makalah pl_kelompok 3_3 tpjj_batako styrofoam

14
LAPORAN PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN BAKU BATAKO Disusun untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Pengantar Lingkungan pada Semester 6 oleh: Aghnia Monica Saniy NIM. 121134004 Galang Esa NIM. 121134016 Sausan Hana Nabilah NIM. 121134028 PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2015

Upload: susanhana

Post on 24-Sep-2015

125 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Styrofoam sebaga bahan baku batako untuk mengurangi pencemaran lingkungan

TRANSCRIPT

  • LAPORAN

    PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM

    SEBAGAI BAHAN BAKU BATAKO

    Disusun untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Pengantar Lingkungan

    pada Semester 6

    oleh:

    Aghnia Monica Saniy NIM. 121134004

    Galang Esa NIM. 121134016

    Sausan Hana Nabilah NIM. 121134028

    PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • Pengantar Lingkungan i

    ABSTRAK

    Di era globalisasi ini, pembangunan terus meningkat karena dibutuhkan. Seiring dengan

    kebutuhan pembangunan, kebutuhan material pun terus meningkat. Salah satu material

    yang dibutuhkan adalah batako. Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata

    cetak yang terbuat dari pasir, semen portland dan air yang ukurannya hampir sama

    dengan batu bata. Ditinjau dari karakteristiknya, batako tergolong cukup berat sehingga

    untuk proses pemasangan sebagai konstruksi dinding memerlukan tenaga yang cukup

    kuat dan waktu yang lama. Inovasi perbaikan yang dilakukan yaitu pembuatan bata

    beton ringan dengan cara mensubsitusi atau mencampur material beton dengan bahan

    yang ringan. Untuk mengurangi kerusakan alam akibat penambangan material, saat ini

    sudah ada inovasi yang memanfaatkan limbah sebagai bahan baku pembuat batako.

    Limbah yang digunakan untuk pembuatan batako ini adalah limbah styrofoam.

    Styrofoam yang merupakan salah satu limbah plastik ini dapat membuat batako menjadi

    lebih ringan, menjadikan bangunan lebih kuat, dan tahan gempa karena mengandung

    banyak serat. Pembuatan batako dengan bahan baku styrofoam ini sangat sederhana, hal

    yang harus diperhatikan dalam pembuatannya adalam komposisi yang tepat yaitu 50%

    styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen. Laporan ini merupakan hasil telaah pustaka

    yang bersumber dari literatur ilmiah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh

    pemerintah dan bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan batako ramah

    lingkungan ini digunakan untuk konstruksi berwawasan lingkungan. Dengan adanya

    terobosan pembuatan batako dengan bahan baku styrofoam, limbah plastik khususnya

    styrofoam dapat berkurang dan batako yang dihasilkan pun lebih kuat dari batako biasa.

    Kata kunci : batako, styrofoam.

  • Pengantar Lingkungan ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat rahmat dan

    karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Pemanfaatan Limbah Styrofoam

    Sebagai Bahan Baku Batako. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas

    mata kuliah Pengantar Lingkungan (PL).

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

    telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini terutama kepada:

    1. Ibu Iin Karnisah, ST.,MT. dan Ibu Enung, ST.,M.Eng., selaku dosen pembimbing

    mata kuliah Pengantar Lingkungan;

    2. Bapak Syahril, BSCE.,MT., selaku wali kelas penulis;

    3. Yang tercinta Ibu dan Ayah penulis;

    4. Rekan-rekan kelas 3-TPJJ yang sudah saling membantu dan bekerja sama dalam

    menyelesaikan laporan ini.

    Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan kita semua dan ilmu yang

    diberikan dapat diamalkan dan mendapatkan pahala yang berlipat Amin.

    Akhir kata penulis berharap makalah ini berguna bagi para pembaca umumnya dan

    bagi penulis khususnya. Penulis mohon segala kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari pembaca.

    Bandung, Mei 2015

    Tim Penulis

  • Pengantar Lingkungan iii

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ................................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

    1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1

    1.4 Sumber Data Penulisan .......................................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 2

    2.1 Deskripsi Batako ..................................................................................................... 2

    2.2 Persyaratan Batako .................................................................................................. 3

    2.3 Deskripsi Styrofoam ................................................................................................ 4

    BAB III SUMBER HUKUM TERKAIT ................................................................ 5

    3.1 Sumber Hukum ....................................................................................................... 5

    3.2 Peraturan Terkait ..................................................................................................... 5

    BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

    4.1 Komposisi Batako Styrofoam ................................................................................... 6

    4.2 Tahapan Batako Styrofoam ...................................................................................... 6

    4.3 Kelebihan dan Kekurangan Batako Styrofoam ......................................................... 7

    4.4 Penggunaan Styrofoam Sebagai Bahan Baku Batako................................................ 7

    BAB V PENUTUP .................................................................................................... 9

    5.1 Simpulan ................................................................................................................. 9

    5.2 Saran ....................................................................................................................... 9

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

  • Pengantar Lingkungan 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Limbah merupakan material yang sudah tidak terpakai lagi oleh seseorang

    (penggunanya). Limbah/ sampah terdiri dari sampah organik dan anorganik.

    Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai oleh pengurai (dekomposer) di

    dalam tanah, sementara sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat

    terurai oleh pengurai, bahkan untuk menguraikannya pun butuh waktu ratusan

    hingga ribuan tahun. Saat ini yang paling menjadi masalah utama adalah banyaknya

    sampah anorganik yaitu sampah plastik. Beragam cara untuk mengurangi volume

    sampah ini yaitu dengan recycle, reduce, dan reuse.

    Pada saat ini pembangunan yang tak sedikit menghasilkan limbah terus

    meningkat. Kebutuhan materialnya pun meningkat pula. Untuk mengurangi

    eksplorasi alam akibat penambangan material, muncullah ide pemanfaatan limbah

    untuk salah satu pembuatan material konstruksi yaitu batako. Limbah yang

    digunakan untuk membuat batako ini adalalah limbah plastik yaitu styrofoam.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka masalah ini dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    1. Mengapa styrofoam dijadikan bahan baku batako?

    2. Bagaimana proses pembuatan batako styrofoam?

    3. Apa kelebihan dan keurangan dari batako styrofoam?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

    1. Untuk mengetahui tujuan styrofoam dijadikan bahan baku batako.

    2. Untuk mengetahui proses pembuatan batako styrofoam.

    3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari batako styrofoam.

    1.4 Sumber Data Penulisan

    Makalah ini dibuat dengan data yang diperoleh berbagai sumber yang tersedia

    pada media internet.

  • Pengantar Lingkungan 2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Deskripsi Batako

    Batako merupakan bahan bangunan berupa bata cetak alternatif pengganti

    batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen portland, dan air

    dengan perbandingan 1 semen: 7 pasir. Bata ini tidak dibuat dari tanah liat seperti

    umumnya bata merah, tetapi campuran bahan pembuatan batako atau bataton

    yaitu pasir, semen, kericak dan air. Berdasarkan PUBI 1982, batako merupakan

    bata yang dibuat dengan mencetak dan memlihara dalam suasan lembab,campuran

    tras, kapur, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Batako terdiri dari

    dua jenis, yaitu batako jenis berlubang (hallow) dan batako yang padat (solid).

    Dari hasil pengetasan terlihat bahwa batako yang jenis solid lebih padat dan

    mempunyai kekuatan yang lebih baik.

    Batako sebagai salah satu bahan bangunan penyusun untuk dinding pada

    bangunan/gedung. Seperti paving block, batako berasal dari kata bata concrete

    atau bata beton dalam bahasa teknik sering disebut bataton. Bahan bangunan

    seperti batako secara umum biasanya digunakan untuk dinding tembok/ disebut

    dinding beton yang terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Batako digolongkan

    ke dalam dua kelompok utama, yaitu batako padat dan batako berlubang. Batako

    berlubang memiliki sifat peredam panas yang lebih baik dari batako padat dengan

    menggunakan bahan dan ketebalan yang sama.

    Gambar 2.1. Batako

    Sumber: www.rumahbangun.com

  • Pengantar Lingkungan 3

    2.2. Persyaratan Batako

    Dalam penggunaan batako sebagai elemen dinding bangunan, batako harus

    memenuhi persyaratan sebgai berikut:

    - Permukaan harus mulus

    - Sisi-sisinya harus lurus satu sama lain

    - Datar dan tepin ya tidak mudah dirapihkan dengan tangan

    - Batako harus berumur minimal 1 bulan sebelum dipakai

    - Batako harus cukup kering dengan kadar air < 15% saat dipasang

    Secara fisik batako harus memenuhi syarat yang telah disebutkan sebagai berikut:

    Tabel 2.1. Persyaratan Fisik Batako Berdasar PUBI

    Mutu

    Batako

    Kekuatan Tekan Batako Minimum Penyerapan

    Maksimum

    (% berat) Rata-rata dari benda uji Masing-masing benda uji

    A1 20 17 -

    A2 35 30 -

    B1 50 45 35

    B2 70 65 25

    Sumber: PUBI 1982

    Tabel 2.2. Persyaratan Fisik Batako Berdasar SNI

    Syarat Fisis Satuan

    Tingkat Mutu Baja

    Beton Pejal

    Tingkat Mutu Baja

    Beton Berlubang

    I II III IV I II III IV

    Kuat tekan bruto rata-rata minimum kg/cm2 100 70 40 25 70 50 35 20

    Kuat tekan bruto masing-masing

    benda uji kg/cm2 90 65 35 21 65 45 30 17

    Penyerapan air rata-rata maksimum % 25 35 - - 25 35 - -

    Sumber: SNI 03-0349-1989

    Tabel 2.3. Ukuran Batako Standar dan Toleransi

    Jenis Ukuran nominal (mm) Tingkat Mutu Bata Beton Berlubang

    Panjang Lebar Tinggi I II

    Tipis 400 3 200 3 100 2 20 15

    Sedang 400 3 200 3 150 2 20 15

    Tebal 400 3 200 3 200 2 25 20

    Sumber: PUBI 1982

  • Pengantar Lingkungan 4

    2.3. Deskripsi Styrofoam

    Styrofoam atau expanded polystyrene biasa dikenal sebagai gabus putih

    yang umumnya digunakan sebagai pembungkus barang-barang elektronik.

    Polystyrene ini dihasilkan dari styrene (C6H5CH9CH2) yang mempunyai gugus

    phenyl (enam cincin carbon) yang tersusun secara tidak teratur sepanjang garis

    karbon dari molekul. Pembentukan styrofoam dimulai dengan pembentukan

    polystyrene dari styrene (monomer) kemudian dihembuskan udara ke dalam

    polystyrene dengan menggunakan CFC (Cloro Fluro Carbon) sebagai blowing

    agent. Polystyrene yang kandungannya 95% udara dan 5% styrene merupakan

    bahan yang baik ditinjau dari segi mekanis maupun suhu namun bersifat agak

    rapuh dan lunak pada suhu di bawah 100oC. Dalam bentuk butiran (granular)

    styrofoam mempunyai berat jenis sangat kecil yaitu berkisar antara 13-16 kg/m3.

    Penggunaan styrofoam dalam bahan pembuatan beton dapat diaplikasikan

    sebagai rongga udara dan menjadikan beton lebih ringan. Selain sebagai bahan

    dasar pembuatan batako styrofoam juga mulai diaplikasikan sebagai bahan batu

    bata, pot bunga, hingga media tanaman. Dalam industri skala rumah tangga,

    batako styrofoam yang biasa dibuat dari campuran 50% styrofoam, 40 % pasir,

    dan 10% semen (Surani, 2009).

    Hasil penelitian terdahulu dengan memanfaatkan styrofoam sebagai bahan

    campuran untuk beton ringan, memberikan hasil beton dengan campuran

    styrofoam dapat mempunyai berat jenis yang jauh lebih kecil dibandingkan

    dengan beton normal. Jika beton normal mempunyai berat jenis sekitar 2400

    kg/m3, maka beton campuran styrofoam dapat mempunyai berat jenis hanya

    sekitar 600 kg/m3 (satyarno, 2004). Karena kuat tekannya yang relatif rendah

    maka sampai saat ini beton ringan styrofoam hanya dipakai untuk bagian non

    struktur, misalnya bata beton atau panel dinding.

  • Pengantar Lingkungan 5

    BAB III

    SUMBER HUKUM DAN PERATURAN TERKAIT

    3.1. Sumber Hukum

    1. UUD 194 amandemen ke-4 tahun 2002

    2. UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    3.2. Peraturan Terkait

    1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982.

    2. SNI 03-0349-1989 tentang Batako untuk Pasangan Dinding.

    3. SNI 03-0348-1989 tentang Metode Pengujian dan Spesifikasi Bata Beton.

    4. SNI-03-0349-1989 tentang Persyaratan Kuat Tekan Minimum Batako Pejal.

    5. SNI 03-0349-1989 tentang Uji Tampak Luar, Uji Penyerapan Air, dan Uji

    Kuat Tekan untuk mengetahui kualitas Batako (Bata Beton).

  • Pengantar Lingkungan 6

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1. Komposisi Batako Styrofoam

    Bahan baku styrofoam memang mendapat porsi lebih banyak dibandingkan

    dengan bahan baku lainnya. Komposisinya Batako styrofoam teridiri dari:

    50% styrofoam,

    40% pasir,

    10% semen,

    Air secukupnya.

    Penggunaan styrofoam bisa menghemat 50% kebutuhan pasir ketimbang

    penggunaan batu bata. Bahan baku styrofoam juga lebih unggul dibandingkan

    dengan semen karena dalam styrofoam terkandung banyak serat. Hal tersebut

    membuat pondasi bangunan yang menggunakan styrofoam lebih kuat serta tahan

    gempa.

    4.2. Tahapan Batako Styrofoam

    Terdapat beberapa tahapan batako styrofoam sebagai berikut:

    1. Limbah styrofoam dihaluskan atau digiling dengan cara dihancurkan

    menjadi butiran-butiran kecil.

    2. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan

    saringan.

    3. Butiran styrofoam dicampur dengan pasir dan semen. Lebih tepatnya 50%

    styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen lalu tambahkan air secukupnya.

    Penggunaan styrofoam ini dapat menghemat pasir dan semen.

    4. Proses pencetakan adonan batako dengan menggunakan mesin pencetakan.

    5. Pengeringan batako styrofoam dilakukan dengan cara penjemeuran yang

    memerlukan waktu setengah hari. Lamanya waktu penjemuran juga

    bergantung pada jumlah semen yang digunakan. Makin sedikit semen yang

    digunakan, waktu pengeringannya juga lebih singkat.

  • Pengantar Lingkungan 7

    4.3. Kelebihan dan Kekurangan Batako Styrofoam

    4.3.1. Kelebihan Batako Styrofoam

    Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama,

    Tidak memerlukan proses pembakaran seperti bata biasa, sehingga

    mengurangi pencemaran udara,

    Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih

    hemat,

    Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara,

    Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester,

    Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan

    potongan,

    Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air,

    Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air,

    Pemasangan lebih cepat,

    Pemanfaatan dengan mengurangi limbah styrofoam,

    Lebih ringan dari batako biasa.

    4.3.2. Kekurangan Batako Styroam

    Mudah terjadi retak rambut pada dinding,

    Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi

    dalamnya,

    Kurang baik untuk insulasi panas dan suara,

    4.4. Penggunaan Styrofoam Sebagai Bahan Baku Batako

    Batako Styrofoam merupakan terobosan baru dalam pemanfaatan limbah

    Styrofoam. Styrofoam sendiri merupakan salah satu jenis plastik dari sekian

    banyak bahan lainnya. Styrofoam lazim digunakan sebagai bahan pelindung dan

    penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. Namun, saat ini

    bahan tersebut juga banyak digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan

    minuman.

    Bahan dasar styrofoam adalah polistiren, suatu jenis plastik yang sangat

    ringan, kaku, tembus cahaya, dan murah. Namun, bahan tersebut cepat rapuh.

    Karena kelemahannya tersebut, polistiren dicampur seng dan senyawa butadien.

    Pemakaian styrofoam sebagai wadah makanan menimbulkan kekhawatiran

    dan protes dari berbagai pihak. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan

    sejak tahun 1930-an, diketahui bahwa stiren, bahan dasar styrofoam, bersifat

    mutagenik (mampu mengubah gen) dan potensial karsinogen (merangsang sel

    kanker). Demikian pula butadien sebagai bahan penguat maupun DOP atau BHT

    sebagai plasticiser-nya.

  • Pengantar Lingkungan 8

    Dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah/limbah Styrofoam

    dikembangkanlah cara untuk memanfaatkan limbah Styrofoam dengan cara

    dibuat sebagai campuran bahan batako. Pembuatan batako dari styrofoam sangat

    sederhana sehingga tidak perlu keahlian khusus. Yang penting takaran bahan

    bakunya tepat.

    Penggunaan styrofoam dalam batako ringan dapat di anggap sebagai udara

    yang terjebak. Namun, keuntungan menggunakan styrofoam dibandingkan

    menggunakan rongga udara dalam beton berongga karena styrofoam mempunyai

    kekuatan tarik. Selain akan membuat batako menjadi ringan, dapat juga bekerja

    sebagai serat yang meningkatkan kemampuan kekuatan dan khususnya daktilitas

    batako ringan. Kerapatan beton atau berat jenis batako ringan dengan campuran

    styrofoam dapat diatur dengan mengontrol jumlah campuran styrofoam dalam

    batako ringan. Semakin banyak styrofoam yang digunakan dalam batako maka

    akan dihasilkan batako ringan dengan berat jenis yang lebih kecil. Namun kuat

    tekan batako ringan yang diperoleh tentunya akan lebih rendah dan hal tersebut

    harus disesuaikan dengan kegunaannya seperti untuk struktur, struktur ringan

    atau hanya untuk dinding pemisah yang secara umum disebut non struktur

    Sifat styrofoam yang mengikat akan membuat batako kuat. Batako

    styrofoam ini cocok untuk daerah rawan gempa dan bangunan yang tinggi.

    Beratnya yang ringan menjadikan pemasangan batako ini juga lebih cepat. Meski

    batako styrofoam belum terlalu banyak diketahui, tapi dengan berjalannya

    waktumasyarakat akan makin banyak yang memesan batako styrofoam. Terutama

    pada era ini, trend/gaya penghijauan tengah mewabah dan banyak orang yang

    membangun konstruksi rumah dengan konsep ramah lingkungan. Belum lagi

    kelebihannya sebagai bahan bangunan konstruksi yang tahan gempa.

  • Pengantar Lingkungan 9

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. Simpulan

    Pemanfaatan limbah styrofoam merupakan inovasi yang baik dalam dunia

    konstruksi. Selain dapat mengurangi limbah plastik, styrofoam ini memberikan

    keuntungan terhadap karakteristik batako tersebut. Penggunaan styrofoam ini juga

    mengurangi penggunaan semen sebagai bahan baku, sehingga dapat mengurangi

    kerusakan alam akibat penambangan bahan baku semen. Batako styrofoam ini

    mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibanding dengan batako biasa. Batako

    styrofoam juga dapat membuat bangunan tahan gempa karena strukturnya yang

    ringan dan banyak serat.

    5.2. Saran

    Batako styrofoam ini sangat dianjurkan sebagai salah satu material

    konstruksi. Walaupun harganya relatif lebih mahal, batako styrofoam memiliki

    banyak keuntungan dalam sisi struktur, dapat mengurangi limbah, dan

    mengurangi kerusakan alam akibat penambangan bahan baku semen.

  • Pengantar Lingkungan 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggoro, Wahyu. 2014. Karakteristik Batako Ringan dengan Campuran Limbah

    Styrofoam Ditinjau dari Densitas, Kuat Tekan dan Daya Serap Air. Skripsi,

    Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas Negeri Semarang, Semarang.

    Departemen P.U., 1982, Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI),

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum,

    Bandung.

    Departemen P.U., 1989, SNI 03-0348-1989 Metode Pengujian dan Spesifikasi Bata

    Beton, Balitbang, Jakarta.

    Departemen P.U., 1989, SNI 03-0349-1989 Bata Beton untuk Pasangan Dinding,

    Balitbang, Jakarta.

    Kadarningsih, R., Utama, K.A. 2012. Karakterisk Batako Styrofoam Sebagai Bahan

    Konstruksi Dinding. Laporan Penlitian Pengembangan IPTEK, Jurusan Teknik

    Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

    Mizwar, A., Agustini, E., dkk. 2012. Pemanfaatan Lumpur Marmer, Limbah Styrofoam

    dan Abu Layang Batubara Untuk Pembuatan Bata Beton Berlubang. Jurnal

    INTEKNA ISSN 1412-5609, vol. 12(1), 10-16.

    Simbolon, Tiurma. 2009. Pembuatan dan Karakterisk Batako Ringan yang Terbuat dari

    Styrofoam - Semen. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Univeritas Sumatra Utara,

    Medan.

    Tobing, Mona. 2011. Batako Styrofoam Untuk Bangunan yang Tahan Gempa

    http://peluangusaha.kontan.co.id/news/batako-styrofoam-untuk-bangunan-yang-

    tahan-gempa--1 [16 Mei 2015].

    Wancik, A., Satyarno, I., dkk. 2008. Batako Styrofoam Komposit Mortar Semen.

    Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas Gajah Mada,

    Jogjakarta.