makalah sprayer
DESCRIPTION
habsdiunicwuncewTRANSCRIPT
MAKALAH SATUAN PROSES 1
“PERANAN PROSES SPRAY-UP DALAM PEMBUATAN KOMPOSIT”
Insan Faroka (1514005)
JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun makalah Satuan
Proses 1 ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai dengan baik. Makalah
ini disusun untuk memenenuhi tugas perkuliahan Satuan Proses 1 dan menjelaskan
tentang peranan proses spray-up dalam pembuatan komposit.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kesalahan yang dilakukan oleh penulis dan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat
dengan sempurna terkoreksi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan juga masyarakat luas.
Jakarta, 24 Januari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemajuan teknologi belakangan ini sangat begitu pesat, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang. Dalam industri sekarang telah diproduksi bahan-bahan konstruksi dari material komposit. Perkembangan material komposit sebagai pengganti logam cukup diminati, hal ini karena komposit memiliki sifat mekanik yang baik, tahan korosi, dan juga ramah lingkungan. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing - masing material pembentuknya berbeda.
Kelebihan daripada material ini jika dibandingkan dengan logam adalah perbandingan kekuatan tehadap berat densitas yang lebih baik serta sifat ketahanan korosinya. Sehingga banyak dikembangkan material alternatif sebagai pengganti logam dikarenakan keterbatasan jumlah yang ada di alam.
Komposit dengan matrik polimer di dunia semakin pesat perkembanganya, salah satu alternatif terbaru yang mulai dilakukan adalah memanfaatkan serat alam sebagai pengganti serat sintetis yang telah banyak digunakan sebelumnya. Komposit polimer yang diisi dengan filler banyak dikembangkan karena aplikasinya yang luas dan harga yang relatif murah. Penggunaan filler merupakan metode yang cepat dan murah untuk memodifikasi sifat mekanik. Karena Negara Indonesia memiliki potensi serat alam yang sangat banyak dan bervariasi, sehingga berpeluang mengembangkan polimer komposit dengan menggunakan serat alam terbaru. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan produksi komposit matrik polimer sebagai alternatif terbaru dalam pengganti logam.
Metoda Pembuatan KompositSecara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua
cara,yaitu :
1. Proses Cetakan Tertutup (Closed Mold Process)2. Proses Cetakan Terbuka (Open Mold Process)
1. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)a. Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah
dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan
penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses
cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
b. Injection MoldingMetoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau
pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin
cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh
mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
c. Continuous PultrusionFiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu
dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan
pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai
penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan
pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol
kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi
bentuk akhir setelah melewati cetakan.
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan pada struktur atap, jembatan. Adapun contohnya adalah Round Rods, Rectangles, Squares, ‘I’ sections, ‘T’ sections, Angles, Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail Sticks and Spacers, Corner Profiles, Hallow Sections
2. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)a. Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan
metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan
dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam
serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus
meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-
ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung
berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada
temperatur kamar.
Kelebihan penggunaan metoda ini:
o Mudah dilakukan
o Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
o Volumenya rendah
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini biasanya di gunakan pada material atau komponen yang sangat besar, seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi,perahu.
b. Vacuum BagProses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari
proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan
resin..
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam
wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan.
Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup
plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang
terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan
konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang
lebih resin / rasio kaca.
c. Pressure BagPressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak
memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang
dimasukkan malalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan berkontak
pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar tekanan yang
di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
d. Filament WindingFiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin,
kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua
arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara
ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin
termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester,
epoxies, dan fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke Mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.
e. Spray-UpSpray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan bagian-
bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah
melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur
dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan
spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan
embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
Proses spray-up ini lah yang akan penulis bahas pada kesempatan kali ini.
1.2Tujuan Untuk mengetahui apa itu komposit
Untuk mengetahui peranan proses sray-up dalam pembuatan komposit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komposit
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri
dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu
sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam
hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit). Komposit memiliki sifat mekanik
yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis (modulus Young/density) dan
kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina komposit dapat
ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini
disebut sebagai laminat. Bahan komposit merupakan bahan gabungan
secara makro yang didefinisikan sebagai suatu sistem material yang
tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama
yang secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang
tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984).
Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :
• Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu
• Mempermudah design yang sulit pada manufaktur
• Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya
• Menjadikan bahan lebih ringan
Material komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya (Schwartz,
1997) :
1. Bobotnya ringan
2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3. Biaya produksi murah
4. Tahan korosi
Sifat maupun Karakteristik dari komposit ditentukan oleh:
• Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material
penyusun menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara
proporsional.
• Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik
komposit.
• Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
Material komposit terdiri dari dua buah penyusun yaitu filler (bahan
pengisi) dan matriks. Adapun definisi dari keduanya adalah sebagai berikut :
1. Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan
komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. Serat yang sering
digunakan dalam pembuatan komposit antara lain serat E-Glass,
Boron, Carbon dan lain sebagainya. Bisa juga dari serat alam antara
lain serat kenaf, jute, rami, cantula dan lain sebagainya.
2. Matriks. Gibson R.F. (1994) mengatakan bahwa matriks dalam struktur
komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik.
Matriks secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu
struktur komposit. Matriks memiliki fungsi:
1. Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
2. Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
3. Mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat
4. Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan
dan tahanan listrik.
Berdasarkan matriks yang digunakan komposit dapat dikelompokkan atas :
1. Komposit Matriks Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC).
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer
Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics).Bahan ini
menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu
jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
2. Komposit Matriks Logam (Metal Matrix Composites – MMC), ditemukan
berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam
seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon
karbida.
3. Komposit Matriks Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC), digunakan
pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan
keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-
serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida.
2.2. Spray-up/Penyemprotan
Proses spray-up atau yang lebih sering didengar oleh masyarakat Indonesia
sebagai proses penyemprotan adalah suatu proses yang dilakukan dengan
menyemprotkan sesuatu pada media yang diinginkan. Pada umumnya proses
penyemprotan digunakan untuk menjangkau bagian yang susah terjangkau oleh
proses lain, karena partikel kecil yang dikeluarkan oleh alat penyemprot sangat
mudah untuk dikendalikan. Dalam proses penyemprotan, peran Nozzle atau yang
bisa juga disebut sebagai alat pemecah cairan dari alat penyemprot, Nozzle memiliki
banyak bentuk, namun jangan sampai salah memilih Nozzle dalam sebuah proses,
harus sesuai dengan dosis dan konsentrasi bahan yang akan dipakai.
Berikut adalah jenis-jenis Nozzle:
a. Deflector
b. Cone
Maksud cone disini adalah saat cairan disemprotkan akan membentuk
seperti kerucut
c. Flat Fan
Jenis Nozzle ini berbentuk seperti kipas saat disemprotkan dan lebih
merata jangkauan penyemprotannya
Selain itu dalam pemilihan Nozzle juga harus diperhatikan penggunaannya
untuk keperluan apa, berikut adalah tabel type Nozzle untuk berbagai keperluan
BAB III
PEMBAHASAN
Spray-up atau semprotan/semburan dilakukan secara serentak dengan
campuran serat yang tak beraturan, biasanya serat kaca dan resin keatas
permukaan mal menggunakan alat penyemprot (spray gun) dengan tekanan
yang sesuai. Roller juga dipergunakan untuk meratakan dan mengeluarkan
udara yang Terperangkap. Proses spray-up dilakukan dengan cara
penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat pemotongan
(chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah
disiapkan sebelumnya.Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan
membiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.Spray-up telah
sangat sedikit aplikasi di ruang angkasa. Teknologi ini menghasilkan struktur
kekuatan yang rendah yang biasanya tidak termasuk pada produk akhir.
Spray-up sedang digunakan untuk bergabung dengan struktur back-up untuk
lembaran wajah komposit pada alat komposit. Spray-up ini juga digunakan
terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari alat transfer. Aplikasi
penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi karavan,bak mandi,
sampan,sampan.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Spray-up adalah salah satu proses dalam pembuatan komposit
2. Spray-up termasuk dalam proses cetakan terbuka
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ronald F. 1994. Principle Of Composite Material Mechanics. New York
Mel. M. Schwartz, Composite Material Processing, Fabrication and Applications.Vol II, Prencitice-Hall, Inc. New Jersey (1997) 143-201
Schwartz, M.M. (1984). Composite Materials Handbook. New York: McGrawHill Inc.
Pramono, Agus. Komposit Sebagai Trend Teknologi Masa Depan. FakultasTeknik Metalurgi & Material Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Anonim. 2011. Komposit. http://faisalpupa.blogspot.co.id/2011/09/metoda-
pembuatan-komposit.html diakses pada 24 Januari 2016. 14:30