makalah sp blok 6
TRANSCRIPT
Sering Lupa Diakibatkan Oleh Gangguan pada Faktor dan
Mekanisme Penyimpanan Memori
Apriandy Pariury
102011299
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510
Pendahuluan
Otak merupakan organ penting yang ada pada tubuh. Semua kejadian ingatan terekam
dengan baik di otak. Sebenarnya bagaimana otak itu belajar dan bagaimana proses
penyimpanan memori pada otak. Serta apa saja yang mempengaruhi kerja otak. Hal ini
membawa kita kepenggunaan istilah anatomi fungsional yang berkaitan dengan fisiologi,
histologi, dan biokimia. Dalam gangguan fungsi otak, fisiologi akan membahas mekanisme
penyimpanan memori, jenis memori, dan faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan
biokimia akan menjelaskan tentang neurotransmitter. Histologi akan membahas bagian
mikroskopis otak.
Penurunan daya ingat, atau ‘lupa’ disebabkan oleh banyak faktor, antara lain adalah
adanya gangguan di otak, tekanan psikologis, gangguan oksigen dan beberapa gangguan yang
lain. Lupa’ juga memang karena faktor usia. Dimulai dengan lupa jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Tetapi kondisi tersebut juga disertai oleh gangguan berpikir
lainnya, misalnya kemampuan berbahasa, bertindak secara berencana atau pengenalan
benda. Kerja otak kita sangatlah berat, merupakan pusat susunan syaraf tubuh, semuanya
bermuara di otak. Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan
untuk mengetahui proses mengingat dan bagian-bagian otak yang digunakan untuk
menyimpan memori.
Skenario
Seorang laki-laki, umur 63 tahun, datang ke puskesmas diantar cucunya. Ia mengeluh
sering lupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan jantung dan paru-paru dalam keadaan baik.
1
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki berumur 63 tahun mengeluh sering lupa.
Analisis Masalah
GAMBARAN MIND MAPPING
Keterangan Mind Map :
Struktur Otak
Daerah otak yang berperan dalam memori (ingatan) adalah Lobus temporalis, korteks
prefrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebellum.1
1. Lobus Temporalis
Gambar 1. Struktur Makroskopik Otak
2
Laki-laki berumur 63 tahun mengeluh sering lupa
Memori Faktor yang mempengaruhi
Mekanisme pembentukan
memori
Usia
Lingkungan
Jenis memori
OtakNeurotransmitter Makroskopis
Mikroskopis
kelainan
Bagian lobus temporalis dari hemispherium cerebri terletak di bawah fissura
lateralis cerebri (sylvii) dan berjalan ke belakang sampai fissura parieto-occipitalis.
Sulcus temporalis superior berjalan sepanjang lobus temporalis sejajar dengan fissura
lateralis cerebri. Sulcus temporalis medialis terletak di bawah sejajar dengan sulcus
temporalis superior, sedikit di bawahnya. Gyrus temporalis medius terdapat diantara
sulcus temporalis superior dan medius.Gyrus temporalis inferior berada dibawah
sulcus temporalis medius dan berjalan menuju ke posterior untuk berhubungan
dengan gyrus occipitalis inferior. Gyrus temporalis tranversalis (gyrus Heschl)
menempati bagian posterior dari bagian temporalis superior (batas inferior fissura
lateralis cerebri). Sulcus temporalis inferior berjalan sepanjang permukaan inferior
lobus temporalis, dari polus temporalis di sebelah depan sampai pada polus occipital
di belakang. Gyrus fusiformis atau occipitotemporalis berada di sebelah medial dan
gyrus temporalis inferior disebelah lateral terhadap sulcus temporalis inferior. Fissura
hippocampalis berjalan di sepanjang permukaan inferomedial lobus temporalis, dari
daerah splenium corpus callosum sampai pada uncus. Gyrus parahippocampalis
terletak di antara fissura hippocampalis dan bagian anterior fissura collateralis. Bagian
anteriornya melengkung berbentuk kaitan dan dikenal sebagai uncus.2
2. Korteks Prefrontalis
Korteks prefrontal (PFC) adalah bagian anterior dari lobus frontalis dalam otak,
terletak di depan daerah motor dan premotor.2 Korteks prefrontal yang berperan utama
dalam memadukan kemampuan berfikir kompleks yang berkaitan dengan ingatan
sementara. Korteks prefrontal tidak saja berfungsi sebagai penyimpanan sementara untuk
menahan data-data relevan online tetapi juga berperan besar dalam apa yang disebut
sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi dan integrasi informasi untuk
perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan masalah dan pengorganisasian aktivitas.
Korteks prefrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini dengan bekerja
sama dengan semua regio sensoris otak, yang berhubungan dengan korteks prefrontal
melalui koneksi-koneksi saraf.3
Orbitofrontal cortex (OFC) :
3
Gambar 2. Orbitofrontal1
OFC termasuk bagian dari prefrontal cortex yang menerima proyeksi dari
magnocellular, nukleus medial (tengah – tengah) dari mediodorsal thalamus. OFC
merupakan bagian yang berperan pada proses kogntif decision-making dengan peran
alaminya sebagai pengekalkulasi ‘untung-rugi’ dari suatu tindakan berdasarkan
konstruk – konstruk dari reward dan punishment yang sudah dapat dipelajari.
Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) :
Gambar 3. DLPFC1
Korteks prefrontal dorsolateral penting untuk "kognitif" dan ‘fungsi eksekutif’
seperti working memory, pembentukan niat tindakan yang goal-directed,
penalaran abstrak, dan pengendalian attensi (perhatian). Selain itu, daerah ini otak
diyakini penting untuk pengaturan mempengaruhi negatif. Penting untuk penilaian
4
kembali dan penekanan dari pengaruh perasaan negatif. Perannya dalam
pengendalian bukan hanya pada perasaan negatif, melainkan hingga pada
pengendalian diri, dimana pada akhirnya berperan besar dalam proses
pengambilan keputusan.
Ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC)
Gambar 4. VLPFC1
Ventrolateral PFC (VLPFC) diduga terlibat dalam tugas-tugas yang relative
sederhana, seperti pemeliharaan informasi jangka pendek yang sementara tidak dapat
dilakukan dalam working memory (misalnya, mengingat nomor telepon yang baru
saja dikatakan sebelum diketik pada telepon).
3. Korteks Serebrum
Fungsi dari korteks serebrum :
Persepsi sensorik
Kontrol gerak volunter
Bahasa
Sifat pribadi
Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan,
kreativitas, dan kesadaran diri.
4. Sistem Limbik (Rhinencephalon)
5
Gambar 5. Sumber: http://blog.uad.ac.id/nuniklarasati/files/2011/12/anatomi_otak.jpg (11
desember 2012).
Sistem limbik adalah sistem yang hanya dimiliki oleh mamalia. Sistem ini mengatur perilaku
atau motivasi, kondisi emosi, serta pembentukan memori. Selain itu, sistem limbik juga
mengatur suhu tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, dan berbagai aktivitas pengaturan
perawatan tubuh kita. Berikut merupakan bagian-bagian penting dalam sistem limbik :4
Hipokampus adalah daerah penting yang mengatur pembentukan emosi, proses belajar,
dan pembentukan memori. Hipokampus adalah sumber kebahagiaan, kegembiraan, dan
semangat hidup.
Amigdala berperan penting dalam membentuk sikap agresif, respons
defensif/mempertahankan diri dan kepentingan, makan-minum, serta petilaku seksual.
Amigdala terkait erat dengan respons manusia terhadap ketakutan, kecemasan, dan rasa
ketidaknyamanan.
Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbik yang berperan dalam pengaturan
hormonal (endokrinologi), dikenal sebagai induk dari para kelenjar hormon. Tugasnya
antara lain adalah mengatur kadar gula darah, garam, tekanan darah, dan hormon
lainnya. Hipotalamus juga mengatur sistem saraf otonom yang mengendalikan proses-
proses faali tubuh seperti sirkulasi darah, sistem pencernaan, dan ekskresi. Hipotalamus
juga merupakan termostat tubuh yang mengatur suhu, kebutuhan cairan, dan rasa haus
5. Cerebellum
Permukaan: permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan alur, yang
memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas oleh beberapa fissura yang
dalam yang membagi cerebellum menjadi beberapa lobus. Sejumlah besar sulcus yang
6
lebih dangkal pada masing-masing lobus memisahkan setiap folia yang satu dengan yang
lain.
Gambar 6. Struktur Makroskopik Serebellum2
Lobus: cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak berpasangan yaitu
vermis; ada 2 massa lateral yang besar, yaitu hemispherium cerebelli.
Struktur interna: struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan cortex dan massa
interna substansia alba yang didalamnya terdapat sekelompok nucleus.2
Mikroskopik Struktur Otak
- Korteks cerebri
Cortex cerebri secara mudah dapat dianggap terdiri atas dua tipe: allocortex dan
isocortex. Allocortex ditemukan predominan pada rhinencephalon atau pada bagian-
bagian yang berhubungan dengan fungsi pembau. Isocortex (neocortex) merupakan tipe
yang lebih sering dijumpai pada sebagian besar hemispherium cerebri. Tipe ini tersusun
dari enam lapisan sel yang mempunyai asal embriologi sendiri-sendiri di dalam massa
substansia grisea yang mengelilingi ventriculus:3
7
Gambar 8. Korteks Cerebri3
1. Lamina molecularis
Lapisan terluar yang mengandung serabut-serabut yang datang dari dalam cortex.
2. Lamina granularis externa
Lapisan yang agak padat dan tersusun dari sel-sel kecil.
3. Lamina pyramidalis externa
Berisi sel-sel piramid yang kerapkali tersusun berbaris.
4. Lamina granularis interna
Biasanya merupakan lapisan tipis yang mempunyai sel-sel serupa dengan sel di dalam
lamina granularis externa (2).
5. Lamina ganglionaris
Pada sebagian besar daerah, mengandung sel-sel piramid yang lebih besar (meskipun
jumlahnya lebih sedikit) dari pada sel-sel piramid di dalam lamina pyramidalis
externa (3).
6. Lamina fusiformis
Tersusun dari sel-sel fusiformis yang tidak teratur dan axonnya memasuki substansia
alba didekatnya.
- Cerebellum
8
Gambar 9. Cerebellum4
Cortex cerebellum memiliki gambaran yang agak khas. Pemeriksaan mikroskopik
memperlihatkan suatu lapisan molecular yang paling luar dan lapisan granular yang paling
dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan melintang,
terlihat gambaran punctata yang halus. Sel-selnya kecil dan tersusun dalam bagian luar dan
bagian dalam. Sel-sel keranjang (basket cells) pada bagian dalam berjalan melewati lapisan
molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan mengeluarkan
banyak collateral dengan arborizasi di sekitar sel-sel purkinje. Sel-sel stellata serupa dengan
sel-sel keranjang, tetapi letaknya superficial. Sel-sel purkinje membentuk sehelai lapisan sel-
sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular. Serabut-serabut pemanjat
(climbing fibers) merupakan serabut saraf afferent dari nuclei olivarius inferior yang berakhir
pada lapisan molecular di dekat sel-sel purkinje. Lapisan granular mempunyai ciri khas
dengan banyaknya sel-sel granula yang kecil. Setiap sel granula mengirimkan sebuah akson
ke lapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk huruf T yang kedua lengannya
(serabut paralel) berjalan lurus serta memanjang, membuat hubungan sinaptik dengan pohon-
pohon dendrit sel purkinje.3,4
Neurotransmitter5
Neurotransmitter merupakan suatu zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari neuron satu ke neuron lainnya. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang
9
di kenal sebagai sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku
seseorang yang ada antara lain :
- Asetilkolin, terletak pada celah efektor motorik dan pada beberapa bagian otak.
Asetilkolin berfungsi eksitasi dan inhibisi serta yang berkaitan dengan memori.
- Dopamine: mendorong untuk melakukan pekerjaan dan motivasi, keinginan, kesenangan,
berkaitan dengan hubungan dan cinta.
- Serotonin, terletak pada sistem saraf pusat. Fungsi serotonin sebagian besar adalah
inhibisi, berkaitan erat dengan emosi, perasaaan dan tidur.
- Histamin, terletak diotak. Sebagain besar histamin berfungsi inhibisi, pengaturan suhu
tubuh dan mengatur keseimbangan tubuh.
- Endorfin, terletak pada beberapa daerah SSP, retina dan saluran pencernaan. Fungsi
endorfin adalah menghambat nyeri.
- Norepinefrin, terletak pada beberapa daerah SSP dan bagian susunan saraf simpatis.
Norapenefrin berfungsi untuk mengatur efektor simpatis, respon emosi.
Mekanisme Kerja Neurotransmitter
Bagian yang menghubungkan satu neuron (sel saraf) dengan neuron yang lain disebut
sinapsis. Pada tiap neuron terdapat badan sel, akson dan dendrit. Untuk menghubungkan
tiap-tiap neuron dibutuhkan sinaps, dimana ada dua macam sinaps yakni sinaps kimia untuk
mensekresikan neurotransmintter dan sinaps listrik. Ujung-ujung sinaps ini terdapat di dendrit
(90%) dan badan sel (10%).5 Mekanisme sinaps kimia sendiri terjadi di ujung neuron
(presinaps) kemudian terjadi sekresi neurotransmitter, dan selanjutnya celah sinaps bekerja
pada postsinaps di neuron berikutnya sehingga terjadi eksitasi atau inhibisi. Lain lagi dengan
mekanisme sinaps listrik, pada mekanisme sinaps listrik ujung neuron akan menimbulkan
aliran listrik selanjutnya ke gap junction dan ke neuron berikutnya. Perbedaan mendasar dari
kedua macam sinaps tersebut adalah sinaps kimia hanya bekerja satu arah, sedangkan sinaps
listrik dapat bekerja dalam dua arah. Salah satu bagian yang sangat penting sinaps mampu
membentuk jejak memori melalui kegiatan jangka panjang bergantung pada perubahan dalam
kekuatan sinapsis. Yang paling terkenal saraf bentuk memori adalah sebuah proses yang
disebut jangka panjang potentiation (disingkat LTP), yang beroperasi pada sinaps yang
menggunakan neurotransmitter glutamat yang bekerja pada reseptor tipe khusus yang dikenal
sebagai reseptor NMDA. Reseptor NMDA memiliki “asosiatif” properti: jika kedua sel yang
10
terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada kira-kira sama waktu, membuka saluran yang
memungkinkan kalsium mengalir ke sel target. Kalsium masuk memulai kaskade utusan
kedua yang akhirnya mengarah pada peningkatan jumlah reseptor glutamat dalam sel target,
sehingga dapat meningkatkan kekuatan efektif sinaps. Perubahan dalam kekuatan dapat
berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama. Sejak penemuan LTP pada tahun
1973, banyak jenis lain jejak memori sinaptik telah ditemukan, melibatkan peningkatan atau
penurunan kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai kondisi, dan terakhir untuk
variabel waktu yang lama. Hadiah pembelajaran, misalnya, tergantung pada bentuk varian
dari LTP yang disyaratkan atas masukan tambahan yang berasal dari hadiah-sinyal jalur yang
menggunakan dopamin sebagai neurotransmitter.6
Neurotransmiter sendiri adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di
antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan
bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:5
Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisin
Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin
Bentuk lain: asetilkolin, adenosin, anandamida, dll.
Memori
1. Cara Terjadinya Memori
Cara terjadinya memori dibedakan menjadi 2 yaitu:7
Memori deklaratif/kognitif/Eksplisit
Memori deklaratif disebut juga sebagai memori eksplisit (pengenalan), berkaitan
dengan kesadaran atau paling tidak awareness dan retensinya bergantung pada
hipokampus dan bagian lain dari lobus temporalis medial otak. Memori ini dibagi
menjadi ingatan/memori untuk kejadian (ingatan episodik) dan ingatan untuk kata-
kata, hokum, bahasa, dan sebagainya (ingatan semantik).
Memori refleksi (muscle memory)/Implisit
Memori implisit tidak melibatkan kesadaran dan juga disebut memori nondeklaratif
atau refleksif. Retensinya tidak melibatkan pengolahan di hipokampus, paling tidak
11
pada sebagian besar kasus, dan meliputi antara lain keterampilan, kebiasaan, dan
refleks-refleks terkondisi. Memori implisit meliputi keterampilan (skills) dan
kebiasaan (habit) yang setekah didapat, menjadi di bawah sadar dan berlangsung
otomatis. Memori ini juga meliputi priming, yaitu fasilitas pengenalan kata atau benda
yang pernah dilihat/dijumpai. Salah satu contoh adalah mengingat sebuah kata setelah
melihat beberapa huruf pertama kata tersebut.
Bentuk-bentuk lain memori implicit dapat dibagi menjadi bentuk nonasosiatif dan
asosiatif. Pada pembelajaran nonasiosiatif, individu belajar mengenai stimulus
tunggal. Pada pembelajaran asosiatif, individu belajar mengenai hubungan satu
stimulus dengan stimulus lain.
2. Proses Penyimpanan
a. Memori Jangka Panjang ( Long Term Memory )
Penyimpanan dalam memori jangka pendek umumnya mempunyai kapasitas
dan durasi yang ketat dan terbatas, yang berarti informasi itu disimpan tanpa jangka
waktu. Sebaliknya memori jangka panjang dapat menyimpan lebih banyak kuantitas
dari informasi untuk jangka waktu potensial yang tak terbatas (kadang-kadang seumur
hidup). Kapasitasnya tak terhingga. Contohnya, diberikan 7 nomor secara acak, kita
akan mengingatnya hanya sebentar sebelum dilupakan, jadi itu disimpan dalam
memori jangka pendek. Di lain pihak, kita dapat mengingat nomor yang dalam jangka
waktu bertahun-tahun melalui latihan atau pengulangan, ini yang disimpan didalam
memori jangka panjang.
Bagian lain dari memori jangka panjang adalah episodic memory, diama
mengizinkan untuk mengingat informasi seperti apa, kapan dan dimana.8 Memori
jangka pendek didukung oleh transient patterns dari neuronal komunikasi, bergantung
dari area di lobus frontal (khususnya dorsolateral prefrontal cortex) dan lobus parietal.
Memori jangka panjang, dilain sisi dirancang lebih stabil dan permanen dan tersebar
di seluruh jaringan saraf di otak. Hipokampus adalah area yang esensial (untuk
mempelajari informasi yang baru) untuk mengkonsolidasi informasi dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang, meskipun tidak dengan menyimpan
informasi tersebut. Tanpa hipokampus, memori yang baru tidak bisa di simpan
kedalam memori jangka panjang, dan akan ada rentang perhatian yang lebih singkat.
12
Selain itu, ini juga akan meliputi dalam penggantian koneksi neural dari satu periode
dari 3 bulan atau lebih setelah pembelajaran awal.
b. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)
Memori jangka pendek memungkinkan untuk mengingat dalam jangka waktu
beberapa detik sampai satu menit tanpa latihan. Tetapi kapasitasnya juga sangat
terbatas. Perkiraan modern dari kapasitas memori jangka pendek lebih rendah,
biasanya sekitar 4-5 item, meski begitu, kapasitas memorinya masih bisa ditingkatkan
melalui proses yang disebut chunking. Contohnya dalam mengingat nomor telepon,
sesorang dapat membagi digit-digitnya dalam 3 group berbeda: pertama kore area
(contohnya 123), kemudian 3 digit yang dibagi (456) dan yang terakhir empat digit
yang dibagi (7890). Metode seperti ini lebih efektif daripada langsung mengingat ke
10 digit nomor secara langsung. Ini dikarenakan kita dapat membagi informasi
kedalam beberapa grup yang berarti.9
Mekanisme Penyimpanan Memori Jangka Pendek9,10
Penyimpanan memori jangka pendek berkaitan dengan habituasi dan sensitisasi.
Habituasi merupakan pengurangan respon terhadap adanya stimulus yang sama secara
berulang, terutama jika tidak ada pengaruh seperti hukuman atau hadiah. Sedangkan
sensitisasi merupakan peningkatan respon terhadap stimulus yang ringan menyertai stimulus
yang kuat atau berbahaya. Kedua bentuk pembelajaran ini mempengaruhi tempat yang sama
dengan cara yang berbeda. Habituasi menekan aktivitas sinaps pada bagian aferen dan eferen
sedangkan sensitisasi meningkatnya.
Habituasi. Saat sebuah potensial aksi tiba pada terminal akson presinaps, kanal Ca2+ terbuka
sehingga Ca masuk ke dalam sel untuk memicu eksositosis neurotransmitter. Pada habituasi,
pembukaan kanal Ca ini tidak terjadi atau berkurang. Habituasi merupakan bentuk proses
belajar yang paling umum dan merupakan proses belajar pertama pada bayi. Dengan belajar
untuk tidak mengindahkan stimulus tertentu, stimulus-stimulus lain yang lebih penting akan
lebih diperhatikan.
13
Sensitisasi. Berkebalikan dengan habituasi, pada sensitisasi pembukaan kanal kalsium justru
meningkat. Oleh karena itu, terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter sehingga
potensial postsinaps juga menjadi lebih besar.
Neurotrasmiter serotonin dilepaskan dari interneuron yang bersinaps pada terminal
presinaps sehingga terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter presinaps sebagai respon
atas potensial aksi. cAMP di dalam terminal presinaps yang akan menybabkan pengeblokan
kanal K+. Hal tersebut akan memperpanjang potensial aksi pada terminal presinaps
mengingat fungsi kanal K+ pada repolarisasi terhambat.
Mekanisme Memori Jangka Panjang9,10
Jika pada memori jangka pendek terjadi perubahan sementara berupa penguatan
sinaps, pada memori jangka panjang terjadi aktivasi gen spesifik yang mengontrol sintesis
protein yang dibutuhkan untuk oerubahan structural dan fungsional jangka panjang.
cAMP akan menginisiasi jalur intraseluler yang akan mengubah gen yang akan
menghasilkan asam amino baru. Immediate early genes (IEGs) yang juga berperan pada
konsolidasi memori. Gen tersebut akan memicu sintesis protein yang mengkode memori
jangka panjang. Selain itu, terdapat juga modifikasi jangka panjang pada pelepasan
neurotransmitter oleh kejadian biokimia yang tetap dipertahankan yang awalnya diinisiasi
oleh proses memori jangka pendek.
Bagian otak yang mengalami perubahan pada proses belajar dan pembentukan
memori tidak hanya substansia abu-abu saja melainkan juga substansi putih otak seperti
semakin banyaknya myelin pada sekeliling akson khususnya pada orang dewasa. Neuron
menghasilkan neurugulin yang mngatur hal tersebut. Semakin banyak myelin, kecepatan
konduksi sinyal semakin cepat. Selain itu, beberapa hormone dan neuropeptida juga dapat
mempengaruhi proses belajar dan memori.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Memori
1) Kelainan11
14
- Mengalami depresi
Penderita depresi berat juga mengalami gangguan pada sel-sel otak. Bahkan,
ketika depresi berlangsung, ada kemungkinan kondisi ini bisa membunuh sel-sel
otak, sehingga menyebabkan daya ingat ‘merosot’.
- Mengonsumsi obat alergi atau pil tidur
Obat-obatan untuk mengatasi masalah seperti insomnia, alergi, dan gangguan
perencanaan, ternyata juga juga bisa menyebabkan fungsi otak terganggu
- Kurang Istirahat
Otak mengandalkan aktivitas tidur untuk menyimpan memori baru. Dalam sebuah
penelitian, responden yang tidur enam jam setiap malam selama dua minggu
mungkin tidak merasa kurang tidur. Namun, setelah dilakukan tes memori secara
substansial, hasilnya mereka sulit mengingat memori jangka pendek.
- Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat
mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.
2) Usia12
• Bayi: memori deklaratif belum terbentuk.
• Anak sampai usia 2 tahun: memori deklaratf belum berkembang, proses
memori: masih refleksif, setelah dewasa: hampir tidak ingat peristiwa masa
tersebut.
• Usia lanjut: mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisiensi gangguan
pemanggilan memori kata, hipokampus: rentan terhadap proses penuaan.
• Usia 62-100 tahun: gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang.
3) Lingkungan12
Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk:
Lapisan kortikal otak >tebal
Struktur neuronal > rumit
Situasi lingkungan: distraksi menggangu memori jangka pendek.
4) Trauma12
Geger otak, stroke→amnesia retrograd.
Kehilangan kesadaran setelah terpukul→isi memori jangka pendek terhapus→hilang
memori peristiwa yang terjadi ± ½ jam sebelumnya.
15
Trauma hebat: mengganggu akses ke memori jangka panjang.
Terapi kejutan listrik→kehilangan memori jangka pendek (amnesia) namun tidak
mengganggu memori jangka panjang.
5) Lesi dalam struktur otak12
Lesi bagian medial lobus temporalis: regio kritis untuk konsolidasi memori→amnesia
anterograd=tidak dapat membentuk memori jangka panang baru. Memori sebelum
onset penyakit: tidak terganggu.
Pada manusia: kerusakan hipokampus→amnesia global. Degenerasi bagian medial
dekat garis tengah otak→sindroma korsakof. Ditandai: amnesia global (akoholisme
kronik).
Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor) amnesia. Pola gangguan memori
= pada pengangkatan hipokampus dan amgidala.
Jika ditinjau dari skenario yang diterima, bahwa pria ini sudah berusia lanjut 63 tahun,
dan tidak memiliki kelainan pada jantung atau parunya, maka penulis berasumsi bahwa faktor
yang pertama, faktor usia dan lesi dalam struktur otaklah yang mempengaruhi memori
tersebut. Menurut penelitian Thomas G. Aigner, senyawa seperti skopolamin (levo-duboisine
dan hyoscine) menghambat kerja neurotransmiter utama seperti Ach karena dia mengganggu
memori. Kalau dilihat dari segi usia, yang memang sudah lanjut mungkin fungsi lobus
frontalis yang tidak lagi efisien, semisal adanya gangguan dalam pemanggilan memori kata,
dan juga bagian hipokampus juga rentan terhadap proses penuaan. Ini ditunjang oleh
penelitian dari Petersen, dkk yang mengatakan bahwa pada usia 62-100 tahun ditemukan
adanya gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang. Lain lagi kalau terjadi lesi dalam
struktur otak pada manusia maka akan mengakibatkan kerusakan hipokampus yang bisa
tmengakibatkan amnesia global. Degenerasi pada bagian medial dekat garis tengah otak juga
dapat menimbulkan sindroma Korsakof yang juga ditandai dengan amnesia global
(akoholisme kronik).
Kesimpulan
Otak dengan fungsinya yang kompleks harus tetap dijaga dan diproteksi lebih, ada
baiknya otak tetap diasah terus menerus agar memori yang ada didalamnya tetap terjaga
dengan baik mengingat salah satu fungsinya yaitu sebagai pusat memori juga. Dengan
pengulangan tiap saat diharapkan akan mengakibatkan timbulnya memori jangka panjang.
Berkaitan dengan skenario ini, maka dapat disimpulkan bahwa memang benar sering lupa
16
dipengaruhi oleh gangguan pada mekanisme penyimpanan memori, faktor-faktor yang
mempengaruhi seperti kelainan, usia dan lingkungan.
Daftar Pustaka
1. Chiras DD. Human biology. 5th ed. New York: Jones & Barlett Publishers; 2005.p.183-7.
2. Chusud JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional.Yogyakarta; 2006.h. 3-149.
3. Geneser F. Atlas berwarna histologi.Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.h.55-65.
4. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis topik neurologis DUUS. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010.h.2-13,276-87.
5. Marks DB, Pendit BU, Suyono J, editor. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan
klinis. Jakarta: EGC; 2000.h.72-8.
6. Koolman J, Rohm KH. Atlas berwarna dan teks biokimia. Jakarta: Hipokrates;
2001.h.301-7.
7. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga;
2001.h.310-7.
8. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA Davis
Company; 2007.p.104-34.
9. Fitantra JB. Memori. 24 Desember 2011. Diunduh dari
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/neurosainskedokteranklinis/memori, 12
Februari 2012.
10. Gay WR, Rothenburger A. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Jakarta: Hipokrates;
2000.h.209-1,294-5.
11. Rubinstein L. Energy Metabolism In Encyclopedia of Food Sciences & Nutrition. 2nd
ed. New York: Academic Press; 2003.p.56-8.
12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.h.280-9.
17