makalah seni tari mas paranggi seishin
TRANSCRIPT
MAKALAHPENDIDIKAN SENI TARI DAN DRAMA
“ FUNGSI SENI ”Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Seni Tari dan Drama”
Dosen pengampu, Bapak Joko Pamungkas, M.Pd
DISUSUN OLEH
PARANGGI RISMOKO HADI (08108241009)
PRODI S1 PGSD
PENDIDIKAN PRA DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak pernah lepas dari sebuah seni.
Seni merupakan suatu proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga bisa
dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Dalam mengungkapkan
ekspresi jiwa, seorang individu memiliki cara yang berbeda-beda untuk
menggambarkannya. Oleh karena itu seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri
perarturan dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri. Inilah yang
membuat sebuah seni dirasa menarik untuk dipelajari, karena dengan mempelajari
seni kita dapat melihat berbagai macam cara penggambaran ungkapan ekspresi
individu.
Di dalam dunia pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar pun seni
mempunyai peran yang sangat penting. Di mana seni yang digunakan sebagai alat
pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mata bertujuan untuk mendidik
anak menjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni
merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak
dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Anak dapat berimajinasi
sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memunculkan apa yang ada dalam
pikirannya melalui pendidikan seni.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai fungsi seni secara umum,
baik fungsi untuk individu maupun fungsi untuk sosial. Selain itu dijelaskan pula
fungsi seni dalam dunia pendidikan terutama bagi sekolah dasar.
BAB II
ISI
A. Pengertian seni
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat beberapa definisi mengenai arti
kata dari seni. Dalam bahasa Sansekerta kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat
cilpa berarti bewarna dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan
bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti
pewarnaan yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang
artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejaran kesenian
adalah buku atau pedoman bagi para cilpin yaitu tukang. Termasuk di dalamnya
apa yang sekarang disebut seniman.
Sedangkan dalam bahasa latin pada abad pertengahan ada terdapat istilah-
istilah ars, artes, dan artisa. Ars adalah teknik atau craftmanship yaitu ketangkasan
dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu. Adapun artes berarti kelompok orang-
orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran. Sedangkan artisa merupakan
anggota yang ada di dalam kelompok orang-orang yang meliki kemahiran atau
ketangkasan. Maka kiranya artisa dapat dipersamakan dengan cilpa. Ars inilah
yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (perancis), E’larte
(spanyol) dan Art (inggris). Bersamaan dengan itu isinya pun berkembang sedikit
demi sedikit ke arah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga
istilah-istilah yang lain. Orang Jerman menyebut seni dengan “Die Kunts” dan
orang belanda dengan sebutan “Kunts” yang berasal dari akar kata lain.
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni
merupakan suatu adalah proses penggambaran ekspresi dari manusia sehingga
bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk
dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri
peraturan dan parameter yang menuntunnya , masih bisa dikatakan bahwa seni
adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk
penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang
pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk
medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang
lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk
mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
B. Fungsi Seni
Sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka
berkembanglah pula seni dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu
dalam kehidupan terutama dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum
seni memiliki dua fungsi, yaitu fungsi individu dan fungsi sosial.
1. Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam
fungsi seni untuk individu, yaitu antara lain :
a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai
kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-
benda. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik
sehingga segi kenyamanan menjadi hal penting.
b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain.
Pengalaman hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional
atau perasaannya. Sebagai contoh perasaan sedih, lelah letih, gembira,
iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia dapat merasakan semua itu
dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan emosional yang
merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk
memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari
luar dirinya yang bersifat menyenangkan, memuaskan kebutuhan
batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan rutinitas sehari-hari
maka manusia mengalami kelelahan sehingga memerlukan rekreasi,
misalnya menonton hiburan teater, menonton film di bioskop,
menonton sendra tari, ataupun menonton pameran seni rupa.
Seseorang yang memiliki pengalaman estetikanya lebih banyak
maka ia akan memiliki kepuasan yang lebih banyak maka ia memiliki
kepuasan yang lebih banyak pula. Sedangkan seniman adalah seorang
yang mampu mengapresiasikan pengalaman dan perasaannya dalam
sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal itu juga diyakini olehnya
sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional dirinya.
2. Fungsi sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai
pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam
fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi Rekreasi
Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat
seseorang membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur
mangunjungi tempat-tempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam).
Seni juga dapat dijadikan sebagai benda rekreasi misalnya seni
pertunjukan sendra tari, pagelaran musik, pertunjukan teater dll. Seni
sebagai rekreasi merupakan seni yang mampu menciptakan suatu
kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan kondisi
yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran seni mendapatkan
perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan
kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis)
b. Fungsi Komunikasi
Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain
menggunakan bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif,
mudah, dan cepat untuk dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki
keterbatasan karena tidaklah mungkin semua orang menghafal semua
bahasa yang ada. Oleh karena itulah dibutuhkan bahasa universal yaitu
bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Seni diyakini dapat
dipergunakan demi kepentingan tersebut. Misalnya Paranggi dapat
berkomunikasi dengan orang di seluruh pelosok penjuru dunia melalui
pertunjukan sendra tari, affandi melalui lukisannya, Shakespeare dapat
berkomukasi melalui puisi-puisi nya dll. Tampaknya seni menjadi
sangat efektif membantu orang untuk berkomunikasi karena seni dapat
menembus batasan-batasn bahasa verbal maupun perbedaan lahiriah
setiap orang. Hanya melalui seni manusia dapat berkomunikasi dengan
dunia luar serta melalui seni kita dapat mengenal budaya bangsa lain.
c. Fungsi Rohani
Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko,
neraca, dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran,
relief, dsb. Manakah yang muncul pertama kali, kepercayaan religi
atau seni terlebih dahulu? Dan hal tersebut tidak dapat dijawab secara
pasti. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan.
Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni
yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-
pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika.
Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara,
gerak, visual, dsb. Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief,
candi, gereja dll.
d. Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu
yang memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga
mengakibatkan seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih
maju. Dlam sebuah pertunjukan seni, orang sering mendapatkan
pendidikan secara tidak langsung karena di dalam setiap karya seni
pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari atau tidak,
rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat
pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan
mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada
kondisi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Disinilah seni
harus disadari mnumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta
didik.
e. Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman
dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti
musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni
hanya pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar atau
pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya
f. Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya
kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam
proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti
perlengkapan atau peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah
ataupun rotan
g. Fungsi kesehatan
Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita
gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik
(disesuaikan dengan latar belakang pasien). Terbukti musik telah
mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999
Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa
yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron
otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.
C. Fungsi Seni dalam Dunia Pendidikan
Tentunya dalam dunia pendidikan terutama ke untuk Sekolah dasar,
seni mempunyai peran yang penting untuk menunjang perkembangannya.
Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa dengan belajar seni, yaitu
sebagai berikut :
1. Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas).
2. Melatih imajinasi anak, ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan
ekspresi supaya dalam berekpresi seorang anak mempunyai bayangan
terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi yang dapat berangkat dari
pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang telah direkam oleh
otak.
3. Memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik
penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan
mediumnya.
4. Pembinaan sensitivitas serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan
adalah terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif.
5. Mampu memberikan pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina
kemampuan praktek berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna untuk
mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis sebagai bekal hidup di
kemudian hari.
6. Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan
kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan
keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
7. Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya
dan berolah seni, serta kepekaan artistik sebagai dasar berekspresi pada
budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya adalah menyiapkan anak
untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam tingkat
dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
8. Menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan
kepemimpinan.
9. Seni sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat
bertujuan untuk mendidik anak menkjadi seniman melainkan membina
anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan
melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya
sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain itu, seni juga mempunyai peran penting terutama dalam konstelasi
kurikulum pendidikan, antara lain yaitu :
1. Seni sebagai bahasa visual
Anak usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan berkarya
seni dan hanpir bisa dikatakn bahwa perilaku anak dekat dengan kegiatan
kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari tanpa seni”. Kegiatan berseni
merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan pendapat, berkhayal atau
berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak,
dan merasakan perasaan (gembira, sedih, dll)
Dalam konteks seni berperan mengemukakan pendapat tmpak
ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggarka bertema maupun
tanpa tema. Karya seni mereka berikan tema sesuai dengan keinginan pada
saat itu, sebagai contoh ketika anak membayangkan nikmatnya berada
dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu akan
kembali muncul dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain.
Ungkapan itu juga dapat berupa celotehan suara menyanyi dan menirukan
orang sedang menimang boneka. Namun dapat pula berupa gambar bentuk
yang di mulai dari menggambar pesawat terbang yang indah dengan
bentuknya yang khas anak kemudian selang beberapa menit gambar
tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah ungkapan kesal
pesawat musuh menembak pesawat idealnya.
2. Seni membantu pertumbuhan mental
Ternyata contoh di atas merupakan perkembangan simbol rupa
yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang difikirkan,
dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan
perkembangan usia mental anak. Pada suatu ketikapertumbuhan badan
seorang anak lebih cepat daripada perkembangan pikirannya. Ketidak
sejajaran perkembangan anak tersebut menyebabkan puls perkembangan
gambar anak dengan gambar lain yang normal, oleh karena itu terjadi
variasi gambar anak. Hal ini seiring dengan perkembangan nalar pada diri
anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan berbeda, dimana fungsi
nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya maka peristiwa
tersebut berpengaruh juga dalam gambar.
Beberapa figur akan diungkapkan berbeda dengan anak yang
lainnya, anak di suatu tempat tidak akan sama dengan yang lain. Namun,
pada dasarnya pada usia SD yang lain. Perkembangan emosi nya ditandai
oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah jika
perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai dengan
delapan tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan
penalaran anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang
memisah. Hasilnya terdapat anak yang penalarannya dan perasaannya
kuat. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar
dengan nuansa garis lebih dominan. Maka figur atau obyek lukisan
ditampilkan lebih realistik. Sedangkan anak bertipe perasaan (emosional)
ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna kuat dimana terdapat
satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak
saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-
teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga
berasal dari faktor insting sebagai internal faktor (teori psikoanalisis).
Biasanya kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi sacara
seimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta
interaksi antara semua faktor yang mempengaruhi belajar dan motivasi
belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia
berkembang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Barangkali perkembangan
ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan
selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi
humanistik sendiri merupakan cabang psikologi yang memfokuskan
pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan internal
individu dan dorongan aktualisasi diri atau menjadi apapun yang
diinginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997)
Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional, maupun
persepsi dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental. Dalam skema
pertumbuhan anak, teruarai bahwa bisa terjadi urutan perkembangan usia
yang tidak seimbang. Usia kronologis (yaitu usia berdasarkan urutan yang
dihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun berkembang terus sesuai dengan
tahun. Usia kronologis ini kebetulan mempunyai perkembangan sejajar
dan seiring dengan usia mental. Namun pada usia pertumbuhan, badan
anak kurang normal dibanding dengan kedua usia di atas. Mungkin kerdil,
atau bahkan lebih cepat matang kedewasaannya.
Perkembangan anak ini sedikit banyak mempengaruhi pola
berkarya seni. Ketika usia pertumbuhan badan normal belum tentu akan
diikuti oleh perkembangan usia mental. Mungkin hambatan psikologis
keluarga dengan berbagai aturan pergaulan dalm keluarga terlampau ketat
maka perkembangan mental akan berbeda dengan anak yang hidup dalam
keluarga sesuai dengan adat dan pergaulan dengan masyarakat lain. Jika
selanjutnya dikaitkan dengan kebutuhan penciptaaan karya seni, maka
respon seseorang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Secara harfiah, anak ingin memvisualisasikan dirinya dalam konteks
tanggapan terhadap lingkungan atau obyek.
3. Seni membantu belajar bidang lain
Dalam mendidik dan membimbing seorang anak diperlukan
pengembangan kecerdasan yang berupa linguistik (bahasa), matematika,
visual (spasial), kinestetik (perasaan), musikal, interpersonal maupun
intuisi. Kecerdasan ini akan dimuculkan oleh setiap mata pelajaran, namun
demikian mempunyai karakteristik tugas misalnya linguistik
mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jiuka
seorang anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak
berkembang, maka kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni merupakan suatu proses proses penggambaran ekspresi diri
manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa
masing-masing individu memilih sendiri perarturan dan parameter yang
menuntun dalam mengekpresikan diri.
Seni mempunyai beberapa fungsi, antara lain fungsi individu dan
fungsi sosial. Dalam fungsi individu, seni berfungsi sebagai pemenuh
bebutuhan fisik dan kebutuhan emosional. Sedangkan dalam fungsi sosial
secara khusus seni berfungsi sebagai alat rekreasi, rohani, komunikasi,
pendidikan, artistik bagi seniman, fungsi kesehatan, dan fungsi kegunaan.
Dalam dunia pendidikan pun seni mempunyai peran yang sangat
penting. Dalam dunia ke SD an, seni berfungsi untuk memberikan fasilitas
yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya
(ekspresi bebas), melatih imajinasi anak, memberikan pengalaman estetik dan
mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu
karya seni sesuai dengan mediumnya. Selain itu dengan pembinaan
sensitivitas serta rasa pada anak usia SD, hasil yang diharapkan adalah
terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif serta mampu mengembangkan
kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan,
dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai
wilayah Nusantara dan mancanegara. Dan dengan mempelajari seni, seorang
anak dapat menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi,
dan kepemimpinan.
B. Saran
Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Untuk saat ini pembinaan seni dalam dunia pendidikan terutama ke
SD an masih kurang. Dimana dalam pembinaannya siswa masih kurang di
bebaskan untuk berekspresi sesuai jalan pikirannya sehingga jiwa emosional
seni siswa kurang berkembang. Seharusnya siswa di bebaskan untuk
berekspresi agar mereka mampu mengembangkan potensi intelektual,
imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan keterampilan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Joko dkk. (1991). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Soetomo, Greg. (2003). Krisis Seni Krisis Kesadaran. Yogyakarta : PENERBIT
KANISIUS
Sudarsono. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta : Balai pustaka
Hetty, Tumurang. (2006). Pembelajaran Kreativitas Seni Anak Sekolah dasar.
Jakarta : Depdiknas
Siti, Ida dan Iriaji. (1998/1999). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan