makalah teori belajar kecerdasan berganda

16
TEORI BELAJAR KECERDASAN BERGANDA ( MULTIPLE INTELLINGENCES ) Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Andhika Ayu W. M.Pd Oleh: 1. Diyah Sri Hariyanti (1051500083) 2. Yenti Sri Astuti (1051500082) 3. Muslikhah R.M. (1051500088) 4. Sidiq Widodo (1051500096) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2011

Upload: missdiihyun

Post on 28-May-2015

4.204 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

TEORI BELAJAR KECERDASAN BERGANDA

( MULTIPLE INTELLINGENCES )

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Andhika Ayu W. M.Pd

Oleh:

1. Diyah Sri Hariyanti (1051500083)

2. Yenti Sri Astuti (1051500082)

3. Muslikhah R.M. (1051500088)

4. Sidiq Widodo (1051500096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2011

Page 2: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas karunia-Nya

makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.

Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai

pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak

didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu

menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu

memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan

secara optimal potensi yang ada pada dirinya.Oleh karena itu pembelajaran ini di harapkan

dapat meningkatkan bakat dan kecerdasaan terutama di kalangan mutu pendidikan nasional

saat ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini,serta saran dan kritik dari pembaca, penulis

harapkan demi kesempuraan makalah ini

Akhirnya,kami berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh civitas

akademika,khususnya bagi para mahasiswa agar dapat mengikuti proses belajar mengajar di

universitas secara efektif.

Sukoharjo,7 desember 2011

penulis

Page 3: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................

C. Tujuan............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian IQ, EQ dan SQ...........................................

Page 4: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu pengertian kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah konsep

kecerdasan yang dipaparkan oleh Wechsler. Kecerdasan menurut Wechsler didefenisikan

sebagai konsep generik yang melibatkan kemampuan individual untuk berbuat dengan tujuan

tertentu. Sedangkan menurut Chaplin (1975) kecerdasan merupakan kemampuan

menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, dikenal ada 3 jenis kecerdasan, yaitu:

kecerdasan intelektual(IQ), kecerdasan emosional(EQ), kecerdasan spiritual (SQ).

Kecerdasan intelektual diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi Prancis abad

ke-20. Dalam kecerdasan ini, kajiannya hanya sebatas kemampuan individu yang bertautan

dengan aspek kognitif saja. Kemudian timbul kajian Emosional Quotient(EQ) oleh pakar

psikologi, Daniel Goleman(1997). Emosional Quotient(EQ) dianggap sebagai faktor penting

yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Goelman mengemukakan bahwa kecerdasan

emosi merujuk pada kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain.

Pada dasarnya kecerdasan intelektual(IQ) dan kecerdasan emosional(EQ) berpangkal pada

kecerdasan spiritual(SQ) yang dapat membuat seseorang tidak hanya mengejar kesuksesan

dunia dengan IQ dan EQ yang ia miliki untuk dirinya sendiri dengan menghalalkan segala

cara. Karena itu, Spiritual Quotient(SQ) merupakan pengendali terhadap segala sesuatu yang

dikerjakan oleh manusia.

Kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih

kesuksesan sesuai yang dia inginkan. Karena seseorang yang mempunyai tingkat

intelektualitas yang tinggi namun memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang rendah maka sering

kali ia gagal karena tidak bisa mengendalikan emosi, berempati dan bertindak sesuai dengan

situasi yang dihadapi. Namun, kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) harus

dilandasi dengan kecerdasan spiritual (SQ) yang mengontrol segala perilaku manusia baik

sebagai makhluk individu maupun sosial. Oleh karena itu, sekolah maupun perkuliahan

sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan memasok kebutuhan sumber daya manusia

pada masyarakat, berusaha menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul di bidangnya tapi

Page 5: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

juga memiliki sikap dan perilaku yang beretika. Karena itu dalam sekolah dan perkuliahan

juga diberikan mata pelajaran yang menunjang terbentuknya karakter peserta didik seperti;

agama, kewarganegaraan, dan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah atau di kampus.

Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai

pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak

didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu

menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu

memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan

secara optimal potensi yang ada pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang

dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang.

Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara

optimal.

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard

Gardner seorang professor psikologi dari Harvard University akan dijadikan acuan untuk

lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan

lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam

membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.

Page 6: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IQ, EQ dan SQ

1. IQ (Intellegence Questiont)

Kecerdasan Intelektual/Intelligence Questient (IQ) merupakan kecerdasan

dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan

intelektual) kecenderungan menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa,

pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca,

menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini sering kita kenal dengan

kecerdasan rasional, karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah.

Tingkat kecerdasan intelektual seseorang dapat di uji melalui tes, yakni dengan ujian

daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung, dan

menganalisis data.

Kecerdasan Intelektual muncul sejak dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat, sejak sejak anak berada di dalam kandungan(masa pranata) sampai

tumbuh menjadi dewasa. Kecerdasan rasional ini merupakan aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang dalam perolehan pembelajaran.

Proses kerja Intelligence Questient(IQ) terkenal dengan linier. Pertanyaan

menimbulkan jawaban dalam hal yang begitu mirip dengan cara neuron (sel saraf

mencari) neuron lain.(Covey, Steven, 2004).

Intelegensi adalah suatu konsep yang dioperasionalisasikan dengan suatu alat

ukur, dan keluaran dari alat ukur inilah yang berupa IQ. Angka yang keluar adalah

angka berdasarkan satuan tertentu. Semacam ‟gram‟ untuk berat dan ‟meter‟ untuk

jarak. Konsep inilah yang harus diluruskan agar tidak menimbulkan beragam

penafsiran, IQ adalah satuan ukur.

Ketika disadari seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa

faktor emosi tidak kalah pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan

dipandang lebih penting dari pada kecerdasan intelegensi. Daniel Goleman, walaupun

Page 7: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

bukan pencetus pertama, telah mempopulerkan pada pertengahan 1990-an. Konsep

kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi alat ukur dan keluarannya disebut

EQ.

2. EQ (Emotional Quotient )

Kecerdasan emosi atau dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ)

adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Termasuk di dalamnya

kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain di sekitarnya. EQ ini tidak

saling bertabrakan dengan IQ karena memang punya wilayah „kekuasaan‟ yang

berbeda. IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis,

dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EQ lebih banyak berhubungan dengan

perasaan dan emosi (otak kanan). Kalau ingin mendapatkan tingkah laku yang cerdas

maka kemampuan emosi juga harus diasah. Untuk dapat berhubungan dengan orang

lain secara baik kita memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan

emosi diri dan orang lain secara baik. Di sinilah fungsi dari kecerdasan emosi.

Melalui kecerdasan emosi diharapkan semua unsur yang terlibat dalam

pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan lingkungannyasecara tepat,

memiliki rasa percaya diri (PD) , tidak iri hati, dengki, cemas, takut, murung, tidak

mudah putus asa, dan tidak mudah marah.

3. SQ (Spiritual Quotient)

Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan kemampuan individu terhadap

mengelola nilai-nilai, norma-norma dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan

kekuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan suara hati (God

Spot).

Kecerdasan Spiritual (SQ) yang memadukan antara kecerdasan intelektual dan

emosional menjadi syarat penting agar manusia lebih memaknai hidup dan menjalani

hidup penuh berkah. Terutama pada masa sekarang, dimana manusia modern

terkadang melupakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.

Manusia modern adalah manusia yang mempunyai kualitas intelektual yang

memadai, karena telah menempuh pendidikan yang memadai pula. Salah satu ciri

Page 8: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

yang kental dalam diri manusia modern adalah suka membaca. Namun, terkadang

kualitas intelektual tersebut tidak dibarengi dengan kualitas iman atau emosional

yang baik, sehingga berkah yang diharapkan setiap manusia dalam hidupnya tidak

dapat diperoleh.

B. Teori kecerdasan menurut Howard Gadner

Pada tahun 1983, seorang ahli psikologi bernama Howard Gardner dari

Manchester Instituit of Technology (MIT) dalam bukunya Frames of Mind,

mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan

menjelajahi berbagai disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat

dan sejarah. Ia menemukan bahwa dalam diri manusia terdapat berbagai potensi

kecerdasan. Tipe kecerdasan yang dikembangkannya adalah kecerdasan majemuk

(Multiple Intellegences). Kecerdasan majemuk ini dikembangkannya berdasarkan hasil

penelitian para pakar lainnya, yaitu Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu

kesimpulan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit

kepemilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan keterampilan

yang dapat dikembangkan.

Kecerdasan ada pada setiap manusia tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.

Titik tekan dari teori kecerdasan majemuk Gadner terletak pada kemampuan untuk

menyelesaikan masalah dan untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara lebih

terperinci dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan

pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.

b. Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam

memecahkan permasalahan dalam hidupnya.

c. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan

penggunaan pemahaman baru.

Berdasarkan kesimpulan itu, Gardner memperkenalkan kecerdasan majemuk

(Multiple Intellegences) yang terbagi menjadi 8 kecerdasan yaitu:

Page 9: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic intelligence)

Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan penguasaan kosa kata atau bahasa

lisan maupun tulis, dan secara luas, komunikasi. Contoh orang yang memiliki

kecerdasan bahasa yaitu pengarang, penyair, wartawan, pembicara, pembaca berita.

William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail,

Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan

kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,

sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.

2. Kecerdasan Matematis/Logis (logical/mathematical intelligence)

Yaitu kecerdasan yang berkaitan erat dengan berpikir deduktif-

induktif/beralasan, numerasi, dan pola-pola berpikir abstrak. Ciri ragam kecerdasan

ini adalah pada kemampuan memecahkan berbagai masalah abstrak dan memahami

hubungan sebab akibat. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah

distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik

dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan

tentu saja ahli matematika. Tokoh-tojoh yang terkenal antara lain Madame Currie,

Blaise Pascal, B.J. Habibie.

3. Kecerdasan Spasial (visual/spatial intelligence)

Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki

kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki

kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan

spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal

maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.

4. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic intelligence)

Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan gerak fisik (gerak tubuh dan anggota

tubuh), termasuk syaraf otak motorik yang mengontrol gerak tubuh dan anggota

tubuh. Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan

Page 10: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari,

melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.Sebut saja

Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), dan Susi Susanti adalah mereka yang

unggul dengan kecerdasan kinestetiknya.

5. Kecerdasan Musikal (Musical/rhythmic intelligence)

Yaitu kecerdasan yang yang berkaitan dengan nada, irama, pola titi nada, dan

warna nada. Kecerdasan ini berupa tingkatan sensitivitas pada pola-pola suara dan

kemampuan untuk merespon musik secara emosional.Bentuk kecerdasan ini sangat

menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita,

menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.Tokoh-tokoh yang sudah

mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, dan Titik

Puspa.

6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal intelligence)

Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk

dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain.

Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti guru yang

sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa

kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan

seseorang.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal intelligence)

Adalah kecerdasan yang berkenaan dengan pengetahuan diri. Ciri kecerdasan

ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan untuk

bertanggung jawab atas konsep-diri, sikap perilaku, perasaan, dan tindakan yang

dilakukan. Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan

mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kecerdasan ini

sering dinamakan dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan psikologi atau

filsafat. Tokoh-tojoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini

adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.

Page 11: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Adalah kecerdasan yang terkait dengan kemahiran dalam mengenali dan

mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungan seseorang.

Kecerdasan ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan

alam dan fenomenanya. Contohnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang

tinggal di daerah perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil,

rumah, dan sampul kaset (CD).

C. Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan ganda

Sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan-

kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan

yang spesifik yaitu:

1. Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan

permainan merangkai kata, membuat buku harian atau menulis tentang apa saja yang

ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk

bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.

2. Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan

gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang

interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan

tiga dimensi lainnya.

3. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih

menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5

detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki

silang/asah otak lainnya.

4. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan

musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk

bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan

gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).

5. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan

berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,

Page 12: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya

khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.

6. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal

yaitu belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan,

kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan

waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif

dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau

lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca,

pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).

7. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara pilihlah tokoh

favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam

memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang

dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali

sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali

secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.

8. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain

peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai

program flora dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk

tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor,

memetik bunga yang sedang tumbuh.

D. Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda

Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan

dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :

1. Orang tua murid

Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan

dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat

berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu

memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi

yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.

Page 13: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

2. Guru

Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori

kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil

seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa

b. Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.

Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh

siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam

merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang

dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh

siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin

mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

3. Kurikulum

Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah –

langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004)

mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam

mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :

a. 30 % pembelajaran langsung

b. 30 % belajar kooperatif

c. 30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan

lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer

kegiatan pembelajaran.Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah

perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak

mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik

misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu

mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang

memiliki kecerdasan musikal.

Page 14: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan

fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas.Fasilitas tersebut dapat digunakan

oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.

Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta

perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan

ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media

pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.

4. Sistem penilaian

Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori

kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah

konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya

berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak

berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses

dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu

keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini

adalah metode penilaian portofolio.Sistem penilaian portofolio menekankan pada

perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah

keterampilan atau pengetahuan.

Page 15: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

PENUTUP

A.Kesimpulan

1)

Page 16: Makalah teori belajar kecerdasan berganda

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia

Pendidikan.Bandung : Kaifa

Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.

Campbel, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple

Intelegences.Massachusetts : Allyn and Bacon

Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group.Australia : Thomas

Nelson

Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa

Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and

Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and

Bacon