit ini juga menyerang udang pada stadia muda.

(a) (b)(c)Gambar 1. Eosinofilik Hipertropi dan Occlusion Bodies Sel-Sel Insang(a), Hepatopankreas (b), Usus (c) Udang yang Terserang MBV.Pada Gambar 1(a) tampak bahwa sel-sel insang udang yang terserang penyakit MBV mengalami pembengkakan (hipertropi). Eosinofilik hipertropi dan occlusion bodies pada nukleus sel ini akan muncul bila udang terserang MBV diberi pewarnaan Hematosiklin dan Eosin. Kerusakan sel-sel insang ini menyebabkan gangguan sistem pernafasan, sehingga udang sering naik ke permukaan dan berenang ke pinggir tambak. Sementara sel-sel hepatopankreas juga mengalami perubahan berupa eosinofilik hipertropi Gambar 1b). Kerusakan hepatopankreas ini menyebabkan pembusukan sel dan lisis sel, sehingga mengganggu proses metabolisme tubuh udang. Lisis selsel usus (Gambar 1c) dapat menyebabkan kematian yang tinggi udang dalam waktu singkat.

Gambar 2. Udang yang terserang MBVPengendalian Saat ini telah dikembangkan berbagai metode diagnosis virus diantaranay metodekonvensional seperti histopatologi, dasblot, hibridisasi, in situ danPCR dan RT-PCR.Metode diagnosis dengan PCR mungkin merupakan salah satumetode yang palingcepat dan menjanjikan tingkat akurasi yang tinggi dibandingkan metode lain Sampel dapat disiapkan dalam awetan alkohol 70% dalam potongan kecil (0,5 cm),untuk PCR dan penggunaan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologi.Tidakadajenisantibiotikdankemoterapilainyangdapatdigunakanuntukpengobatanpenyakitviral. Tindakan pencegahan ini meliputi:1. Penyediaan benih bebas virus2. Menjaga status kesehatan udang agar selalu prima melalui pemberian pakan yang tepat jumlah dan mutu.3. Desinfeksi air tambak dengan klorin 200 mg/L selama 1 hari 4. Gunakan air bersalinitas rendah < 20 g/L5. Menjaga pH air pada 8 kurang lebih 0,26. Menjaga alkalinitas > 100 mg/L7. Lebih berhati-hati dalam penggunaan probiotik terutama yang berasal dari isolat non lokalPengobatan untuk penyakit viral di panti benih umumnya tidak dianjurkan, dan sampai saat ini juga pengobatannya (treatment) yang sesuai juga belum ditemukan. Saat ini jenis obat yang efektif untuk menanggulangi serangan virus pada udang, misalnya White Spote Baculo Virus (WSBV) dan Monodon Baculo Virus (MBV) belum ditemukan. Langkah yang dapat diambil hanya pencegahan untuk menghindari masuknya inang yang terinfeksi, dan disinfeksi peralatan yang terkontaminasi serta membasmi udang yang terkontaminasi.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Serangan MBV dapat dilihat melalui pemeriksaan histologi jaringan yang terinfeksi yaitu hepatopankreas dan usus depan. 2. Patogenesis serangan MBV dapat dibagi dalam 3 stadia, yaitu: Stadia I, Stadia II, Stadia III3. Penyakit MBV dapat menyerang semua jenis udang windu4. Penyakit tersebut disebabkan oleh Baculovirus Tipe A yang termasuk famili Baculoviridae5. Cara mencegah serangan MBV yaitu dengan menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M . 2002. Studi Inaktifasi Fisik Monodon Baculovirus (MBV), Virus Patogen Udang Windu (Penaeus monodon Fab.). Jurnal Akuakultur Indonesia, 1 (1): 37-44Irianto, Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: UGM PressPurbomartono, C. 2005. Penyakit Udang. Purwokerto: UMPYanto, H .2006. Diagnosa Dan Identifikasi Penyakit Udang Asal Tambak Intensif Dan Panti Benih Di Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 7 (1): 17 - 32