makalah pleno c6

42
Pendahuluan Sistem gastrointestinal terdiri atas sebuah saluran panjang berawal di rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan liang anus. Organ tambahan yang berhubungan dengan saluran cerna yaitu kelenjar liur, hati, dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan banyak sekret yang dicurahkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius. Sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya. Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unti yang dapat diserap (dicerna), terutama di usus halus. Hasil pencernaan, vitamin, mineral dan air menembus epitel mukosa dan masuk ke dalam sirkulasi darah dan limfe (penyerapan). Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan (1) pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, (2) sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan, (3) absorpsi air berbagai elektrolit, dan hasil pencernaan, (4) sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorbsi, dan (5) pengaturan semua fungsi ini oleh sistem lokal, saraf, dan hormone. 1 Pencernaan zat makanan utama merupakan proses teratur yang melibatkan kerja sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan lingualis mencerna karbohidrat; dan enzim yang berasal dari bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA dan RNA (asam nukleat). Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yang 1

Upload: gian-alodia-risamasu

Post on 25-Sep-2015

77 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Blok 8Digestiv

TRANSCRIPT

PendahuluanSistem gastrointestinal terdiri atas sebuah saluran panjang berawal di rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan liang anus. Organ tambahan yang berhubungan dengan saluran cerna yaitu kelenjar liur, hati, dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan banyak sekret yang dicurahkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius. Sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya. Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unti yang dapat diserap (dicerna), terutama di usus halus. Hasil pencernaan, vitamin, mineral dan air menembus epitel mukosa dan masuk ke dalam sirkulasi darah dan limfe (penyerapan). Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan (1) pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, (2) sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan, (3) absorpsi air berbagai elektrolit, dan hasil pencernaan, (4) sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorbsi, dan (5) pengaturan semua fungsi ini oleh sistem lokal, saraf, dan hormone.1 Pencernaan zat makanan utama merupakan proses teratur yang melibatkan kerja sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan lingualis mencerna karbohidrat; dan enzim yang berasal dari bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA dan RNA (asam nukleat). Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yang diperlukan makanan pada masing-masing bagian saluran bersifat sangat penting. Berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf otomatis akan mengontrol waktu dari tiap aspek proses ini sehingga pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat.2 Hasil pencernaan, vitamin, mineral, dan air menembus mukosa dan masuk ke dalam limfe atau darah. Sebagai sisa dari pemecahan makanan itu pada akhirnya akan dibuang melalui akhir dari system gastrointestinal. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan proses pencernaan lemak pada sistem gastrointestinal dan kaitanya dengan rasa kembung. Adapun area yang akan dibahas meliputi struktur makroskopis dan mikroskopis gastrointestinal, fungsi organ-organ pencernaan, pencernaan dan penyerapan lemak, sirkulasi enterohepatik, peran enzim pencernaan, sekresi getah lambung, pengaturan gastrointestinal, peran bakteri kolon, dan rasa kembung pada gastrointestinal.Organ-organ Utama Pencernaan dan Penyerapan LemakGaster

Gambar 1. Lambung (Sumber : http://rasyaogi.blogspot.com, 6 Juli 2012)Makroskopis3,4 Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai tiga fungsi : (1) menyimpan makanan, pada orang dewasa gaster mempunyai kapasitas sekitar 1500ml; (2) mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kius yang setengah cair; (3) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbs yang efisien dapat berlangsung.3Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvature, curvature major dan curvature minor; dan dua dinding, paris anterior dan pars posterior. Gaster relative terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertical pada orang ynag tinggi dan kurus. Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan. 3,4 Gaster dibagi menjadi bagian-bagian berikut: Fundus gastricum berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara. Corpus gastricum terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis, suatu lekukan yang selalu ada pada bagian bawah curvature minor. Anthrum pyloricum terbentang dari incisura angularis sampai pylorus. Pylorus merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding otot pylorus yang tebal membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus. Curvatura minor membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari ostium cardiacum sampai pylorus. Curvatura minor digantung pada hepar oleh omentum minus. Curvatura major jauh lebih panjang dibandingkan curvature minor dan terbentang dari sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster sampai ke pylorus. Ligamentum gastrolienale terbentang dari bagian atas curvature major sampai ke lien, dan omentum majus terbentang dari bagian bawah curvature major sampai ke colon transversum. 3,4 Ostium cardiacum merupakan tempat esophagus masuk ke gaster. Walaupun secara anatomis tidak ada sphincter, tetapi terdapat mejanisme fisiologis yang memecah regurgitasi isi lambung ke dalam esophagus. Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 1inci (2,5cm). Tunika muscularis stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk musculus sphincter pyloricus secara anatomis dan fisiologis. Pylorus terletak pada planum transpyloricum, dan posisinya dapat dikenali dengan adanya sedikit kontriksi pada permukaan lambung. Musculus sphincter pyloricus mengatur kecepatan pengeluaran isi gaster ke duodenum. 3,4 Perdarahan pada gaster berasal dari cabang truncus coeliacus. Arteri gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteri ini berjalan ke atas dan kiri untuk mencapai esophagus dan kemudian berjalan turun sepanjang curvature minor gaster. Arteri gastrica sinistra mendarahi sepertiga bawah esophagus dan kanan atas gaster. Arteri gastrica dextra berasal dari arteri hepatica communis pada pinggir atas pyloricus dan berjalan ke kiri sepanjang curvature minor. Arteri ini mendarahi bagian kanan bawah gaster. Arteri gastricae brevis berasal dari arteri lienalis pada hilus lienale dan berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrosplenicum untuk mendarahi fundus. 3,4 Arteri gastroomentalis sinistra berasal dari arteri splenica pada hilus lineal dan berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrolienale untuk mendarahi gaster sepanjang bagian atas curvature major. Arteri gastroomentalis dextra berasal dari arteri gastroduodenalis yang merupakan cabang arteri hepatica communis. Arteri ini berjalan ke kiri dan mendarahi gaster sepanjang bagian bawah curvature major. Vena-vena ini mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena porta hepatis. Vena gastrica brevis dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke dalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesenterica superior. 3,4 Mikroskopis4-6

Dinding gaster terdiri atas empat lapisan umum saluran cerna: mukosa, submukosa, muskularis dan adventisia. Mukosa gaster terdiri atas tiga lapisan yaitu epitel, lamina propia dan mukosa muskularis. Permukaan lumen mukosa ditutupi epitel selapis silindris (torak). Epitel ini juga meluas ke dalam dan melapisi foveola gastrika yang merupakan invaginasi epitel permukaan. Di bawah epitel permukaan terdapat lapisan jaringan ikat longgar yaitu lamina propia yang mengisi celah-celah di antara kelenjar gastrika. Lapisan luar mukosa dibatasi selapis tipis otot polos yaitu mukosa muskularis yang terdiri atas lapisan sirkular di dalam dan longitudinal di luar. Kelenjar gaster berhimpitan di dalam lamina propia bermuara ke dalam dasar foveola gastrika.4,5 Dengan pembesaran yang lebih lemah, dua jenis sel dapat dikenali di kelenjar gaster pada fundus gaster. Sel parietal asidofilik terlihat pada bagian atas kelenjar, sel zimogen (chief cell) yang lebih basofilik menempati bagian yang lebih bawah. Lamina propia juga memiliki kelompok jaringan limfoid atau limfonodulus. Lapisan submukosa, selain unsur normal sel-sel jaringan ikat mengandung banyak pembuluh limfe, kapiler, arteriol, dan venula. Di bagian yang lebih dalam terlihat juga pleksus saraf Meissner (submukosa) yang terisolasi atau berada dalam kelompok kecil. Lapisan muskularis eksterna terdiri dari tiga lapis otot polos, masing-masing terorientasi dalam bidang yang berbeda; lapisan oblique di dalam, sirkular di tengah, dan longitudinal di luar. Di antara lapisan otot polos sirkular dan longitudinal terdapat pleksus saraf Mienterikus (Auerbach) ganglia parasimpatis dan serat saraf. Lapisan paling luar dinding gaster adalah tunika adventisia (serosa). Di luarnya, lapisan ini ditutupi oleh selapis mesotel gepeng peritoneum visceral yang mengandung banyak jaringan lemak.4-6 Duodenum

Gambar 2. Usus Halus (Sumber : http://abdisiswa09.blogspot.com, 6 Juli 2012)Makroskopis3,4 Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci (25cm) yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum adalah organ penting karena merupakan tempat muara dari ductus pancreaticus. Duodenum melengkung di sekitar caput pancratis. Satu inci (2,5cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada pinggir bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum. 3,4 Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicalis dan untuk tujuan deskripsi dibagi menjadi empat bagian:3,4 1.Pars superior duodenum.Pars superior duodenum panjangnya 2 inci (5cm), mulai dari pylorus dan berjalan ke atas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis I. Jadi bagian ini terletak pada planum transpyloricum.32.Pars descendes duodenum.Bagian kedua duodenum panjangnya 3 inci (8cm) dan berjalan vertical ke bawah di depan hilus renale dextra, di sebelah kanan vertebra lumales II dan III. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledocus dan ducutus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major. Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, bermuara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.3,43.Pars horizontalis duodenumPars horizontalis duodenum panjangnya 3 inci (8cm) dan berjalan horizontal ke kiri pada planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah caput pancreatis.44.Pars ascendens duodenum.Pars ascendens duodenum panjangnya 2 inci (5cm) dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragm.3Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis superior, cabang arteri gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteri mesenterica superior. Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta hepatic, vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior.Makroskopis Jejunum dan Ileum3,4 Jejenum dan ileum panjangnya 20 kaki (6meter), dua per lima bagian atas merupakan jejunum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi tedapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejenum dimulai pada juncture duodenojejenalis dan ileum berakhir pada juncture ileocaecalis. Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan dikenal sebagai mesenterium. Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada dinding posterior abdomen sepanjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah articulation sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesenterica superior, pembuluh kimf, serta saraf-saraf ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Pada orang hidup, jejenum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini: 3,4 1.Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam pelvis.2.Jejenum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal, karena lipatan yang lebih permanen pada tunica mucosa, plicae circulars lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plica circulars lebih kecil dan lebih jarang; dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulars.3.Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.4.Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.5.Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di dekat jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.6.Kelompok jaringan limfoid (lempeng peyeri) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng peyeri dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang mesenterica superior. Cabang-cabang interstinal berasal dari sisi kiri arteri dan berjalan di dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu dengan yang lain untuk membentuk serangkaian arcadae. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga oleh arteri ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang areteri mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior. 3,4 Mikroskopis5,6Merupakan saluran panjang berkelok-kelok. Usus ini membentang dari batas lambung sampai ke batas usus besar (colon). Usus halus ini dibagi menjadi 3, yaitu : Duodenum, jejenun, ileum. Dalam usus halus terdapat plika sirkularis, lipatan atau peninggian mukosa (dengan inti submukosa) permanen, berjalan berpilin dan menjulur kedalam lumen usus, plika yang paling besar terdapat di bagian proximal usus halus yang merupakan tempat sebagian absorpsi berlangsung dan semakin mengecil ke arah ileum. Tedapat vili intestinalis, tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia mukosa yang juga terjulur ke arah lumen. Vili ditutupi epitel selapis silindris dan lebih banyak terdapat di bagian proximal usus, dalam vili intestinalis sendiri terdapat mikrovili, juluran sitoplasma yang menutupi apex sel-sel absorptif usus. Di dalam usus makin ke distal terdapat sel-sel goblet.5,6Kelenjar usus halus juga mengandung kelenjar intestinal (kelenjar Lieberkuhn). Kelenjar-kelenjar ini terletak di mukosa usus dan bermuara kedalam lumen usus pada dasar vili. Epitel permukaan vili juga ikut melapisi kelenjar intestinal. Pada kelenjar intestinal terdapat sel paneth yang ditandai dengan granula eosinofili di sitoplasmanya. Pada dinding terminal ujung usus halus, yaitu ileum terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpitan disebut Plaque Payeri.5,6a. DuodenumDinding duodenum terdiri atas empat lapisan : (1) mukosa dengan epitel pelapisnya, lamina propia dan mukosa muskularis, submukosa terdapat kelenjar duodenale (brunner).4 Lapisan mukosa dari duodenum sendiri terdapat tonjolan yang disebut vili, epitel berupa selapis sel silindris dengan mikrovili. Dalam lamina propia mengandung kelenjar intestinal, kelenjar ini bemuara kedalam ruang antarvili. Lamina propia juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus, dan jaringan limfonodus.5Muskularis eksterna, terdiri atas lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat sel-sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (auerbach).6b. JejunumPada jejunum memiliki vili yang banyak dan panjang-panjang dibanding dengan duodenum, terpotong menurut aneka bidang bidang irisan dan sebuah lipatan permanen besar usus halus, yaitu plika sirkularis. Baik mukosa dan submukosa ikut membenhuk plika sirkularis. Terdapat kelenjar intestinal meluas ke dalam lamina propia, kelenjar ini berhimpitan dan bermuara di ruang antarvili. Tampak sebuah limfonodulus meluas dari lamina propia mukosa ke dalam submukosa.6Muskularis eksterna dan serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus terlihat didalam jaringan ikat antara lapisan otot polos sirkular dan longitudinal muskularis eksterna. Di dekat otot polos mukosa muskularis, terlihar beberapa kelenjar intestinal. Tampak sel goblet yang khas dan sel dengan mikrovili dalam kelenjar. Pada dasar kelenjar ini, terlihat sel-sel berbentuk piramid dengan granula asidofilik besar mengisi sebagian besar sitoplasma dan mendesak inti ke dasar sel, yaitu sel paneth dan terdapat di sepanjang usus halus.5,6

c. IleumPotongan melintang ileum terlihat keempat lapisan usus. Kelenjar intestinal terdapat di dalam lamina propia, dua diantaranya terlihat bermuara ke dalam ruang antar vili. Ciri khas ileum adalah kumpulan limfonoduli yang disebut plaque payeri. Setiap plaque payeri adalah gabungan 10 atau lebih limfonoduli, yang terdapat pada dinding ileum berhadapan dengan pelekatan, sebagian besar mempunyai pusat germinal.6Linfonoduli menyatu dan batas diantaranya biasa tidak jelas. Noduli ini berasal dari jaringan limfoid lamina propia. Vili tidak terdapat pada daerah lumen usus tempat tempat noduli mencapai pemukaan mukosa. Biasanya limfonoduli ini meluas ke dalam submukosa menembus muskularis mukosa, dan menyebar di jaringan ikat longgar dan submukosa.6

Hepar Makroskopis3,4 Hepar merupakan organ besar yang terletak pada bagian atas cavitas abdominalis. Hampir seluruh bagian hepar terletak di bawah costae dan cartilagines costale, dan melintasi region epigastrica. Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ; kenyal seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 kg. Hepar dilapisi peritonium, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BARE AREA ( area nuda ). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah daripada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum Arantii diselah caudal, dan lig. Falciforme hepatis disebelah cranial. Secar anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan v. Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra. 3,4 Dari luar hepar terlihat sebagai berikut : 3,4 Bagian yang berhubungan dengan diafragma ( facies diaphragmatica ) Bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies inferior)Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/ margo inferior.4Hepar mendapat perdarahan dari : a. Hepatica communis, a. Hepatica propia, a. Hepatica dextra dan sinistra. Pembuluh balik pada hepar menampung darah balik dari alat-alat tractus gastrointestinal melalui vena porta. Vena porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.3Mikroskopis4-6 Hepar terletak di bagian strategis yang penting. Produk yang diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum. Karena vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatica yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepar mendapat darah.4,5Hepar terdiri atas satuan heksogonal disebut lobus hepar. Di pusat setiap lobus terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hepar, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta , cabang arteri hepatica, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris, darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena ventral.5Sinusioid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh ruang perisinusioidal. Akibatnya, zat makanan yang mengalir di dalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel tidak utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran-saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak di antara hepatosit. Kanalikuli ini berkumpul di tepi setiap lobus di daerah porta sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar dan membawa empedu keluar dari hepar didalam lobus hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan daerah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral.6

Vesica Fellea

Gambar 3. Vesica Fellea (Sumber : http://anatomy-portal.info, 6 Juli 2012)Makroskopis3,4Vesica fellea merupakan kantong berbentuk buah pir yang melekat pada permukaan bawah lobus hepatis dexter; ujungnya buntu, atau fundus, menonjol di bawah margo inferior hepar. Terletak sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan arcus costae dextra. Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea. Terdapat ductus cysticus yang merupakan saluran empedu. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral yang dinamakan valvula spiralis Heisteri. Ductus cycsticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Hepatoduodenale bersama-sama v. Porta dan a. Hepatica propia. Pendarahan oleh a. Cystica.3,4Mikroskopis7Dinding kandung empedu terdiri atas epitel mukosa selapis silindris dan lamina propria, selapis otot polos, selapis jaringan ikat perimuskular yang berkembang baik dan membrana serosa. Mukosanya berlipat-lipat yang terutama jelas pada vesica fellea kosong. Sel-sel epitel mengandung banyak mitokondria dan inti di sepertiga bagian basal. Tidak terdapat tunika muskularis mukosa. Lapisan muskularnya tipis dan kebanyakan sel otot polosnya tersusun di sekitaran lingkaran kandung empedu.7

Pancreas

Gambar 4. Pancreas (Sumber: http://missinglink.ucsf.edu, 6 Juli 2012)Makroskopis3,4Pancreas merupakan organ lunak berlobus, berjalan miring menyilang dinding posterior abdomen pada region epigastrica. Pancreas terletak di belakang gaster dan terbentang dari duodenum sampai lien. Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjjar menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzing yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat. Bagian endokrin kelenjar yaitu pulau-pulau langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang berperan enting dalam metabolisme karbohidrat.4Pancreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda. Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterica superior serta dinamakan processus ucinatus. Collum pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteri mesenterica superior dari aorta. Corpus pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada poyongan melintang sedikit berbentuk segitiga. Cauda pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorale dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.3Mikroskopis4-6Pankreas adalah organ memanjang, lunak, yang letaknya posterior terhadap lambung. Caput pankreas terletak di lengkung duodenum dan kaudalnya menjurus ke limpa. Pankreas memiliki sel-sel eksokrin maupun endokrin yang mempunyai sebagian besar kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intralobular dan interlobular dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan paccini. Didalam masa asini serosa terdapat pulau Langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian endokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.5Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil protein pembentuk piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel interkalaris yang terpulas pucat di dalam lumennya. Produk sekresi asinus dikeluarkan melalui duktus interkalaris yang sempit. Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentoasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat di antara lobulus. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.6Pada pulau langerhans adalah massa sel endokrin berbentuk bulat dengan berbagai ukuran, yang dipisahkan dari jaringan asinus eksokrin di sekelilingnya oleh selapis serat retikular halus. Pulau langerhans biasanya lebih besar dari asinus dan tampak sebagai kelompok padat sel-sel epitelial yang ditembus oleh banyak kapiler, komposisi sel setiap pulau diperlihatkan dengan pembesaran lebih kuat.4-6Mekanisme pencernaan lemakSejauh ini lemak yang paling banyak dalam diet adalah lemak netral, yang dikenal sebagai trigliserida, yang setiap molekulnya tersusun dari sebuah inti gliserol dan rantai samping tiga asam lemak. Lemak netral merupakan unsur utama dalam bahan makanan berasal dari tumbuhan. Dalam diet biasa juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester kolesterol. Fosfolipid dan ester kolesterol terdiri atas asam lemak dan oleh karena itu dapat di anggap sebagai lemak. Sebaliknya kolesterol merupakan suatu senyawa sterol yang tidak mengandung asam lemak, tetapi kolesterol memperlihatkan beberapa sifat fisik dan kimia dari lemak; ditambah lagi kolesterol ini merupakan turunan lemak dan dimetabolisme seperti lemak. Oleh karena itu, dari sudut makanan merupakan suatu lemak.2,8Pencernaan lemak di dalam usus dimulai dari saat sejumlah kecil trigliserida dicernakan di dalam lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari 10 % dan umumnya tidak penting. Sebaliknya pada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus sebagai berikut.1Emulsifikasi lemak dan asam empedu dan lesitin. Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan di dalam lambung untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi di dalam duodenum di bawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi empedu mengandung sejumlah besar garam empedu juga fosfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin, sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Gugus polar (titik terjadinya ionisasi di dalam air) dari garam empedu dan molekul-molekul lesitin sangat larut air sedangkan sebagian besar sisa gugus-gugus molekul keduanya sangat larut lemak. Oleh karena itu gugus yang larut lemak dari sekret hati ini terlarut dalam lapisan permukaan gumpalan lemak sedangkan gugus polarnya menonjol. Penonjolan gugus polar selanjutnya terlarut dalam cairan berair di sekitarnya sehingga sangat menurunkan tegangan antar permukaan lemak dan membuat lemak tersebut ikut terlarut.1,2,8Bila tegangan antar permukaan gumpalan cairan yang tidak tercampur ini rendah, cairan yang tidak bercampur ini melalui pengadukan dapat dipecah menjadi banyak partikel yang sangat halus secara jauh lebih mudah daripada bila tegangan antar permukaannya tinggi. Akibatnya, fungsi utama garam empedu dam lesitin, terutama lesitin, dalam empedu adalah untuk membuat gelembung lemak siap untuk dipecah oleh pengadukan dengan air di dalam usus halus. Kerja ini sama seperti yang terjadi pada banyak deterjen yang dipakai pada kebanyakan pembersih rumah tangga untuk membersihkan noda kotoran.2,8Setiap kali diameter gumpalan lemak secara signifikan diturunkan sebagai akibat pengadukan pada usus halus, daerah permukaan lemak total meningkat berlipat-lipat. Karena diameter rata-rata partikel lemak dalam usus setelah terjadinya emulsifikasi hanya kurang dari 1 mikro-meter, ukuran ini menggambarkan peningkatan sebanyak 1000 kali lipat pada daerah permukaan lemak total yang disebabkan oleh proses emulsifikasi.5 Enzim lipase merupakan senyawa yang larut-air dan dapat menyerang gumpalan lemak hanya pada permukaannya. Akibat, dapat dimengerti betapa pentingnya fungsi deterjen garam empedu dan lesitin untuk pencernaan lemak.2,8Pencernaan Trigliserida oleh Lipase PankreasSejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak di dalam getah pankreas, cukup untuk mencernakan dalam 1 menit semua trigliserida yang dicapainya. Selain itu, enterosit dari usus halus juga mengandung sedikit lipase yang dikenal sebagai lipase usus, tetepi enzim ini biasanya tidak diperlukan.1Peranan Garam Empedu untuk Mempercepat Pencernaan Lemak-Pembentukan MizelHidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat reversibel; oleh karena itu, akumulasi monogliserida dan asam lemak yang dicerna sangat cepat menghambat pencernaan lebih lanjut. Namun, garam empedu memainkan peranan tambahan yang penting dalam memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari lingkungan pencernaan gelembung lemak hampir secepat pembentukan produk akhir pencernaan ini. Keadaan ini terjadi dengan cara sebagai berikut.1,2Garam empedu,saat berada pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam air, mempunyai kecenderungan untuk membentuk mizel, gumpalan berbentuk silinder sferis kecil, berdiameter 3 sampai 6 nm, dan terdiri dari 20-40 molekul garam empedu. Mizel-mizel ini terbentuk karena setiap molekul garam empedu tersusun dari sebuah inti sterol yang sangat larut-lemak, dan satu gugus polar yang sangat larut-air. Inti sterol ini melingkupi lemak yang dicernakan, membentuk gumpalan lemak kecil di tengah mizel yang telah terbentuk, dengan gugus-gugus polar garam empedu yang menonjol ke luar untuk menutupi permukaan mizel. Karena bermuatan negatif, gugus polar ini memungkinkan seluruh gumpalan mizel larut di dalam air cairan pencernaan dan tetap dalam bentuk larutan yang stabil sampai lemak tersebut diabsorbsi ke dalam darah.1,2Mizel garam empedu juga bertindak sebagai medium transpor untuk mengangkut monogliserida dan asam lemak bebas keduanya relatif tidak larut tanpa mizel tersebut menuju brush border sel-sel epitel usus. Di sana monogliserida dan asam lemak bebas diabsorbsi ke dalam darah, sedangkan garam empedu itu sendiri dilepaskan kembali ke dalam kimus untuk dipakai berulang-ulang dalam proses pengangkutan ini.8Pencernaan Ester Kolesterol dan Fosfolipid Sebagian besar kolesterol dalam makanan berada dalam bentuk ester kolesterol, yang merupakan kombinasi kolesterol bebas dengan satu molekul asam lemak. Fosfolipid juga mengandung asam lemak di dalam molekulnya. Baik ester kolestrol maupun fosfolipid dihidrolisis oleh dua lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak enzim hidrolase ester kolestrol untuk menghidrolisis ester kolestrol dan fosfolipase A2 untuk menghidrolisis fosfolipid.1,2Mizel garam empedu mempunyai peran yang sama pada pengangkutan kolesterol bebas dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna seperti peran pada pengangkutan monogliserida dan asam lemak bebas. Tentu saja, pada dasarnya tidak ada satu pun kolesterol yang dapat diabsorbsi tanpa fungsi dari mizel-mizel ini.8

Gambar 5. Pencernaan Lemak (Sumber : www.google.com, 6 Juli 2012)Penyerapan LemakDi dalam sel lemak ini akan mengalami esterifikasi dengan cepat, sehingga gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan mukosa ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah, dan sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapat digunakan untuk pembentukan misel baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal, dan akan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam lemak yang atom karbonnya lebih dari 10 12 mengalami esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dilapisi oleh lapisan protein, kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel dan masuk ke peredaran limfatik.1,2,8,9,10,11

Gambar 6. Proses Penyerapan Lemak (Sumber : www.googel.com, 6 Juli 2012)Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2-monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus. Akan tetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil katabolisme glukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid yang ikut berperan dalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan pembentukan lipoprotein terjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron yang telah selesai dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel. Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi sejumlah tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang dicerna akan diserap.8,10,11Sirkulasi EnterohepatikSekitar 94% garam empedu direarbsorbsi ke dalam darah dari usus halus, sekitar setengahnya dengan cara difusi melalui mukosa pada bagian awal usus halus dan sisanya melalui proses transpor aktif melewati mukosa usus pada bagian distal ileum. Garam empedu lalu memasuki vena porta dan diteruskan kembali ke hati. Pada saat mencapai hati garam-garam empedu di absorbsi ke dalam sel-sel hati dan kemusian disekresikan kembali ke kantung empedu untuk dipekatkan. Dengan cara ini, sekitar 94% dari jumlah total garam empedu di sirkulasikan kembali ke dalam empedu, sehingga garam ini rata-rata akan bersirkulasi sebanyak 17 kali sebelum dikeluarkan bersama tinja. Sejumlah kecil garam empedu yang dikeluarkan ke dalam yinja akan diganti dengan sejumlah garam empedu baru yang dibentuk secara terus menerus oleh sel-sel hati.2,8,12Jumlah empedu yang disekresi hati setiap harinya sangat bergantung pada tersedianya garam-garam empedu. Semakin banyak jumlah garam empedu pada sirkulasi enterohepatik (biasanya sekitar 2,5 gram), semakin besar pula kecepatan sekresi empedu. Pencernaan garam empedu dapat meningkatkan sekresi empedu beberapa ratus mililiter per hari. Bila fistula empedu mengosongkan garam-garam empedu selama beberapa hari sampai berminggu-minggu sehingga garam empedu tidak dapat direarbsorbsi dari ileum, hati akan meningkatkan produksi garam-garam empedu 6-10 kali sehingga kecepatan sekresi empedu kembali normal. Keadaan ini memperlihatkan bahwa kecepatan sehari-hari sekresi garam empedu di hati dikontrol secara aktif oleh ketersediaan garam-garam empedu di dalam sirkulasi enterohepatik.8,12Peran Enzim PencernaanKelenjar saliva mensekresi enzim ptialin (suatu -amilase saliva) yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan molekul glukosa menghasilkan dekstrin, maltotriosa, dan maltosa. Saliva mempunyai pH antara 6,0 hingga 7,0 , suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernaan dari ptialin. Kelenjar lingualis mensekresi enzim lipase lingual, untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan 1,2-diasilgliserol. Gaster mensekresi pepsin (pepsinogen) yang berfungsi memecah ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino aromatik. Pepsin berfungsi sebagai enzim proteolitik aktif dalam medium yang sangat asam (pH optimal 1,8 sampai 3,5), namun di atas pH 5 pepsin hampir tidak mempunyai aktivitas proteoitik dan menjadi tidak aktiv dalam waktu yang singkat.8,10,12,13Enzim-enzim pankreas yang terpenting untuk mencerna protein adalah tripsin, kimotripsin, dan karboksilpolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjasi peptida berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam amino. Tripsin (tripsinogen) berfungsi memecah ikatan peptida di sisi karboksil asam amino basa, sedangkan kimotripsin berfungsi memecah ikatan peptida di sisi karboksil asam amino aromatik. Namun, karboksipeptidase berfungsi memecah asam amino terminal yang mempunyai rantai samping menjasi asam-asam amino bentuk tunggal, sehingga menyelesaikan pencernaan protein dalam bentuk asam amino. Selain itu, pankreas juga mensekresi elastase (proelastase) untuk memecah ikatan di sisi dengan karboksil asam amino karboksil alifatik.1,2,8,10Enzim pankreas yang berfungsi mencerna karbohidrat adalah -amilase pankreas yang akan menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian bbesar karbohidrat lain (kecuali selulosa) untuk membentuk disakarida dan trisakarida. Untuk mencerna lemak pankreas mensekresi lipase pankreas yang mampu menghidrolisis lemak netral menjasi asam lemak dan monogliserid dan kolipase (prokolipase) yang memudahkan terbukanya bagian aktif lipase pankreas. Terdapat pula. ester kolesteril hidrolase yang menyebabkan hidrolisis ester kolesterol serta fosfolipase yang memecah asam lemak dari fosfolipid.8,10,12Mukosa usus halus mensekresi enzim enteropeptidase untuk aktivasi tripsinogen menjadi tripsin. Aminopeptidase berfungsi memecah asam amino terminal dari peptida. Karboksipeptidase untuk memecah terminal karboksil asam amino dari peptida. Endopeptidase untuk memecah antara gugus residudi bagian tengah peptida. Dipeptidase untuk hidrolisa dua asam amino. Maltase untuk memecah glukosa, laktase untuk memecah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa, serta sukrase untuk memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.1,2,8,12Pengaturan GastrointestinalPengontrolan Saraf Terhadap Fungsi GastrointestinalTraktus gastrointestinal memiliki persarafan sendiri yang disebut system saraf enteric. System ini terletak di dinding usus dan mengatur pergerakan dan sekresi gastrointestinal. Sistem enteric terutama terdiri dari dua pleksus:81. Satu pleksus bagian luar yang terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkular, disebut pleksus minterikus atau pleksus auerbach2. Satu pleksus bagian bagian dalam disebut pleksus submukosa atau pleksus meissner, yang terletak didalam submukosa. Pleksus mienterikus terutama mengatur pergerakan gastrointestinal, dan pleksus submukosa terutama mengatur sekresi gastrointestinal dan aliran darah lokal.Selain system saraf diatas terdapat juga serat-serat saraf simpatis dan parasimpatis yang berhubungan dengan kedua pleksus mienteretikus dan submukosa, perangsangan oleh system simpatis dan parasimpatis dapat mengaktifkan dan menghambat fungsi gastrointestinal. Ujung-ujung sarafnya melepaskan neurotransmitter. Pengaturan anatomis system saraf enteric serta hubunganya dengan system saraf simpatis dan parasimpatis mendukung jenis reflek gastrointestinal salah satunya refleks gastrokolik, reflek enterogastrik, sekresi gastrointestinal, peristaltic, serta reflek berasal dari lambung, duodenum, refleks nyeri, dan refleks defekasi. system simpatis dan parasimpatis dapat mengaktifkan dan menghambat fungsi gastrointestinal. Ujung-ujung sarafnya melepaskan neurotransmitter. Dalam usaha untuk lebih memahami berbagai fungsi sistem saraf enterik gastrointestinal, para peneliti dari seluruh dunia telah mengidentifikasikan selusin atau lebih zat-zat neurontransmiter yang berbeda yang dilepaskan oleh ujung-ujung saraf dari berbagai tipe neuron enterik. Dua dari neurontransmiter yang telah kita kenal adalah (1) asetilkolin, dan (2) norepinefrin. Yang lain adalah (3) adenosin trifosfat, (4) serotonin, (5) dopamin, (6) kolisistokinin, (7) substansi P, (8) polipeptida intestinal vasoaktif, (9) somatostatin, (10) leu-enkefalin, (11) metenkefalin, dan (12) bombesin.1,2,8,12,13Fungsi-fungsi khusus dari banyak neurontransmiter ini tidak terlalu dikenal untuk dibahas disini, selain pembahasan hal berikut: Asetilkolin paling sering merangsang aktivitas gastrointestinal. Norepinefrin, hampir selalu menghambat aktivitas gastrointestinal. Hal ini juga berlaku pada epinefrin, yang mencapai traktus gastrointestinal terutama lewat aliran darah setelah disekresikan oleh medula adrenal ke dalam sirkulasi. Substansi transmiter lain yang disebutkan tadi adalah gabungan dari bahan-bahan eksitator dan inhibitor. Asetilkolin (Ach) merupakan neurontransmiter yang dikeluarkan oleh semua serat praganglion otonom, serat pascaganglion parasimpatis, dan neuron motorik. Epinefrin hormon primer yang dikeluarkan oleh medula adrenal.1,8,13Pengaturan Otonom Traktus GastrointestinalJalur saraf otonom terdiri dari suatu rantai dua neuron, dengan neurotransmitter terakhir yang berbeda antara saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap jalur saraf otonom yang berjalan dari SSP ke suatu organ terdiri dari SSP ke suatu organ terdiri dari suatu rantai yang terdiri dari dua neuron. Badan sel neuron yang pertama di rantai tersebut terletak di SSP. Aksonnya, serat preganglion, bersinaps dengan badan sel neuron kedua, yang terdapat di dalam suatu ganglion di luar SSP. Akson neuron kedua, serat pascaganglion, mempersarafi organ-organ efektor. Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi-sistem simpatis dan parasimpatis. Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis. Sebagian besar serat preganglion simpatis berukuran sangat pendek, bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion didalam ganglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis yang terletak di kedua sisi korda spinalis. Serat pascaganglion panjang yang berasal dari rantai ganglion itu berakhir di organ-organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak disekitar separuh jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi, dengan serat pascaganglion menjalani jarak sisanya. 1,2,8,12,13Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral SSP. Serat-serat ini berukuran lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat dengan organ efektor. Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ yang bersangkutan itu sendiri. Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter yang sama, yaitu asetilkolin (Ach), tetapi ujung-ujung pasca ganglion kedua system ini mengeluarkan neurotransmitter yang berlainan (neurotransmitter yang mempengaruhi organ efektor). Serat-serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Dengan demikian, serat-serat itu bersama dengan semua serat praganglion otonom, disebut serat kolinergik. Sebaliknya sebagian besar serat pascaganglion simpatis disebut serat adrenergic, karena mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikel sebagai norepinefrin. Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai zat perantara kimiawi di bagian tubuh lainnya.2,8,12Persarafan ParasimpatisPersarafan parasimpatis ke usus dibagi atas divisi kranial dan divisi sakral. Kecuali untuk beberapa serabut parasimpatiske regio mulut dan faring dari saluran pencernaan, serabut saraf parasimpatis kranial hampir seluruhnya di dalam saraf vagus. serabut-serabut ini memberi inervasi yang yang luas pada esofagus, lambung, pankreas, dan sedikit usus sampai separuh bagian pertama usus besar. Parasimpatis sakral bersal dari segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat dari medula spinalis serta berjalan melalui saraf pelvis ke seluruh bagian distal usus besar dan sepanjang anus. Arean sigmoid, rektum, dan anus diperkirakan mendapat persarafan parasimpatis yang lebih baik daripada bagian usus yang lain. Fungsi serabut ini terutama untuk menjalankan reflak defekasi. Neuron-neuron postganglionik dari sistem parasimpatis gastrointestinal terletak terutama di pleksus mienterikus dan pleksus submukosa. Perangsangan saraf parasimpatis ini menimbulkan peningkatan umum dari aktivitas seluruh sistem saraf enterik. Hal ini kemudian akan memperkuat aktivitas sebagian besar fungsi gastrointestinal.2,8,12Persarafan SimpatisSerabut-serabut simpatis yang berjalan ke traktus gastrointestinal bersal dari medula spinalis antara segmen T-5 dan L-2. Sebagian besar serabut preganglionik yang mempersarafi usus, sesudah meninggalkan medula, memasuki rantai simpatis yang terlatak di sisi lateral kolumna spinalis, dan banyak dari serabut ini kemudian berjalan melalui rantai ke ganglia yang terletak jauh seperti ganglion seliaka dan berbagai ganglion mesenterica. Kabanyakan badan neuron simpatik postganglionik berada di ganglia ini, dan serabut-serabut post ganglionik lalu menyebar melalui saraf simpatis postganglionik ke semua bagian usus. Sistem simpatis pada dasarnya menginervasi seluruh traktus gastrointestinal, tidak hanya meluas dekat dengan rongga mulut dan anus, sebagaimana yang berlaku pada sistem parasimpatis. Ujung-ujung saraf simpatis sebagian besar menyekresikan norepinefrin dan juga epinefrin dalam jumlah sedikit. Pada umumnya, perangsangan sistem saraf simpatis menghambat aktivitas traktus gastrointestinal, menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis. Sistem simpatis menghasilkan pengaruhnya melalui dua cara: (1) pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung sekresi norepinefrin untuk menghambat otot polos traktus intestinal (kecuali otot mukosa yang tereksitasi oleh norepinefrin), dan (2) pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibisi dari norepinefrin pada neuron-neuron pada seluruh sistem saraf enterik. Perangsangan yang kuat pada sistem simpatis dapat menginhibisi peregerakan motor usus begitu hebat sehingga dapat benar-benar menghentikan pergerakan makanan melalui traktus gastrointestinal. 2,8,12

Peran hormon gastrointestinalGastrin bersumber dari sel-sel G di daerah kelenjar pilorus lambung. Stimulus utama untuk sekresi protein di lambung. Fungsinya merangsang sel parietal dan sel utama, meningkatkan motilitas lambung, merangsang motilitas ileum, melemaskan sfingter ileosekum, menginduksi gerakan massa di kolon, dan bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus. Sekretin bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum, hormon ini merupakan timulus untuk sekresi asam di lumen duodenum. Berfungsi menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel-sel duktus pankreas, merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati dan bersifat trofik bagi pankreas eksokrin1,2,8,12Kolesistokinin bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum, merupakan stimulus utama untuk sekresi nutrien di lumen duodenum, terutama produk lemak dan protein dengan tingkat yang lebih rendah. Berfungsi sebagai penghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi enzim-enzim pencernaan oleh asinus pankreas, menyebabkan kontraksi kandung empedu, menyebabkan relaksasi sfingter Oddi, bersifat trofik bagi pankreas eksokrin, dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka panjang proporsi enzim-enzim pankreas serta berperan dalam rasa kenyang. Gastric Inhibitory peptide ( GIP ) bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum hormon ini merupakan stimulus utama untuk sekresi lemak, asam, hipertonisitas, glukosa dan peregangan duodenum. Berfungsi untuk menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung dan menghambat sekresi insulin oleh pankreas.1,7,12Sekresi Getah LambungSekresi getah lambung menghasilkan antara lain HCl, pepsinogen, dan mukus, yang fungsinya dapat dijelaskan sebagai berikut, fungsi HCL antara lain; (1) mengaktifkan perkusor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang optimal bagi aktivitas enzim; (2) membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan besar menjadi lebih kecil; (3) menyebabkan denaturasi protein; yaitu, menguraikan bentuk final protein yang berupa gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim; dan (4) bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang di usus besar. Selanjutnya, setelah pepsin terbentuk, pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsin. Mekanisme ini disebut proses otokatalisis (pengaktifan diri). Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk mengahsilkan fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino); enzim ini bekerja paling efektif dalam lingkungan asam yang dihasilkan oleh HCl. Karena dapat mencerna protein maka pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif sehinggan zat ini tidak mencerna protein-protein di sel tempatnya terbentuk.1Kemudian mukosa lambung yang ditutupi oleh lapisan mukus, yang berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung, seperti cedera asam karena menetralkan HCl di dekat lapisan dalam lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCl. Mukus juga berfungsi sebagai pelumas yang melindungi mukosa lambung dari cedera mekanis.1Selain sel-sel mukus yang mengelilingi permukaan lambung, mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting yaitu kelenjar oksintik dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik mensekresi HCL, pepsinogen, faktor intrinsik dan mukus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar tersebut juga mensekresi hormon gastrin. Mukus disekresi oleh sel leher mukus, pepsinogen disekresi oleh chief sel, dan HCl disekresi oleh sel parietal. HCl berfungsi untuk membunuh sebagian kuman yang masuk ke dalam gaater bersama makanan dan sebbagai aktivvator pepsinogen agar menjadi pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton. Sekresi faktor intrinsik sangat penting untuk absorbsi vitamin B 12 didalam ileum yang disekresikan bersama dengan HCl.2,8Bakteri pembusukan ususKimus dalam jejunum secara normal mengandung sedikit atau tidak mengandung bakteri. Di ileum jumlah mikroorganisme lebih banyak, tetapi hanya kolon yang selalu mengandung bakteri dalam jumlah besar. Penyebab isi jejunum yang relatif steril tidak diketahui, walaupun asam lambung dan cepatnya waktu transit kimus melalui daerah ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.1 Bakteri di saluran cerna dapat dibagi menjadi 3 tipe. Sebagian adalah patogen yang menyebabkan penyakit; yang lain berupa simbion yang bermanfaat bagi pejamu dan demikian sebaliknya; dan kebanyakan berupa komensal, yang tidak menimbulkan efek tertentu pada pejamu dan demikian sebaliknya. Bakteri yang terdapat di kolon meliputi basil seperti berbagai galur Eschericia coli dan Enterobacter aerogenes, organisme pleomorfik seperti Bacteroides fragilis dan berbagai jenis kokus. Sejumlah besar bakteri keluar lewat feces. Saat lahir, kolon bersifat steril, tetapi flora bakteri usus segera tumbuh pada awal masa kehidupan.1Zat nutrisi yang penting seperti asam askorbat, sianokobalamin dan kolin digunakan oleh beberapa bakteri usus. Di pihak lain, sebagian mikroorganisme enterik mensintesis vitamin K dan sejumlah vitamin B kompleks, dan asam folat terbukti dapat diserap dalam jumlah yang bermakna. Selain itu, asam lemak rantai-pendek yang dihasilkan oleh kerja bakteri di kolon juga penting secara fisiologis.1 Warna cokelat pada feces disebabkan oleh pigmen yang terbentuk dari pigmen empedu oleh bakteri usus. Apabila empedu tidak dapat masuk ke dalam usus, tinja menjadi putih (kolik). Bakteri menghasilkan sebagian gas dalam flatus. Bakteri usus tampaknya juga berperan pada metabolisme kolesterol karena antibiotik neomisin yang diserap kurang baik dan mengubah flora usus.1 KesimpulanSistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya bahan makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang dapat dicerna dan diserap , terutama di dalam usus halus. Pencernaan bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan sejumlah besar enzim pencernaan dan hormon pencernaan. Pencernaan lemak dimulai dan diakhiri pada lumen usus halus dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan oleh bagian eksokrin pankreas dan kemudian diemulsikan oleh garam-garam empedu. Asupan lemak yang berlebih dapat menghambat pengosongan gaster karena proses pencernaan dan penyerapannya yang relatif lama. Terhambatnya pengosongan lambung dapat menyebabkan rasa penuh sedangkan kembung dapat diakibatkan oleh gas-gas yang terdapat pada gaster dan kolon.

Daftar Pustaka1. Ganong WF. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.hal.485-526.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.hal.640-63.3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.hal 207-33.4. Sloane E. Anatomi dan Fosiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.hal.266-77.5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. H.34-42.6. Eroschenko VP. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta; EGC; 2003 .h.183-201.7. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Ed-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.hal.291-332.8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007. h.811-7, 852-6.9. Shier D, Butler J, Lewis R. Holes essentials of Human anatomy & physiology. 10th ed. New York: Mc Graw-Hill; 2006.p.700-20.10. Champe PC, HarveyRA, Ferrier DR. Biokimia Ulasan Bergambar. Ed-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2011.hal.211-9.11. Murray RK, Granner DK, Mayers PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Ed-23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.hal.595-7.12. Silverthorn DU. Human Physiology an integrated approach. 5th ed. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings; 2010.p.713-86.13. Ward JPT, Ward J, Leach RM, Wiener CM. At a glance: Fisiologi. Ed-2. Jakarta: Penerbit Erlangga;2009.hal.826-74.

1